Jumat, 20 September 2019

CERITA SEKS


CERITA HOT SENSASI GAIRAH BU VIA SEORANG DOSEN BERANAK SATU

Sebut saja namaku Andre, Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Yogyakarta, Di kampusku aku mempunyai seorang dosen yang cantik dan lembut. Namanya Bu Via. Bermula pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir Di jurusanku, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir yaitu skripsi dan dosen pembimbingku adalah Bu Via.

Di kampus bimbingan Skripsiku berlangsung secara singkat, karena Bu Via ada tugas lain di luar kampus.  Ketika selesai Bu Via berpesan padaku agar datang ke rumahnya saja bila melakuakan pengecekan data-data Skipsiku. Akhirnya malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Sripsiku, aku putuskan aku datang kerumahnya yang berada di sebuah kompleks perumahan yang cukup sederhana sepi dan tenang dari suara-suara aktivitas lalu lintas motor dan mobil. Dirumah Bu Via tinggal bersama anaknya yang masih duduk dibangku TK. 

Bu Via sudah setahun bercerai dari suaminya karena berselinkuh dengan wanita lain dan usai Bu Via sekarang sekitar 40 tahun, Meskipun sudah usianya tidak muda lagi tapi penampilanya masih terlihat seperti muda saja Kulitnya putih, bersih dan segar. Tubuhnya masih terlihat langsing, meskipun sudah meranak satu.

Kebetulan selama aku dibimbing skirpsku oleh Bu Via dirumahnya,  anaknya sedang berlibur di rumah kakeknya selama liburan sekolah dan Bu Via sementara tinggal sendiri. Aku dan Bu Via sebenarnya memang sudah cukup akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak canggung lagi Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera nonton film dan mendengarkan musik.

Aktivitasku selama aku dirumahnya bila selesai membimbingan skripsiku, kami hanya mengobrol ringan saja hingga sampai larut malam sebelum aku pulang. Pada suatu hari kebetulan malam minggu setelah selesai menyelesaikan data-data skripsiku Bu Via mengajaku makan malam disebuah restoran yang tidak jauh dari rumahnya dan selesai makan malam kami berdua kembali kerumah sambil melanjutkan obrolan ringan.

Kemudian Bu Via minta tolong padaku saat lagi duduk santi disofa ruang tamu.
“Andre, bisa minta tolong perbaiki slot lemari pakaian di kamarku yangrusak?”, Kata Bu Via.
“Bisa Bu”, Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua.

Sesampai dikamarnya, aroma wangi tercium dari lubang hidungku dan penataan interiornya juga indah ditata rapi, ada sebuah ranjang besar yang berukuran besar dan beralaskan kain sperai satin berwarna merah muda bermotif bunga mawar lengkap dengan selimutnya yang berkain satin juga. Dipinggir kiri dan kanan ranjang ada sebuah lampu tidur yang indah. Kurasa wajar saja, sejak semula aku tahu Bu Via punya selera yang cukup mewah.

Saat memperbaiki slot yang rusak aku terpana ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya. Kulihat ada beberpa koleksi pakaian tidur dan Lingerie-nya didominasi warna merah muda dan hampir semua berkain satin dan kebetulan warna itu warna kesukaanku, Warna seperti itu sering aku sarankan pada cewekku untuk memakainya, karena dengan pakaian satin berwarna merah muda itu membuat aku sangat bergairah tapi ceweku tidak suka memakainya dengan berbagai alasan.

Saat aku melihat tumpukan koleksi baju tidurnya yang berbahan satin dan seksi itu didalam lemarinya, aku menjadi terdiam sejenak membayankna Bu Via memakainya.

“Lho kok diam saja kamu kenapa?”, aku jadi kaget mendengar Bu Via berkata itu.

“Oh ngak papa Bu, hanya melihat koleksi tumpukan baju tidur seksi membikin aku jadi melamun”.

“Kamu suka ya Andre”.

“Iya, Bu soalnya ceweku aku suruh pakai itu dia tidak suka”.

“Kenapa dia tidak suka”, tanya Bu Via kembali.

“Ngak tau Bu dengan berbagai macam alasan dia tidak mau menjawabnya”.

“Kalau Ibu yang pakai gimana?”.

“Jangan Bu besok kapan-kapan saja”.

Dengan serius kuperbaiki kembali slot pintu lemarinya yang rusak dan Bu Via keluar meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat kemudian pekerjaanku selesai Saat itu Bu Via masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, Bu Via sudah berganti dengan pakaian tidur model daster satin berwarna merah muda tanpa memakai Bra.

Tubuhku terasa panas saat melihatnya, keringat kecil keluar dari dahiku. AC di kamarnya memang dimatikan, sehingga udara gerah.

“Panas Andre, Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC
Begitu AC hidup tiba-tiba Bu Via melap keringatku dengan selembar tissu dengan lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, kucium aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya dan penisku mulai terbangun dari sarangnya.
Saat terlihat jelas sekali kedua puting susunya yang menonjol menjeplak kain satin dasternya dihadapanku membuat detak jantungku semakin kencang tak beraturan. Perlahan bibirnya mulai mendekat ke bibirku Sesaat kemudian kuberanikan mencium bibirnya dengan lembut kemudian Bu Via membalasnya dengan melumat bibirku dan Kedua tangannya melingakari ke leherku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah.

Kami terus berpelukan sambil berlumatan bibir Lalu dengan lincahnya tangan Bu Via pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku dan menarik resliting jeansku hingga celana dan kemejaku jatuh berserakhan dilantai. Kemudian ia melepaskan lumatan bibirku dan membuka matanya.

Kulihat Bu Via tersenyum menatap tonjolan yang tegang di balik celana dalamku, Tangannya dengan lembut mengelus pelan-pelan batang penisku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit vaginanya. Ternyata Bu Via sudah tidak memakai Celana dalam juga saat jari jemari tangganku menyentuh belahan vaginanya. Rupanya Bu Via sangat bergairah sekali karena sudah lama tidak disentuk oleh laki-laki lain selama bercerai dengan suaminya.
Dia tampak memejam kedua matanya sambil menikmati ketika tanganku menyentuh daging kecilnya ditengah belahan vaginanya. Desahan dan erangan mulai terdengar pelan dan kemudian Bu Via melumat bibirku dengan lembut sambil memainkan lidahku. Dia terlihat  memang sabar dan tidak terburu-buru dengan libido nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan.

Bibirnya kemudian melepas dari bibirku dan turun menyelusuri leherku dengan bibirnya Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas Ia tahu bahwa aku punya pacar. Bu Via kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku.

Sesaat ia mempermainkannya dari luar batang penisku dan kemudian dengan lembut menarik celana dalamku turun, Bu Via tersenyum ketika melihat penisku yang tegak dan kencang, seperti tonkat yang siap diaduk-aduk oleh gairah libido kewanitaannya. Dengan lembut Bu Via mengulum penisku dengan bibirnya dan terasa sekali aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur.

Bu Via terus mempermainkan batang daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang,  Bu Via sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ Cukup lama Bu Via melakukan itu. Ketika nafsuku sudah tidak bisa kukendalikan lagi, kutarik penisku dari dekapan mulutnya kemudian  Giliran aku untuk merasakan sensansi kain satin baju tidurnya.

Kuangkat tubuh Bu Via dari posisi berjongkok hingga berdiri, kusenderkan tubuhnya  ditembok dan batang penisku langsung kugesek-gesek dikain satinya pas dibelahan vaginanya sambil kupeluk tubuhnya sambil kuremas-remas kedua buah dadanya sambil kusedot-sedot secara bergantian puting susunya yang masih terhalang kain satin baju tidurnya. Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang.

Kusedot puting susu Bu Via seperti seperti lebah yang menghisap madunya kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya Tapi tak kubirakan buah dada yang lepas begitu saja dari sedotan mulutku dan Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain. Penisku terus aku gesekan tanpa henti dijepitan belahan vaginanya yang terhalang kain satin dasternya hingga mengeluarkan cairan bening membasahi dasternya itu.

Setelah puas aku turun dari buah dadanya  dan kususuri setiap jengkal permukaaan licinya kain satin dasternya dan semakin turun mendekati belahan vaginanya langsung menuju ke sasaran, Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka Bu Via menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu. Di lubang vaginanya Bau khas vagina yang keluar dan semakin membuat gairah libido ku naik. Jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya setiap lidahku menari didalam bibir vaginanya.

Lendir hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku, Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di tonjolan kecil di atas lubang vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Via yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan hal itu sekian lama

Kemudian pada suatu saat ia berusaha melepaskan jilatanku dari belahan vaginanya dan menarik sebuah kursi rias kecil untuk duduk di kursiu itu Begitu aku duduk, ia kembali memagut penisku dengan mulutnya secara lembut Tapi Bu Via tidak lama melakukan itu karena Bu Via sudah tidak sabar mencari ingin merasakan batang penisku yang sudah lama tidak dirasakan.
Bu Via membimbing batang penisku yang sudah sangat tegang dan keras dan langsung dimasuk ke dalam vaginanya yang sudah sangat becek itu dan ia duduk di atas pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan yang selama ini tidak ia rasakan.

Aku juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga. Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan suara seperti suara becekt yang indah sehingga menimbukan sensasi kenikmatan. Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya serta suara lagu alunan music instrumen kenny G  dari CD yang diputarnya diplayer kamarnya.

Barangkali Bu Via memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu. Pada suasana seperti itu Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Via tadi mematikan lampu yang terang Dengan suasana seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan kenikmatan menjadi sia-sia Maka aku tidak membiarkan payudaranya yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya.

Kedua matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku hapal seperti sorot kenikmatan yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama kemudian ia menjerit panjang sambil meracau

“Anghhh....ahhh...ahhhhh Andreee....Aku orgasme, anghhhhh”, desahan panjang seiring tubuhnya bergetar sangat kuat sekali menikamati sensansi orgasme yang dirasakan datang.

Bu Bia terdiam sambil menengadahkan wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak kenikmatan itu.
Sebisa mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kususupkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku. Meskipun Bu via seorang janda dan sudah punya anak, aku merasa lubang vaginanya, seperti seorang ABG saja Tetap rapat dan singset Otot vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya untuk menaik turunkan menusuk lubang vaginanya dan menimbulkan kenikmatan libido yang luar biasa Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak.

Bu Via memang luar biasa, dia sangat lihai dalam urusan seks sampai-sampai aku dibuat sangat puas akan layanan kenikmatanya dibandingkan pacarku. Kemudian Bu Via memintaku untuk mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu Bu Via telentang di ranjang, aku masih ada di atasnya Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya.

Kami melanjutkan permainan seks ini diatas ranjang. Kini aku berada di atas, maka aku lebih bebas bermanuver dengan gerakan yang sangat kencang dan kuat mengenjot penisku kedalam vagina Bu Via Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan mata yang masih terpejam.

“Pelan-pelan saja, Andre jangan buru-buru, Aku masih ingin orgasme”, Aku tersadar apa yang telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Via.
Erangan dan desahan patah-patahnya kembali terdengar Ia menarik punggungku agar aku lebih dekat ke badannya, rupanya Bu Via akan orgasme yang kedua kalinya dan ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kami yang lain dan Bu Via memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikian juga dengannya, karena jeritannya berubah semakin kuat Apalagi saat aku juga melumat bibir yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di situ.

Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan Hingga beberapa saat kemudian tubuhnya bergetar seperti tegangan 220 volt. Setelah puas dan  jeritan panjang itu berkurang, matanya terbuka Tampak sorot matanya puas dan gembira Kemudian ia berbisik terengah-engah.

“Kamu hebat Andre bikin aku puas sekali malam ini sini”, Aku tahu yang dia maksudkan.
Maka kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dengan libido dan semakin bertenaga pula Ia kini membiarkanku melakukan itu Kurasa Bu Via memang sudah puas mendapatkan orgasme sampai dua kali Sekian lama kemudian kurasakan lahar panasku ingin meledak dari dalam penisku dan berdenyut-denyut, menandai bahwa sebentar lagi akan ada ledakan dahsyat libido yang akan mucrat Maka aku berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Via menahan penisku dengan tangan lembutnya.

“Biarkan Saja keluar di vaginaku, Andre Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat mu itu di vaginaku yang sudah lama tidak disirami....Uhh Uhh”, Maka ketika lahar panas mucrat dari penisku terasa benar-benar meledak.

Crottt....crotttt....crotttt, kubiarkan cairan spermaku keluar sangat banyak hingga menampung didalam rahim milik Bu Via, dengan diiringi teriakan nikmatku. Setelah itu, Bu Via memintaku untuk tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat.

Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang yang masih terhalang kain satin dasternya yang sedikit basah karena keringat Dan memang sensasi libido yang kurasakan luar biasa nikmatnya dengan Bu Via.

Bu Via itu membuatku aku merasa ia seperti kekasihku yang sudah sering kami lakukan bermain cinta bersamaku merasa sangat dekat Maka begitu aku merasa sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari lubang vaginanya disertai lelehan sisa cairan spermaku yang jatuh diatas sperai satin.

“Ibu Justru kelihatan cantik setelah bercinta” Bu Via hanya tertawa mendengar gurauanku.

“Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka Aku sedikit capai tapi merasa segar”, jawabnya dengan puasnya.

Bu Via tampaknya memang puas dengan permainananku, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama didalam kamar mandi pribadi Bu Via dan Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku membersihkan sekitar vaginanya. Bu Via tertawa geli saat aku dengan halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu.

Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami menonton TV, sambil mengobrol dan menikmati kopi panas yang dibuat oleh Bu Via.

“Kamu tadi luar biasa, Andre dan pasti pacarmu puas dengan kamu”, katanya memujiku
 “Ah biasa saja Bu, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh dan kalau sama pacar aku belum pernah paling hanya sekedar ciuman dan pegang-pegang buah dada”, Kami mengobrol sampai larut malam.

“Andre, menginap saja di sini, apalagi ini sudah larut malam dan besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang ” Setelah berpikir sejenak aku mengiyakan sarannya.

“Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi.
Maka aku turun untuk memasukkan motor ku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Via
“Kopinya tambah lagi, ngak Andre?” tanyanya.

Aku mengiyakan saja Saat Bu Via meraih cangkir kopi di meja, aku memperhatikan di balik dasternya satin yang bekas noda spermaku yang telah mengering disana. Kulihat bentuk buah dada dan puting susunya yang menonjol itu sangat indah dan membuat aliran darahku berdesir kembali Apalagi saat aku mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan.
Sesaat kemudian Bu Via telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi Kami kembali mengobrol dan Bu Via kemudian menatapku lama, sambil bertanya.

“Kau tidak capek, Andre?”

“Tidak”, jawabku

Bu Via menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut Kali ini tanganku segera meraba buah dada di balik daster satin yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku. Bu Via melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka bajuku dan kemudian melanjutkannya dengan menarik  celanaku. Kemudian aku menyambar buah dadanya sambil menghisap puting susunya yang masih terhalang kain satin dasternya, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah dadanya semakin kenyal dan mengeras. Kemudian tangannya meremas-remas batang penisku.
Bu Via memintaku untuk tidur telentang di sofa dan telungkup di atasku, Bu Via 
membelakangiku Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah didekatkannya di atas mulutku Sedangkan ia segera menangkap penisku yang berdiri tegak dan mengulumnya dengan posisi 69.

Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling menyedot Kadang-kadang Bu Via berhenti melakukan aksinya Barangkali karena kenikmatana yang aku jilat lubang vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan. Bu Via mendesah dan mengerang terpatah-patah.

Setelah Bu Via puas dan ingin segera memulai aksinya, dia menggeser pinggulnya menjauh dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki kelubang vaginanya Dengan masih membelakangiku, Bu Via menggoyang pinggulnya dengan lembut Tapi sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku.
Gerakannya saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa Membuat sensasi yang semakin nikmat Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan spiral pinggulnya tetap dengan halus Naik turun, maju mundur dan memutar Aku juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih tidak kalah nikmatnya, Maka semakin keras erangan dan desahan dari mulutnya yang terbuka, sambil matanya terpejam.
Tanganku yang semula memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya Maka kemudian tanganku mempermainkan buah dadanya itu Kuelus dan kupelintir kedua putingnya yang masih terhalang kain satin dasternya dan kemudian Bu Via menjerit sambil meracau.

“Uhh Uhh...anghhh....ahhhh...Andreeee....Aku orgasme Aku orgasme,  Ah Ahh ”.

Setelah ia menjerit panjang dan tubuhnya mengejang-ngejang mulai turun menandai orgasme berakhir, ia membuka kedua mata Kemudian Bu Via tidur menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan vaginanya yang indah,  merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan Ia memintaku juga untuk menelungkup di atasnya.

Dengan kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan berat badanku, aku menelungkup di atasnya Dan kusodokkan dengan lembut penisku yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang Kini aku yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun. Bu Via masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya Sedangkan mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus Sekian lama kemudian terasa lahar panasku akan meledak.

“Anghh...ahhhh... Bu Via....Andre....mau....keluar.....!”, kataku terbata-bata

“Uhh Uhh ya Andreeee....Aku juga orgasme lagi, Jangan dicabut penismu...keluari didalam saja Andreee....dan kita sama-sama Ahh Ahh”, Tak lama kemudian kami sama-sama mendesah dengan nafas yang ngos-ngosan, menandai puncak kenikmatan yang kami rasakan sama-sama mencapai titik orgasme.

Crott...crooott....crooottt....spermaku keluar membasahi dasar rahim Bu Via sedangkan saat Bu Via orgasme batang penisku seperti dipijat-pijat oleh dinding vaginanya. Setelah sama-sama puas Bu Via memintaku penisku jangan dicabut dulu sambil kedua Matanya masih terpejam, tapi wajahnya tersenyum Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut yang tetap masih terhalang kain satin dasternya.

“Aku bahagia sekali malam ini, Andre bisa bersamamu disini ”.

“Iya Bu...Andre juga sama seperti yang ibu rasakan”.

Bu Via kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya Lalu ia telentang dan mencium bibirku dengan lembut, Bu Via segera bangun dan berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa Aku membantunya membersihkan noda itu.
Setelah itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, Bu Via menuntunku menuju kamarnya untuk bersama-sama memutuskan untuk tidur berdua diatas tempat tidur yang tadi pertama kita pakai habis bercinta dan Bu Via menyarankanku untuk tidur tidak memakai apa-apa alias bugil.

Bu Via tetap masih memakai gaun tidur satin yang berwarna merah mudah itu tanpa memakai celana dalam dan Bra.

“Aku memang biasa tidur seperti begini kalau tidur, Andre rasanya lebih nyaman dan bebas, apalagi ada kamu disini”, katanya.

Di balik selimut yang berkain satin, Bu Via memelukku dan menyandarkan wajahnya di dadaku Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang menyembul keluar dari kain satin gaun tidurnya dan terasa bergesekan dengan dadaku Demikian juga dengan Bu Via. Kami tertidur hingga pagi.

Esoknya, pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi ternyata pacarku menghubungiku Memang begitu kebiasaannya setiap pagi dia menelponku dan hanya akan tertawa-tawa saja Kangen katanya. Begitu aku selesai bicara, Bu Via bertanya.

“Siapa, Andre? Pacarmu, ya?”,

“Iya Bu....”, Bu Via tersenyum mendengar .

Kemudian Bu Via bangkit dari ranjang Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan payudaranya yang mulus putih, serta bukit vaginanya yang menonjol indah mengundang gairahku. Bu Via memperbaiki dengan tenang, sambil tersenyum melihatku terpana melihat pemandangan itu. Kemudian Bu Via pergi ke kamar mandi Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir lambat.  Bu Via sedang pipis rupanya Mendengar suara seperti itu timbul gairahku Sesaat kemudian Bu Via keluar dari kamar mandi dan kembali naik keatas ranjang dan masuk kedalam selimut bersamaku.

“Bu...aku benar-benar bergairah sekali bila ibu memakai gaun seperti ini, Andre menjadi bernafsu”.

“Kamu suka Andre, ibu memakai seperti ini”

“Suka Bu, Andre benar-benar suka dan bernafsu bila Ibu seperti ini”.

Setelah itu aku naik keatas tubuhnya yang terlentang didalam selimut dan penisku yang sudah tegang itu kugesek-gesekan dikain satin gaun tidurnya.

“Anghhh.....nikmat sekali gaun satin ini Bu....bikin penis Andre dibuat nikmat”.

“Gesek terus Andre gaun itu bikin dia muncrat spermaku digaun itu”.

Pagi itu kami mengulangi percintaan kami semalam, dengan sekali tusuk penisku langsung masuk kedalam vagina Bu Via dan pagi itu aku sangat bersemangat melayani gairah libido Bu Via yang juga tampak segar Aku merasakan vaginanya lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun tidur seperti itu Dan bau badannya juga lebih natural. Kami bercinta sampai Bu Via mendapat orgasme, Bu Via menikmati orgasme sudah tak terhitung beberapa kali dia rasakan saat melakukan seks denganku dan saat cairan spermaku akan segera keluar, segera ku cabut dan aku gessek-gesekan dikain satin gaun tidurnya hingga mucrat membasahi kain satin gaun itu.

Hari minggu itu kuhabiskan aku bersama Bu Via diatas ranjang kamarnya sebelum sorenya aku pulang kerumah, noda sperma dan keringat semua bercampur diatas ranjangnya dan begitupun dengan gaun tidurnya semua noda spermaku melekat dimana-mana.

Sejak itu ketika aku bertemu dengannya di kampus Bu Via tampak sangat gembira Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari itu
Begitulah, kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat what app dari Bu Via yang bertuliskan.

“Kau tidak sibuk kamu bisa datang ke rumah, Andre sayang, sambil menulis diwhat app dia selalu melampirkan photo dengan memakai gaun tidur satin”.

Maka setiap mendapat what app seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang menyenangkan yang akan kami lakukan bersamanya diatas ranjang dengan gaun satin nya.
Setiap akhir pekan aku selalu bermalam dengan Bu Via dan anaknya setiap hari sabtu dan minggu selalu dititipkan dirumah sepupunya di luar kota sehingga kami lebih bebas melakukan dirumah Bu Via. pembantunya setiap hari minggu libur dan datang pada senin pagi.  Setiap aku mendapat What app itu, aku segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh pacarku di kampus aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Via.

Bu Via dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus Aku sedikitpun tidak ingin merusak citranya Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di luar kami sering bercinta dengan libido, Bu Via tetap menghargaiku sebagai mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius Sesuatu yang sangat aku sukai.

Sekian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar