Selasa, 30 Januari 2018

CERITA SEKS SEORANG JANDA


Tante Dewi Pendamping Setiaku

Kenagan bersama Tante Dewi dua tahun silam, semenjak aku  menginjakkan kaki di Jogyakarta saat  lulus SMA. Sebagai seorang pemuda yang baru Lulus dari sekolah dan ingin melanjutkan dibangku kuliah dan sekalian mau mengadu nasib diJogya. DiJogya aku tinggal hanya sendiri saja tanpa ada keluarga disana. Tak kerasa aku sudah 3 bulan  tinggal dirumah kost dekat kampus, kebetulan pemilik kost sangat baik kepadaku dan selama aku tinggal ditempat kostnya aku diperlakukan sangat baik oleh pemiliknya yang sering aku panggil  Tante Dewi.

Tante Dewi setiap pagi selalu datang sebentar ketempat kost untuk  memeriksa tempat kostnya yang berisi 8 kamar. Tante Dewi tidak tinggal disana melainkan tinggal tidak jauh dari tempat kostnya, selain memiliki usaha kost dia memiliki sebuah Toko. Satu bulan pertama tinggal dikost miliknya aku sudah ditawarkan kerja untuk menjaga Tokonya dan tawaran itu aku terima dengan senang hati.
Sejak aku bekerja dengan Tante Dewi , ternyata Tante Dewi belum memiliki anak, sehari-hari kusibukan Tante Dewi hanya mengurus Kost dan Toko saja dan sejak kehadiranku untuk membantu usaha Tokonya itu Tante Dewi semakin akrab denganku apalagi suami Tante Dewi  jarang ada dirumah karena kesibukanya sebagai seorang marketing. selama aku tinggal dan ikut kerja di Toko Tante Dewi hubungan mereka  terlihat tidak pernah selalu rukun bila bertemu dirumah maupun ditoko, mereka kuperhatikan selalu bertengkar hanya sekedar cecok mulut saja apalagi suaminya  sangat jarang berada di rumah tekadang dalam seminggu hanya sekali suami Tante Dewi berada di rumah, saat itu tidak ada dalam pikiranku kalau suaminya memiliki dua isteri karena yang kutahu hanya Tante Dewi satu-satunya istrinya.

Menginjak bulan kedua setelah aku ikut bekerja dengan Tante Dewi aku mulai merasakan ada perubahan hubungan Tante Dewi dengan suaminya, pada suatu malam ketika mau setoran hasil penjualan kerumah Tante Dewi, ku dengar keributan antara suaminya dengan Tante Dewi menuduh suaminya  telah menghianati dirinya dan telah memiliki wanita lain selain Tante Dewi. Karena mendengar keributan itu aku urungan utuk menyetor hasil penjualan Toko kepada Tante Dewi.
Sejak kejadian itu hari-hari berikutnya kulihat Tante Dewi  tampak murung dan lebih banyak mengurung diri di rumah dan jarang ke Toko sedangkan suaminya sudah jarang terlihat lagi berada dirumah otomatis kegiatan Toko kelontong semua aku yang mengurus. Pada Suatu hari setelah beberapa hari Tante Dewi tidak ke Toko, malamnya setelah selesai  menutup Toko aku mampir kerumahnya untuk menyetor uang hasil penjualan selama Tante Dewi tidak pernah ke Toko.

Malam itu sesampai dirumahnya aku langsung saja dipersilahkan masuk olehnya dan menutup kembali pintu depan rumah. kulihat Tante Dewi malam itu hanya menggunakan daster satin yang terlihat  seksi tanpa memakai Bra dengan wajah sendu memanggilku mengajaku ngobrol diruang keluarga sambil menonton acara TV, pada saat ngobrol tersebut ku coba untuk menghibur Tante Dewi sambil melaporkan dan menyetor keuangan toko, namun kulihat sepertinya Tante Dewi kurang merespon terhadap obrolanku dan lebih banyak melamun.

kuberanikan diriku untuk bertanya kepada Tante Dewi apa yang sebenarnya terjadi dengan harapan aku dapat membantunya, tiba-tiba Tante Dewi terlihat sedih kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa ternyata suaminya telah menikah lagi dengan wanita lain dan sudah memiliki anak berumur 1 tahun dari wanita tersebut. Sambil perlahan aku mendekatinya untuk menghibur Tante Dewi yang sedih untuk bersabar, tiba-tiba Tante Dewi memeluku dan menangis kecil dalam berkata lebih baik mati daripada dimadu dengan dua istri.

Perlahan kubelai dan kuusap-usap punggungnya yang sambil  aku berusaha menasehatinya agar lebih bersabar menghadapi kehidupan ini. Pelukan Tante Dewi semakin kuat memeluk tubuhku, pelukan erat Tante Dewi membuat nafsuku menjadi naik, apalagi putting susunya sangat jelas terlihat dihadapanku menembus kain satin dasternya yang terus memeluku. Perlahan aku mulai berani untuk mengalihkan usapanku dari pungung dan kerambutnya dan daerah leher. Saat  terus perlahan kubelai seperti itu Tante Dewi hanya terdiam saja namun tidak berapa lama tiba-tiba Tante Dewi melihat penisku yang sudah sangat tegang itu langsung diremas-remasnya.

Aku sedikit kaget dan terkejut tiba-tiba Tante Dewi langsung meremas penisku yang sudah tegang itu saat berada dipelukanya.

“Tante…..”, belum sempat aku berkata “ jangan” tapi bibirku langsung dilumat oleh bibirnya.

“Ron…sekarang temani Tante disini”, belum melanjuti perkataan nya itu bibirku kembali melumat bibirnya.

Kemudian Tante Dewi menarik celana dan celana dalamku lepas jatuh kelantai dan tubuhku langsung didorong terlentang diatas sopa kemudian penisku  yang sudah berdiri tegak keluar dan tanpa basa-basi lagi kemudian memegang dan mengulum penisku, aku sempat kaget dengan ulah Tante Dewi yang tiba-tiba seperti orang kesurupan dan lupa akan dirinya tersebut, aku sudah tidak mengerti apa yang diinginkan dariku membuat seperti ini, sedotan dan kuluman mulut Tante Dewi tak henti-hentinya menghisap penisku sampai akhirnya kuputuskan untuk menikmati saja permainan semua ini.
Setelah puas mengulum penisku kira-kira hampie 10 menit lamanya kemudian Tante Dewi melepaskan hisapanya  dan berdiri melepaskan  celana dalamnya saja tapi daster masih tetap dikenakanya, aku hanya terpana  menikmati pemandangan indah tubuh Tante Dewi yang masih terlihat langsing. Vaginanya yang hanya dihiasi bulu tipis tidak terlalu tebal dan putting susunya yang masih tegak berdiri menembus kain satin dasternya membuatku menjadi sangat bernafsu.

Kemudian Tante Dewi menarik tanganku dan mengajaku masuk kedalam kamar dan sesampai dikamar Tante Dewi langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan aku segera naik sambil membuka kedua  pahanya. Tampak jelas lubang vaginanya  yang merah merekah dan telihat sedikit basah, kemudian tanpa dikomando lagi segera aku jilat dan kusedot bagian klistorinya dan bibir vaginanya dengan mulutku, membuat Tante Dewi mendesah sangat histeris.

“Roniiiii….anghhh….ronn…sedot yang kuat”, desahan Tante Dewi terus mendesah tanpa henti.

Tak lama setelah terus kusedot dan kujilat tanpa henti dibagian vaginanya, Tante Dewi   meminta aku untuk segera memasukkan penisku kedalam vaginanya, karena melihatnya dia sudah tidak dapat lagi menahan birahinya aku segera memasukan penisku kedalam lubang vaginanya sesuai dengan perintahnya, ketika penisku masuk kedalam vaginanya, sedikit hangat dan sempit, Tante Dewi langsung mendesah kenikmat saat penisku kupompa keluar masuk kedalam vaginanya.

Kugenjot dan kugenjot tanpa henti sambil kulumat bibirnya hampir kurang lebih 15 menit  tiba-tiba tubuh Tante Dewi mengejang sangat kuat sekali menjepit penisku.

“Roniiii….sayanggggg, Tante mau….anghhhhh…ahhhh”, tubunya dan otot-otot mengejang seperti orang kesetrum dan mendesah sangat panjang.

Saat merasakan orgasme kedua mata Tante Dewi  hanya terlihat berwarna putih saja. Tak lama kemudian setelah Tante Dewi merasakan orgasme, kurasakan ada desakan dari dalam penisku yang ingin keluar setengah tersengal-sengal menahan nikmatnya laju keluar masuk penisku didalam vaginanya.

“Tante, Roni mau keluar….anghhhh”, shutku.

“Keluarkan didalam saja Ronn ….biar lebih nikmat sayang”, kusemprotan cairan spermaku didalam vagina Tante Dewi.

“Anghhhh….ahhhh…Tanteeee….anghhhh”,  aku mendesah kenikmatan saat cairan spermaku muncrat semua membasahi liang Rahim Tante Dewi hingga semua tubuhku mengejang menikmati kenikmatan detik-detik orgasme.

Setelah sama-sama puas kami masih saling berpelukan diatas ranjang dan penisku masin tertancap didalam vagina Tante Dewi sambil kita sama-sama beristirahat sebentar.

“Ron makasih ya bisa puasi Tante malam ini, selama ini Tante kesepian karena sering ditinggal suami, Tante butuh kehangatan seperti ini dan juga ingin balas dendam sama suami Tante”, tiba-tiba Tante Dewi melumat bibirku kembali.

“Kamu jangan menyesal ya Ron semua ini Tante yang memulai duluan karena Tante butuh seperti ini”.

“Ngak Tan…Roni tidak menyesal kok, selama ini Roni melihat Tante berpakaian seperti ini Roni sangat  terangsang”.

“Kamu suka ya Ron?”.

“Suka banget Tan, apalagi bahanya satin”.

“Roni selama ini sering menghayal dapat meniduri Tante kalau lagi dikamar kost  bahkan kalau onani juga sering menghayal Tante pakai baju tidur satin, habis Tante bikin Roni teransang Cuma takut udah bersuami”,  jawbaku dengan jujur.

“Dasar otakmu Ron, tapi sekarang jadi kenyataankan kan bisa bermain seks dengan Tante”, dengan manja Tante Dewi mecubit pahaku.

“Ron, mulai malam ini kamu tidur sama Tante saja disini, semua pakaian yang ada dikost bawa semua kesini”.  

Malam itu kami habiskan dua kali permainan diatas ranjang kamar Tante Dewi dengan berbagai posisi dan gaya hingga kami berdua tertidur pulas kecapeaan sampai pagi.

Jam 8 Pagi aku terbangun dengan tubuh bugil, kulihat Tante Dewi sedang membikin sarapan didapur dengan hanya memakai piyama satin berwarna merah tanpa memakai Bra dan Cd. Melihat penampilan Tante Dewi seperti itu langsung saja penisku tegak kembali dan langsung saja kupeluk dari belakang sambil kugesek-gesekan penisku di piyamanya yang licin itu.
“Pagi Tante”, sambil kucium bagian lehernya dan memeluk erat tubuhnya dari belakang sambil kuremas-remas buah dadanya.

“Pagi sayang , kok pagi-pagi udah nafsuan sih”.

“Ya Tan, habis tante berpenampilan seperti ini Roni jadi nafsu”.

Aku meminta Tante Dewi sedikit  menungging sambil tangan kananku mengusap pantat dan vaginanya. Rupanya usapanku tersebut membuat Tante Dewi terangsang kembali  dan meminta aku untuk memasukkan kembali penisku kedalam vaginanya  dengan posisi menungging.

“Masukan saja Ron, biar nikmat dari pada digesek-gesek dipiyama Tante”, penisku langsung saja kutancapkan kedalam vaginanya dengan sekali tekan langsung Blesss…penisku terbenam didalam vaginanya.

Tanganku segera kumainkan kedua putingnya yang menojol diluar kain satin piyamanya sambil terus kugenjot keluar masuk dengan posisi doggy style.

“Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Ronii sayanggg biar rasa lebih nikmat...!” katanya.

“Tan, Goyang dong..!” Mintaku.

Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, aku melakukan gerakan tarik dan masuk penisku kedalam vaginanya.

“Oohh.. anggghh..aaahh.. nikmat sekali sayanggg.. terus..jangan berhenti” desahnya.

Tak lama permainanku akhirnya Tante Dewi orgasme, tubuhnya kembali mengejang dan kedua tangan sangat kuat memegang meja dapur .

“Roniiii…..anghhhh….ahhhh”, desahan sangat keras sekali ketika mencapi titik orgasme.

Setelah merasakan orgasm, Tante Dewi terus aku gejot  tanpa henti  dengan posisi doggy style dan hampir 5 menit berlalu dan akhirnya cairan spermaku muncrat  memuntahkan didalam vagina Tante Dewi hingga tercatuh kelantai.

Hari itu setelah sarapan pagi kami lanjutkan lagi didalam kamar hingga menjelang siang dan kami berdua benar-benar puas menikmati permainan ini bersama sampai usahaka toko yang aku jalankan sengaja hari ini tidak kubuka demi kenikmatan.

Tak terasa hampir dua bulan perselingkuhanku dengan Tante Dewi  tersebut  berjalan tanpa diketahui siapapun karena aku tinggal serumah dengan Tante Dewi sejak suaminya pisah ranjang. Akhirnya hubungan Tante Dewi dengan suaminya berakhir dengan perceraian. Sejak mereka bercerai aku dan Tante Dewi semakin bebas berkelana diatas ranjang, hampir setiap malam kami melakukan kecuali lagi haid saja kami tidak melakukanya.

Tante Dewi akhirnya hamil diluar nikah denganku, aku meminta Tante Dewi untuk menggugurkan kandungannya namun Tante Dewi menolaknya dengan alasan sudah lama dia mendambakan seorang anak. Tante Dewi senang dapat membuktikan bahwa dia tidak mandul didepan suaminya yang telah diceraikan itu. Hingga anakku yang dikandung Tante Dewi lahir aku masih setia menemani Tante Dewi. Selesai kuliah  aku tidak kerja melainkan mengurus usaha toko dan kost-kosan yang sekarang sudah menjadi Toko besar dan  dari penghasilan toko tersebut aku dapat membiayai kehidupan ku dengan Tante Dewi  dan anakku bahkan sekarang aku sudah hidup mapan berada di jogya.


TAMAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar