CERITA SEKS DENGAN
ANAK TIRIKU PART-1
Padahal aku kepingin cepat merasakan untuk mendapatkan
keturunan dari hasil perkawinanku dengan seorang duda beranak satu, tapi karena
takdir sudah berkata lain dengan kondisiku yang seperti ini lambat laun suamiku
bakal kecewa karena aku sudah tidak bisa menghasilakan keturunan lagi darinya.
Setahun berjalan dengan kondisiku seperti ini, akhirnya suamiku
meminta izin untuk menikah lagi dengan perempuan lain karena diriku sudah tidak
bisa lagi memberikan keturunan anak satupun darinya. Mendengar itu betapa
hancurnya hatiku berkeping-keping, walaupun berat untuk menerimanya, untungnya
anak tiriku satu-satunya mau menirima aku sebagai seorang ibu dengan keterbatasan
yang kumiliki ketika ini sebagai seorang wanita.
Ari kupanggil sebagai anak tiriku yang selalu menghiburku
dalam kesedihanku saat dirumah, dia sosok pria yang baik dan tampan, selalu
menjagaku saat kondisi apapun. Sejak papahnya
atau suamiku menikah lagi dengan wanita lain, papahnya mulai jarang kembali ke
rumah. Paling papahnya sekali dalam sebulan datang kerumah untuk menegok kami
berdua.
Ari sendiri sudah tidak perduli lagi pada sosok papahnya.
Malah bila papahnya datang pulang, kelihatan Ari sudah tidak bersahabat
dengannya. Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi terhadap Ari anak tiriku itu.
Apalagi sejak papahnya menikah lagi dengan wanita lain, dia semakin lebih dekat
terhadapku. Rasanya melebihi seorang
anak terhadap mamahnya.
Kesepianku setiap malam, selalu ditemani oleh sosok Ari dan
tak jarang juga aku selalu tidur berdua dengannya diatas ranjang dan berakhir
dengan hubungan terlarang. Entah siapa
yang memulai duluan tapi yang jelas kita sudah sama-sama saling suka dan saling
membutuhkan kepuasan seks. Ari memang hebat untuk urusan ranjang dibandingkan
papahnya, diusianya masih muda permainan seksnya sudah terbilang pengalaman dan
sanggup membuat aku orgasme dua kali sekali main dengan Ari (anak tiriku).
Nafsunya sangat tinggi bila melihatku aku memakai baju-baju
tidur berbahan satin dan kebetulan juga koleksi baju tidurku semua hampir
berbahan licin seperti satin. Sebelum tidur kebiasaanku selalu memakai baju tidur model daster yang
pendek seatas lutut dan longgar tanpa memakai Bra dan celana dalam lagi. Jadi
siapapun pria melihatku tidur yang hanya memakai baju tidur seksi pasti dia
akan bergairah seperti Ari anak tiriku itu.
Setiap malam Ari selalu bergairah bila tidur bersamaku tak
jarang dia selalu mendekap tubuhku dan memeluku. Kubirkan Ari memeluku tubuhku
karena aku juga membutuhkan sosok pria yang bisa dapat memuaskan aku diranjang
dan melindugi diriku. Setiap mau tidur Ari lebih suka memakai baju tidur seperti
piyama-piyama berbahan satin juga.
Sejak papahnya menikah lagi setiap malam aku selalu menjadi
teman tidurku diatas ranjang dan rasanya seperti tidur didekap oleh anak semata
wayangku. Kubiarkan dia menjamak tubuhku yang terbalut daster satin sebagai
belaian kasih sayangku padanya. Sejak
itulah dia sudah tak terhitung lagi dimelepaskan noda-noda sperma dikain satin
dasterku dan lubang vaginaku dan menikmati buah dadaku diisap-isap oleh Ari.
Aku selalu menikmati hisapan putting susuku dan belaian kelembutan dan kasih
sayangnya saat berada diatas ranjang.
Hisapan yang selalu dilakukan pada putting susuku selalu terasa
nikmat sekali. Terlebih lagi saat tangannya mengelus-elus belahan vaginaku. Oh
nikmat sekali dan tidak bisa aku bayang lagi. Aku membiarkannya apa yang dia
suka pada tubuhku ini.
Sedotan mulutnya saat menyedot-yendot putting susuku membuat
aku menjadi mendesah kenikmatan setiap Ari menarik keluar putting susuku dari
mulutnya.
“Ounghhhhh….Ariii…….sedot yang kuat sayanggggg”, desaha setiap
menyedot putting susuku.
Setipa sedotan demi sedotan silih berganti antara putting susuku
yang sebelah kanan dan kiri tanpa melepas penghalang daster satin yang menutupi
kedua putting susuku, Ari terus dengan rakusnya menghisap kedua putting susuku sambil
tanganya terus mengesek-gesek belahan vaginaku. Setiap dia mengisap putting susuku
pasti batang penisnya selalu digesek-gesekan dikain satin dasterku yang licin
itu. Aku benar-benar dibuat selalu sangat bernafsu.
Aku berpikir apakah Ari sering melakukan dengan wanita lain
selain diriku karena pengalaman diatas ranjang sudah tidak diragukan lagi saat
berhubungan seks denganku. Kadang aku mencoba untuk menayakan pada dirinya apa
dia suka memakai wanita-wanita seperti pelacur. Tapi aku tidak bisa untuk menanyai
lebih dalam lagi tentang dirinya karena aku tidak mau menggangu jati dirinya
sebagai anak laki-laki. Yang jelas sekarang dia sudah dapat memuaskan aku
disaat aku membutuhkan kehangatan dari seorang laki-laki.
Setiap berdua saat aku mau tidur, Ari selalu menikmati kedua
buah putting susuku tanpa dikeluarkan dari balik daster satinku yang licin dan mengkilap
itu. Ari selalu suka mengisapnya perlahan-lahan dan tangannya selalu juga mengelus-elus
belahan vaginaku. Sebuah jari-jarinya mulai membelai bagian klentitku. Aku menikmati
apa yang dia lakukan kepadaku. Kali ini, aku yakin Ari benar-benar menikmati dengan
sangat bernafsu karena terlihat nafasnya yang memburu.
Aku diam saja sambil menikmati gairah seksku yang mulai meningkat.
Kurasakan jarinya mulai sampai menginjak
lubang vaginaku dan mempermainkan jarinya di sana dan mulutnya terus menghisap
dan memainkan putting susuku. Ingin rasanya aku mendesah lebih kencang lagi.
“Anghhhh…oungggg….Ariiii….unghhhhh”. aku terus mendesah kecil.
Batang pensinya yang terus digesek-gesekan dikain satin dasterku
terlihat mulai basah oleh cairan bening yang keluar dari lubang penisnya. Dengan
sebelah kakinya, dia mulai mengangkangkan kedua kakiku. Dan Ari kemudian
menaiki tubuhku dengan perlahan batang penisnya yang mulai masuk kedalam
vaginaku, aku mulai menikmati berkali-kali tusukan penisnya yang keluar masuk
kedalam vaginaku.
Kadang saat kurasakan kenikmatan yang semakin dalam tanpa
sadar aku mengangkangkan kedua kakiku lebih lebar agar penisnya menusuk lebih
dalam lagi dilubang vaginaku yang sudah becek itu. Aku mengusung pantatku sedikit
keatas agar penisnya Ari lebih menekan kedalam. Dan tak lama detik-detik oragsme
mulai terasa datang untuk menghampiri tubuhku itu. Aku mulai merapatkan kedua
kakiku menyilang ditubuhnya agar dapat kursakan orgasme yang sebentar lagi datang.
“Ariiii…..anghhh….ahhh…..angghhhh….ungghh…..tekan terus sayang…tekan
lebih dalam….anghhh”, tubuhku mengejang-ngejang saat kuat sekali seperti orang
terkena tengangan listrik 220 volt saat orgasme kurasakan menghapiri seluruh
tubuhku.
Melihat aku orgasme rupanya Ari langsung menggenjotku dan
mengisapi payudaraku dengan rakusnya. Dan ternyata setelah aku mencapai orgasme
kurasakan ada cairan yang menyemprot-semprot didalam vaginanku. Crooot…croot…croooootttt….dan
disaat cairan itu keluar tubuhnya yang berada diatas tubuhku ikut juga mengejang-mengejang
sama sepertiku.
“Anghhh…..ahhhh….aahhhhh….aku keluar Mamamah sayangku…..”, desaha
Ari saat cairan sperma itu keluar memancar di dalam vaginaku.
Tubuhnya mengejang-ngejang itu mulai lemas saat cairan
spermaya keluar habis didalam vaginaku. Perlahan Ari menuruni tubuhku dan kami
tertidur pulas diatas ranjang dan saling berpelukan hingga esok pagi.
Sejak kejadian itu kita berdua seperti sepasang suami istri
tanpa ikatan pernikhan dan sama-sama saling suka diantara kita berdua. Yang paling
aku suka saat Kami sama-sama mencuci piring didapur pasti Ari selalu membantuku
didapur. Apalagi bila aku hanya memakai daster satin dirumah pasti Ari selalu
memeluku dari belakang.
“Ma…aku sayang sekali sama Mama”, sambil memeluk tubuhku dan
kedua tanganya sembari membelai-belai dasterku dan membelai payudaraku.
“Iya sayang…Mama juga sayang sekali padamu”, kataku sembari
membelai penisnya yang sudah sangat tegang itu.
“Mama cantik dan seksi kalau pakai daster seperti ini,”
katanya sembari mengjilati bagian leherku.
“Oh… iya sayang…peluk dan cium mama dong sayang” kataku pula
sembari mengelus penisnya dan melepas kancing celana panjangnya.
Begitu celana Panjang jatuh kelantai dan celana dalamnya
juga, penisnya langsung digesek-gesekan dibelahan pantatku.
“Mah…aku tidak mau pisah sama Mama sampai kapanmu aku ingin
berdua seperti ini Ma”, kurasakan penisnya terus mengesek-gesek dikain satin
dasternya dan meremas-remas kedua payudarahku.
“Ya..sayang Mama tidak akan meninggalkan kamu sendiri dan
kita akan terus berdua seperti ini sayang”, sembari aku berkata itu Ari menjilati
leherku dan membelai payudaraku.
Aku duduk mulai duduk di kursi kamar makan dan Ari berdiri
di belakangku. Aku juga mulai menuntunnya supaya berada di hadapanku. Kubimbing
untuk naik ke atas tubuhku. Kedua kakinya mengangkangi tubuhku dan bertumpu
pada kursi. Pantatnya telah berada di atas kedua pahaku dan aku memeluknya.
Kuarahkan mulutnya untuk mengisap putting susuku yang tidak memakai Bra.
Mulutnya mulai menghisap-hisap putting susuku dan penisnya Kembali
digesek-gesek-dibagain belahan vaginaku yang masih terhalang kain satin
dasterku. hisapan nya dari payudaraku yang satu ke payudaraku yang lain
membuatku aku mulai mendesah kenikmatan. Kami Kembali berciuman dan lidahku
langsung diisapnya dengan lembut dan sebelah tangannya membelai payudaraku.
Tiba-tiba Ari berdiri dan mengarahkan penisnya ke mulutku.
Aku menyambutnya. Saat penis tersebut berada dalam mulutku dan aku mulai
menjilatinya dalam mata terpejam. Cepat
aku menjilati penisnya dan Ari Meremas-remas rambutku dengan lembut. Sampai
akhirnya Ari menekan kuat-kuat penisnya
ke dalam mulutku dan meremas rambutku juga.
Pada saat menekan penisnya kemulutku, aku menikmati
hangatnya semprotan cairan sperma yang keluar berkali-kali. Kemudian dia duduk setelah
puas di duduk ke pangkuanku. Di ciumnya pipiku kiri-kanan dan mengecup
keningku. Ari merebahkan kepalanya ke dadaku. AKu tahu di sedang galau hatinya.
Kuelus kepalanya dan kubelai belai.
BERSAMBUNG KE CERITA KEDUA.