Jumat, 04 Desember 2020

CERITA SEKS

 

BIRAHI DIVILLA TAWANGMANGGU

Namaku Ryan aku  bekerja disebuah bank swasta dikota Solo. Hari ini hari pertamaku aku menggambil cuti kantor, Maya pacarku yang status seorang janda teman satu kantorku mengajak aku untuk liburan ketawangmanggu ketempat sebuah Vila milik temanya yang bernama Heni.  Sebelum cuti memang Maya sudah merencanakan akan main dan menginap diVilla milik Heni teman dekatnya Maya.

Aku pacaran dengan Maya sudah tiga bulan lamanya dan aku adalah laki-laki pertama yg mengisi hatinya setelah dia menjanda satu tahun. Semenjak aku berpacaran dengan Maya, kami  melakukan hubungan badan baru beberapa kali saja karena kita sama-sama sibuk. namun meski begitu dan jarang melakukan hubungan badan hubungan kami tak terasa sudah tiga bulan berjalan. Maya banyak mempunyai teman yang menurutku cantik-cantik dan sexy namun ada satu yg menarik perhatianku Yaitu Heni pemilik Villa ditawangmanggu, dia bekerja disebuah Bank dan jabatanya sudah lumayan tinggi tapi beda Bank dengan Maya.

Sudah lama aku memimpikan bisa menjadi pacar Heni sahabat Pacarku itu tapi keburu Maya yang masuk kerangkulanku itu. Namun mau bagaimana lagi biar bagaimana juga dia adalah sahabat dekat Maya, jadilah dia hanya menjadi Fantasy seksku semata. pernah satu kali aku bertamu kerumahnya atas permintaan Maya untuk mengambil barangnya yg tertinggal di rumah Heni, sesampai disana Heni  keluar hanya dengan menggunakan daster satin tanpa menggunakan bra. membuat jantungku dag dig dug melihatnya, ketika aku mengamati tubuhnya Heni menyadari kenakalan kedua mataku yg mengarah ketubuhnya terutama bagian buah dadanya itu memiliki puting yang besar.

Namun dia diam saja seolah membiarkan aku meresapi dalam-dalam kemontokan buah dadanya itu begitu kencang dan terawat walaupun sudah memiliki satu orang anak. malah dia tersenyum nakal sambil sengaja membungkuk sehingga puting susunya yg berwarna pink dan sudah mengeras itu terlihat. sepertinya Heni juga menikmati oleh mataku yg nakal ini. ingin sekali rasanya aku melumat puting itu dan merasakan tubuhnya namun apa daya saat itu di rumahnya suaminya sedang bermain dengan anaknya jadi sempat ku tahan untuk nanti kulampiaskan dengan Maya pacarku.

Pagi itu kami berangkat bersama dengan menggunakan mobil menuju vila milik Heni yang sudah menunggu disana. sesampai disana kami disambut oleh Heni teman Maya. Kulihat pemandangan disana cukup indah dan udara yang cukup dingin menusuk kulit. Seharian kami bertiga mengobrol dan kebetulan juga suami dan anak Heni tidak ikut jadi kita hanya bertiga divilla. Menjelang malam hari kami memutuskan untuk istirahat. Heni menyuruh kami berdua memakai kamar diatas karena sudah disiapkan sedangkan Heni memakai kamar pribadinya yang ada dibawah. setelah melihat-lihat kamar yg akan kami tempati dalam beberapa malam itu, kami memutuskan untuk masuk untuk kekamar.

Didalam kamar aku tidur di samping pacarku Maya.

“Say....enaknya ngapain nih dingin-dindin seperti ini?”

“Emang ngapain yah?”, langsung saja ku dekap tubuh Maya sambil ku lumat bibirnya yg sensual itu.

“Dasar nakal banget sih kamu yank”, dengan nada manja

“Biarin, mumpung disini aku mau puas-puasin maen ma kamu yank”

“Dasar.... ya udah mulai dong jangan diem aja”

“Iya sayang”, mula-mula Maya pergi ke kamar mandi, mau ngapain pergi kekamar mandi pikirku.

Begitu keluar dari kamar mandi rupanya Maya sudah mengganti pakaiannya dengan daster satin warna merah muda warna kesukan Maya tanpa memakai CD dan Vra lagi yg menurutku sangat sexy

“Wah udah persiapan ternyata dari rumah May...?”, sambil keluar dari kamar mandi Maya meliuk-liukkan badannya menari dengan sangat sexynya menuju ranjang tempat aku merebahkan diriku. Dengan perasaan dag dig dug aku menelan ludah melihat kelakuan pacarku yg sudah aku pacari hampir 3 bulan.

“Ini aku lakuin cuma buat kamu yank, aku udah persiapin semuanya buat laki-laki yg akan menikahiku tahun depan nanti, yaitu kamu” ucap Maya berbisik di telingaku

Langsung saja Maya merebahkan tubuhku yg sempat bangun ketika melihat tingkah sensualnya. Maya duduk diatas dan melumat bibirku sambil menggoyangkan pinggulnya diatas kemaluanku yg masih terbalut celana pendekku.

Dibukanya kaosku sambil Maya menciumi bagian leherku dilanjut dengan menarik celana pendeku hingga terlepas. Batang penisku langsung saja menjulang tegak. Libido ku sudah di puncak, badanku sudah mulai panas tanda nafsuku telah menguasai ragaku. Maya langsung kudekap  dan ku tindih badannya ku lumat lagi bibirnya sambil Maya memulai permainan lidah andalannya kusambut dengan ganasnya

“mmphhttt,,,” Maya mendesah

Ciumanku mulai turun ke daerah lehernya sambil tanganku meremas lembut pada buah dadanya yg montok itu. lama sekali aku menjilati lehernya dengan sesekali kugigit dengan perlahan hingga aku sudah tidak sabar lagi untuk menikmati buah dadanya yg sudah menantang untuk segera disantap. kuhentikan ciuman dan jilatankku pada lehernya kumainkan buah dadanya dengan sangat lembut sambil kujilati buah dadanya yang masih terhalang kain satin dasternya tanpa menyentuh tonjolan putingnya, aku sengaja melakukannya untuk membuatnya penasaran.

“Anghhhh...ahhhh... ayo yank hisap putingnya, puasin aku malam ini,,,” desah Maya yg sudah dikuasai nafsu

Kuhusap putingnya dengan hidungku sehingga membuat desahan Maya makin menjadi, melihat keadaanya seperti itu membuatku semakin bernafsu, langsung saja ku cium puting susunya kujilati sambil kuhisap dengan nafsunya tanpa membuka penghalang kain satin dasternya. tanganku kembali bergerilya mencari setiap sudut daerah sensitifnya, sampailah dibagian vaginaya kumasukkan tanganku kedalamnya membuat Maya sedikit menjerit.  kumainkan klitorisnya, tak tahan juga dia sambil berkata.

“yaaaaankkkk masukiiiinnn,,, aku dah gaaag tahaaan”, aku masih belum terburu-buru, ku jilati terlebih dahulu belahan vaginanya yang sudah becek itu.

“Ooohgghhhh,,,, amphuuunnn yaaankkk, enaak bangeeet hisapan kamu, aku gag kuat,,, akhhhhh,,”, menengar celotehannya aku semakin bersemangat mengerjai vaginanya.

Kujulurkan lidahku masuk ke lubang vaginanya kugoyang-goyangkan disana membuat Maya secara refleks ikut menggoyangkan pinggulnya menikmati permainan lidahku di vaginanya itu. kusumpal mulutnya dengan tangganku, karena takut terdengar oleh Heni berada di kamar bawah, tak ada penolakan saat kumasukkan tanganku  kedalam mulut Maya.

“Inilah saatnya sayang” ucapku sambil mengusap bibirku yg basah oleh cairan cintanya.

kugesek penisku perlahan dibagian klitoris Maya

“Anghhhhh.....”, Maya mendesah meski tertahan karena mulutnya yg tersumpal tanganku.

Penisku perlahan masuk kedalam lubang kenikmatan milik Maya pacarku ini, kumasukkan sebatas kepala lalu ku keluarkan lagi, dan akhrnya “blesss” masuklah sudah batang penisku, terasa sensasi yg sangat luar biasa dinding vaginanya berkedut pelan kadang terasa menyedot penisku meski saat itu aku hanya diam menikmati sensasi nikmat itu.

“Hayo dong yang....yang kenceng  jangan didiamkan saja yanggg.....”

“Oh...vagina kamu enak banget sih yank, nagih banget tau ngak  udah beberepa kali aku entotin masih aja terasa sempit kaya gini”

Maya hanya tersenyum sambil memejamkan matanya dan sedikit menggoyangkan pinggulnya, memberi aba-aba padaku agar juga menggoyangkan pinggulku. Goyangankupun kumulai dengan pelan dan santai.

“Anghhhh....ahhhh” desahan dari mulut Maya.

Sepuluh menit sudah aku menggenjotnya dengan gaya misionaris, aku sudah tidak peduli suara kami akan terdengar oleh Heni karena suara desahan kami keras terdengan dari dalam kamar. kubalikkan badan Maya kuangkat pinggulnya menjadi posisi Dogy pelan tapi pasti kumasukkan kembali penisku ke veginanya yg sudah becek itu.

“Cplak....plak....Cplok...ohhhhh aaahhhhh,,, ssshhhh mhhhh”,  ruangan ini sunyi yg terdengar hanya suara kelamin kami yg beradu mencapai puncak dan suara desahan Maya yg sedikit tertahan namun begitu sexy terdengar, membuatku semakin bernafsu mengerjai vaginanya sambil tanganku meremas gemas payudaranya yg menggantung bebas dibawah sana.

“yank aku pengen diatas”

“Oke sayang , yg seksi yah goyangnya..”

Aku mencabut penisku dari dalam vaginanya kemudian Maya dengan sigap bangun dan mendorongku ke ranjang membuatku jatuh terlentang dan kemudian Maya mulai mengangkangi pinggangku. tubuhnya begitu sexy dengan balutan daster satin yang licin itu dengan rambut tergerai ke sebelah kiri payudaranya terguncang dengan indahnya mengikuti irama goyangannya.

“Ahhhhhhh....ohhh.... yeeeahhh..... asssshhhh”,  Maya mendesah kencang sambil meremas-remas payudaranya sendiri.

Cukup lama Maya mengocok dengan lubang vaginanya diatas tubuhku hingga akhirnya untuk ke berapa kalinya Maya mengalami orgasme, tubuhnya mengejang-ngejang sambil pinggulnya masih menggoyang penisku, tangannya mencengkram kuat tanganku, Maya memejamkan matanya ketika dia menghentikan goyangannya menikmati orgasmenya sambil berteriak agak kencang

“aaaaarggghhhttt,,,, aaakuuu keluar yaaankk aaaooohhhchhhchh”.

Sesaat setelah orgasmenya mereda, tubuhnya lunglai jatuh diatas tubuhku, masih memejamkan matanya Maya berkata

“enak banget yank, aku keluar banyak banget. sekarang giliran kamu ya yank, aku capek banget.”

“Yang aku pingin masukan penisku kelubang pantatmu gimana yank??”, aku sudah pernah sekali main dilubang pantatnya.

“Terserah kamu aja yank, yg penting nikmat dan kamu puas”

kubalikkan tubuh Maya dan kuangkat pinggulnya menyerupai posisi Doggy style. mula-mula ku gesek-gesek ujung penisku dengan cairan hembody yang aku ambil dari dalam tas Maya lalu aku mulai menusuk lubang pantatnya dengan sekali sentakan keras ku masukkan penisku ke dalam lubang pantatnya. Maya agak kaget menerima tusukanku yg tiba-tiba itu, Maya sedikit mengeluarkan air mata,

“sakit ya yank?? aku pelan aja deh”

“gapapa yank kalau kamu suka ”, lama kami bermain di lubang pantatnya dengan posisi Dogy style dan mengeluarka bau khas dari dalam pantatnya becampur kotaran kuning.

Puas dengan lubang pantatnya penisku kembali menusuk kelubang vaginanya hingga tak terasa akhirnya aku merasakan ada sesuatu yg ingin keluar didalam penisku.

“akhggghhhh yank aku mau keluar,,,” teriakku

“aku juga yaaankkkk,,,” disusul teriakan Maya.

Tubuh Maya mengejang tak karuan menandakan orgasmenya telah datang dan ku tanamkan penisku sedalam-dalam di vaginanya kami berdua berteriak agak keras meneriakkan kenikmatan yg kami dapatkan bersama-sama. akhirnya tubuhku melemah menindih tubuh Maya yang juga lemas menahan kenikmatan yg tiada taranya.

Kami tersenyum puas, penisku perlahan mengecil dan keluar dengan sendirinya dari lubang vaginanya disusul spermaku yg ikut meleleh melalui lubang vaginanya yang jatuh keatas kain sperai tempat tidur. lalu setelah kami tertidur dengan posisi berpelukan.

Tengah malam hari telah tiba aku terbangun karena merasakan dinginnya udara divilla yg gerimis malam itu, kulihat Maya tertidur sangat pulas karena kelelahan, kulihat di Maya masih ada bercak bekas spermaku yg meleleh tadi, kuambil tisu basah lalu ku basuh sambil ku bersihkan vaginanya itu membuatku bernafsu lagi, namun kuurungkan niatku karena melihat wajah Maya yg terlihat sangat lelah. Maya terlihat terlelap dalam tidurnya.

Tiba-tiba perutku terasa sangat lapar, setelah memakai kaos dan celana pendek tanpa mengenakan celana dalam lagi aku turun kebawah berniat untuk memasak mie instant, ketika menuruni tangga aku lihat kamar mandi bawah lampunya menyala dan terdengar suara kucuran air, mungkin Heni lagi pisis, jadi ku lewati saja dan langsung menuju dapur. ketika sedang memasak mie instant aku mendengar suara air di kamar mandi berhenti dan terdengar pula suara pintu kamar mandi yg terbuka.

Setelah agak lama tiba-tiba jantungku berdebar, wajahku memerah aku terkejut ketika sepasang tangan melingkar di pinggangku, perlahan turun menuju penisuku yg mendadak menonjol mengingat birahiku yg kutahan melihat Maya pacarku tadi, aku terenyum dan perlahan membalikkan tubuhku, alangkah terkejutnya aku ketika yg kulihat dihadapanku bukan Maya, Melainkan Heni sahabat pacarku, dan yang bikin aku terkejut lagi adalah pakaian yg dikenakan olehnya. Malam itu Heni hanya memakai daster satin juga seperti maya tapi berwarna merah setasa lututnya yang sangat seksi.

“Giaman kecapeaan ya main sama Maya diatas?” katak heni.

Sambil Heni menutup bibirku dengan tangannya, sambil menunjukkan wajahnya yg memerah malu sambil aku berkata,

“Maaf yang Hen...aku menganggu tidurmu”, sambil matanya masih melirik kearah penisku.

kami terdiam agak lama, untuk mencairkan suasana aku berinisiatif memulai pembicaraan

“Kamu mau masak Mie Instant juga Hen?, aku juga lagi masak Mie nih mau sekalian?”

“Eh,,, ummhh,, iya aku laper,,” ujar Heni

Astaga senyumnya itu

“Oh ya udah kamu duduk aja nonton tv nanti sekalian aku yg masakin gimana??”

“Oke deh”, heni duduk di sofa sambil menyalakan TV dan aku memasak mie dengan hati berdebar.

“Aduh malam-malam gini Heni pakai daster satin bikin nafsu aja?” pikirku, Heni sedang menonton TV ketika ku suguhi semangkok Mie Instant

“Nih Hen, Makan dulu,,,”

“makasih ya Ryan”

Selesai makan heni merapikan sisa-sisa hidangan malam kami dan kembali duduk di depan TV , saat itu sudah pukul 01.30 pagi. kami masih saling terdiam ketika Heni memulai pembicaraan kami.

“Giamana habis main kelaparan ya”, sindir Heni kepadaku.

“Ah...ngak juga Heni, oh ya sorry ya tadi berisik”.

“Ngak papa mumpung ada kesempatan”.

“Heni...kamu seksi juga kalau pakai daster seperti itu apalagi ngak pakai bra lagi,,” tanyaku dengan penasaran.

“Nah kamu ngintip ya dari tadi didapur?”.

“Ngak usak ngitip saja sudah jelas terlihat puting susumu itu Hen, apalagi kamu seperti Abg aja”.

“masa sih kamu nakal juga ya, ntar aku aduin ke Maya lho”.

“Ya jangan lah cukup kita aja yg tau,, hehehe”.

“Ryan, Trims ya Mie Instantnya, aku jadi bingung mau balesnya pake apa?”

“ummm gapapa Hen, Emang mau bales apa?” Balasku

“mhhh,, Mayang dah tidur belum?”

“udah nih pules banget dia,, kenapa?”

“Ngak papa hanya tanya aja, aku mau bales kebaikan kamu malam ini”

“dengan?”

“cc,,iiumm,,”

“haah,, kamu gag salah Hen?”

“iya bener, kamu gak mau ya???”

“ehh mau,, mau banget”

“Nah ya ketauan ngarep ya dari tadi?”

“habis kamu yang bikin aku ngarep”, wajahku memerah merasa telah ketauan apa yg aku inginkan.

Perlahan Heni memejamkan mata membuat aku bingung harus bagaimana, lalu kuberanikan diri untuk menciumnya perlahan, Heni menghela nafas ketika bibir kami bertemu, tanpa basa-basi kami membuka mulut masing-masing dan saling bertaut lidah dengan hotnya.

“ummhhhh Ryannn...” Heni mendesah sambil merapatkan tubuhnya.

Melihat itu tanganku tak tinggal diam, ku usap pipinya lalu ke leher dan memcoba menyentuh payudaranya, namun ada penolakan oleh tangannya, aku melepaskan tautan lidahku di lidahnya sambil menatapnya, namun kepalaku kembali ditarik olehnya dan kembali kami terlibat dalam pergumulan yg cukup panas. aku sudah tak tahan lagi, kurebahkan tubuhnya di sofa yg kami duduki, tak ada penolakan berarti darinya. ku beranikan diri untuk kembali menyentuh payudaranya, kini Heni melepaskan pergumulan kami dan menatap mataku nanar, tiba-tiba Heni memelukku dan berkata

“Aku cek Maya dulu, dia masih tidur gag, tunggu disini ya Hen”, Beberapa menit kemudian aku  kembali ke sofa tempat ku duduk.

“Sorry agak lama hen, Maya pules banget tidurnya jadi kita bebas deh,,,”

“Heni... senyumnya bikin gua meleleh, bakal capek gua nih malem ini, hedeuh,,,’ ucapku Membatin

“kamu mau mulai dari mana Ryan...? malam ini aku milik kamu”.

“kamu keliatan binal banget Heni dengan daster itu aku suka liatnya..”, Heni kembali menyunggingkan senyuman manisnya sambil perlahan berjalan ke arahku.

“Glek,,,,” darahku berdesir melihat pemandangan yg sejak lama ingin aku lihat itu.

Heni mendorong tubuhku ketika aku hendak berdiri menghampirinya, “kan aku mau berterima kasih ma kamu, jadi kamu diem aja, biar aku yg layani kamu”.

Heni mengangkat daster satinya keatas, meloloskan celana dalam model G-string yg dia pakai dan mengusapkan ke wajahku, aromanya luar biasa nikmat, aku mencoba menjulurkan lidahku merasakan aroma nikmat itu.

“Bungkusnya aja nikmat gimana isinya Hen?”, Heni menggigit bibirnya seakan menantangku untuk menikmatinya, namun aku tahan karena penasaran dengan permainan dia yg selanjutnya.

Beberapa saat kemudian Heni bersimpun di hadapanku menerik celana pendeku dengan agak keras, sehingga batang penisku mengacung tanpa halangan lagi. dikecupnya kepala penisku membuatku menggelinjang kegelian. lalu dia menjepit penisku dengan kedua  payudaranya yg lumayan montok itu. diarahkannya ke penisku, rupanya dia ingin mengocok penisku dengan payudaranya yang masih terhalang kain satin dasternya.

“Oh....nikmat sekali rasanya”, saat penisku dikocok naik turun oleh payudaranya dengan gesekan licinya kain satin yang masih terhalang dikedua payudaranya. Heni menjilati kepala penisku, semakin tidak tahan aku dibuatnya, beberapa menit kemudian Heni berdiri dan mulai melucuti kaosku, lalu dia berjalan menaiki sofa mengangkangiku, saat dia hendak berjongkok berniat memasukkan penisku kedalam vaginanya aku menahannya.

“Tunggu Hen, kali ini biar aku yg bekerja”, Heni menurut dan duduk disampingku.

“lakukanlah, aku milikmu malam ini..”, kini ganti aku yg bersimpuh di depannya memegang pahanya dan membukanya lebar-lebar. kulihat Heni memejamkan matanya entah apa maksudnya.

kudekatkan bibirku ke belahan vaginanya, bau khas vaginanya mulai tercium karena vaginanya sudah sangat basah. langsung saja ku mulai permainan andalanku yg selalu membuat Maya tidak berdaya namun kini kulakukan terhadap heni sahabat Maya.

“srhhuupppp,,, ”

“Ahhh…hhhhkkkk... Ryyaaannn....ohhh”.

“Nikmati permainanku sayang”, tangan Heni mulai meremas rambutku sambil menggoyangkan pinggulnya sambil mendesah tak karuan.

“Ohhhhh... sshhhh..... aaahhhh”.

Tiba-tiba kepalaku dijepit oleh kedua pahanya lalu tubuh Heni menegang lalu kejang-kejang, tak kusangka Orgasmenya sangat dahsyat hingga dari lubang vaginanya memuncratkan cairan cintanya dengan sangat deras hingga berceceran dibeberapa bagian wajahku.

Ditariknya wajahku lalu dijilatnya hingga bersih, lalu Heni kembali duduk, tubuhnya melemas nafasnya tak karuan.

“Ternyata bener kata Maya”

“Apa...Hen?”.

“Iya Maya pernah cerita katanya dia paling ngak kuat kalo vaginanya dijilatin ma kamu Ryan, ternyata bener aku ngak kuat, sampe muncrat gitu, padahal aku baru pertama kali muncrat kaya gitu.”, aku tersenyum lalu bangkit mempersiapkan diri untuk melakukan serangan terakhir.

Pertama kuserang dia dari depan, masih dalam posisi duduk di sofa sambil ku lebarkan kedua pahanya perlahan ku tempelkan batang penisku kearah lubang vaginanya, kugesek-gesek dan membuat Heni menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan dariku, kepala penisku sudah hilang ditelan oleh lubang vaginanya, Heni memejamkan kedua matanya ketika seluruh penisku mulai terbenam semuanya didalam vaginanya. kudiamkan sebentar merasakan penisku berada didalam vaginanya, sama sempitnya dengan milik Maya pacarku namun Heni lebih mahir memainkan vaginanya dengan menyedot-nyedot penisku dengan dinding vaginanya.

kucoba mengatur ritme permainanku,memulai ritme 5 – 1. ku keluarkan penisku hingga sebatas kepalanya, kumasukkan hingga setengah penisku lalu kukeluarkan lagi hingga hitungan kelima, membuat Heni mendesah halus nan eksotis.

“Anghhhh....ahhhhh...ahhhhh”, dihitungan ke enam kuhentakkan penisku ke dalam-dalam ke dasar vaginanya membuat Heni sedikit menjerit, lalu tersenyum penuh kenikmatan.

“Ryannn...Anghhhh....akhhh....sssshhhhhh..... hmmmmhhh”

ku ulang aksiku beberapa kali, bosan dengan gaya ini ku balikkan tubuh Heni dengan agak kasar ke posisi Doggy. ku mulai menusukkan penisku dari belakang dan Heni dengan agak kencang membuat mulutnya terbuka tanpa mengeluarkan suara sama sekali.

Kumulai lagi ritme 5 – 1 yg kulakukan tadi dengan sangat menggairahkan,, tiba-tiba Heni menggoyangkan pinggulnya maju mundur dengan cukup kerasnya, kuikuti permainannya hingga akhirnya Orgasmenya tiba, tubuh Heni terkulai tak berdaya, kupeluk tubuhnya dari belakang menjilati tengkuknya.

“kok lama kamu baru Orgasme Hen?”, dengan nafas yg tersengal Heni menjawab

“Aku udah Orgasme 2 kali sama ini jadi 3 kali. capek banget aku dah ngak kuat”, aku terkejut, ternyata saking asiknya aku melakukan ritme yg aku pelajari dari temanku itu membuatku tidak sadar akan orgasmenya yg sebanyak 3 kali itu.

Rupanya Heni terlihat kelelahan, Ku angkat tubuhnya pindah kedalam kamarnya lalu kurebahkan diatas ranjang kamarnya dan ketika posisi terlentang aku naik keatas tubuhnya dan kembali ku buka kedua  pahanya dan menusukkan penisku kedalam vaginanya. Heni kembali memejamkan kedua matanya kini saatnya ku tuntaskan permainanku, ku mulai ritme 2 -1 dengan cara yg sama.

“Ahhhaaa....hhhmmmmm....houuuhhh....akhhhh...”, begitu suara desahan Heni ketika menerima permainanku, Kali ini kurasakan vaginanya menekan dengan cukup keras, kulihat wajah Heni  rupanya dia kembali orgasme lagi, namun tidak ku hiraukan, aku melupakan ritme permainanku dan ku sodokkan penisku ke vaginanya dengan tidak beraturan dan keras. tubuhnya terguncang-gucang  tak karuan payudaranya bergerak ke atas ke bawah, matanya terus terpejam,  entah apakah dia merasakan sakit atau justru kenikmatan.

“Plok...cpllloookk....sleeepppp”.

“Hen aku mau keluar”.

“Aku juga mau orgasme lagi Ryan....”.

“Boleh aku keluarin di dalem Hen?”.

“bbhhoolleehhhh....sayang”.

“kita keluarin bareng ya Hen”, tubuh Heni kembali mengejang menandakan orgasmenya akan segera tiba, ku sodok vaginanya lebih keras lagi dan pada akhirnya, croorrrttttt....crottttt...spermaku muncrat di dalam rahimnya dan terasa hangat sekali ditambah lagi cairan cintanya yang nikmat dan empotan vaginanya yg luar biasa.

kami berpelukan dengan sangat erat, tubuh kamu basah berpeluh, k0ntolku menyusut keluar dari memek Adel dengan sendirinya.

“Kamu kuat banget Ryan, sampai aku capek”. kami merapihkan pakaian dan kami kembali dan duduk di sofa.

“Makasih ya Hen, kamu luar biasa,,”

“Nggak...aku yg terima kasih sama kamu dan harusnya yang terima kasih malah jadi kamu yg kerja keras”.

“hahahaha”, kami tertawa.

“Sebenernya dari dulu aku terobsesi sama kamu Hen, eh sekarang kamu nyerahin diri sendiri”.

“kamu baik Ryan, dan kamu juga pacar sahabatku, jadi aku percaya ma kamu untuk menyerahkan diriku.”

“Makasih ya Hen”,  kami berciuman kembali.

“sekarang izinkan aku yg bekerja,”

Heni kembali membuka celana pendeku dan mengocok penisku dengan kain satin dasternya hingga penisku memuncratkan isinya kembali. Sejak itu aku layani permaina seks dengan Maya pacarku dan temannya juga membuat staminaku harus aku jaga dengan minum jamu-jamuan.