Senin, 05 Februari 2018

CERITA SEKS DENGAN ADIK IPARKU

KEHADIRAN ADIK IPARKU PEMUAS NAFSUKU SAAT DI MALAM HARI

Sejak dua bulan suamiku berlayar aku terasa begitu kesepian. Aku butuh sentuhan seorang laki-laki, terlebih pada malam seperti malam ini. Setiap malam aku tak bisa berbuat apa-apa selain berusaha menahan dan menahan keinginanku bisa bermain seks diranjang bersama seorang laki-laki.

Akhirnya setelah tiga bulan lamanya sejak adik iparku sering menginap untuk menemaniku dirumah selama suamiku berlayar,  gairah seksku dapat aku salurkan dengan adik iparku sendiri  dan itu terjadi pada malam minggu malam saat bermula Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 menjelang pagi. Malam itu aku habis nonton film bokep koleksi suamiku dikamar.  Aku keluar dari kamar untuk kekamar mandi, hanya mengenakan daster satin sangat seksi tanpa Bra dan Cd.


Saat aku mau keluar dari kamar mandi, ternyata didapur adik iparku sedang membikin kopi.

“Lho jam segini kamu belum tidur, Bud?” tanyaku.

“Belum Embak karena masih banyak tugas yang belum selesai,” jawabnya tenang.

“Tugas apa tugas kok dari tadi Mbak dengar kok dikamarku ada suara desahan”.

“ Ah apa iya, apa mbak salah dengar kali tapi Budi dengar malah dari suara kamar nya Mbak Resna”, dia malah Tanya balik sama aku dengan tatapannya yang sagat tenang memperhatikan ke sekujur tubuhku.

Malam itu Budi hanya memakai celana pendek longgar,  bertelanjang dada. Aku terpana melihat bentuk dadanya yang sispek itu. Lampu yang sangat terang berderang di dapur menerangi daster satinku yang seksi itu, membuatnya mata Budi terus tak berkedip. Saat menyasikan putting susunya yang menonjol menjeplak  dari balik daster satinku yang mengkilap itu.

Kedua Matanya tak berkedip itu, justru sebaliknya aku semakin bergairah  ingin sekali bisa bersetubuh malam ini dengan Budi. Walaupun itu adik iparku sendiri tapi aku sangat membutuhkan sentuhan laki-laki. Apalagi malam itu aku benar-benar sangat horny habis nonton film bokep. Gairah seks ku sangat tinggi.

“Bud, kenapa kamu lihat Mbak seperti itu”, sengaja ku tegur seperti itu biar reaksi budi seperti apa.

“Mbak malam ini sangat bergairah sekali dengan penampilan seperti itu”, dalam hatiku ternyata budi sudah kenak penampilanku ini.

Tanpa ragu kudekati Budi. Kurangkul dia dari depan dan merapatkan buah dadaku ke dadanya. Agar budi semakin bernafsu.

“Kamu suka Mbak seperti ini?”, jawabku kembali menanyai budi, melihat reaksi kali ini yang kedua.
“Mbak Budi jadi terangsang gara-gara Mbak seperti ini”, ternyata budi udah benar-benar terkena perangkapku.

Hanya itu yang terdengar dari mulutnya. Kemudian aku belai ke dadanya dari depan, sembari aku gesek-gesekkan buah dadaku dengan bentuk putting susuku yang menepel ke dadanya. Aku sanagat begitu menikmatinya saat kupeluk tubuhnya. Dasterku memang sangat licin dan longgar. Akhirnya budi melumat dan mencium bibirku.

Tanganku terus meraba dadanya hingga turun perutnya dan menyelusup ke dalam celananya. Begitu tanganku masuk kedalam celana pendeknya, ternyata budi tidak memakai celana dalam. Penisnya yang sudah tegeng itu langsung aku meremas dan mengelus kontolnya.

“Oh…Mbak nikmat sekali Mbak…ohhh”, Reaksi budi semakin mendesah saat terus aku kocok penisnya dengan tanganku.

Aku lepas celana pendeknya jatuh kebawah lantai dapur.

“Bud, Mbak sangat membutuh kamu malam ini, perkosa Mbak”, dengan nada-nada desahan kupancing terus budi biar semakin panas.

Budi langsung meremas-remas buah dadaku yang masih terhalang dasterku, penisnya yang tegang itu mulai digesek-gesekanya didasterku yang licin. Putting susuku mulai dijilat dan disedotnya dengan mulutnya.

“Oh…Bud…ayo…sedot yang kuat dong”.

Sedotan bibir  dan lidah budi semakin kuat menyedot putting susuku hingga putting susuku semakin kian menonjol menjeplak diluar dasterku, aku benar-banar semakin terangsang dibuatnya. Dengan cepat kutarik tangannya ke dalam kamar budi, agar kedua anakku yang masih tertidur pulas didalam kamarku tidak terganggu. Budi langsung menutup dan mengunci pintu kamar. Tubuhku yang sudah terlentang diatas ranjang langsung ditindihnya, bibirku dilumat dengan sangat buas dengan bibirnya. Sekarang aku sudah tak perduli lagi dengan adik iparku sendiri.

Vaginaku sudah sangat basah ingin rasanya aku merasakan batang penis adik iparku ini. Penisnya yang tegang itu terus tanpa henti digesek-gesekan didaster satinku yang sangat licin. Lidahku diisapnya dengan lembut dan dipermainkannya dalam mulutnya disertai permainan lidahnya menyedot kedua putting susuku.

“Oh…Bud, kamu suka seperti ini”, sambil aku mendesah oleh rasangan yang diberiakan oleh budi.
“Iya Mbak budi suka, apalagi budi suka dengan daster milik Mbak sangat licin ini membuat buat jadi terangsang”, mendengar perkataannya itu kubiarkan penisnya terus digesek-gesekan didaster miliku hingga basah oleh cairan dari batang penisnya.

Kedua pahaku langsung dilebarkanya setelah puas mengesakan penisnya. Lidahnya langsung bermain-main di lubang vaginaku. Aku tak mampu lagi menahan rasa nikmat saat lidahnya menyentuh klistoriku. Kujepit kepalanya dengan kedua kakiku dengan sekuat-kuatnya saat aku merasakan orgasme. Kuremas kepalanya sekuat-kuatnya dan aku mendesah panjang. Lidahnya masih juga terus bermain di vaginaku.

Tak lama setelah aku merasakan orgasme tubuhku sangat lemas. Sekarang kuserahkan segalanya kepada adik iparku, apa yang mau diinginkan. Budi langsung melepas jilatannya dari vaginaku. Kemudia Budi menidihku kembali dengan posisi aku terlentang diatas ranjang. Perlahan dengan pasti penisnya yang tegang itu langsung diarahkan masuk ke dalam vaginaku.

Oh…begitu masuk perlahan penisnya kedalam lubang vaginaku hingga memenuhi rongga dinding bagian dalam hangat dan keras. Gesekannya begitu mengairahkan. Leherku dijilatinya dan buah dadaku diremas-remas. Membuatku gairahku kembali. Perlahan naik, kuimbangi permainannya saat aksinya terus keluar masuk menusuk vaginaku.

“Mbak sudah lama aku menginginkan seperti ini…” bisik Budi ke telingaku.

“Kenapa kamu tidak pernah bilang sama mbak..anghhhh..ahhh…?” bisikku pula di sela-sela ayunan kedua kakiku menggoyang penisnya didalam vaginaku.

“Aku takut, Mbak…marah dan aku takut  ketahuan sama suami Mbak”

“Ya…sudah Bud, mulai malam ini kamu boleh melepaskan keinginanmu sepuas-puasnya bila ada kesempatan selama suamiku tugas berlayar”,  bisikku.

Budi terus mempermainkan penisnya  keluar-masuk dalam liang vaginaku. Aku merasakan tubuhku berada di awang-awang. Tinggi dan penuh sensasi.

“Mbaaakkk…Budiiii…mau keluarrr…” rintihnya.

“Terus Bud…keluari saja didalam. Mbak sebentar lagi juga mau sampai sayang,” bisikku.

Budi memompa penisnya keluar masuk didalam vaginaku lebih cepat dan lebih agresif lagi. Membuat tubuhku kembali bergetar sangat kuat saat detik-detik orgasme akan datang lagi untuk yang kedua kalinya. Dipeluknya tubuhku sekuat-kuatnya sambil  ditekannya sekuat-kuatnya penisnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan ujung penisnya itu, sudah kandas di ujung lubang vaginaku yang paling dasar. Aku menjepit kembali pinggangnya dengan kedua kakiku sekuat-kuatnya dan membalas pelukannya sekuat-kuatnya pula.

“Ah…..anghhhh….. Mbaaaakkkkk…”.

“Budiiiii Mbak sampaiiii juga anghhh…ahhhh…ahhh,” balasku. Aku merasakan begitu hangatnya semprotan cairan spermanya ke dalam vagianku.

“Mbak Budi takut kalau Mbak hamil”, posisi budi masih menidih tubuhku dan penisnya masih menacap divaginaku.

“Ngak apa-apa Bud, kamu jangan takut kamu kaluari tiap hari Mbak bakalan hamil mbak sudah KB”, mendengar kalimat itu Budi kembali menciumku.

Malam itu hingga menjelang pagi  kami melakukan sekali lagi.
Sejak kejadian malam itu aku sering melakukan dengan adik iparku budi setiap malam selama suamiku berlayar. Budi selalu kubuat terangsang melihat koleksi-koleksi baju tidurku dari bahan satin. Tak jarang setiap permainan diatas ranjang pasti baju tidurku selalu dinodai oleh spermanya. Kami sering melakukanya ritual permainan seks dikamar bagian atas kamar kosong yang jarang dipakai. Disana kita bisa bebas dengan gangguan dari anak-anak selama tertidur pulas dikamar bawah.

Kamar kubuat  seperti kamar pengantin baru semua kudesain serba mengkilap berbahan satin dari sperai hingga korden berwarna merah muda (pink). Noda sperma dan keringat diatas ranjang semua menjadi satu saat kami berpacu kenikmatan, gaya dan cara kita bercinta semua kita lakukan semua. Vagianku dan lubang pantaku semua sudah dirasakan oleh Budi agar kita sama-sama bisa merasakan kepuasan. Tak terhitung lagi limbah dosaku dengan adik iparku demi kepuasan.


SEKIAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar