Rabu, 18 Juli 2018

CERTIA SEKS DENGAN TETANGGA

KENIKMATAN BU EDI  TETANGGA SEBELAH RUMAHKU

Cerita ini pengalamanku bermain seks dengan Bu Edi, tetangga sebelah rumahku. Bu Edi seorang pegawai bank swasta dan memiliki dua orang anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Suami Bu Edi seorang pelaut yang hanya pulang kerumah setahun dua kali.
Kejadian itu hari sabtu pagi kira-kira jam 8, aku berniat mau kerumahnya untuk membayar hutang cicilan sepeda motor setiap bulan. Aku memang dibantu oleh beliau dengan meminjam nama untuk mengambil satu buah sepeda motor dengan cara membayar cicilan perbulan.


Pagi itu sesampai dirumahnya kulihat sepi sekali. Aku kira tidak ada orang di rumah. Tapi aku liat pagar tidak dikunci, jadi inisiatif aku buka aja kemudian aku ketuk pintu rumah bu Edi.

Tok….“Permisi…Pagi bu Edi” sapaku

“Eh, mas Andre…masuk..masuk”.

Aku pun langsung segera masuk kedalam rumah, kulihat Bu Edi pagi itu begitu seksi dengan hanya memakai daster satin berwarna merah muda tanpa lengan hanya dua kecil tali dipundaknya terlihat belahan dadanya yang tidak terlalu besar tapi memiliki putting susu yang sangat besar karena tampak jelas dikedua mataku Bu Edi tidak memakai Bra jadi kedua putting susunya jelas sekali menjeplas dikain satin dasternya itu.

Model daster yang mini dan seksi terlihat tubuh bu edi yang sangat seksi walaupun beliau sudah memiliki dua orang anak tapi bentuknya masih sempurna. Dalam hatiku…Wah kalo kayak gini bisa kacau ni otak melihatnya seperti ini.

“Maaf bu, mengangu sebentar saya mau bayar setoran motor”.

“Ngak apa-apa kok Mas Andre”.

“Saya bayar dobel sekalian aja Bu kebetulan ada rejeki dari teman”.

“Kenapa pakai dobel segala sih mas? Gak apa-apa kok bayar satu aja dulu, khan tanggalnya juga masih muda gini, barangkali ada keperluan mendadak khan bisa dipakai dulu uangnya” katanya.

“Ah gak apa-apa kok bu. Mumpung lagi ada aja. Daripada ntar kepakai bulan depan saya jadi bingung bayarnya nanti.” Jawabku.

“Mas Andre ini bisa aja. masalah itu mah gampang mas bisa diatur…lagian tetangga dekat aja kok. Santai aja lah” serunya ramah.

“Iya bu gak apa kok…dibayar dobel aja.” Kataku lagi.

“Kalo gitu tunggu ya, ibu ambil catatannya dulu..Oh iya mas leo mau minum apa? Panas apa dingin??” tanyanya lagi.

“Ah gak usah repot-repot bu….Andre langsung pulang saja.” seruku.

“Udah gak apa-apa toh Mas Andre sekedar kopi ya, ngapai buru-buru pulang dirumah juga sendirian kan” katanya lagi.

“Tapi ngak enak Bu soalnya Ibu baru bangun dan ganggu aktivitas Bu Edi dirumah” jawabku.
“Santai saja Mas Andre kebetulan hari sabtu Ibu libur dan anak-anak pada sekolah jadi Ibu santai kok”.
Kemudiam Ibu Edi  langsung pergi kedapur, Sementara aku hanya terdiam sambil menghitung uang dari dompetku untuk memastikannya tidak kurang. Ibu Edi keluar dari dapur dengan membawa secangkir kopi.

“Silakan diminum mas…” “Terima kasih bu.



Bu Edi duduk disampingku sambil membuka-buka lembaran buku catatan pembayaran kredit sepeda motor. Aku mencium aroma wangi ditubuhnya, ditambah pemandangan indah tubuhnya karena daster agak rendah sehingga aku bisa melihat belahan dadanya yg putih dan padat berisi.

Rupanya Bu Edi baru saja selesai mandi dan belum sempat berpakaian dan keburu aku datang kerumahnya hanya daster saja yang dikenakan seadanya untuk menutupi tubuh bugilnya itu. Aku berpikir jangan-jangan beliau tidak memakai celana dalam juga didalamnya. Penisku semakin tegak berdiri.

Kuperhatikan kebawah ternyata Bu Edi tidak memakai celana dalam karena tidak ada bentuk celana dalamnya menempel diluar kain dasternya.

“Nah ini Mas, totalnya masih sama seperti bulan kemarin. Jadi dibayar dobel kan?” Aku agak terkejut karena pikiranku masih membayangkan tubuh bugil Bu Edi.

“Eh….iya Bu, jadi bayar dobel” Jawabku sekenanya.

“Kok pagi-pagi udah melamun toh Mas?” jawabnya sambil senyum.

“Maaf bu…ini semua saya bayar sekalian sama bulan depan..” kataku gugup.

Bagaimana tidak gugup. Ketika menyebutkan jumlah tadi, pose Bu Edi sangat menantang, dengan belahan dada yg nampak jelas dan paha yg menganga. Rupanya Bu Edi mengetahui aku memandang dadanya dan putting susunya itu  tapi Bu Edi hanya tersenyum tanpa berusaha menutupinya.

“Ya udah kalau gitu uangnya saya terima. Emang Mas Andre liatin apa sih kok kayaknya jadi gak konsentrasi gitu?”.

“Oh…nggak kok Bu.. anu….”, aduh aku mulai bingung, sementara bu edi tersenyum memandang ku.
“Kopinya diminum dulu mas, keburu dingin lho” serunya sambil tersenyum.

Kemudian Bu Edi mendekati aku dan membisikan ditelingaku “dari tadi ngelihati apa Mas kok jadi gugup seperti ini”, katanya sambil tersenyum nakal.

“Ngak papa Bu habis pagi-pagi kesini sudah dikasih penampilan Ibu seperti ini”, sambil aku menudukan kepala.

Tiba-tiba Bu Edi semakin mendekatiku dan menyentuh pahaku, “Mas Andre dari tadi ngliatin ini aja kenapa mas??” Tanya bu edi sambil menunjuk dadanya.

“Maaf Bu tidak sengaja” jawabku makin gugup.

“Gak sengaja apa gak sengaja tapi kok diliatin terus sampai gak berkedip gitu..?” katanya sambil semakin mendekat keaku.

“Suka ya?” Tanyanya lagi
Aku semakin tidak bisa menjawab. Tapi kontolku semakin tegang karena Bu Edi mengelus-elus pahaku.

“Kalau suka Mas Andre boleh pegang kok”. Kami sama-sama berpandangan kedua mata.

Karena nafsuku sudah tidak bisa kubendung bibir Bu Edi langsung kulumat-lumat sambil kedua tangganku meremas-remas buah dadanya dan menarik-narik kedua putting susunya yang menonjol menjeplak kain satin dasternya. Bu Edi membalas dengan menyedot lidahku dan berakhir dengan berlumat-lumatan dan tangannya mulai meramas-remas kontolku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalau saat ini aku bermesraan dengan Bu Edi tetangga rumahku.

Birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas buah dadanya  yang tadinya hanya aku liatin saja. Kami saling berlumatan dan tangan Bu Edi terus meremas-remas kontolku. Tanganku terus memainkan putting susunya dan aku pilin-pilin semakin mengeras.


“Terus mas Andre…anghhhh, enak banget..” dan tangan Bu Edi mulai membuka celana pendeku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku hingga tubuhku dalam sekejab langsung bugil total.
“Mas…Andre kita ke kamar aja ya…jangan disini nanti diliat orang..ngak enak” kemudan sambil mencium bibirku kami berdua pindah ke dalam kamar Bu Edi.

Bu edi langsung masuk kekamar dan duduk ditepi ranjang, kulihat bentuk buah dadanya begitu menantang dengan puting susunya yang mengacung menembus kain satin dasternya. Bentuk belahan vaginanya begitu indah dengan klitoris yg menonjol, bulu kemaluanya nampak sehabis dicukur bersih membuatku semakin bernafsu.

“Sini Mas Andre kok malah bengong sini dong sayang”, kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan bu edi mengocok-ngocok kontolku.

“Wow Mas ini besar banget kontolnya seperti orang kulit hitam saja lebih besar dari punya suamiku.
Kemudian aku naik ketubuhnya yang duduk ditepi ranjang dan batang kontolku langsung kujepitkan dikedua buah dadanya sambil ku gesek-gesekan disitu dan sesekali bila kepala penisku naik kewajah Bu Edi langsung dijilati ujung lubang kontolku. Aku hanya terpejam menikmati servis dari bu edi ini apalagi kain satin dasternya yang licin itu, meremas-remas kontolku terasa sangat nikmat kurasakan hingga cairan bening yang keluar dari kontolku membasahi kain satin dasternya dibagian dadanya. Bu Edi kemudian menyuruhku kembali berdiri dan kami sama-sama berdiri. dadaku dan  putingku di hisap dan dijilati.

“Ounghh enak banget Bu…Ediiii, terus bu”. Kemudian Bu Edi berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya. Dia pun mengulum kontolku dengan lihai. Nikmat sekali rasanya lebih nikmat dari pada aku ngocok dirumah.

“Angghh….Terus bu”, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut Bu edi sehingga mulut bu edi terlihat penuh.

Sesekali Bu Edi menggunakan giginya untuk mengulum kontolku…aaaauuhhhh rasanya benar-benar nikmat. Sekitar 10 menit bu edi mengoralku, sebelum akhirnya menciumi buah pelirku, menjilatinya lalu berdiri dan kembali mencium bibirku.

Ternyata Bu Edi sangat menyenangi foreplay. Terbukti berkali-kali dia menjilat leher hingga belakang telingaku dan memainkan lidahnya di putingku. Bener-bener sensasi yang luar biasa. Aku pun tidak tinggal diam. Kini aku remasi payudara bu edi sambil aku jilat lehernya.

Buah dadanya yang masih terhalang kain satin dasternya itu tidak luput dari jilatan dan remasan kedua tanganku sampai aku mulai mengulum tonjolan putting susunya yang terhalang kain satin dasternya. Bu edi hanya mengeliat-mengeliat dan mendesah mendapat perlakuan ini dariku. Sesekali aku gigit kecil putingnya Bu Edi melenguh kenikmatan.

Perlahan aku baringkan tubuh Bu Edi diatas ranjang sambil terus melumati payudara nya yang masih terhalang kain satin dasternya. Ciumanku turun ke perutnya.
“Ahhhh…..sssssshshhh…..ouh…..terus Mas….ahhhhh….enak banget lidahmu….ahhh….mas Andreee”, Bu Edi mengeliat tubuhnya diatas ranjang.

Aku pun menjulurkan lidahku ke lubang vaginanya yang terasa asin, ternyata cairan kenikmatanya banyak banget keluar. Vaginanya yang kemerahan itu bener-bener basah oleh ludahku yg bercampur lendirnya. Aku pun mengangkangkan kedua kakinya agar bisa menjilat lebih dalam, ku jilat klitorisnya lalu aku kulum-kulum dan sesekali kugigit pelan-pelan.

“Ouch…nikmat banget mas……terus…..auhhh…ouhhh…, hisap terus mas…” Aku pun menjilatnya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam vaginanya dan membuat Bu indah menggelinjang kenikmatan.
“Ouch..mas….ahhhhhh….terusin mas…aku gak pernah senikmat ini……jari kamu enak banget ahhh pinter mas…..shhhh…”

Tak lama kemudian Bu Edi menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mepercepat permainan fucking finger ku di vaginaya.

“Anghhh….ahhhh…aku mau keluar Mas…Andreeee..oouuuuhh….hisap terus mas….,ohh……”, Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan akhirnya Bu Edi orgasme, cairanya menyemprot kemulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih.

Bu edi keliatan lemas, akupun kembali naik ketas tubuhnya dan berjongkok di atas kepala Bu edi dan kembali ku sodorkan kontolku. Bu edi pun menghisap dengan kuat kontolku. aku membalikkan tubuhku sehingga posisi kami seperti 69, aku menahan tubuhku dengan kedua lututku dan terus memompa kontolku kedalam mulut Bu edi. Sementara lubang vaginanya kembali ku jilat dan kusedot bagian bibirnya sambil ku main-mainkan klistorinya sambil kuelus elus. Lubang pantatnya pun tak tak terhindar dari jilatanku.

Puas dengan permainan gaya 69, aku pun memperbaiki posisiku dan kini kami sama-sama berbaring. Kulumat bibir Bu edi yang sensual, sambil tanganku memainkan klitorisnya.

“Onghhhh…. nikmat banget Mas…aaahh….masukin sekarang mas….kontolnya…auuhhhh..cepet mas aku udah ga tahan nih..gatel banget rasanya pingin dimasukan kontolmu udah lama ngak pernah dimasukan.”

Bu edi pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh buah dadanya. Kini lubang vaginanya terlihat terbuka seakan berteriak minta dientot. Aku segera mengarahkan kontolku ke lubang vaginanya dan mulai menggesek-gesekannya ujung bibir vaginanya.
”Anghhh….aaahh…..ayo dong…Mas…masukin sekarang…ahhhhh”.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk ke dalam vagina Bu edi yang sudah basah itu. Dengan sekali tekan semua batang kontolku langsung masuk kedasar vaginanya.

“Ouhhhh….pelan-pelan mas….ahhhhhhhhhh……kontolmu gede banget mas….”. Ternyata vagina Bu edi masih terasa sempit walaupun sudah memiliki dua orang anak tapi rasanya masih nikmat sekali.
Kontolku serasa dipilin-pilin oleh dinding vaginanya. Ku pompa naik terus lubang vaginanya dengan kontolku. semakin lama semakin cepat dan terasa sangat nikmat sekali.

“Ouh..terus Mas….Andreee…..ahhh….hhhh…udah lama aku tidak merasakan nikmatnya seperti ini”, Kemudian aku berhenti dan menancapkan kontolku sedalam-dalamnya lalu aku diamkan sebentar didalam. Aku lumat kedua putting susunya walaupun tetap masih terhalang dasternya yang sengaja aku tidak buka. Tiba-tiba kembali  aku pompa naik turun dan sesekali kugoyang dengan gerakan menekan dan memutar.

“Onghhhh…..ahhhhhh, Mas Andre ternyata  pinter banget bisa muasai aku diranjang…oooohhh…..enak banget Mas….”, Bu edi meracau tak karuan. Kemudian tubuh Bu edi mengejang seperti kesetrum  dan kontolku terasa dijepit kuat sekali.

“Ouh..anghhhhh…Mas…Andreee….”, Rupanya Bu Edi orgasme yang kedua kalinya.

“Ouh…..Mas….Andre kamu kuat banget….ahhhhhh bikin aku sudah dua kali orgasme”. Setelah berhenti sebentar menikmati orgasme Bu edi, Aku terus kembali memompa lubang vagina bu edi dengan kontolku sambil meremas-remas kedua buah dadanya.

”Anghhhh…ahhhh…ohhh…sayangggg…aku mau keluar udah ngak tahan...ahhhhh….”, Seruku. aku sudah tidak peduli lagi dengan beda usia. Aku panggil Bu Edi dengan kata sayang.
Aku pun merasa ada yang mau keluar dari dalam kontolku, genjotanku semakin kupercepat kontolku didalam vagina Bu Edi.

“Onghhhhhhh….uuhhh….iya sayang gak apa-apa terusin aja….keluari saja didalam biar kamu lebih nikmat” teriaknya.

Rupanya tak dapat kutahan lebih lama lagi. Dengan tusukan terakhir aku berhenti dan akhirnya Crott…crottt…cret…..cret. “Aahhhh….. sayang…..nikmat sekaliiiii…anghhhh”, teriakku mengiringi semprotan spermaku yang keluar membasahi dasar rahimnya Bu edi. Tubuhku terasa mengejang-ngejang disaat-saat spermaku keluar.

“Auuuuuuuhhhh……oooooohhhh……” rintih bu edi saat aku klimaks.

Aku merasakan kehangatan di sekujur kontolku didalam vagina Bu edi.  Kami berdua rebahan di atas ranjang, Bu Edi tersenyum puas lalu aku kecup bibirnya.

“Makasih Mas……Andre sudah bisa puaskan aku disini”, ujar Bu edi.

“Iya sayang….aku juga merasa nikmat banget pagi-pagi sudah bisa puas sama kamu”, seruku sambil lalu mengulum bibirnya lagi.

Tanganku mulai meraba buah dadanya lagi sambil menarik kontolku yang sudah lemas didalam vagina Bu Edi. Cairan sisa spermaku sedikit keluar membasahi ranjang kamar Bu Edi dan aku segera berpakaian lagi. Ketika hendak pamit, Bu Edi melumat bibirku dan meremas kontolku. Dan aku balas dengan remas dikedua buah dadanya lalu aku kulum lagi bibirnya.

“Mas nanti malam kamu ada acara ngak”.

“Ngak sayang emang mau kemana?”.

“Aku pingin kamu tidur disini malam ini dan pingin?”, kataku sambil menunjuk kontolku.
“Tapi anak-anakmu gimana?”.

“Nanti malam kedua anaku minta mengginap dirumah keluargaku jadi aku malam ini sendirian”.
“Oke sayang nanti kalau sudah siap aku disms saja”.

Dengan senang hati malam ini aku bisa menikmati tubuh Bu Edi sepuasanya dan aku kulum bibirnya lagi sambil aku mainkan puting payudara nya. Aku pun pamitan pulang.  Sejak kejadian pagi  itu kami sering ML kalau dirumah Bu Edi lagi sepi. Bahkan pernah juga dirumahku bila bener-benar ngak tahan tapi di rumah lagi ada anak-anaknya.


SEKIAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar