Sabtu, 19 Februari 2022

CERITA SEKS DENGAN PEMBATU BARUKU

 

Cerita Sex Kenikmatan oleh Nur Pembantu Baru Yang Sangat Binal


By Penikmat kain satin Posted on February 20, 2022

Perkenalkan namaku Anton dan aku sudah berkeluarga tapi belum memiliki keturunan, istriku seorang Marketing disebuah perusahaan swasta dijakarta dan jarang dirumah karena tuntutan pekerjaanya sebagai seorang marketing untuk menawarkan prodak yang harus dipasarkanya ke kota-kota yang ada diindonesia, singkat cerita sejak pembantuku yang lama keluar, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berusia 25 tahun bernama Nur.

Nur berambut lurus sebahu, berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tubuhnhya ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang tidak terlalu besar.

Penampilanya kalau dirumah bisa dibilang pembantuku ini cara berpakaianya tergolong seksi mengalahkan istriku apalagi kalau saat malam hari tiba saat dia mau istrirahat selalu memakai pakaian-pakain tidur yang membikin aku selalu tergoda akan kemolekan tubuhnya itu dan sejak bekerja dirumahku Nur selalu memperhatikan diriku dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.

Hari pertama kedatangannya dirumahku, saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya aku melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celanaku terutama pada bagian kemaluan.

Pandangan pertama aku berpikir, ” akh, nakal juga nih…pembantu baru ini “. Ternyata Nur ini sudah menikah dua kali dan bercerai.

Saat aku Tanya dia gagal berumah tangga dua kali karena factor desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari mantan-mantan suaminya itu karena Nur selalu meninggalkanya dan bekerja menjadi TKI di Hongkong. Setelah beberapa hari bekerja dirumahku, ternyata Nur cukup rajin dan cekatan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

Memasuki bulan kedua setelah gaji yang diterimanya sudah kuberikan kepadanya, Nur semakin giat bekerja dan betah tinggal bersama kami.

Suatu hari saat aku pulang larut malam karena pekerjaan kantor harus aku selesaikan dan saat pulang kerumah  isteriku sudah tidur sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan karena pagi-pagi sekali dia harus berangkat kerja, sehingga saat aku bangun dari tidur istriku sudah berangkat dan selalu  menuliskan pesan disamping meja tempat tidur.

Pulang dari kantor larut malam setelah selesai dengan pekerjaan yang lumayan banyak saat sampai dirumah ternyata Nur membuka pintu. Begitu kulihat ternyata Nur yang sudah berdiri dan membukakan aku pintu dengan hanya memakai pakaian tidurnya daster satin yang membikin menggodaku saat aku pulang malam itu.

“Belum tidur Nur?”, kataku sambil memandang tubuhnya.

“Belum pak, aku sengaja tunggu bapak pulang”.

“Ya udah kalau gitu Nur, bapak mau mandi dulu”.

“Ya pak”.

Malam itu aku berjalan masuk kedalam dan sekilas tadi aku lihat ternyata dia tidak memakai Bra karena jelas sekali tampak tonjolan putting susunya yang menjeplak dikain satin dasternya itu. Setelah menyiapkan air panas untuk mandi dan akupun segera mandi,  tapi saat aku lagi mandi dan menggosok-gosok tubuhku kulihat tampak sesosok bayangan tubuh dibalik pintu kamar mandi, aku mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, ternyata Nur mengintip aku mandi dan begitu aku mengetahuinya aku pura-pura saja tidak tahu saja.

Saat aku mengetahui Bur mengintip aku sengaja menggosok-gosokan sabun kebagian kontolku dan meremas-remas sehingga kontolku pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok kontolku, aku juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

Dalam hatiku “Nah kamu rasai sekarang pakai intip-intip segala”.

Selesai mandi, aku langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawahku, batang kontolku masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Aku tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.

“Ba..ba…bapak mau emm.. makan”, sapa Nur yang terlihat  pucat.

“Ooh…enggak Nur, bapak sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawabku sambil kuperhatikan wajahnya.

“Kamu kenapa Nur kok pucat,…..sakit yaa ?”, tanyaku.

“Anu….anu…Tidak pak…..aku cuma sedikit pusing aja”, jawab Nur.

“Ya udah nanti aku pijitin kamu biar ngak pusing”, kataku.

“Ah ngak usah pak Cuma pusing sedikit”.

“Ngak papa Nur santai aja sama bapak”.

“Iiiiyaa…ya pak”,jawab Nur tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah kontolku  yang menyembul dari balik handu.

Aku pun masuk kedalam kamar dan mengganti handuk dengan memakai celana pendek longgar tanpa memalai celana dalam lagi dan kaos dan aku tidak lupa memeriksa isteriku yang sudah  terlelap tidur dengan pulas sekali.

Kututup pintu kamar dan aku pun berjalan dan duduk disofa didepan ruang keluarga sambil menonton TV, sambil menunggu Nur membawa kopi dan kemudian ditaruhnya dimeja didepanku.

“Oh ya Nur….tolong nyalakan tv-nya”, Nur berjalan kearah televisi untuk menyalakan.

Begitu TV menyala terlihat jelas bayangan tubuh Nur dari balik dasternya tidak memakai Bra dan Cd lagi.

“Wow…tenyata boleh juga nih pembantuku yang satu ini benar-benar hot”, terasa denyutan yang kurasakan dibagian kontoku sudah pingin merasai lubang nikmatnya.

“Nur…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kataku

Saat Nur mengecilkan suara TV , Nur sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , batangan puting susunya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.

“lagi sedikit Nur….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas tubuhnya.

Aduh, denyutan kontolku pun makin keras saja tampak jelas Nur dapat melihatnya.

“Ayo ..sini Nur aku pijitin kepalamu” kataku sambil menyenderkan tubuh Nur disofa.

Aku mulai memegang kepalanya dan mulai memijat-mijat kepalanya dengan lembut sambil kuperhatikan daster yang terlihat sangat licin dan mengkilap terkena sinar cahaya TV. Apalagi ingin sekali kusedot putting susunya yang terlihat menonjol menjeplak dikain satin daster dihadapanku itu.

“Giama enakan Nur…pijatanku, sekali-kali tuanya pijati pembantunya”.

“Iya pak maaf pak sudah merportkan bapak”, katanya.

“Santai aja Nur, tapi film-nya kok jelek banget yaa…”.

“Iya..pak…film sudah pernah Nur lihat.” katanya.

“Kamu mau lihat film baru”, kataku sambil langsung melepas pijatan kepalanya dan langsung berdiri dan menuju kearah lemari TV untuk mengambil sebuah DVD dan langsung saja memasangnya, film yang kupasang itu film banyak adegan-adegan seksnya, sebuah film semi negara Korea yang sungguh hot.

Saat film mulai diputar adegan pertama dimana pemain film mulai melakukan french kiss dan meraba-raba kontolnya dengan lawan mainnya, saat aku pijat kembali kepalanya, terdengar ia menarik nafas panjang. Aku melihat Nur dengan kedua matanya terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang dimainkan oleh para pemain difilm tersebuat diatas ranjang.

Saat aku pijat terus tanpa henti dikepalanya, setelah aku perhatikan ternyata tangannya yang satu lagi sudah terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Aku suruh Nur berdiri dan aku membelakangi tubuhnya dengan mengarah ke TV dan kembali memijat kepalanya dengaa dua tanganku dan lima menit kemudian Nur semakin tersiksa oleh adegan-adegan film korea itu yang semakin panas diranjang.

Perlahan celana pendeku aku lepaskan dan langsung jatuh kelantai dan kontolku yang sudah mengacung kedepan dengan bebas aku tekan ke arah belahan pantatnya dan kuslipkan mengesek-gesek kain satin dasternya yang sangat lisin itu sedangkan mulutku mulai menjalar kebagian lehernya, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tanganku bergerak kearah buah dadanya yang sudah santa tegang itu dan kuremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang yang menjeplak diluar kain  satin dasternya.

“Giaman Nur, sudah ngak tahan ya udah pingin ya seperti di TV itu”, kupancing dia.

Nur tetap seperti orang yang tidak sadar dan tidak menjawab pertanyaanku, kedua matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana seorang pemain prianya menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri.

Sambil tetap memeluknya dari belakang dan terus mengesek-gesek kontolku hingga mengeluarkan cairan dari lubang kontolku membasahi jepitan belahan pantatnya karena efek dari kain satin dasternya yang licin mengesek-gesek kepala kontolku. Kemudian kami pidah kebelakang kursi Sofa dengan masih posisi Nur masih membelakangi tubuhku dan menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga aku bisa mengarahkan kontolku ke lubang vaginanya. Karena sudah tidak memakai Celana dalam lagi, kontolku langsung aku gesek-gesekan dibelahan vaginanya yang sudah basah.

Saat aku gesek-gesekan dan ku tekan Blessss…., Nur sedikit tersentak, tapi aku terus menyodok kedalam lubang vaginnaya sehingga batang kontolu langsung terbenam seluruhnya hingga kedasar rahimnya.

“Anghhh…..pak…pelan-pelan pak” , desah Nur lirih.

“Giaman Nur kalau goyang seperti ini”, kugenjot maju dan mundur secara pelan.

“Anghhh…ennnaaaak….banget …paaaaak”. Sambil mengenjot Nur kedua mataku terus memantau pintu kamarku takut kalau istriku bangun.

Kemudian saat mulai menarik kontolku dari dalam vaginanya terasa bagaikan terjepit seperti tidak mau melepaskan kontolku. Biarpun sudah menjanda dua kali ternyata vaginanya masih terasa sempit sekali dan kontolku  terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali.  Aku terus menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga bijiku terdengar beradu dengan pantat Nur, plak….plak….plak…..aku tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di buah dadanya sedangkan jari tangan kananku berada di dalam mulut Nur agar suara desahan tidak terdengaer keras.

Nur menghisap-hisap jari tanganku bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya, kedua matanya terpejam merasakan kenikmatan dari tusukan kontolku. Tubuhnya separuh  dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang kulakukan. Bila aku menekan kontolku untuk membenamkannya lebih dalam kelubang vaginanya, Nur segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakanku dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian.

“Anghhhh….Nurrrr, ternyata luar biasa enaknya vaginamu”. Aku benar-benar tubuhnya yang masih terbalut daster satin.

“Sama punya Ibu enak mana Pak….anghhhh”, tanyanya sambil mendesah kenikmatan.

“Jelas punya kamu lebik nikmat Nur”.

Dengan posisi seperti gaya Doggy style, tiba-tiba Nur mengejang-ngejang, kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang. Vaginanya terasa sekali meremas-remas kontolku seperti tidak mau lepas saat Nur merasakan Orgasme.

“Angggaaaaaaaaaaaaahhhhh …..”, desahan yang yang panjang menadakan Nur orgasme.

Selang Nur orgasme tak lama kemudian aku juga tidak tahan lagi menahan laju cairan spermaku akan keluar, aku peluk tubuhnya dan ku tekan kontolu sekuat-kuat kedalam vaginanya. Crott…crottt…crottttt, cairan spermau keluar sangat banyak didalam vaginanya disertai tubuhku yang juga mengejang-ngejang.

 

Malam itu kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi kontolku masih ada di dalam jepitan vagina Nur. Setelah kami beristirahat sebentar menikmati sisa-sisa kenikmatan, kami segera buru-buru bangun dan aku segera memakai celanaku yang ada dilantai dan  mematikan TV dan kami berdua berjalan kearah kamarku dan Nur masuk kedalam kamarnya tapi sebelumnya kami berpisah kami saling berciuman dan Nur berkata lembut.

”Makasih ya pak”,  sambil tersenyum nakal meremas kontolku.

Aku langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteriku dan tertidur lelap dengan puas.

Dipagi hari aku tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus kontolku, secara refleks aku melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

”Astaga”, aku berpikir apa hari ini istriku tidak kerja.

Langsung aku mengangkat kepala melihat kebawah dan ternyata bukan isteriku yang sedang mengelus-elus kontolku  tetapi Nur sedang menunduk sudah melumat kontolku yang sudah keras dan tegang.

“Astaga kamu toh Nur aku kira istriku….. ayo naik kesini”.

Sambil bangun terduduk aku menarik tubuhnya, ternyata Nur masih memakai daster satin yang semalam dipakai kami melakuakan hubungan seks diruang TV itu.  Nur sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung kubalikkan tubuhnya dan mulai mencium bagian vaginanya sedangkan Nur  langsung juga mengulum kontolku dengan posisi 69.

Setelah puas posisi 69 saling mengulum dan menjilat. Aku tarik Nur untuk jongkok di atas tubuhku, sedangkan aku tetap terlentang dan Nur mulai menurunkan tubuhnya dengan lubang vaginanya yang sudah siap dimasukan batang penisku dengan posisi mengacung keatas dan sekali dorong Blesss…Kontolku langsung terbenam kedalam vaginanya dan terbenam sampai keujung bijiku.

“Uooohh enak bener Nur vaginamu” kataku.

Nur sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan merasakan batang kontolku yang dijepit vaginanya. Kontolku terasa mau putus karena jepitan vaginanya yang begoyang-goyang terasa benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini,  Sesekali aku tuduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas buah dadaya yang bergoyang masih terhalang dasternya yang licin itu.

“Oooooh …Nurrrr….ennaaaak bangeetttt…Nurrrr”, Nur kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajahku.

Sambil terus menaik-turunkan pantatnya, vaginanya terus menjepit batang kontolku dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut.

“Ohhhh…Nurrr…Anghhhh”, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

Sambil memeluk pinggangnya aku berusaha menekan batang kontolku  sedalam-dalamnya dilubang vagina Nur. Crott….crottt…crotttt….cairan spermaku keluar didalam vaginanya dan sedikti tubuhku mengejang kenikmatan dan ternyata Nur mengalami hal yang sama sepertiku diapun mengejang  diatas tubuhku dan ternyata kita sama-sama orgasme.

Pagi hari itu aku dan Nur melakukan lagi diatas ranjang kamarku sampai jam 12 siang, kami melakuakn berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya tanpa.

Sejak kejadian malam itu dan pagi itu, aku selalu melakukan hubungan seks dengan Nur pembatuku saat istriku tidak dirumah kadang bila kami saling benar-benar tidak tahan kami lakukakan saat istriku tidru.

SEKIAN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar