BAGIAN 2
Pagi-pagi saat aku membuka kedua mataku, posisiku kami masih
sama. Ibu Maya masih menepel di bagian dadaku dan masih terlihat tertidur sangat
pulas sekali didalam bad cover. Aku pelan-pelan bergeser untuk mengambil HP di
meja sebelah tempat tidur. Aku lihat jam sudah menujukan pukul 06:10. Kutaruh Kembali
HPku diatas meja dan kupeluk Kembali tubuh Ibu Maya erat-erat. Rasanya aku
masih pengen tidak mau lepas dari tubuhnya yang seksi itu.
Ibu Maya terlihat sudah terbangun “Jam berapa Mas Andre?”
tanyanya, suaranya masih ngantuk.
“Enam lewat sepuluh,” jawabku sambal mencium bagian keningnya.
Ibu Maya Cuma tersenyum, trus kepalanya masih tetap dibagian
dadaku. “Ayo bangun Bu dan Ibu mandi dulu biar nggak telat nanti saat acara
presmian pembukaan kantor cabang disemarang”, ajakku.
Terlihat Ibu Maya tidak ada respon sama sekali “Ibu, ayo
dong, ntar Ibu telat lho,” ulangku lagi.
“Males, Mas…Andre” jawab Ibu Maya pelan.
“Loh, males kenapa? Capek apa gimana?” tanyaku sambil
elus-elus kepalanya. Dia cuma diam.
“Kenapa, Bu?” tanyaku lagi.
“Jadi pingin lagi Mas…”. Dengan nada pelan.
“Ya udah bu, nanti kan bisa kita lakukan lagi disini dan
sekarang mendingan Ibu buruan mandi aja soalnya jam sudah mepet” ajakku sambil
buka selimut Bad cover kemudian ku tarik tangannya masuk ke kamar mandi.
Didalam kamar mandi, aku dan Bu Maya sama-sama melumurin tubuh
memakai sabun cair. Ibu Maya juga balik lumurin tubuhku dengan mengosok-gosok
sampe berbusa. Bathtub udah terisi air hangat tiga per empat. Aku langsung masuk
kedalam Bathtub, sementara Ibu Maya masih membilas sabun pake air shower. Habis
itu, dia nyusul masuk kedalam bathtub, posisi tubuhnya menempel ke tubuhku dari
belakang. Aku peluk Ibu Maya, tanganku mulai iseng-iseng saja memainkan di
pangkal paha sama dadanya.
Tiba-tiba Ibu Maya berdiri dan membalik tubuhnya, kedua lututnya
ditekuk. Trus bagian pantatnya mulai
turun menyenggol-nyenggol batang penisku sampe Kembali tegang. Kayaknya Ibu
Maya sudah berani ambil inisiatif terhadapaku. Mungkin gara-gara semalem dia
ngerasa ketagihan sama sensasinya yang sudah lama tidak dia rasakan dengan
suaminya.
Kubiarkan Ibu Maya terus bergoyang diatas pangkuanku kemudian
Bu Maya dengan sendirinya langsung memasukan batang penisku ke dalam lubang
vaginanya. Saat Bu Maya menurunkan bagian pantatnya dan langsung masuk batang
penisku melesat kedalam vaginanya sampe mentok, Ibu Maya mendesah pelan
“Unghhhhhh”, dan diam sejenak menahan batang penisku didalam jepitan vaginanya.
Aku lihat dia sangat menikmatin momen seperti itu dan aku
cuma hanya diam saja dan membiarkan Ibu Maya menikmati apa yang dirasakan didalam tubuhnya sendiri.
Tangannya mulai menuntun tanganku ke bagian buah dadanya, minta diremas-remas
dadanya dan bagian putingnya yang udah terlihat mengancung keras. Aku remas
perlahan buah dadanya dan menarik-narik kedua putting susunya. Ibu Maya mulai
gelinjangan dibarengi suara desahannya pelan.
“Unghhhh….Mas…” katanya lirih, matanya memelas.
Aku maikan kedua putingnya, kutarik pelan sambil kupilin-pilin
dengan kedua jari tanganku, tubuhnya mulai mengejang saat Ibu Maya bergerak semakin
liar naik turun mengocok-kocok batang penisku dengan jepitan lubang vaginanya.
Aku coba mengikuti gerakan Bu Maya yang terus naik turun diatas pangkuanku agar
bisa kelar bareng. Ibu Maya semakin kain
kenceng bergerak, kedua tangannya sambil menyakar bagian lenganku.
Begitu mencapai Orgasme Ibu Maya langsung kelojotan hebat
dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat, otot-otot dinding vaginanya terasa
berdenyut dan meremas batang penisku
yang ada didalam. Apalagi batang penisku sudah mulai akan mengeluarkan cairan sperma. Saat
Bu maya melenguh Panjang disertai tubuhnya mengejang-ngejang dan kedua tangannya
mengecengkeram bagian lenganku. Aku pun juga merasakan hal yang sama seperti
Ibu Maya.
“Anghhhh…..aahhhh…aaahhhh….Ibuuuuu…..Mayaaa……”,
Crottt….crottt….crottt….cairan spermaku keluar membasahi bagian dalam ruang
rahimnya.
Tubuh Bu Maya jatuh ke tubuhku. Aku peluk tubuhnya dan aku kecup
bagian bibirnya dan dibales dengan ciuman mesra sambil menikmati sisa-sisa
kenikmatan. Beberapa saat kemudian setelah sama-sama puas dan kami beruda
bangun dan keluar dari bathtub.
“Mas Andre, aku ganti baju dulu, ya,”.
“Hmm,” jawabku pendek sambil aku pegang kepalanya, trus kucium
bibirnya.
Ibu Maya mengerikan tubuhnya terus keluar kamar mandi dengan
handuk. Pas aku keluar, Ibu Maya lagi
nyari sesuatu didalam kopernya. Aku ambil koperku dan kubuka, lalu keluarin bra sama celana dalamnya yang
semalem sengaja aku sembunyikan biar dia bingung.
“Lagi nyari ini kan Bu?” kataku, nunjukin Bra dan celana
dalamnya,
“Loh, kok ada di situ kamu orangnya jahil juga?”
“Buat sementara, ini aku sita dulu Bu”, kataku jail juga.
“Jangan dong Mas!”.
“Aku pingin Ibu gak usah pake daleman. Aku pengen lihat Ibu seksi
pake baju doang,” godaku.
“Huu, maunya ya udah terserah Mas!” katanya.
Pagi ini Ibu Maya memakai blouse satin berwarna krem lengan
panjang, dipaduin sama rok satin model lipat-lipat berwarna hitam seatas lutut.
Blazer hitamnya masih digantung. Karena Blouse-nya berkain satin jadi kedua putingnya
samar-samar kelihatan gara-gara tidak memakai bra. Ternyata anggun juga kulihat bu Maya
dengan blouse satin dipadukan roknya juga berkain satin.
Bu Maya berdiri di depan kaca. “Kenapa, Mas? Ada yang aneh?”
tanyanya, sambil kulihat Bu Maya didepan kaca.
“Kok bisa ibu pakai blouse dan roknya semua serba satin,
jadi terlihat seksi banget Bu apalagi tanpa Bra dan Celana dalam”, jawabku.
“Habis Bra dan celana dalamku kamu sita jadi aku ngak pake
apa-apa lagi, untung ada Blazer yang
nutupi kedua putting susuku”.
Aku deketin tubuh Bu Maya, tanganku iseng nyentuh kedua putingnya
yang nyembul dari balik bajunya yang licin itu.
“Bisa-bisa nggak jadi presmian kantor lho, Mas,” katanya,
tapi kalimatnya kepotong soalnya aku udah nyosor cium bagian bibirnya.
Tangan ku memegang kepalanya, terus turun ke bagian bawah, menyibak
roknya sampe ke atas pantat. Aku remes pantatnya yang tidak memakai celana
dalam, sambil kulumat lidahnya dengan mulutnya.
“Bu aku jadi nafsu sekali lihat Ibu pakai blouse dan rok
satin seperti ini”, Aku peluk tubuhnya dari belakang.
Tangan kiri Bu Maya menjepit di leherku. Aku remes buah
dadanya sambil memainkan putingnya dari
luar blousenya, sementara batang pensiku yang sudah tegang lagi aku selipkan
dibagian pantatnya terselip dikain satin roknya dan jari tengahku yang kanan sudah
masuk kedalam vaginanya.
Dengan posisi berdiri batang penisku terus aku gesek-gesekan
dikain satin roknya yang terslip masuk kebagian belahan pantantnya. Aku
kocok-kocok lubang vaginanya dengan jari tengah tangan kananku dan aku remes
dadanya dengan tangan kiriku. Ibu Maya hanya bisa memegang bagian kepalaku.
lidahku dan lidahnya masih terus belumatan.
Setelah beberapa saat aku terus gesekan penisku yang
terselip dikain satin roknya dibagian pantantnya tak terasa cairan spermaku
akan segera keluar lagi.
Aku jilati bagian lehenya. Aroma parfum bikin aku makin
nafsu. Aku jilatin telinganya, lalu beralih ke bibirnya, ngelumatin pelan.
Setelah beberapa menit, aku hentikan ciumanku saat cairan spermaku keluar.
“Anghhh….aahhh….aahhh…..Bu….Mayaaaa…..anghhhh”,
Crot…crot…crott, cairan spermaku keluar membasahi rok satin yang yeng terselip
dibagian pantanya.
“iiihhhh…Mas….Andre…kok dikeluari disana nanti terlihat
membekas lho”, protesnya.
“Habis nafsu banget lihat ibu pakai satin”, kuambil beberapa
tissue untuk membersihkan cairan spermaku yang melekat dikan satin rok Bu Maya.
“Dasar anak muda sekarang…Uhhh”.
“Bu nanti lanjutin
lagi sepulang acara ibu selesai ya…” kataku sambil tersenyum.
Ibu Maya melihatku sambil ngatur napas. “Kamu sengaja ya,
Mas? Bikin aku horny gini? Ntar kalo acara selesai harus kamu lanjutkan lagi
lho?” katanya manja banget.
“Iya dong Ibuku sayang”, sambil kucium bibirnya dan Bu Maya
segera membetulakan bajunya.
Pagi itu aku segera mengantar Ibu Maya menuju acara presmian
kantor cabang, selama perjalanan Ibu Maya terus memegang lengan kiriku.
Kepalanya di sandarin di lenganku dengan manja. Pas sampe dikantor dan Ibu Maya
langsung masuk, aku langsung berangkat kerja dan tidak ikut acara presmian
kantor baru disemarang karena fokusku mencari pangsa pasar didaerah semarang
sesuai printah atasan.
Hampir lima jam aku berada dikota semarang menemui
pelanggan-pelangganku dan akhirnya HP-ku berdering kulihat Bu Maya menelponku.
Langsung aku angkat.
“Selamat sore cintaku? Udah selesai acara?”, dengan nada
sedikit romantis
“Udah, Cintaku. Baru aja kelar. Sekarang aku tunggu didepan
ya”, jawab dengan romantis juga.
Kurang dari 15 menitan, aku udah nyampe didepan kantor. Begitu
mobil masuk dari kejauh, kulihat Ibu Maya sudah berdiri didepan kantor, pake
blazer sama rok satin hitam model lipat-lipat yang tadi pagi aku sudah nodai
dengan cairan spermaku. Rambutnya yang tergerai ketiup angin bikin dia
kelihatan makin anggun dan nafsu lihatnya.
Begitu Ibu Maya masuk mobil “Hai, cintaku….” Sapaku dengan
lembut.
Ibu Maya senyum manis, lalu masuk mobil. Aku tarik kepalanya
pelan dan nyium keningnya. Ibu Maya segera melepas blazernya, dan pemandangan aura
birahi mulai tercium. Tampak diujung kedua buah dada tonjolan putting susunya
benar-benar menejeplak dikain satin blousenya seperti ingin kulumat.
“Ada apa, cintaku kok lihat seperti itu? kayaknya ada
sesuatu ya?” tanya Ibu Maya.
“Ibu benar-benar membikin aku nafsu lihat blouse tanpa Bra,
pasti tadi banyak yang lihat”.
“Lah untungnya ketutup blazer kalau ngak pasti terlihat
jelas, habis pakai sita-sita segala”. Aku cuma senyum sambil ngeliatin Ibu Maya.
“Tapi seksi lho Bu…”, kemudian aku pegang kepalanya terus
kucium bibirnya.
Ibu Mya mencoba nolak “Eh, Mas, jangan…dong nanti dilihat
orang lho”, katanya sambil ngeliatin kanan kiri.
“Tadi dari luar Ibu bisa lihat aku ngak di dalam mobil?”
tanyaku.
“Iya ngak kelihatan”.
“Kaca mobil Ibu kan pake kaca film agak hitam jadi ngak bakal
kelihatan dari luar,” kataku, lalu langsung nyiumin bibirnya lagi.
Awalnya Ibu Maya nolak, tapi lama-lama dia ikutin
permainanku. Tangan kananku mulai membuka kancing bajunya. Aku buka dua kancing bagian
atasnya, terus mulai meremasin buah dadanya sambil kumainkan putingnya pake
jariku. Setelah beberapa lama, tanganku mulai nyusurin bagian pahanya sampe ke
pangkalnya. Ibu Maya melebarkan kedua pahanya.
Aku rebahin sandaran kursi mobil. Jari-jariku dengan gampang
nyusurin pangkal pahanya sampe masuk ke lubang vaginanya. Aku rasain bagian
vaginanya sudah mulai basah. Aku gerakin jari tengahku kedalam, Ibu Maya
meliahatku dengan mata penuh nafsu, tubuhnya mulai gelinjang. Tangan kiriku terus
meremasin buah dadanya. Jari tengahku makin cepet bergerak keluar-masuk
kelubang vaginanya. Mulutnya kebuka, seperti orang kehabisan napas, tangan Ibu
Maya mulai memegangi tangan kananku yang terus bergerak cepet didalam vaginanya.
Tangan kiriku remas buah dadanya agak kenceng, terus aku
tekan, sementara jari tengahku menusuk dalam-dalam ke lubang vaginanya. “Anghhh…aahhh….aahhh…unggghhhh”
suara desahan Ibu Maya keluar, tubuhnya mulai mengejang.
Kedua tangannya cengkeram bagian tangan kananku dengan sangat kuat. Vaginanya mulai
becek. Matanya sayu terus ngeliatinku. Ibu Maya terlihat sudah mulai orgasme. Kemudian
Bu Maya memeluk tubuhku dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat
“Anghhh…anghhh…anghhh….Andreee….sayangggg…aanghhhh”.
Setelah terlihat puas dan nafasnya yang sudah Kembali normal
ku cium bibirnya dan Bu Maya Kembali membetulakn blouse dan roknya yang
tersingkap gara-gara ulahku.
“Gimana enakan Bu sekarang puas kan dan hutang tadi pagi
sudah dibayar lunas” sambil kucium bibirnya dan mobil perlahan berjalan lagi
setelah aku hentikan sejenak diparkiran.
“Andre…andre kamu memang bisa bikin orang penasaran aja,
pasti kamu sering ngelakui seperti ini kan sama cewek-cewek diluar”. Aku tidak
menjawab dan hanya tersenyum aja.
Sebelum Kembali ke hotel, kami mampir makan disebuah restoran
dan sesampai dikamar hotel, Ibu Maya
melepas Blazernya dan langsung rebahan
di atas ranjang dan bersandar di ujung ranjang. Aku segera rebahan dibagian sampingnya
aku rangkul sampe kepalanya bersandar di bagian pundakku. Aku nyalain TV, cari
tontonan yang bisa bikin rileks.
“Ibu Maya, capek ya?” tanyaku sambil nonton TV.
“Capek kenapa, Mas Andre?” jawabnya sambil ngambil remote
yang ada ditanganku.
“Sejak tadi malam sampai sekarang udah berapa kali Ibu orgasme…”
kataku sambil nyiumin kepalanya.
“Capek sih ngak Mas, aku benar-benar puas bisa beberapa kali
merasakan orgasme sama Mas Andre”, jawab Ibu Maya sambil senyum.
“Ibu tadi ngak pakai Bra dan celana dalam apa ngak enak”
kataku sambil nyentuh putingnya yang menonjol di balik blouse satinnya.
“Yan…gak enak Lah, apalagi tadi ada acara kecuali kalau mau
tidur aku sering tidak pakai” balasnya.
“Maaf ya kalo aku bikin Ibu tidak nyaman,” kataku sambil elus-elus
kepalanya.
“Tapi Mas Andre suka kan lihat aku seperti ini” jawabnya
sambil ganti channel TV.
“Suka banget Bu bikin nafsu aja, apalagi pakai bahan yang
licin-licin seperti ini”. Dengar jawaban itu, aku segera masukin tanganku ke
balik bajunya dari bawah, meremas-remas buah dadanya.
Sambil nonton TV, aku raba dan kuremas pelan buah dadanya,
Sesekali aku sentuh putingnya. Ibu Maya terlihatan menikmatin apa yang aku lakukan.
Tak lama, tangannya mulai nyusup ke dalam celanaku menyari-nyari batang penisku
yang sudah tegang. Kemudian tanganya mengenggam dan mengocok-kocok penisku. Gak
lama, Bu Maya segera bangun dan melepasin semua celanaku hingga celana dan
celana dalamku terlepas dari tubuhku. Terus Bu Maya berdiri pas diatas tubuhku,
roknya tidak dilepas tapi hanya diangkat sedikit keatas, lalu dia jongkok
Kembali dan menepelkan belahan vaginanya ke batang penisku sampe terjepit.
Ibu Maya mengoyangin pinggulnya pelan-pelan, membikin batang
penisku yang di terjepit ditengah-tengah bibir vaginanya muali bergesekan. Kedua
tangannya menuntun kedua tanganku ke bagian buah dadanya yang masih terhalang
Blouse satin nya. Aku remas-remas pelan sambil kumainkan kedua putting yang
menonjol menjepelak diluar kain satin blousenya. Ibu Maya mendesah pelan, kedua
tanganya terus memegangi kedua tanganku yang lagi meremasin buah dadanya.
Aku merasakan vaginanya mulai basah mengesek batang penisku.
Tangan kananya mulai mencari batang penisku dan mengarahkan batang penisku masuk
ke dalam vaginanya. Tidak lama batang penisku yang sudah sangat keras itu
langsung masuk kedalam vaginanya “Bless….”,
Ibu Maya langsung mengoyangkan pinggulnya dengan cara bergerak maju-mundur dan
kadang diputar-putar, kayak pingin merasakan batang penisku mengesek-gesek
dinding vaginanya.
Mungkin karena udah sejak semalam aku masukan dengan batang
penisku sampai pagi, vaginanya terasa agak longgar dibandingkan saat pertama kalinya. Ibu Maya kayaknya belum puas.
Akhirnya aku inisiatif ganti posisi. Aku bangkit dengan posisi Ibu Maya miring
di ujung ranjang, seperti jongkok dengan kaki rapat. Vaginanya yang basah
kelihatan rapet di antara pangkal pahanya. Aku arahin penisku ke situ mencari lubangnya.
Blesss….Langsung aku masukin dan lubangnya terasa lebih
sempit, ngejepit batang penisku. Aku gerakin pinggul maju-mundur, penisku keluar-masuk
dilubang vaginanya. Ibu Maya dapat
merasakan kenikmatan. Sambil meremas-remas dadanya, aku gerakin pantatku makin
cepet. Ibu Maya mendesah panjang. Tangannya memgangi tanganku yang terus remas-remas
buah dadanya. Napasnya mulai tersengal-sengal, tubuhnya mulai mengejang-ngejang.
Desahannya bikin aku makin bernafsu.
“Anghhh….aahhh….aahhhh….Mas….aandreee…kuuuu…saaayaaangggg….anghhh”,
Pas Ibu Maya mau orgasme, aku sodok batang penisku sedalam-dalam sambil aku remas
buah dadanya lebih keras.
Tubuh Ibu Maya mengejang-ngejang sambil tangannya mencengkeram
tanganku sangat kuat. Vaginanya teras sekali meremas-remas batang penisku yang
aku tahan didalam. Tak lama juga batang penisku selang Bu Maya orgasme cairan
spermaku tidak bisa aku tahan lagi dan aku semprotin juga didalam vaginanya.
Crottt….crott….crott…aku terus sodok penisku sampai kedalam
rahimnya, tubuhku mengejang-ngejang kenikmatan saat cairan spermaku keluar
memenuhi bagian ruang rahimnya sampai cairan itu terus menyemprotkan habis
didalam vaginanya. Setelah puas merasakan kenikmatan orgasme, begitu batang
penisku mau aku cabut dari dalam vaginanya, Ibu Maya menahan pantatku, kayak dia
ngak mau melepaskan penisku dari dalam vaginanya. Aku geser posisi Ibu Maya ke
depan agar penisku tetep berada di dalam.
Aku rebahin tubuhku miring di belakang tubuhnya. Dengan
posisi Ibu Maya miring ke kiri, kaki terlipat, memunggungiku. Aku raba buah
dadanya dan kuremas-remas pelan dengan batang penisku masih di dalam vaginanya.
“Unghhh…Bu..nikmati banget punya ibu benar-benar ketagihan
Andre sekarang”, kucium bagian punggungnya sambil mencium kain satin Blousenya
yang licin itu.
“Iya Andeee…aku juga benar-benar puas sama kamu pingin
rasanya punya kamu yang ada didalam vaginaku tidak mau lepas”. Lama-lama, kami
ketiduran karena kecapeaan.
Menjelang pagi batang penisku sudah terlepas dari dalam
vaginanya dan kulihat bekas sisa – sisa cairan spermaku banyak menodai kain
sperai ranjang hotel yang berwarna putih. Pagi itu kami masih melakukan lagi
permainan yang sama diatas ranjang sampai kita check out dan Kembali kejakarta.
Sebelum Kembali kejakarta aku sempatkan mampir menghabiskan
waktu keJogja sebelum Kembali beraktifitas ke jakarta. Sepanjang jalan Ibu Maya
manja kepalanya bersandar dibagian tanganku. Sesampai dikota yogya kami
langsung check in lagi dihotel dibelakang Malioboro. Selama diyogya aku dan Bu
Maya pingin menikmatin malam di Jogja sampai aku habiskan dua malam.
Sepanjang malam sampe siang di Jogja didalam kamar Hotel aku
habiskan untuk melakukan permainan seks hingga sudah tak terhitung lagi aku
lakukan dengan Bu Maya. Setiap dihotel dia sangat memanjakan aku agar selalu
bergairah dengan baju-baju tidur berbahan satin yang dibeli DiMall dekat
malioboro dan Bu Maya kayaknya juga menikmatin. Setiap baju tidurnya berbahan
satin yang selalu di pakenya, bikin aku gak bisa berhenti bernafsu.
Setelah sampai dijakarta dan Kembali kerumah masing-masih
aku benar-benar capek dan Lelah sekali menghasbiskan cairan spermaku keluar
dilubang vaginanya. “Terima kasih udah bikin aku merasa puas sayang dan bahagia
bersamamu dan jarang aku rasakan selama ini. Semarang dan yogya bakal jadi saksi kita habiskan berdua diatas
ranjang. Selamat istirahat, sayang…” chat dari Ibu Maya diwhat app ku yang membikin
aku senyum bahagia sebelum tidur dan melihat dilampirkan sebuah foto Bu Maya
memakai baju tidur satin yang sangat seksi.
Sekian.

