KEHADIRAN ADIK IPARKU PEMUAS
NAFSUKU SAAT DI MALAM HARI
Sejak
dua bulan suamiku berlayar aku terasa begitu kesepian. Aku butuh sentuhan
seorang laki-laki, terlebih pada malam seperti malam ini. Setiap malam aku tak
bisa berbuat apa-apa selain berusaha menahan dan menahan keinginanku bisa
bermain seks diranjang bersama seorang laki-laki.
Akhirnya
setelah tiga bulan lamanya sejak adik iparku sering menginap untuk menemaniku
dirumah selama suamiku berlayar, gairah
seksku dapat aku salurkan dengan adik iparku sendiri dan itu terjadi pada malam minggu malam saat
bermula Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 menjelang pagi. Malam itu aku habis
nonton film bokep koleksi suamiku dikamar. Aku keluar dari kamar untuk kekamar mandi,
hanya mengenakan daster satin sangat seksi tanpa Bra dan Cd.
Saat
aku mau keluar dari kamar mandi, ternyata didapur adik iparku sedang membikin
kopi.
“Lho
jam segini kamu belum tidur, Bud?” tanyaku.
“Belum
Embak karena masih banyak tugas yang belum selesai,” jawabnya tenang.
“Tugas
apa tugas kok dari tadi Mbak dengar kok dikamarku ada suara desahan”.
“ Ah
apa iya, apa mbak salah dengar kali tapi Budi dengar malah dari suara kamar nya
Mbak Resna”, dia malah Tanya balik sama aku dengan tatapannya yang sagat tenang
memperhatikan ke sekujur tubuhku.
Malam
itu Budi hanya memakai celana pendek longgar, bertelanjang dada. Aku terpana melihat bentuk dadanya
yang sispek itu. Lampu yang sangat terang berderang di dapur menerangi daster
satinku yang seksi itu, membuatnya mata Budi terus tak berkedip. Saat menyasikan
putting susunya yang menonjol menjeplak dari balik daster satinku yang mengkilap itu.
Kedua
Matanya tak berkedip itu, justru sebaliknya aku semakin bergairah ingin sekali bisa bersetubuh malam ini dengan
Budi. Walaupun itu adik iparku sendiri tapi aku sangat membutuhkan sentuhan
laki-laki. Apalagi malam itu aku benar-benar sangat horny habis nonton film
bokep. Gairah seks ku sangat tinggi.
“Bud,
kenapa kamu lihat Mbak seperti itu”, sengaja ku tegur seperti itu biar reaksi
budi seperti apa.
“Mbak
malam ini sangat bergairah sekali dengan penampilan seperti itu”, dalam hatiku
ternyata budi sudah kenak penampilanku ini.
Tanpa
ragu kudekati Budi. Kurangkul dia dari depan dan merapatkan buah dadaku ke dadanya.
Agar budi semakin bernafsu.
“Kamu
suka Mbak seperti ini?”, jawabku kembali menanyai budi, melihat reaksi kali ini
yang kedua.
“Mbak
Budi jadi terangsang gara-gara Mbak seperti ini”, ternyata budi udah
benar-benar terkena perangkapku.
Hanya
itu yang terdengar dari mulutnya. Kemudian aku belai ke dadanya dari depan,
sembari aku gesek-gesekkan buah dadaku dengan bentuk putting susuku yang
menepel ke dadanya. Aku sanagat begitu menikmatinya saat kupeluk tubuhnya.
Dasterku memang sangat licin dan longgar. Akhirnya budi melumat dan mencium
bibirku.
Tanganku
terus meraba dadanya hingga turun perutnya dan menyelusup ke dalam celananya.
Begitu tanganku masuk kedalam celana pendeknya, ternyata budi tidak memakai
celana dalam. Penisnya yang sudah tegeng itu langsung aku meremas dan mengelus
kontolnya.
“Oh…Mbak
nikmat sekali Mbak…ohhh”, Reaksi budi semakin mendesah saat terus aku kocok
penisnya dengan tanganku.
Aku
lepas celana pendeknya jatuh kebawah lantai dapur.
“Bud,
Mbak sangat membutuh kamu malam ini, perkosa Mbak”, dengan nada-nada desahan
kupancing terus budi biar semakin panas.
Budi
langsung meremas-remas buah dadaku yang masih terhalang dasterku, penisnya yang
tegang itu mulai digesek-gesekanya didasterku yang licin. Putting susuku mulai
dijilat dan disedotnya dengan mulutnya.
“Oh…Bud…ayo…sedot
yang kuat dong”.
Sedotan
bibir dan lidah budi semakin kuat menyedot
putting susuku hingga putting susuku semakin kian menonjol menjeplak diluar
dasterku, aku benar-banar semakin terangsang dibuatnya. Dengan cepat kutarik
tangannya ke dalam kamar budi, agar kedua anakku yang masih tertidur pulas didalam
kamarku tidak terganggu. Budi langsung menutup dan mengunci pintu kamar. Tubuhku
yang sudah terlentang diatas ranjang langsung ditindihnya, bibirku dilumat dengan
sangat buas dengan bibirnya. Sekarang aku sudah tak perduli lagi dengan adik
iparku sendiri.
Vaginaku
sudah sangat basah ingin rasanya aku merasakan batang penis adik iparku ini. Penisnya
yang tegang itu terus tanpa henti digesek-gesekan didaster satinku yang sangat
licin. Lidahku diisapnya dengan lembut dan dipermainkannya dalam mulutnya
disertai permainan lidahnya menyedot kedua putting susuku.
“Oh…Bud,
kamu suka seperti ini”, sambil aku mendesah oleh rasangan yang diberiakan oleh
budi.
“Iya
Mbak budi suka, apalagi budi suka dengan daster milik Mbak sangat licin ini
membuat buat jadi terangsang”, mendengar perkataannya itu kubiarkan penisnya
terus digesek-gesekan didaster miliku hingga basah oleh cairan dari batang
penisnya.
Kedua
pahaku langsung dilebarkanya setelah puas mengesakan penisnya. Lidahnya langsung
bermain-main di lubang vaginaku. Aku tak mampu lagi menahan rasa nikmat saat
lidahnya menyentuh klistoriku. Kujepit kepalanya dengan kedua kakiku dengan
sekuat-kuatnya saat aku merasakan orgasme. Kuremas kepalanya sekuat-kuatnya dan
aku mendesah panjang. Lidahnya masih juga terus bermain di vaginaku.
Tak
lama setelah aku merasakan orgasme tubuhku sangat lemas. Sekarang kuserahkan
segalanya kepada adik iparku, apa yang mau diinginkan. Budi langsung melepas
jilatannya dari vaginaku. Kemudia Budi menidihku kembali dengan posisi aku
terlentang diatas ranjang. Perlahan dengan pasti penisnya yang tegang itu
langsung diarahkan masuk ke dalam vaginaku.
Oh…begitu
masuk perlahan penisnya kedalam lubang vaginaku hingga memenuhi rongga dinding
bagian dalam hangat dan keras. Gesekannya begitu mengairahkan. Leherku
dijilatinya dan buah dadaku diremas-remas. Membuatku gairahku kembali. Perlahan
naik, kuimbangi permainannya saat aksinya terus keluar masuk menusuk vaginaku.
“Mbak
sudah lama aku menginginkan seperti ini…” bisik Budi ke telingaku.
“Kenapa
kamu tidak pernah bilang sama mbak..anghhhh..ahhh…?” bisikku pula di sela-sela
ayunan kedua kakiku menggoyang penisnya didalam vaginaku.
“Aku
takut, Mbak…marah dan aku takut ketahuan
sama suami Mbak”
“Ya…sudah
Bud, mulai malam ini kamu boleh melepaskan keinginanmu sepuas-puasnya bila ada
kesempatan selama suamiku tugas berlayar”, bisikku.
Budi terus
mempermainkan penisnya keluar-masuk
dalam liang vaginaku. Aku merasakan tubuhku berada di awang-awang. Tinggi dan
penuh sensasi.
“Mbaaakkk…Budiiii…mau
keluarrr…” rintihnya.
“Terus
Bud…keluari saja didalam. Mbak sebentar lagi juga mau sampai sayang,” bisikku.
Budi
memompa penisnya keluar masuk didalam vaginaku lebih cepat dan lebih agresif
lagi. Membuat tubuhku kembali bergetar sangat kuat saat detik-detik orgasme
akan datang lagi untuk yang kedua kalinya. Dipeluknya tubuhku sekuat-kuatnya
sambil ditekannya sekuat-kuatnya penisnya
ke dalam vaginaku. Aku merasakan ujung penisnya itu, sudah kandas di ujung
lubang vaginaku yang paling dasar. Aku menjepit kembali pinggangnya dengan
kedua kakiku sekuat-kuatnya dan membalas pelukannya sekuat-kuatnya pula.
“Ah…..anghhhh…..
Mbaaaakkkkk…”.
“Budiiiii
Mbak sampaiiii juga anghhh…ahhhh…ahhh,” balasku. Aku merasakan begitu hangatnya
semprotan cairan spermanya ke dalam vagianku.
“Mbak
Budi takut kalau Mbak hamil”, posisi budi masih menidih tubuhku dan penisnya
masih menacap divaginaku.
“Ngak
apa-apa Bud, kamu jangan takut kamu kaluari tiap hari Mbak bakalan hamil mbak
sudah KB”, mendengar kalimat itu Budi kembali menciumku.
Malam
itu hingga menjelang pagi kami melakukan
sekali lagi.
Sejak
kejadian malam itu aku sering melakukan dengan adik iparku budi setiap malam selama
suamiku berlayar. Budi selalu kubuat terangsang melihat koleksi-koleksi baju
tidurku dari bahan satin. Tak jarang setiap permainan diatas ranjang pasti baju
tidurku selalu dinodai oleh spermanya. Kami sering melakukanya ritual permainan
seks dikamar bagian atas kamar kosong yang jarang dipakai. Disana kita bisa
bebas dengan gangguan dari anak-anak selama tertidur pulas dikamar bawah.
Kamar
kubuat seperti kamar pengantin baru
semua kudesain serba mengkilap berbahan satin dari sperai hingga korden
berwarna merah muda (pink). Noda sperma dan keringat diatas ranjang semua
menjadi satu saat kami berpacu kenikmatan, gaya dan cara kita bercinta semua
kita lakukan semua. Vagianku dan lubang pantaku semua sudah dirasakan oleh Budi
agar kita sama-sama bisa merasakan kepuasan. Tak terhitung lagi limbah dosaku
dengan adik iparku demi kepuasan.
SEKIAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar