HADIAH ULTAH
DARI MAMA TIRI
Sejak kedua
orang tuaku bercerai aku tinggal bersama ayahku. Saat itu aku masih aku duduk
dikelas 3 Smu, tapi saat aku suda mulai kuliah, akhirnya bayang-bayang masa
laluku sejak perceraian kedua orang tuaku sudah mulai hilang dalam pikiranku.
Apalagi Ayahku sekarang sudah menikah lagi dan aku mempunyai Ibu tiri yang
masih sangat muda pula, sebagai seorang pria aku mulai suka pada ibu tiriku,
dia perempuan yang sangat lemah lembut dan baik kepadaku.
Usianya
terpaut 5 tahun dengan ku. Seharusnya dia pantas sebagai kakaku, apalagi dia
memiliki tubuh yang langsing seperti masih ABG dan kulit kuning langsat, Oh ya namanya
Shanti dan aku memanggilnya tante Shanti. Karena aku tidak pernah menganggap
dia sebagai ibuku, bahkan sikapku terlalu dingin kepada Tante Shanti, walau aku
bilang suka tapi aku berusaha menyembunyikan rasa sukaku kepadanya, karena aku tidak suka dia menjadi istri
ayahku .
Ayahku sudah
pernah menegurku agar aku bersikap biasa saja sama kepada tante Shanti. tapi
aku tetap pura-pura cuek kepadanya dan selalu membantahnya. Suatu hari tante Shanti
membawakan aku teh hangat pada kamarku di saat aku duduk di depan meja belajar
sambil browsing di internet membaca cerita-cerita seks, ketika aku sedang
membaca cerita dewas, tante Shanti tau dan hanya tersenyum dan pergi dari
kamarku.
Tapi aku
tidak di tegur oleh Ayah, berarti dia tidak memberi tahu Ayahku. Karena kalau
sampai dia tahu entah apa yang akan dia lakukan, karena Ayahku seorang yang
sangat posesif, sekali bilang tidak tetap tidak. Karena sikap disiplinnya itu
sampai sekarang aku hanya berpacaran di sekolah saja, tidak pernah berani
mengajak jalan terlalu lama apalagi sampai di bawa kerumah.
Hingga pada
suatu ketika, saat itu aku sedang berada di dalam kamar. Dan malam itu sejak
ayahku dipindah tugaskan diluar kota, Ayahku pulang seminggu sekali kerumah.
Dan ayah berpesan selama dirumah aku harus sopan dan baik kepadaTante Shanti.
Hari pertama dan kedua setelah ayahku dipindah tugaskan diluar kota, aku masih
bersikap dingin dan diam kepada Tante Shanti. Apalagi aku benci sekali kepada
ayahku saat aku ulang tahun dia tidak memberikan titipan bingkisan lewat Tante
Shanti.
Tapi masih merasa
benci dan marah, tenyata aku menerima pesan dari Ayah, kalau hadiah Ultahku ada
pada Ibu tiriku. Dan benar saja baru aku terima sms darinya, tiba-tiba pintu
kamarku di gedor dari luar, setelah aku buka ternyata tante Shanti, dia
mengasih sebuah kotak kecil dan bilang kalau itu dari Ayah.
“Kalau dari
tante kamu mau apa..Andi?” Katanya bertanya padaku.
Aku tidak
menjawabnya karena aku sendiri bingung dan gugup untuk menjawabnya dan aku
menjawab sangat simple saja.
”Terserah
tante…”, Dia keluar dari dalam kamarku, dan aku kembali melanjutkan membaca
cerita dewasa, sebenarnya aku sudah terpengaruh cerita dewasa ini, dan biasanya
aku akan melakukan oral pada kontolku.
Saat lagi
menikmati oral pada kontolku, Tiba-tiba pintu kamar terbuka, dengan pakaian tidur
yang sangat seksi dari bahan satin ibu tiriku menghampiri aku dengan perlahan. Aku
hanya diam dan tak bisa bergerak lagi saat Tante Shanti mendekatiku dan aku
melihat sangat jelas sekali ternyata Tante Shanti didalam gaun tidurnya itu
sudah tidak lagi memakai Bra dan Cd lagi.
”Andi…tante
mau memberikan hadiah ultah buat kamu..” Aku terperanjat mendengarnya, karena
dia biasanya lemah lembut tapi sekarang berdiri dengan penuh nafsu di depanku.
Aku yang
sudah sangat bergairah oleh cerita dewasa yang aku baca, apalagi melihat Tante
Shanti seperti itu dihadapanku aku hanya pasrah dan diam saja. Akhirnya kami
saling berpandangan dan berdiri sehingga kami berdua saling tatap satu sama
lain. Dan saat itu juga aku memegang pundaknya dengn lembut bibirku dikecup
oleh Tante Shanti sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Kecupan nya itu aku
balas dengan bibirku dan Tante Shanti membalasnya dengan melumat bibir bawahku
dan akhirnya sudah saling sama-sama berlumatan.
Tangan Tante
Shanti sudah meramas-remas penisku yang sudah keluar dari lubang resletingku
dan kami masih berdua masih saling
beradu bibir langsung saja kuramas-remas buah dadanya, dengan bibir masih
melumat mesra dan tanganku terus meramas-remas dadanya. Akupun terdiam ketika
tante Shanti melepaskan kaos dan celanaku dengan tangannya. Setelah aku bugil dengan
sedikit kasar aku dorong tubuhnya bersandar kendinding hingga kami sama-sama
saling berpelukan dengan kedua tanganku saling berdekapan.
Sambil terus
melumatnya bibinya tubuhnya yang bersadar didinding kamar pensiku terus aku
gesek-gesakan dikain satin baju tidurnya yang sangat licin itu tepat dibagian
belahan vaginnya. Kami bercumbu dengan tante
Shanti dengan posisi berdiri dan sambil mendesah pelan dia berkata.
“Anghhh….sayang
kita pindah dikasur saja…yuk…”, setelah puas aku gesekan penisku yang menjepit
dibelahan vaginanya yang masih terhalang kain satin baju tidurnya itu, Akupun menggendongnya sambil melumat bibirnya dan merabahkan diatas
ranjang kamarku. Setelah aku rebahan di atas ranjang dia berbalik menyuruhku
untuk segera naik keatas tubuhnya.
Setelah berada
diatas tubuhnya Tante Shanti langsung memegang kemudian mengocok kontolku dengan
pelan, sampai akhirnya masukkan dalam mulutnya. Sungguh nikmat sekali saat
meraskan di sentuh bagian kontol oleh bibir wanita yang tidak lain Ibu tiriku. Aku
mendesah dan memegang rambut tante Shanti kemudian membelainya lembut.
“Ooouugghhh….ooouuugghh..oogghh…tan…te…E..nak…tante…”
Desahku.
Dia sempat
melihatku kenikmatan dan kemudian melanjutkan aksinya kembali. Kami berganti
posisi sekarang posisiku terlentang sedangan Tante Shanti sudah berada diatas
tubuhku dan terus melahap kontolku dengan mulutnya. Setelah puas dia segera merangkak
keatas dan menindih tubuhku, sembari mencari lubang yang pas buat di masukkan
kontolku.
Tanpa
bantuanku lagi tante Shanti dengan cepat langsung dapat memasukkan kontolku
pada lubang vaginanya yang berada di
atas tubuhku. Dengan sekali tekan blessss….kontolku langsung masuk dengan mudah
kedalam vaginanya.
“Anghhh…Ooeeegghhh…….uuuuuuummmppp….aaagghhh….oooouuuggghh.”
Begitu terus tante Shanti mendesah kenikmatan sambil mengoyangkan pinggulnya
naik turun.
Aku membelai
rambutnya yang sempat menutupi wajahnya, dia tersenyum sambil terus bergoyang
dan melet-melet bibirnya. Mungkin dia merasakan nikmatnya kontolku.
“Aaaagghh…..uuugghhh…sayang…tante
…sudah…ngak…tahan…pingin main seperti ini sama kamu dari pada ayahmu” Katanya
sembari semakin cepat bergoyang di atas tubuhku, aku yang kasiha melihatnya
langsung membalikkan badannya, kini berada di bawahku.
Bagai orang
yang sudah terbiasa bermain seks, aku hujamkan kontolku pada vagina tante Shanti
yang sudah basah. Sekali tekan langsung masuk dan akupun bergoyang awalnya
berirama sama, tapi lama kelamaan aku sudah tidak lagi pelan dan berirama,
karena aku mempercepat goyanganku dan
mengerang menahan nikmat yang tertahan.
“Aaaaauuugghh…..oooouuuuggghhh…..tanteee..ooggghh..….aaagghh”.
“Anghhh….terussss
sayangggg….anghh”, hanya ada desahan kenikmatan saja yang terdengar dari dalam
kamarku.
Tante Shanti
mengimbang permainanku dengan cara mengoyang-goyangkan pantatnya dari bawah.
dan sama denganku semakin lama semakin cepat dan akhrnya kami sama-sama
mengerang kenikmaytan.
“Aaauughh…ooooggghh…ooouuggghh…tanteeeee…”,
Tubuh Tante Shanti mengejang-genjang dan bergetar sangat kuat mendelap tubuhku.
”Aaaaaggghh…aaaaggghhh….Sayangggg…tante
Udah….”, Tante Shanti mendesah sangak keras sekali saat orgasme sudah pada
puncaknya.
Aku terus
berusaha mengenjotnya lebih dalam lagi dan tak lama akupun sudah tidak bisa
menahan laju spermaku yang akan segera muntah.
“Tante….aku
mau keluarrrr……”.
“Keluarii….saja
didalam sayanggggg…”, genjotanku semakin tidak beraturan dan akhirnya crottt….crottt….spermaku
keluar sangat banyak sekali didalam vagina Tante Shanti.
Akhirnya kamipun
saling dekap agar semakin dapat menikmati sisa-sisa dari puncak permainan kami diatas
ranjang. Kubiarkan kontolku berada didalam vagina Tante Shanti sambil kunikmati
sisa-sisa sperma yang masih berdesir keluar didalam dasar vaginanya. Tak terasa
cairan spermaku keluar meleleh dari sela-sela vaginanya dan jatuh membasahi kasur tempat kami beradu
kenikmatan.
Setelah beristirahat
sebentar kontolku yang sudah lemas dan terlepas dari lubang vaginanya akhirnya
kami berdua tidur saling berpelukan diatas ranjang, karena aku lihat Tante
Shanti tidur membelakangiku dengan baju tidur satin yang sudah terlihat kusut,
dengan pelan dan mesra aku peluk dari belakang tubuhnya sambil aku berkata.
”Makasih ya
tante…ini adalah benar-benar kado yang tidak bisa Andi lupakan”, Tante
Shantipun berbalik dan mendekapku erat berhadapan sambil mencium bibirku.
“Andi jangan
panggil Tante lagi panggil saja nama atau sayang”.
“Iya Shanti
sayang”.
“Andi sayang,
Shanti pingin lakukan seperti ini sama kamu karena Shanti membutuhkan kamu....kamu
mau kan..apalagi ayahmu sekarang seminggu sekali pulang kita bisa melakukan ini
sepuasnya?”. Aku memeluknya.
“Shanti
sebenar aku sudah lama ingin seperti ini tapi kamu sudah milik ayahku, aku
cemburu sama kamu kalau kamu dekat dengan ayahku apalagi saat kamu bercinta”. dia
mengerti maksudku.
“Andi…Sayang
mulai malam ini kamu milikmu”, kontolku yang mulai bergesakan kain satin baju
tidur Shanti langsung mulai menegang.
Kugesekan
kontolku dikain satin baju tidurnya pas posisi dibagian perut sambil aku masih
berpelukan sambil berciuman kembali.
“Shanti
nikmat sekali aku gesekan dibaju tidurmu sayanggg….”.
“Gesek terus
sayang kalau kamu suka”, Shanti hanya tersenyum melihat aku terus menggeskan
kain satin baju tidurnya.
Hampir 10
menit aku gesek-gesakan kontolku dikain satin baju tidur Shanti dan Crott…crottt…spermaku
keluar kembali membasahi kain satin baju tidurnya.
“Makasih Ya
Shanti bisa puaskan aku malam ini”.
Sejak
kejadian malam itu kuhabiskan waktuku untuk bercinta dengan Ibu Tiriku itu
pengganti sosok Ayaku bila tidak berada dirumah.
TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar