Selasa, 06 Juni 2017

CERITA SEKS

KENIKAMATAN SEKS BERSAMA TANTE SHERLY

Pekenalkan namaku Steven, aku akan menceritakan hubungan permainan ranjangku dengan Tante Sherly. Cerita ini dimulai sejak aku tinggal dibandung bersama Mama tiriku untuk membantu usaha Papa disana.  Saat aku tinggal disana adik Mama tiriku datang untuk menginap selama beberapa hari di rumah karena ada urusan bisnis. Sejak menginap dirumah, Tante Sherly (adik Mama tiriku) sering banyak cerita denganku kalau dia merasa kesepian sejak ditinggal suaminya karena sakit.

Walaupun Tante Sherly usianya sudah 35 tahun dan memiliki dua keturunan dari hasil perkawanian dengan Almarhum suaminya tapi tubuhnya masih terlihat ramping. Aku paling suka dengan tubuhnya yang ramping itu dengan bentuk buah dadanya tidak terlalu besar tapi memiliki buah dadanya yang sangat panjang dan pantat yang bahenol. Aku paling suka lihat Tante Sherly kalau sudah larut malam atau menjelang tidur dia sering memakai baju tidur yang seksi sehingga bentuk pantatnya dan putting susunya membuatku menjadi terangsang.

Sabtu sore saat Mama tiriku dan Papaku akan pergi kejakarta selama 2 hari untuk acara undangan pernikahan. dirumah aku tinggal hanya berdua dengan Tante Sherly. Saat lagi santai diruang dapur sambil menghisap rokok dan secangkir kopi kulihat Tante Sherly baru selesai mandi. Tante Sherly keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai piyama satin berwarna merah muda dan lilitan handuk diatas kepalanya, tampak jelas sekali putting susunya jelas terlihat menonjol dan pahanya yang putih mulus.

Lagi asyik menghisap rokok Begitu Tante Sherly masuk kedalam kamar tiba-tiba dia memanggiku
“Steven..!” panggil Tante Sherly.

“Ya, Tante…” sahut aku sambil bergegas ke kamar Tante Sherly.

“Ada apa, Tan kok panggil saya?” tanya aku.

“Bisa minta tolong Pijitin badan Tante ngak Stev, soalnya tadi sehabis mandi punggung Tante pegal rasanya…” kata Tante Sherly sambil tengkurap diatas tempat tidur.

“Siap Tan…” jawab dengan singkat sambil berkata dalam hati inilah waktunya aku bisa menikamati tubuhnya.

Buset nih….belum sempat dipijat, tiba-tiba tugu monasku bangun saat kuperhatikan piyama agak sedikit naik keatas hingga tampak jelas belahan pantatnya yang bahenol itu. Aku mulai memijit mulai dari kaki  terus naik ke atas pahanya. Karena celana dalamnya yang sedikit mengganggu pijitan, maka aku sedikit berani bertanya pada Tante Sherly.

“Tan, kalau boleh celana dalamnya saya lepas ya? mengganggu nih kalau dipijat”, tanya aku.

“Emang ganggu ya Stev tapi kalau kamu buka ya ngak apa-apa tapi kamu jangan terangsang ya?” tanya Tante Sherly yang menggodaku.

“Ah…udah biasa Tan, karena aku sering nonton film bokep,” jawabku dengan nada santai.
“Ya sudah, buka saja,” kata Tante Sherly sambil menaikan pantatnya, lalu aku menarik celana dalamnya hingga lepas.

“Ayo lanjutkan, Stev, jangan dilihat terus!” kata Tante Sherly sambil kembali tengkurap ditempat tidur.
Darah aku berdesir melihat Tante Sherly yang sudah tidak menggenakan Bra dan celana dalam, hanya piyama satin yang licin itu yang menutupi tubuh bugilnya di depan kedua mataku.

“Tante tidak malu dengan keadaan setengal bugil seperti ini depan steven?” tanya aku.
“Kenapa malu emang kenapa? Kan kamu juga sudah aku anggap adiku juga”, jawab Tante sherly sambil memejamkan mata.

Aku mulai berdebar saat kedua tanganku mulai memijit kedua pahanya. Sebetulnya bukan memijit tapi hanya mengusap agak keras dengan jemari tangganku. Aku terus mengusapankan tanganku di paha Tante sherly dengan hembody sambil kedua mataku terus memandangi pantat Tante Sherly  yang bahenol itu.

Setelah selesai kupijat kedua pahanya, karena takut dia marah, aku tidak memijit pantatnya dan  langsung naik memijit pinggang Tante Sherly.

“Lho pantatnya kok dilewat sih, Stev?” protes Tante sherly sambil menggoyangkan pantatnya.

“E….malu saja Tan…nanti takut Tante marah dikirain cari kesempatan”, jawab aku.

“Yang marah itu siapa dan kenapa? Kamu kan lagi mijeti Tante, ayo teruskan!” pinta Tanteku.

Berhubung sudah mendapatkan lampu hijau, aku mulai meraba dan agak meremas pantat Tante Sherly  dan meremas pantatnya yang bulat dan padat itu. Penisku benar-benar sudah mulai mengeras. Tante Sherly tetap masih terpejam menikmati pijitanku. Karena birahiku sudah semakin kian naik, aku sengaja kumasukan jari tanganku menyusuri belahan pantat hingga kebelahan vaginanya.

Jari aku kudiam sebentar disana. Karena takut Tante Sherly marah. Tapi rupanya Tante sherly tetap diam saja sambil memejamkan kedua matanya. Aku mulai menggerakan kembali jari tengahku dibelahan bibir vaginanya sambil terus memijat pantatnya. Tante Sherly tetap diam saja. Vagianya mulai sedikit basah dan pantatnya mulai sedikit merespon saat jemari tangan tengahku menggosok bibir vaginanya. Tante Sherly menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin Tante Sherly dapat menikmati saat jariku menyentuh belahan vaginanya.

Aku semakin nekat masukkan jari tengahku ke lubang vaginanya. Tante Sherly tetap memejamkan kedua matanya, tapi goyangan pantatnya mulai agak sedikit begerak cepat.

“Steven…., kamu ngapain disitu?” tanya Tante Sherly sambil membalikkan tubuhnya. Aku kaget dan sedikit takut kalau Tante Sherly marah.

“Maaf, Tante…” kataku sambil memandang Tante Sherly.

“Steven sudah tidak tahan melihat Tante seperti ini”, kataku lagi.

“Kamu terasngsang ya melihat Tante seperti ini?” kata Tante Sherly dengan nada lembut.

“Ya Tan…habis Tante seksi sekali dengan piayam itu”.

 “Kenapa bernafsu dengan Tante, Stev, Tante sudah tua lho”, tanya Tante Sherly lembut.

 “Melihat tubuh Tante Sherly dengan piyama satin itu, Steven jadi terangsang dan pengen, Tan…” kataku Tante Sherly tersenyum.

 “Kamu mau sayang?” tanya Tante Sherly.  sambil tangannya meraba penisku dari luar celana.

Aku kaget begitu penisku diraba oleh tangganya. Tante Sherly langsung mencium bibirku dan akupun segera membalasnya. Kami berciuman mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

“Buka pakaian kamu, Steven”, kata Tante Sherly. Aku menurut saja dan segera melepas baju dan celana.

Tante Sherly duduk di tepi tempat tidur, sedangkan aku tetap berdiri.

“Steven penis kamu ternyata lumayan besar”, kata Tante Sherly sambil meraih penisku dan meremas serta mengocoknya. Oh….nikmat rasanya.

Lalu Tante Sherly menarik pantatku dan mulai menjilati penisku mulai dari batang sampai ke kepalanya. Rasanya sangat nikmat. Apalagi saat dimasukan penisku kedalam mulutnya terasa lebih sangat nikmat sekali. Hisapan dan permainan lidah Tante sherly sangat pandai dan berpegalaman. Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambutnya. Tiba-tiba Tante sherly menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap mengocok penisku perlahan dengan gengaman tangannya.
“Enak sayang?” tanya Tante sherly sambil menatapku.

“Oh nikmat sekali Tante”, jawabku dengan suara tertahan.

Genggaman tangan Tante Sherly menggarahkan penisku ke buah dadanya dan aku segera naik kepangkuanya yang berada dipinggir tempat tidur lalu ku gesekan penisku dikedua buah dadanya yang masih terhalang piyamanya. Kedua tanggan Tante Sherly langsung merapatkan dikedua buah dadanya agar laju penisku saat aku gesekan disitu dapat terasa lebih nikamat. Yang tidak kalah nikmatnya saat kurasakan penisku kugesekan dikain satin piyamanya yang terasa sangat licin itu membuat penisku mengeluarkan cairan bening menodai kain satin piyamanya itu.

“Enak sayang…?, penismu disitu”, Ujar Tante Sherly sambil menekan keras kedua buah dadanya itu.

“Oh Tante nikmat sekali”, sambil aku mendesah kenikmatan.

“Steven sayang sekarang Tante sudah tidak tahan lagi, ingin sekali penismu masuk kelubang Tante”, ujar Tante Sherly sambil menarik tanganku.

Tante sherly  lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pahanya. Tanpa ragu aku naik ketubuhnya. Kuarahkan penisku ke lubang vaginanya yang sudah terlihat basah. Tangan kanan Tante sherly membimbing penisku kelubang vaginanya.

“Ayo, Steven masukan penismu sekarang sudah lama Tante tidak merasakan batang penis sejak papahnya anak-anak sudah tidak ada..ayo sayang sekarang masukkan…” sambil terus memandangi wajahku.

Aku tekan penisku hingga kepala penisku mulai sedikit memasuki lubang bibirnya vaginanya yang basah itu, licin dan hangat lalu batang penisku terasa mulai memasuki rongga dinding  yang menjepit penisku dan secara perlahan masuk hingga kedasar Rahim. Begitu penisku sudah terbenam semua aku mulai bergerak keluar masukkan penisku dilubang vaginan Tante Sherly. Aku cium lumat bibir Tante sherly dan Tante Sherly membalas dengan ciuman yang sangat benafsu, sambil aku menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyanganku.

“Enak, Tante?” tanyaku sambil terus aku genjot.

“Oh…Anghhh nikmat sekali sayang terus genjot lebih dalam lagi…”, sambil mendesah dan terus aku genjot lebih cepat lagi penisku keluar masuk vaginanya.

Hampir setengah jam aku genjot tanpa henti tiba-tiba tak lama kemudian kurasakan tubuh Tante Sherly mengejang lalu memelukku sangat erat sekali. Goyangan pinggul Tante sherly semakin keras.
“Ohh….Enak sekali sayangg…”, desahan Tante Sherly ketika mencapai orgasme.

Aku terus menggenjot penisku biarpun Tante Sherly orgasme. Tapi semakin lama semakin kurasakan ada dorongan yang sangat kuat akan keluar dari dalam penisku. Rasanya cairan spermaku akan terasa mau segara keluar. Aku semakin keras menggenjot batang penisku kedalam lubang vagiana Tante sherly.

“Tante…., Steven sudah ngak tahann…lagi mau keluar” sambil kupeluk tubuh Tante Sherly lalu menekan penisku lebih dalam ke dalam dasar rahimnya.

“Keluarin saja didalam sayang…”, sambil meremas-remas pantatku dan kedua kakinya menjepit pinggulku.

“Ayo sayang keluarin di dalam aja sayang biar lebih enak…” bisik Tante Sherly yang sangat mendesah dan mesra.

Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air spermaku keluar sangat banyak membasahi dasar Rahim Tante sherly.

Lalu tubuh lemas terkapar diatas tubuh Tante Sherly sambil terus berlumatan.

“Oh Tante terima kasih ya, bisa muasin steven…” sambil mencium bibir Tante Sherly.

“Ya sayang Tante juga makasih sama kamu sudah lama Tante tidak mendapatkan kenikmatan seperti ini”, kata Tante Sherly.

“Sekarang Tante tidak kesepian lagi, Steven siap melayani Tante”, Tante Sherly tersenyum sambil terus menciumku.

Lalu kamipun segera berpakaian dan pergi keluar mencari makan malam mumpung hari ini pas malam minggu dan aku habiskan waktuku bersama Tante Sherly selama Mama tiriku dan Papahku keluar kota untuk dua hari. Setelah puas makan malam dan keliling kota Bandung bersama Tante Sherly, Malam harinya kami lanjutkan dirumah bersama Tante Sherly diatas tempat tidurnya yang masih berantakan sambil menonton Video bokep yang sempat aku sewa dirental suwaktu aku tadi keluar bersama Tante Sherly.

Malam ini penampilan Tante Sherly tidak kalah seksinya dari pada tadi sore, karena penampilanya malam ini dengan balutan daster satin berwarna merah, terlihat sangat seksi tubuh Tante Sherly. Celana dalam dan Bra tidak dipakainya lagi dan sudah terbaring disampingku diatas tempat tidur. Aku yang hanya telanjang dada dan hanya memakai celana pendek tanpa celana dalam lagi sudah siap akan memuaskan birahi Tante Sherly.

Film bokep yang kami tonton berdua sudah hampir setengah berjalan. Tapi aku sengaja belum menyentuhnya Tante Sherly yang sudah terlihat sangat gelisah itu. Karena sudah biasa melihat film seperti itu. Tiba-tiba tanggan Tante Sherly yang sebelah kanan mulai masuk kedalam celana pendeku sambil mengocok penisku.

“Stev…kamu sudah punya pacar,?” tanya Tante Sherly.

“Belum Tante. Kenapa?” aku balik bertanya.

“Kamu itu ganteng dan masih muda tapi kenapa belum punya pacar?” tanya kembali Tante Sherly.

“Lah kalau Tante juga kenapa ngak cari calon pengganti anak-anak Tante”, aku bertanya kembali.

“Eh…malah Tanya kembali, kalau tantekan sudah tua mana ada yang mau juga sama tante”, sambil terus mengocok pelan penisku.

“Ah…siapa yang bilang sudah tua, umur boleh tua tan…tapi penampilan tante masih kelihatan muda”.
“Ah kamu bisa saja, lah kalau kamu kenapa?”, Tante kembali bertanya.

“Sebenernya banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau lagi pingin sendiri.” jawabku.

“Apa kamu pernah ciuman dengan wanita lain selain Tante?”, tanya Tante Sherly sambil pelan wajahnya mendekati wajahku.

Bibir kami hampir kembali bersentuhan. Aku tak menjawab pertanyaanya itu tapi kelihatanya Tante Sherly sudah semakin horny. Tanpa banyak kata-kata lagi, aku cium dan aku lumat bibir Tante Sherly. Tante Sherlypun langsung membalas dengan ciumanku yang sangat ganas. Permainan lidah pun tak terelakan kami sama-sama saling menyedot bibir sambil memainkan lidah. Sementara tanganku segera meremas-remas buah dadanya dengan mesra sambil ujung jari aku memainkan puting susunya yang menojol menjeplak kain satin dasternya.

“Anghhhhh…..”, desahan suara Tante Sherly mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman.
Tangan Tante Sherly terus meremas penisku dari dalam celana kolorku.

“Ayo Stev, tante sudah gak tahan…sayang…”, ujar Tante Sherly sambil senyum manja meminta aku segera memuaskan birahinya, lalu tubuh Tante Sherly direbahkanya terlentang diatas kasur.

Aku segera menindih tubuh Tante Sherly yang masih terbalut kain satin daternya. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan aku hisapin kedua puting susunya sambil aku remas-remas buah dada.

“Ohh..Anghhhh..stevennnn…Kamu sangat lihai sekali bermain diatas tempat tidur.. Mmhh…” desah Tante Sherly sambil tangannya memegang kepalaku.

Lalu lidahku turun lagi ke bagian perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, Tante Sherly segera melebarkan kedua kakinya (mengangkang). Lubang vaginanya terlihat sangat bersih dan wangi. Bulu sekitar vaginanya sekarang sudah benar-banar besih sekali dibandingkan tadi sore masih terlihat lebat sekali. Aku segera jilati vaginanya dengan lidahku dibagian kelentitnya.

“Ohh.. Sayang..Nikmat sekali sayang…terus jilat terus sayang…” desah Tante Sherly sambil badannya bergerak kesana kesini menahan nikmat jilatan lidahku dikeletitnya.

Tak berapa lama tiba-tiba Tante Sherly mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku hingga mulutku menekan kebagian vaginanya.

“Oh, Stevennnnnn..Tante sudah tidak tahan lagi tante udah mau keluar..sayang…nikmat sekali.. Ohh…” desah tante Sherly yang semakin keras terdengar saat orgasme.

Setelah puas merasakan orgasme dan nafasnya mulai teratur lalu aku bangkit, lidah dan mulutku yang masih berada dilubang vaginanya yang becek itu kembali kujilatkan dan kubersihkan dengan mulut sambil kujilat bagian lubang pantatnya sekalian. Aku tindih tubuhnya Tante Sherly dan langsung kucium bibirnya. Tante sherly langsung membalas ciumanku dengan sangat mesra.

“Tan isep dong penisku, tante…” pintaku.

Tante Sherly mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah Tante Sherly dan ku sodorkan penisku ke mulutnya. Tante Sherly langsung menghisap dan menjilati penisku dan mengocok dengan tangannya sambil memainkan dua buah biji pelerku. Rasanya sangat nikmat sekali saat hisapan dan jilatan mulai melahap penisku itu. Apalagi saat lidahnya menyentuh lubang pantatku rasanya benar-benar dibuatnya aku terbang kelangit ketujuh.

Tante Sherly benar-benar sangat pengalaman sekali, tanpa jijik sedikitpun lubang pantatku dikorek-korek habis oleh ujung lidahnya.

“Udah tante, Steven udah ngak tahan pingin segera menyetubuhi tante…” kataku.

Tante Rina melepaskan jilatanya dilubang pantatku, lalu aku arahkan penisku kelubang vaginanya. Lalu sekali tekan, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. penisku langsung tenggelam dilahap vagiananya yang sudah basah itu. Penisku kugerakan keluar masuk lubang vagina tante sherly.

“Oh…Steven kamu sangat pinter sekali memanjakan seorang perempuan. Kamu pandai memberikan kenikmatan…” kata tante ditengah-tengah persetubuhan kami.

“Anghhh…Tante…stev akan memuaskan tiap malam bila tante membutuhkanya” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

“Aku ingin seperti ini tiap hari stev…sayangku”, sambil tersenyum memandangku penuh gairah.
Selang beberapa lama, tiba-tiba tante sherly mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

“Stevennnn, terus lebih keras lagi genjotanya tante.. udahhh…mau keluar..lagi…sayangg..Ohh. Ohh. Ohh…” desahnya. Tak lama tubuhnya mengejang mencapai orgasme. Kedua pahanya sangat erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa penisku didalam vaginanya.

“Stevennn….Tente udah keluar,nikmat sekali rasanya” bisik tante Sherly.

“Kamu sungguh hebat dan Kuat…sayang”, ujar Tante Sherly.

“Terus setubuhi tante, Steven....Puaskan diri kamu…sekarang” ujarnya lagi.

Tak lama akupun mulai aku juga akan merasakan cairan spermaku akan segera muncrat. Kupercepat gerakanku penisku.

“Tanteeee….Stev…mau keluar, Tante…” kataku.

“Keluarkan saja di dalam, sayang…biar lebih nikmat” pinta Tante Sherly.

Tak lama kemudian, crott.. crott.. crott.. crott.. cairan spermaku keluar sangat banyak sekali membasahi rongga dasar rahimnya. Aku tekan penisku dalam-dalam kedalam dasar rahimnya. Kubiarkan penisku tertancap didalam vaginanya sambil kami masih berpelukan dan saling berciuman menikmati sisa-sisa orgasme.

“Kamu hebat, Steven.. Kamu bisa memuaskan tante,” ujar tante Sherly.

“Kalo tante butuh kamu lagi, kamu mau kan menemani Tante seperti ini?” tanya tante sambil memeluk aku.

“Kapan saja tante mau, steven akan menggantikan posisi menjadi teman kepuasan biologis Tante” kataku sambil mengecup bibirnya.

“Terima kasih, sayang,” ujar tante Sherly.

Malam itu kuhabiskan waktu dengan Tante Sherly bermain diatas ranjangnya hingga menjelang pagi. Noda sperma, keringat bercampur jadi satu diatas tempat tidur Tante Sherly.
Sejak saat itu aku habiskan waktuku bersama Tante Sherly baik saat main kerumah atau aku main ketempat tinggalnya.

SEKIAN.