Bibiku Surgaku
Sejak aku
kuliah diyogya dan tinggal dirumah Bibiku, disanalah tempat kenikmatan surga
diatas ranjang dengan Bibiku sendiri yang sering kupanggil Bi Lah. Oh ya namaku
Andre dan kebetulan orangtuaku menitipkan aku rumah Bibi, selama aku menuntut
ilmu kuliah diyogya. Bibi tinggal bersama anak satu-satunya yang bernama Dewi.
Bibiku seorang janda beranak satu dan sekarang dia masih bekerja disebuah Bank
swasta diyogya dan sejak kehadiranku disana kebutuhan biologis Bi Lah selalu
kulayani saat anaknya pergi sekolah.
Kami berdua
selalu bermain seks diatas ranjang, dapur hingga diruang tamu tergantung
suasana rumah dan kami sering lakukan paling banyak diatas ranjang kamar Bi
Lah.
Kejadian itu
sangat cepat sekali terjadi, hanya baru tinggal sebulan dirumah Bi Lah semuanya
berubah menjadi limbah dosa antara aku dengan Bibiku. Berawal karena dirumah
Bibi suka memakai pakaian-pakaian seksi seperti tank top, daster dan piyama
berbahan licin seperti satin tanpa memakai Bra, membuat darah kejatanaku selalu
terangsang melihat penampilanya setiap hari seperti itu dan berakhir diatas
ranjang. Entah siapa yang memulai duluan yang kami tau sekarang semua sudah
terjadi.
“Anghhh..adreee..ahhh..sayang…ahh
terus sayang tekan lebih dalam penismu…ahhh”, Bi Lah terus mengerang sambil
memelukku erat sekali.
“Ahh, Biiii…Lahhhh..andre
mau keluar…..” aku semakin mempercepat gejotan penisku yang menjepit vaginanya.
Belum sempat
spermaku keluar tenyata Bi Lah lebih dahulu merasakan orgasme, tubuhnya gemetar
sangat kuat sekali sambil memeluk tubuhku dengan sangat erat sekali.
“Andreee….oh…ahhhh….nikmat
sekali…anghhh…ahhhh”, sambil terus mendesah kenikmatan saat Bi Lah merasakan
orgasme yang sangat hebat.
Tak lama kemudian
setelah Bi Lah orgasme, spermaku terasa sebentar lagi mau keluar. Vaginan Bi
Lah semakin ku genjot dan kutekan semakin dalam dengan penisku.
“Bi…Lah…andreee…mau
keluar…..anghhh”, Crottt….crottt…spermaku keluar sangat banyak membasahi ruang
rahimnya.
Setelah
sama-sama puas merasakan orgasme, kami berdua terkulai lemas sambil berpelukan
diatas ranjang. Penisku masih tertancap didalam vaginan Bi Lah, sampai
benar-benar mengecil berada didalam rahimnya bercampur sisa spermaku yang
keluar meleleh jatuh keluar membasahi kain sperai tempat tidur. Lalu kucium lebut
bibirnya dan keningnya sambil kulepas penisku yang lemas itu dari dalam
vaginanya.
Bi Lah lalu bangun
dari tempat tidur dan merapikan daster satin yang sedikit berantakan dan
langsung pergi keluar tanpa memakai bra dan celana dalam.
“Andre ayo
bangun pakai baju dulu sayang, bentar lagi Dewi pulang.” Katanya sambil Bi Lah
keluar dari dalam kamar.
Aku masih
terbarig diatas ranjang empuk tempat pergumulan kami tadi. Kejadian siang itu
bena-benar sangat nikmat sekali aku rasakan bersama Bibiku, apalagi dia seorang
janda pasti sangat membutuhkan kenikmatan seperti ini. Tak lama kemudian,
bibiku kembali kekamar.
“Ayo bangun
dong sayang nanti keburu Dewi datang”, sambil ku tarik Bi Lah kembali keranjang
sambil mencium bibirnya.
“Udah dong Andre,
nafsuan sekali kamu ini ayo bangun”.
“Bi…Andre
nafsu karena lihat Bibi pakai daster seperti ini”.
“Kamu suka Bi
Lah seperti ini”
“Iya Bi”
“Nanti kamu
nafsu terus kalau lihat Bibi seperti ini”, kata dia, sambil membuka lemari
koleksi baju tidurnya yang hampir rata-rata semua berkain satin.
“Tapi Bibi
suka kan kalau Andre setiap hari Nafsu”, Bi Lah hanya tersenyum
“Bi Lah, mulai
hari ini ngak usah pake celana dalam lagi biar Andre gampang masukinya kalau pingin”
kataku sambil mencium bibirnya.
“Ya, sayang
sekarang mau makan apa? Bibi mau masak”.
“Terserah
Bibiku sayang, pasti aku makan..” jawabku. Bibi hanya senyum.
Sementara Bi
Lah masak didapur, aku duduk diruang makan sambil makan kacang.
“Andre, tadi
pas masukan vagina Bibi apa masih nikmat?” tanyanya sambil memasak.
“Masih terasa nikmat sekali punya Bi Lah
sampai-sampai sperma Andre habis semua tumpah didalam”.
“Soalnya
Vagina bibi udah longgar sekali, takutnya kamu ngak bisa merasakan kepuasan”.
Mendengar
percakapan itu penisku tiba-tiba bangun kembali dan aku mulai bangkit dari
kursi berjalan mendekati Bi Lah yang sedang memasak dan dari belakang tubuhnya,
dasternya yang tadi masih dikenakan itu kunaikkan sedikit lalu kumasukan
penisku kembali kedalam vaginan Bi Lah.
“Oh…Bi Lah
vagina nikmat sekali sayangggg…anghhh”, aku angkat pantatku pelan menusuk vaginanya.
“Ahhh..Andre,
kamu nafsu sekali” katanya.
“Habis Bi Lah
Tanya seperti itu Andre jadi nafsu lagi mendengarnya” kataku sambil memeluk
dari belakang.
“Anghh.ah.ah.Bi
Lah bikin Andre nafsu lihat daster satin dan bikin nafsuin sihh”.
“Andre…anghhh…oh..ah.ah,
Udah dong sayang, entar Dewi pulang, nanti malam kita lanjutkan lagi sayang…ya..sabar
dulu, nanti kalau ketahuan kamu kan ngak bisa ngentot sama bibi lagi..”, tapi
udah keburu tanggung, tubuh Bi Lah masih kupeluk sambil kuremas-remas buah
dadanya yang sedikit kendor itu.
“Bentar lagi
udah mau keluar Bi…udah tanggung nih”. Begitu spermaku terasa mau keluar
penisku kucabut dari dalam vaginanya dan temple dipunggungnya dan
kugesek-gesekan dikain satin dasternya.
Crott…crottt….spermaku
keluar membasahi daster Bi Lah dan setelah puas kuambil lap yang ada didapur
dan kubersihkan noda sperma yang melekat dikain satin daster Bi Lah.
“Dasar kamu
Andre bikin jadi pingin lagi Bi Lah”, aku ketawa mendengarnya dan buru-buru
kurapikan kembali daster Bi lah dan pakaianku dan sampai akhirnya Dewi datang.
Malamnya, setelah
Dewi tertidur pulas didalam kamar, aku mulai berjalan menuju kamar Bi Lah.
Sampai didepan pintu kamar dengan perlahan aku mengetuk.
“Tok..tok..tok”,
dari dalam Bi Lah teriakan pelan.
“siapa?”
akupun menjawab.
“Andre bii..”,
kemudian pintu terbuka sedikit dan alangkah terpananya aku melihat Bi Lah hanya
memekaia piyama satin berwarna merah muda.
“Haloo….haloo…kenapa
melihatku seperti itu andre, ayo masuk sini cepet..katanya berbisik”. Akupun
segera masuk dan menguci pintu kamar.
Saat Bi Lah
berjalan menuju tempat tidur tanganku langsung merayap masuk kedalam vaginanya.
“Ah andre udah ngak sabar ya sayang melihat Bibi seperti ini”. Sambil kepeluk
tubuhya dan mencium bibirnya.
Rupanya Bi Lah
sudah tidak memakai Bra dan Cd lagi didalam gaun piyamanya itu, tanganku terus mengegenggam
vaginanya, dengan satu jari tengahku ku tekan masuk ke liangnya.
“Ahh..andreee….ahhhngghhhh…ahhh”,
Bi lah hanya mengerang mendesah kenikmatan saat merasakan jari tengah tangganku
yang mulai mengocok masuk liang vaginanya.
”Anghhh…aahh..
andreeee kamu.. bikin bibi kewalahan kalau diserang seperti ini..ahhhh”, Bi Lah
terus mendesah sambil memegang pipiku.
Akupun mulai
mencium dan memainkan bibir bawahnya, dengan gaya yang lebih mesra seperti
sepasang pengantin baru. Kami berdua saling memandang dan tersenyum.
“Andre, dulu
bibi sama almarhum paman, ga pernah semesra seperti kamu ini. kalo dia pengen
langsung tancep dan crot terus tidur”. kemudian Bi Lah menciumku dan memeluk
tubuhku dengan posisi tubuhku menyandar ditembok. Bi Lah melingkarkan kakinya
di pinggangku sehingga seperti posisi menggendong.
Sambil posisi
seperti itu, Bi Lah langsung melucuti celanaku hingga lolos jatuh kelantai. penisku
yang sudah tegang itu, kepalanya langsung menempel diujung bibir vaginanya yang
masih terhalang kain satin piyamanya. Penisku perlahan aku gesek-gesek maju
mundur masuk terselip dikain satin piyama hingga kebagian pantatnya.
“Unnghh..enak
Andre kamu gesek disitu”, dengan suara manja sambil menekan dan menjepit
penisku dan melumat bibirku.
“Oh…Nikmat
sekali Bi, apalagi kain satin Bi Lah licin sekali membuat Andre sudah ngak
tahan lagi”, sambil ku balas ciuman
bibirnya sambil bermain lidah.
“Masukan saja
Andre…sekarang Bi Lah sudah pingin”, sambil terus kami berpelukan.
Akupun segera
menggendong tubuh Bi Lah naik diatas tempat tidur. Saat kurebahkan tubuhnya
diatas kasur dia seperti merengek manja ingin segara dipuaskan. Dengan kedua
pahanya dilebarkan dan vaginanya untuk siap dimasukan tongkat kenikmatan.
“Andre jangan
lihat terus sekarang masuki penismu itu dan genjot lubang Bi Lah ini”, dengan
Nada manja sambil mengesek-gesek vaginanya.
“Malam ini
puasi Bibi sekuat-kuatnya sama Andreku sayang”, Bi Lah terus menggodaku dengan
kata-kata yang membikin aku semakin bernafsu.
Sebelum aku
masukan langsung saja kujilat dan kusedot bagian klistorinya yang seperti biji
kacang.
“Anghhh…andree…ahhhhh”,
Bi Lah hanya mendesah setiap biji kacangnya kusedot dan kujilat.
Bibirku dengan
sangat rakusnya menjilat lubang vaginanya hingga kelubang pantatnya. Membuat Bi
Lah terus mendesah kenikmatan.
“Andre,
masukan sekarang Bi Lah udah ngak tahan sayanggggg”, lalu aku bangun dan aku pegang
penisku sambik kutancapkan kedalam vaginanya yang sudah becek itu.
Dengan sekali
tekan batang penisku langsung masuk terbenam semua didalam liang vaginanya.
Lalu ku genjot keluar masuk dengan gerak perlahan tapi sedikit cepat.
“Anggghh ahhh
ahh,,andreee ahhhhh….ahhhhh…”, Bi Lah mengerang-erang saat terus ku genjot
tanpa henti diatas tempat tidur.
Semakin lama
semakin kencang ku genjot keluar masuk penisku kedalam vaginanya dan tak lama
beberapa menit tiba-tiba tubuh Bi Lah semakin tegang.
“Aauuuhhh…ahhhh,,aduuhh
andree sayang… tekan agak dalam bibi..bibi mau keluar,,,annghh ahh..ahh iyah
terus..aahh ahh ahh ahhhhh aaaaaahhhhhhhhhhhhh!!!!”, tubuhnya menggelinjang
hebat sambil berteriak tertahan merasakan orgasme sambil kedua matanya hanya
terlihat warna putih dibagian bola matanya.
Bi Lah hanya terkulai
lemas menikmati sisa-sisa orgasmenya sambil ku peluk erat tubuhnya diatas tempat
tidur dengan posisi penisku masih terbenam didalam vaginanya.
“Gimana Bi Lah
nikmat?”, tanyaku sambik mengatur nafasnya mulai tenang.
“Andre ini
nikmat banget say.. bibi baru kali ini bisa merasakan kenikamatan seperti ini loh
sampe vagina dan pantat Bibi kamu jilat tanpa jijik sedikitpun. dulu sama pamanmu
aku belum pernah dijilatin sampai seperti ini. makasih ya andre sayang, Bi lah
semakin betah kalau kamu tinggal disini bukan hanya sekedar kuliah saja tapi
untuk selamanya”, sambil ia mengelus-elus pipiku dan mendium bibirku.
“Bibi akan
puas selama ada andre disini”, kataku sambil kembali lagi kugenjot penisku
keluar masuk vaginanya.
“Anghhhh…andreeee…ah”,
kedua kaki Bi Lah mulai kembali menjepit menyilang kepundaku.
Ku lihat
putting susunya semakin menegang menembus kain satin piyamanya dan langsung
saja ku lumat sambil kusedot.
“Ahh…ahh..sedot
yang andreeee,,ahhh ahh..”, penisku terus tanpa henti begerak keluar masuk
menekan lubang vaginanya, sambil kusedot putingnya.
Akupun mulai
perlahan menggenjot penisku agar bisa merasakan kenikmat yang tak bisa
diungkapkan saat aku menikmati cengkraman lembut dan basah vagina bibiku ini.
meski sering kupakai dan sudah dipakai melahirkan, aku masih dapat merasakan kenikamatan
walaupun sudah sedikit longgar.
“Aaghh..vagina
Bi Lah nikmat sekali…ahhh”, perlahan-lahan aku mulai mempercepat genjotanku
kembali.
“Ahhh..ahhhhh…adreeee..aahhh
aaaahhh awww..ahhhhh”, Bi Lah terus menjerit dan merintih kenikmatan saat aku
mulai mempercepat genjotanku dengan gaya misionaris ini.
Aku sungguh
menikmati saat aku menggagahi bibiku ini, terlebih vaginanya yang sudah terlalu
becek membuat aku semakin merem melek.
“Ahh…andreeeee…sayang…
bibi mau pingin lagi sayangg..ahhh..!!!!”, Bi Lah langsung memelukku erat dan
mencium bibirku seolah tanpa ampuun. Pinggulnya bergoyang hebat menyambut
kocokkanku yang semakin cepat.
Aku masih
menggenjotnya saat pinggul bibi semakin melemah saat merasakan orgasme yang
kedua, dan pelukkannya tadi sudah tak sekuat tadi. Bibi lalu tergolek pasrah, lemas
dan semakin pasif menikmati genjotanku yang tak kunjung keluar.
“Ahh..kamu
kuat banget sih malam ini sayang..belum keluar juga…hmmhh ahhh mmhh…” katanya
lemah.
“Aghh agghh
ahhh bii,, aku pegel nih.. bibi diatas ya,” kataku yang langsung mencabut penisku
dari dalam vaginnya dan lalu tiduran.
Begitu tubuh
Bi Lah sudah berada diatas tubuhku, dia bergoyang-goyang dengan pantat
memutar-mutar penisku yang berada didalam vaginanya. Aku lalu merintih
menikmati goyangan bibiku yang super nikmat ini. Bi Lah merintih kembali
menikmati goyangannya sendiri. Tangannya di di perutku, dan pantatnya bergoyang
lincah memutar-mutar dan terus bergoyang-goyang lincah mengeluar masukkan penisku
divaginanya.
Hampir sepuluh
menit kami menikmati gaya seperti ini. Bukan main nikmatnya aku digoyang bibi.
“Aghh bii ahhh
…nikmat biii,,terus lebih cepet bii ahhhh ahhh..”, aku merem melek sambil
meraih dan meremas susunya yang menggantung terhalang piyamanya.
Bi Lah semakin
mempercepat goyang vaginanya yang menjepit penisku, yang membuatku sungguh
menjadi ngilu. Semakin cepat menggenjot, semakin kuat vagiannya mencengkram
peniskuku yang mulai terasa ingin memuntahkan spermanya.
“Ahh bibi
Andreeee mau keluarrrrrr ahhahhh…”, aku
mulai memegang pinggulnya, sambil aku juga ikut menggenjot baginanya dari
bawah.
“Ahhh bibiiiiii
andreeee kaluarrrrr nihh,,ahhh ahh uuunnggghhh”. Dan crooootttt,,,crottt.
Spermaku
keluar sangat banyak membasahi ruang vaginanya Bi Lah berhenti bergoyang sambil
jatuh diatas dadaku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa-sisa kenikmatan.
Nafas kami saling memburu, ngos-ngosan dengan penisku yang masih tertancap. Bi
Lah lalu berbaring diatas pundaku sambil memeluku.
“Bi vagina, bibi
masih sempit bikin Andre kenikmatan ngentot seperti ini”, kataku memuji sambil
penisku yang masih terbenam didalam vaginanya sedikit ku dorong masuk.
“Ahh, kamu
bohong Andre..masa sih.. vagina bibi masih sempit, ini aja udah longgar gini..ngeluari
si Dewi (anak Bi Lah). Ya…syukur deh kalo kamu masih bias menikmati vagina bibi..
biar kamu betah ngentot sama bibi..gak sama yang lain”.
“Andre bakalan
betah Bi ngentot sama bibi seperti ini apalagi tiap hari dikasih liang seperti
ini pasti nikmat lho.. ngentot terus” kataku sambil ku dorong lagi penisku
masuk kedalam vaginanya.
“Dasar kamu nakal
Andre, udah lepasin penismu jangan dorong terus kevagina Bibi..ntar bibi jadi nafsu
lagi”, katanya memegang tanganku lemah.
“Bi Lah pingin
Lagi? Andre masih siap kali Bibi pengen lagi..”, aku lalu menciumnya.
“Dasar kamu
Andre nafsu terus, oh ya Andre punya gaya apa lagi? Ntar Bibi diajari yah..kayaknya
kamu kalau ngentot sama bibi suka yang macam-macam, ya suka Bibi pakai satin lah atau yang lain
lah”, katanya.
“Selain Andre
suka lihat Bi Lah ngentot pakai satin, Andre jujur pengen ngentot anal bibi”
jawabku.
“Anal itu apa
Andre?”.
“Anal itu
masukin penis ke lobang pantat bibi..” kataku.
“Ih sakit dong
dan jijik kalu lobang pantat dimasuki, pokonya kemana pun boleh, asal jangan di
pantat yah sayang…” pintanya.
“Tapi Andre
pingin Bi..sama pantat Bibi nanti kasih pelicin biar ngak sakit”, kataku sambil
merayunya.
“Ya udah kalau
kamu pingin tapi jangan sekarang Ya takut keburu pagi nanti Dewi bangun bias
masalah”, mendengar itu aku sangat senang dan menciumnya kembali.
“Bi Andre
pingin lagi?”, kataku, penisku yang masih tegang terbenam divaginanya langsung
ku gerakan lagi keluar masuk.
“Ah, istirahat
dulu deh,, bibi masih lemes..Andre” katanya manja.
“Ya udah Bi
tapi penis Andre pingin didalam saja?” kataku.
“Andre, tapi
jangan digoyang ya sayang,, masih lemes bibi.. uuuhh,,,,,iya colokin aja
gitu,,jangan di goyang,,mmhhh”, lalu kamipun saling berpelukan dengan posisi Bi
Lah berada masih diatas tubuhku. Penisku yang masih tertacap didalam vaginanya
kugerkan pelan-pelan hingga muncrat kembali.
Hampir setiap
malam saat Dewi tertidur pulas aku selalu terus menafkahi batin bibi didalam
kamarnya dengan menikmati jepitan vaginaya dan berakhir dilubang pantatnya. Bi
Lah selalu memakai baju tidur satin agar nafsuku terus bergelora. Cairan sperma
dan keringat masing-masing bercampur satu diatas ranjang kamar Bi lah.
Meskipun setiap
malam pertempuran tidak begitu lama, tapi sudah tak terhitung lagi berapa
jumlah spermaku yang ada dirahimnya bersarang disana. Aku sudah kecanduan main
dilubang pantatnya hingga kugesekan penisku dibaju satin nya. Hampir koleksi
baju-bajunya yang licin itu tak satupun terhindar dari noda spermaku.
Aku tetap tak
rela meninggalkan bibi yang sudah kuanggap seperti seorang istri. Dia melayani
hasratku sepenuh hati, tak pernah menolak saat kugauli, mau beberapa kali, ia
tetap menikmati. Dia pasrah saat kugagahi, tak berhenti memuji saat aku entoti
sepenuh hati.
TAMAT