CERITA HOT SENSASI GAIRAH BU
VIA SEORANG DOSEN BERANAK SATU
Sebut
saja namaku Andre, Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Yogyakarta,
Di kampusku aku mempunyai seorang dosen yang cantik dan lembut. Namanya Bu Via.
Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir Di
jurusanku, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir yaitu skripsi dan
dosen pembimbingku adalah Bu Via.
Di
kampus bimbingan Skripsiku berlangsung secara singkat, karena Bu Via ada tugas
lain di luar kampus. Ketika selesai Bu
Via berpesan padaku agar datang ke rumahnya saja bila melakuakan pengecekan
data-data Skipsiku. Akhirnya malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Sripsiku,
aku putuskan aku datang kerumahnya yang berada di sebuah kompleks perumahan
yang cukup sederhana sepi dan tenang dari suara-suara aktivitas lalu lintas
motor dan mobil. Dirumah Bu Via tinggal bersama anaknya yang masih duduk
dibangku TK.
Bu
Via sudah setahun bercerai dari suaminya karena berselinkuh dengan wanita lain
dan usai Bu Via sekarang sekitar 40 tahun, Meskipun sudah usianya tidak muda
lagi tapi penampilanya masih terlihat seperti muda saja Kulitnya putih, bersih
dan segar. Tubuhnya masih terlihat langsing, meskipun sudah meranak satu.
Kebetulan
selama aku dibimbing skirpsku oleh Bu Via dirumahnya, anaknya sedang berlibur di rumah kakeknya
selama liburan sekolah dan Bu Via sementara tinggal sendiri. Aku dan Bu Via
sebenarnya memang sudah cukup akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan
beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi
Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera nonton film dan
mendengarkan musik.
Aktivitasku
selama aku dirumahnya bila selesai membimbingan skripsiku, kami hanya mengobrol
ringan saja hingga sampai larut malam sebelum aku pulang. Pada suatu hari
kebetulan malam minggu setelah selesai menyelesaikan data-data skripsiku Bu Via
mengajaku makan malam disebuah restoran yang tidak jauh dari rumahnya dan
selesai makan malam kami berdua kembali kerumah sambil melanjutkan obrolan
ringan.
Kemudian
Bu Via minta tolong padaku saat lagi duduk santi disofa ruang tamu.
“Andre,
bisa minta tolong perbaiki slot lemari pakaian di kamarku yangrusak?”, Kata Bu
Via.
“Bisa
Bu”, Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua.
Sesampai
dikamarnya, aroma wangi tercium dari lubang hidungku dan penataan interiornya
juga indah ditata rapi, ada sebuah ranjang besar yang berukuran besar dan
beralaskan kain sperai satin berwarna merah muda bermotif bunga mawar lengkap
dengan selimutnya yang berkain satin juga. Dipinggir kiri dan kanan ranjang ada
sebuah lampu tidur yang indah. Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu Bu Via punya
selera yang cukup mewah.
Saat
memperbaiki slot yang rusak aku terpana ketika melihat sebagian isi lemari
pakaiannya. Kulihat ada beberpa koleksi pakaian tidur dan Lingerie-nya
didominasi warna merah muda dan hampir semua berkain satin dan kebetulan warna
itu warna kesukaanku, Warna seperti itu sering aku sarankan pada cewekku untuk memakainya,
karena dengan pakaian satin berwarna merah muda itu membuat aku sangat
bergairah tapi ceweku tidak suka memakainya dengan berbagai alasan.
Saat
aku melihat tumpukan koleksi baju tidurnya yang berbahan satin dan seksi itu
didalam lemarinya, aku menjadi terdiam sejenak membayankna Bu Via memakainya.
“Lho
kok diam saja kamu kenapa?”, aku jadi kaget mendengar Bu Via berkata itu.
“Oh
ngak papa Bu, hanya melihat koleksi tumpukan baju tidur seksi membikin aku jadi
melamun”.
“Kamu
suka ya Andre”.
“Iya,
Bu soalnya ceweku aku suruh pakai itu dia tidak suka”.
“Kenapa
dia tidak suka”, tanya Bu Via kembali.
“Ngak
tau Bu dengan berbagai macam alasan dia tidak mau menjawabnya”.
“Kalau
Ibu yang pakai gimana?”.
“Jangan
Bu besok kapan-kapan saja”.
Dengan
serius kuperbaiki kembali slot pintu lemarinya yang rusak dan Bu Via keluar
meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat kemudian pekerjaanku selesai Saat
itu Bu Via masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, Bu Via sudah berganti dengan pakaian
tidur model daster satin berwarna merah muda tanpa memakai Bra.
Tubuhku
terasa panas saat melihatnya, keringat kecil keluar dari dahiku. AC di kamarnya
memang dimatikan, sehingga udara gerah.
“Panas
Andre, Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC
Begitu
AC hidup tiba-tiba Bu Via melap keringatku dengan selembar tissu dengan lembut
ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, kucium aroma wangi dari tubuhnya hingga
membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya dan penisku mulai terbangun
dari sarangnya.
Saat
terlihat jelas sekali kedua puting susunya yang menonjol menjeplak kain satin
dasternya dihadapanku membuat detak jantungku semakin kencang tak beraturan.
Perlahan bibirnya mulai mendekat ke bibirku Sesaat kemudian kuberanikan mencium
bibirnya dengan lembut kemudian Bu Via membalasnya dengan melumat bibirku dan Kedua
tangannya melingakari ke leherku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah
sensasi yang indah.
Kami
terus berpelukan sambil berlumatan bibir Lalu dengan lincahnya tangan Bu Via
pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku dan menarik resliting jeansku
hingga celana dan kemejaku jatuh berserakhan dilantai. Kemudian ia melepaskan lumatan
bibirku dan membuka matanya.
Kulihat
Bu Via tersenyum menatap tonjolan yang tegang di balik celana dalamku,
Tangannya dengan lembut mengelus pelan-pelan batang penisku kemudian
menggerakkan tanganku mengelus bukit vaginanya. Ternyata Bu Via sudah tidak
memakai Celana dalam juga saat jari jemari tangganku menyentuh belahan
vaginanya. Rupanya Bu Via sangat bergairah sekali karena sudah lama tidak
disentuk oleh laki-laki lain selama bercerai dengan suaminya.
Dia
tampak memejam kedua matanya sambil menikmati ketika tanganku menyentuh daging
kecilnya ditengah belahan vaginanya. Desahan dan erangan mulai terdengar pelan
dan kemudian Bu Via melumat bibirku dengan lembut sambil memainkan lidahku. Dia
terlihat memang sabar dan tidak
terburu-buru dengan libido nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan.
Bibirnya
kemudian melepas dari bibirku dan turun menyelusuri leherku dengan bibirnya
Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat Kadang-kadang
ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas Ia tahu
bahwa aku punya pacar. Bu Via kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting
susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi
nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik
celana dalamku.
Sesaat
ia mempermainkannya dari luar batang penisku dan kemudian dengan lembut menarik
celana dalamku turun, Bu Via tersenyum ketika melihat penisku yang tegak dan
kencang, seperti tonkat yang siap diaduk-aduk oleh gairah libido kewanitaannya.
Dengan lembut Bu Via mengulum penisku dengan bibirnya dan terasa sekali aliran
hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran
darah menuju ke otakku Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak
terukur.
Bu
Via terus mempermainkan batang daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang
menerbangkanku ke awang-awang, Bu Via
sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di
situ Cukup lama Bu Via melakukan itu. Ketika nafsuku sudah tidak bisa
kukendalikan lagi, kutarik penisku dari dekapan mulutnya kemudian Giliran aku untuk merasakan sensansi kain
satin baju tidurnya.
Kuangkat
tubuh Bu Via dari posisi berjongkok hingga berdiri, kusenderkan tubuhnya ditembok dan batang penisku langsung
kugesek-gesek dikain satinya pas dibelahan vaginanya sambil kupeluk tubuhnya
sambil kuremas-remas kedua buah dadanya sambil kusedot-sedot secara bergantian
puting susunya yang masih terhalang kain satin baju tidurnya. Kurasakan semakin
lama puting itu pun semakin keras dan kencang.
Kusedot
puting susu Bu Via seperti seperti lebah yang menghisap madunya kemudian
terbang berpindah ke buah dada satunya Tapi tak kubirakan buah dada yang lepas
begitu saja dari sedotan mulutku dan Kulakukan itu berganti-ganti dari buah
dada satu ke buah dadanya yang lain. Penisku terus aku gesekan tanpa henti
dijepitan belahan vaginanya yang terhalang kain satin dasternya hingga
mengeluarkan cairan bening membasahi dasternya itu.
Setelah
puas aku turun dari buah dadanya dan
kususuri setiap jengkal permukaaan licinya kain satin dasternya dan semakin
turun mendekati belahan vaginanya langsung menuju ke sasaran, Lidahku segera
menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka
Bu Via menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu. Di lubang
vaginanya Bau khas vagina yang keluar dan semakin membuat gairah libido ku naik.
Jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus
menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia memang
kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya setiap lidahku menari didalam
bibir vaginanya.
Lendir
hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku,
Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang
vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Via
yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan hal itu sekian
lama
Kemudian
pada suatu saat ia berusaha melepaskan jilatanku dari belahan vaginanya dan menarik
sebuah kursi rias kecil untuk duduk di kursiu itu Begitu aku duduk, ia kembali
memagut penisku dengan mulutnya secara lembut Tapi Bu Via tidak lama melakukan
itu karena Bu Via sudah tidak sabar mencari ingin merasakan batang penisku yang
sudah lama tidak dirasakan.
Bu
Via membimbing batang penisku yang sudah sangat tegang dan keras dan langsung
dimasuk ke dalam vaginanya yang sudah sangat becek itu dan ia duduk di atas
pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan
kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan yang selama ini tidak ia
rasakan.
Aku
juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap
aliran darah Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah
dengan gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga.
Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan
suara seperti suara becekt yang indah sehingga menimbukan sensasi kenikmatan.
Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan
penis dan selaput lendir vaginanya serta suara lagu alunan music instrumen
kenny G dari CD yang diputarnya diplayer
kamarnya.
Barangkali
Bu Via memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu
seperti itu. Pada suasana seperti itu Apalagi lampu di kamar itu juga
remang-remang setelah Bu Via tadi mematikan lampu yang terang Dengan suasana
seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan
kenikmatan menjadi sia-sia Maka aku tidak membiarkan payudaranya yang ikut
bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah
dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya.
Kedua
matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku
hapal seperti sorot kenikmatan yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama
kemudian ia menjerit panjang sambil meracau
“Anghhh....ahhh...ahhhhh
Andreee....Aku orgasme, anghhhhh”, desahan panjang seiring tubuhnya bergetar
sangat kuat sekali menikamati sensansi orgasme yang dirasakan datang.
Bu
Bia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam
Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku
tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak
kenikmatan itu.
Sebisa
mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang
maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di
selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang
dipenuhi oleh penisku. Meskipun Bu via seorang janda dan sudah punya anak, aku
merasa lubang vaginanya, seperti seorang ABG saja Tetap rapat dan singset Otot
vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya
untuk menaik turunkan menusuk lubang vaginanya dan menimbulkan kenikmatan
libido yang luar biasa Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar
panasku akan meledak.
Bu
Via memang luar biasa, dia sangat lihai dalam urusan seks sampai-sampai aku dibuat
sangat puas akan layanan kenikmatanya dibandingkan pacarku. Kemudian Bu Via memintaku
untuk mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di
lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin
melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat
Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu Bu Via telentang di ranjang, aku masih
ada di atasnya Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya.
Kami
melanjutkan permainan seks ini diatas ranjang. Kini aku berada di atas, maka
aku lebih bebas bermanuver dengan gerakan yang sangat kencang dan kuat
mengenjot penisku kedalam vagina Bu Via Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan
mata yang masih terpejam.
“Pelan-pelan
saja, Andre jangan buru-buru, Aku masih ingin orgasme”, Aku tersadar apa yang
telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Via.
Erangan
dan desahan patah-patahnya kembali terdengar Ia menarik punggungku agar aku
lebih dekat ke badannya, rupanya Bu Via akan orgasme yang kedua kalinya dan
ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh
kami yang lain dan Bu Via memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah
dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikian juga
dengannya, karena jeritannya berubah semakin kuat Apalagi saat aku juga melumat
bibir yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di
situ.
Meskipun
jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama
mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah
kenikmatan Hingga beberapa saat kemudian tubuhnya bergetar seperti tegangan 220
volt. Setelah puas dan jeritan panjang
itu berkurang, matanya terbuka Tampak sorot matanya puas dan gembira Kemudian
ia berbisik terengah-engah.
“Kamu
hebat Andre bikin aku puas sekali malam ini sini”, Aku tahu yang dia maksudkan.
Maka
kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dengan libido dan semakin
bertenaga pula Ia kini membiarkanku melakukan itu Kurasa Bu Via memang sudah
puas mendapatkan orgasme sampai dua kali Sekian lama kemudian kurasakan lahar
panasku ingin meledak dari dalam penisku dan berdenyut-denyut, menandai bahwa
sebentar lagi akan ada ledakan dahsyat libido yang akan mucrat Maka aku
berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Via
menahan penisku dengan tangan lembutnya.
“Biarkan
Saja keluar di vaginaku, Andre Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat mu itu
di vaginaku yang sudah lama tidak disirami....Uhh Uhh”, Maka ketika lahar panas
mucrat dari penisku terasa benar-benar meledak.
Crottt....crotttt....crotttt,
kubiarkan cairan spermaku keluar sangat banyak hingga menampung didalam rahim milik
Bu Via, dengan diiringi teriakan nikmatku. Setelah itu, Bu Via memintaku untuk
tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat.
Dengan
lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga
melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang yang masih
terhalang kain satin dasternya yang sedikit basah karena keringat Dan memang
sensasi libido yang kurasakan luar biasa nikmatnya dengan Bu Via.
Bu
Via itu membuatku aku merasa ia seperti kekasihku yang sudah sering kami
lakukan bermain cinta bersamaku merasa sangat dekat Maka begitu aku merasa
sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari
lubang vaginanya disertai lelehan sisa cairan spermaku yang jatuh diatas sperai
satin.
“Ibu
Justru kelihatan cantik setelah bercinta” Bu Via hanya tertawa mendengar
gurauanku.
“Memang
setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka Aku sedikit
capai tapi merasa segar”, jawabnya dengan puasnya.
Bu
Via tampaknya memang puas dengan permainananku, kami membersihkan diri dengan
mandi bersama-sama didalam kamar mandi pribadi Bu Via dan Kadang-kadang kami
saling membersihkan satu sama lain Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku
membersihkan sekitar vaginanya. Bu Via tertawa geli saat aku dengan halus
mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu.
Setelah
itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami menonton TV, sambil
mengobrol dan menikmati kopi panas yang dibuat oleh Bu Via.
“Kamu
tadi luar biasa, Andre dan pasti pacarmu puas dengan kamu”, katanya memujiku
“Ah biasa saja Bu, itu juga karena Ibu.
Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh dan kalau sama
pacar aku belum pernah paling hanya sekedar ciuman dan pegang-pegang buah dada”,
Kami mengobrol sampai larut malam.
“Andre,
menginap saja di sini, apalagi ini sudah larut malam dan besok pagi-pagi sekali
kamu bisa pulang ” Setelah berpikir sejenak aku mengiyakan sarannya.
“Kalau
begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi.
Maka
aku turun untuk memasukkan motor ku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Via
“Kopinya
tambah lagi, ngak Andre?” tanyanya.
Aku
mengiyakan saja Saat Bu Via meraih cangkir kopi di meja, aku memperhatikan di
balik dasternya satin yang bekas noda spermaku yang telah mengering disana.
Kulihat bentuk buah dada dan puting susunya yang menonjol itu sangat indah dan
membuat aliran darahku berdesir kembali Apalagi saat aku mencium aroma parfum
dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan.
Sesaat
kemudian Bu Via telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi Kami kembali
mengobrol dan Bu Via kemudian menatapku lama, sambil bertanya.
“Kau
tidak capek, Andre?”
“Tidak”,
jawabku
Bu
Via menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia
telah melumat bibirku kembali dengan lembut Kali ini tanganku segera meraba
buah dada di balik daster satin yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku.
Bu Via melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka bajuku dan kemudian
melanjutkannya dengan menarik celanaku. Kemudian
aku menyambar buah dadanya sambil menghisap puting susunya yang masih terhalang
kain satin dasternya, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah
dadanya semakin kenyal dan mengeras. Kemudian tangannya meremas-remas batang penisku.
Bu
Via memintaku untuk tidur telentang di sofa dan telungkup di atasku, Bu Via
membelakangiku Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah
didekatkannya di atas mulutku Sedangkan ia segera menangkap penisku yang
berdiri tegak dan mengulumnya dengan posisi 69.
Maka
kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot Kadang-kadang Bu
Via berhenti melakukan aksinya Barangkali karena kenikmatana yang aku jilat lubang
vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan. Bu Via mendesah dan mengerang
terpatah-patah.
Setelah
Bu Via puas dan ingin segera memulai aksinya, dia menggeser pinggulnya menjauh
dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras
Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki kelubang vaginanya
Dengan masih membelakangiku, Bu Via menggoyang pinggulnya dengan lembut Tapi
sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku.
Gerakannya
saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa Membuat
sensasi yang semakin nikmat Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan
spiral pinggulnya tetap dengan halus Naik turun, maju mundur dan memutar Aku
juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih tidak
kalah nikmatnya, Maka semakin keras erangan dan desahan dari mulutnya yang
terbuka, sambil matanya terpejam.
Tanganku
yang semula memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan
buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya Maka kemudian
tanganku mempermainkan buah dadanya itu Kuelus dan kupelintir kedua putingnya
yang masih terhalang kain satin dasternya dan kemudian Bu Via menjerit sambil
meracau.
“Uhh
Uhh...anghhh....ahhhh...Andreeee....Aku orgasme Aku orgasme, Ah Ahh ”.
Setelah
ia menjerit panjang dan tubuhnya mengejang-ngejang mulai turun menandai orgasme
berakhir, ia membuka kedua mata Kemudian Bu Via tidur menelungkup dengan
beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan
vaginanya yang indah, merah dan basah
berlendir tampak sangat menggairahkan Ia memintaku juga untuk menelungkup di
atasnya.
Dengan
kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan
berat badanku, aku menelungkup di atasnya Dan kusodokkan dengan lembut penisku
yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang Kini aku
yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun. Bu
Via masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam
Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya Sedangkan
mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus Sekian lama
kemudian terasa lahar panasku akan meledak.
“Anghh...ahhhh...
Bu Via....Andre....mau....keluar.....!”, kataku terbata-bata
“Uhh
Uhh ya Andreeee....Aku juga orgasme lagi, Jangan dicabut penismu...keluari
didalam saja Andreee....dan kita sama-sama Ahh Ahh”, Tak lama kemudian kami
sama-sama mendesah dengan nafas yang ngos-ngosan, menandai puncak kenikmatan
yang kami rasakan sama-sama mencapai titik orgasme.
Crott...crooott....crooottt....spermaku
keluar membasahi dasar rahim Bu Via sedangkan saat Bu Via orgasme batang
penisku seperti dipijat-pijat oleh dinding vaginanya. Setelah sama-sama puas Bu
Via memintaku penisku jangan dicabut dulu sambil kedua Matanya masih terpejam,
tapi wajahnya tersenyum Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut
yang tetap masih terhalang kain satin dasternya.
“Aku
bahagia sekali malam ini, Andre bisa bersamamu disini ”.
“Iya
Bu...Andre juga sama seperti yang ibu rasakan”.
Bu
Via kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya Lalu ia telentang
dan mencium bibirku dengan lembut, Bu Via segera bangun dan berjalan ke luar
ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk
membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa Aku
membantunya membersihkan noda itu.
Setelah
itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, Bu Via menuntunku menuju
kamarnya untuk bersama-sama memutuskan untuk tidur berdua diatas tempat tidur
yang tadi pertama kita pakai habis bercinta dan Bu Via menyarankanku untuk
tidur tidak memakai apa-apa alias bugil.
Bu
Via tetap masih memakai gaun tidur satin yang berwarna merah mudah itu tanpa
memakai celana dalam dan Bra.
“Aku
memang biasa tidur seperti begini kalau tidur, Andre rasanya lebih nyaman dan
bebas, apalagi ada kamu disini”, katanya.
Di
balik selimut yang berkain satin, Bu Via memelukku dan menyandarkan wajahnya di
dadaku Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang
menyembul keluar dari kain satin gaun tidurnya dan terasa bergesekan dengan
dadaku Demikian juga dengan Bu Via. Kami tertidur hingga pagi.
Esoknya,
pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi ternyata pacarku menghubungiku Memang
begitu kebiasaannya setiap pagi dia menelponku dan hanya akan tertawa-tawa saja
Kangen katanya. Begitu aku selesai bicara, Bu Via bertanya.
“Siapa,
Andre? Pacarmu, ya?”,
“Iya
Bu....”, Bu Via tersenyum mendengar .
Kemudian
Bu Via bangkit dari ranjang Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan
payudaranya yang mulus putih, serta bukit vaginanya yang menonjol indah
mengundang gairahku. Bu Via memperbaiki dengan tenang, sambil tersenyum
melihatku terpana melihat pemandangan itu. Kemudian Bu Via pergi ke kamar mandi
Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir
lambat. Bu Via sedang pipis rupanya
Mendengar suara seperti itu timbul gairahku Sesaat kemudian Bu Via keluar dari
kamar mandi dan kembali naik keatas ranjang dan masuk kedalam selimut bersamaku.
“Bu...aku
benar-benar bergairah sekali bila ibu memakai gaun seperti ini, Andre menjadi
bernafsu”.
“Kamu
suka Andre, ibu memakai seperti ini”
“Suka
Bu, Andre benar-benar suka dan bernafsu bila Ibu seperti ini”.
Setelah
itu aku naik keatas tubuhnya yang terlentang didalam selimut dan penisku yang
sudah tegang itu kugesek-gesekan dikain satin gaun tidurnya.
“Anghhh.....nikmat
sekali gaun satin ini Bu....bikin penis Andre dibuat nikmat”.
“Gesek
terus Andre gaun itu bikin dia muncrat spermaku digaun itu”.
Pagi
itu kami mengulangi percintaan kami semalam, dengan sekali tusuk penisku
langsung masuk kedalam vagina Bu Via dan pagi itu aku sangat bersemangat
melayani gairah libido Bu Via yang juga tampak segar Aku merasakan vaginanya
lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun
tidur seperti itu Dan bau badannya juga lebih natural. Kami bercinta sampai Bu
Via mendapat orgasme, Bu Via menikmati orgasme sudah tak terhitung beberapa
kali dia rasakan saat melakukan seks denganku dan saat cairan spermaku akan
segera keluar, segera ku cabut dan aku gessek-gesekan dikain satin gaun
tidurnya hingga mucrat membasahi kain satin gaun itu.
Hari
minggu itu kuhabiskan aku bersama Bu Via diatas ranjang kamarnya sebelum sorenya
aku pulang kerumah, noda sperma dan keringat semua bercampur diatas ranjangnya
dan begitupun dengan gaun tidurnya semua noda spermaku melekat dimana-mana.
Sejak
itu ketika aku bertemu dengannya di kampus Bu Via tampak sangat gembira
Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari
itu
Begitulah,
kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat what app dari Bu Via yang bertuliskan.
“Kau
tidak sibuk kamu bisa datang ke rumah, Andre sayang, sambil menulis diwhat app
dia selalu melampirkan photo dengan memakai gaun tidur satin”.
Maka
setiap mendapat what app seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang
menyenangkan yang akan kami lakukan bersamanya diatas ranjang dengan gaun satin
nya.
Setiap
akhir pekan aku selalu bermalam dengan Bu Via dan anaknya setiap hari sabtu dan
minggu selalu dititipkan dirumah sepupunya di luar kota sehingga kami lebih
bebas melakukan dirumah Bu Via. pembantunya setiap hari minggu libur dan datang
pada senin pagi. Setiap aku mendapat
What app itu, aku segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh pacarku di kampus
aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Via.
Bu
Via dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus Aku sedikitpun
tidak ingin merusak citranya Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di
luar kami sering bercinta dengan libido, Bu Via tetap menghargaiku sebagai
mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius Sesuatu yang sangat
aku sukai.
Sekian.