KENIKMATAN BU
EDI TETANGGA SEBELAH RUMAHKU
Cerita
ini pengalamanku bermain seks dengan Bu Edi, tetangga sebelah rumahku. Bu Edi
seorang pegawai bank swasta dan memiliki dua orang anak yang masih duduk
dibangku sekolah dasar. Suami Bu Edi seorang pelaut yang hanya pulang kerumah
setahun dua kali.
Kejadian
itu hari sabtu pagi kira-kira jam 8, aku berniat mau kerumahnya untuk membayar hutang
cicilan sepeda motor setiap bulan. Aku memang dibantu oleh beliau dengan meminjam
nama untuk mengambil satu buah sepeda motor dengan cara membayar cicilan
perbulan.
Pagi
itu sesampai dirumahnya kulihat sepi sekali. Aku kira tidak ada orang di rumah.
Tapi aku liat pagar tidak dikunci, jadi inisiatif aku buka aja kemudian aku
ketuk pintu rumah bu Edi.
Tok….“Permisi…Pagi
bu Edi” sapaku
“Eh,
mas Andre…masuk..masuk”.
Aku
pun langsung segera masuk kedalam rumah, kulihat Bu Edi pagi itu begitu seksi
dengan hanya memakai daster satin berwarna merah muda tanpa lengan hanya dua
kecil tali dipundaknya terlihat belahan dadanya yang tidak terlalu besar tapi
memiliki putting susu yang sangat besar karena tampak jelas dikedua mataku Bu
Edi tidak memakai Bra jadi kedua putting susunya jelas sekali menjeplas dikain
satin dasternya itu.
Model
daster yang mini dan seksi terlihat tubuh bu edi yang sangat seksi walaupun
beliau sudah memiliki dua orang anak tapi bentuknya masih sempurna. Dalam
hatiku…Wah kalo kayak gini bisa kacau ni otak melihatnya seperti ini.
“Maaf
bu, mengangu sebentar saya mau bayar setoran motor”.
“Ngak
apa-apa kok Mas Andre”.
“Saya
bayar dobel sekalian aja Bu kebetulan ada rejeki dari teman”.
“Kenapa
pakai dobel segala sih mas? Gak apa-apa kok bayar satu aja dulu, khan
tanggalnya juga masih muda gini, barangkali ada keperluan mendadak khan bisa
dipakai dulu uangnya” katanya.
“Ah
gak apa-apa kok bu. Mumpung lagi ada aja. Daripada ntar kepakai bulan depan
saya jadi bingung bayarnya nanti.” Jawabku.
“Mas
Andre ini bisa aja. masalah itu mah gampang mas bisa diatur…lagian tetangga
dekat aja kok. Santai aja lah” serunya ramah.
“Iya
bu gak apa kok…dibayar dobel aja.” Kataku lagi.
“Kalo
gitu tunggu ya, ibu ambil catatannya dulu..Oh iya mas leo mau minum apa? Panas
apa dingin??” tanyanya lagi.
“Ah
gak usah repot-repot bu….Andre langsung pulang saja.” seruku.
“Udah
gak apa-apa toh Mas Andre sekedar kopi ya, ngapai buru-buru pulang dirumah juga
sendirian kan” katanya lagi.
“Tapi
ngak enak Bu soalnya Ibu baru bangun dan ganggu aktivitas Bu Edi dirumah”
jawabku.
“Santai
saja Mas Andre kebetulan hari sabtu Ibu libur dan anak-anak pada sekolah jadi
Ibu santai kok”.
Kemudiam
Ibu Edi langsung pergi kedapur,
Sementara aku hanya terdiam sambil menghitung uang dari dompetku untuk
memastikannya tidak kurang. Ibu Edi keluar dari dapur dengan membawa secangkir
kopi.
“Silakan
diminum mas…” “Terima kasih bu.
Bu
Edi duduk disampingku sambil membuka-buka lembaran buku catatan pembayaran kredit
sepeda motor. Aku mencium aroma wangi ditubuhnya, ditambah pemandangan indah tubuhnya
karena daster agak rendah sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yg putih
dan padat berisi.
Rupanya
Bu Edi baru saja selesai mandi dan belum sempat berpakaian dan keburu aku
datang kerumahnya hanya daster saja yang dikenakan seadanya untuk menutupi
tubuh bugilnya itu. Aku berpikir jangan-jangan beliau tidak memakai celana
dalam juga didalamnya. Penisku semakin tegak berdiri.
Kuperhatikan
kebawah ternyata Bu Edi tidak memakai celana dalam karena tidak ada bentuk
celana dalamnya menempel diluar kain dasternya.
“Nah
ini Mas, totalnya masih sama seperti bulan kemarin. Jadi dibayar dobel kan?”
Aku agak terkejut karena pikiranku masih membayangkan tubuh bugil Bu Edi.
“Eh….iya
Bu, jadi bayar dobel” Jawabku sekenanya.
“Kok
pagi-pagi udah melamun toh Mas?” jawabnya sambil senyum.
“Maaf
bu…ini semua saya bayar sekalian sama bulan depan..” kataku gugup.
Bagaimana
tidak gugup. Ketika menyebutkan jumlah tadi, pose Bu Edi sangat menantang,
dengan belahan dada yg nampak jelas dan paha yg menganga. Rupanya Bu Edi
mengetahui aku memandang dadanya dan putting susunya itu tapi Bu Edi hanya tersenyum tanpa berusaha
menutupinya.
“Ya
udah kalau gitu uangnya saya terima. Emang Mas Andre liatin apa sih kok
kayaknya jadi gak konsentrasi gitu?”.
“Oh…nggak
kok Bu.. anu….”, aduh aku mulai bingung, sementara bu edi tersenyum memandang
ku.
“Kopinya
diminum dulu mas, keburu dingin lho” serunya sambil tersenyum.
Kemudian
Bu Edi mendekati aku dan membisikan ditelingaku “dari tadi ngelihati apa Mas
kok jadi gugup seperti ini”, katanya sambil tersenyum nakal.
“Ngak
papa Bu habis pagi-pagi kesini sudah dikasih penampilan Ibu seperti ini”,
sambil aku menudukan kepala.
Tiba-tiba
Bu Edi semakin mendekatiku dan menyentuh pahaku, “Mas Andre dari tadi ngliatin
ini aja kenapa mas??” Tanya bu edi sambil menunjuk dadanya.
“Maaf
Bu tidak sengaja” jawabku makin gugup.
“Gak
sengaja apa gak sengaja tapi kok diliatin terus sampai gak berkedip gitu..?”
katanya sambil semakin mendekat keaku.
“Suka
ya?” Tanyanya lagi
Aku
semakin tidak bisa menjawab. Tapi kontolku semakin tegang karena Bu Edi
mengelus-elus pahaku.
“Kalau
suka Mas Andre boleh pegang kok”. Kami sama-sama berpandangan kedua mata.
Karena
nafsuku sudah tidak bisa kubendung bibir Bu Edi langsung kulumat-lumat sambil
kedua tangganku meremas-remas buah dadanya dan menarik-narik kedua putting
susunya yang menonjol menjeplak kain satin dasternya. Bu Edi membalas dengan
menyedot lidahku dan berakhir dengan berlumat-lumatan dan tangannya mulai meramas-remas
kontolku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalau
saat ini aku bermesraan dengan Bu Edi tetangga rumahku.
Birahiku
pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas buah dadanya yang tadinya hanya aku liatin saja. Kami
saling berlumatan dan tangan Bu Edi terus meremas-remas kontolku. Tanganku terus
memainkan putting susunya dan aku pilin-pilin semakin mengeras.
“Terus
mas Andre…anghhhh, enak banget..” dan tangan Bu Edi mulai membuka celana
pendeku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku hingga tubuhku dalam
sekejab langsung bugil total.
“Mas…Andre
kita ke kamar aja ya…jangan disini nanti diliat orang..ngak enak” kemudan sambil
mencium bibirku kami berdua pindah ke dalam kamar Bu Edi.
Bu
edi langsung masuk kekamar dan duduk ditepi ranjang, kulihat bentuk buah
dadanya begitu menantang dengan puting susunya yang mengacung menembus kain
satin dasternya. Bentuk belahan vaginanya begitu indah dengan klitoris yg
menonjol, bulu kemaluanya nampak sehabis dicukur bersih membuatku semakin
bernafsu.
“Sini
Mas Andre kok malah bengong sini dong sayang”, kemudian aku mendekat dan
menunduk mencium bibirnya. Tangan bu edi mengocok-ngocok kontolku.
“Wow
Mas ini besar banget kontolnya seperti orang kulit hitam saja lebih besar dari
punya suamiku.
Kemudian
aku naik ketubuhnya yang duduk ditepi ranjang dan batang kontolku langsung
kujepitkan dikedua buah dadanya sambil ku gesek-gesekan disitu dan sesekali bila
kepala penisku naik kewajah Bu Edi langsung dijilati ujung lubang kontolku. Aku
hanya terpejam menikmati servis dari bu edi ini apalagi kain satin dasternya
yang licin itu, meremas-remas kontolku terasa sangat nikmat kurasakan hingga
cairan bening yang keluar dari kontolku membasahi kain satin dasternya dibagian
dadanya. Bu Edi kemudian menyuruhku kembali berdiri dan kami sama-sama berdiri.
dadaku dan putingku di hisap dan
dijilati.
“Ounghh
enak banget Bu…Ediiii, terus bu”. Kemudian Bu Edi berjongkok dihadapan ku dan
menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku
kemulutnya. Dia pun mengulum kontolku dengan lihai. Nikmat sekali rasanya lebih
nikmat dari pada aku ngocok dirumah.
“Angghh….Terus
bu”, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut Bu edi sehingga mulut bu edi
terlihat penuh.
Sesekali
Bu Edi menggunakan giginya untuk mengulum kontolku…aaaauuhhhh rasanya
benar-benar nikmat. Sekitar 10 menit bu edi mengoralku, sebelum akhirnya
menciumi buah pelirku, menjilatinya lalu berdiri dan kembali mencium bibirku.
Ternyata
Bu Edi sangat menyenangi foreplay. Terbukti berkali-kali dia menjilat leher
hingga belakang telingaku dan memainkan lidahnya di putingku. Bener-bener
sensasi yang luar biasa. Aku pun tidak tinggal diam. Kini aku remasi payudara
bu edi sambil aku jilat lehernya.
Buah
dadanya yang masih terhalang kain satin dasternya itu tidak luput dari jilatan
dan remasan kedua tanganku sampai aku mulai mengulum tonjolan putting susunya yang
terhalang kain satin dasternya. Bu edi hanya mengeliat-mengeliat dan mendesah
mendapat perlakuan ini dariku. Sesekali aku gigit kecil putingnya Bu Edi melenguh
kenikmatan.
Perlahan
aku baringkan tubuh Bu Edi diatas ranjang sambil terus melumati payudara nya
yang masih terhalang kain satin dasternya. Ciumanku turun ke perutnya.
“Ahhhh…..sssssshshhh…..ouh…..terus
Mas….ahhhhh….enak banget lidahmu….ahhh….mas Andreee”, Bu Edi mengeliat tubuhnya
diatas ranjang.
Aku
pun menjulurkan lidahku ke lubang vaginanya yang terasa asin, ternyata cairan
kenikmatanya banyak banget keluar. Vaginanya yang kemerahan itu bener-bener
basah oleh ludahku yg bercampur lendirnya. Aku pun mengangkangkan kedua kakinya
agar bisa menjilat lebih dalam, ku jilat klitorisnya lalu aku kulum-kulum dan
sesekali kugigit pelan-pelan.
“Ouch…nikmat
banget mas……terus…..auhhh…ouhhh…, hisap terus mas…” Aku pun menjilatnya dan
kemudian ku masukkan jari ku kadalam vaginanya dan membuat Bu indah menggelinjang
kenikmatan.
“Ouch..mas….ahhhhhh….terusin
mas…aku gak pernah senikmat ini……jari kamu enak banget ahhh pinter
mas…..shhhh…”
Tak
lama kemudian Bu Edi menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun
mepercepat permainan fucking finger ku di vaginaya.
“Anghhh….ahhhh…aku
mau keluar Mas…Andreeee..oouuuuhh….hisap terus mas….,ohh……”, Akupun menghisap
kuat kuat lubang kenikmatan itu dan akhirnya Bu Edi orgasme, cairanya
menyemprot kemulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih.
Bu
edi keliatan lemas, akupun kembali naik ketas tubuhnya dan berjongkok di atas
kepala Bu edi dan kembali ku sodorkan kontolku. Bu edi pun menghisap dengan
kuat kontolku. aku membalikkan tubuhku sehingga posisi kami seperti 69, aku
menahan tubuhku dengan kedua lututku dan terus memompa kontolku kedalam mulut Bu
edi. Sementara lubang vaginanya kembali ku jilat dan kusedot bagian bibirnya
sambil ku main-mainkan klistorinya sambil kuelus elus. Lubang pantatnya pun tak
tak terhindar dari jilatanku.
Puas
dengan permainan gaya 69, aku pun memperbaiki posisiku dan kini kami sama-sama
berbaring. Kulumat bibir Bu edi yang sensual, sambil tanganku memainkan
klitorisnya.
“Onghhhh….
nikmat banget Mas…aaahh….masukin sekarang mas….kontolnya…auuhhhh..cepet mas aku
udah ga tahan nih..gatel banget rasanya pingin dimasukan kontolmu udah lama
ngak pernah dimasukan.”
Bu
edi pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat
menyentuh buah dadanya. Kini lubang vaginanya terlihat terbuka seakan berteriak
minta dientot. Aku segera mengarahkan kontolku ke lubang vaginanya dan mulai
menggesek-gesekannya ujung bibir vaginanya.
”Anghhh….aaahh…..ayo
dong…Mas…masukin sekarang…ahhhhh”.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat
masuk ke dalam vagina Bu edi yang sudah basah itu. Dengan sekali tekan semua
batang kontolku langsung masuk kedasar vaginanya.
“Ouhhhh….pelan-pelan
mas….ahhhhhhhhhh……kontolmu gede banget mas….”. Ternyata vagina Bu edi masih terasa
sempit walaupun sudah memiliki dua orang anak tapi rasanya masih nikmat sekali.
Kontolku
serasa dipilin-pilin oleh dinding vaginanya. Ku pompa naik terus lubang
vaginanya dengan kontolku. semakin lama semakin cepat dan terasa sangat nikmat
sekali.
“Ouh..terus
Mas….Andreee…..ahhh….hhhh…udah lama aku tidak merasakan nikmatnya seperti ini”,
Kemudian aku berhenti dan menancapkan kontolku sedalam-dalamnya lalu aku
diamkan sebentar didalam. Aku lumat kedua putting susunya walaupun tetap masih
terhalang dasternya yang sengaja aku tidak buka. Tiba-tiba kembali aku pompa naik turun dan sesekali kugoyang dengan
gerakan menekan dan memutar.
“Onghhhh…..ahhhhhh,
Mas Andre ternyata pinter banget bisa
muasai aku diranjang…oooohhh…..enak banget Mas….”, Bu edi meracau tak karuan. Kemudian
tubuh Bu edi mengejang seperti kesetrum dan
kontolku terasa dijepit kuat sekali.
“Ouh..anghhhhh…Mas…Andreee….”,
Rupanya Bu Edi orgasme yang kedua kalinya.
“Ouh…..Mas….Andre
kamu kuat banget….ahhhhhh bikin aku sudah dua kali orgasme”. Setelah berhenti
sebentar menikmati orgasme Bu edi, Aku terus kembali memompa lubang vagina bu
edi dengan kontolku sambil meremas-remas kedua buah dadanya.
”Anghhhh…ahhhh…ohhh…sayangggg…aku
mau keluar udah ngak tahan...ahhhhh….”, Seruku. aku sudah tidak peduli lagi
dengan beda usia. Aku panggil Bu Edi dengan kata sayang.
Aku
pun merasa ada yang mau keluar dari dalam kontolku, genjotanku semakin kupercepat
kontolku didalam vagina Bu Edi.
“Onghhhhhhh….uuhhh….iya
sayang gak apa-apa terusin aja….keluari saja didalam biar kamu lebih nikmat”
teriaknya.
Rupanya
tak dapat kutahan lebih lama lagi. Dengan tusukan terakhir aku berhenti dan akhirnya
Crott…crottt…cret…..cret. “Aahhhh….. sayang…..nikmat sekaliiiii…anghhhh”,
teriakku mengiringi semprotan spermaku yang keluar membasahi dasar rahimnya Bu
edi. Tubuhku terasa mengejang-ngejang disaat-saat spermaku keluar.
“Auuuuuuuhhhh……oooooohhhh……”
rintih bu edi saat aku klimaks.
Aku
merasakan kehangatan di sekujur kontolku didalam vagina Bu edi. Kami berdua rebahan di atas ranjang, Bu Edi
tersenyum puas lalu aku kecup bibirnya.
“Makasih
Mas……Andre sudah bisa puaskan aku disini”, ujar Bu edi.
“Iya
sayang….aku juga merasa nikmat banget pagi-pagi sudah bisa puas sama kamu”,
seruku sambil lalu mengulum bibirnya lagi.
Tanganku
mulai meraba buah dadanya lagi sambil menarik kontolku yang sudah lemas didalam
vagina Bu Edi. Cairan sisa spermaku sedikit keluar membasahi ranjang kamar Bu
Edi dan aku segera berpakaian lagi. Ketika hendak pamit, Bu Edi melumat bibirku
dan meremas kontolku. Dan aku balas dengan remas dikedua buah dadanya lalu aku
kulum lagi bibirnya.
“Mas
nanti malam kamu ada acara ngak”.
“Ngak
sayang emang mau kemana?”.
“Aku
pingin kamu tidur disini malam ini dan pingin?”, kataku sambil menunjuk
kontolku.
“Tapi
anak-anakmu gimana?”.
“Nanti
malam kedua anaku minta mengginap dirumah keluargaku jadi aku malam ini sendirian”.
“Oke
sayang nanti kalau sudah siap aku disms saja”.
Dengan
senang hati malam ini aku bisa menikmati tubuh Bu Edi sepuasanya dan aku kulum
bibirnya lagi sambil aku mainkan puting payudara nya. Aku pun pamitan pulang. Sejak kejadian pagi itu kami sering ML kalau dirumah Bu Edi lagi
sepi. Bahkan pernah juga dirumahku bila bener-benar ngak tahan tapi di rumah
lagi ada anak-anaknya.
SEKIAN.