Gara-gara Pembantu
pakai daster satin aku jadi ketagihan bermain diatas ranjang
Ditulis oleh By penikmat Satin, 28 November 2022 diposkan pada Cerita Sex.
Perkenalkan namaku Rudi, aku berkerja disalah satu bank
swasta di kota Solo. Sejak aku dipindah tugaskan ke kota Yogya dan mendapat
rumah dinas dikomplek perumahan yang tidak jauh dari tempatku bekerja.
Tak terasa sudah dua bulan aku tinggal diyogya dan semua
pekerjaan rumah dari cuci baju sampai bersih-bersih aku lakukan sendiri dan itu
aku rasakan tambah lama tambah membuat badan setiap pulang kerja sangat capek kurasakan
dan akhirnya aku putuskan untuk mencari jasa pembantu dari kenalan teman
kerjaku. Seminggu kemudian pembantu yang kucari akhirnya diantarakan kerumah
Bersama teman kantorku.
Saat berkenalan dengan pembantu baruku dia bernama Atun yang baru
saja sebulan bekerja menjadi TKW di Hongkong, Atun berasal dari daerah
bayuwangi dan sudah memiliki satu anak yang sudah tumbuh dewasa dan tinggal
dibayuwangi Bersama kedua orang tuanya. Suaminya ternyata sudah bercerai lama
semejak Atun menjadi TKW dihongkong karena berselingkuh dengan wanita lain.
Singkat cerita semenjak dia bekerja dirumahku kulihat Atun sangat rajin sekali.
Semua pekerjaan rumah selalu beres dikerjakan dan dia juga sangat pandai
memasak.
Tak terasa sebulan bekerja dirumahku ternyata dia sangat
betah sekali tinggal bersamaku dan atun juga kuperlakukan seperti keluarga
sendiri bukan seperti pembantu. Setiap pagi sebelum berangkat kerja maupun
sepulang kerja aku selalu disiapkan makanan. Semua kebutuhanya kuberikan dengan
Cuma-Cuma.
Suatu hari saat sepulang kerja dari kantor sehabis rapat
Bersama jajaran staff, hari itu pikiranku sangat kesal sekali gara-gara ada
masalah sedikit dengan beberapa laporan. Jengkel memang aku rasakan saat pulang
kerumah. Sampai di rumah perasaanku memang serba tidak stabil. Rasanya darah
tinggiku kumat, kepalaku pusing dan aku langsung duduk dikursi sofa sampai
tertidur karena rasa pusing yang kurasakan semakin kuat.
Sudah berapa lama aku tertidur dikursi sofa. Yang aku tau
waktu aku sudah sadar aku didampingi mbak Atun pembantuku.
“Mas Rudi udah bangun ya?..” suara mbak Atun saat berada
disampingku.
“Ee… mbak Atun, Iya nih Mbak aku tadi pusing sekali
gara-gara ada masalah sedikit dikantor.
“Tadi Atun kira ada kenapa-kenapa dengan Mas Rudi dan tidak
seperti biasanya jadi Atun tunggu Mas sampai Mas bangun”.
“Makasih ya Atun”.
“Oh ya Mas sudah Atun siapkan air hangat dikamar mandi,
mendingan Mas mandi dulu sana biar pikiran fress”, katanya.
“Ya Atun makasih ya Atun”. Aku segera bergegas kekamar mandi
untuk mandi agar pikiran dan tubuhku agak fress seperti apa yang dikatakan
Atun.
“Oh ya Mas habis mandi jangan lupa makan dulu. Atun udah
masak buat Mas”.
Sesampainya di kamar, aku langsung mandi dengan air panas
yang sudah disiapkan Atun. Setelah mandi aku rebahkan diri di atas ranjang dengan
masih mengenakan handuk. Tak lama berselang Atun datang membawa secangir kopi
panas kesukaan ku. Tapi malam itu dia tidak seperti biasanya karena malam itu kulihat
Atun hanya memakai baju tidur satin berwarna merah muda model seperti daster
seatas lutut.
“ini Mas, Kopi buat Mas Jangan lupa langsung diminum biar tambah
hangat.”
“iya mbak, makasih..” jawabku dengan senyuman.
Mbak Atun pun langsung keluar dari kamarku. Langsung saja
aku ganti pakaianku dengan pakaian
rumah. Kupakai celana kolor tanpa celana dalam dan kaos longgar. Makan
malam yang telah disiapkan Atun langsung saja ku santap yang telah disiapkan
diruang makan. Setelah makanan habis aku pun segera untuk istirahat. Namun kedua
mataku tetap saja tidak bisa tidur karena masalah yang dikantor tadi masih
kubawa-bawa sampai mau tidur.
Apalagi sejak aku ngeliat Atun saat memberikan secangkir
kopi hanya mamakai baju tidur daster satin itu aku menjadi kepikiran ke dia.
Biasanya dia lebih suka kalau dirumah hanya pakai baju-baju biasa. Tapi kali
ini dia terlihat sangat cantik dengan baju tidur itu yang sangat terlihat
mengkilap dan licin mempertontonkan tubuhnya itu. Pikiranku mulai sedikit kotor,
aku mulai membayangkan apa dia sengaja seperti itu untuk memancingku agar bisa
aku menidurinya diranjang. Karena selama ini dia sudah lama menjanda dan butuh
kehangatan laki-laki seperti ku.
Tapi rasa takut itu selalu terbayang dihadapanku, masa
seorang majikan mau meniduri seorang pembantu dan kalau ada orang yang tau mau
aku kasih kemana harga diriku ini tapi malam itu batang penisku ini sudah tidak
biasa aku tahan-tahan lagi karena penampilan baju tidur itu. Malam itu aku keluar
dari kamar untuk mencari mbak Atun. Aku mencari langsung ke kamarnya, ternyata
dia tidak ada. Eh ternyata dia lagi asyik nonton di ruang tangah.
“Tumben belum tidur Mbak?”
“Iya Mas, Atun belum bisa tidur”
“Mbak bisa minta tolong pijatkan aku”
“Tapi Mas, Atun ngak bisa pijat nanti bisa-bisa salah urat”
“Yau dah kalau ngak bisa, soalnya mau tidur rasanya tubuhku
terasa pegal semua”.
“Gimana ya Mas. Tapi kalo salah urat jangan salahin aku ya
Mas..”
“iya deh Mbak Atun. Pokonya malam ini aku tunggu dikamar yah”.
Akhirnya dia mau memijatku, sekarang tinggal bagaimana malam
ini aku bisa menidurinya Nbak Atun diranjang. Aku langsung ke kamar. Kemudian kubuka
kaosku dan langsung aku tengkurep di atas ranjang. Tak lama mbak Atun datang
dengan baju tidurnya yang licin itu.
“Mas Rudi punya body lotion buat pijat?”
“Itu Mbak ada dimeja”. Kataku singkat
“Nanti kalau ngak enak pijataku bilang aja ya Mas?.”
“Siap”, Mbak Atun kemudian langsung duduk di pinggir ranjang
dan menuang body lotion ke tangannya dan mulai memijit punggungku.
Kedua tangganya mulai memijat tubuhku dan ku rasakan emang
sih pijitannya kurang enak tidak seperti tukang pijat biasanya, tapi demi malam
ini aku bisa menidurinya dan memuaskanya diranjang aku hanya diam saja dulu
menikmati pijatanya itu.
“Mbak Atun, kalau susah mijatnya dari samping, Mbak
mendingan naik aja dan duduk di atas punggungku saja, ga apa-apa kok mbak.”,
kataku.
“Ahh ga usah Mas, ngak enak kalau nanti ada orang yang lihat”.
“Emang siapa yang bakal lihat mbak, kan di rumah ini Cuma
ada kita berdua dan juga siapa yang bakal liat kita. Kalau mijitnya seperti ini
agak susah malah jadi pinggangnya bisa-bisa keseleo.”
“Iya deh Mas, tapi permisi ya Mas”, Katanya dengan nada
sopan sambil beranjak naik dan duduk ke atas pinggang ku.
Tangganya Kembali memijat tubuhku dan saat memijit mbak Atun
kemudian aku ajak bicara tentang
pengalamannya bekerja menjadi TKW dihongkong hingga dia juga mau menceritakan
sampai perceraianya dengan suaminya. Aku berfikir, mungkin inilah saatnya aku
mulai sedikit memancing pembicaraanku tentang seks
“Oh ya Mbak kok sampai sekarang belum mencari pengganti
suaminya yang sudah dicerai”, kataku.
“Lagi males saja Mas”.
“Kok males, padahal sudah lama Mbak bercerai”
“Sudah tua gini apa masih ada yang suka Mas mendingan
sendiri kaya gini bisa bebas kemana-mana”.
“Tapi Mbak masih cantik lho, apa lagi pakai daster satin
seperti itu terlihat cantik dan seksi lho”.
“Ah mana ada pembantu yang cantik”
“Bener lho mbak, mbak itu cantik, punya kulit putih dan
seksi. Terus terang saja aku suka loh sama gaya berpakaian mbak yang kaya gini.
Mbak nampak lebih muda cantik dan seksi”.
“Ah Mas ini pinter banget memuji dan merayu seorang wanita
ya.”
“Masa Mas bohong sama kamu, itu baju tidur seperti itu kamu
beli dimana?”.
“Waktu aku kerja di Hongkong Mas, emang kenapa ngak suka ya
Mas?”, tanya Kembali kepadaku.
“Suka banget aku ngelihat kamu pakai seperti itu Mbak,
terlihat seksi dan cantik sekali”
“Ah Mas ini bisa saja”.
“Iya Atun, aku mau lho jadi mbak pacar”, rayuan mautku
keluar.
“Ah Mas ini ada-ada saja, mana ada seorang majikan pacaran
dengan pembantu”.
“Kalau ada beneran terus kamu mau apa”, atun hanya diam saja
tidak menjawab pertanyaanku, mungkin karena binggung.
Mbak Atun terus memijit tubuh ku dan Setelah bagian punggung
selesai pijitannya pindah kebagian kaki. Aku terus memancing dan terus
bercerita dan tidak aku kasih kendor.
“Oh ya Mbak trus misalnya kalau mbak lagi kepengan gimana mbak?”.
“Maksudnya kepengen apa yah Mas?”.
“Maksudku ya, kepengen gituan. Biasanya kalau orang udah berkeluarga
dan udah punya anak kan pasti ketagihan buat gituan. Emang mbak apa ngak kepengen
lagi gituan?”
“Ya jujur sebenarnya kepengen lah Mas. Tapi mau gimana lagi.
Ya terpaksa harus di tahan-tahan aja.”
“Kasihan juga ya Mbak kamu Harus tersiksa gini. Tapi kalau
mbak emang Mbak kepengen sekali aku mau lho bantuin mbak.”
“Idih Mas ini, kok malah jadi bicara seperti ini, ngak boleh
Mas. Apalagi nanti kalau ketahuan orang
bisa masalah. Oh ya Mas kakinya udah selesai mbak pijit nih.” Katanya.
“Ngak apa-apa loh mbak, dari pada Mbak tersiksa begini. Lho
bagian depan juga dong mbak pijatnya
masa bagian belakang sama kaki saja”.
Mbak Atun hanya diam tampak raut wajahnya berfikir karena
ucapan ku tadi. Aku berbalikan tubuhku terlentang, terus terang sejak dari tadi
aku bicara dengan Atun tentang hal itu dan melihat dia memakai daster satin
merah muda itu, membikin batang penisku dari tadi sudah berdiri tegak dan tercetak
jelas dari luar celana colrku yang aku pakai. Dan sempat aku melihat mbak Atun
beberapa kali melihat ke arah selangkangan ku.
Sebenarnya ukuran batang penisku tidak begitu panjang, hanya
seperti rata-rata orang Indonesia, Dan saat ini batang penisku semakin agak kencang. Mbak Atun mulai memijit bagian
dadaku, Dan dari sini aku dapat melihat wajah cantiknya dan belahan dada terlihat
seksi dengan balutan baju tidurnya yang membikin aku bergairah sekali
melihatnya.
“Benar kan Mbak Atun masih terlihat cantik banget dan seksi
lho, kalau ada laki-laki yang lihat pasti berkata seperti aku.”
“Ah Mas ini mulai lagi kan. Jangan gitu dong Mas, mbak jadi
malu”.
“Masa aku bohong, aku serius lho mbak. Kalau ada laki-laki
yang bisa mendapatkan mbak pasti bakal beruntung orang yang dapat mbak sebagai
istrinya nanti.”
Mbak Atun hanya tersenyum-senyum dengan pujian ku. Dia terus
saja memijit dada ku hingga putingku pun menegang.
“Mbak, masa mijit dada aku terus. Pijit yang lain dong.”
Kataku protes.
“Maaf Mas sampai lupa keasikan bicara”.
“Lupa apa lupa atau kamu suka dengan dadaku ini”
“Ih Mas ini bisa saja”
Mbak Atun kemudian pindah duduk ke atas bagian paha ku.
Kira-kira pas antara tonjolan batang penisku dengan selangkangannya. Saat
Kembali memijat bagian bawah dadaku wajah mbak Atun terlihat sedikit malu
dengan posisi seperti ini kedua buah dadanya semakin terlihat jelas dihadapanku
hanya terhalang Bra warna hitam yang di pakai. Lama kelamaan batang penisku
malah semakin tegang sekali. Aku yakin mbak Atun pasti bisa merasakannya karena bagian selangkangannya
merasakan tonjolan batang penisku.
Tanganku mulai nakal mengesek-gesek bagian pahanya. Namun
tidak ada respon penolakan dari mbak Atun. Tampaknya mbak Atun juga menikmati belaian
tangganku di pahanya. Tidah hanya itu aku mulai menggoyang-goyangkan tubuhku sedikit
demi sedikit, sehingga batang penisku dapat bergesekan dengan bagian tengah
selangkangannya, walau masih terlapisi oleh celana kami masing-masing. Tapi
lumayan lah untuk memancing-mancing agar Mbak Atun dapat merasakan sensasi dari
gesekan batang penisku.
Ku perhatikan wajahnya semakin memerah dan hembusan nafasnya
mulai merasakan nafasnya semakin cepat. Aku tingkatkan lagi serangan ku dan
tidak aku kasih kendor. Kedua tanganku kupindahkan kebagian pantatnya dan
sedikit aku belai-belai sambal kuremas sedikit. Goyangan tubuhku semakin aku
perkencang. Tangannya yang saat itu mulai memijat bahuku malah terpeleset dan terjatuh
kebagian dada ku. Bibirnya tanpa disengaja pas mendarat dibagian bibirku.
“Maaf Mas kepeleset”.
“Ngak papa Mbak kepeleset terus aku suka lho”.
“Ih Mas ini”.
Dengan posisi tetap
duduk di atasku dan kedua tangganya menopang tubuhnya di dadaku. Matanya
sedikit merem, seperti menikmati sesuatu. Goyangan semakin ku percepat. Dan mbak
Atun mulai mendesah kecil. Aku mulai senang sekali dalam hatiku. Aku berhasil
memancingnya untuk masuk ke dalam jebakan ku. Kembali ku mainkan kedua tanganku
kembali ke bagian pantatnya dan kumeremas-remas pantatnya sambil terus
menggoyang-goyang. Tampaknya Mbak Atun tidak lagi menolaknya dengan apa yang
aku lakukan. Dia malah semakin menikmati.
“Gimana mbak? Enak ga mbak, pasti sudah lama ngak seperti
ini pasti nikmatkan Mbak?”, Mbak Atun hanya mengangguk, kedua matanya sayu
menandakan dia sangat menikmati goyangan ku.
“Mau yang lebih nikmat lagi ngak mbak?”, kataku untuk memacingnya.
“Maksudnya.?” Jawabnya sambil mendesah.
“Malam ini kita main yuk mbak, aku juga juga sudah ngak tahan
nih gara-gara mbak pakai baju tidur itu”.
“Jangan Mas, nanti kalau ketahuan orang malah jadi masalah.
Kaya gini aja udah cukup Mas”.
“Ngak ada yang lihat kita disini Mbak hanya kita berdua
saja”.
Perlahan kucium bibirnya sambil kulumat-lumat bibir bawahnya
dan Mbak Atun mulai membalasnya dengan ciuman yang birahi, kemudian kubuka
kaitan branya dengan kedua tangganku. Dengan sekali klik branya langsung
terlepas dan langsung kulepas dari tubuhnya. Tampak jelas kedua putting susunya
menonjol menjeplak seperti biji salak saat Branya sudah terlapas. Tidak
kusia-siakan lagi dihadapanku kedua putting susunya yang sudah siap dilahap.
Ku jilat dan kusedot kedua putting susunya secara bergantian
walau masih terhalang kain satin daternya. Desahannya semakin terdengar sangat
kuat sekali, karena aku sudah sangat benafsu sekali dengan gerak cepat Posisi
ku sudah berganti dan sekarang aku sudah berada di atas tubuh Mbak Atun dan menindih
mbak Atun sambil terus menggoyang selangkangannya. Mbak Atun terlihat sangat menikmati
banget apa yang aku lakukan terhadapnya. Dia tampaknya sudah pasrah dengan apa
yang aku ingin kan.
Kedua tanganku mulai menggerayangi tubuhnya yang terbalut
dengan baju tidurnya yang terasa licin. Bibirku langsung Kembali menyambar
bibirnya dan akhirnya kami saling menciuman sambil berlumatantara bibir dan
lidah. Tangan ku mulai mermas-remas kedua buah dadanya. Serangan terus
kulakukan tanpa henti. Bagian Leher dan belakang telinganya ku cium dengan cara
aku jilat dengan lidahku. Mbak Atun menggeliat pertanda nafsunya sudah sangat
tidak bisa ditahan lagi.
Kutarik celana dalamnya tanpa ada penolakan sama sekali
hingga terlepas dari tubuhnya dan sekarang tubuhnya hanya terbalut dengan
daster satin merah muda yang terlihat licin itu. Kemudian akupun juga tidak
diam Kubuka celana colorku hingga terlepas dari tubuhku juga. Batang penisku yang
sudah tegang dan bebas keluar dari dalam sarangnya langsung aku gesek-gesekan
dibagian selangkangannya yang terhalang dasternya itu. Saat ku gesek-gesekan
penisku pas dibagian belahan vaginanya yang terhalang kain satin dasternya itu
membuat aku terasa sangat nikmat sekali merasakan gesekan kain satin dan batang
penisku terasa licin hingga membuat cairan beningpun sudah keluar dari ujung
penisku membasahi kain satin daster yang dipakai Atun.
Dengan posisi aku masih menidih tubuhnya yang terlentang sambil
terus mengesek-gesek penisku kebagian belahan vaginanya yang sudah mulai basah
bercampur cairan bening penisku tanpa melepas lumatanku antara bibir dan lidah.
Tak menunggu waktu lama mbak Atun semakin menggeracau dan mendesah tak karuan
hanya terdengar desahan yang memburu kenikmatan.
“Anghhhhh.. sssshhh…terus Mas jangan berhenti digesek”.
Kedua putting susunya yang sebesar biji salak itu yang masih
terhalang oleh kain satin dasternya tidak
pernah lepas juga dari jilatanku dan
hisapanku. Terasa nikmat sekali rasanya sambil
menghisap putting susu sambil mengesek-gesek dibagian belahan vaginanya yang
masih terhalang kain satin dasternya. Serangan demi serangan kembali aku tambahkan
tanpa aku kasih kendor. Tanganku turun menuju selangkangan Mbak Atun dan aku
gesek-gesekan. Tampak dicukur habis rambut kemaluanya tanpa ada rambut satupun
yang tumbuh disekitar vaginanya terus aku gesekkan dengan tanganku ke bibir
vaginanya.
Klitorisnya tampak membengkak karena nafsunya yang menggebu-gebu.
Cairan yang sudah sangat becek tampak banjir keluar dari lubang vaginanya
kemudian Ku jilat bagian belahan vaginanya. Namun saat itu mbak Atun menolaknya
dan langsung menutup bagian belahan vaginanya.
“Jangan Mas itu jorok, Masa tempat kencing mau dijilat”.
“Ngak papa Mbak, nanti mbak tau rasanya dan ketagihan”.
Kemudian aku angkat tangan mbak Atun dari vaginanya dan
langsung ku jilati dengan lidah dan bibiku. Tak lama kemudian Mbak Atun tambah mendesah
kenikmatan.
“Mas…anghhh….ahhh enak banget Mas.. enak banget… terus Mas..
hisap yang,.. keras”.
Terus aku jilat lubang vaginanya dan aku hisap klistorinya.
Jari tengah ku pun aku masukkan ke dalam lubang vagina nya membuat cairan dari didalam
vaginanya semakin becek. Kelihatannya memang sudah lama tidak di sentuh oleh
seorang laki-laki. Nafsunya sampai sebegini besar sekali.
Jilatanku lidahku terus tanpa henti kulepas dari lubang
vaginanya hingga lubang pantatnya juga. Tak selang beberapa lama aku menjilat terus
dibagian vaginanya, mbak Atun
mendapatkan orgasmenya yang sangat dasyatnya dan yang sudah lama tidak
dirasakan. Sampai-sampai tubuhnya mengejang seperti tersengat tegangan 220 volt,
hingga cairan kenikmatannya sampai
muncrat keluar. Puas setelah merasakan orgasme yang pertamanya tampak dia
terlihat kelelahan.
“Bagaimana mbak Lelah ya, setelah lama ngak dapat kenikmatan seperti ini?”,
Kataku.
“Iya Mas. Tubuhku kok jadi lemes gini. Tapi nikmatnya
seperti dibawa kelangit ketujuh sumpah enak banget Mas”, nafasnya masih terlihat tersenggal.
“Pasti kamu nanti ketagihan”, kemudian aku naik keatas tubuhnya
dan batang penisku yang sudah tegang itu aku gesek-gesekan ke belahan dadanya
sambil merasakan sensansi licinya kain satin dasternya.
Mbak Atun hanya diam dengan pasrah terlentang sedangkan aku
terus menimkati gesekan batang penisku yang terus aku gesekan ditengah belahan
dadanya.
“Enak Mas gesek disitu”.
“Ya Atun enak banget apalagi dastermu ini bikin aku jadi
ketagihan membuat cairan spermaku akan segera keluar nih”.
“Ayo Mas keluari sekarang dan basahi dasterku Mas biar kamu
puas”. Tak lama Mbak Atun berkata seperti itu cairan spermaku keluar sangat
banyak membasahi dasternya dan belahan dadanya.
Crott…crottt..crot, “Anghhh….ahhhh….ahhhhh”, nikmat banget
rasanya saat cairan spermaku keluar membasahi daster satin yang dipakai atun.
Malam ini aku tidak ingin buru-buru memasukan batang penisku
kedalam vaginanya karena aku ingin membuat Mbak Atun penasaran. Dan setelah
sama-sama puas kami berdua tertidur sambil berpelukan diatas kain sprai yang
sudah basah oleh cairannya bekas sisa-sisa sperma dan keringat kita berdua.
Aku terbangun lebih dulu dan kulihat jam sudah menujukan pukul
7 pagi. Rasanya hari ini aku males untuk tidak berangkat kerja karena aku ingin
sekali seharian di rumah Bersama Mbak Atun. Kulihat Mbak Atun masih tertidur
pulas, sepertinya dia benar-benar keletihan semalam habis kuhajar bagian
vaginanya.
Pelan-pelan ku bangunkan mbak Atun dengan cara kuremas-remas
bagian buah dadanya. Namun alhasil dia tidak
terbangun. Aku cium bibirnya tapi dia masih belum juga bangun, malahan batang
penisku yang bangun lebih dulu karena melihat kemolekan tubuh Mbak Atun masih
terbalut daster satin yang sudah terlihat kusut, tampak jelas noda bekas spermaku yang telah
mengering dibagian buah dadanya.
Bagian belahan vaginanya perlahan aku gesek-gesek dengan
tanganku dan semakin lama gesek tanganku dibelahan vaginanya menjadi lembab dan
becek. Nafasnya mulai terdengar kembali memburu. Batang penisku yang sudah
sangat tegang itu segera aku tempelkan dibagian belahan pantatnya yang masih
terhalang dasternya yang licin itu. Aku gesek-gesekan penisku sambil terus
kuremas-remas buah dadanya.
Semakin lama semakin nikmat kurasakan gesekan batang pensiku
dibelahan pantatnya, apalagi gesekan batang penisku pas sekali mengenai kain
satin dasternya membuat cairan beningku dari lubang penisku keluar membasahi
kain satin dasternya. Aku buka lebar-lebar bagian selangkangannya dan aku langsung
mengambil posisi dan mengancang-ancang kuda-kuda buat menikmati vaginanya mbak
Atun. Kemudian batang penisku aku gesek-gesekkan ke belahan vaginanya biar ada
pelicinnya. Tak lama aku masukkan batang penisku pelan-pelan, mulanya sih agak susah
mungkin karena mbak Atun sudah lama tidak pernah dimasukan lagi oleh batang
penis laki-laki semenjak dia menjanda.
Setelah berusaha menekan sambil aku gesek-gesekan akhirnya
kepala penisku mulai masuk kedalam vaginanya. Aku tekan keras batang penisku ke
dalam vaginanya dan Blesss……., batang penisku masuk kedalama vaginanya hingga kedalam
dasar rahimnya dan mbak Atun pun sedikit terbelalak merasakannya batang penisku
yang telah terbenam didalam dasar rahimnya.
“Ih Mas kok dimasukan aduh sedikit sakit nih?”
“Habis semalam kan ngak jadi dimasukan, udah ga tahan sih..lihat
kamu seperti ini Atun” jawab ku sambil kutekan dan kudiamkan sejenak batang
penisku didalam vaginanya.
Aku mulai perlahan bergerak keluar masuk batang penisku yang
ada di dalam vaginanya. Dia terlihat sedikit menahan rasa perih karena sudah
jarang dipakai, namun lama kelamaan rasa perih itu berubah menjadi rasa nikmat.
Desahan kenikmatan saat merasakan batang penisku terus aku genjot keluar masuk vaginanya
menjadi desahan semakin terdengar keras dan semakin kencang aku genjot penisku
menusuk vaginanya semakin dia kenikmatan.
Permainan dari model
biasa dan kami ganti posisi dengan gaya doggy style. Aku kembali
menggoyang mbak Atun dari belakang.
“Anghhh…..ahhhhh”, desahan mulai terdengar sangat dia
menikmati.
“Gimana Mbak enak”, kataku sambil terus menggoyang penisku di
keluar masuk ke dalam vaginanya.
Desahan dan erangan nikmat tak henti-hentinya keluar dari
mulut mbak Atun, membuat suasana menjadi semakin panas diatas ranjang dipagi
hari. Tak terasa belum lima menit aku goyangkan penisku terus kedalam
vaginananya. Tampaknya Mbak Atun akan mengalami orgasmenya.
Aku yang merasakan otot vaginanya mulai kontraksi terus aku
pompa semakin cepat sampai akhirnya tubuh mbak Atun seperti mengejang-ngejang
dan mendesaha sangat Panjang, menandakan puncak orgasmenya telah datang. Batang
penisku terasa di remas-remas kuat oleh dinding vaginanya dan cairan kenikamatanya
mulai membasahi batang penisku.
“Anghhhh….aaaahh… nikmat banget Mas udah lama tidak
menikamati senikmati ini”.
Sebenarnya tadi aku juga hampir saja cairan spermaku akan
keluar. Tapi karena mbak Atun sempat minta berhenti, sehingga cairan spermaku
yang akan muncrat tertunda. Beberapa saat mbak Atun mengambil nafas. Kemudian
dia meminta aku berbalik dan segera naik ke pangkuan ku. Batang penisku yang
masih tegang itu langsung dimasuk kedalam vaginanya. Dengan mudah langsung
masuk Bless….., lubang vaginanya yang telah basah dan becek itu langsung terisi
oleh dengan batang penisku.
Goyangan pinggul mbak Atun mulai mengocok batang penisku. Rupanya
Mbak Atun sangat lihai sekali bermain seks dengan posisi duduk diatas tubuhku. Dia
sangat pintar sekali memberi kenikmatan yang berbeda. Semakin lama goyangannya
semakin cepat. Terkadang dia bergerak naik turun atau berputar putar seperti
penarik dangdut. Aku perhatikan dia dari tadi Mbak Atun memang sangat mahir
dalam gaya woman on top ini.
Kedua tanganku tidak tinggal diam melihat kedua buah dadanya
yang bergoyang dan masih terhalang kain satin dasternya, aku remas-remas buah
dadanya sambil kutarik-tarik kedua putting susunya untuk menambah kenikmatan
permainan kami ini. Sesekali aku sempatkan menghisap putting susunya yang masih
terhalang kain satin dasternya yang terpampang di depan ku dan tidak jarang aku
gigit kecil putting itu.
“Anghhhh…Massss…,enak gigitannya sedot yang kuat Mas…anghhh…ahhh…”,
kata yang keluar dari mulutnya.
Goyangan mbak Atun tampaknya berhasil membobol pertahanan
ku. Rasanya tidak lama lagi cairan spermaku akan segera muncrat dari ujung kepala penisku.
“Mbak…Atuuunnnnn,.. aku.. akku udah maaa..mau keluar nih
mbak.. anghhhhh”.
“Mas…keluarin di dalam aja Mas….biar sama-sama nikmat
soalnya aku juga bentar lagi mau lagi..”, Mendengar itu ku segera balikkan tubuh
mbak Atun dari atas tubuhku dan memutar posisi tubuhnya terlentang diatas
ranjang dan aku segera menidih dan langsung Kembali kupompa lebih keras penisku
hingga mentok sampai dasar rahimnya.
Crott….crottt…crottt cairan spermaku keluar sangat banyak keluar
didalam vaginanya, “Angghhh…Mbak…atunnnn…. aku keluar Mbakkk”, desahanku saat mengiringi
keluarnya cairan spermaku di dalam vaginanya.
Dan ternyata saat cairan permaku muncrat, Mbak Atunpun
merasakan orgasme yang kedua kalinya. Tubuhku langsung lemas menindih tubuh
mbak Atun. Kami terdiam sejenak. Nafas kami sama-sama masih ngos-ngosan tak
beraturan. Batang penisku semakin lama semakin mulai lemas dan mengecil di
dalam vagina Mbak Atun.
“Makasih banget Mbak udah mau muasi aku”.
“Iya Mas sama-sama. Terus terang saja aku juga udah lama
kepengan merasakan seperti ini. Tapi Mas?”.
“Kenapa Mbak?”.
“Kok Mas mau main sama pembantu kaya aku ini, Kan Mas bisa cari
wanita yang lebih cantik sepertiku banyak”.
“Habis kamu bikin aku terpesona dan bernafsu melihat kamu
pakai baju tidur satin seperti ini”.
“Jadi kalau aku pakai baju tidur seperti ini nanti Mas
terangsng terus lihat aku”.
“ya ga apa-apa Mbak yang penting Mas akan puasi kamu disini”.
Jawabnya singkat.
“Mbak tadi aku keluari spermaku didalam gimana?”.
“Kenapa takut ya, kalau aku hamil”.
“Ngak sih tapi kalau hamil yang sudah tinggal dikawaini aja beres
kan”
“Tenang Mas santai aja aku ngak bakalan hamil kalau aku
masih pakai spiral KB”, Katanya sambil tersenyum.
Ku cabut batang penisku dari dalam vaginanya dan aku
beranjak berbaring di sebalah mbak Atun sambil kupeluk tubuhnya.
Kami terdiam dan tak terasa kami kembali ketiduran sampai siang
hari. Ketika aku bangun mbak Atun sudah tidak ada di sampingku lagi. Aku segera
bangkit dan mandi membasuh keringat dan spermaku yang telah mengering yang
menempel di batang penisku. Kuliahat ranjang kamarku diatas hamparan sperai
ranjangku tampak pulau-pulau noda sperma yang telah menggering.
Setelah mandi dan hanya memakai handuk, aku langsung mencari
mbak Atun. Ternyata dia sedang masak makan siang di dapur. Saat itu dia masih
memakai daster satin itu. Lagi asik memasak didapur dia tidak menyadari
kehadiran ku. Tubuh seksi mbak Atun langsung kupeluk dari belakang dan dia
spontan kaget.
“Eh Mas udah bangun”.
“Udah dong sayang”.
“Waduh kok dipanggil sayang mas”.
“Kan ngak papa biar lebih romantis aja Mbak”. Kataku sambil mengecup
pipinya.
“Iya deh Mas terserah kamu mau panggil aku sayang atau apa
yang penting Mas senang.” Jawabnya
“Sayang, aku boleh minta sesuatu ga?”
“Minta apa Mas..eh sayang?”
“kalau kamu dirumah, kamu mau kan pakai baju tidur satin
seperti ini tanpa pakai bra dan Cd”.
“kok gitu sih Mas…eh..sayang.?”
“Habis aku suka sekali kamu pakai pakaian satin seperti ini
dan aku lagi pengen biar bisa aku gesek-gesekan disitu dan langsung kita bisa
main seks di mana aja.” Jawabku aku tersenyum kepadanya.
“Iya dech Mas aku bakalan pakai satin seperti ini biar Sayang
suka.”
“Nah gitu dong sayang, nanti habis makan siang kita ke mall
beli baju tidur satin dan sperai satin biar nanti pas kita main seks tambah hot”
“Ya, sayang”.
Hari itu batang penisku Kembali menegang lagi handuk yang kupakai
langsung kulepas dan batang penisku langsung saja aku gesek-gesekan dibalahan pantatnya
pas dibagian kain satin dasternya. Dan siang itu didapur permainan seks itu
kami lanjutkan sebelum makan siang.
Sejak saat itu, kami sudah seperti pasangan suami istri yang baru saja seperti orang
menikah. Dan sejak itu pula Mbak Atun tidur bersamaku didalam kamarku. Ranjang kamarku
sudah berubah seperti lautan satin Dan kami juga melakukan hubungan seks dengan
model-model daster satin dan kami lakukan dimana kita suka. Di kamar, dapur,
kamar mandi, ruang tamu, bahkan dibelakang rumah. Aku selalu melakukannya tanpa
kondom. Kamipun terus melakukannya sampai sekarang dengan berbagai gaya bercinta
hingga dari lubang vagina dan lubang pantat sudah aku rasakan.
TAMAT.