Nikmatnya Tubuh seroang Janda
Berjilbab beranak satu
Hallo
penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita yang pastinya
sudah ditunggu oleh kalian semua. Cerita kali ini berjudul nikmatnya tubuh
seorang janda berjilbab beranak satu seperti apa ceritanya langsung saja kita
masuk ke bagian ceritanya biar seru dan selamat menikmati.
Sebut
saja Mbak Nana, seperti itulah biasa aku memanggilnya, dia adalah teman
sekantorku dan bersebalahan denganku dan dia seorang janda beranak 1 dan belum
memiliki pasangan hingga sekarang dan usianya kira-kira 4 tahun lebih tua
dariku. Wajahnya sih terlihat biasa saja, tapi walaupun dia janda beranak 1
tapi masih memiliki tubuhnya yang tidak terlalu gemuk dan berkulit putih. Setiap
hari bekerja dikantor dia selalu menggunakan kerudung (jilbab) hampir koleksi
hijabnya rata-rata berkain satin. kain yang sangat mengkilap dan terlihat
anggun, inilah awal ketertarikanku pada sosok dirinya.
Perlu
diketahui setiap melihat sosoknya yang berhijab kain satin aku kadang-kadang selalu
berfantasi saat melakukan onani dirumah selalu merasakan kehangatan tubuhnya
diatas ranjang sedang memakai hijab kain satin.
Apalagi
sebagai seorang janda beranak 1 dan sudah lama tidak dijamak oleh seorang
laki-laki pasti dia sangat kesepian dan butuh kehangatan belaian seorang dari sosok
pria seperti ku saat ini. Setiap hari kuperhatikan dari caranya bicaranya dan
tingkah lakunya tampaknya dia tertarik pada diriku. Hal ini kuketahui saat
dikantor dari pandangannya padaku dan cara dia memperlakukanku, Terkadang ia
memandangiku dan berusaha memegang tanganku bila sedang ngobrol berdua
dengannya.
Sebagai
seorang lelaki normal aku senang sekali diperlakuan seperti itu, apalagi kalau kita
becanda dikantor kami selalu becanda dengan candaan yang sudah diabang wajar dengan
menyentuh-nyentuh bagian yang sesitif. semakin
hari aku dan Nana semakin dekat, dari mulai makan siang bareng hingga saat pulang
dari kantor selalu pulang bareng, kadang saat mengantarnya pulang saat
beboncengan dengan motor, Nana selalu rapat memeluk tubuhku dari belakang,
bahkan setelah mau pamit untuk berpisah pulang kerumah tak jarang kami tak
segan-segan untuk mencium pipi bahkan bibir.
Suatu
hari Mbak Nana tidak masuk kerja karena lagi sakit, kebetulan ada beberapa
surat yang harus ditandatanagi saat itu, dengan terpaksa aku harus menemuinya
karena bersifat urgent dan penting. Pagi itu jam 7 pagi sebelum berangkat kekantoraku
aku menghubungi Nana bahwa aku akan mampir kerumahnya. Singkat cerita aku
meluncur menuju rumahnya.
Sesampai
depan rumahnya alu langsung masuk dan mengetuk pintu rumahnya beberapa kali,
kemudian pintu rumah terbuka dan muncul seorang anak prempuan mengenakan
seragam smp, ternyata ia anak mbak Nana.
“Selamat
pagi Dik, mama ada?”, kataku sambil tersenyum.
“Ada,
om ini om Andre ya?”.
“Iya
dik”.
“Silakhan
masuk om…”, sapanya sambil mempersilahkan aku masuk.
“Ada
om, mama sedang di kamar, sebentar ya aku panggilkan dulu”, jawabnya,
Kemudian
anak itu melangkah menuju kamar mamahnya dan berteriak “maa…., ada tamu tuh
dari kantor…ada om Andre”.
Ku lihat
pintu kamar terbuka dan muncullah sosok Mbak Nana, terlihat wajahnya tampak
berbeda yang biasa memakai hijab dan pakaian tertutup tapi saat itu dia tidak
memakai hijab dengan rambutnya yang Panjang disanggul, tampak raut wajahnya sedikit
sayu. Pagi itu Mbak Nana hanya mengenakan kimono berkain satin warna pink
bermotif bunga-bunga sakura.
“Ma,
aku berangkat sekolah dulu ya…” ujar anaknya sambil mencium tangan mamanya
“Ya…,
hati-hati sayang di jalan, sekalian salam dulu sama om Andre”, Kata Mbak Nana
terhadap anaknya.
Anak
Mbak Nana lalu menghampiriku dan berpamitan sambil mencium tanganku, “Om pamit
dulu ya”.
“Ya…Hati-hari
dijalan”, ujarku singkat.
Lalu
anak Mbak Nana berlalu meninggalkan kami berdua, otakku mulai sedikit kotor
membayangkan tubuh Mbak Nana yang terbungkus kimono satin seperti piyama itu
dan apalagi kebetulan anaknya pergi kesekolah, jadi aku bisa bermesraan dengan
mamanya. namun aku berusaha menahan diri dan berkata
“Gimana
Mbak, udah enakan sekarang? maaf ya aku mengganggu bentar, soalnya mau minta
tanda tangan dan hari ini harus segera diserahkan”.
“Ya..lumayan
deh, tapi masih sedikit pusing, mana berkasnya biar aku tandatangani”, jawab Mbak
Nana sambil berjalan kearahku.
Kami
duduk berhadapan dikursi sofa kamar tamu, kemudian ia mengambil berkas yang aku
sodorkan lalu mulai menandatanganinya. Karena posisi Mbak nana agak menunduk,
maka dengan jelas aku dapat melihat belahan dadanya dari sela-sela belahan kimononya
yang longgar itu dan ternyata pagi itu Mbak Nana sudah tidak memakai bra lagi
didalamnya karena jelas sekali kedua puting buah dadanya tampak menonjol
menjeplak dikain satin kimononya.
Aku
menatapnya tanpa berkedip melihat bentuk putting susunya seperti tonjolan kecil,
ukurannya memang tidak besar tapi bentuknya terlihat masih kencang dan terasa
sangat menantang untuk siap dihisap dan diraba.
“Andre…,
kamu lagi liatin apa?”, ujar Mbak Nana mengagetkan lamunanku.
“Eh
nggak kok, aku sedang memperhatikan tanda tanganmu…kok mbak”, aku sedikit
mengelak.
“Lihat
tanda tangan atau lihat dadaku?” kata nya sambil kemudian tersenyum kepadaku.
“Hehehe…,
lihat itu…kok Mbak, habis pagi-pagi gini sudah disugguhi pemandangan dua buah
gunung kembar yang sudah tidak ada bungkusnya, sayang kalau aku lewatkannya…”,
candaku sambil mencubit tangganya.
“Dasar
laki-laki kalau dikasih lihat dikit jadi penasaran, nih sudah selesai…tanda tanganya”, ujar Mbak Nana
sambil menyodorkan kembali berkas-berkas surat itu kepadaku.
“Ok
Mbak, aku langsung ke kantor dulu ya…” kataku pura-pura memancing untuk segera
berangkat ke kantor sambil memasukan berkas-berkas surat yang sudah
ditandatangani masuk kedalam tas.
“Ngapai
buru-buru Andre, kamu kan baru saja datang…, lagian aku mau minta tolong
sedikit nih boleh ngak”…jawab Mbak Nana sambil bergerak mendekatiku dan
memegang tanganku.
“Bantu
apa nih Mbak”.
“Tolong
Andre bisa pijitin bentar bagian badanku
yang pegal-pegal…dari kemarin sakit dan tiduran dikamar semua jadi sakit
badanku ini. Pijat sebentar aja..ya Andre” pinta Mbak Nana sambil menarik
tanganku dan bergerak menuju kamarnya.
Aku
hanya diam saja dan menurut apa yang perintahkan Mbak nana. Sesampai di kamar bukanya aku disuruh mulai
memijat tubuhnya tapi melainan dengan posisi berdiri Mbak Nana menarik bagian pinggangku
sehingga posisi kami saling berhadap-hadapan dengan jarak yang sangat dekat,
wajahnya berada sangat dekat dengan wajahku lalu kemudian Mbak Nana berkata.
“Andre
aku kangen banget sama kamu, tiap malam aku selalu membayangimu”, kemudian bibirnya tiba tiba mencium bibirku.
“Mbak
kok sama ya”, tangan Mbak Nana langsung memegang bagian belakang kepalaku dan
menariknya seakan menyuruhku untuk terus mengulum bibirnya saat kita sama-sama
bercuiman.
Lidahnya
dan bibir kami sudah saling bermain-main di mulut membuat nafsuku pagi itu
sudah benar-benar naik. Kemudian aku menarik bibirku dan melepas ciumanku, lalu
aku berkata
“Katanya
mau pijit…kok malah ngajak cipokan?” aku Kembali becanda.
“Habis
aku aku kangen banget Andre sama kamu, lagian kita kan jarang-jarang berduaan seperti
ini dan aku butuh sosok laki-laki seperti mu”, ujarnya.
Dengan
masih posisi berdiri saling berhadapan Kemudian kuremas-remas buah dadanya dari
luar kimononya.
“Andre
dari pada tadi kamu ngintip sekarang kamu pegang saja sepuasnya kalau kamu suka?…”
katanya sambil meremas-remas tanganku yang lagi meremas buah dadanya.
Tangan
kananku meremas-remas buah dada kanannya dan mulutku menghisap puting susunya
yang menonjol itu, kucium dan kusedot-sedot ya dengan sangat bernafsu,
sementara tangan kiriku mulai bergerak meremas-remas bongkahan pantatnya.
“Unghhhhh…..sedot
yang kuat Andreee…..aahhhh…”, Mbak Nana sedikit merintih ketika aku menghisap
puting susunya.
Kemudian
tangan Mbak Nana mulai bergerak mencari-cari retsleting celanaku dan membukanya
lalu dengan cepat melepaskan ikat pinggangku hingga celanaku jatuh kelantai. Dengan cepat tanpa dikomondao lagi celana
dalamku sudah ikut terlepas juga, otomatis batang penisku yang sudah tegang itu
langsung menyembul.
Mbak
Nana merubah posisinya menjadi duduk berjongkok
dihadapanku, kemudian kepala penisku dijilat dan dihisapnya dengan rakusnya.
“Anghhhhh….ungggg….Mbakk…..enak
banget sayang”, aku melenguh kenikmatan.
Sambil
berjongkok Mbak Nana terus mengulum dan menghisap-hisap penisku, sambil
tangannya meremas-remas pantatku, aku paham sekali sebagai seorang janda dia sangat
merindukan penisku ini. Jilatan dan hisapannya membuat nafsuku makin tak
terbendung.
Kemudian
aku angkat tubuhnya untuk berdiri dan langsung kurebahkan di atas ranjang
kamarnya dan kulepas celana dalamnya tanpa melepas kimononya, kini kami
bergulat dengan posisi 69, Mbak Nana posisi berada dibawah sedang terus
mengulum dan menghisap penisku, sedangkan aku diatas tubuhnya juga terus kujilati
bibir vaginanya dan klitoris dengan lidahku sambil kusedot-sedot.
“Anghhhh…aahhhh..anghhhh”,
desahan Mba Nana semakin keras ketika kujilati labianya yang sudah amat basah
dan berdenyut-denyut, pantatnya bergelinjang kian kemari.
Kusedot
semakin kuat bagian klistorinya dan lubang vaginanya dan makin kerasnya desahan
Mbak Nana, Tak lama kemudian,
“Aaaahhh….aaghh….oohhhh…
Andreeeee…..”, rupanya Mbak Nana sudah mendapatkan orgasme pertamanya dan
tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat sekali, kurasakan cairan lendirnya
keluar dari lubang vaginanya dan kujilati terus dan terus sehingga tidak ada
yang tersisa.
Begitu
Mbak Nana mulai terkulai lemas posisi ada dibawahku, aku segera berbalik dengan
posisi batang penisku mengarah kelubang vaginanya. Kulihat lubang vaginanya sudah
basah oleh sisa cairan lendir yang baru saja orgasme. Kugesek-gesekan perlahan
kepala peniksu dibibir ujung vaginanya kemudian Mbak Nana sedikit
menggelinjang-gelinjang seolah tak sabar untuk merasakan batang penisku masuk
ke lubang vaginhanya.
“Ayo
dong Andreee….tunggu apa lagi…masukan sekarang jangan digesek-gesek aja”.
Perlahan
kugesek-gesekan dan kumasukan penisku kelubang vaginanya, Blesssss….karena
sudah sangat basah sekali lubang vaginanya tanpa ada hambatan batang penisku
langsung menerobos masuk hingga kedasar rahimnya yang paling dalam.
“Anghhhh….unggggg….Andree…..anghhhh”,
begitu penisku masuk.
Perlahan
mulai aku gerakankan dengan sedikit kupompa keluar masuk batang penisku dilubang
vaginanya dan desahan Mbak Nana mulai
merintih-rintih merasakan kenikmatan yang sekian lama tidak pernah dirasakannya
selama dia menjanda, pantatnya bergoyang-goyang bergerak mengikuti irama
permainan dan tusukan keluar masuk penisku ke dalam vaginanya.
Beberapa
saat kami bercinta dalam posisi missionari ini, vaginanya masih terasa seret
juga walaupun dia sudah memiliki satu anak, namun jepitan lubang vaginanya masih
terasa kuat mencengkram batang penisku yang berukuran sedang, tidak terlalu
besar tetapi juga tidak kecil seperti rata-rata ukuran kemaluan orang
indonesia. bahkan vaginanya terasa dapat
memijit-mijit batang penisku, sehingga penisku
serasa diperas oleh didinding vaginanya.
Kemudian
aku merubah posisi bercinta ini menjadi doggy style, kumasukkan penisku ke
vaginanya dari arah belakang sambil meremas-remas pantatnya. Dalam posisi ini
aku merasakan kenikmatan yang lebih dahsyat, mungkin dikarenakan dalam posisi
ini vagina ratna lebih menjepit batang penisku dibanding posisi missionary. Mbak
Nana terus menggerakan pingulnya kedepan dan kebelakang, buah dadanya
bergantung dan sesekali aku meremas dengan tanganku dari luar kimononya.
“Ooouugghhh….aaahhhh…terus….Andreee….aku
sudah mau keluar….lagi”, desahan dan rintihan Mbak Nana semakin menjadi membuat
aku semakin bernafsu dan mempercepat irama kocokanku…keluar masuk penisku ke
vaginanya.
”Cplak
celok…plok…plok…” suara selangkanganku yang beradu dengan pantatnya seiring
gerakan pompaanku yang terus bergerak maju mundur.
“Anghhh….aaaahhh…enak
sekali Mbak, punyamu bikin ketagihan”, aku mulai meracau merasakan sesuatu yang terasa
ada menjalar seolah akan meledak di ujung kepala penisku.
Kemudian
dengan cepat kurubah lagi posisiku,
kubalikan lagi tubuhnya terlentang dibawah dan aku diatas dengan posisi
missionary, kedua kakinya mulai menyilang diatas tubuhku seakan-akan tidak
boleh terlepas penisku didalam vaginanya, dalam posisi ini vaginanya terasa
sangat rapet sekali, tanganku meremas-remas kedua buah dadanya yang masih
terhalang kain satin kimononya, bibirku mengulum bibirnya dan menyedot-nyedot
lidahnya…, tusukanku semakin kupercepat dan rasanya ujung kepala penisku
kutekan hingga mentok di dasar rahimnya,
Desahan
Mbak Nana semakin tidak henti-hentinya terus mendesah kenikmatan merasakan
gesekan batang penisku yang bergerak keluar masuk lubang vaginanya.
“Anghhh….ahhhh…aaahhhh….aahhh….Andreee….sayang….aku
sedikit lagi mau keluar…lagiiii”, Mbak Nana semaikin kuat menyilankan kedua
kakinya menjepit tubuhku serta menggoyang pantat dan pinggulnya berlawanan
dengan gerakan tusukan batang penisku didalam vaginanya. Dan beberapa saat
kemudian aku juga merasa cairan spermaku sudah akan segera keluar dan sudah tidak
dapat ku tahan lagi menahan lahar yang akan kusemburkan kedalam vaginanya.
Crottt…crottt…crottt,
cairan spermaku keluar sangat banyak sekali didalam vaginanya dan seluruh
tubuhku teras mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar dari lubang
penisku.
“Ounggghhhh…oooohhhh…anghhh….aku
keluar Mbak…anghhh….aahhhhh…”, batang penisku ditancapkan lebih dalam lagi oleh
Mbak Nana dengan kedua kakinya yang menyilang ditubuhku.
Saat
aku orgasme Mbak Nana pun merintih merasakan kenikmatan yang kedua kalinya merasakan
orgasme. Tumpahan lahar cairan spermaku membanjiri didasar rahimnya hingga
meleleh keluar jatuh diatas kain sperai ranjangnya.
“Andreee…anghhhh…nikmat
sekali rasanya….Andre..”, Akupun segera memeluknya erat-erat dan tak merubah
posisiku untuk beberapa saat.
Batang
penisku masih tertancap didalam vaginanya dan berkedutan melepas sisa-sisa cairan
spermaku dari dalam penisku, setelah beberapa saat akupun melepaskan pelukanku
dan berbaring disisinya.
“Makasih
ya…Andre….aku benar-benar puas hari ini, udah lama aku tidak merasakan
permainan seperti ini”, bisik Mbak Nana perlahan ditelingaku.
Kemudian
ia memelukku dari samping dan kepalanya bersandar di dadaku…, kamipun terdiam
sesaat…seolah terhanyut oleh lamunan kami masing-masing. Jujur saat ini aku sangat
puas bisa melakukan hubungan seks dengan Mbak Nana janda beranak satu ini. Dan sejak
itulah kami jadian menjadi sepasang kekasih demi mencari kepuasan diatas
ranjang.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar