Kamis, 17 Agustus 2023

CERITA SEKS DENGAN ATASANKU

 

Cerita Seks Ngeseks Janda Beranak 3

Hallo penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita yang pastinya sudah ditunggu oleh kalian semua. Cerita kali ini berjudul kisah seks ku dengan seorang janda beranak tiga seperti apa ceritanya langsung saja kita masuk ke bagian ceritanya.

Dimulai saat aku pertama dipindah tugaskan dikantor pusat Jakarta, aku mempunyai atasan seorang wanita yang bernama Bu Heni dan Bu Heni orangnya sangat ramah dan pintar bergaul. Tak terasa baru satu bulan dia menjadi atasanku kami sudah mulai cepat akrab antara bawahan dengan atasan di kantor. Selain atasanku tenyata Bu Heni berstatus seorang janda beranak tiga.

Setiap hari sepulang bekerja aku selalu ditawari pulang bareng Bersama Bu Heni dengan mobil yang dikendarainya dan kebetulan juga kami pulang kerja arah pulangnya sama-sama satu jalur yang sama.

Suatu hari tepatnya hari jumat sore dan besoknya kita libur,  Bu Heni mengajak aku untuk pergi nonton bareng ke bioskop dan sekalian makan malam disebuah restoran. Jam 4 sore setelah pulang kerja kami berdua segera meninggalkan kantor dengan mobil jazz milik Bu Heni untuk  mengantar Bu Heni pulang kerumahnya dulu. Sesampai disebuah komplek perumahan yang cukup sederhana, tampak rumah dengan model minimalis yang terlihat sedikit mewah.

Bu Heni mengajak aku masuk dulu ke dalam rumahnya. Terlihat parabotan-prabotan yang mewah  ada didalam rumahnya tersusun sangat rapi sekali dan juga suasana sepi tanpa ada orang satu pun yang tinggal disana.

“Kok sepi ya Bu, emak anak-anak ngak pada dirumah?”, tanyaku pada Bu Heni.

“Lah emang sepi Andre, soalnya aku disini tinggal sendiri disini dan anak-anak tinggal dibogor, jadi kalau pas libur kerja aku pulang ke Bogor”.

“Ooo…jadi kesepian dong Bu kalau gitu”, godaku ke Bu Heni.

“Ngak sih sekarang kan ada kamu jadi kita bisa ngobrol-ngobrol”, mendengar perkataan itu hati berbicara nobrol-ngobrol diatas ranjang hehehe.

Setelah menunggu Bu Heni mandi dan aku juga mandi dikamar mandi yang ada dibelakang. Malamnya kulihat penampilan Bu Heni terlihat sangat seksi dan anggun dengan kemeja satin berwarna putih dan rok hitam yang sangat longgar dengan pot bagian bawah seatas lutut.

“Astaga Bu, ibu terlihat seksi dan penampilan seperti itu dan terlihat seperti ABG aja”.

“Ah, kamu pakai merayu segala”.

“Bener lho Bu, masak Andre bohong”.

“Ya udah sekarang kita berangkat cari makan”, Mobil Jazz putih milik Bu Heni langsung aku gas menuju ketempat restoran yang sudah dipesan.

Selesai menyantap makan malam disebuah restoran, Bu Heni mengajak aku untuk lanjut nonton keacara midnight show disebuah Bioskop yang ada disebuah Mall dijakarta. kami segera antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu kira-kira 1 jam yang kami habiskan untuk berbicara satu sama lain.

 

 

 

Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks sedikit dan respon beliau sangat antusias sekali. Tepat pukul 19.00, petunjukan film akan segera dimulai dan kami segera masuk ke dalam dan mengarah ke belakang kiri, posisi duduk favorit buat pasangan yang sedang dimabuk cinta.

Pertunjukan belum dimulai aku beranikan diri untuk merangkul Bu Heni sekalian membelai kepalanya dengan membisikkan kata-kata.

“Bu ?”, kataku.

“Apa Andre?”.

“Selama ini apa Ibu tidak kesepian tinggal sendiri dirumah sebagus itu tanpa anak-anak dan pendamping hidup”, sedikit aku buka pembicaraan tentang dirinya.

“Ya kalau kesepian jelas Andre, tapi karena kerjaan kantor yang selalu menumpuk jadi kesepian itu hilang sendiri”.

“Lah kenapa Ibu ngak cari pendamping hidup lagi, apalagi tiga anak-anak ibu pasti butuh sosok ayah”. Kataku.

“Anak-anak sudah tumbuh dewasa dan aku juga sudah mulai menua, mendingan dipikir belakangan saja”.

“Tapi ibu pasti kesepian lho”, sambil kupegang erat gengaman tanganya.

“Kan ada kamu Andre”, sambil kupandang kedua matanya.

Kuberanikan diriku untuk mencium bibirnya dan respon Bu Heni bukan menolak atau menaparku karena sikap kurang ajarku terhadap atasanku ini, sembari aku rangkul tubuhnya.

Film sudah mulai main sedangakan kami berdua saling berciuman antara bibir dan lidah sampai napasnya terasa tersengal-sengal.

“Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.” Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop dan mengajak Bu Heni untuk segera untuk pulang kerumahnya.

Tampak Bu Heni mengikuti apa saja apa perkataanku itu dan langsung kami segera pulang, Sepanjang perjalanan tanganku sambil menyetir mobil dengan satu tangan dengan mahir meremas-remas buah dadanya sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke bagian bawah vagina dengan segera Bu Heni menghalangi tanganku sambil berkata.

“Andre Jangan di sini dong, kamu focus ke depan sambil nyetir”.

Sesampainya dirumahnya mobil langsung kumasukan kedalam garasi dan menguci pagar rumahnya dan Bu Heni langsung segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Begitu semuanya terlihat aman, aku segera masuk kedalam rumah dan menguci Kembali pintu rumahnya. Saat berjalan kedalam rumah aku segera memanggilnya.

“Bu….Heniiii….dimana?”.

“Aku dikamar Andre, masuk aja”, Begitu masuk dalam kamarnya terlihat Bu Heni sedang berdiri didepan cermin  meja rias dan sudah mengganti bajunya dengan baju tidur model daster satin berwarna merah muda yang terlihat sangat seksi.

Kupeluk dari belakang tubuhnya sambil kucium bagian lehernya dengan sangat lembut sambil kuremas-remas buah dadanya yang sudah tidak ada penghalangnya lagi. Kuremas sambil kumainkan kedua putting susunya yang terlihat sangat menonjol menjeplak sangat besar sekali seperti biji buah salak.

“Andreee, kamu kok pintar sekali sih bikin aku merangsang, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal seperti kamu”.

Tanpa menjawab perkataanya lagi, langsung saja kujilati bagian lehernya mulai dari belakang hingga ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya aku buka satu persatu yang baju dan celanaku sendiri yang menempel di badanku hingga aku bugil total.

Batang penisku yang sudah menegang itu kuselipkan dibagian belahan pantatnya masuk kedalam terselip dengan kain satin dasternya yang terasa sangat licin itu dengan posisi berdiri, rupanya Bu Heni sudah tidak memakai celana dalam lagi didalamnya karena kurasakan saat kugesek-gesekan penisku disana aku tidak merasakan ada kain penghalang segitiganya, hanya kurasakan kain satin yang licin mengesek-gesekan penisku.

Kucium dan kujilat bagian kuping dan lehernya sambil terus kuremas-remas kedua buah dadanya sambil terus penisku aku gesek-gesekan dibagian pantatnya hingga menembus bagian bibir vaginanya.

“Ounghhhh….”, aku mendesah kenikmatan saat penisku terus merasakan licinya kain satin daster yang dipakai Bu Heni hingga cairan bening yang keluar dari lubang penisku membasahi kain satin dastrernya.

“Gimana enak Andre, kamu suka ya”,  kataku melihat aku sedikit mendesah.

“Ya Bu….bikin ketagihan”.

Kemudian tubuhku didorong berjalan kebelakang mengarah kesebuah ranjang yang sangat besar dan empuk dengan cepat pelukanku dilepasnya dan aku terjatuh terlentang diatas ranjang dengan sangat rakus dijilatinya langsung penisku yang merah itu dengan mulutnya.

“Ounghhh…..Bu…..enak bangeetttt…..”. Ternyata Bu Heni selama ini yang aku kenal sosok yang sangat alim dan pendiam  rupanya sangat lihai sekali untuk urusan ranjang.

Dalam hitungan menit posisi kami sudah berubah 69 saling menjilat antara vagina dan penis. Bagian vagina Bu Heni yang  merekah, tampak bulu-bulu yang ada disekitar vaginanya sudah bersih dicukur habis. 5 Menit, berlalu mendadak terdengar suara desahan Panjang dan diiringi tubuh yang mengejang-ngejang.

“Andeeeee….anghhhh…..ahhhhh, aku mau keluaarr..”, tubuhnya yang berada diatas dan menidih tubuhku sambil tubuhnya mengejang-ngejang dan vaginanya yang terus kujilat dan kusedot bagian klistorinya sudah basah oleh cairan orgasme yang keluar berupa lendir yang memberitahu kalau Bu Heni sudah mencapai orgasme.

Selang 4 Menit Bu Heni orgasme kemudian aku segera menyusul akan segera muncrat cairan spermaku dan dengan cepat kucabut penisku  dari dalam mulutnya, kemudian kudorong tubuhnya yang berada diatasku dan jatuh terlentang diatas ranjang dan dengan cepat aku segera menidih tubuhnya sambil aku gesek-gesekan penisku diatas perutnya sambil kupeluk menidih tubuhnya.

“Bu, aku mau keluar..”.

“Lho kenapa ngak didalam mulutku saja kan biar nikmat”, kata Bu Heni.

Belum sempat kujawab keburu keluar cairan spemaku “Crot.. crot.. crot..” tubuhku kemudian mengejang-ngejang dan aku mendesah kuat saat cairan spermaku keluar membasahi kain satin daster Bu Heni.

Setelah itu kami pun beristirahat masih posisi aku mendidih tubuh Bu Heni yang terlentang diatas ranjang.

“Kenapa ngak dikeluari didalam mulut sih Andre”, sambil dikomplin sama Bu Heni.

“Ngak papa kok Bu, aku pingin keluarnya dikain satin daster Bu Heni biar lebih nikmat”, kataku.

“Kan lebih nikmat didalam mulut”, tanpa kujawab langsung kucium lagi bibirnya.

Aku terbaring lemas disamping Bu Heni dan kuambil beberapa tissue yang ada disamping ranjang dan kubersihkan cairan spermaku yang menodai kain satin dasternya. Kami berdua istirahat sebentar sambil ngobrol-ngobrol diatas ranjang sambil tangan Bu Heni kembali mengocok-kocok peniksu yang tampak terliahat loyo itu. Tidak lama setelahnya penisku menegang lagi tanpa banyak dikomando lagi Bu Heni segara naik keatas tubuhku dan dituntun segera penisku itu ke dalam lubang vaginanya.

Tanpa pemanasan lagi dengan cara menggosokkan penisku ke lubang vaginanya, perlahan penisku mulai masuk sedikit demi sedikit dan akhirnya Blessss semua batang penisku terbenam masuk kedalam vaginanya dibarengi desahan kecil Bu Heni.

“Unghhhhh……”, didiamkan sebentar penisku yang sudah masuk kedalam dasar rahimnya.

Kedua tangganku segera mengenggam kedua buah dadanya yang masih terhalang kain satin dasternya itu, sesekali ujung putting susunya yang terlihat menjeplak itu aku sedot dan aku gigit sambil kuhisap-hisap. Gerakan demi gerakan penisku yang keluar masuk lubang vaginanya mulai kurasakan sangat nikmat sekali dan terasa masih rapat walaupun sudah mengelurkan 3 orang anak.

Bu Heni mulai bergoyang naik turun diatas tubuhku dengan Gerakan pelan hingga Gerakan mulai dipercepat. Cplak-cpok suara gesekan penisku dengan vaginanya becampur cairan lendir menjadi satu. Tenyata memang benar-benar liar juga Bu Heni untuk urusan yang satu ini, Gerakan memutar-mutar, maju mundur membuat penisku seperti baling-baling. Desahan kami berdua untuk mencari pucak kenikmatan semakin terdengar sangat keras bercampur suara gesekan cairan yang keluar dari dalam vaginanya yang menggesek penisku.

Puncaknya ketika Bu Heni memanggil namaku, “Andreeee.. anghhhh…Andreeee aku… mau keluar..”, Akhirnya tubuhnya Kembali mengejang-ngejang diatas tubuhku yang kedua kalinya dan saat bersamaan itu juga saat Bu heni orgasme sembari mengekang pantatku dan menekannya kuat-kuat penisku masuk lebih dalam vaginanya tak berselang lama aku pun juga merasakan hal yang sama seperti Bu Heni rasakan dan tidak bisa kutahan lagi karena cairan spermaku itu agar segera keluar .

“Bu….Heni….anghhh….ahhh…ahhh  akum au keluar Bu” ucapku.

Karena sudah keburu keluar aku terlambat untuk mencabutnya karena posisi Bu Heni berada diatasku jadi aku hanya pasrah mengeluarkan cairan spermaku didalam vaginanya.

“Ounghhhh, Bu.. kamu hebat..sekali  meskipun sudah punya 3 anak tapi bikin cepat aku keluar”, ucapku sembari memujinya.

“Makasih Ya, Andre…malam ini sudah bikin aku 2 kali orgasme dan sudah lama aku tidak merasakan seperti ini”, sambil masih posisi Bu heni diatas tubuhku dan penisku masih menancap didalam vaginanya kami Kembali berciuman.

“Maaf Bu, aku keluari didalam”, kucium lagi bibirnya.

“Ngak papa Andre, ngak usah takut santai aja” dan kemudian Bu Heni Kembali menciumku dan kami saling berlumatan.

Akhirnya malam itu kuhabiskan untuk mengulangi hingga 3 kali Bersama Bu Heni diatas ranjang kamarnya. Noda keringat dan sperma bercampur menjadi satu diatas ranjang demi mencari puncak kenikmatan. Sejak itulah Kami berpacaran antara atasan dan bawahan tapi belum sampai menjuju kejenjang serius karena masih saling menikmati seks bebas bedua dirumah Bu Heni hingga saat ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar