Keikmatan
Seorang Janda Beranak Tiga
Disaat
aku masih kuliah di Yogya, aku sudah memiliki pacar dengan kakak kelasku
suwaktu duduk dibangku SMA hingga saat ini. Pengalaman yang tak terlupakan saat
aku kuliah di Yogya adalah ketika aku berpacaran dengan seorang janda beranak
tiga.
Suatu
hari ketika aku berangkat kuliah, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah
menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harus sampai tempat kuliah pukul 08.30
tepat. Aku tancap langsung mobilku mau berangkat tiba-tiba seorang wanita
menghampiriku sambil berkata.
“Mas,
bisa minta tolong ikut numpang ke daerah depan lampu merah matahari gallery
ngak?” tanyanya,
“Saya
boleh ikut nggak? soalnya udah saya udah telat.”
Akhirnya
aku perbolehkan dan setelah naik dimobilku. Sepanjang perjalanan kami bercerita
secara singkat satu sama lain dan akhirnya dia bernama Dewi, seorang janda
dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia karena kecelakaan. Mbak Dewi bekerja sebagai taller Bank swasta
yang ada diYogya . sejak berkenalan dengan Dewi aku menjadi tergoda juga. Ternyata
Mbak Dewi, lebih tua 3 tahun dariku. Dia memiliki kulit yang cukup halus, bodi
yang tidak terlalu gemuk serta bibirnya yang membuatku tergoda. Setelah kami
saling menukar nomor telepon dia turun dimana tempat yang dia minta.
Sore
harinya setelah aku sampai dirumah tiba-tiba Dewi menelponku, dia minta aku
menemaninya keacara pesta perkawinan temannya yang ada didaerah malioboro dan
sore aku segera datang kerumahnya untuk mengantarkan keacara pesta perkawianan.
Sesampai
dirumah Mbak Dewi, kulihat Susana rumah terlihat sepi banget hanya Mbak Dewi
saja yang sudah siap dengan gaun pestanya.
“Kok
sepi Mbak lah anak-anak pada kemana?”.
“Anak-anaku
semuanya aku titipkan sama neneknya yang ada disolo karena aku tinggal disini
hanya sendiri jadi saat sabtu dan minggu kadang aku balik ke solo untuk lihat
anak-anak disana dan senin nya aku kembali lagi ke Yogya untuk bekerja.
Kami
berdua bergegas meninggalkan rumah dan segera menuju keacara undangan
pernikahan, sesampai disana kami
langsung duduk dimeja yang telah disediakan. Setelah acara selesai kulihat jam
sudah menujukan pukul 9 malam dan kami berdua langsung kembali kerumah Mbak
Dewi.
Malam
itu setelah mangantarkan Mbak Dewi pulang dan niatku ingin langsung pulang tapi
Mbak Dewi menyuruhku jangan buru-buru
pulang dan mengajaku untuk ngobrol-ngobrol dulu dirumahnya. Akhirnya kuputuskan
untuk menerima tawaran dan Mbak Dewi.
“Duduk
dulu Bud disini sebentar, Mbak mau ganti baju dulu ya”.
“Ya
mbak”, selama aku menunggu diruang tamu aku lihat sekeliling rumah yang begitu
besar tapi hanya penghuni satu orang saja.
Seteleh
menunggu beberapa menit diruang tamu, kulihat sosok tubuh seksi berjalan sambil
membawa soft drink mendekatiku ternyata Mbak Dewi. Malam itu dia benar-benar membuat
kedua mataku tidak berkedip sedikitpun melihat tubuhnya yang hanya terbalut
gaun tidur yang sangat seksi berkain satin yang sangat licin menutup tubuh
seksinya itu, apalagi aku dapat melihat sangat jelas dua buah putting susunya
menonjol menjeplak kain satin gaunya.
“Eh…kenapa
melihatku seperti itu Bud?”, Mbak Dewi menegurku sambil mendekatiku.
“Maaf
Mbak Dewi cantik sekali memakai pakaian seperti itu”.
“Ah…kamu
bisa aja Bud, pakai ngerayu segala ini minum dulu”.
Kami
berdua menghabiskan waktu untuk berbincang-bincang satu sama lain. Tak terasa
lama-lama perbincangan kami mulai
mengarah ke arah ke masalah-masalah seks. Apalagi Mbak Dewi seorang janda dia
terlihat sangat membutukan sosok laki-laki sepertiku saat ini. Sambil terus
kita ngobrol diruang tamu tak terasa jam sudah menunjukan pukul 11 malam,
obrolanku semakin lama semakin panas membuat kami berdua sudah sama-sama
sedikit bergairah.
Entah
siapa yang memulai duluan yang kami tau sekarang kita sudah sama-sama berciuman
sambil bermain lidah. Kami bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta.
“Mbak
Dewi, kalau Mbak seperti ini dengan pakaian tidur satin, saudaraku bisa nggak
tahan,” kataku sambil menyentuh buah dadanya.
“Ah
Mas Budi, saudaranya yang di mana?” katanya, sambil mengerlingkan matanya.
Melihat hal itu aku langsung kulumat habis bibirnya sambil kuremas-remas buah
dadanya.
Melihat
penisku yang sudah sangat tegeng Mbak Dewi langsung meremas-remasnya sambil
berkata kepadaku “Saudara yang ini Mas…ternyata punya kamu besar juga”.
Sambil
kita terus berciuman sambil kedua tanganku meremas-remas buah dada dan putting susunya,
Mbak Dewi yang sudah sangat bernafsu melepas celana dan bajuku hingga aku
benar-benar bugil. Kusenderkan tubuh Mbak Dewi dikursi sofa dan posisi duduk
sedangkan aku segera naik diatas tubuhnya. Penisnku yang sudah sangat tegak itu
langsung kugesek-gesekan dibelahan dadanya yang masih terhalang kain satin gaun
tidurnya.
Sambil
terus berciuman aku benar-benar sangat menikmati setiap gesekan batang penisku
menyentuh kain satin gaun tidurnya yang sangat licin itu membuat cairan bening
penisku keluar membasahi kain satin gaun tidurnya.
“Mas,
Ayo kita pindah kekamar jangan di sini.” Aku yang sudah terangsang segera pindah
kekamar.
Sepanjang
perjalanan kekamar Mbak Dewi aku peluk tubuhnya dari belakang sambil kedua tanganku
tak henti-hentinya meremas buah dada. Sesampai dalam kamar sebelum naik
keranjang Ketika pintu kamar ditutup, kusenderkan tubuh Mbak Dewi dibelakang
pintu sambil tanganku kugesek-gesekan ke belahan vagina yang masih terhalang
celana dalam, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Mbak Dewi.
“Anghhh…Mas
Budi, kamu pintar sekali sih kamu seperti sudah lihai sekali dalam bercinta dan
dapat membuat Mbak terangsang, padahal aku belum pernah begini dengan orang
yang belum aku kenal.” Seraya sudah tidak sabar aku segera menjilati lehernya
mulai dari belakang ke depan.
Kemudian
kami segera pindah keatas ranjang dengan posisi aku terlentang, Mbak Dewi
sebelum naik keatas ranjang dia membuka celana dalamnya tapi dia tidak melepas
gaun satin baju tidurnya. Mbak Dewi segera naik keranjang dan langsung melahap
penisku , dijilatinya penisku dengan sangat rakusnya seperti orang kelaparan. Dalam
posisi gaya 69 kujilati juga vagina Mbak Dewi yang merekah dan dipenuhi
bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara mendesah
hebat.
“Mas
Budiiiii saayanggggg, Mbak mau keluaarree….anghhhhh..”, rupanya Mbak Dewi
orgasme, maklum dia sudah lama tidak merasakan seperti ini.
Vagina
Mbak Dewi basah oleh lendir yang
menandakan telah mencapai oragasmenya. Setelah puas merasakan orgasme. Aku segera
lentangkan tubuhnya terlentang dan tubuhku segera naik keatas tubuhnya dan segera
mengarahkan penisku masuk kedalam vaginanya yang sudah becek itu. Dengan sekali
tekan dengan mudah batang penisku masuk perlahan kedalam lubang vaginanya yang
merekah itu. Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap
payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap.
Goyangan
demi goyangan kami lalui seakan-akan mencari kenikmatan. Kedua kaki Mbak Dewi
menjepit tubuhku. Gerakan goyanganku semakin lama semakin cepat dan hampir lima
menit berlalu tak lama berselang Mbak Dewi mengalamai orgasme yang kedua dan
saat mencapai orgasme dia memanggil namaku.
“Masss….Budiiii..
terus.. terus..Anghhhh….ahhhh Dewi, mau
keluar..” Akhirnya Mbak Dewi orgasme dan tubuhnya kembali bergetar hebat dan menekan
kuat-kuat tubuhku dengan kedua kakinya yang melingkar.
Tidak
berselang lama aku pun merasakan hal sama, laju spermaku benar-benar segera
akan keluar.
“Mbak
Dewiiii…..Budiiiii mau kelauarrrr….anghhhhh” kataku.
Belum
sempat Mbah Dewi membalas perkataanku cairan spermaku terlanjur keluar di dalam
vaginanya, “Maaf Mbak aku keburu keluar didalam”.
“Ngak
papa Bud”, dengan tersenyum dia menciumku.
“Mbak
Dewi hebat.. walaupun sudah punya 3 anak tapi rasanya masih seperti belum
memiliki anak,” kataku sambil memujinya.
Kami
beristirahat sebentar sambil menikmati sisa-sisa kenimatan yang masih tersisa
dan kudiamkan batang penisku masih tertancap didalam vaginanya sampai
benar-benar layu didalam. Akhirnya malam
itu kami habiskan dua kali melakukan permainan yang sama dirumah Mbak Dewi. Sejak
itulah kuhabiskan waktu untuk Mbak Dewi demi mencari kepuasan diranjang tanpa
sepengetahuan ketiga anaknya hingga saat ini.
Tamat