KENIKAMATAN SEKS BERSAMA TANTE SHERLY
Pekenalkan namaku
Steven, aku akan menceritakan hubungan permainan ranjangku dengan Tante Sherly.
Cerita ini dimulai sejak aku tinggal dibandung bersama Mama tiriku untuk
membantu usaha Papa disana. Saat aku
tinggal disana adik Mama tiriku datang untuk menginap selama beberapa hari di
rumah karena ada urusan bisnis. Sejak menginap dirumah, Tante Sherly (adik Mama
tiriku) sering banyak cerita denganku kalau dia merasa kesepian sejak ditinggal
suaminya karena sakit.
Walaupun Tante
Sherly usianya sudah 35 tahun dan memiliki dua keturunan dari hasil perkawanian
dengan Almarhum suaminya tapi tubuhnya masih terlihat ramping. Aku paling suka
dengan tubuhnya yang ramping itu dengan bentuk buah dadanya tidak terlalu besar
tapi memiliki buah dadanya yang sangat panjang dan pantat yang bahenol. Aku paling
suka lihat Tante Sherly kalau sudah larut malam atau menjelang tidur dia sering
memakai baju tidur yang seksi sehingga bentuk pantatnya dan putting susunya
membuatku menjadi terangsang.
Sabtu sore
saat Mama tiriku dan Papaku akan pergi kejakarta selama 2 hari untuk acara
undangan pernikahan. dirumah aku tinggal hanya berdua dengan Tante Sherly. Saat
lagi santai diruang dapur sambil menghisap rokok dan secangkir kopi kulihat Tante
Sherly baru selesai mandi. Tante Sherly keluar dari kamar mandi hanya dengan
memakai piyama satin berwarna merah muda dan lilitan handuk diatas kepalanya,
tampak jelas sekali putting susunya jelas terlihat menonjol dan pahanya yang
putih mulus.
Lagi asyik
menghisap rokok Begitu Tante Sherly masuk kedalam kamar tiba-tiba dia
memanggiku
“Steven..!”
panggil Tante Sherly.
“Ya, Tante…”
sahut aku sambil bergegas ke kamar Tante Sherly.
“Ada apa, Tan
kok panggil saya?” tanya aku.
“Bisa minta
tolong Pijitin badan Tante ngak Stev, soalnya tadi sehabis mandi punggung Tante
pegal rasanya…” kata Tante Sherly sambil tengkurap diatas tempat tidur.
“Siap Tan…”
jawab dengan singkat sambil berkata dalam hati inilah waktunya aku bisa
menikamati tubuhnya.
Buset nih….belum
sempat dipijat, tiba-tiba tugu monasku bangun saat kuperhatikan piyama agak
sedikit naik keatas hingga tampak jelas belahan pantatnya yang bahenol itu. Aku
mulai memijit mulai dari kaki terus naik
ke atas pahanya. Karena celana dalamnya yang sedikit mengganggu pijitan, maka
aku sedikit berani bertanya pada Tante Sherly.
“Tan, kalau
boleh celana dalamnya saya lepas ya? mengganggu nih kalau dipijat”, tanya aku.
“Emang ganggu
ya Stev tapi kalau kamu buka ya ngak apa-apa tapi kamu jangan terangsang ya?”
tanya Tante Sherly yang menggodaku.
“Ah…udah biasa
Tan, karena aku sering nonton film bokep,” jawabku dengan nada santai.
“Ya sudah, buka
saja,” kata Tante Sherly sambil menaikan pantatnya, lalu aku menarik celana
dalamnya hingga lepas.
“Ayo lanjutkan,
Stev, jangan dilihat terus!” kata Tante Sherly sambil kembali tengkurap
ditempat tidur.
Darah aku
berdesir melihat Tante Sherly yang sudah tidak menggenakan Bra dan celana
dalam, hanya piyama satin yang licin itu yang menutupi tubuh bugilnya di depan kedua
mataku.
“Tante tidak
malu dengan keadaan setengal bugil seperti ini depan steven?” tanya aku.
“Kenapa malu emang
kenapa? Kan kamu juga sudah aku anggap adiku juga”, jawab Tante sherly sambil
memejamkan mata.
Aku mulai
berdebar saat kedua tanganku mulai memijit kedua pahanya. Sebetulnya bukan memijit
tapi hanya mengusap agak keras dengan jemari tangganku. Aku terus mengusapankan
tanganku di paha Tante sherly dengan hembody sambil kedua mataku terus
memandangi pantat Tante Sherly yang bahenol
itu.
Setelah
selesai kupijat kedua pahanya, karena takut dia marah, aku tidak memijit pantatnya
dan langsung naik memijit pinggang Tante
Sherly.
“Lho pantatnya
kok dilewat sih, Stev?” protes Tante sherly sambil menggoyangkan pantatnya.
“E….malu saja
Tan…nanti takut Tante marah dikirain cari kesempatan”, jawab aku.
“Yang marah
itu siapa dan kenapa? Kamu kan lagi mijeti Tante, ayo teruskan!” pinta Tanteku.
Berhubung
sudah mendapatkan lampu hijau, aku mulai meraba dan agak meremas pantat Tante
Sherly dan meremas pantatnya yang bulat
dan padat itu. Penisku benar-benar sudah mulai mengeras. Tante Sherly tetap masih
terpejam menikmati pijitanku. Karena birahiku sudah semakin kian naik, aku
sengaja kumasukan jari tanganku menyusuri belahan pantat hingga kebelahan vaginanya.
Jari aku kudiam
sebentar disana. Karena takut Tante Sherly marah. Tapi rupanya Tante sherly
tetap diam saja sambil memejamkan kedua matanya. Aku mulai menggerakan kembali jari
tengahku dibelahan bibir vaginanya sambil terus memijat pantatnya. Tante Sherly
tetap diam saja. Vagianya mulai sedikit basah dan pantatnya mulai sedikit
merespon saat jemari tangan tengahku menggosok bibir vaginanya. Tante Sherly
menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin Tante Sherly dapat menikmati saat jariku
menyentuh belahan vaginanya.
Aku semakin nekat
masukkan jari tengahku ke lubang vaginanya. Tante Sherly tetap memejamkan kedua
matanya, tapi goyangan pantatnya mulai agak sedikit begerak cepat.
“Steven….,
kamu ngapain disitu?” tanya Tante Sherly sambil membalikkan tubuhnya. Aku kaget
dan sedikit takut kalau Tante Sherly marah.
“Maaf, Tante…”
kataku sambil memandang Tante Sherly.
“Steven sudah
tidak tahan melihat Tante seperti ini”, kataku lagi.
“Kamu
terasngsang ya melihat Tante seperti ini?” kata Tante Sherly dengan nada
lembut.
“Ya Tan…habis
Tante seksi sekali dengan piayam itu”.
“Kenapa bernafsu dengan Tante, Stev, Tante
sudah tua lho”, tanya Tante Sherly lembut.
“Melihat tubuh Tante Sherly dengan piyama
satin itu, Steven jadi terangsang dan pengen, Tan…” kataku Tante Sherly tersenyum.
“Kamu mau sayang?” tanya Tante Sherly. sambil tangannya meraba penisku dari luar
celana.
Aku kaget begitu
penisku diraba oleh tangganya. Tante Sherly langsung mencium bibirku dan akupun
segera membalasnya. Kami berciuman mesra sambil tangan kami saling meraba dan
meremas.
“Buka pakaian
kamu, Steven”, kata Tante Sherly. Aku menurut saja dan segera melepas baju dan
celana.
Tante Sherly
duduk di tepi tempat tidur, sedangkan aku tetap berdiri.
“Steven penis
kamu ternyata lumayan besar”, kata Tante Sherly sambil meraih penisku dan
meremas serta mengocoknya. Oh….nikmat rasanya.
Lalu Tante
Sherly menarik pantatku dan mulai menjilati penisku mulai dari batang sampai ke
kepalanya. Rasanya sangat nikmat. Apalagi saat dimasukan penisku kedalam mulutnya
terasa lebih sangat nikmat sekali. Hisapan dan permainan lidah Tante sherly
sangat pandai dan berpegalaman. Tanganku dengan keras memegang dan meremas
rambutnya. Tiba-tiba Tante sherly menghentikan hisapannya, tapi tangannya tetap
mengocok penisku perlahan dengan gengaman tangannya.
“Enak sayang?”
tanya Tante sherly sambil menatapku.
“Oh nikmat
sekali Tante”, jawabku dengan suara tertahan.
Genggaman
tangan Tante Sherly menggarahkan penisku ke buah dadanya dan aku segera naik kepangkuanya
yang berada dipinggir tempat tidur lalu ku gesekan penisku dikedua buah dadanya
yang masih terhalang piyamanya. Kedua tanggan Tante Sherly langsung merapatkan
dikedua buah dadanya agar laju penisku saat aku gesekan disitu dapat terasa
lebih nikamat. Yang tidak kalah nikmatnya saat kurasakan penisku kugesekan
dikain satin piyamanya yang terasa sangat licin itu membuat penisku
mengeluarkan cairan bening menodai kain satin piyamanya itu.
“Enak sayang…?,
penismu disitu”, Ujar Tante Sherly sambil menekan keras kedua buah dadanya itu.
“Oh Tante
nikmat sekali”, sambil aku mendesah kenikmatan.
“Steven sayang
sekarang Tante sudah tidak tahan lagi, ingin sekali penismu masuk kelubang
Tante”, ujar Tante Sherly sambil menarik tanganku.
Tante sherly lalu telentang di tempat tidur sambil membuka
lebar pahanya. Tanpa ragu aku naik ketubuhnya. Kuarahkan penisku ke lubang vaginanya
yang sudah terlihat basah. Tangan kanan Tante sherly membimbing penisku
kelubang vaginanya.
“Ayo, Steven
masukan penismu sekarang sudah lama Tante tidak merasakan batang penis sejak
papahnya anak-anak sudah tidak ada..ayo sayang sekarang masukkan…” sambil terus
memandangi wajahku.
Aku tekan penisku
hingga kepala penisku mulai sedikit memasuki lubang bibirnya vaginanya yang
basah itu, licin dan hangat lalu batang penisku terasa mulai memasuki rongga
dinding yang menjepit penisku dan secara
perlahan masuk hingga kedasar Rahim. Begitu penisku sudah terbenam semua aku
mulai bergerak keluar masukkan penisku dilubang vaginan Tante Sherly. Aku cium lumat
bibir Tante sherly dan Tante Sherly membalas dengan ciuman yang sangat benafsu,
sambil aku menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyanganku.
“Enak, Tante?”
tanyaku sambil terus aku genjot.
“Oh…Anghhh
nikmat sekali sayang terus genjot lebih dalam lagi…”, sambil mendesah dan terus
aku genjot lebih cepat lagi penisku keluar masuk vaginanya.
Hampir
setengah jam aku genjot tanpa henti tiba-tiba tak lama kemudian kurasakan tubuh
Tante Sherly mengejang lalu memelukku sangat erat sekali. Goyangan pinggul Tante
sherly semakin keras.
“Ohh….Enak sekali
sayangg…”, desahan Tante Sherly ketika mencapai orgasme.
Aku terus
menggenjot penisku biarpun Tante Sherly orgasme. Tapi semakin lama semakin kurasakan
ada dorongan yang sangat kuat akan keluar dari dalam penisku. Rasanya cairan
spermaku akan terasa mau segara keluar. Aku semakin keras menggenjot batang
penisku kedalam lubang vagiana Tante sherly.
“Tante…., Steven
sudah ngak tahann…lagi mau keluar” sambil kupeluk tubuh Tante Sherly lalu
menekan penisku lebih dalam ke dalam dasar rahimnya.
“Keluarin saja
didalam sayang…”, sambil meremas-remas pantatku dan kedua kakinya menjepit
pinggulku.
“Ayo sayang keluarin
di dalam aja sayang biar lebih enak…” bisik Tante Sherly yang sangat mendesah
dan mesra.
Akhirnya,
crott.. Crott.. Crott.. Air spermaku keluar sangat banyak membasahi dasar Rahim
Tante sherly.
Lalu tubuh
lemas terkapar diatas tubuh Tante Sherly sambil terus berlumatan.
“Oh Tante terima
kasih ya, bisa muasin steven…” sambil mencium bibir Tante Sherly.
“Ya sayang
Tante juga makasih sama kamu sudah lama Tante tidak mendapatkan kenikmatan
seperti ini”, kata Tante Sherly.
“Sekarang
Tante tidak kesepian lagi, Steven siap melayani Tante”, Tante Sherly tersenyum
sambil terus menciumku.
Lalu kamipun
segera berpakaian dan pergi keluar mencari makan malam mumpung hari ini pas
malam minggu dan aku habiskan waktuku bersama Tante Sherly selama Mama tiriku
dan Papahku keluar kota untuk dua hari. Setelah puas makan malam dan keliling
kota Bandung bersama Tante Sherly, Malam harinya kami lanjutkan dirumah bersama
Tante Sherly diatas tempat tidurnya yang masih berantakan sambil menonton Video
bokep yang sempat aku sewa dirental suwaktu aku tadi keluar bersama Tante
Sherly.
Malam ini
penampilan Tante Sherly tidak kalah seksinya dari pada tadi sore, karena
penampilanya malam ini dengan balutan daster satin berwarna merah, terlihat
sangat seksi tubuh Tante Sherly. Celana dalam dan Bra tidak dipakainya lagi dan
sudah terbaring disampingku diatas tempat tidur. Aku yang hanya telanjang dada
dan hanya memakai celana pendek tanpa celana dalam lagi sudah siap akan
memuaskan birahi Tante Sherly.
Film bokep
yang kami tonton berdua sudah hampir setengah berjalan. Tapi aku sengaja belum
menyentuhnya Tante Sherly yang sudah terlihat sangat gelisah itu. Karena sudah
biasa melihat film seperti itu. Tiba-tiba tanggan Tante Sherly yang sebelah
kanan mulai masuk kedalam celana pendeku sambil mengocok penisku.
“Stev…kamu
sudah punya pacar,?” tanya Tante Sherly.
“Belum Tante.
Kenapa?” aku balik bertanya.
“Kamu itu
ganteng dan masih muda tapi kenapa belum punya pacar?” tanya kembali Tante Sherly.
“Lah kalau
Tante juga kenapa ngak cari calon pengganti anak-anak Tante”, aku bertanya
kembali.
“Eh…malah
Tanya kembali, kalau tantekan sudah tua mana ada yang mau juga sama tante”,
sambil terus mengocok pelan penisku.
“Ah…siapa yang
bilang sudah tua, umur boleh tua tan…tapi penampilan tante masih kelihatan
muda”.
“Ah kamu bisa
saja, lah kalau kamu kenapa?”, Tante kembali bertanya.
“Sebenernya banyak
sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau lagi pingin sendiri.” jawabku.
“Apa kamu
pernah ciuman dengan wanita lain selain Tante?”, tanya Tante Sherly sambil
pelan wajahnya mendekati wajahku.
Bibir kami
hampir kembali bersentuhan. Aku tak menjawab pertanyaanya itu tapi kelihatanya
Tante Sherly sudah semakin horny. Tanpa banyak kata-kata lagi, aku cium dan aku
lumat bibir Tante Sherly. Tante Sherlypun langsung membalas dengan ciumanku yang
sangat ganas. Permainan lidah pun tak terelakan kami sama-sama saling menyedot
bibir sambil memainkan lidah. Sementara tanganku segera meremas-remas buah
dadanya dengan mesra sambil ujung jari aku memainkan puting susunya yang
menojol menjeplak kain satin dasternya.
“Anghhhhh…..”,
desahan suara Tante Sherly mendesah tertahan karena kami masih tetap berciuman.
Tangan Tante Sherly
terus meremas penisku dari dalam celana kolorku.
“Ayo Stev,
tante sudah gak tahan…sayang…”, ujar Tante Sherly sambil senyum manja meminta
aku segera memuaskan birahinya, lalu tubuh Tante Sherly direbahkanya terlentang
diatas kasur.
Aku segera
menindih tubuh Tante Sherly yang masih terbalut kain satin daternya. Aku cium
bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke buah dadanya. Aku jilat dan aku
hisapin kedua puting susunya sambil aku remas-remas buah dada.
“Ohh..Anghhhh..stevennnn…Kamu
sangat lihai sekali bermain diatas tempat tidur.. Mmhh…” desah Tante Sherly
sambil tangannya memegang kepalaku.
Lalu lidahku
turun lagi ke bagian perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, Tante Sherly
segera melebarkan kedua kakinya (mengangkang). Lubang vaginanya terlihat sangat
bersih dan wangi. Bulu sekitar vaginanya sekarang sudah benar-banar besih
sekali dibandingkan tadi sore masih terlihat lebat sekali. Aku segera jilati vaginanya
dengan lidahku dibagian kelentitnya.
“Ohh..
Sayang..Nikmat sekali sayang…terus jilat terus sayang…” desah Tante Sherly
sambil badannya bergerak kesana kesini menahan nikmat jilatan lidahku
dikeletitnya.
Tak berapa
lama tiba-tiba Tante Sherly mengepitkan kedua pahanya menjepit kepalaku.
Tangannya menekan kepalaku hingga mulutku menekan kebagian vaginanya.
“Oh, Stevennnnnn..Tante
sudah tidak tahan lagi tante udah mau keluar..sayang…nikmat sekali.. Ohh…”
desah tante Sherly yang semakin keras terdengar saat orgasme.
Setelah puas
merasakan orgasme dan nafasnya mulai teratur lalu aku bangkit, lidah dan
mulutku yang masih berada dilubang vaginanya yang becek itu kembali kujilatkan
dan kubersihkan dengan mulut sambil kujilat bagian lubang pantatnya sekalian. Aku
tindih tubuhnya Tante Sherly dan langsung kucium bibirnya. Tante sherly langsung
membalas ciumanku dengan sangat mesra.
“Tan isep dong
penisku, tante…” pintaku.
Tante Sherly mengangguk
sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah Tante Sherly dan ku sodorkan penisku
ke mulutnya. Tante Sherly langsung menghisap dan menjilati penisku dan mengocok
dengan tangannya sambil memainkan dua buah biji pelerku. Rasanya sangat nikmat
sekali saat hisapan dan jilatan mulai melahap penisku itu. Apalagi saat lidahnya
menyentuh lubang pantatku rasanya benar-benar dibuatnya aku terbang kelangit
ketujuh.
Tante Sherly
benar-benar sangat pengalaman sekali, tanpa jijik sedikitpun lubang pantatku
dikorek-korek habis oleh ujung lidahnya.
“Udah tante, Steven
udah ngak tahan pingin segera menyetubuhi tante…” kataku.
Tante Rina
melepaskan jilatanya dilubang pantatku, lalu aku arahkan penisku kelubang
vaginanya. Lalu sekali tekan, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. penisku langsung
tenggelam dilahap vagiananya yang sudah basah itu. Penisku kugerakan keluar
masuk lubang vagina tante sherly.
“Oh…Steven
kamu sangat pinter sekali memanjakan seorang perempuan. Kamu pandai memberikan
kenikmatan…” kata tante ditengah-tengah persetubuhan kami.
“Anghhh…Tante…stev
akan memuaskan tiap malam bila tante membutuhkanya” ujarku sambil tersenyum
lalu ku kecup bibirnya.
“Aku ingin
seperti ini tiap hari stev…sayangku”, sambil tersenyum memandangku penuh
gairah.
Selang
beberapa lama, tiba-tiba tante sherly mempercepat gerakannya. Kedua tangannya
erat mendekap tubuhku.
“Stevennnn,
terus lebih keras lagi genjotanya tante.. udahhh…mau keluar..lagi…sayangg..Ohh.
Ohh. Ohh…” desahnya. Tak lama tubuhnya mengejang mencapai orgasme. Kedua pahanya
sangat erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa penisku didalam
vaginanya.
“Stevennn….Tente
udah keluar,nikmat sekali rasanya” bisik tante Sherly.
“Kamu sungguh hebat
dan Kuat…sayang”, ujar Tante Sherly.
“Terus
setubuhi tante, Steven....Puaskan diri kamu…sekarang” ujarnya lagi.
Tak lama
akupun mulai aku juga akan merasakan cairan spermaku akan segera muncrat.
Kupercepat gerakanku penisku.
“Tanteeee….Stev…mau
keluar, Tante…” kataku.
“Keluarkan saja
di dalam, sayang…biar lebih nikmat” pinta Tante Sherly.
Tak lama
kemudian, crott.. crott.. crott.. crott.. cairan spermaku keluar sangat banyak
sekali membasahi rongga dasar rahimnya. Aku tekan penisku dalam-dalam kedalam dasar
rahimnya. Kubiarkan penisku tertancap didalam vaginanya sambil kami masih
berpelukan dan saling berciuman menikmati sisa-sisa orgasme.
“Kamu hebat, Steven..
Kamu bisa memuaskan tante,” ujar tante Sherly.
“Kalo tante
butuh kamu lagi, kamu mau kan menemani Tante seperti ini?” tanya tante sambil
memeluk aku.
“Kapan saja
tante mau, steven akan menggantikan posisi menjadi teman kepuasan biologis Tante”
kataku sambil mengecup bibirnya.
“Terima kasih,
sayang,” ujar tante Sherly.
Malam itu
kuhabiskan waktu dengan Tante Sherly bermain diatas ranjangnya hingga menjelang
pagi. Noda sperma, keringat bercampur jadi satu diatas tempat tidur Tante
Sherly.
Sejak saat itu
aku habiskan waktuku bersama Tante Sherly baik saat main kerumah atau aku main
ketempat tinggalnya.
SEKIAN.