Cerita Sex Kenikmatan oleh Nur Pembantu Baru Yang Sangat Binal
By Penikmat kain satin Posted on February 20, 2022
Nur berambut lurus sebahu, berkulit sawo matang dengan wajah
yang manis, tubuhnhya ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek
yang tidak terlalu besar.
Penampilanya kalau dirumah bisa dibilang pembantuku ini cara
berpakaianya tergolong seksi mengalahkan istriku apalagi kalau saat malam hari tiba
saat dia mau istrirahat selalu memakai pakaian-pakain tidur yang membikin aku
selalu tergoda akan kemolekan tubuhnya itu dan sejak bekerja dirumahku Nur selalu
memperhatikan diriku dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.
Hari pertama kedatangannya dirumahku, saat memperkenalkan
diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya aku melihat bahwa matanya sering
melirik dan memperhatikan celanaku terutama pada bagian kemaluan.
Pandangan pertama aku berpikir, ” akh, nakal juga nih…pembantu
baru ini “. Ternyata Nur ini sudah menikah dua kali dan bercerai.
Saat aku Tanya dia gagal berumah tangga dua kali karena factor
desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari mantan-mantan suaminya
itu karena Nur selalu meninggalkanya dan bekerja menjadi TKI di Hongkong. Setelah
beberapa hari bekerja dirumahku, ternyata Nur cukup rajin dan cekatan dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
Memasuki bulan kedua setelah gaji yang diterimanya sudah
kuberikan kepadanya, Nur semakin giat bekerja dan betah tinggal bersama kami.
Suatu hari saat aku pulang larut malam karena pekerjaan
kantor harus aku selesaikan dan saat pulang kerumah isteriku sudah tidur sangat lelap dan sangat
susah sekali untuk dibangunkan karena pagi-pagi sekali dia harus berangkat
kerja, sehingga saat aku bangun dari tidur istriku sudah berangkat dan selalu menuliskan pesan disamping meja tempat tidur.
Pulang dari kantor larut malam setelah selesai dengan
pekerjaan yang lumayan banyak saat sampai dirumah ternyata Nur membuka pintu. Begitu
kulihat ternyata Nur yang sudah berdiri dan membukakan aku pintu dengan hanya
memakai pakaian tidurnya daster satin yang membikin menggodaku saat aku pulang
malam itu.
“Belum tidur Nur?”, kataku sambil memandang tubuhnya.
“Belum pak, aku sengaja tunggu bapak pulang”.
“Ya udah kalau gitu Nur, bapak mau mandi dulu”.
“Ya pak”.
Malam itu aku berjalan masuk kedalam dan sekilas tadi aku
lihat ternyata dia tidak memakai Bra karena jelas sekali tampak tonjolan putting
susunya yang menjeplak dikain satin dasternya itu. Setelah menyiapkan air panas
untuk mandi dan akupun segera mandi, tapi saat aku lagi mandi dan menggosok-gosok
tubuhku kulihat tampak sesosok bayangan tubuh dibalik pintu kamar mandi, aku mendengar
suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, ternyata Nur mengintip aku mandi
dan begitu aku mengetahuinya aku pura-pura saja tidak tahu saja.
Saat aku mengetahui Bur mengintip aku sengaja menggosok-gosokan
sabun kebagian kontolku dan meremas-remas sehingga kontolku pun mulai bangun
dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok kontolku, aku juga berusaha
untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar
desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.
Dalam hatiku “Nah kamu rasai sekarang pakai intip-intip segala”.
Selesai mandi, aku langsung saja keluar dengan memakai
handuk yang dililitkan kebadan bagian bawahku, batang kontolku masih dalam
posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Aku tetap
berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh
pakaian kotor.
“Ba..ba…bapak mau emm.. makan”, sapa Nur yang terlihat pucat.
“Ooh…enggak Nur, bapak sudah makan… tolong bikinkan kopi
saja”, jawabku sambil kuperhatikan wajahnya.
“Kamu kenapa Nur kok pucat,…..sakit yaa ?”, tanyaku.
“Anu….anu…Tidak pak…..aku cuma sedikit pusing aja”, jawab Nur.
“Ya udah nanti aku pijitin kamu biar ngak pusing”, kataku.
“Ah ngak usah pak Cuma pusing sedikit”.
“Ngak papa Nur santai aja sama bapak”.
“Iiiiyaa…ya pak”,jawab Nur tergagap, sembari matanya terus
menerus melirik kearah kontolku yang
menyembul dari balik handu.
Aku pun masuk kedalam kamar dan mengganti handuk dengan memakai
celana pendek longgar tanpa memalai celana dalam lagi dan kaos dan aku tidak
lupa memeriksa isteriku yang sudah
terlelap tidur dengan pulas sekali.
Kututup pintu kamar dan aku pun berjalan dan duduk disofa
didepan ruang keluarga sambil menonton TV, sambil menunggu Nur membawa kopi dan
kemudian ditaruhnya dimeja didepanku.
“Oh ya Nur….tolong nyalakan tv-nya”, Nur berjalan kearah
televisi untuk menyalakan.
Begitu TV menyala terlihat jelas bayangan tubuh Nur dari
balik dasternya tidak memakai Bra dan Cd lagi.
“Wow…tenyata boleh juga nih pembantuku yang satu ini
benar-benar hot”, terasa denyutan yang kurasakan dibagian kontoku sudah pingin
merasai lubang nikmatnya.
“Nur…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kataku
Saat Nur mengecilkan suara TV , Nur sedikit membungkuk untuk
menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali
, batangan puting susunya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta
diputar.
“lagi sedikit Nur….” kata saya mencari alasan untuk dapat
melihat lebih jelas tubuhnya.
Aduh, denyutan kontolku pun makin keras saja tampak jelas
Nur dapat melihatnya.
“Ayo ..sini Nur aku pijitin kepalamu” kataku sambil menyenderkan
tubuh Nur disofa.
Aku mulai memegang kepalanya dan mulai memijat-mijat kepalanya
dengan lembut sambil kuperhatikan daster yang terlihat sangat licin dan mengkilap
terkena sinar cahaya TV. Apalagi ingin sekali kusedot putting susunya yang
terlihat menonjol menjeplak dikain satin daster dihadapanku itu.
“Giama enakan Nur…pijatanku, sekali-kali tuanya pijati
pembantunya”.
“Iya pak maaf pak sudah merportkan bapak”, katanya.
“Santai aja Nur, tapi film-nya kok jelek banget yaa…”.
“Iya..pak…film sudah pernah Nur lihat.” katanya.
“Kamu mau lihat film baru”, kataku sambil langsung melepas
pijatan kepalanya dan langsung berdiri dan menuju kearah lemari TV untuk
mengambil sebuah DVD dan langsung saja memasangnya, film yang kupasang itu film
banyak adegan-adegan seksnya, sebuah film semi negara Korea yang sungguh hot.
Saat film mulai diputar adegan pertama dimana pemain film mulai
melakukan french kiss dan meraba-raba kontolnya dengan lawan mainnya, saat aku
pijat kembali kepalanya, terdengar ia menarik nafas panjang. Aku melihat Nur
dengan kedua matanya terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji
matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi
melihat adegan demi adegan yang dimainkan oleh para pemain difilm tersebuat
diatas ranjang.
Saat aku pijat terus tanpa henti dikepalanya, setelah aku
perhatikan ternyata tangannya yang satu lagi sudah terjepit diantara
selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras
buru memburu. Aku suruh Nur berdiri dan aku membelakangi tubuhnya dengan
mengarah ke TV dan kembali memijat kepalanya dengaa dua tanganku dan lima menit
kemudian Nur semakin tersiksa oleh adegan-adegan film korea itu yang semakin
panas diranjang.
Perlahan celana pendeku aku lepaskan dan langsung jatuh kelantai
dan kontolku yang sudah mengacung kedepan dengan bebas aku tekan ke arah
belahan pantatnya dan kuslipkan mengesek-gesek kain satin dasternya yang sangat
lisin itu sedangkan mulutku mulai menjalar kebagian lehernya, menjilat-jilat
sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tanganku bergerak kearah buah dadanya yang
sudah santa tegang itu dan kuremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir
putingnya yang cukup panjang yang menjeplak diluar kain satin dasternya.
“Giaman Nur, sudah ngak tahan ya udah pingin ya seperti di
TV itu”, kupancing dia.
Nur tetap seperti orang yang tidak sadar dan tidak menjawab
pertanyaanku, kedua matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana seorang
pemain prianya menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke
kanan kekiri.
Sambil tetap memeluknya dari belakang dan terus
mengesek-gesek kontolku hingga mengeluarkan cairan dari lubang kontolku
membasahi jepitan belahan pantatnya karena efek dari kain satin dasternya yang
licin mengesek-gesek kepala kontolku. Kemudian kami pidah kebelakang kursi Sofa
dengan masih posisi Nur masih membelakangi tubuhku dan menggeser kakinya agar
selangkangannya lebih terbuka sehingga aku bisa mengarahkan kontolku ke lubang vaginanya.
Karena sudah tidak memakai Celana dalam lagi, kontolku langsung aku gesek-gesekan
dibelahan vaginanya yang sudah basah.
Saat aku gesek-gesekan dan ku tekan Blessss…., Nur sedikit
tersentak, tapi aku terus menyodok kedalam lubang vaginnaya sehingga batang
kontolu langsung terbenam seluruhnya hingga kedasar rahimnya.
“Anghhh…..pak…pelan-pelan pak” , desah Nur lirih.
“Giaman Nur kalau goyang seperti ini”, kugenjot maju dan mundur
secara pelan.
“Anghhh…ennnaaaak….banget …paaaaak”. Sambil mengenjot Nur
kedua mataku terus memantau pintu kamarku takut kalau istriku bangun.
Kemudian saat mulai menarik kontolku dari dalam vaginanya
terasa bagaikan terjepit seperti tidak mau melepaskan kontolku. Biarpun sudah
menjanda dua kali ternyata vaginanya masih terasa sempit sekali dan kontolku terasa bagaikan dihisap-hisap dan
diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Aku terus menarik dan menekan dengan kuat
secara berulang-ulang sehingga bijiku terdengar beradu dengan pantat Nur,
plak….plak….plak…..aku tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang
tetap berada di buah dadanya sedangkan jari tangan kananku berada di dalam
mulut Nur agar suara desahan tidak terdengaer keras.
Nur menghisap-hisap jari tanganku bagaikan anak bayi yang
telah kelaparan mendapatkan susu ibunya, kedua matanya terpejam merasakan
kenikmatan dari tusukan kontolku. Tubuhnya separuh dari pinggang keatas condong kedepan,
membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi
gerakan maju mundur yang kulakukan. Bila aku menekan kontolku untuk membenamkannya
lebih dalam kelubang vaginanya, Nur segera mendorong pantatnya kebelakang untuk
menyambut gerakanku dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri
dan ke kanan bergantian.
“Anghhhh….Nurrrr, ternyata luar biasa enaknya vaginamu”. Aku
benar-benar tubuhnya yang masih terbalut daster satin.
“Sama punya Ibu enak mana Pak….anghhhh”, tanyanya sambil
mendesah kenikmatan.
“Jelas punya kamu lebik nikmat Nur”.
Dengan posisi seperti gaya Doggy style, tiba-tiba Nur mengejang-ngejang,
kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang. Vaginanya terasa
sekali meremas-remas kontolku seperti tidak mau lepas saat Nur merasakan
Orgasme.
“Angggaaaaaaaaaaaaahhhhh …..”, desahan yang yang panjang
menadakan Nur orgasme.
Selang Nur orgasme tak lama kemudian aku juga tidak tahan
lagi menahan laju cairan spermaku akan keluar, aku peluk tubuhnya dan ku tekan
kontolu sekuat-kuat kedalam vaginanya. Crott…crottt…crottttt, cairan spermau
keluar sangat banyak didalam vaginanya disertai tubuhku yang juga
mengejang-ngejang.
Malam itu kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah
sandaran sofa dengan posisi kontolku masih ada di dalam jepitan vagina Nur.
Setelah kami beristirahat sebentar menikmati sisa-sisa kenikmatan, kami segera buru-buru
bangun dan aku segera memakai celanaku yang ada dilantai dan mematikan TV dan kami berdua berjalan kearah kamarku
dan Nur masuk kedalam kamarnya tapi sebelumnya kami berpisah kami saling
berciuman dan Nur berkata lembut.
”Makasih ya pak”, sambil tersenyum nakal meremas kontolku.
Aku langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang
mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteriku
dan tertidur lelap dengan puas.
Dipagi hari aku tersentak bangun karena merasakan sepasang
tangan yang mengelus-elus kontolku, secara refleks aku melihat jam dinding dan
melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.
”Astaga”, aku berpikir apa hari ini istriku tidak kerja.
Langsung aku mengangkat kepala melihat kebawah dan ternyata
bukan isteriku yang sedang mengelus-elus kontolku tetapi Nur sedang menunduk sudah melumat
kontolku yang sudah keras dan tegang.
“Astaga kamu toh Nur aku kira istriku….. ayo naik kesini”.
Sambil bangun terduduk aku menarik tubuhnya, ternyata Nur
masih memakai daster satin yang semalam dipakai kami melakuakan hubungan seks
diruang TV itu. Nur sudah tidak memakai
apa-apa dibalik dasternya. Langsung kubalikkan tubuhnya dan mulai mencium bagian
vaginanya sedangkan Nur langsung juga
mengulum kontolku dengan posisi 69.
Setelah puas posisi 69 saling mengulum dan menjilat. Aku tarik
Nur untuk jongkok di atas tubuhku, sedangkan aku tetap terlentang dan Nur mulai
menurunkan tubuhnya dengan lubang vaginanya yang sudah siap dimasukan batang
penisku dengan posisi mengacung keatas dan sekali dorong Blesss…Kontolku
langsung terbenam kedalam vaginanya dan terbenam sampai keujung bijiku.
“Uooohh enak bener Nur vaginamu” kataku.
Nur sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan
kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat
sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus
karena keenakkan merasakan batang kontolku yang dijepit vaginanya. Kontolku terasa
mau putus karena jepitan vaginanya yang begoyang-goyang terasa benar-benar
nikmat sekali permainan dipagi hari ini, Sesekali aku tuduk untuk memeluknya dan terus
meremas-remas buah dadaya yang bergoyang masih terhalang dasternya yang licin
itu.
“Oooooh …Nurrrr….ennaaaak bangeetttt…Nurrrr”, Nur kemudian
berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajahku.
Sambil terus menaik-turunkan pantatnya, vaginanya terus menjepit
batang kontolku dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut.
“Ohhhh…Nurrr…Anghhhh”, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.
Sambil memeluk pinggangnya aku berusaha menekan batang kontolku
sedalam-dalamnya dilubang vagina Nur.
Crott….crottt…crotttt….cairan spermaku keluar didalam vaginanya dan sedikti
tubuhku mengejang kenikmatan dan ternyata Nur mengalami hal yang sama sepertiku
diapun mengejang diatas tubuhku dan
ternyata kita sama-sama orgasme.
Pagi hari itu aku dan Nur melakukan lagi diatas ranjang
kamarku sampai jam 12 siang, kami melakuakn berkali-kali dan berbagai-bagai
gaya dengan tidak bosan-bosannya tanpa.
Sejak kejadian malam itu dan pagi itu, aku selalu melakukan
hubungan seks dengan Nur pembatuku saat istriku tidak dirumah kadang bila kami
saling benar-benar tidak tahan kami lakukakan saat istriku tidru.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar