Tante Dewi Pendamping
Setiaku
Kenagan
bersama Tante Dewi dua tahun silam, semenjak aku menginjakkan kaki di Jogyakarta saat lulus SMA. Sebagai seorang pemuda yang baru
Lulus dari sekolah dan ingin melanjutkan dibangku kuliah dan sekalian mau mengadu
nasib diJogya. DiJogya aku tinggal hanya sendiri saja tanpa ada keluarga
disana. Tak kerasa aku sudah 3 bulan
tinggal dirumah kost dekat kampus, kebetulan pemilik kost sangat baik
kepadaku dan selama aku tinggal ditempat kostnya aku diperlakukan sangat baik oleh
pemiliknya yang sering aku panggil Tante
Dewi.
Tante
Dewi setiap pagi selalu datang sebentar ketempat kost untuk memeriksa tempat kostnya yang berisi 8 kamar.
Tante Dewi tidak tinggal disana melainkan tinggal tidak jauh dari tempat
kostnya, selain memiliki usaha kost dia memiliki sebuah Toko. Satu bulan
pertama tinggal dikost miliknya aku sudah ditawarkan kerja untuk menjaga
Tokonya dan tawaran itu aku terima dengan senang hati.
Sejak
aku bekerja dengan Tante Dewi , ternyata Tante Dewi belum memiliki anak,
sehari-hari kusibukan Tante Dewi hanya mengurus Kost dan Toko saja dan sejak
kehadiranku untuk membantu usaha Tokonya itu Tante Dewi semakin akrab denganku
apalagi suami Tante Dewi jarang ada
dirumah karena kesibukanya sebagai seorang marketing. selama aku tinggal dan
ikut kerja di Toko Tante Dewi hubungan mereka
terlihat tidak pernah selalu rukun bila bertemu dirumah maupun ditoko, mereka
kuperhatikan selalu bertengkar hanya sekedar cecok mulut saja apalagi suaminya sangat jarang berada di rumah tekadang dalam
seminggu hanya sekali suami Tante Dewi berada di rumah, saat itu tidak ada
dalam pikiranku kalau suaminya memiliki dua isteri karena yang kutahu hanya Tante
Dewi satu-satunya istrinya.
Menginjak
bulan kedua setelah aku ikut bekerja dengan Tante Dewi aku mulai merasakan ada
perubahan hubungan Tante Dewi dengan suaminya, pada suatu malam ketika mau
setoran hasil penjualan kerumah Tante Dewi, ku dengar keributan antara suaminya
dengan Tante Dewi menuduh suaminya telah
menghianati dirinya dan telah memiliki wanita lain selain Tante Dewi. Karena
mendengar keributan itu aku urungan utuk menyetor hasil penjualan Toko kepada
Tante Dewi.
Sejak
kejadian itu hari-hari berikutnya kulihat Tante Dewi tampak murung dan lebih banyak mengurung diri
di rumah dan jarang ke Toko sedangkan suaminya sudah jarang terlihat lagi
berada dirumah otomatis kegiatan Toko kelontong semua aku yang mengurus. Pada
Suatu hari setelah beberapa hari Tante Dewi tidak ke Toko, malamnya setelah
selesai menutup Toko aku mampir
kerumahnya untuk menyetor uang hasil penjualan selama Tante Dewi tidak pernah
ke Toko.
Malam
itu sesampai dirumahnya aku langsung saja dipersilahkan masuk olehnya dan
menutup kembali pintu depan rumah. kulihat Tante Dewi malam itu hanya menggunakan
daster satin yang terlihat seksi tanpa
memakai Bra dengan wajah sendu memanggilku mengajaku ngobrol diruang keluarga
sambil menonton acara TV, pada saat ngobrol tersebut ku coba untuk menghibur Tante
Dewi sambil melaporkan dan menyetor keuangan toko, namun kulihat sepertinya
Tante Dewi kurang merespon terhadap obrolanku dan lebih banyak melamun.
kuberanikan
diriku untuk bertanya kepada Tante Dewi apa yang sebenarnya terjadi dengan
harapan aku dapat membantunya, tiba-tiba Tante Dewi terlihat sedih kemudian
menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa ternyata suaminya telah menikah lagi
dengan wanita lain dan sudah memiliki anak berumur 1 tahun dari wanita tersebut.
Sambil perlahan aku mendekatinya untuk menghibur Tante Dewi yang sedih untuk bersabar,
tiba-tiba Tante Dewi memeluku dan menangis kecil dalam berkata lebih baik mati
daripada dimadu dengan dua istri.
Perlahan
kubelai dan kuusap-usap punggungnya yang sambil aku berusaha menasehatinya agar lebih bersabar
menghadapi kehidupan ini. Pelukan Tante Dewi semakin kuat memeluk tubuhku,
pelukan erat Tante Dewi membuat nafsuku menjadi naik, apalagi putting susunya
sangat jelas terlihat dihadapanku menembus kain satin dasternya yang terus
memeluku. Perlahan aku mulai berani untuk mengalihkan usapanku dari pungung dan
kerambutnya dan daerah leher. Saat terus
perlahan kubelai seperti itu Tante Dewi hanya terdiam saja namun tidak berapa
lama tiba-tiba Tante Dewi melihat penisku yang sudah sangat tegang itu langsung
diremas-remasnya.
Aku
sedikit kaget dan terkejut tiba-tiba Tante Dewi langsung meremas penisku yang
sudah tegang itu saat berada dipelukanya.
“Tante…..”,
belum sempat aku berkata “ jangan” tapi bibirku langsung dilumat oleh bibirnya.
“Ron…sekarang
temani Tante disini”, belum melanjuti perkataan nya itu bibirku kembali melumat
bibirnya.
Kemudian
Tante Dewi menarik celana dan celana dalamku lepas jatuh kelantai dan tubuhku
langsung didorong terlentang diatas sopa kemudian penisku yang sudah berdiri tegak keluar dan tanpa
basa-basi lagi kemudian memegang dan mengulum penisku, aku sempat kaget dengan
ulah Tante Dewi yang tiba-tiba seperti orang kesurupan dan lupa akan dirinya
tersebut, aku sudah tidak mengerti apa yang diinginkan dariku membuat seperti ini,
sedotan dan kuluman mulut Tante Dewi tak henti-hentinya menghisap penisku sampai
akhirnya kuputuskan untuk menikmati saja permainan semua ini.
Setelah
puas mengulum penisku kira-kira hampie 10 menit lamanya kemudian Tante Dewi melepaskan
hisapanya dan berdiri melepaskan celana dalamnya saja tapi daster masih tetap
dikenakanya, aku hanya terpana menikmati
pemandangan indah tubuh Tante Dewi yang masih terlihat langsing. Vaginanya yang
hanya dihiasi bulu tipis tidak terlalu tebal dan putting susunya yang masih tegak berdiri menembus kain satin
dasternya membuatku menjadi sangat bernafsu.
Kemudian
Tante Dewi menarik tanganku dan mengajaku masuk kedalam kamar dan sesampai
dikamar Tante Dewi langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan aku segera
naik sambil membuka kedua pahanya. Tampak
jelas lubang vaginanya yang merah
merekah dan telihat sedikit basah, kemudian tanpa dikomando lagi segera aku
jilat dan kusedot bagian klistorinya dan bibir vaginanya dengan mulutku,
membuat Tante Dewi mendesah sangat histeris.
“Roniiiii….anghhh….ronn…sedot
yang kuat”, desahan Tante Dewi terus mendesah tanpa henti.
Tak
lama setelah terus kusedot dan kujilat tanpa henti dibagian vaginanya, Tante
Dewi meminta aku untuk segera memasukkan penisku
kedalam vaginanya, karena melihatnya dia sudah tidak dapat lagi menahan
birahinya aku segera memasukan penisku kedalam lubang vaginanya sesuai dengan
perintahnya, ketika penisku masuk kedalam vaginanya, sedikit hangat dan sempit,
Tante Dewi langsung mendesah kenikmat saat penisku kupompa keluar masuk kedalam
vaginanya.
Kugenjot
dan kugenjot tanpa henti sambil kulumat bibirnya hampir kurang lebih 15 menit tiba-tiba tubuh Tante Dewi mengejang sangat
kuat sekali menjepit penisku.
“Roniiii….sayanggggg,
Tante mau….anghhhhh…ahhhh”, tubunya dan otot-otot mengejang seperti orang
kesetrum dan mendesah sangat panjang.
Saat
merasakan orgasme kedua mata Tante Dewi hanya terlihat berwarna putih saja. Tak lama
kemudian setelah Tante Dewi merasakan orgasme, kurasakan ada desakan dari dalam
penisku yang ingin keluar setengah tersengal-sengal menahan nikmatnya laju
keluar masuk penisku didalam vaginanya.
“Tante,
Roni mau keluar….anghhhh”, shutku.
“Keluarkan
didalam saja Ronn ….biar lebih nikmat sayang”, kusemprotan cairan spermaku didalam
vagina Tante Dewi.
“Anghhhh….ahhhh…Tanteeee….anghhhh”,
aku mendesah kenikmatan saat cairan
spermaku muncrat semua membasahi liang Rahim Tante Dewi hingga semua tubuhku
mengejang menikmati kenikmatan detik-detik orgasme.
Setelah
sama-sama puas kami masih saling berpelukan diatas ranjang dan penisku masin tertancap
didalam vagina Tante Dewi sambil kita sama-sama beristirahat sebentar.
“Ron
makasih ya bisa puasi Tante malam ini, selama ini Tante kesepian karena sering
ditinggal suami, Tante butuh kehangatan seperti ini dan juga ingin balas dendam
sama suami Tante”, tiba-tiba Tante Dewi melumat bibirku kembali.
“Kamu
jangan menyesal ya Ron semua ini Tante yang memulai duluan karena Tante butuh
seperti ini”.
“Ngak
Tan…Roni tidak menyesal kok, selama ini Roni melihat Tante berpakaian seperti
ini Roni sangat terangsang”.
“Kamu
suka ya Ron?”.
“Suka
banget Tan, apalagi bahanya satin”.
“Roni
selama ini sering menghayal dapat meniduri Tante kalau lagi dikamar kost bahkan kalau onani juga sering menghayal
Tante pakai baju tidur satin, habis Tante bikin Roni teransang Cuma takut udah
bersuami”, jawbaku dengan jujur.
“Dasar
otakmu Ron, tapi sekarang jadi kenyataankan kan bisa bermain seks dengan Tante”,
dengan manja Tante Dewi mecubit pahaku.
“Ron,
mulai malam ini kamu tidur sama Tante saja disini, semua pakaian yang ada
dikost bawa semua kesini”.
Malam
itu kami habiskan dua kali permainan diatas ranjang kamar Tante Dewi dengan
berbagai posisi dan gaya hingga kami berdua tertidur pulas kecapeaan sampai
pagi.
Jam
8 Pagi aku terbangun dengan tubuh bugil, kulihat Tante Dewi sedang membikin
sarapan didapur dengan hanya memakai piyama satin berwarna merah tanpa memakai
Bra dan Cd. Melihat penampilan Tante Dewi seperti itu langsung saja penisku
tegak kembali dan langsung saja kupeluk dari belakang sambil kugesek-gesekan
penisku di piyamanya yang licin itu.
“Pagi
Tante”, sambil kucium bagian lehernya dan memeluk erat tubuhnya dari belakang
sambil kuremas-remas buah dadanya.
“Pagi
sayang , kok pagi-pagi udah nafsuan sih”.
“Ya
Tan, habis tante berpenampilan seperti ini Roni jadi nafsu”.
Aku
meminta Tante Dewi sedikit menungging sambil
tangan kananku mengusap pantat dan vaginanya. Rupanya usapanku tersebut membuat
Tante Dewi terangsang kembali dan
meminta aku untuk memasukkan kembali penisku kedalam vaginanya dengan posisi menungging.
“Masukan
saja Ron, biar nikmat dari pada digesek-gesek dipiyama Tante”, penisku langsung
saja kutancapkan kedalam vaginanya dengan sekali tekan langsung Blesss…penisku
terbenam didalam vaginanya.
Tanganku
segera kumainkan kedua putingnya yang menojol diluar kain satin piyamanya
sambil terus kugenjot keluar masuk dengan posisi doggy style.
“Teruss..
ohh.. teruss.. yang dalam Ronii sayanggg biar rasa lebih nikmat...!” katanya.
“Tan,
Goyang dong..!” Mintaku.
Sambil
pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, aku melakukan gerakan tarik dan
masuk penisku kedalam vaginanya.
“Oohh..
anggghh..aaahh.. nikmat sekali sayanggg.. terus..jangan berhenti” desahnya.
Tak
lama permainanku akhirnya Tante Dewi orgasme, tubuhnya kembali mengejang dan
kedua tangan sangat kuat memegang meja dapur .
“Roniiii…..anghhhh….ahhhh”,
desahan sangat keras sekali ketika mencapi titik orgasme.
Setelah
merasakan orgasm, Tante Dewi terus aku gejot tanpa henti dengan posisi doggy style dan hampir 5 menit
berlalu dan akhirnya cairan spermaku muncrat memuntahkan didalam vagina Tante Dewi hingga
tercatuh kelantai.
Hari
itu setelah sarapan pagi kami lanjutkan lagi didalam kamar hingga menjelang siang
dan kami berdua benar-benar puas menikmati permainan ini bersama sampai usahaka
toko yang aku jalankan sengaja hari ini tidak kubuka demi kenikmatan.
Tak
terasa hampir dua bulan perselingkuhanku dengan Tante Dewi tersebut
berjalan tanpa diketahui siapapun karena aku tinggal serumah dengan
Tante Dewi sejak suaminya pisah ranjang. Akhirnya hubungan Tante Dewi dengan
suaminya berakhir dengan perceraian. Sejak mereka bercerai aku dan Tante Dewi semakin
bebas berkelana diatas ranjang, hampir setiap malam kami melakukan kecuali lagi
haid saja kami tidak melakukanya.
Tante
Dewi akhirnya hamil diluar nikah denganku, aku meminta Tante Dewi untuk
menggugurkan kandungannya namun Tante Dewi menolaknya dengan alasan sudah lama
dia mendambakan seorang anak. Tante Dewi senang dapat membuktikan bahwa dia
tidak mandul didepan suaminya yang telah diceraikan itu. Hingga anakku yang
dikandung Tante Dewi lahir aku masih setia menemani Tante Dewi. Selesai kuliah aku tidak kerja melainkan mengurus usaha toko dan
kost-kosan yang sekarang sudah menjadi Toko besar dan dari penghasilan toko tersebut aku dapat
membiayai kehidupan ku dengan Tante Dewi dan anakku bahkan sekarang aku sudah hidup
mapan berada di jogya.
TAMAT.