Senin, 06 Maret 2017

CERITA SEKS

Kepuasan Tetangga kamar kosku

Cerita berawal aku kuliah diyogya dan baru saja pindah kos yang lama ke tempat kos yang baru.
Aku pindah kos karena alasan tempat kosku yang lama sudah tidak nyaman kutinggali lagi tapi setelah beberapa minggu aku berada ditempat kosan yang baru suasananya sangat beda sekali dengan tempat kos yang lama disini orang-orang cepat akrab dan ramah.

Tak terasa satu bulan berlalu ditempat kos yang baru aku selalu tergoda dengan wanita yang ada di sebelah kamar ku dan sering aku panggil Mbak Shanti. Dia penghuni baru juga disini dan dia bekerja disalah satu perusahaan swasta yang ada diyogya.

Setiap hari aku selalu disugguhi pemandangan yang membikin aku menjadi bernafsu melihat Mbak Shanti karena setiap keluar kamar dia selalu memakai pakaian-pakian super seksi, apalagi kalau memakai pakai tidur pasti selalu tidak menggenakan Bra karena sering aku perhatikan dibagian putting susunya pasti terlihat putting susunya menjeplak.

Minggu pagi aku lihat Mbak Shanti sedang asyik bersih-bersih kamarnya pas di bagian depan, apalagi pagi itu aku duduk didepan kamarku sambil menghisap rokok.

Ku perhatikan tubuhnya yang seksi itu hanya terbalut piyama satin berwarna merah muda, apalagi kain satin yang licin dan tipis tampak samar tubuhnya yang tidak memakai Bra itu. Aku perhatikan sambil curi-curi pandang ke arah tubuhnya yang sedang membersihkan depan kamarnya.

Hati minggu memang kebiasaan Mbak Shanti selalu membersihkan kamarnya dan saat itulah  kesempatan aku buat melihat tubuhnya yang seksi dan buah dada yg indah. Pagi itu aku benar-benar dibuatnya sangat bernafsu, sambil kuperhatikan Mbak Shanti membersihkan kamar tangan kananku kumasukan kedalam celana untuk kukocok penis ku yang sudah sangat tegang itu.
Sambil sedikit menikmati kocokan penisku tiba-tiba Mbak Shanti memanggilku dengan sedikit kaget aku segera bangkit dari kursi dan mendekati Mbak Shanti.

"Mas Anton boleh minta tolong ngak?", dengan nada lembut

"Minta tolong apa Mbak?", sambil kututup penisku yang masih menegang itu dengan dua tanganku agar tidak ketahuan oleh Mbak Shanti.

"Mas tolong dong bias betulin lampu kamarku yang mati"

"Bisa dong Mbak", aku pun segera memperbaikin lampu kamarnya dan setelah memperbaikin lampu kamar aku menawarkan diri untuk membantunya untuk bersih-bersih kamarnya agar aku dapat memperhatikan tubuh Mbak Shanti yang seksi itu.

Setelah selesai membantu membersihkan kamar, Mbak Shanti menyodorkan aku secangkir kopi panas.

"Wah Mbak ngak usah repot-repot".

"Ngak apa-apa Mas hanya kopi saja".

"Manatap dong apalagi kalau dikasih susu sedikit Mbah", kata ku sambil menggodanya sambil bercanda.

"Susunya ngak punya Mas adanya hanya kopi".

"Ada kok tinggal peras", sambil terus aku goda sambil aku becanda agar tidak terlalu serius.
"Ih…Mas Anton pikiranya pasti kotor" katanya.

"Kalau kotor dibersihkan dong Mbak biar bersih", aku aja terus dia becanda.

"Hahaah….ada-ada saja kamu Mas", akhirnya Mbak Shanti hanya ketawa mendengar leluconku.
Akhirnya kita berdua pun ngobrol di depan kamar Mbak Shanti sambil berbincang bincang dan kebetulan penghuni kos yang lain kalau hari minggu pada kosong karena pada ditinggali mudik jadi hanya kita berdua saja yang tidak kemana-mana karena kami berdua orang perantauan.

