Senin, 19 Februari 2018

CERITA SEKS

Bibiku Surgaku

Sejak aku kuliah diyogya dan tinggal dirumah Bibiku, disanalah tempat kenikmatan surga diatas ranjang dengan Bibiku sendiri yang sering kupanggil Bi Lah. Oh ya namaku Andre dan kebetulan orangtuaku menitipkan aku rumah Bibi, selama aku menuntut ilmu kuliah diyogya. Bibi tinggal bersama anak satu-satunya yang bernama Dewi. Bibiku seorang janda beranak satu dan sekarang dia masih bekerja disebuah Bank swasta diyogya dan sejak kehadiranku disana kebutuhan biologis Bi Lah selalu kulayani saat anaknya pergi sekolah.



Kami berdua selalu bermain seks diatas ranjang, dapur hingga diruang tamu tergantung suasana rumah dan kami sering lakukan paling banyak diatas ranjang kamar Bi Lah.

Kejadian itu sangat cepat sekali terjadi, hanya baru tinggal sebulan dirumah Bi Lah semuanya berubah menjadi limbah dosa antara aku dengan Bibiku. Berawal karena dirumah Bibi suka memakai pakaian-pakaian seksi seperti tank top, daster dan piyama berbahan licin seperti satin tanpa memakai Bra, membuat darah kejatanaku selalu terangsang melihat penampilanya setiap hari seperti itu dan berakhir diatas ranjang. Entah siapa yang memulai duluan yang kami tau sekarang semua sudah terjadi.

“Anghhh..adreee..ahhh..sayang…ahh terus sayang tekan lebih dalam penismu…ahhh”, Bi Lah terus mengerang sambil memelukku erat sekali.

“Ahh, Biiii…Lahhhh..andre mau keluar…..” aku semakin mempercepat gejotan penisku yang menjepit vaginanya.

Belum sempat spermaku keluar tenyata Bi Lah lebih dahulu merasakan orgasme, tubuhnya gemetar sangat kuat sekali sambil memeluk tubuhku dengan sangat erat sekali.

“Andreee….oh…ahhhh….nikmat sekali…anghhh…ahhhh”, sambil terus mendesah kenikmatan saat Bi Lah merasakan orgasme yang sangat hebat.

Tak lama kemudian setelah Bi Lah orgasme, spermaku terasa sebentar lagi mau keluar. Vaginan Bi Lah semakin ku genjot dan kutekan semakin dalam dengan penisku.
“Bi…Lah…andreee…mau keluar…..anghhh”, Crottt….crottt…spermaku keluar sangat banyak membasahi ruang rahimnya.

Setelah sama-sama puas merasakan orgasme, kami berdua terkulai lemas sambil berpelukan diatas ranjang. Penisku masih tertancap didalam vaginan Bi Lah, sampai benar-benar mengecil berada didalam rahimnya bercampur sisa spermaku yang keluar meleleh jatuh keluar membasahi kain sperai tempat tidur. Lalu kucium lebut bibirnya dan keningnya sambil kulepas penisku yang lemas itu dari dalam vaginanya.

Bi Lah lalu bangun dari tempat tidur dan merapikan daster satin yang sedikit berantakan dan langsung pergi keluar tanpa memakai bra dan celana dalam.

“Andre ayo bangun pakai baju dulu sayang, bentar lagi Dewi pulang.” Katanya sambil Bi Lah keluar dari dalam kamar.

Aku masih terbarig diatas ranjang empuk tempat pergumulan kami tadi. Kejadian siang itu bena-benar sangat nikmat sekali aku rasakan bersama Bibiku, apalagi dia seorang janda pasti sangat membutuhkan kenikmatan seperti ini. Tak lama kemudian, bibiku kembali kekamar.

“Ayo bangun dong sayang nanti keburu Dewi datang”, sambil ku tarik Bi Lah kembali keranjang sambil mencium bibirnya.

“Udah dong Andre, nafsuan sekali kamu ini ayo bangun”.

“Bi…Andre nafsu karena lihat Bibi pakai daster seperti ini”.

“Kamu suka Bi Lah seperti ini”

“Iya Bi”

“Nanti kamu nafsu terus kalau lihat Bibi seperti ini”, kata dia, sambil membuka lemari koleksi baju tidurnya yang hampir rata-rata semua berkain satin.

“Tapi Bibi suka kan kalau Andre setiap hari Nafsu”, Bi Lah hanya tersenyum

“Bi Lah, mulai hari ini ngak usah pake celana dalam lagi biar Andre gampang masukinya kalau pingin” kataku sambil mencium bibirnya.

“Ya, sayang sekarang mau makan apa? Bibi mau masak”.

“Terserah Bibiku sayang, pasti aku makan..” jawabku. Bibi hanya senyum.

Sementara Bi Lah masak didapur, aku duduk diruang makan sambil makan kacang.

“Andre, tadi pas masukan vagina Bibi apa masih nikmat?” tanyanya sambil memasak.

“Masih  terasa nikmat sekali punya Bi Lah sampai-sampai sperma Andre habis semua tumpah didalam”.

“Soalnya Vagina bibi udah longgar sekali, takutnya kamu ngak bisa merasakan kepuasan”.
Mendengar percakapan itu penisku tiba-tiba bangun kembali dan aku mulai bangkit dari kursi berjalan mendekati Bi Lah yang sedang memasak dan dari belakang tubuhnya, dasternya yang tadi masih dikenakan itu kunaikkan sedikit lalu kumasukan penisku kembali kedalam vaginan Bi Lah.

“Oh…Bi Lah vagina nikmat sekali sayangggg…anghhh”, aku angkat pantatku pelan menusuk vaginanya.

“Ahhh..Andre, kamu nafsu sekali” katanya.

“Habis Bi Lah Tanya seperti itu Andre jadi nafsu lagi mendengarnya” kataku sambil memeluk dari belakang.

“Anghh.ah.ah.Bi Lah bikin Andre nafsu lihat daster satin dan bikin nafsuin sihh”.

“Andre…anghhh…oh..ah.ah, Udah dong sayang, entar Dewi pulang, nanti malam kita lanjutkan lagi sayang…ya..sabar dulu, nanti kalau ketahuan kamu kan ngak bisa ngentot sama bibi lagi..”, tapi udah keburu tanggung, tubuh Bi Lah masih kupeluk sambil kuremas-remas buah dadanya yang sedikit kendor itu.

“Bentar lagi udah mau keluar Bi…udah tanggung nih”. Begitu spermaku terasa mau keluar penisku kucabut dari dalam vaginanya dan temple dipunggungnya dan kugesek-gesekan dikain satin dasternya.

Crott…crottt….spermaku keluar membasahi daster Bi Lah dan setelah puas kuambil lap yang ada didapur dan kubersihkan noda sperma yang melekat dikain satin daster Bi Lah.
“Dasar kamu Andre bikin jadi pingin lagi Bi Lah”, aku ketawa mendengarnya dan buru-buru kurapikan kembali daster Bi lah dan pakaianku dan sampai akhirnya Dewi datang.

Malamnya, setelah Dewi tertidur pulas didalam kamar, aku mulai berjalan menuju kamar Bi Lah. Sampai didepan pintu kamar dengan perlahan aku mengetuk.
“Tok..tok..tok”, dari dalam Bi Lah teriakan pelan.

“siapa?” akupun menjawab.

“Andre bii..”, kemudian pintu terbuka sedikit dan alangkah terpananya aku melihat Bi Lah hanya memekaia piyama satin berwarna merah muda.

“Haloo….haloo…kenapa melihatku seperti itu andre, ayo masuk sini cepet..katanya berbisik”. Akupun segera masuk dan menguci pintu kamar.
Saat Bi Lah berjalan menuju tempat tidur tanganku langsung merayap masuk kedalam vaginanya. “Ah andre udah ngak sabar ya sayang melihat Bibi seperti ini”. Sambil kepeluk tubuhya dan mencium bibirnya.

Rupanya Bi Lah sudah tidak memakai Bra dan Cd lagi didalam gaun piyamanya itu, tanganku terus mengegenggam vaginanya, dengan satu jari tengahku ku tekan masuk ke liangnya.
“Ahh..andreee….ahhhngghhhh…ahhh”, Bi lah hanya mengerang mendesah kenikmatan saat merasakan jari tengah tangganku yang mulai mengocok masuk liang vaginanya.

”Anghhh…aahh.. andreeee kamu.. bikin bibi kewalahan kalau diserang seperti ini..ahhhh”, Bi Lah terus mendesah sambil memegang pipiku.

Akupun mulai mencium dan memainkan bibir bawahnya, dengan gaya yang lebih mesra seperti sepasang pengantin baru. Kami berdua saling memandang dan tersenyum.

“Andre, dulu bibi sama almarhum paman, ga pernah semesra seperti kamu ini. kalo dia pengen langsung tancep dan crot terus tidur”. kemudian Bi Lah menciumku dan memeluk tubuhku dengan posisi tubuhku menyandar ditembok. Bi Lah melingkarkan kakinya di pinggangku sehingga seperti posisi menggendong.

Sambil posisi seperti itu, Bi Lah langsung melucuti celanaku hingga lolos jatuh kelantai. penisku yang sudah tegang itu, kepalanya langsung menempel diujung bibir vaginanya yang masih terhalang kain satin piyamanya. Penisku perlahan aku gesek-gesek maju mundur masuk terselip dikain satin piyama hingga kebagian pantatnya.

“Unnghh..enak Andre kamu gesek disitu”, dengan suara manja sambil menekan dan menjepit penisku dan melumat bibirku.

“Oh…Nikmat sekali Bi, apalagi kain satin Bi Lah licin sekali membuat Andre sudah ngak tahan lagi”,  sambil ku balas ciuman bibirnya sambil bermain lidah.

“Masukan saja Andre…sekarang Bi Lah sudah pingin”, sambil terus kami berpelukan.
Akupun segera menggendong tubuh Bi Lah naik diatas tempat tidur. Saat kurebahkan tubuhnya diatas kasur dia seperti merengek manja ingin segara dipuaskan. Dengan kedua pahanya dilebarkan dan vaginanya untuk siap dimasukan tongkat kenikmatan.

“Andre jangan lihat terus sekarang masuki penismu itu dan genjot lubang Bi Lah ini”, dengan Nada manja sambil mengesek-gesek vaginanya.

“Malam ini puasi Bibi sekuat-kuatnya sama Andreku sayang”, Bi Lah terus menggodaku dengan kata-kata yang membikin aku semakin bernafsu.

Sebelum aku masukan langsung saja kujilat dan kusedot bagian klistorinya yang seperti biji kacang.

“Anghhh…andree…ahhhhh”, Bi Lah hanya mendesah setiap biji kacangnya kusedot dan kujilat.

Bibirku dengan sangat rakusnya menjilat lubang vaginanya hingga kelubang pantatnya. Membuat Bi Lah terus mendesah kenikmatan.

“Andre, masukan sekarang Bi Lah udah ngak tahan sayanggggg”, lalu aku bangun dan aku pegang penisku sambik kutancapkan kedalam vaginanya yang sudah becek itu.
Dengan sekali tekan batang penisku langsung masuk terbenam semua didalam liang vaginanya. Lalu ku genjot keluar masuk dengan gerak perlahan tapi sedikit cepat.

“Anggghh ahhh ahh,,andreee ahhhhh….ahhhhh…”, Bi Lah mengerang-erang saat terus ku genjot tanpa henti diatas tempat tidur.

Semakin lama semakin kencang ku genjot keluar masuk penisku kedalam vaginanya dan tak lama beberapa menit tiba-tiba tubuh Bi Lah semakin tegang.

“Aauuuhhh…ahhhh,,aduuhh andree sayang… tekan agak dalam bibi..bibi mau keluar,,,annghh ahh..ahh iyah terus..aahh ahh ahh ahhhhh aaaaaahhhhhhhhhhhhh!!!!”, tubuhnya menggelinjang hebat sambil berteriak tertahan merasakan orgasme sambil kedua matanya hanya terlihat warna putih dibagian bola matanya.

Bi Lah hanya terkulai lemas menikmati sisa-sisa orgasmenya sambil ku peluk erat tubuhnya diatas tempat tidur dengan posisi penisku masih terbenam didalam vaginanya.
“Gimana Bi Lah nikmat?”, tanyaku sambik mengatur nafasnya mulai tenang.

“Andre ini nikmat banget say.. bibi baru kali ini bisa merasakan kenikamatan seperti ini loh sampe vagina dan pantat Bibi kamu jilat tanpa jijik sedikitpun. dulu sama pamanmu aku belum pernah dijilatin sampai seperti ini. makasih ya andre sayang, Bi lah semakin betah kalau kamu tinggal disini bukan hanya sekedar kuliah saja tapi untuk selamanya”, sambil ia mengelus-elus pipiku dan mendium bibirku.

“Bibi akan puas selama ada andre disini”, kataku sambil kembali lagi kugenjot penisku keluar masuk vaginanya.

“Anghhhh…andreeee…ah”, kedua kaki Bi Lah mulai kembali menjepit menyilang kepundaku.
Ku lihat putting susunya semakin menegang menembus kain satin piyamanya dan langsung saja ku lumat sambil kusedot.

“Ahh…ahh..sedot yang andreeee,,ahhh ahh..”, penisku terus tanpa henti begerak keluar masuk menekan lubang vaginanya, sambil kusedot putingnya.

Akupun mulai perlahan menggenjot penisku agar bisa merasakan kenikmat yang tak bisa diungkapkan saat aku menikmati cengkraman lembut dan basah vagina bibiku ini. meski sering kupakai dan sudah dipakai melahirkan, aku masih dapat merasakan kenikamatan walaupun sudah sedikit longgar.

“Aaghh..vagina Bi Lah nikmat sekali…ahhh”, perlahan-lahan aku mulai mempercepat genjotanku kembali.

“Ahhh..ahhhhh…adreeee..aahhh aaaahhh awww..ahhhhh”, Bi Lah terus menjerit dan merintih kenikmatan saat aku mulai mempercepat genjotanku dengan gaya misionaris ini.

Aku sungguh menikmati saat aku menggagahi bibiku ini, terlebih vaginanya yang sudah terlalu becek membuat aku semakin merem melek.

“Ahh…andreeeee…sayang… bibi mau pingin lagi sayangg..ahhh..!!!!”, Bi Lah langsung memelukku erat dan mencium bibirku seolah tanpa ampuun. Pinggulnya bergoyang hebat menyambut kocokkanku yang semakin cepat.

Aku masih menggenjotnya saat pinggul bibi semakin melemah saat merasakan orgasme yang kedua, dan pelukkannya tadi sudah tak sekuat tadi. Bibi lalu tergolek pasrah, lemas dan semakin pasif menikmati genjotanku yang tak kunjung keluar.

“Ahh..kamu kuat banget sih malam ini sayang..belum keluar juga…hmmhh ahhh mmhh…” katanya lemah.

“Aghh agghh ahhh bii,, aku pegel nih.. bibi diatas ya,” kataku yang langsung mencabut penisku dari dalam vaginnya dan lalu tiduran.

Begitu tubuh Bi Lah sudah berada diatas tubuhku, dia bergoyang-goyang dengan pantat memutar-mutar penisku yang berada didalam vaginanya. Aku lalu merintih menikmati goyangan bibiku yang super nikmat ini. Bi Lah merintih kembali menikmati goyangannya sendiri. Tangannya di di perutku, dan pantatnya bergoyang lincah memutar-mutar dan terus bergoyang-goyang lincah mengeluar masukkan penisku divaginanya.
Hampir sepuluh menit kami menikmati gaya seperti ini. Bukan main nikmatnya aku digoyang bibi.

“Aghh bii ahhh …nikmat biii,,terus lebih cepet bii ahhhh ahhh..”, aku merem melek sambil meraih dan meremas susunya yang menggantung terhalang piyamanya.
Bi Lah semakin mempercepat goyang vaginanya yang menjepit penisku, yang membuatku sungguh menjadi ngilu. Semakin cepat menggenjot, semakin kuat vagiannya mencengkram peniskuku yang mulai terasa ingin memuntahkan spermanya.

“Ahh bibi Andreeee mau keluarrrrrr ahhahhh…”,  aku mulai memegang pinggulnya, sambil aku juga ikut menggenjot baginanya dari bawah.

“Ahhh bibiiiiii andreeee kaluarrrrr nihh,,ahhh ahh uuunnggghhh”. Dan crooootttt,,,crottt.
Spermaku keluar sangat banyak membasahi ruang vaginanya Bi Lah berhenti bergoyang sambil jatuh diatas dadaku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa-sisa kenikmatan. Nafas kami saling memburu, ngos-ngosan dengan penisku yang masih tertancap. Bi Lah lalu berbaring diatas pundaku sambil memeluku.

“Bi vagina, bibi masih sempit bikin Andre kenikmatan ngentot seperti ini”, kataku memuji sambil penisku yang masih terbenam didalam vaginanya sedikit ku dorong masuk.
“Ahh, kamu bohong Andre..masa sih.. vagina bibi masih sempit, ini aja udah longgar gini..ngeluari si Dewi (anak Bi Lah). Ya…syukur deh kalo kamu masih bias menikmati vagina bibi.. biar kamu betah ngentot sama bibi..gak sama yang lain”.

“Andre bakalan betah Bi ngentot sama bibi seperti ini apalagi tiap hari dikasih liang seperti ini pasti nikmat lho.. ngentot terus” kataku sambil ku dorong lagi penisku masuk kedalam vaginanya.

“Dasar kamu nakal Andre, udah lepasin penismu jangan dorong terus kevagina Bibi..ntar bibi jadi nafsu lagi”, katanya memegang tanganku lemah.

“Bi Lah pingin Lagi? Andre masih siap kali Bibi pengen lagi..”, aku lalu menciumnya.
“Dasar kamu Andre nafsu terus, oh ya Andre punya gaya apa lagi? Ntar Bibi diajari yah..kayaknya kamu kalau ngentot sama bibi suka yang macam-macam,  ya suka Bibi pakai satin lah atau yang lain lah”, katanya.

“Selain Andre suka lihat Bi Lah ngentot pakai satin, Andre jujur pengen ngentot anal bibi” jawabku.

“Anal itu apa Andre?”.

“Anal itu masukin penis ke lobang pantat bibi..” kataku.

“Ih sakit dong dan jijik kalu lobang pantat dimasuki, pokonya kemana pun boleh, asal jangan di pantat yah sayang…” pintanya.

“Tapi Andre pingin Bi..sama pantat Bibi nanti kasih pelicin biar ngak sakit”, kataku sambil merayunya.

“Ya udah kalau kamu pingin tapi jangan sekarang Ya takut keburu pagi nanti Dewi bangun bias masalah”, mendengar itu aku sangat senang dan menciumnya kembali.

“Bi Andre pingin lagi?”, kataku, penisku yang masih tegang terbenam divaginanya langsung ku gerakan lagi keluar masuk.

“Ah, istirahat dulu deh,, bibi masih lemes..Andre” katanya manja.

“Ya udah Bi tapi penis Andre pingin didalam saja?” kataku.

“Andre, tapi jangan digoyang ya sayang,, masih lemes bibi.. uuuhh,,,,,iya colokin aja gitu,,jangan di goyang,,mmhhh”, lalu kamipun saling berpelukan dengan posisi Bi Lah berada masih diatas tubuhku. Penisku yang masih tertacap didalam vaginanya kugerkan pelan-pelan hingga muncrat kembali.

Hampir setiap malam saat Dewi tertidur pulas aku selalu terus menafkahi batin bibi didalam kamarnya dengan menikmati jepitan vaginaya dan berakhir dilubang pantatnya. Bi Lah selalu memakai baju tidur satin agar nafsuku terus bergelora. Cairan sperma dan keringat masing-masing bercampur satu diatas ranjang kamar Bi lah.

Meskipun setiap malam pertempuran tidak begitu lama, tapi sudah tak terhitung lagi berapa jumlah spermaku yang ada dirahimnya bersarang disana. Aku sudah kecanduan main dilubang pantatnya hingga kugesekan penisku dibaju satin nya. Hampir koleksi baju-bajunya yang licin itu tak satupun terhindar dari noda spermaku.

Aku tetap tak rela meninggalkan bibi yang sudah kuanggap seperti seorang istri. Dia melayani hasratku sepenuh hati, tak pernah menolak saat kugauli, mau beberapa kali, ia tetap menikmati. Dia pasrah saat kugagahi, tak berhenti memuji saat aku entoti sepenuh hati.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar