Kepuasan Tetangga kamar kosku
Cerita berawal aku kuliah diyogya dan baru saja pindah kos yang lama ke tempat kos
yang baru.
Aku
pindah kos karena alasan tempat kosku yang lama sudah tidak nyaman kutinggali lagi
tapi setelah beberapa minggu aku berada ditempat kosan yang baru suasananya
sangat beda sekali dengan tempat kos yang lama disini orang-orang cepat akrab
dan ramah.
Tak
terasa satu bulan berlalu ditempat kos yang baru aku selalu tergoda dengan wanita
yang ada di sebelah kamar ku dan sering aku panggil Mbak Shanti. Dia penghuni
baru juga disini dan dia bekerja disalah satu perusahaan swasta yang ada
diyogya.
Setiap
hari aku selalu disugguhi pemandangan yang membikin aku menjadi bernafsu
melihat Mbak Shanti karena setiap keluar kamar dia selalu memakai
pakaian-pakian super seksi, apalagi kalau memakai pakai tidur pasti selalu
tidak menggenakan Bra karena sering aku perhatikan dibagian putting susunya
pasti terlihat putting susunya menjeplak.
Minggu
pagi aku lihat Mbak Shanti sedang asyik bersih-bersih kamarnya pas di bagian
depan, apalagi pagi itu aku duduk didepan kamarku sambil menghisap rokok.
Ku
perhatikan tubuhnya yang seksi itu hanya terbalut piyama satin berwarna merah
muda, apalagi kain satin yang licin dan tipis tampak samar tubuhnya yang tidak
memakai Bra itu. Aku perhatikan sambil curi-curi pandang ke arah tubuhnya yang
sedang membersihkan depan kamarnya.
Hati
minggu memang kebiasaan Mbak Shanti selalu membersihkan kamarnya dan saat
itulah kesempatan aku buat melihat tubuhnya
yang seksi dan buah dada yg indah. Pagi itu aku benar-benar dibuatnya sangat
bernafsu, sambil kuperhatikan Mbak Shanti membersihkan kamar tangan kananku
kumasukan kedalam celana untuk kukocok penis ku yang sudah sangat tegang itu.
Sambil
sedikit menikmati kocokan penisku tiba-tiba Mbak Shanti memanggilku dengan
sedikit kaget aku segera bangkit dari kursi dan mendekati Mbak Shanti.
"Mas
Anton boleh minta tolong ngak?", dengan nada lembut
"Minta
tolong apa Mbak?", sambil kututup penisku yang masih menegang itu dengan
dua tanganku agar tidak ketahuan oleh Mbak Shanti.
"Mas
tolong dong bias betulin lampu kamarku yang mati"
"Bisa
dong Mbak", aku pun segera memperbaikin lampu kamarnya dan setelah memperbaikin
lampu kamar aku menawarkan diri untuk membantunya untuk bersih-bersih kamarnya
agar aku dapat memperhatikan tubuh Mbak Shanti yang seksi itu.
Setelah
selesai membantu membersihkan kamar, Mbak Shanti menyodorkan aku secangkir kopi
panas.
"Wah
Mbak ngak usah repot-repot".
"Ngak
apa-apa Mas hanya kopi saja".
"Manatap
dong apalagi kalau dikasih susu sedikit Mbah", kata ku sambil menggodanya
sambil bercanda.
"Susunya
ngak punya Mas adanya hanya kopi".
"Ada
kok tinggal peras", sambil terus aku goda sambil aku becanda agar tidak
terlalu serius.
"Ih…Mas
Anton pikiranya pasti kotor" katanya.
"Kalau
kotor dibersihkan dong Mbak biar bersih", aku aja terus dia becanda.
"Hahaah….ada-ada
saja kamu Mas", akhirnya Mbak Shanti hanya ketawa mendengar leluconku.
Akhirnya
kita berdua pun ngobrol di depan kamar Mbak Shanti sambil berbincang bincang
dan kebetulan penghuni kos yang lain kalau hari minggu pada kosong karena pada
ditinggali mudik jadi hanya kita berdua saja yang tidak kemana-mana karena kami
berdua orang perantauan.
Setiap
asyik becanda gurau aku selalu mencuri kesempatan untuk melihat buah dadanya
yang jelas sekali dihadapanku tidak
memakai Bra. Kedua putting susunya kulihat sedikit menjeplan diujung kain satin
piyamanya. mungkin Mbak Shanti sadar kalau saya memperhatikan buah dada nya
itu.
"Hayo
dari tadi kamu lihat apa Mas…", aku sedikit tersentak kaget.
"Pasti
lihat dadaku ya….?", Mbak Shanti lagsung masuk kamar.
Waduh
pasti Mbak Shanti marah denganku gara-gara aku lihat buah dadanya itu (bisa
gagal dech rencanaku kalo gini) dalam batin ku. Tak lama kemudian dia kembali
lagi ke depan kamar dan kembali duduk di samping ku.
Aku
pun langsung bergegas meminta maaf kepada Mbak Shanti takut dia marah.
"Mbak
Anton minta maaf dah liatin buah dada…habisan Mbak bikin aku jadi begini"
"Ngak
apa-apa Mas"
"Kamu
marah yah Mbak?"
"Ngak
kenapa mesti marah lihat dadaku". Sambil tersenyum menatapku.
kami
pun kembali berbincang bincang lagi tapi
kali ini aku sedikit mengarah berbau seks sambil bertukar cerita tentang
pengalaman masing-masing. Setelah mendengar cerita Mbak Shanti ternyata dia
seorang janda beranak satu. (Pantesan saja pasti sudah lama dia sudah lagi
mendapatkan kenikmatan dari seorang laki-laki) dalam hatiku mengatakan itu. Mumpung
ada kesempatan aku segera menyantap santapanku ini.
Aku
beranikan diriku sedikit demi sedikit mendekat ketubuh Mbah Shanti dan kubisikan.
"Mbak
Shanti masih cantik kok ngak cari penggantinya biar bisa mendapatkan nafkah
biologisnya", rayuan mautku aku keluarkan sedikit, apalagi nafsku sudah
tidak bisa dibendung lagi,
"Ah…kamu
pasti merayuku lagi…emang aku butuh nafkah dari seorang laki-laki terutama nafkah biologis Mas", mendengar
perkataan itu tanganku mulai berani meraba buah dadanya.
Mbak
Shanti hanya terdiam saja saat tangan-tanganku mulai berselancar dikedua buah
dadanya. Begitu kuputar-putar putting susunya dari luar kain satin piyamanya
Mbak Santi mulai mendesah kecil dan
tangan kirinya spontan mulai mermas-remas penisku yang sudah sangat tegang.
Mbak
Shanti lalu bangkit dari kursi dan menarik aku masuk kedalam kamarnya dan
mengucinya. Sesampai dikamar Mbak Shanti ku baringkan diatas kasur empuk yang
berukuran kecil sedangkan aku langsung menidih tubuhnya sambil belumatan antara
bibirku dengan bibirnya dengan nafsu yang sudah sama-sama memuncak. Mbak Shanti
pun langsung menarik celana turun dan meramas penisku dengan tangan kananya.
Bibirku
mulai turun menjelajahi bagian leher dan turun berhenti dikedua buah dadanya. Kuliahat
putting susunya semakin menonjok tegak keatas menebus kain satin piyamanya dan
tanpa banyak bicara lagi dengan sangat rakusnya kulumat dan kusedot secara
berganti kedua putting susunya sambil meramas-remas buah dadanya itu.
"Anghhh….Mas
isep terus…yang kuat", Mbak Shanti mendesah kenikmatan sambil memejamkan
kedua matanya.
Tanganya
semakin kuat meremas dan mengocok penisku ku pun semakin bernafsu, puas dengan putting
susunya aku mulai turun kebagian bawah sambil menarik celana dalamnya.
Begitu
celana dalam berhasil kubuka lidahku langsung melahap mekinya sambil
kusedot-sedot dengan mulutku.
"Masssssss...Antooonnn
jangan lama lama disitu Shanti sudah ngak tahan sayang" dan Mbak Shantipun
langsung bangun dan berganti posisi.
Tubuku
mulai didorong terlentang diatas tempat tidur sedangak mbak Shanti naik diatas
tubuhku, penisku yang sudah berdiri tagak keatas langsung digengamnya sambil
dikocok-kocok dengan kain satin piyamanya yang sangat lici itu. Tapi itu
dilakaukan Mbah Shanti tidak lama karena meminta Mbak Shanti menghisap penisku
dengan mulutnya.
Mbak
Shanti benar-benar sudah sangat bernafsu sekali hisapa penisku yang ada
dimulutnya langsung dilepaskanya dan langsung dimasukan kelubang vaginanya. Dengan
sekali tekan Blesss….penisku dengan mudahnya masuk terbenam dilubang vaginanya.
"Angghhh….ahhhhh…aaaahhhhh",
desahan Mbah Shanti semakin keras terdengar saat gerakan memompa penisku naik
turun dengan posisinya di atas tubuhku.
Mbak
Shanti benar-benar seperti kesetanan mengoyangkan penisku keluar masuk naik
turun diselingi putaran kecil, dia bak penari diatas panggung sedangkan aku
terus meremas kedua buah dadanya yang bergoyang itu. Lima menit kemudian Mbah
Shanti orgasme, tubuhnya bergetar sangat kuat sambil menjepit tubuhku.
"Angghhhhh
enak sekali Antonnnnn Shanti mau…..", tubuhnya mengejang-ngajeng sambil
mendesah sangat kuat sekali dan akhirnya Mbak Shanti jatuh lemas diatas tubuhku
sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.
Aku
angat tubuhnya dan kubaringkan diatas kasurnya dan penisku yang masih tegang
itu langsung kutancapkan kembali kedalam lubang vaginanya. Kugenjot naik turun penisku
kelubang vaginanya semakin dalam sambil kuhisap-hisap kedua putting susunya
secara bergantian, membuat Mbak Shanti kembali mendesah dan mendesah kenikmatan
dan belum sempat aku keluar ternyata Mbak Shanti kembali orgasme yang kedua
kalinya dan kedua kakinya yang melingkari tubuhku mulai dirapatkanya menjepit
punggugku dan tubuhnya kembali mengejang saat orgasme.
Aku
terus menggenjotnya walaupun Mbah Shanti orgasme dan gerakanku semakin kupercepat
hingga mengeluarkan suara bercak cairan dari gesekan penisku dan vaginanya. Tak
lama kemudia terasa cairan spermaku akan segera keluar dan aku pun semakin
kencang memompa penisku.
"Anghhhh….
aaaahhhh ahhhhh aaaahhhh", Mbak Shantiiii antooonnn mau keluar.
"Keluarin
aja sayang yang penting kamu puas".
Pinginya
aku keluari didalam tapi aku belum siap untuk itu takut dia hamil dan akupun
menarik penis ku dan ku gesekan penisku dibagian perutnya sambil ku gesekan
dikain satin piyama yang sengaja aku tidak lepas dari tubuhnya.
Crottt…crettt….spermaku
keluar sangat banyak membasahi kain
satin piyamanya sambil di hisapnya penis ku oleh Mbak Shanti.
Tubuhku
langsung lemas dan jatuh diatas tubuh Mbak Shanti yang terlentang ditempat
tidur, keringat bercampur lendir sperma membasahi tempat tidur Mbah Shanti. Setelah
sama-sama puas kami beristirahat sambil berpeluakan diatas tempat tidur dan hampir
satu jam kami istirhat didalam kamar kami melakukaan kembali yang kedua kalinya
hingga siang hari. Untungnya ibu kost tidak pernah mengecek kamar kita
masing-masing jadi kita bisa merbuat sesuka hati.
Sejak
kejadian itu kami hampir sering melakukan seminggu tiga kali tergantung Susana kos-kosan
hingga saat ini yang penting kita bisa sama-sama puas.\\
SEKIAN
Diposkan
oleh para penggemar cerita penikmat satin.