Setiap asyik becanda gurau aku selalu mencuri kesempatan untuk melihat buah dadanya yang  jelas sekali dihadapanku tidak memakai Bra. Kedua putting susunya kulihat sedikit menjeplan diujung kain satin piyamanya. mungkin Mbak Shanti sadar kalau saya memperhatikan buah dada nya itu.
"Hayo dari tadi kamu lihat apa Mas…", aku sedikit tersentak kaget.

"Pasti lihat dadaku ya….?", Mbak Shanti lagsung masuk kamar.
Waduh pasti Mbak Shanti marah denganku gara-gara aku lihat buah dadanya itu (bisa gagal dech rencanaku kalo gini) dalam batin ku. Tak lama kemudian dia kembali lagi ke depan kamar dan kembali duduk di samping ku.

Aku pun langsung bergegas meminta maaf kepada Mbak Shanti takut dia marah.

"Mbak Anton minta maaf dah liatin buah dada…habisan Mbak bikin aku jadi begini"
"Ngak apa-apa Mas"

"Kamu marah yah Mbak?"

"Ngak kenapa mesti marah lihat dadaku". Sambil tersenyum menatapku.

kami pun kembali  berbincang bincang lagi tapi kali ini aku sedikit mengarah berbau seks sambil bertukar cerita tentang pengalaman masing-masing. Setelah mendengar cerita Mbak Shanti ternyata dia seorang janda beranak satu. (Pantesan saja pasti sudah lama dia sudah lagi mendapatkan kenikmatan dari seorang laki-laki) dalam hatiku mengatakan itu. Mumpung ada kesempatan aku segera menyantap santapanku ini.

Aku beranikan diriku sedikit demi sedikit  mendekat ketubuh Mbah Shanti dan kubisikan.

"Mbak Shanti masih cantik kok ngak cari penggantinya biar bisa mendapatkan nafkah biologisnya", rayuan mautku aku keluarkan sedikit, apalagi nafsku sudah tidak bisa dibendung lagi,

"Ah…kamu pasti merayuku lagi…emang aku butuh nafkah dari seorang laki-laki  terutama nafkah biologis Mas", mendengar perkataan itu tanganku mulai berani meraba buah dadanya.

Mbak Shanti hanya terdiam saja saat tangan-tanganku mulai berselancar dikedua buah dadanya. Begitu kuputar-putar putting susunya dari luar kain satin piyamanya Mbak Santi mulai  mendesah kecil dan tangan kirinya spontan mulai mermas-remas penisku yang sudah sangat tegang.

Mbak Shanti lalu bangkit dari kursi dan menarik aku masuk kedalam kamarnya dan mengucinya. Sesampai dikamar Mbak Shanti ku baringkan diatas kasur empuk yang berukuran kecil sedangkan aku langsung menidih tubuhnya sambil belumatan antara bibirku dengan bibirnya dengan nafsu yang sudah sama-sama memuncak. Mbak Shanti pun langsung menarik celana turun dan meramas penisku dengan tangan kananya.

Bibirku mulai turun menjelajahi bagian leher dan turun berhenti dikedua buah dadanya. Kuliahat putting susunya semakin menonjok tegak keatas menebus kain satin piyamanya dan tanpa banyak bicara lagi dengan sangat rakusnya kulumat dan kusedot secara berganti kedua putting susunya sambil meramas-remas buah dadanya itu.

"Anghhh….Mas isep terus…yang kuat", Mbak Shanti mendesah kenikmatan sambil memejamkan kedua matanya.

Tanganya semakin kuat meremas dan mengocok penisku ku pun semakin bernafsu, puas dengan putting susunya aku mulai turun kebagian bawah sambil menarik celana dalamnya.
Begitu celana dalam berhasil kubuka lidahku langsung melahap mekinya sambil kusedot-sedot dengan mulutku.

"Masssssss...Antooonnn jangan lama lama disitu Shanti sudah ngak tahan sayang" dan Mbak Shantipun langsung bangun dan berganti posisi.

Tubuku mulai didorong terlentang diatas tempat tidur sedangak mbak Shanti naik diatas tubuhku, penisku yang sudah berdiri tagak keatas langsung digengamnya sambil dikocok-kocok dengan kain satin piyamanya yang sangat lici itu. Tapi itu dilakaukan Mbah Shanti tidak lama karena meminta Mbak Shanti menghisap penisku dengan mulutnya.

Mbak Shanti benar-benar sudah sangat bernafsu sekali hisapa penisku yang ada dimulutnya langsung dilepaskanya dan langsung dimasukan kelubang vaginanya. Dengan sekali tekan Blesss….penisku dengan mudahnya masuk terbenam dilubang vaginanya.

"Angghhh….ahhhhh…aaaahhhhh", desahan Mbah Shanti semakin keras terdengar saat gerakan memompa penisku naik turun dengan posisinya di atas tubuhku.

Mbak Shanti benar-benar seperti kesetanan mengoyangkan penisku keluar masuk naik turun diselingi putaran kecil, dia bak penari diatas panggung sedangkan aku terus meremas kedua buah dadanya yang bergoyang itu. Lima menit kemudian Mbah Shanti orgasme, tubuhnya bergetar sangat kuat sambil menjepit tubuhku.

"Angghhhhh enak sekali Antonnnnn Shanti mau…..", tubuhnya mengejang-ngajeng sambil mendesah sangat kuat sekali dan akhirnya Mbak Shanti jatuh lemas diatas tubuhku sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

Aku angat tubuhnya dan kubaringkan diatas kasurnya dan penisku yang masih tegang itu langsung kutancapkan kembali kedalam lubang vaginanya. Kugenjot naik turun penisku kelubang vaginanya semakin dalam sambil kuhisap-hisap kedua putting susunya secara bergantian, membuat Mbak Shanti kembali mendesah dan mendesah kenikmatan dan belum sempat aku keluar ternyata Mbak Shanti kembali orgasme yang kedua kalinya dan kedua kakinya yang melingkari tubuhku mulai dirapatkanya menjepit punggugku dan tubuhnya kembali mengejang saat orgasme.

Aku terus menggenjotnya walaupun Mbah Shanti orgasme dan gerakanku semakin kupercepat hingga mengeluarkan suara bercak cairan dari gesekan penisku dan vaginanya. Tak lama kemudia terasa cairan spermaku akan segera keluar dan aku pun semakin kencang  memompa penisku.

"Anghhhh…. aaaahhhh ahhhhh aaaahhhh", Mbak Shantiiii antooonnn mau keluar.

"Keluarin aja sayang yang penting kamu puas".

Pinginya aku keluari didalam tapi aku belum siap untuk itu takut dia hamil dan akupun menarik penis ku dan ku gesekan penisku dibagian perutnya sambil ku gesekan dikain satin piyama yang sengaja aku tidak lepas dari tubuhnya.

Crottt…crettt….spermaku  keluar sangat banyak membasahi kain satin piyamanya sambil di hisapnya penis ku oleh Mbak Shanti.

Tubuhku langsung lemas dan jatuh diatas tubuh Mbak Shanti yang terlentang ditempat tidur, keringat bercampur lendir sperma membasahi tempat tidur Mbah Shanti. Setelah sama-sama puas kami beristirahat sambil berpeluakan diatas tempat tidur dan hampir satu jam kami istirhat didalam kamar kami melakukaan kembali yang kedua kalinya hingga siang hari. Untungnya ibu kost tidak pernah mengecek kamar kita masing-masing jadi kita bisa merbuat sesuka hati.

Sejak kejadian itu kami hampir sering melakukan seminggu tiga kali tergantung Susana kos-kosan hingga saat ini yang penting kita bisa sama-sama puas.\\

SEKIAN


Diposkan oleh para penggemar cerita penikmat satin.