GAIRAH TANTE LILIS
Dalam keluarga aku
merupakan anak pertama , namun dirumahku sejak bapaku sudah tidak ada aku hanya
tinggal dengan ibuku dan adikku yang perempuan dan masih duduk dibangku Kuliah. Sejak adiku kuliah diyogya aku hanya tinggal
dengan ibuku. Ibu selalu berangkat dari jam 7 pagi hingga malam tergantung
kerjaan dikantor dan ibu bekerja
disebuah Bank swasta.
Sekarang aku tinggal
dirumah bersama ibu dan ada juga Tante Lilis saudara bapaku tinggal bersama
kami dan menempati kamar depan. Tante Lilis berusia sekitar 40 tahun dan belum
dikarunia anak karena mandul. Sejak mereka bercerai Tante Lilis tinggal bersama
kami.
Sejak tinggal bersama kami
Tante Lilis, Awalnya terlihat biasa-bisa
saja tapi mulai masuk bulan kedua aku sedikit bernafsu melihat bentuk tubuhnya
yang sedikit terlihat seksi. karena aku
sendiri jarang memperhatikan Tante Lilis karena aku juga sibuk bekerja. Hari
Sabtu pagi kebetulan aku libur dan seperti biasa aku bangun jam 9 pagi. Ketika
aku keluar kamar dan menuju kamar mandi langkahku terhenti di depan pintu kamar
mandi. Begitu pintu dibuka kulihat Tante Lilis dengan hanya tebalut baju tidur
model daster yang sangat seksi berkain satin yang menetupi tubuhnya, otomatis berhadapan
didepanku.
“Eh..
Andre sudah bangun, katanya sambil tersenyum dan berlalu.
Dengan agak gugup karena
menyaksikan pemandangan yang sangat seksi dihadapan mataku aku menjawab dengan sedikit grogi.
“I.. I.. Yaa..Tante Lilis jawabku”, namun mataku tak lepas melihat
bentuk putting susunya yang menonjol menjeplak kain satin dasternya.
Dia hanya tersenyum melihat
aku dan lalu berjalan menuju kamar. Oh Betapa nafsunya aku melihatnya Tante
Lilis memakai daster itu yang hanya menutupi tubuhnya yang paling sensitif. Pagi
itu dia membuat penisku langsung bangun
dan aku segera mengejar Tante Lilis yang masuk kedalam kamar.
Kulihat dari sela-sela
pintu kamarnya yang tidak ditutup Tante Lilis sedang mengeringkan rambutnya
dengan posisi duduk di samping ranjang dan aku dapat melihat dengan jelas
karena posisinya yang selalu berubah-rubah. Jelas sekali terlihat betapa bentuk buah dada
itu benar-benar indah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi memiliki
putting yang besar. Dibagian bawah ternyata Tante Lilis tidak memakai Celana
dalam karena terlihat jelas disekitar bentuk selangkangannya yang benar-benar
mempesona tanpa rambut kemaluan yang sudah bersih dicukur habis.
Tak terasa saat mengintip
tanganku pun ikut meremas-remas celanaku terutama penisku, dan sekitar 10 menit
aku berlalu Tante Lilis sudah hampir
mengenakan pakaiannya sementara aku juga sudah tak tahan, maka kuputuskan untuk
langsung menuju kamarku. Didalam kamar
langsung menanggalkan pakaianku dan beronani sambil membayangkan Tante
Lilis sedang memakai baju tidur satin Dan akhirnya Crot.. Crot.. Crot.. Aachh..
tak terasa spermaku langsung muncrat dan jatuh kelantai. membuat sekujur
tubuhku lemas. Dan akupun segera mandi dan langsung keluar rumah dan pergi ke
tempat teman-temanku.
Semenjak kejadian itu Tante
Lilis semakin berpenampilan serba seksi saat aku dirumah dan membuat aku sering
beronani sambil membayangkan dirinya dan kadang gilanya lagi aku nekat
mengambil baju tidurnya saat ditaruh dimesin cuci untuk ritual onani.
Malam minggu sepulangnya
aku pergi dari rumah pacarku. Kulihat dirumah sepi sekali yang ada hanya Tante
Lilis sedang santai di ruang tengah sambil menonton TV.
“Malam.. Tante”, tegurku.
“Malam juga.. Baru pulang apel
nih, ledeknya dengan tersenyum. Dan kulihat betapa senyumnya terlihat genit
sekali”.
“Iya dong. Tan... Biasa
anak muda”, balasku.
“Andre.. tadi Ibumu pesan,
katanya malam ini dia tidak pulang kerumah dikarenakan ada acara kantor, jadi
kamu jangan kemana-mana katanya.
“Iya.. Tante”, akupun pamit
dulu untuk ganti baju dan celana pendek.
Setelah aku ganti baju, aku
lihat Tante Lilis sudah tidak berada di ruang tengah lagi dan ternyata dia
sudah ada di kamar, tapi pintunya dibiarkan terbuka sedikit dan aku lihat Tante
Lilis sedang membersihkan muka didepan cermin sambil mengganti pakaian tidur. Begitu
melihat diriku sedang duduk didepan santai diruang tengah bukanya pintu kamar ditutup
malah sengaja tetap terbuka dan sambil mengajak aku ngobrol.
Akupun sengaja pura-pura rilek
sambil nonton TV, tapi begitu selesai membersihkan muka Tante Lilis keluar dari
kamar hanya memakai baju tidur yang sangat seksi dari bahan satin berwarna
merah muda dan saat berjalan didepan TV yang kulihat jelas dari bayangan
tubuhnya jelas sekali Tante Lilis tidak memakai Bra dan Cd lagi didalam baju
tidur yang dikenakanya.
Bentuk putting susunya
seperti mengundangku untuk segera menjamahnya dan menyedotnya karena bentuk
yang sangat jelas menonjol menembus kain satin yang dikenakan Tante Lilis.
Penisku langsung saja berdiri
dengan sangat kokoh sambil aku berpikir apa Tante Lilis berpenampilan seperti
itu dia sengaja memancingku agar aku bergairah melihatnya. Aku akui baju yang dikenakan Tante Lilis itu membuat
aku benar-benar bergairah. Aku yang semakin tegang tidak karuan membayangkannya
Tante Lilis dihadapanku seperti itu membuatku gairah kejatananku naik apalagi
kondisi rumah kosong hanya ada aku dan Tante Lilis saja tapi aku tidak berani
berbuat nekat karena aku sangat menghormati dia sebagai saudara bapakku.
Pada saat berjalan lewat
dihadapanku kulihat betapa bongkahan pinggulnya meliuk-liuk indah menuju kamar
mandi dan setelah keluar dari kamar mandi dia duduk pas disebelahku di ruang tengah
sambil nonton TV bareng denganku, sambil mengibaskan tangannya di depan
wajahku.
“Woy…Kamu lihat Tante saja,
kaya lihat hantu aja Andre….”, sambil tersenyum.
“Enggak…Tante, Cuma bingung
aja, Tante sudah terlihat setengah baya kok masih terlihat cantik dengan
pakaian seperti itu”, balasku sambil sedikit tegang.
“Hus…kamu mau Belajar
ngerayu tante ya”, katanya.
“Serius Tante masa Andre
bohong, malah lebih seksi dibandingkan pacar Andre”, balasku.
“Ah…ya bener Tante jadi
malu, ya sudah dari pada kamu Ngerayu
terus sini pijitin Tante badan Tante pegel”.
Dengan nada yang sangat
santai…nih katanya sambil membalakangiku dan menepuk pundaknya.
Oh tuhan aku benar-benar
sudah tidak bisa lagi menahan gairahku untuk segera menindih tubuhnya yang
seksi itu tapi aku masih bisa menahan gairahku agar tidak buru-buru bertindak.
Tanganku segera memijat pundaknya. Saat aku pijat-pijat pundaknya Tante Lilis
merasakan kenikmatan setiap jari-jari tanganku meremas-remas pundaknya, bahkan
matanya pun sudah mulai sayu dan terpejam-pejam. Sementara aku yang terus
memijat pundaknya penisku terasa sudah semakin menegang. Malam itu aku juga
tidak memakai celana dalam hanya celana pendek color saja, jadi bentuk penisku semakin terlihat menonjol
tapi untuknya Tante Lilis tidak mengetahuinya karena sambil memijit pundaknya
aku pura-pura berdiri setengah lutut diatas kursi sofa sambil kurapatkan
tubuhku ke tubuhnya.
Entah dia menikmati
pijatanku atau sudah lelah, kulihat kedua mata Tante Lilis terpejam dan dia
juga sudah menyender pundaknya dengan tubuhku tepat dibagian penisku yang sudah
sangat tegang itu. Kuberanikan memijit bagian lengannya dan pundaknya.
Dengan pelan-pelan tanpa
sepegetahuanya aku keluarkan penisku sedikit agar bisa kugesek-gesekan dibagian
pundaknya. Tanganku terus memijat bagian leher dan tanganya sedangkan aksiku
yang terus kugesek-gesekan penisku dipundaknya terus aku nikmati sambil
merasakan licinya kain satin baju tidurnya. Semakin lama nafsuku semakin tidak
bisa aku control, ingin sekali aku meremas-remas buah dadanya, maka sengaja kuberanikan
kupijat-pijat dekat buah dadanya tapi tidak berani kusentuh.
“Lho kok berhenti pijatnya
disitu”.
“Ngak Tante takut kenak
susunya”.
“Ngak papa Andre pijat
saja”, begitu dikasih lampu hijau pijataku aku lanjutkna dibagian kedua buah
dadanya.
Aku hanya berani
memijat-mijat saja tapi tidak berani meremas-remas buah dadanya takut Tante
Lilis marah walaupun sudah dikasih lampu hijau.
“Pegang saja Andre ngak
usah malu”, tiba-tiba terdengar dari mulut Tante Lilis.
Tanganku segera ditempelkan
kedua buah dadanya dengan kedua tanganya, “ayo Remas sekarang Andre…Kan kamu
selama ini cuma ngebayangin doang, Tante tahu kok kamu suka intipin Tante
apalagi kamu suka onani pakai baju tidur tante yang ini kan”.
Aku kaget ternyata selama ini
dia tahu, tanganku yang sudah berada di atas buah dadanya langsung saja
perlahan mulai kuremas-remas. Putting susunya yang telihat menonjol itu
kutarik-tarik sambil kuputar-putar dengan jariku. Gesekan penisku terus tanpa
henti kugesek-gesek dipundaknya hingga cairan bening dari ujung lubang penisku
keluar membasahi kain satin baju tidur Tante Lilis.
Akupun tak tinggal diam
kucium perlahan lehernya dan wajah Tante Lilis saat berpaling ke arahku dengan
mulut yang menganga. Langsung saja kusambar bibirnya dan kukulum habis. Ujung
lidah kami saling beradu, kutelusuri lidahnya sampai kami kehabisan napas.
Aku dan Tante Lilis sudah benar-benar
tidak dapat lagi menahan nafsu, kurebahkan dia disofa dan saat kurebahkan
tubuhnya diatas sofa, Tante Lilis kaget ternyata penisku sudah dari tadi sudah
keluar dari dalam celanaku.
“Astaga Andre kamu memang
nakal ya dari tadi saat kamu pijat Tante kamu gesekan dipundak Tante ya?”.
“Iya Tan…Habis Andre sudah
ngak tahan melihat Tante seperti ini”.
Tante Lilis tersenyum
mendengarnya dan langsung mengecup bibirku dan kami kembali berlumatan antara
bibir dan lidah, kucium tubuhnya perlahan mulai dari muka, dada, perut paha,
dan betisnya. Naik lagi dan kutindih tubuhnya. Dia pun mengerang yang membuatku
semakin terangsang, kubuka celana pendekku. Tante Lilis langsung memegang
penisku sambil diremas-remas dengan penush nafsu.
“Tante pinginkan”, aku
memancingnya.
“Tante sudah lama sekali
tidak merasakan penis laki-laki Andre”.
“Masukan aja kalau Tante
ingin rasakan”.
“Jangan disini sayang,
kurang nikmat kita pindah ke kamar yuk”, tibatiba Tante Lilis berkata.
Kami berdiri, dan Tante
Lilis langsung memelukku dan sebelah tangannya langsung memegang penisku yang
tadi tidak sempat kulepas. Tangannya meremas-remas penisku yang sudah tegang
dengan penuh nafsu. Dan dia dengan kasarnya langsung menarikku menuju kamarnya.
Pintu kamar dikuncinya cepat-cepat, kubuka bajuku dan Tante Lilis langsung
jongkok dan langsung memegang penisku lalu dengan buas dan penuh nafsu langsung
dimasukkannya ke dalam mulutnya, dijilat, dihisap-hisap, dicium, dan dihisap
lagi.
Sementara aku hanya
bersandar pada tembok sambil menikmati penisku dilumat-lumat ke dalam mulut
perempuan yang tidak lain saudara dari bapaku. Darahku dan otakku menjadi
buntu. Badanku rasanya makin bergetar dengan tulang yang mau berlepasan dan
tubuh berkelojotan nikmat.
Aku tak tahan dan minta
rebahan di ranjang. Dengan tetap melekat baju tidur satin berwarna merah mudah,
mulutnya langsung melahap penisku terus tanpa henti dicium, dijilat dan dihisap.
Aku semakin bergelinjang, melayang-layang kenikmatan dan mataku pun mulai
berkunang-kunang.
“Oh…Tante..lilisssss..
Oohh.. Terus Tante”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutku.
“Ayo sayang, Malam ini
Tante pingin merasakan penismu”, Penisku kembali dikulum dan dihisap-hisap
dengan buas.
Melihat putting susunya
yang semakin menonjol menembus kain satin yang semakin membesar itu, langsung kuhisap
putingnya secara bergantian, tangan Tante Lilis langsung meraih kepalaku dan
menekan kedadanya dan dari mulutnya keluar suara mendesis-desis bagai ular
kepanasan
“Anghhh…Sedot yang kuat sayang
sambil digigit”, Begitu isep.
“Kamu suka kan.. Susu Tante
Ooohh”.
Aku tidak menjawab karena
aku memang sedang sibuk menghisap, menyedot layaknya bayi yang seharian belum
menetek pada ibunya. Dan setelah puas menghisap dan menetek lidahku turun
kebelahan dadanya terus meluncur keperutnya hingga akhirnya lidahku sampai pada
gundukan pada belahan vaginanya.
Dengan kedua tanganku
kusibakkan keatas baju tidurnya. Kulihat belahan vaginanya yang memerah
mengkilat dan bagian dalamnya sudah sidikit becek. Kuciumi dengan lembut, bau
wanginya membuat sensari yang aneh. Tak pernah ada bau seperti ini yang pernah
kukenal. Dengan hidung kugesek-gesekkan belahan vagina Tante Lilis sambil
menikmati aromanya.
Erangannya dan gelinjang
tubuhnya terlihat seperti pemandangan yang indah sekaligus menggairahkan. Kedua
tangannya meremas-remas sendiri payudaranya.
“Anghhh.. Nikmat sekali
sayang. Terus saying”, Rintih suara Tante Lilis.
Kujulurkan lidahku, kujilat
sedikit vaginanya, ada rasa asin. Lalu dari bawah sampai ke atas kujulurkan
lidahku, menjilati belahan vaginanya. Begitu seterusnya naik turun sambil
melihat reaksi Tante Lilis.
“Anghhh….ahhhh”, Desahan
Tante Lilis terus merintih nikmat, tangannya mencari tanganku, meremas-remas
jariku lalu membawanya ke buah dadanya.
Aku tahu dia ingin yang
meremas kedua buah dadanya dengan tanganku. Begitu kulakukan terus, kedua
tanganku meremas-remas dadanya sedangakan mulutku terus menjilati dan menghisap-hisap
belahan vaginanya hingga kebagian bawah pantatnya. Lubang pantatnya kucoba
kutusuk dengan ujung lidahku, membuat Tante Lilis semakin tidak lagi menahan
nafsunya lagi.
“Anghhh.. Sudah sayang..
Sudah.. Ayo sekarang sayang.. Tante sudah tidak tahan. Anghhh…masukkan penismu sayang,
masukkan ke vagina Tante sekarang sayang.. Oohh”, desahnya meraih kepalaku agar menghentikan
jilatanku di vaginanya.
Aku segera saja merangkak
naik menindih tubuh Tante Lilis yang sudah siap bertempur. Tante Lilis kemudian melebarkan kedua pahanya dan penisku
yang sudah tegang itu segera menuju lubang vaginanya. Begitu ku coba masukkan
penisku kedalam lubang vaginanya dengan sekali tekan langsung amblas tenggelam.
“Yah.. Itu sayang.. Tekan
sayang.. Tekan disitu.. Aacchh.. Ayo sayang.. Tarik dan tekan lagi.. Tante
sudah tidak tahan.. Oocchh.. Ackh.. Enak sekali penismu Andre.. Oocch”, Tante
Lilis merintih kenikmatan ketika penisku ketekan seluruhnya ke lubang vaginanya.
Batang penisku rasanya
terjepit oleh dinding yang sangat lembut di dalam vagina Tante Lilis dan
kurasakan seperti berdenyut-denyut dan menghisap-hisap, nikmat luar biasa
karena ini yang pertama kali kurasakan. Tante Lilis menggoyang-goyangkan
pinggulnya. Setengah berputar-putar dan kadang naik turun. Penisku yang
tertancap di vaginanya yang setengah becek dibuat seperti mainan yang membuat
nikmat.
“Ayo.. Sayang.. Ayo.. Tekan
terus sayang Ibu sudah tak tahan rintih Tante Lilis dengan mata setengah
terpejam dan mulutnya yang setengah terbuka mendesah-desah sangat keras sekali
terdengar dan pinggulnya terus digoyang-goyangkan. Akupun terus mengimbangnya
sampai tiba-tiba Tante Lilis terdiam dan kedua tangannya merangkul leherku sekuat-kuat
dan dari mulutnya keluar desahan panjang.
“Anghhhh…ahhhhhh..ooohh..oohh..”,
tubuhnya mengejang-gejang seperti orang kesetrum dan kedua matanya terpecam
menikmati orgasme.
“Ooh.. Sayangku.. Andre..udah
lama Tante tidak merasakan orgasme seperti ini, Tante nafsu sekali main dengan
kamu sayang”, Aku hanya diam dan tersenyum.
“Kamu kuat sekali sayang..
Gantian sini Tante yang diatas”.
Akupun merubah posisi
dimana sebelumnya Tante Lilis membersihkan vaginanya dengan baju tidurnya. Kemudian
Tante Lilis sekarang menunggani tubuhku, perlahan dia mulai bergoyang dan
kurasakan penisku terasa lebih masuk dalam lubang vaginanya.
Dengan posisi diatas
tubuhku tampak sekali buah dadanya lebih besar dan semakin menantang walaupun
masih terhalang baju tidurnya. Tante Lilis berjongkok diatas pinggangku dan
goyangan naik turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk
liang vaginanya. Yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat
penuh kencang.
“Oohh.. Enak sekali Tante
sayanggg.. Oohh..”.
Kedua buah dadanya seperti
berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Lilis. Kuremas-rema
buah dadanya.
“Sayang.. Oochh.. Yaah..
Pintar sekali kamu Andre.. Oohh..kamu sepertinya udah sangat
berpengalaman…ohhhh Tante enggak percaya kamu bisa kuat begini. Oohh.. Pintar
dan hebat kamu sayang.. Bikin Tante jadi ketagihan dengan penismu.. Oohh…Ooochh..
Andre sayang.. Ganjal kepalamu dengan bantal ini”, Tante Lilis meraih bantal
yang ada disamping kirinya dan memberikannya kepadaku.
“Maksud Tante supaya saya berciuman
sayang dan Cruup.. Cruupp.. “, mulutku langsung melumat mulutnya dan menerkam
puting susunya.
“Sayangggg sedot susu Tante
lagi sayang.. Yah begitu terus.. Yang kiri juga sayang.. Oohh.. Enak sekali
sayang”.
Tante Lilis menundukkan
badanya agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Bercak terdengar seperti
tetesan air, lubang vaginanya semakin licin saja. Makin lama gerakan badan Tante
Lilis semakin cepat dan erangannya juga semakin kencang, hingga tibatiba dia
berkata.
“Oohh.. Sayang.. Tante
sudah tak tahan lagi pingin orgasme”.
“Tahan Tante…Tahan.. Andre
juga sudah mau keluar”. Tangannya langsung mendekap kepalaku kedadanya,
seakanakan ia ingin agar buat dada tersebut masuk semua ke dalam mulutku.
“Ayo.. sayang .. lebih Cepet..
Oohh .. Sedot yang kuat payudara Tante.. Ohh”.
“Andreeeee
Tanteeee…..mau….orgasmeeee lagi sayang “, tubuhnya langsung mengejang dan
disaat tubuh itu terdiam kurasakan vaginanya seperti menghisap-hisap dan
memijit-mijit penisku dengan kuatnya. Aku yang juga sudah mau klimak semakin
kuat memeluknya dan menyodokkan penisku semakin kuat.
Kupeluk tubuh Tante Lilis
sekuat-kuat hingga akhirnya.. Croot.. Croot.. Croot... kurasakan spermaku
keluar sangat banyak menyemprot liang Rahim Tante Lilis, aku benar-benar
kenikmatan yang tiada tara sampai badanku menjadi lemas sekali. Kami saling
berpelukan mesra dan Tante Lilis sambil berpelukan diatas ranjang.
“Andre.. Tante kagum padamu
dan benar juga perkiraan Tante”.
“Kenapa?”.
“Ternyata penismu dapat
membuat Tante ketagihan selain besar juga kuat Boleh Tante menikmati selama tinggal disini sayang”.
“Boleh.. Siapa sih yang
enggak mau diajak ngentot sama Tante, selain masih cantik, Andre suka Tante
pakai baju tidur seperti ini”.
“Kamu suka ya Andre
kenapa?”, Tanya kembali Tante Lilis kepadaku.
“Andre sangat bergairah
kalau Tante pakai baju tidur dari satin”.
“Ya sayang nanti setiap hari Tante pakai baju tidur
satin biar kamu bergairah terus sama Tante yang penting kamu bisa puaskan Tante
sayang”, sambil mulutku kembali menyedot-nyedot putting susunya yang masih
terhalang kain satin baju tidurnya.
“Kamu enggak capek ya..
Sayang”, tangannya membelai kepalaku.
“Kalau buat seperti ini tiada ada kata capek karena Tante nafsuin
kalau melihat pakai baju tidur ini”, jawabku.
“Haloo Andre.. Ini Mama”
“Ya.. Ma.. Ada apa”
“Siap Ma.”, jawabku.
“Oh.. Ya.. Tante Lilis ada
dirumah?”, tanyanya.
“Ada Ma.. Mungkin sudah
tidur kali”.
“Ya sudah kalau ada apa-apa
kamu telepon Mama”.
“Ok Ma”.
Disaat aku sedang telepon
dengan Mamaku kulihat Tante Lilis menghampiriku dan memelukku dari belakang.
Tangannya langsung menuju ke penisku membelainya dan mengocok-ngocoknya dengan
kain satin baju tidurnya sedang lidahnya bermain-main di telingaku dan
membuatku langsung terangsang.
“Anghh.. Sstt.. Sstt”
“Kamu Kenapa Andre?”, tanya
Mamaku di telepon.
“Enggak kok ma.. Kan Andre
sambil makan bakso cuma kebanyakan cabenya nih jadi agak pedas”, jawabku.
ketika Tante Lilis terus
mengocok penisku dengan kain satin semakin kuat sambil memeluku dari belakang dan
mencium, menjilat leherku aku sudah tidak bisa kosentrasi lagi dan pembicaraanku dengan Mamaku lewat telpon
sudah tidak nyambung lagi. Makan segara kuputusakan bicaraku untuk mengakhirin dengan
Mamahku agar tidak ketahuan.
“Ma.. Sudah dulu ya Andre
sudah ngantuk nih”.
“Ngantuk atau begadang ?”,
Mamaku meledekku.
“Dua-duanya ma jawabku pula”.
“Ya.. Sudah tapi jangan
lupa kalau sudah mau tidur matikan TVnya pesan Mamaku”.
“Siap Ma”.
Belum sempat kututup
telponku Tante Lilis langsung berjongkok
di depanku dan mulai menghisap-hisap dan menjilat-jilat penisku. Lidahnya
bermain-main di kepala penisku kemudian lidah itu berjalan menyusiri biji
penisku.
Kutaruh dengan cepat gagang
telepon sebelum Mamahku tahu dan kubiarkan Tante Lilis asyik menghisap penisku
bagaikan seorang anak kecil yang baru dikasih permen lolipop. Dijilat dicium
dan dimasukkan dalam mulutnya dan dihisap tanpa memaju mundurkan kepalanya.
“Oohh.. anghhhhh Tanteeeee….”,
aku mendesah kenikmatan.
Cepat-cepat Kuraih tubuhnya
naik keatas dan kusenderkan tubuhnya ketembok. Kucium mulutnya dengan penuh
nafsu. Tanganku tak tinggal diam tangan kananku meremas-remas buah dadanya
sedang tangan kiriku mempermaikan kloritosnya.
“Aahh.. Andre sayang kamu
buas sekali”, celotehnya.
“Tante juga buas dan liar, lagi
telepon sama Mama pakai kocok-kocok dan hisap-hisap penisku”, jawabku dengan
tetap memeluknya dan menciumnya.
“Habis.. Tante lihat
penisku yang besat itu gemes banget sayang”.
“Kalau ketahuan bisa
masalah dong Tante sama Mama”.
Tangannya langsung meraih penisku
dan merapatkan ke vaginanya. Akupun langsung menaikkan sebelah kakinya dan
menaikkan ke salah satu kursi di sampingku. Setelah pas kuarahkan penisku menuju
lubang vaginanya.
Sekali dorong Blesss…..Aahh..
Aahh.. Oohh.. jeritnya begitu penisku masuk bersarang ke vaginanya.
“Dorong sayang.. Dorong
yang kuat”, Aku pun mengikuti permintaannya dan mengimbangi permainnya.
Tubuhnya ku tekuk kebelakang sedikit, sehingga aku dapat menghisap puting
susunya yang terlihat menonjol keluar menembus kain satin baju tidurnya.
“Oohh.. Oohh.. Andre sayang
kamu pintar sekali”. Tante Lilis pun juga semangat sekali menggoyang-goyangkan
pinggulnya, kadang maju mundur, kadang berputar, kadang terdiam dan mengejangn-gejang.
Permainanku posisi berdiri
bersender ditembok dan dikursi menambah sensasi kenikmatan didalam vaginanya, penisku
yang kurasakan semakin lama semakin nikmat dan kurasakahan cairan spermaku
segera akan memuntahkan lahar kenikmatan.
“Tante nikmat sekali Ohhhh…
Aku sudah mau keluar…Oohh..Andre sudah tak tahan”.
“Andre Tante juga bentar
lagi mau orgasme sayang, dorong lebih kencang lagi sayang.. Oohh.. Oohh penismu
membuat Tante ketagihan sama kamu oohh.. Oohh sayangggg”.
“Anghhhh. Sstt…..”, kucoba
untuk bertahan agar Tante Lilis bisa menikmati orgasme.
Tak lama kemudia tubuh
Tante Lilis bergetar-getar kenikmatan saat merasakan puncak orgasme, Andreee….anghhhh…sayanggg….tekan
lebih dalam lagi sayanggggg….anghhhh”, kedua matanya terlihat terpecam
menikmati sensati orgasme.
Namun saat Tante Lilis
orgasme vaginanya seakan-akan memijat kuat sekali penisku yang berada didalam
dinding vaginanya dan aku sudah tidak bisa lagi menahan laju cairan spermaku
yang akan segera muntah.
“Anghhhhh…ohhh…..Tanteeeeee….Andre
keluar...Tante…..”, Croott.. Croott.. Croot..Kupeluk tubuh Tante Lilis kuat-kuat
ketembok sambil menekan lebih dalam lagi penisku sambil kunikmati muntahan
cairan spermaku didalam lubang vagiannya.
“Andre sayang.. Oohh..
Aacch.. Aacch..” kedua tangan Tante Lilis memelukku seakan-akan tidak akan
melepaskannya pelukanku.
Kubiarkan cairan spermaku
keluar menetes meleleh dari sela-sela vagina jatuh kebawah lantai dan perlahan
penisku ku tari lepas dari dalam vagina Tante Lilis lalu kugesek-gesekan dikain
satin baju tidurnya hingga cairan spermaku habis.
Kamipun beristirahat duduk
di sofa dan melapaskan rasa letihku sambil tetap berpelukan sambil Nonton TV
dan mengatur nafas karena baru saja berlomba menuju puncak kenikmatan.
Dan malam itu kuhabiskan
bermain seks dengan Tante Lilis tanpa mengenal lelah bagaikan pengantin baru.
Aku bagai dimanjanya entah sudah berapa kali spermaku keluar tumpah dalam
rahimnya dan baju tidurnya yang dikenakan Tante Lilis. Noda-noda spermaku
sangat jelas sekali melekat dan menggering dibaju tidur Tante Lilis seperti
pula-pula Indonesia.
kurasakan esoknya tubuhku hanyalah
lemas dan kurang tidur kerena semalam kuhabiskan waktuku untuk melakukan
permainan seks dengan Tante Lilis. Dan semenjak itu aku sering melakukan itu
dengan Tante Lilis terutama bila aku libur dan Mamaku sedang tidak berada
dirumah atau luar kota. Momen-momen seperti itu kami bebas melakukannya di pagi
hari sampai sore hari namun bila malam tiba saat aku dan Tante ingin
menyalurkan kenikmatan diatas ranjang aku menunggu tengah malam sampai Mamahku
tertidur pulas.
Bila tengah malam saat kami
membutuhkan Tante Lilis sengaja tidak menguci pintu kamarnya agar aku bisa
masuk langsung kedalamnya kamarnya tanpa harus gedor-gedor pintu lagi dan
begitu aku masuk kedalam datang ke kamarnya Tante Lilis selalu menyambutku
dengan nafsu birahi yang tinggi melihat Tante Lilis sudah berada diranjang
dengan baju tidur seksi berkain satin tanpa Bra dan celana dalam hingga ranjang
yang serba selimut dan sperai berkain satin.
Ritual seksku dengan Tante
Lilis sering kami lakuakan diatas ranjang kamarnya hingga noda spermaku dan
keringat kami berdua semua menjadi satu diatas ranjang kamar Tante Lilis.
Hubunganku dengannya Tante
Lilis hingga sekarang masih berjalan
hanya sekarang sejak Tante Lilis pindah dari rumahku kami bertemu satu minggu
sekali pada saat aku libur kerja dan mampir kerumah barunya untuk menghabiskan
permainan seks disana dengan berbagai gaya kami lakukan untuk mencari kepuasan.
Sajak aku puas mendapatkan
kenikmatan dengan Tante Lilis hubungan pacaku putus karena aku benar-benar
sayang dengan Tante Lilis, semua kebutuhanku akan kepuasan birahiku selalu turuti
oleh Tante Lilis akan fantasiku dengan satin. kenikmatan dan nafsuku dengan kain satin selalu tidak dipermasalahkan
oleh Tante Lilis jutru sebaliknya semua rumah barunya terisi oleh kain-kain
satin semua agar permainan kita disana bisa lebih puas dan romantic.
Berapaun sepermaku berada
didalam rahimnaya tidak pernah dipermasalah oleh tante Lilis Karena Tante Lilis
tidak pernah takut akan hamil. Semua itu karena Tante Lilis tidak bisa
mendapkan keturunan karena mandul jadi aku selalu puas menyemprotkan spermaku
didalam rahimnya dan baju satin yang selalu dikenakan.
Sekaian lain kali kita
sambung lagi….Bye.