Kenikmatan Seks dengan Tetangga
Kontrakan Sebelah Rumah
Hallo penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita kali ini berjudul Kenikmatan Seks dengan Tetangga Kontrakan Sebelah Rumah seperti apa ceritanya langsung saja kita masuk ke bagian ceritanya
Halo, namaku Andi aku bekerja disebuah perusahaan swasta air
mineral di kota Solo dan tinggal di sebuah rumah kontrakan dikomplek perumahan
yang sangat sederhana.
Berawal pertama kalinya aku menempati rumah kontrakan baruku
itu. Aku belum begitu kenal dengan tetanggaku yang berada disebelah rumah.
Selang satu hari aku tinggal disana aku langsung berkenalan sama tetangga
sebelah rumah, kami berkenalan dan ternyata istrinya terlihat sangat cantik dan
putih walaupun sudah memiliki satu orang anak tapi bentuk tubuhnya masih
terlihat langsing.
Oh ya tetanggaku bernama Mas Andre dan istrinya bernama Mbak
Dewi. Pada suatu hari aku diundang kerumah Mas Andre untuk merayakan syukuran
makan-makan diterimanya Mas Andre disebuah kapal pelayaran yang ada diAmerika.
Sebelum berangkat berlayar Mas Andre menitip pesan kepdaku.
“Mas Andi, selama aku berlayar aku titip istri dan anaku
ya”.
“Siap Mas Andre”.
“Kalau ada apa-apa dan perlu bantuan, tolong dibantu”.
“Pokonya aku selalu siap kapanpun istri Mas Andre butuh
pertolongan kepadaku”.
“Makasih ya Mas, aku jadi ngerepoti Mas Andi”.
“Ngak papa kok Mas Andre, Namanya aja hidup bertetangga
pasti harus tolong-menolong”, kataku dalam hati berkata minta tolong untuk
urusan ranjang pun aku sudah siap hehehe.
Besok pagi sebelum keberangkatan Mas Andre ke Amerika, aku
dan keluarga Mas Andre dan Mbak Dewi semua mengantarkan keberangkatan Mas Andre
ke bandara Adi sumarmo. Seminggu semenjak kepergian Mas Andre ke Amerika aku
pun menjadi lebih akrab dan dekat lagi dengan Mbak Dewi istri Mas Andre.
Hampir tiap pagi aku selalu membantu mengantarkan anaknya
kesekolah bareng aku saat aku juga mau berangkat kerja dan Karena sudah terlalu
akrabnya dengan Istri Mas Andre aku selalu diundang makan malam dirumah Mbak
Dewi dan dilanjut ngobrol-ngobrol santai sambil nonton TV.
Sebulan kemudian setelah kepergian Mas Andre Ke Amerika,
sabtu sore aku mendapat pesan dari Mas Andre melalu pesan singkat What app,
bahwa nanti sore istrinya mendapat undangan pernikahan dari kerabat Mas Andre
dan meminta tolong aku mengantarkan anak dan istrinya kesebuah acara undangan
pesta perkawinan tersebut.
Singkat cerita malam pukul 7 Malam aku berangkat Bersama
Mbak Dewi dan anaknya kesebuah acara undangan pernikahan disebuah Hotel dikota
solo. Malam itu kulihat tampak cantik sekali Mbak Dewi dengan gaun Panjang
berwarna merah dan rambutnya yang berwarna pirang seperti bule yang Panjang itu
dibiarkan terurai. Begitu sampai diacara pesta pernikahaan itu aku dengan Mbak
Dewi dikira suaminya setiap orang yang melihat kami berdua.
Acara demi acara pesta perkawainanpun selesai dan kulihat
jam sudah menujukan pukul 9 malam dan kamipun segera balek untuk pulang dengan
mobil milik suami Mbak Dewi itu. Sesampai dirumah Mbak Dewi mobil langsung
kuparkir digarasi dan akupun langsung pamit untuk pulang. Tapi sebelum pulang Mbak
Dewi lagi-lagi mengundang aku untuk datang kerumahnya untuk ngobrol-ngobrol
sambil nonton TV.
“Mas Andi habis ganti baju Mas Andi kerumah ya, aku tunggu”.
“Tapi Mbak jam udah malam ngak enak sama tetangga nanti,
besok saja gimana?”,kataku.
“Ngak papa Mas, santai aja kita ngobrol-ngobrol aja kok,
lagian Mas besok liburkan kan”.
“Ya udah Mbak kalau gitu, nanti aku kesini lagi”, tawaran
itu kuterima.
Lima belas menit kemudian setelah aku ganti baju dengan
memakai kaos dan celana pendek, aku langsung kerumah Mbak Dewi melalui pintu
samping rumahnya karena takut tetangga ada yang lihat. Begitu pintu belakang
kuketuk, tak lama Mbak Dewi langsung membukanya. Begitu pintu dibuka aku hanya
diam sejenak melihat kecantikan oleh kemolekan tubuh Mbak Dewi yang sudah
berganti dari gaun pesta dengan baju tidur satin yang sangat seksi, model
daster dengan dua tali kecil dipundaknya dan bagian bawah sangat pendek dan
longgar, tampak kedua pahanya yang putih itu terlihat jelas sekali dikedua
mataku.
Aku hanya diam sejanak menyakiskan itu didepan pintu
rumahnya, apalagi sorotan kedua mataku tertuju pada dua tonjolan putting
susunya yang menjeplak dikain satin dasternya itu.
“Halo….halooo, kok diam aja sih Mas, ayo masuk dong lihat
apa sih”, medengar teguran itu aku langsung kaget dan segera masu kerumah Mbak
Dewi.
“Maaf, mbak habis lihat mbak pakai pakaian seperti itu
terlihat cantik dan seksi”. Kataku.
“Ah, biasa saja Mas, kalau malam aku pakai seperti ini”,
dalam hati pantesan saja Mas Andre betah dirumah.
Lagi-lagi sambil ngobrol dan nonton TV acara film romantic
diprogram channel AXN Sewaktu nonton kebetulan ada adegan percintaan durasi 2-3
menitan dan kami mengomentari tentang itu. Semakin asyik kami mengobrol prihal
film itu akhirnya obrolanku sedikit mengarah tentang hubungan seks. Kubernikan untuk menayakan
dengan Mbak Dewi selama Mas Andre bekerja bekerja diluar negri apa dia tidak
kesepian.
“Oh ya Mbak selama Mas Andre di Amrik, mbak dirumah apa ngak
kesepian hanya tinggal berdua sama sikecil”. Malam itu posisi kita berdua
ngobrol, Mbak Dewi sedang menyusui anaknya.
“Ya…kalau dibilang kesepian yang sepi Mas hanya aku dan
sikecil”.
Kemudian aku goda sambil berguaru sedikit dan aku goda juga anaknya
dengan memegang payudara Mbak Dewi untuk melepaskan pentilnya dari mulut
anaknya seolah-olah aku melarangnya agar tidak terus menyusui karena sudah
terlihat anaknya sudah tumbuh dewasa untuk menyusui.
“Ih kenapa sih Mas, lagi nyusu dilepas”, protes Mbak Dewi.
“Udah gede lho mbak masa terus dikasih susu, nanti habis
buat bapaknya”, godaku lagi.
Begitu bangun dari pelukan Mamanya, karena sih kecil biasa
tidur malam dan belum megantuk, setelah itu dia bermain mainan yang ada didekat
rak TV. Setelah anaknya asyik bermain kuberanikan diriku untuk mendekatinya dan
memeluknya Mbak Dewi.
“Maaf, Mbak bikin si kecil jadi main ngak jadi netek”.
Tampak putting susunya yang habis disedot oleh sikecil terlihat menembus kain
satin dasternya yang membasahi kain satin dasternya sisa air susunya yang
keluar dari lubang putting itu.
Karena sudah sangat bernafsunya melihat kemolekan Mbak Dewi,
tanpa berfikir panjang aku langsung mengecup bibirnya, ternyata Mbak Dewi
bukanya menamparku atau menghindar tapi justru membalas ciumanku dengan ciuman
yang sangat bernafsu.
Bibir dan lidah kami bedua sudah saling menyedot dan
berpautan saling berciuman hingga Mbak Dewi mengerang seperti menikmati kemudian
aku mainkan dengan tangan kananku putting susunya yang baru saja disedot sama
sih kecil dengan cara kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku pada tonjolan
putting susunya dari luar kain satin dasternya sambil kuremas-remas.
Kemudian setelah puas kami berciuman aku bimbing Mbak Dewi untuk
tiduran terlentang diatas karepet dan aku segera untuk beralih posisi di atas tubuhnya.
Kamipun berciuman lagi antara bibir dan lidah saling berpautan dan celana
pendeku yang dari rumah sudah tidak memakai celana dalam lagi kuturunkan
sedikti sambil penisku yang sudah menegang itu aku gesek-gesekkan penisku di bagian
belahan vaginanya yang masih terhalang kain satin dasternya.
Geseskan demi gesekan penisku yang menyentuh licinya kain
satin dan terus menggesek belahan vaginanya itu membuat Mbak Dewi semakin liar
merasakan rangsangan yang aku timbulkan di daerah gesekan vaginanya itu.
Lima menit posisi aku diatas dan Mbak Dewi dibawah dan terus
tanpa henti-hentinya aku gesekan penisku dibagian vaginanya rasanya aku sudah
tidak dapat menahan penisku lagi yang sudah begitu menegang terus
mengesek-gesek kain satin dasternya yang sangat licin itu yang sudah terlihat
basah oleh cairan bening yang keluar dari lubang penisku membasahi kain satin itu
dan ingin rasanya aku pingin merasakan lubang vaginanya yang sudah jarang
dimasukan lagi oleh Mas Andre.
Tiba-tiba suara Hp Mbak Dewi bedering dan ternyata suami
Mbak Dewi video call, kemudian karena aku sudah sangat tanggung terasa juga
cairan akan sedikit mucrat dari dalam penisku, kutahan Mbak Dewi menahan untuk
mengankat Hpnya itu dan kucium bibirnya dan kugesek-gesekan penisku semakun
cepat dikain satin dasternya pas masuk dibelahan vaginanya.
“Mbak….unghhh…tahan bentar….mbak…..aku mau mucrat”,
Crottt….crottt….crottt cairan spermaku keluar sangat banyak membasahi kain
satin daster MbakDewi dibagian vaginanya.
Tubuhku mengejang-ngejang didikit saat cairan spermaku
keluar dan kami saling menatap dengan penuh kesal dan sedikit marah karena
mengganggu kami yang sedang nikmatnya memadu kasih. Kemudian Mbak Dewi
mengankat Hp itu dan mereka berdua saling video call. Aku hanya diam dengan hati
kecewa belum merasakan lubang veginanya walaupun sudah merasa puas oleh gesekan
penisku dikain satin dastenya yang membuat spermaku keluar.
Kutinggal Mbak Dewi yang lagi video call dengan suaminya
keluar duduk dibelakang teras rumahnya sambil membakar sebatang rokok dengan
rasa sedikit kecewa. Hampir setengah jam lamanya dua batang rokok habis tak
lama Mbak Dewi keluar menyusulku dan duduk didekatku.
“Maaf ya Mas, bikin kamu marah ya?”, katanya.
“Ngak kok”, dalam hatiku dongkol dan kecewa.
Kemudian Mbak Dewi mengerti dan langsung memeluku diatas
kursi dan meciumku dan aku langsung membalasnya ciumanya yang lebih liar dari
sebelumnya. Sambil berciuman tanganku langsung menurunkan celana dalamnya
hingga terlepas kelantai dan segera kuangkat tubuh Mbak Dewi untuk duduk diatas
kursi dan kubuka lebar-lebar kedua pahanya. Tanpa banyak perkataan lagi lidahku segera memainkan
belahan bibir vaginanya dengan cara kujilat-jilat. Kemudian jilataku kelepas
dari lubang vaginanya dan dengan cepat beralih ke gundukan dua bukit yang
menggemaskan itu. Tanpa kubuka lagi dasternya dari tubuhnya langsung kumainkan
lidahku di sekitar puting sambil tanganku tetap bermain di lubang vaginanya.
Mbak Dewi tidak dapat menahan seranganku karena rangsangan
yang aku berikan membuatnya semakin mengerang kenikmatan dan memeluk tubuhku
dengan sangat erat. Kemudian tangan Mbak Dewi mencari batang penisku yang sudah
mulai tegang lagi dan begitu berhasil mengeluarkan penisku dari dalam celana pendeku.
Dengan lembutnya Mbak Dewi mengelus dan mengocok penisku.
Semakin lama semakin tegang penisku oleh rangsangan yang
timbulkan oleh kocokan tangan Mbak Dewi dan ingin rasa penisku segera kumasukan
kedalam vaginanya. Kerena kami berdua sudah sama-sama tidak dapat menahan
rangsangan lagi. Kami sempat saling bertatapan seolah-olah sudah tidak bisa
membendung lagi gairah yang muncul dan ingin secepatnya memasukkan penisku ke
lubang vaginanya. Dengan hanya membuka setengah celana pendeku sebatas dengkul
aku mulai mengambil alih posisi di atasnya.
Perlahan aku arahkan batang penisku kearah lubang vaginanya dan
membuka lebar-lebar kakinya agar memudahkan penisku masuk ke dalam lubang vaginanya.
Perlahan tapi pasti batang penisku masuk sedikit demi sedikit sambil kutekan memasuki
lubang vagina Mbak Dewi dan desahan kecil dibarengi erangan yang keluar dari
mulut Mbak Dewi saat penisku sudah masuk tenggelam didalam vaginanya.
Blessss…..“Oouuugggghh….Masss….Andiii…..ohh Mas…enak banget”.
Sambil memegang panggul dan pantatku Mbak Dewi membantuku
memasukkan dan mengeluarkan penisku dari lubang vaginanya. Pada saat penisku
menusuk vagina Mbak Dewi menekan pantatku sehingga seluruh penisku masuk
semuanya ke dalam lubang kenikmatan tersebut sambil aku putar pantatku.
“Oohh enak Mas.. terus.. Mas terus.. yang cepet ooh.. enak
udah lama aku tidak merasakan kenikmatan ini Mas…oungggghhhhh”. Desahan Mbak
Dewi semiakin kenikmatan.
Vagina Mbak Dewi memang kuakui sangatlah nikmat sekali
Waupun sudah membeluarkan satu orang anak tapi memiliki daya tarik dan daya rangsangan
yang tinggi. Sewaktu aku menarik dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya sensasi
yang aku terima begitu dasyat sekali karena dinding vaginanya menyempit ketika
penisku masuk dan memijit-mijit batang penisku, ini sensasi benar-benar nikmat
tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi.
Begitu nikmatnya vaginanya, selain batang penisku
dipijit-pijit oleh dinding vaginanya juga penisku serasa disedot setiap kali
penisku di dalam vaginanya. Walaupun ukuran penisku standar tidak besar dan
tidak kecil tapi sensasi lubang vagina Mbak Dewi seakan-akan menyempit. Kami
berdua saling mengerang kenikmatan dibelakang teras rumahnya, terlebih-lebih
aku karena nikmatnya yang tiada tara.
Peluh keringat terus mengucur dan Mbak Dewi masih tahan
dengan gempuran genjotan keluar masuk penisku. Kepala Mbak Dewi semakin
bergerak ke kiri dan ke kanan sambil terus tidak henti-hentinya mengerang
dengan mata tetap tertutup merasakan kenikmatan gesekan batang penisku. Aku
ingin berganti posisi di bawah untuk menambah sensasi tapi Mbak Dewi menolaknya
karena takut dia tidak mendapatkan orgasme yang sebentar lagi akan datang. Dengan
sedikit kecewa aku menuruti kemauannya walaupun aku merasa dengan posisinya di
atas kenikmatan yang luar biasa akan kami peroleh. Aku semakin mempercepat
gerakanku dengan maju mundur. Semakin cepat gerakkanku semakin aku merasakan
ledakan akan keluar dari dalam tubuhku. Aku tidak tahan lagi dengan sensasi
yang diberikan oleh lubang vaginanya.
“Mbak gimana enak banget.. ohh.. aku sampe nggak tahan nih..
ohh enak”, kataku sambil sedikit ngos-ngosan.
“Ohh Mas eenaak..bangettt…terus Mas.. terus.. oohh..tekan
lehih dalam lagi masss…hmm” aku semakin tidak tahan dengan erangannya Mbak Dewi
yang tak henti-henti mendesah dan membuatku semakin bernafsu.
“Ohh Mbak aku mau keluar Mbak..bareng Mbak”.
“Oohh aku juga.. enak.terus yang kenceng Mas.. ohooh.. Mas juga
mau keluaarr..ounghhh”
“Aku juga Mbak.. oohh.. aku keluar Mbak”.
Mbah Dewi lebih awal orgasme disusul aku, tubuhnya
mengejang-ngejang sangat kuat sekali memeluk tubuhku dan disusul aku dengan muncratnya
cairan spermaku yang kedua kalinya di dalam vaginanya sambil aku peluk juga
tubuh Mbak Dewi dan kukulum bibirnya dan lidahnya dan kami saling berpagutan
berciuman merasakan kenikmatan yang sedang berlangsung.
Semakin kencang spermaku keluar semakin kencang aku mencium
dan menyedot bibirnya yang tentu saja membuatnya semakin menyedot pula dan
mencengkeram serta memelukku erat karena tidak tahan dengan nikmatnya yang baru
saja kita rasakan bersama.
Kami berdua sama-sama lemas dan masih merasakan sisa
kenikmatan yang terakhir. Sambil masih terus berciuman dengan batang penisku masih
menancap di lubang vagina Mbak Dewi. Denyutan dari dinding kewanitaan Mbak Dewi
masih bisa aku rasakan di batang penisku yang begitu nikmatnya.
“Gimana Mbak enak banget ngak punyaku”, sambil masih
berpelukan.
“Enak banget Mas, makasih ya Mas Andi udah muasi aku malam ini”.
“Ya mbak sama-sama, punya Mbak bikin aku ketagihan lho
hehehe”, candaku.
“Mas bisa aja ah”, sambil mencubit pinggangku.
“Ngak nyesel kan udah aku nodai vagina Mbak dengan penisku”,
sambil kucium bibirnya dan pandang kedua matanya dengan posisi kami masih
berpelukan.
“Ngak Mas, aku rela kok kamu puasi aku selama Mas Andre
tidak dirumah”.
kemudian kami masuk kedalam rumah tanpa membersihkan diri lagi
kekamar mandi dan begitu anak Mbak Dewi sudah tertidur pulas kami lanjutkan
lagi permainan seks yang sama didalam kamar hingga dua kali permainan seks
dengan berbagai gaya.
Semenjak kejadian itu selama Mbak Dewi sendiri dirumah sudah
tak terhitung lagi aku melakukan hubungan seks dengan istri Mas Andre yang
pernah memesan amanah untuk menjaga istri dan anaknya selama berkerja di
Amerika hingga saat ini.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar