Kamis, 28 Agustus 2025

CERITA SEKS KENIKMATAN ANTARA ATASAN DENGAN BAWAHAN

 


BAGIAN 2

Pagi-pagi saat aku membuka kedua mataku, posisiku kami masih sama. Ibu Maya masih menepel di bagian dadaku dan masih terlihat tertidur sangat pulas sekali didalam bad cover. Aku pelan-pelan bergeser untuk mengambil HP di meja sebelah tempat tidur. Aku lihat jam sudah menujukan pukul 06:10. Kutaruh Kembali HPku diatas meja dan kupeluk Kembali tubuh Ibu Maya erat-erat. Rasanya aku masih pengen tidak mau lepas dari tubuhnya yang seksi itu.

Ibu Maya terlihat sudah terbangun “Jam berapa Mas Andre?” tanyanya, suaranya masih ngantuk.

“Enam lewat sepuluh,” jawabku sambal mencium bagian keningnya.

Ibu Maya Cuma tersenyum, trus kepalanya masih tetap dibagian dadaku. “Ayo bangun Bu dan Ibu mandi dulu biar nggak telat nanti saat acara presmian pembukaan kantor cabang disemarang”, ajakku.

Terlihat Ibu Maya tidak ada respon sama sekali “Ibu, ayo dong, ntar Ibu telat lho,” ulangku lagi.

“Males, Mas…Andre” jawab Ibu Maya pelan.

“Loh, males kenapa? Capek apa gimana?” tanyaku sambil elus-elus kepalanya. Dia cuma diam.

“Kenapa, Bu?” tanyaku lagi.

“Jadi pingin lagi Mas…”. Dengan nada pelan.

“Ya udah bu, nanti kan bisa kita lakukan lagi disini dan sekarang mendingan Ibu buruan mandi aja soalnya jam sudah mepet” ajakku sambil buka selimut Bad cover kemudian ku tarik tangannya masuk ke kamar mandi.

Didalam kamar mandi, aku dan Bu Maya sama-sama melumurin tubuh memakai sabun cair. Ibu Maya juga balik lumurin tubuhku dengan mengosok-gosok sampe berbusa. Bathtub udah terisi air hangat tiga per empat. Aku langsung masuk kedalam Bathtub, sementara Ibu Maya masih membilas sabun pake air shower. Habis itu, dia nyusul masuk kedalam bathtub, posisi tubuhnya menempel ke tubuhku dari belakang. Aku peluk Ibu Maya, tanganku mulai iseng-iseng saja memainkan di pangkal paha sama dadanya.

Tiba-tiba Ibu Maya berdiri dan membalik tubuhnya, kedua lututnya ditekuk. Trus bagian  pantatnya mulai turun menyenggol-nyenggol batang penisku sampe Kembali tegang. Kayaknya Ibu Maya sudah berani ambil inisiatif terhadapaku. Mungkin gara-gara semalem dia ngerasa ketagihan sama sensasinya yang sudah lama tidak dia rasakan dengan suaminya.

Kubiarkan Ibu Maya terus bergoyang diatas pangkuanku kemudian Bu Maya dengan sendirinya langsung memasukan batang penisku ke dalam lubang vaginanya. Saat Bu Maya menurunkan bagian pantatnya dan langsung masuk batang penisku melesat kedalam vaginanya sampe mentok, Ibu Maya mendesah pelan “Unghhhhhh”, dan diam sejenak menahan batang penisku didalam jepitan vaginanya.

Aku lihat dia sangat menikmatin momen seperti itu dan aku cuma hanya diam saja dan membiarkan Ibu Maya menikmati  apa yang dirasakan didalam tubuhnya sendiri. Tangannya mulai menuntun tanganku ke bagian buah dadanya, minta diremas-remas dadanya dan bagian putingnya yang udah terlihat mengancung keras. Aku remas perlahan buah dadanya dan menarik-narik kedua putting susunya. Ibu Maya mulai gelinjangan dibarengi suara desahannya pelan.

“Unghhhh….Mas…” katanya lirih, matanya memelas.

Aku maikan kedua putingnya, kutarik pelan sambil kupilin-pilin dengan kedua jari tanganku, tubuhnya mulai mengejang saat Ibu Maya bergerak semakin liar naik turun mengocok-kocok batang penisku dengan jepitan lubang vaginanya. Aku coba mengikuti gerakan Bu Maya yang terus naik turun diatas pangkuanku agar bisa  kelar bareng. Ibu Maya semakin kain kenceng bergerak, kedua tangannya sambil menyakar bagian lenganku.

Begitu mencapai Orgasme Ibu Maya langsung kelojotan hebat dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat, otot-otot dinding vaginanya terasa berdenyut dan meremas batang penisku  yang ada didalam. Apalagi batang penisku  sudah mulai akan mengeluarkan cairan sperma. Saat Bu maya melenguh Panjang disertai tubuhnya mengejang-ngejang dan kedua tangannya mengecengkeram bagian lenganku. Aku pun juga merasakan hal yang sama seperti Ibu Maya.

“Anghhhh…..aahhhh…aaahhhh….Ibuuuuu…..Mayaaa……”, Crottt….crottt….crottt….cairan spermaku keluar membasahi bagian dalam ruang rahimnya.

Tubuh Bu Maya jatuh ke tubuhku. Aku peluk tubuhnya dan aku kecup bagian bibirnya dan dibales dengan ciuman mesra sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan. Beberapa saat kemudian setelah sama-sama puas dan kami beruda bangun dan keluar dari bathtub.

“Mas Andre, aku ganti baju dulu, ya,”.

“Hmm,” jawabku pendek sambil aku pegang kepalanya, trus kucium bibirnya.

Ibu Maya mengerikan tubuhnya terus keluar kamar mandi dengan handuk. Pas aku keluar, Ibu Maya  lagi nyari sesuatu didalam kopernya. Aku ambil koperku dan kubuka,  lalu keluarin bra sama celana dalamnya yang semalem sengaja aku sembunyikan biar dia bingung.

“Lagi nyari ini kan Bu?” kataku, nunjukin Bra dan celana dalamnya,

“Loh, kok ada di situ kamu orangnya jahil juga?”

“Buat sementara, ini aku sita dulu Bu”, kataku jail juga.

“Jangan dong Mas!”.

“Aku pingin Ibu gak usah pake daleman. Aku pengen lihat Ibu seksi pake baju doang,” godaku.

“Huu, maunya ya udah terserah Mas!” katanya.

Pagi ini Ibu Maya memakai blouse satin berwarna krem lengan panjang, dipaduin sama rok satin model lipat-lipat berwarna hitam seatas lutut. Blazer hitamnya masih digantung. Karena Blouse-nya berkain satin jadi kedua putingnya samar-samar kelihatan gara-gara tidak memakai  bra. Ternyata anggun juga kulihat bu Maya dengan blouse satin dipadukan roknya juga berkain satin.

Bu Maya berdiri di depan kaca. “Kenapa, Mas? Ada yang aneh?” tanyanya, sambil kulihat Bu Maya didepan kaca.

“Kok bisa ibu pakai blouse dan roknya semua serba satin, jadi terlihat seksi banget Bu apalagi tanpa Bra dan Celana dalam”, jawabku.

“Habis Bra dan celana dalamku kamu sita jadi aku ngak pake apa-apa lagi,  untung ada Blazer yang nutupi kedua putting susuku”.

Aku deketin tubuh Bu Maya, tanganku iseng nyentuh kedua putingnya yang nyembul dari balik bajunya yang licin itu.

“Bisa-bisa nggak jadi presmian kantor lho, Mas,” katanya, tapi kalimatnya kepotong soalnya aku udah nyosor cium bagian bibirnya.

Tangan ku memegang kepalanya, terus turun ke bagian bawah, menyibak roknya sampe ke atas pantat. Aku remes pantatnya yang tidak memakai celana dalam, sambil kulumat lidahnya dengan mulutnya.

“Bu aku jadi nafsu sekali lihat Ibu pakai blouse dan rok satin seperti ini”, Aku peluk tubuhnya dari belakang.

Tangan kiri Bu Maya menjepit di leherku. Aku remes buah dadanya sambil memainkan  putingnya dari luar blousenya, sementara batang pensiku yang sudah tegang lagi aku selipkan dibagian pantatnya terselip dikain satin roknya dan jari tengahku yang kanan sudah masuk kedalam vaginanya.

Dengan posisi berdiri batang penisku terus aku gesek-gesekan dikain satin roknya yang terslip masuk kebagian belahan pantantnya. Aku kocok-kocok lubang vaginanya dengan jari tengah tangan kananku dan aku remes dadanya dengan tangan kiriku. Ibu Maya hanya bisa memegang bagian kepalaku. lidahku dan lidahnya masih terus belumatan.

Setelah beberapa saat aku terus gesekan penisku yang terselip dikain satin roknya dibagian pantantnya tak terasa cairan spermaku akan segera keluar lagi.

Aku jilati bagian lehenya. Aroma parfum bikin aku makin nafsu. Aku jilatin telinganya, lalu beralih ke bibirnya, ngelumatin pelan. Setelah beberapa menit, aku hentikan ciumanku saat cairan spermaku keluar.

“Anghhh….aahhh….aahhh…..Bu….Mayaaaa…..anghhhh”, Crot…crot…crott, cairan spermaku keluar membasahi rok satin yang yeng terselip dibagian pantanya.

“iiihhhh…Mas….Andre…kok dikeluari disana nanti terlihat membekas lho”, protesnya.

“Habis nafsu banget lihat ibu pakai satin”, kuambil beberapa tissue untuk membersihkan cairan spermaku yang melekat dikan satin rok Bu Maya.

“Dasar anak muda sekarang…Uhhh”.

“Bu  nanti lanjutin lagi sepulang acara ibu selesai ya…” kataku sambil tersenyum.

Ibu Maya melihatku sambil ngatur napas. “Kamu sengaja ya, Mas? Bikin aku horny gini? Ntar kalo acara selesai harus kamu lanjutkan lagi lho?” katanya manja banget.

“Iya dong Ibuku sayang”, sambil kucium bibirnya dan Bu Maya segera membetulakan bajunya.

Pagi itu aku segera mengantar Ibu Maya menuju acara presmian kantor cabang, selama perjalanan Ibu Maya terus memegang lengan kiriku. Kepalanya di sandarin di lenganku dengan manja. Pas sampe dikantor dan Ibu Maya langsung masuk, aku langsung berangkat kerja dan tidak ikut acara presmian kantor baru disemarang karena fokusku mencari pangsa pasar didaerah semarang sesuai printah atasan.

Hampir lima jam aku berada dikota semarang menemui pelanggan-pelangganku dan akhirnya HP-ku berdering kulihat Bu Maya menelponku. Langsung aku angkat.

“Selamat sore cintaku? Udah selesai acara?”, dengan nada sedikit romantis

“Udah, Cintaku. Baru aja kelar. Sekarang aku tunggu didepan ya”, jawab dengan romantis juga.

Kurang dari 15 menitan, aku udah nyampe didepan kantor. Begitu mobil masuk dari kejauh, kulihat Ibu Maya sudah berdiri didepan kantor, pake blazer sama rok satin hitam model lipat-lipat yang tadi pagi aku sudah nodai dengan cairan spermaku. Rambutnya yang tergerai ketiup angin bikin dia kelihatan makin anggun dan nafsu lihatnya.

Begitu Ibu Maya masuk mobil “Hai, cintaku….” Sapaku dengan lembut.

Ibu Maya senyum manis, lalu masuk mobil. Aku tarik kepalanya pelan dan nyium keningnya. Ibu Maya segera melepas blazernya, dan pemandangan aura birahi mulai tercium. Tampak diujung kedua buah dada tonjolan putting susunya benar-benar menejeplak dikain satin blousenya seperti ingin kulumat.

“Ada apa, cintaku kok lihat seperti itu? kayaknya ada sesuatu ya?” tanya Ibu Maya.

“Ibu benar-benar membikin aku nafsu lihat blouse tanpa Bra, pasti tadi banyak yang lihat”.

“Lah untungnya ketutup blazer kalau ngak pasti terlihat jelas, habis pakai sita-sita segala”. Aku cuma senyum sambil ngeliatin Ibu Maya.

“Tapi seksi lho Bu…”, kemudian aku pegang kepalanya terus kucium bibirnya.

Ibu Mya mencoba nolak “Eh, Mas, jangan…dong nanti dilihat orang lho”, katanya sambil ngeliatin kanan kiri.

“Tadi dari luar Ibu bisa lihat aku ngak di dalam mobil?” tanyaku.

“Iya ngak kelihatan”.

“Kaca mobil Ibu kan pake kaca film agak hitam jadi ngak bakal kelihatan dari luar,” kataku, lalu langsung nyiumin bibirnya lagi.

Awalnya Ibu Maya nolak, tapi lama-lama dia ikutin permainanku. Tangan kananku mulai membuka  kancing bajunya. Aku buka dua kancing bagian atasnya, terus mulai meremasin buah dadanya sambil kumainkan putingnya pake jariku. Setelah beberapa lama, tanganku mulai nyusurin bagian pahanya sampe ke pangkalnya. Ibu Maya melebarkan kedua pahanya.

Aku rebahin sandaran kursi mobil. Jari-jariku dengan gampang nyusurin pangkal pahanya sampe masuk ke lubang vaginanya. Aku rasain bagian vaginanya sudah mulai basah. Aku gerakin jari tengahku kedalam, Ibu Maya meliahatku dengan mata penuh nafsu, tubuhnya mulai gelinjang. Tangan kiriku terus meremasin buah dadanya. Jari tengahku makin cepet bergerak keluar-masuk kelubang vaginanya. Mulutnya kebuka, seperti orang kehabisan napas, tangan Ibu Maya mulai memegangi tangan kananku yang terus bergerak cepet didalam vaginanya.

Tangan kiriku remas buah dadanya agak kenceng, terus aku tekan, sementara jari tengahku menusuk dalam-dalam ke lubang vaginanya. “Anghhh…aahhh….aahhh…unggghhhh” suara desahan Ibu Maya keluar, tubuhnya mulai mengejang.

Kedua tangannya cengkeram bagian  tangan kananku dengan sangat kuat. Vaginanya mulai becek. Matanya sayu terus ngeliatinku. Ibu Maya terlihat sudah mulai orgasme. Kemudian Bu Maya memeluk tubuhku dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat “Anghhh…anghhh…anghhh….Andreee….sayangggg…aanghhhh”.

Setelah terlihat puas dan nafasnya yang sudah Kembali normal ku cium bibirnya dan Bu Maya Kembali membetulakn blouse dan roknya yang tersingkap gara-gara ulahku.

“Gimana enakan Bu sekarang puas kan dan hutang tadi pagi sudah dibayar lunas” sambil kucium bibirnya dan mobil perlahan berjalan lagi setelah aku hentikan sejenak diparkiran.

“Andre…andre kamu memang bisa bikin orang penasaran aja, pasti kamu sering ngelakui seperti ini kan sama cewek-cewek diluar”. Aku tidak menjawab dan hanya tersenyum aja.

Sebelum Kembali ke hotel, kami mampir makan disebuah restoran dan sesampai dikamar hotel,  Ibu Maya melepas Blazernya dan langsung  rebahan di atas ranjang dan bersandar di ujung ranjang. Aku segera rebahan dibagian sampingnya aku rangkul sampe kepalanya bersandar di bagian pundakku. Aku nyalain TV, cari tontonan yang bisa bikin rileks.

“Ibu Maya, capek ya?” tanyaku sambil nonton TV.

“Capek kenapa, Mas Andre?” jawabnya sambil ngambil remote yang ada ditanganku.

“Sejak tadi malam sampai sekarang udah berapa kali Ibu orgasme…” kataku sambil nyiumin kepalanya.

“Capek sih ngak Mas, aku benar-benar puas bisa beberapa kali merasakan orgasme sama Mas Andre”, jawab Ibu Maya sambil senyum.

“Ibu tadi ngak pakai Bra dan celana dalam apa ngak enak” kataku sambil nyentuh putingnya yang menonjol di balik blouse satinnya.

“Yan…gak enak Lah, apalagi tadi ada acara kecuali kalau mau tidur aku sering tidak pakai” balasnya.

“Maaf ya kalo aku bikin Ibu tidak nyaman,” kataku sambil elus-elus kepalanya.

“Tapi Mas Andre suka kan lihat aku seperti ini” jawabnya sambil ganti channel TV.

“Suka banget Bu bikin nafsu aja, apalagi pakai bahan yang licin-licin seperti ini”. Dengar jawaban itu, aku segera masukin tanganku ke balik bajunya dari bawah, meremas-remas buah dadanya.

Sambil nonton TV, aku raba dan kuremas pelan buah dadanya, Sesekali aku sentuh putingnya. Ibu Maya terlihatan menikmatin apa yang aku lakukan. Tak lama, tangannya mulai nyusup ke dalam celanaku menyari-nyari batang penisku yang sudah tegang. Kemudian tanganya mengenggam dan mengocok-kocok penisku. Gak lama, Bu Maya segera bangun dan melepasin semua celanaku hingga celana dan celana dalamku terlepas dari tubuhku. Terus Bu Maya berdiri pas diatas tubuhku, roknya tidak dilepas tapi hanya diangkat sedikit keatas, lalu dia jongkok Kembali dan menepelkan belahan vaginanya ke batang penisku sampe terjepit.

Ibu Maya mengoyangin pinggulnya pelan-pelan, membikin batang penisku yang di terjepit ditengah-tengah bibir vaginanya muali bergesekan. Kedua tangannya menuntun kedua tanganku ke bagian buah dadanya yang masih terhalang Blouse satin nya. Aku remas-remas pelan sambil kumainkan kedua putting yang menonjol menjepelak diluar kain satin blousenya. Ibu Maya mendesah pelan, kedua tanganya terus memegangi kedua tanganku yang lagi meremasin buah dadanya.

Aku merasakan vaginanya mulai basah mengesek batang penisku. Tangan kananya mulai mencari batang penisku dan mengarahkan batang penisku masuk ke dalam vaginanya. Tidak lama batang penisku yang sudah sangat keras itu langsung  masuk kedalam vaginanya “Bless….”, Ibu Maya langsung mengoyangkan pinggulnya dengan cara bergerak maju-mundur dan kadang diputar-putar, kayak pingin merasakan batang penisku mengesek-gesek dinding vaginanya.

Mungkin karena udah sejak semalam aku masukan dengan batang penisku sampai pagi, vaginanya terasa agak longgar dibandingkan saat  pertama kalinya. Ibu Maya kayaknya belum puas. Akhirnya aku inisiatif ganti posisi. Aku bangkit dengan posisi Ibu Maya miring di ujung ranjang, seperti jongkok dengan kaki rapat. Vaginanya yang basah kelihatan rapet di antara pangkal pahanya. Aku arahin penisku ke situ mencari lubangnya.

Blesss….Langsung aku masukin dan lubangnya terasa lebih sempit, ngejepit batang penisku. Aku gerakin pinggul maju-mundur, penisku keluar-masuk dilubang  vaginanya. Ibu Maya dapat merasakan kenikmatan. Sambil meremas-remas dadanya, aku gerakin pantatku makin cepet. Ibu Maya mendesah panjang. Tangannya memgangi tanganku yang terus remas-remas buah dadanya. Napasnya mulai tersengal-sengal, tubuhnya mulai mengejang-ngejang. Desahannya bikin aku makin bernafsu.

“Anghhh….aahhh….aahhhh….Mas….aandreee…kuuuu…saaayaaangggg….anghhh”, Pas Ibu Maya mau orgasme, aku sodok batang penisku sedalam-dalam sambil aku remas buah dadanya lebih keras.

Tubuh Ibu Maya mengejang-ngejang sambil tangannya mencengkeram tanganku sangat kuat. Vaginanya teras sekali meremas-remas batang penisku yang aku tahan didalam. Tak lama juga batang penisku selang Bu Maya orgasme cairan spermaku tidak bisa aku tahan lagi dan aku semprotin juga didalam vaginanya.

 

Crottt….crott….crott…aku terus sodok penisku sampai kedalam rahimnya, tubuhku mengejang-ngejang kenikmatan saat cairan spermaku keluar memenuhi bagian ruang rahimnya sampai cairan itu terus menyemprotkan habis didalam vaginanya. Setelah puas merasakan kenikmatan orgasme, begitu batang penisku mau aku cabut dari dalam vaginanya, Ibu Maya menahan pantatku, kayak dia ngak mau melepaskan penisku dari dalam vaginanya. Aku geser posisi Ibu Maya ke depan agar penisku tetep berada di dalam.

Aku rebahin tubuhku miring di belakang tubuhnya. Dengan posisi Ibu Maya miring ke kiri, kaki terlipat, memunggungiku. Aku raba buah dadanya dan kuremas-remas pelan dengan batang penisku masih di dalam vaginanya.

“Unghhh…Bu..nikmati banget punya ibu benar-benar ketagihan Andre sekarang”, kucium bagian punggungnya sambil mencium kain satin Blousenya yang licin itu.

“Iya Andeee…aku juga benar-benar puas sama kamu pingin rasanya punya kamu yang ada didalam vaginaku tidak mau lepas”. Lama-lama, kami ketiduran karena kecapeaan.

Menjelang pagi batang penisku sudah terlepas dari dalam vaginanya dan kulihat bekas sisa – sisa cairan spermaku banyak menodai kain sperai ranjang hotel yang berwarna putih. Pagi itu kami masih melakukan lagi permainan yang sama diatas ranjang sampai kita check out dan Kembali kejakarta.

Sebelum Kembali kejakarta aku sempatkan mampir menghabiskan waktu keJogja sebelum Kembali beraktifitas ke jakarta. Sepanjang jalan Ibu Maya manja kepalanya bersandar dibagian tanganku. Sesampai dikota yogya kami langsung check in lagi dihotel dibelakang Malioboro. Selama diyogya aku dan Bu Maya pingin menikmatin malam di Jogja sampai aku habiskan dua malam.

Sepanjang malam sampe siang di Jogja didalam kamar Hotel aku habiskan untuk melakukan permainan seks hingga sudah tak terhitung lagi aku lakukan dengan Bu Maya. Setiap dihotel dia sangat memanjakan aku agar selalu bergairah dengan baju-baju tidur berbahan satin yang dibeli DiMall dekat malioboro dan Bu Maya kayaknya juga menikmatin. Setiap baju tidurnya berbahan satin yang selalu di pakenya, bikin aku gak bisa berhenti bernafsu.

Setelah sampai dijakarta dan Kembali kerumah masing-masih aku benar-benar capek dan Lelah sekali menghasbiskan cairan spermaku keluar dilubang vaginanya. “Terima kasih udah bikin aku merasa puas sayang dan bahagia bersamamu dan jarang aku rasakan selama ini. Semarang dan yogya  bakal jadi saksi kita habiskan berdua diatas ranjang. Selamat istirahat, sayang…” chat dari Ibu Maya diwhat app ku yang membikin aku senyum bahagia sebelum tidur dan melihat dilampirkan sebuah foto Bu Maya memakai baju tidur satin yang sangat seksi.

Sekian.

Rabu, 27 Agustus 2025

CERITA SEKS KENIKMATAN ANTARA ATASAN DENGAN BAWAHAN

 

KENIKMATAN ANTARA ATASAN DENGAN BAWAHAN

BAGIAN 1

Namaku Andre dan aku sebagai seorang marketing disebuah perusahaan otomatif suku cadang dijakarta, hari ini aku ditugaskan untuk jadwal berangkat ke semarang. Singkat cerita, sebelum berangkat kesemarang aku diajak bareng Bersama Ibu Maya manager marketingku. Awalnya sih aku agak tidak bebas saja pergi kesemarang bersamanya karena dia atasanku langsung dan kebetukan kantor cabang yang ada kota semarang membuka cabang baru,  jadi Bu Maya datang kesemarang dalam rangka acara pembukaan kantor baru.

Besok pagi dari Jakarta kesamarang aku dan Bu Maya segera berangkat menggunakan mobil miliknya dan selama perjalanan aku jadi lebih semakin dekat sama Bu Maya. Selama dijalan kami banyak membicarakan tentang masalah pribadi masing-masing dari masalah keluarga hingga masalah ranjang. justru kami tidak pernah membicara tentang masalah pekerjaan satu pun dari obrolanku dengan Bu Maya selama perjalan.

Bu Maya justru banyak curhat denganku tentang masalah keluarganya yang kurang harmonis pada akhir-akhir ini. Suaminya yang jarang pulang karena sibuk dengan pekerjaanya yang dipindah tugaskan ke singapura dan pulang seminggu sekali, ditambah kedua anak-anak Bu Maya yang sudah cukup dewasa dan semuanya  menempuh kuliah di negara Australia, hidup terasa sepi dan sendiri.

Obrolan curhatanya selama perjalanan ke Semarang lumayan cukup lama, sekitar menepuh waktu tujuh jam lamanya. Semua isi curhatanya diceritakan kepadaku sampai-sampai urusan diranjang pun diceritakanya juga. Awalnya sih aku hanya mengomentari beberapa ceritanya saja tapi yang paling mengebu-gebu saat Bu Maya menceritakan urusan ranjang, tampaknya dia sangat membutuhkan kepuasan seks diranjang saat ini.

Sesampai dikota semarang ternyata aku dan Bu Maya lupa memesan Hotel untuk menginap selama disemarang.

“Mas Andre sudah pesan Hotel”, kata Bu Maya.

“Belum Bu, soalnya tadi kita keasikan ngobrol jadinya aku belum pesan hotel dan Ibu sendiri gimana?”.

“Iya Ibu juga belum pesan juga Mas Andre”.

“Ap akita cari hotel aja dekat-dekat kota saja”.

“Ya saya ikut aja Bu”.

Kemudian Bu Maya menyuruh mengarahkan mobilnya ke salah satu Hotel yang ada ditengah kota semarang  dan sesampai diHotel  Bu Maya langsung memesan kebagian respsionis  yang ternyata  hari itu semua kamar sudah terisi penuh dan hanya tersisa 1 kamar yang harganya sangat mahal. 

“Gimana Mas Andre kamar tinggal sisa satu”.

“Apa saya cari Hotel ditempat lain saja Bu”.

“Udah kita pesan satu kamar ini saja hitung-hitung kamar 2 bisa jadi satu kan hemat juga”.

“Tapi Bu, harganya mahal dan saya ngak enak satu kamar berdua sama Ibu”.

“Udah Mas Andre, santai saja sama Ibu”, dengan nada datar aku hanya bisa ikut dan nurut saja sama atasan.

Begitu kamar sudah dipesan dan kami berdua segera langsung Chek In dan ternyata Kamar hotelnya berbentuk sangat besar dan mewah dengan satu kamar tidur yang cukup besar, posisinya menghadap kearah pemandangan kota Semarang yang sangat bagus kalau malam hari. Aku telihat kagum melihat pemandagan dari dalam kamar. Malam harinya setelah kami sama-sama mandi Bu Maya mengajak aku makan malam di sebuah restoran dengan pemandangannya juga bagus sekali saat kita sama-sama makan berdua.

Bu Maya memilih meja di lantai dua biar bisa menikmatin pemandangan kota. Sambil menyantap makan malam diiringi suara alunan music instrument jazz kami berdua bener-benar seperti terbawa ke Susana romantis tidak ada lagi kata atasan dan bawahan lagi yang ada hanyalah menikmati santapan malam dengan cahaya lampu sinar kota Semarang yang gemerlap.

“Giama Mas Andre, bagus, kan?” katak Bu Maya sambil nunjuk ke arah lampu-lampu berkelap-kelip.

“Ya Bu, rasanya kita seperti sepasang kekasih yang baru memadu cinta”, kuberanikan aku untuk membuka perkataan seperti itu.

Kami berdua ngobrol panjang, bercanda, dan suasananya makin santai. Aku nggak bosen-bosen ngeliat wajah manisnya Bu Maya, apalagi senyumnya dan tawa renyahnya. Wajah yang sudah berumur tidak terlihat sama sekali tampak diwajahnya, Rasanya ada perasaan yang tumbuh di hati, makin kuat tiap menit. Jam 10 malam tak terasa Bu Maya mengajak untuk balek ke Hotel.

“Ayo Mas udah malam, kita harus istirahat biar fresh buat acara besok.” Aku hanya diam dan nurut aja apa yang dikata Bu Maya.

Sesampai di kamar hotel, Bu Maya masuk kamar mandi buat ganti baju dan cuci muka, sementara aku duduk di sofa sambil menonton TV. Lima menit kemudian saat Bu Maya keluar dari kamar mandi, aku kaget  melihat By Maya sudah memakai baju tidur model daster yang sangat seksi dan  longgar berkain satin yang sangat licin dan pendek. Pahanya yang mulus bikin aku nggak bisa berkedip. Apalagi saat dia jalan ke meja di samping tempat tidur, tampak Bu Maya tidak memakai Bra lagi didalamnya karena jelas sekali kedua putting susunya menonjol menjeplak diluar kain satin daster yang dipakainya.

Kemudian Bu Maya mengambil sesuatu dari dalam kopernya, terus bawa camilan ke arahku. “Ini, Mas, tadi lupa bawa camilan buat nemenin nonton TV,” katanya sambil membungkuk naruh camilan di meja depanku.

Dasternya yang longgar tersingkap, dan aku lihat bentuk buah dadanya nggak besar, tapi kencang memiliki bentuk putting susu yang cukup Panjang seperti buah biji salak. Aku nggak bisa nahan diri, jantungku langsung berdebar kencang.

“Kok diem aja, Mas?” tanyanya, bikin aku tersadar.

“Eh, iya, makasih Bu Maya”, kataku tergagap. Kayaknya dia sadar aku lagi ngeliatin apa, buru-buru dia pegang ujung dasternya dan balik ke tempat tidur.

“Mas, aku tidur dulu, ya,” katanya sambil selonjoran.

“Iya, Bu”, malam itu pikiranku sudah nggak arah film lagi. Aku hanya memikirkan bentuk putting susunya yang menjeplak dikain satin dasternya dan ingin sekali kuremas dan kusedot-sedot.

Malam semakin larut suhu AC ruang kamar Hotel semakin dingin dan perasaan dan nafsuku semakin naik dan tidak bisa aku tahan. Hampir satu jam, aku hanya duduk di sofa, nafsu dan birahiku semakin kian bergejolak apalagi cerita Bu Maya yang kesepian dan butuh kehangantan diranjang semakin membikin pikiranku semakin kacau.

Tiba-tiba, suara lirih Bu Maya bikin aku kaget, “Mas Andre, udah tidur belum?” Aku jawab,

“Belum Bu.” Dia lanjut.

“Mas Andre pasti capek nyetir seharian, kalau nggak bisa tidur nyenyak di sofa. Tidur di sini aja, Mas”. Menderag itu aku kaget  nggak percaya.

“Aduh gimana Ya Bu, ngak enak tidur seranjang dengan Ibu”. Kataku sambil sedikit gugup.

“Udah sini aja ngak usah khawatir”.

“Bener nggak apa-apa, Bu”

“Nggak apa-apa, sini Mas, tidur dikursi nagk enak kok bikin badan Mas capek”.

Perlahan aku pindah ke tempat tidur kemudian posisi  selonjoran di sampingnya. Bu Maya lalu memejamkan kedua mata dan aku cuma diam dan hanya bisa mikirkan berani apa nggak ya aku peluk tubuhnya kerena nafsuku benar-benar sudah ngak bisa aku tahan lagi? Akhirnya, aku coba belai dan usap rambutnya dengan pelan-pelan. Kulihat Bu Maya tidak ada reaksi kemudian aku lanjut cium pundaknya, telinganya, lalu bagian lehernya.

Kulihat Bu Maya mulai begerak dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Tangan kiriku perlahan bergerak ke bagian dadanya, kurasakan dibalik daster satinnya, buah dadaya yang sudah tidak memakai Bra. Bu Maya Cuma bergelinjang dan tidak ada kata-kata yang terucap dari dalam mulutnya.

Aku semakin berani dan nekat kemudian tanganku menelusuri licinya kain satin dasternya menyentuh bagian  perutnya lalu Kembali naik pelan ke arah dadanya. Aku sengaja nggak langsung meremas-remas buah dadanya dan hanya sekedar menyentuh di antara belahan dadanya. Bu Maya mulai mendesah pelan, tubuhnya perlahan bergelinjangan. Akhirnya tanganku merusaha menyentuh bagian putingnya yang menjeplak diluar kain satin dasternya.

Bu Maya langsung kaget, tubuhnya melonjak. “Unghhh Jangan, Mas…” bisiknya lirih, tapi tangannya tidak sama sekali melepas tanganku yang lagi menyentuh putting susunya.

Aku sudah tidak lagi mempedulikan apa yang dikatakan Bu Maya karena nafsuku sudah benar-benar tinggi, tangganku mulai meremas-remas pelan dadanya sambil kumain-mainkan putting susunya. Bu Maya mendesah semakin kencang dan tubuhnya bergelinjangan seperti cacing kepanasan. Kemudian kuputar tubuhnya terlentang dan putting susunya yang menonjol menjeplak dikain satin dasternya seperti bentuk biji salak langsung kucium dan kulumat putingnya, sambil tangan kiriku remas-remas buah dadanya.

Bu Maya semakin mendesah lebih kencang dan tubuhnya sedikit mengejang. Takut suaranya kedengeran, aku segera melepas lumatanku diujung putting susunya dan segera turun ke bagian perutnya menelusuri licinya kain satin dasternya yang masih melekat ditubuhnya, cium bibir dan lidahku perlaha-lahan terus turun kebagian selangkanganya, lalu langsung saja kutarik celana dalamnya yang sudah terlihat basah.

Begitu celana dalamnya terlepas kemudian bibr dan lidahku segera menyentuh bagian kemaluannya. Saat kujilat pelan dengan ujung lidahku Bu Maya terpekik dan bergelinjangan. Tubunya seperti mengejang hebat, napasnya memburu, dan aku tahu dia udah nggak tahan.

Aku berhenti mencium bagian vaginanya dan Kembali duduk di antara kakinya, kulihat Bu Maya hanya memandangi kedua mataku dan kubalas dengan ciuman dibagian keningnya dan belaian dibagian rambutnya. Kemudian Bu Maya bangun. Pemandangan di depanku bikin aku nggak tahan lagi melihat tonjolan putting susunya yang menjeplak dikain satin dasternya.

“Mas…Andre” bisiknya pelan, kayak minta sesuatu.

Kemudian aku segera melepas semua bajuku dan celanaku hingga tubuhku bugil total lalu aku segera naik keatas tubuh Bu Maya yang terlentang dan kupeluk erat tubuhnya sambil cium bagian lehernya. Saat kuciun dan kulumat bagian bibirnya dengan bibirku Bu Maya langsung membalasnya sangat nafsunya. Malam ini bakal jadi malam yang Panjang aku denga Bu Maya.

Ciumanku dibagian bibirnya mulai turun kebagian buah dadanya dan pelan-pelan nyentuh bagian  putingnya dan dengan lembut aku sedot-sedot putting susunya dengan cara kujilat dengan bibirku sambil kuremas-remas buah dadanya. Batang penisku yang sudah tegang itu aku gesek-gesekan pas dibagian luar bibir vaginanya yang terhalang kain satin dasternya.

“Unghhhh….”, nikmat sekali saat batang penisku menyentuh kain satin dasternya pas dibagian belahan vaginanya terasa licin dan membuat cairan bening dari dalam ujung lobang penisku keluar membasahi kain satin dasternya.

“Mas…Andere…..Unghhhh” suara Bu Maya lirih, kayak memohon gitu.

Tangan kiriku kemudian turun ke bagian perutnya dan terus turun pelan-pelan ke bawah, sampe ke area vaginanya. Bulu-bulu halusnya terasa lembut di jari-jari tanganku.  Lalu ku sentuh bagian ujung  intimnya yang udah basah banget. Tiba-tiba tangan Bu Maya memegang tangan kiriku membantu memasukan jari tanganku kedalam vaginanya dan pelan-pelan aku pake ujung jari. Sementara jari tengahku masuk kedalam lubang vaginanya.

“Anghhhh….anghhhh…aaahhh” Bu Maya mendesah keras.

Tubuhnya bergerak-gerak tidak karuan diatas ranjang seperti dia menahan ada sesuatu. Pelan-pelan aku masukin jari tengahku ke dalam vaginanya semakin dalam. Bu Maya seperti mengeluh panjang, tangannya megang tanganku seperti dia meminta dimasukin lebih dalam. Setelah puas menghisap dan melumat putting susunya dan vaginanya, aku segera menarik kedua kaki agar tubuhnya begeser ke bagian ujung ranjang hingga pantatnya tepat diposisi pinggir. Kubuka lebar kedua kakinya, terus aku segera jongkok dan mulai jilatin lagi bagian vaginanya yang udah becek dengan lidahku.

Bu Maya langsung kelojotan, badannya yang terlentang dipinggir ranjang sedikit mengejang-nejang saat lidahku mengenai bagian klitorisnya. “Anghhh….aahhhh….Mas….Andreee…..”, Desannya kayak minta sesuatu yang lebih.

Tapi aku tidak mau buru-buru untuk segera memasukan penisku kedalam vaginanya  agar Bu Maya semakin penasaran denganku. Aku tempelin kepala penisku dibibir vaginanya yang udah becek itu dan ku gesek-gesek pelan, biar klitorisnya tergesek-gesek.

“Unghhh…Mas…Andree…aku… udah nggak tahan…jangan digesek terus Mas….Anghhh….masukan sekarang” bisiknya memohon, matanya sayu penuh birahi, sambil gigit bibir bawah. Tangannya mencoba tarik bagian batang penisku agar masuk.

“Inilah moment yang aku tunggu-tunggu untuk bisa menikmati tubuh Bu Maya”, batinku.

Tangan Bu maya langsung memegang batang peniskku dan mengarakan kelubang  vaginanya. Sambil terus aku gesek-gesekan dan Pelan-pelan mulai masuk kedalam vaginanya yang sudah sangat basah. Aku tekan sampe masuk semua.

Blesss…..batang penisku langsung terbenam masuk hingga kedasar rahimnya dengan suara desahan pelan saat batang penisku masuk sampai dalam. Aku tahan sebentar begitu mentok sampai dasar rahimnya kemudian perlahan aku Tarik dan aku masuki lagi berulang-ulang dengan Gerakan pelan.

“Anghhh….Anghhhh….Ahhhhhh”, Bu Maya mulai gelagapan, kepalanya geleng-geleng, kayak menanahan kenikmat yang lama sudah tidak lagi dirasakan dengan suminya.

Tangan kanannya menyengkram bagian bedcover ranjang, tangan kirinya remas buah dadanya sendiri. Sambil aku genjot keluar masuk penisku keluar masuk vaginanya, aku coba membungkukan tubuhku agar bisa mencapai putingnya yang terlihat semakin menonjol menjeplak diluar kain satin dasternya. Aku hisap dan aku mainkan dengan lidahku. Tubuh Bu Maya semakin liar bergerak kekiri dan kenan menikmati setiap sodokan batang penisku yang keluar masuk kedalam vaginanya.

Begitu aku hisap dengan kuat putting susunya tangan kanannya segera menyengkram rambutku dan menarik kepalaku supaya aku agar tidak berhenti menghisap putting sususnya. Bu Maya seperti terlihat sudah tidak dapat lagi manahan rasa nikmat dari gesekan batang penisku yang terus tanpa henti-hentinya aku genjot keluar masuk bercampur ngilu.

Aku percepat Gerakan bagian  pinggulku, sambil aku hisap putingnya lebih dalam lagi dengan mulutku. Bu Maya mendesah semakin keras dan keras, tubuhnya  mulai mengejang-negajng lagi tanda-tanda Bu Maya akan segera orgasme. Melihat itu aku segera menambah lagi Gerakan keluar masuk penisku kelubang vaginanya yang sudah semakin becek. Kedua kaki Bu Maya segera menjepit bagian pinggulku dan tak lama Bu Maya mengejang sangat hebatnya ditubuhnya merasakan orgasme yang sudah lama tidak dirasakan lagi.

“Masss….Andre…..Anghhh….anghhhh…aahhhh…..Mas…..aaaahhhhhh”, batang penisku benar-benar sudah sangat keras banget berada didalam vaginanya.

Aku benamkan dalam-dalam penisku saat Bu Maya orgasme dan otot vaginanya terasa berkedut-kedut seperti penisku diremas-remas. Tak lama berselang setelah beberapa menit Bu Maya orgasme, cairan spermaku juga akan segera keluar dan sudah tidak bisa aku tahan lagi. Aku muncaratkan didalam vaginanya yang baru saja dia orgasme dan Crottt…crottt…crottt…”Anghhh…..ahhhhh…aahhh…aahhhh…Unghhhh”, cairan kental yang keluar dari dalam penisku memenuhi lubang vagina Bu Maya.

Bu Maya mengeluh Panjang saat oragsme kedua kakinya menegang, tangannya nyengkram bagian kepalaku erat, kayak nahan sesuatu yang luar biasa dia rasakan dari dalam tubuhnya. Cairan hangatku banjirin bagian rahimnya. Otot vaginanya masih kedut-kedut, ngeremas bagian penisku  yang masih terus nyemprotkan sisa-sisa cairan spermaku yang baru saja aku keluarkan didalam vaginanya.

Dengan nafas kami berdua sama-sama ngos-ngosan dan keringat bercampur menjadi satu karena hawa dingin AC dikamar hotel tidak bisa membedung keringat yang keluar dari tubuhku kami masing-masing untuk mencapai titik puncak kenikmatan. Aku biarin batang penisku tetap berada di dalam vaginanya sampai tubuh kami sama-sama lemas diatas ranjang. Cairan hangat mulai meleleh keluar dari dalam vagina Bu Maya bercampuran cairan spermaku. Kemudian aku pegang bagian kepala Bu Maya lalu aku kecup bibirnya dan kulumat dengan penuh kasih sayang.

Bu Maya masih memejamkan kedua mata dengan napasnya yang sudah mulai stabil. Aku mulai bangun dan pelan-pelan menarik batang penisku dari dalam vaginanya. Tubuh Bu Maya mengejang sebentar pas aku lepas penisku.

Kedua mata Bu Maya pelan-pelan terbuka. “Mas…Andre sayang” panggilnya lirih dengan kata sayang.

“Ya Bu Maya”, Aku duduk di sampingnya, usap kepalanya pelan.

“Makasih ya Mas Andre, udah bikin aku benar-benar puas malam ini, sudah lama aku tidak merasakan seperti ini”,  Bu Maya menatapku dengan ekspresi terlihat sangat puas.

“Sama-sama Bu Maya, kalau ibu membutuhkan seperti ini, Andre selalu siap disamping ibu”, Aku balas dengan senyum lembut.

Habis itu kami cuma saling diam dan saling berpandangan untuk beberapa saat. Terus aku bangun untuk mengambil beberpa tisu buat membersihikan cairan yang meleleh dari lubang vaginanya. Belum sempet balik, Bu Maya sudah memeluku dari belakang. Buah dadanya yang hangat menempel di punggungku. Aku balik, peluk dia erat. Dia peluk aku balik, kepalanya nyandar di pundakku. Aku kecup kepalanya mesra.

(BERSAMBUNG)