Cerita
Sex Kepuasan Bercinta Dengan Ibu Lilis
Namaku Anton dan aku bekerja disebuah bank swasta
disurabaya, sejak aku dipindah tugaskan ke sebuah kantor cabang yang ada
diMalang, dan sementara tugas dimalang aku memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah
dikomplek perumahan yang tidak jauh dari kantorku. Baru tiga bulan aku bekerja
di malang akhirnya aku dekat dengan atasanku yang bernama Ibu Lilis. Dia adalah
manajerku.
Ibu Lilis oranganya gampang sekali bergaul sama siapa pun
dan tidak sombong, sejak menjadi manajerku dikantor aku semakin dekat. Ketika
aku beranikan mengikuti instragramnya dan menelusuri lebih dalam lagi tentang
dirinya, ternyata Ibu Lilis seorang
janda beranak satu dan tinggal Bersama anak putrinya dan pembantu.
Suatu hari saat kerja sampai larut malam Ibu Lilis tiba-tiba
mengirim what app ke hpku.
“Anton kamu pulang pakai apa” kata Ibu Lilis.
“Pakai motor Bu”.
“Kamu pulang sama Ibu saja sekarang aku udah di mobil kamu
kesini langsung aja”.
Akupun langsung membereskan pekerjaanku yang ada dimeja
kantor dan langsung bergerak kemobil Ibu Lilis. Dan setelah sampai dimobil, Ibu
Lilis menyuruh aku membawa mobilnya.
“Anton kita cari makan dulu yuk?”, kata Bu lilis.
“Tapi kita belum mandi Bu”, kataku.
“Ngak papa Anton soalnya aku sudah laper nih”.
Akupun langsung membawa mobilnya dan menuju kesebuah rumah makan
dikota malang. Namun saat diperjalanan aku berbicara kepada Bu Lilis.
“Maaf Bu, Anton belum mandi dan badan masih bau gini”.
“Lah emang kenapa, aku saja belum mandi”
“Malu saja sih karena belum mandi sudah membawa wanita secantik
ibu”.
“Ah kamu ini pakai merayu segala, udah ga papa kamu masih
wangi kok”.
Namun ketika kami sedang berada diperjalanan menuju tempat
makan Ibu Lilis menaikkan kakiknya yang satu sehingga duduk terlihat jelas
sekali pahanya yang mulus dan putih karena dia menggunakan rok mini, sehingga
membuat aku birahi dan penisku mulai naik. Selama diperjalanan aku mencuri curi
pandangan sambil ngobrol dengannya tapi disini birahi ku tambah naik ga karuan.
Sesampainya ditempat rumah makan yang dimaksud, kami pun
makan berdua seperti layaknya orang berpacaran, aku bangga sekali bisa dekat dengan atasanku ini yang masih
terlihat cantik. Setelah kami selesai makan kami memutuskan untuk segera pulang.
Namun ditengah perjalanan Bu Lilis tidak mengajak untuk segera pulang justru dia
malah mengajakku ke sebuah hotel.
“Anton mampir kehotel dulu ya bentar “ katanya, sampai aku
tidak tau apa maksudnya. Aku segera mengikuti apa yang diperintahanya.
“Oh ya Bu mau ngapain kok mampir ke hotel ya?”, aku malah
jadi bingung.
“Tadi aku sudah pesan kamar hotel Rencana buat tamu yang
besok akan datang, jadi aku lihat kamar yang aku pesan”, dalam hatiku aku kira
ingin sekamar denganku untuk saling memuaskan dihotel.
Ketika kami sudah sampai dihotel kami pun langsung ke
resepsionis untuk menanyakan kamar pesanan yang sudah dipesan sekalian mau melihat
kamar yang ada di hotel itu. Setelah kami diberikan kunci kamar hotel yang
telah dipesan Bu Lilis kami segera menuju kamar dan sesampainya dikamar kami masuk berdua melihat kamar yang dipesan
bu Lilis. Begitu pintu kamar hotel tertutup pikiranku agak sedikit terangsang melihat
tadi saat dimobil paha mulusnya itu.
“Anton kita santai dulu saja disini pulangnya nanti saja ya,
kalau mau tidur, tidur dulu aja ga papa kok. Nanti aku bangunin”, kata Bu
Lilis.
“Ngak bu mendingan aku mau mandi saja biar wangi”, kataku.
“Yau dah mandi sana dulu biar bersih dan wangi”.
Ketika aku mandi aku malah membayangkan paha Bu Lilis yang
begitu putih dan mulus, apalagi aku tau dia janda beranak satu pasti butuh
kehangatan laki-laki sepertiku. Batang penisku pun makin tegang karena
memikirkan hal itu. Setelah aku selesai mandi selama 15 menit saat aku keluar
dari kamar mandi aku melihat Ibu Lilis sudah berdiri dipinggir jandela dan ternyata
baju kerja dan rok mininya sudah
dilepasnya dari tubuhnya dan sekarang dia hanya mengenakan daster satin yang
dipakai untuk dalaman baju kerjanya.
“Lho Bu ngapain disitu kayaknya ada yang dipikirkan ya? “
kataku.
“Ngak kok ton hanya liat pemandangan kota malang, oh ya maaf
ya aku buka baju kerja karena panas banget soalnya, kamu udah selesai mandi?”.
“Sudah seger kok bu, kalau ibu mau mandi silahkan aja”,
ucapanku.
“Ngak Ton lagi pingin adem dulu disini”.
“Ternyata ibu cantik juga pakai pakaian seperti itu kayak
ABG aja”, sedikit mencoba merayu.
“Ah kamu bisa aja Ton”.
Saat itu aku masih memakai handuk saja saat keluar dari kamar mandi karena baju dan
celana kerjaku aku taruh didalam lemari.
Perlahan aku berjalan mendekati Bu Lilis yang terus melihat
pemdangan kota malang tiba tiba ku beranikan untuk memeluk tubuhnya dan
langsung aku rangkul dari belakang.
“Aton kamu ini kenapa beraninya kamu memeluk Ibu”.
“Maaf bu bukanya aku berani kurang ajar sama ibu karena
terus terang aku pingin aja peluk ibu dan sebenarnya aku tau ibu kesepian kan
butuh teman curhat”.
“Kamu kok tau kalau aku kesepian”.
“Karena sejak kenal ibu aku selalu cari tau tentang Ibu jadi
aku tau semua”.
Kemudian kedua tanganku bergerak merangkul lebih erat dan
Ibu Lili diam saja tidak ada reaski, aku memainkan tanganku di lehernya dan
ditelinganya, badan kemudian Ibu Lilis sedikit gemetar. Kami terus mengobrol
sambal berpelukan menghadap jendela.
“Kanapa ibu ngak cari pengganti lagi untuk mengisi kesepian
yang ibu alami saat ini”.
“Aku lagi focus dulu untuk bekerja Ton”.
“Bu kerjaan bisa diselesaikan tapi kesendirian ibu tanpa
suami seperti kopi tanpa gula”.
“Tapi”belum sempat dia berkata aku langsung menimpa
perkataannya itu.
“Apa ibu ngak butuh kehangatan dari laki-laki kalau sendiri
seperti ini, apalagi kebutuhan biologis sudah jarang ibu rasakan pasti rasanya
ibu pasti butuh”.
“Ya sebenarnya sih butuh Ton, tapi mau dibagaimanakan lagi
karena aku masih pingin lebih focus bekerja dulu”.
Setelah 15 menit berpelukan sambil mengobrol dan penisku
yang sudah tegang maksimal karena selama berpeluakan, penisku terasa
tergesek-gesek dibagian pantatnya. Aku ga tau kenapa aku beranikan diriku untuk
mencium bagian lehernya. Namun Ibu Lilis diam saja dan tidak ada marah sedikitpun.
Apa dia sudah mulai terpengaruh dengan obrolanku tentang mengarah ke bau-bau
seks.
Kucium lehernya dan telinganya, tubuhnya kini semakin
gemetar, ketika aku mencium dan aku memainkan tanganku untuk aku meraba buah
dadanya dan ternyata Ibu Lilis tidak memakai Bra. Dan saat aku rasakan dia
tidak memakai bra langsung saja aku mainkan kedua putingnya sambil aku
remas-remas. Ibu Lilis tetap diam dan tidak marah dan malah seperti dia
menikmati remas kedua tangganku dikedua payudarahnya sambil kupeluk samakin
erat. Karena penisku yang sudah tegang maksimal dan handuk jatuh dengan spontan
kelantai batang penisku langsung aku gesek-gesekan dibagaian pantatnya.
Kupeluk sambil kuremas kedua payudarahnya sambil kumainkan
kedua putting susu nya dan penisku terus aku gesek-gesekan dikain satin
dasternya dibagian pantatnya membuat Ibu Lilis mulai terangsang dan aku pun
merasakan nikmatnya gesekan penisku merasakan licinya kain satin dasternya.
Kemudian aku angkat tuguh Bu Lilis kekasur dan Dia hanya
nurut saja, aku terlentang tubuh Bu Lilis dikasur akupun langsung naik keatas tubuhnya
dan kutindih tubuh Bu Lilis yang terlentang dan langsung kumainkan kedua putingnya
yang menonjol dari luar kain satin dasternya dengan mulutku.
“Unghhh..anggghh “ desahnya, lalu tangan Bu Lilis langsung meraba
penisku lalu akupun tidak tinggal diam tangan kananku langsung meraba-raba
belahan vaginanya dengan pelan pelan.
“Angghh Antonnn..unghhh..ahh”, aku pun langsung membuka celana dalam Bu Lilis
dengan sekali Tarik celana dalamnya langsung terlepas.
Kemudian kujilat bagian belahan vaginanya dengan lidahku,
tampak tidak ada pemandangan bulu-bulu hitam yang mengelilingi sekitar
vaginanya karena sudah dicukur habis.
“Anghhh…Antonnnn….Unghh…ahh….Antonnn”, sambil menjambak
rambutku dengan kedua tangan Bu Lilis.
Tak lama sekitar 5 menit terus aku jilat dan kusedot bagian
klistorinya vaginanya sudah becek dan membasahi kain sperai putih Kasur hotel
aku pun yang sudah ga tahan langsung saja batang penisku aku arahkan kedalam
lubang vaginanya dengan pelan-pelan dengan cara aku gesek-gesekan kepala
penisku dibibir vaginanya.
“Unghhhh….Antonnnn….pelan-pelan ya….udah lama ngak pernah
dimasuki.. sakit banget lho itu ahh..”, desah Ibu Lilis.
Begitu kepala penisku mulai masuk sedikit demi sedikit
kedalam vaginanya ibu Lilis sedikit meringis “Tahan Bu sedikit lagi masuk semua
kok ini “ ucapku.
“Antonnnn..,ahhh…sakittt....ahhh….Antonnn pelan dong”,
desahnya dan Blessss….batang penisku langsung masuk semua didalam vaginanya dan
kudiam sejanak disana.
Kemudian mulai aku goyangkan naik turun penisku keluar masuk
kelubang vaginanya dan Ibu Lilis mulai merem melek dan terus mendesah membuatku
semakin birahi ditambah lagi mukanya yang sangat terlihat sangat cantik. Setelah
10 menit terus berjalan dengan permainan yang sama diatas Kasur hotel vagina Bu
Lilis pun mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan terasa sekali aku rasakan
penisku keluar masuk vaginanya dengan sangat licin dengan suara “cpalak…cplok”,
yang terengar antara gesekan penisku dengan vaginanya dan akupun merasakan
kenikmatan.
Tak lama kemudia sekitar menit ke 20 tiba-tiba tubuh Bu
Lilis mengejang-ngejang sangat kuat sekali dan kedua kakinya langsung menjepit
menyilang ketubuhku dan nafsanya terlihat sangat ngos-ngosan saat merasakan
pertama kali orgasme.
“Anghhh….anghhhhh…ahhhh….unghhh…Anton aku udah keluar..ahhh
nikamat banget Tonnn” desahnya.
Kudiam sejenek gerakan keluar masuk penisku didalam
vaginanya, agar rasa nikmat yang baru saja dirasakan Ibu Lilis terasa sangat
puas.
Karena aku yang belum keluar aku pun langsung membalikan tubuhku
dan kini posisi Ibu Lilis sudah berada di atasku, tetapi Ibu Lilis tidak mau memasukan penisku kelubangya, dia ingin
memainkan penisku dengan kocokan kain satin dasternya yang masih dipakainya dan
kocokan penisku mulai dimainkan sambil tangannya memegang batang penisku.
Terasa nikmat sekali saat batang penisku terus dikocok
dengan kain satin dasternya sambil dikocok-kocok yang membuatku mendesah kenikmatan.
“Unghhh…Bu…..enak banget….. ga tahan Bu…” kataku yang kenikmatan.
Kemudian penisku
dikasih air liur olehnya lalu dengan perlahan Bu Lilsi mengarahkan penisku
kelubang vaginanya dan mencoba memasukannya. Dengan perlahan Bu Lilis memasukkan
penisku dan akhirnya Blesss….. masuk juga.
“Auwww Tonnnn… sakittt.. tapi enak bangett..Tonnn..ahh…..uhhhh”,
desah Bu Lilis.
Akupun Cuma diam aja karena poisisi ku berada dibawahnya, Bu
Lilis kemudian menaik turunkan tubuhnya sambil memperlihatkan mukanya yang terlihat
menikmati penisku yang ditusuk naik turun sambil mengigit bibir nya. Bu Lilis semakin
mempercepat goyangannya dan desahnya semakin keras dan cepat.
Tak terasa cairan spermaku sudah berada di ujung penisku
tapi aku mencoba untuk menahannya agar
tidak muncrat. Namun karena goyangannya Bu Lilis semakin cepat.
“Bu Lilissss…..unggh…aku sudah ga tahan bangett…Buuuu….. “
desahnya.
Crottt…crottt…crotttt dan akupun langsung mengeluarkan
cairan spermaku didalam vaginanya dan Bu Lilis pun tarus tak berhenti dia terus
menggoyang tubuhnya dan dia pun juga Kembali orgasme yang kedua kalinya
tubuhnya Kembali mengejang-ngejang diatas tubuhku.
“Anghhh….ahhhhh….uhhhhh enak banget…Tonnnnn… ahh…Aton aku
keluar lagi baru kali ini aku merasakan dua kali orgasme”.
“Lah emang dulu berapa kali sebelum cerai Bu”.
“Paling sekali terus tidur”.
“Sekarang ibu puas kan bisa dua kali nanti Anton bikin tiga
kali”, sambil berpeluakn diatas Kasur dan bercuiman lalu Bu Lilis berbisik
kepadaku.
“Kenapa kamu keluarin didalam Ton, kalau Ibu hamil gimana“.
“Tenang aja Bu kalau ibu hamil Anton siap menjadi bapak dari
anak-anal ibu” ucapku kepada bu Lilis dan meberikan Ibu Lilis ketenangan
setelah 15 menit kami berpelukan dan penisku yang sudah mulai lemas aku
langsung mencabutnya dan kami pun mandi bersama.
Setelah kejadian itu aku makin dekat dengannya Bu Lilis dan
selalu pulang bersama, hampir setiap hari Ibu Lilis selalu mampir kerumah
kontraku sebelum Bu Lilis pulang kerumahnya karena dia selalu ketagihan dengan penisku yang selalu cepat mendapatkan
orgasme. Dan kami pun selalu saling memberi kenikmatan hingga saat ini.
Sekian.