Senin, 24 Desember 2018

CERITA SEKS


GAIRAH TANTE LILIS

Dalam keluarga aku merupakan anak pertama , namun dirumahku sejak bapaku sudah tidak ada aku hanya tinggal dengan ibuku dan adikku yang perempuan dan masih duduk dibangku Kuliah.  Sejak adiku kuliah diyogya aku hanya tinggal dengan ibuku. Ibu selalu berangkat dari jam 7 pagi hingga malam tergantung kerjaan dikantor dan ibu bekerja 
disebuah Bank swasta.


Sekarang aku tinggal dirumah bersama ibu dan ada juga Tante Lilis saudara bapaku tinggal bersama kami dan menempati kamar depan. Tante Lilis berusia sekitar 40 tahun dan belum dikarunia anak karena mandul. Sejak mereka bercerai Tante Lilis tinggal bersama kami.
Sejak tinggal bersama kami Tante Lilis,  Awalnya terlihat biasa-bisa saja tapi mulai masuk bulan kedua aku sedikit bernafsu melihat bentuk tubuhnya yang sedikit terlihat seksi.  karena aku sendiri jarang memperhatikan Tante Lilis karena aku juga sibuk bekerja. Hari Sabtu pagi kebetulan aku libur dan seperti biasa aku bangun jam 9 pagi. Ketika aku keluar kamar dan menuju kamar mandi langkahku terhenti di depan pintu kamar mandi. Begitu pintu dibuka kulihat Tante Lilis dengan hanya tebalut baju tidur model daster yang sangat seksi berkain satin yang menetupi tubuhnya, otomatis berhadapan didepanku.

“Eh.. Andre sudah bangun, katanya sambil tersenyum dan berlalu. 
        
Dengan agak gugup karena menyaksikan pemandangan yang sangat seksi dihadapan mataku  aku menjawab dengan sedikit grogi.

“I.. I.. Yaa..Tante Lilis  jawabku”, namun mataku tak lepas melihat bentuk putting susunya yang menonjol menjeplak kain satin dasternya.

Dia hanya tersenyum melihat aku dan lalu berjalan menuju kamar. Oh Betapa nafsunya aku melihatnya Tante Lilis memakai daster itu yang hanya menutupi tubuhnya yang paling sensitif. Pagi itu dia membuat penisku langsung  bangun dan aku segera mengejar Tante Lilis yang masuk kedalam kamar.

Kulihat dari sela-sela pintu kamarnya yang tidak ditutup Tante Lilis sedang mengeringkan rambutnya dengan posisi duduk di samping ranjang dan aku dapat melihat dengan jelas karena posisinya yang selalu berubah-rubah.  Jelas sekali terlihat betapa bentuk buah dada itu benar-benar indah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi memiliki putting yang besar. Dibagian bawah ternyata Tante Lilis tidak memakai Celana dalam karena terlihat jelas disekitar bentuk selangkangannya yang benar-benar mempesona tanpa rambut kemaluan yang sudah bersih dicukur habis.

Tak terasa saat mengintip tanganku pun ikut meremas-remas celanaku terutama penisku, dan sekitar 10 menit aku berlalu Tante Lilis  sudah hampir mengenakan pakaiannya sementara aku juga sudah tak tahan, maka kuputuskan untuk langsung menuju kamarku. Didalam kamar  langsung menanggalkan pakaianku dan beronani sambil membayangkan Tante Lilis sedang memakai baju tidur satin Dan akhirnya Crot.. Crot.. Crot.. Aachh.. tak terasa spermaku langsung muncrat dan jatuh kelantai. membuat sekujur tubuhku lemas. Dan akupun segera mandi dan langsung keluar rumah dan pergi ke tempat teman-temanku.
Semenjak kejadian itu Tante Lilis semakin berpenampilan serba seksi saat aku dirumah dan membuat aku sering beronani sambil membayangkan dirinya dan kadang gilanya lagi aku nekat mengambil baju tidurnya saat ditaruh dimesin cuci untuk ritual onani.
Malam minggu sepulangnya aku pergi dari rumah pacarku. Kulihat dirumah sepi sekali yang ada hanya Tante Lilis sedang santai di ruang tengah sambil menonton TV.



“Malam.. Tante”, tegurku.

“Malam juga.. Baru pulang apel nih, ledeknya dengan tersenyum. Dan kulihat betapa senyumnya terlihat genit sekali”.

“Iya dong. Tan... Biasa anak muda”, balasku.

“Andre.. tadi Ibumu pesan, katanya malam ini dia tidak pulang kerumah dikarenakan ada acara kantor, jadi kamu jangan kemana-mana katanya.

“Iya.. Tante”, akupun pamit dulu untuk ganti baju dan celana pendek.

Setelah aku ganti baju, aku lihat Tante Lilis sudah tidak berada di ruang tengah lagi dan ternyata dia sudah ada di kamar, tapi pintunya dibiarkan terbuka sedikit dan aku lihat Tante Lilis sedang membersihkan muka didepan cermin sambil mengganti pakaian tidur. Begitu melihat diriku sedang duduk didepan santai diruang tengah bukanya pintu kamar ditutup malah sengaja tetap terbuka dan sambil mengajak aku ngobrol.

Akupun sengaja pura-pura rilek sambil nonton TV, tapi begitu selesai membersihkan muka Tante Lilis keluar dari kamar hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dari bahan satin berwarna merah muda dan saat berjalan didepan TV yang kulihat jelas dari bayangan tubuhnya jelas sekali Tante Lilis tidak memakai Bra dan Cd lagi didalam baju tidur yang dikenakanya.

Bentuk putting susunya seperti mengundangku untuk segera menjamahnya dan menyedotnya karena bentuk yang sangat jelas menonjol menembus kain satin yang dikenakan Tante Lilis.

Penisku langsung saja berdiri dengan sangat kokoh sambil aku berpikir apa Tante Lilis berpenampilan seperti itu dia sengaja memancingku agar aku bergairah melihatnya. Aku akui  baju yang dikenakan Tante Lilis itu membuat aku benar-benar bergairah. Aku yang semakin tegang tidak karuan membayangkannya Tante Lilis dihadapanku seperti itu membuatku gairah kejatananku naik apalagi kondisi rumah kosong hanya ada aku dan Tante Lilis saja tapi aku tidak berani berbuat nekat karena aku sangat menghormati dia sebagai saudara bapakku.



Pada saat berjalan lewat dihadapanku kulihat betapa bongkahan pinggulnya meliuk-liuk indah menuju kamar mandi dan setelah keluar dari kamar mandi dia duduk pas disebelahku di ruang tengah sambil nonton TV bareng denganku, sambil mengibaskan tangannya di depan wajahku.

“Woy…Kamu lihat Tante saja, kaya lihat hantu aja Andre….”, sambil tersenyum.

“Enggak…Tante, Cuma bingung aja, Tante sudah terlihat setengah baya kok masih terlihat cantik dengan pakaian seperti itu”, balasku sambil sedikit tegang.

“Hus…kamu mau Belajar ngerayu tante ya”, katanya.

“Serius Tante masa Andre bohong, malah lebih seksi dibandingkan pacar Andre”, balasku.

“Ah…ya bener Tante jadi malu,  ya sudah dari pada kamu Ngerayu terus sini pijitin Tante badan Tante pegel”.

Dengan nada yang sangat santai…nih katanya sambil membalakangiku dan menepuk pundaknya.

Oh tuhan aku benar-benar sudah tidak bisa lagi menahan gairahku untuk segera menindih tubuhnya yang seksi itu tapi aku masih bisa menahan gairahku agar tidak buru-buru bertindak. Tanganku segera memijat pundaknya. Saat aku pijat-pijat pundaknya Tante Lilis merasakan kenikmatan setiap jari-jari tanganku meremas-remas pundaknya, bahkan matanya pun sudah mulai sayu dan terpejam-pejam. Sementara aku yang terus memijat pundaknya penisku terasa sudah semakin menegang. Malam itu aku juga tidak memakai celana dalam hanya celana pendek color saja,  jadi bentuk penisku semakin terlihat menonjol tapi untuknya Tante Lilis tidak mengetahuinya karena sambil memijit pundaknya aku pura-pura berdiri setengah lutut diatas kursi sofa sambil kurapatkan tubuhku ke tubuhnya.

Entah dia menikmati pijatanku atau sudah lelah, kulihat kedua mata Tante Lilis terpejam dan dia juga sudah menyender pundaknya dengan tubuhku tepat dibagian penisku yang sudah sangat tegang itu. Kuberanikan memijit bagian lengannya dan pundaknya.

Dengan pelan-pelan tanpa sepegetahuanya aku keluarkan penisku sedikit agar bisa kugesek-gesekan dibagian pundaknya. Tanganku terus memijat bagian leher dan tanganya sedangkan aksiku yang terus kugesek-gesekan penisku dipundaknya terus aku nikmati sambil merasakan licinya kain satin baju tidurnya. Semakin lama nafsuku semakin tidak bisa aku control, ingin sekali aku meremas-remas buah dadanya, maka sengaja kuberanikan kupijat-pijat dekat buah dadanya tapi tidak berani kusentuh.
“Lho kok berhenti pijatnya disitu”.

“Ngak Tante takut kenak susunya”.

“Ngak papa Andre pijat saja”, begitu dikasih lampu hijau pijataku aku lanjutkna dibagian kedua buah dadanya.

Aku hanya berani memijat-mijat saja tapi tidak berani meremas-remas buah dadanya takut Tante Lilis marah walaupun sudah dikasih lampu hijau.

“Pegang saja Andre ngak usah malu”, tiba-tiba terdengar dari mulut Tante Lilis.

Tanganku segera ditempelkan kedua buah dadanya dengan kedua tanganya, “ayo Remas sekarang Andre…Kan kamu selama ini cuma ngebayangin doang, Tante tahu kok kamu suka intipin Tante apalagi kamu suka onani pakai baju tidur tante yang ini kan”.

Aku kaget ternyata selama ini dia tahu, tanganku yang sudah berada di atas buah dadanya langsung saja perlahan mulai kuremas-remas. Putting susunya yang telihat menonjol itu kutarik-tarik sambil kuputar-putar dengan jariku. Gesekan penisku terus tanpa henti kugesek-gesek dipundaknya hingga cairan bening dari ujung lubang penisku keluar membasahi kain satin baju tidur Tante Lilis.

Akupun tak tinggal diam kucium perlahan lehernya dan wajah Tante Lilis saat berpaling ke arahku dengan mulut yang menganga. Langsung saja kusambar bibirnya dan kukulum habis. Ujung lidah kami saling beradu, kutelusuri lidahnya sampai kami kehabisan napas.
Aku dan Tante Lilis sudah benar-benar tidak dapat lagi menahan nafsu, kurebahkan dia disofa dan saat kurebahkan tubuhnya diatas sofa, Tante Lilis kaget ternyata penisku sudah dari tadi sudah keluar dari dalam celanaku.


“Astaga Andre kamu memang nakal ya dari tadi saat kamu pijat Tante kamu gesekan dipundak Tante ya?”.

“Iya Tan…Habis Andre sudah ngak tahan melihat Tante seperti ini”.
Tante Lilis tersenyum mendengarnya dan langsung mengecup bibirku dan kami kembali berlumatan antara bibir dan lidah, kucium tubuhnya perlahan mulai dari muka, dada, perut paha, dan betisnya. Naik lagi dan kutindih tubuhnya. Dia pun mengerang yang membuatku semakin terangsang, kubuka celana pendekku. Tante Lilis langsung memegang penisku sambil diremas-remas dengan penush nafsu.

“Lumayan juga punya kamu Andre”.

“Tante pinginkan”, aku memancingnya.

“Tante sudah lama sekali tidak merasakan penis laki-laki Andre”.

“Masukan aja kalau Tante ingin rasakan”.

“Jangan disini sayang, kurang nikmat kita pindah ke kamar yuk”, tibatiba Tante Lilis berkata.
Kami berdiri, dan Tante Lilis langsung memelukku dan sebelah tangannya langsung memegang penisku yang tadi tidak sempat kulepas. Tangannya meremas-remas penisku yang sudah tegang dengan penuh nafsu. Dan dia dengan kasarnya langsung menarikku menuju kamarnya. Pintu kamar dikuncinya cepat-cepat, kubuka bajuku dan Tante Lilis langsung jongkok dan langsung memegang penisku lalu dengan buas dan penuh nafsu langsung dimasukkannya ke dalam mulutnya, dijilat, dihisap-hisap, dicium, dan dihisap lagi.
Sementara aku hanya bersandar pada tembok sambil menikmati penisku dilumat-lumat ke dalam mulut perempuan yang tidak lain saudara dari bapaku. Darahku dan otakku menjadi buntu. Badanku rasanya makin bergetar dengan tulang yang mau berlepasan dan tubuh berkelojotan nikmat.

Aku tak tahan dan minta rebahan di ranjang. Dengan tetap melekat baju tidur satin berwarna merah mudah, mulutnya langsung melahap penisku terus tanpa henti dicium, dijilat dan dihisap. Aku semakin bergelinjang, melayang-layang kenikmatan dan mataku pun mulai berkunang-kunang.

“Oh…Tante..lilisssss.. Oohh.. Terus Tante”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.

“Ayo sayang, Malam ini Tante pingin merasakan penismu”, Penisku kembali dikulum dan dihisap-hisap dengan buas.

Melihat putting susunya yang semakin menonjol menembus kain satin yang semakin membesar itu, langsung kuhisap putingnya secara bergantian, tangan Tante Lilis langsung meraih kepalaku dan menekan kedadanya dan dari mulutnya keluar suara mendesis-desis bagai ular kepanasan

“Anghhh…Sedot yang kuat sayang sambil digigit”, Begitu isep.
“Kamu suka kan.. Susu Tante Ooohh”.

Aku tidak menjawab karena aku memang sedang sibuk menghisap, menyedot layaknya bayi yang seharian belum menetek pada ibunya. Dan setelah puas menghisap dan menetek lidahku turun kebelahan dadanya terus meluncur keperutnya hingga akhirnya lidahku sampai pada gundukan pada belahan vaginanya.

Dengan kedua tanganku kusibakkan keatas baju tidurnya. Kulihat belahan vaginanya yang memerah mengkilat dan bagian dalamnya sudah sidikit becek. Kuciumi dengan lembut, bau wanginya membuat sensari yang aneh. Tak pernah ada bau seperti ini yang pernah kukenal. Dengan hidung kugesek-gesekkan belahan vagina Tante Lilis sambil menikmati aromanya.
Erangannya dan gelinjang tubuhnya terlihat seperti pemandangan yang indah sekaligus menggairahkan. Kedua tangannya meremas-remas sendiri payudaranya.

“Anghhh.. Nikmat sekali sayang. Terus saying”, Rintih suara Tante Lilis.

Kujulurkan lidahku, kujilat sedikit vaginanya, ada rasa asin. Lalu dari bawah sampai ke atas kujulurkan lidahku, menjilati belahan vaginanya. Begitu seterusnya naik turun sambil melihat reaksi Tante Lilis.

“Anghhh….ahhhh”, Desahan Tante Lilis terus merintih nikmat, tangannya mencari tanganku, meremas-remas jariku lalu membawanya ke buah dadanya.

Aku tahu dia ingin yang meremas kedua buah dadanya dengan tanganku. Begitu kulakukan terus, kedua tanganku meremas-remas dadanya sedangakan mulutku terus menjilati dan menghisap-hisap belahan vaginanya hingga kebagian bawah pantatnya. Lubang pantatnya kucoba kutusuk dengan ujung lidahku, membuat Tante Lilis semakin tidak lagi menahan nafsunya lagi.

“Anghhh.. Sudah sayang.. Sudah.. Ayo sekarang sayang.. Tante sudah tidak tahan. Anghhh…masukkan penismu sayang, masukkan ke vagina Tante sekarang sayang.. Oohh”,  desahnya meraih kepalaku agar menghentikan jilatanku di vaginanya.

Aku segera saja merangkak naik menindih tubuh Tante Lilis yang sudah siap bertempur. Tante Lilis  kemudian melebarkan kedua pahanya dan penisku yang sudah tegang itu segera menuju lubang vaginanya. Begitu ku coba masukkan penisku kedalam lubang vaginanya dengan sekali tekan langsung amblas tenggelam.

“Yah.. Itu sayang.. Tekan sayang.. Tekan disitu.. Aacchh.. Ayo sayang.. Tarik dan tekan lagi.. Tante sudah tidak tahan.. Oocchh.. Ackh.. Enak sekali penismu Andre.. Oocch”, Tante Lilis merintih kenikmatan ketika penisku ketekan seluruhnya ke lubang vaginanya.

Batang penisku rasanya terjepit oleh dinding yang sangat lembut di dalam vagina Tante Lilis dan kurasakan seperti berdenyut-denyut dan menghisap-hisap, nikmat luar biasa karena ini yang pertama kali kurasakan. Tante Lilis menggoyang-goyangkan pinggulnya. Setengah berputar-putar dan kadang naik turun. Penisku yang tertancap di vaginanya yang setengah becek dibuat seperti mainan yang membuat nikmat.

“Ayo.. Sayang.. Ayo.. Tekan terus sayang Ibu sudah tak tahan rintih Tante Lilis dengan mata setengah terpejam dan mulutnya yang setengah terbuka mendesah-desah sangat keras sekali terdengar dan pinggulnya terus digoyang-goyangkan. Akupun terus mengimbangnya sampai tiba-tiba Tante Lilis terdiam dan kedua tangannya merangkul leherku sekuat-kuat dan dari mulutnya keluar desahan panjang.

“Anghhhh…ahhhhhh..ooohh..oohh..”, tubuhnya mengejang-gejang seperti orang kesetrum dan kedua matanya terpecam menikmati orgasme.

“Ooh.. Sayangku.. Andre..udah lama Tante tidak merasakan orgasme seperti ini, Tante nafsu sekali main dengan kamu sayang”, Aku hanya diam dan tersenyum.

“Kamu kuat sekali sayang.. Gantian sini Tante yang diatas”.

Akupun merubah posisi dimana sebelumnya Tante Lilis membersihkan vaginanya dengan baju tidurnya. Kemudian Tante Lilis sekarang menunggani tubuhku, perlahan dia mulai bergoyang dan kurasakan penisku terasa lebih masuk dalam lubang vaginanya.
Dengan posisi diatas tubuhku tampak sekali buah dadanya lebih besar dan semakin menantang walaupun masih terhalang baju tidurnya. Tante Lilis berjongkok diatas pinggangku dan goyangan naik turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya. Yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat penuh kencang.

“Oohh.. Enak sekali Tante sayanggg.. Oohh..”.

Kedua buah dadanya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Lilis. Kuremas-rema buah dadanya.

“Sayang.. Oochh.. Yaah.. Pintar sekali kamu Andre.. Oohh..kamu sepertinya udah sangat berpengalaman…ohhhh Tante enggak percaya kamu bisa kuat begini. Oohh.. Pintar dan hebat kamu sayang.. Bikin Tante jadi ketagihan dengan penismu.. Oohh…Ooochh.. Andre sayang.. Ganjal kepalamu dengan bantal ini”, Tante Lilis meraih bantal yang ada disamping kirinya dan memberikannya kepadaku.

“Maksud Tante supaya saya berciuman sayang dan Cruup.. Cruupp.. “, mulutku langsung melumat mulutnya dan menerkam puting susunya.

“Sayangggg sedot susu Tante lagi sayang.. Yah begitu terus.. Yang kiri juga sayang.. Oohh.. Enak sekali sayang”.

Tante Lilis menundukkan badanya agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Bercak terdengar seperti tetesan air, lubang vaginanya semakin licin saja. Makin lama gerakan badan Tante Lilis semakin cepat dan erangannya juga semakin kencang, hingga tibatiba dia berkata.

“Oohh.. Sayang.. Tante sudah tak tahan lagi pingin orgasme”.

“Tahan Tante…Tahan.. Andre juga sudah mau keluar”. Tangannya langsung mendekap kepalaku kedadanya, seakanakan ia ingin agar buat dada tersebut masuk semua ke dalam mulutku.

“Ayo.. sayang .. lebih Cepet.. Oohh .. Sedot yang kuat payudara Tante.. Ohh”.

“Andreeeee Tanteeee…..mau….orgasmeeee lagi sayang “, tubuhnya langsung mengejang dan disaat tubuh itu terdiam kurasakan vaginanya seperti menghisap-hisap dan memijit-mijit penisku dengan kuatnya. Aku yang juga sudah mau klimak semakin kuat memeluknya dan menyodokkan penisku semakin kuat.

Kupeluk tubuh Tante Lilis sekuat-kuat hingga akhirnya.. Croot.. Croot.. Croot... kurasakan spermaku keluar sangat banyak menyemprot liang Rahim Tante Lilis, aku benar-benar kenikmatan yang tiada tara sampai badanku menjadi lemas sekali. Kami saling berpelukan mesra dan Tante Lilis sambil berpelukan diatas ranjang.

“Andre.. Tante kagum padamu dan benar juga perkiraan Tante”.

“Kenapa?”.

“Ternyata penismu dapat membuat Tante ketagihan selain besar juga kuat Boleh Tante  menikmati selama tinggal disini sayang”.

“Boleh.. Siapa sih yang enggak mau diajak ngentot sama Tante, selain masih cantik, Andre suka Tante pakai baju tidur seperti ini”.

“Kamu suka ya Andre kenapa?”, Tanya kembali Tante Lilis kepadaku.

“Andre sangat bergairah kalau Tante pakai baju tidur dari satin”.

“Ya sayang  nanti setiap hari Tante pakai baju tidur satin biar kamu bergairah terus sama Tante yang penting kamu bisa puaskan Tante sayang”, sambil mulutku kembali menyedot-nyedot putting susunya yang masih terhalang kain satin baju tidurnya.

“Kamu enggak capek ya.. Sayang”, tangannya membelai kepalaku.

“Kalau buat seperti ini  tiada ada kata capek karena Tante nafsuin kalau melihat pakai baju tidur ini”, jawabku.

Tante Lilis tersenyum, akhinya kami beristirahat dan saling cerita. Dia berkata kalau suaminya sudah meninggalkannya dan menikah dengan wanita lain disebabkan dirinya tidak bisa memberinya keturunan. Tibatiba telpon di ruang tamu berdering. Aku segera berlari untuk mengangkat telpon tersebut. Dari sana terdengar suara seorang wanita yang sudah tidak asing lagi bagiku yaitu Mamaku.

“Haloo Andre.. Ini Mama”

“Ya.. Ma.. Ada apa”

“Malam ini kamu jangan kemana-mana, jaga rumah dan ibu baru pulang besok malam atau lusa karena ada acara dadakan dikantor”.
“Siap Ma.”, jawabku.

“Oh.. Ya.. Tante Lilis ada dirumah?”, tanyanya.

“Ada Ma.. Mungkin sudah tidur kali”.

“Ya sudah kalau ada apa-apa kamu telepon Mama”.

“Ok Ma”.

Disaat aku sedang telepon dengan Mamaku kulihat Tante Lilis menghampiriku dan memelukku dari belakang. Tangannya langsung menuju ke penisku membelainya dan mengocok-ngocoknya dengan kain satin baju tidurnya sedang lidahnya bermain-main di telingaku dan membuatku langsung terangsang.

“Anghh.. Sstt.. Sstt”

“Kamu Kenapa Andre?”, tanya Mamaku di telepon.

“Enggak kok ma.. Kan Andre sambil makan bakso cuma kebanyakan cabenya nih jadi agak pedas”, jawabku.

ketika Tante Lilis terus mengocok penisku dengan kain satin semakin kuat sambil memeluku dari belakang dan mencium, menjilat leherku aku sudah tidak bisa kosentrasi lagi  dan pembicaraanku dengan Mamaku lewat telpon sudah tidak nyambung lagi. Makan segara kuputusakan bicaraku untuk mengakhirin dengan Mamahku agar tidak ketahuan.

“Ma.. Sudah dulu ya Andre sudah ngantuk nih”.

“Ngantuk atau begadang ?”, Mamaku meledekku.

“Dua-duanya ma jawabku pula”.

“Ya.. Sudah tapi jangan lupa kalau sudah mau tidur matikan TVnya pesan Mamaku”.
“Siap Ma”.

Belum sempat kututup telponku Tante Lilis langsung  berjongkok di depanku dan mulai menghisap-hisap dan menjilat-jilat penisku. Lidahnya bermain-main di kepala penisku kemudian lidah itu berjalan menyusiri biji penisku.

Kutaruh dengan cepat gagang telepon sebelum Mamahku tahu dan kubiarkan Tante Lilis asyik menghisap penisku bagaikan seorang anak kecil yang baru dikasih permen lolipop. Dijilat dicium dan dimasukkan dalam mulutnya dan dihisap tanpa memaju mundurkan kepalanya.

“Oohh.. anghhhhh Tanteeeee….”, aku mendesah kenikmatan.

Cepat-cepat Kuraih tubuhnya naik keatas dan kusenderkan tubuhnya ketembok. Kucium mulutnya dengan penuh nafsu. Tanganku tak tinggal diam tangan kananku meremas-remas buah dadanya sedang tangan kiriku mempermaikan kloritosnya.

“Aahh.. Andre sayang kamu buas sekali”, celotehnya.

“Tante juga buas dan liar, lagi telepon sama Mama pakai kocok-kocok dan hisap-hisap penisku”, jawabku dengan tetap memeluknya dan menciumnya.

“Habis.. Tante lihat penisku yang besat itu gemes banget sayang”.

“Kalau ketahuan bisa masalah dong Tante sama Mama”.

Tangannya langsung meraih penisku dan merapatkan ke vaginanya. Akupun langsung menaikkan sebelah kakinya dan menaikkan ke salah satu kursi di sampingku. Setelah pas kuarahkan penisku menuju lubang vaginanya.

Sekali dorong Blesss…..Aahh.. Aahh.. Oohh.. jeritnya begitu penisku masuk bersarang ke vaginanya.

“Dorong sayang.. Dorong yang kuat”, Aku pun mengikuti permintaannya dan mengimbangi permainnya. Tubuhnya ku tekuk kebelakang sedikit, sehingga aku dapat menghisap puting susunya yang terlihat menonjol keluar menembus kain satin baju tidurnya.

“Oohh.. Oohh.. Andre sayang kamu pintar sekali”. Tante Lilis pun juga semangat sekali menggoyang-goyangkan pinggulnya, kadang maju mundur, kadang berputar, kadang terdiam dan mengejangn-gejang.

Permainanku posisi berdiri bersender ditembok dan dikursi menambah sensasi kenikmatan didalam vaginanya, penisku yang kurasakan semakin lama semakin nikmat dan kurasakahan cairan spermaku segera akan memuntahkan lahar kenikmatan.

“Tante nikmat sekali Ohhhh… Aku sudah mau keluar…Oohh..Andre sudah tak tahan”.

“Andre Tante juga bentar lagi mau orgasme sayang, dorong lebih kencang lagi sayang.. Oohh.. Oohh penismu membuat Tante ketagihan sama kamu oohh.. Oohh sayangggg”.

“Anghhhh. Sstt…..”, kucoba untuk bertahan agar Tante Lilis bisa menikmati orgasme.
Tak lama kemudia tubuh Tante Lilis bergetar-getar kenikmatan saat merasakan puncak orgasme, Andreee….anghhhh…sayanggg….tekan lebih dalam lagi sayanggggg….anghhhh”, kedua matanya terlihat terpecam menikmati sensati orgasme.

Namun saat Tante Lilis orgasme vaginanya seakan-akan memijat kuat sekali penisku yang berada didalam dinding vaginanya dan aku sudah tidak bisa lagi menahan laju cairan spermaku yang akan segera muntah.

“Anghhhhh…ohhh…..Tanteeeeee….Andre keluar...Tante…..”, Croott.. Croott.. Croot..Kupeluk tubuh Tante Lilis kuat-kuat ketembok sambil menekan lebih dalam lagi penisku sambil kunikmati muntahan cairan spermaku didalam lubang vagiannya.

“Andre sayang.. Oohh.. Aacch.. Aacch..” kedua tangan Tante Lilis memelukku seakan-akan tidak akan melepaskannya pelukanku.

Kubiarkan cairan spermaku keluar menetes meleleh dari sela-sela vagina jatuh kebawah lantai dan perlahan penisku ku tari lepas dari dalam vagina Tante Lilis lalu kugesek-gesekan dikain satin baju tidurnya hingga cairan spermaku habis.

Kamipun beristirahat duduk di sofa dan melapaskan rasa letihku sambil tetap berpelukan sambil Nonton TV dan mengatur nafas karena baru saja berlomba menuju puncak kenikmatan.

Dan malam itu kuhabiskan bermain seks dengan Tante Lilis tanpa mengenal lelah bagaikan pengantin baru. Aku bagai dimanjanya entah sudah berapa kali spermaku keluar tumpah dalam rahimnya dan baju tidurnya yang dikenakan Tante Lilis. Noda-noda spermaku sangat jelas sekali melekat dan menggering dibaju tidur Tante Lilis seperti pula-pula Indonesia.
kurasakan esoknya tubuhku hanyalah lemas dan kurang tidur kerena semalam kuhabiskan waktuku untuk melakukan permainan seks dengan Tante Lilis. Dan semenjak itu aku sering melakukan itu dengan Tante Lilis terutama bila aku libur dan Mamaku sedang tidak berada dirumah atau luar kota. Momen-momen seperti itu kami bebas melakukannya di pagi hari sampai sore hari namun bila malam tiba saat aku dan Tante ingin menyalurkan kenikmatan diatas ranjang aku menunggu tengah malam sampai Mamahku tertidur pulas.

Bila tengah malam saat kami membutuhkan Tante Lilis sengaja tidak menguci pintu kamarnya agar aku bisa masuk langsung kedalamnya kamarnya tanpa harus gedor-gedor pintu lagi dan begitu aku masuk kedalam datang ke kamarnya Tante Lilis selalu menyambutku dengan nafsu birahi yang tinggi melihat Tante Lilis sudah berada diranjang dengan baju tidur seksi berkain satin tanpa Bra dan celana dalam hingga ranjang yang serba selimut dan sperai berkain satin.

Ritual seksku dengan Tante Lilis sering kami lakuakan diatas ranjang kamarnya hingga noda spermaku dan keringat kami berdua semua menjadi satu diatas ranjang kamar Tante Lilis.
Hubunganku dengannya Tante Lilis hingga sekarang  masih berjalan hanya sekarang sejak Tante Lilis pindah dari rumahku kami bertemu satu minggu sekali pada saat aku libur kerja dan mampir kerumah barunya untuk menghabiskan permainan seks disana dengan berbagai gaya kami lakukan untuk mencari kepuasan.

Sajak aku puas mendapatkan kenikmatan dengan Tante Lilis hubungan pacaku putus karena aku benar-benar sayang dengan Tante Lilis, semua kebutuhanku akan kepuasan birahiku selalu turuti oleh Tante Lilis akan fantasiku dengan satin. kenikmatan dan nafsuku  dengan kain satin selalu tidak dipermasalahkan oleh Tante Lilis jutru sebaliknya semua rumah barunya terisi oleh kain-kain satin semua agar permainan kita disana bisa lebih puas dan romantic.

Berapaun sepermaku berada didalam rahimnaya tidak pernah dipermasalah oleh tante Lilis Karena Tante Lilis tidak pernah takut akan hamil. Semua itu karena Tante Lilis tidak bisa mendapkan keturunan karena mandul jadi aku selalu puas menyemprotkan spermaku didalam rahimnya dan baju satin yang selalu dikenakan.

Sekaian lain kali kita sambung lagi….Bye.