Selasa, 02 April 2019

CERITA SEKS


Kenikmatan Tubuh Tante Heni

Di depan rumahku ada seorang ibu muda yang sebenarnya tidak cantik tapi memiliki tubuh yang langsing. Dia sudah bersuami dan mempunyai 3 anak. Suaminya seorang pelaut jadi jarang berada dirumah.sebut saja namanya Tante Heni yang usainaya 40-42 tahun tapi wajah dan bodinya masih seperti wanita muda.
Tante Heni bekerja disebuh bank swasta dibagian Cs, setiap hari kami selalu bareng bersamaan berangkat kerja dengan mobilku karena kebetulan jarak antara kantorku dengan tempatnya bekerja tidak terlalu jauh. Jadi kita selalu bareng, Sehingga aku pun menjadi akrab dengannya.


Sabtu sore sepulang aku dari kantor, didalam mobilku ternyata ada barang milik Tante Heni tertinggal berupa kartu ATM. Malamnya setelah aku selesai mandi Atm milik Tante Heni kuantarkan kerumah. Kuketuk pintu rumahnya beberapa kali sampai menunggu di depan rumahnya hampir lima menit lamanaya. Kulihat rumahnya sepi, biasanya ketiga anaknya terdengar bermain tapi mobilnya tante Heni ada di garasi, gumamku dalam hati.
Keketuk kembali yang kedua kalinya Tak lama kemudian pintu dibuka oleh Tante Heni. Ternyata Tante Heni baru saja selesai mandi karena rambutnya masih basah dan masih terlilit handuk ditubuhnya.

“Maaf Tante menggangu ini saya mau kembalikan kartu Atm jatuh didalam mobil Andre”.
“Oh, makasih ya Andre, masuk dulu Andre”.

“Ngak usah Tan, Andre langsung pulang”.

“Ngapai pulang disini dulu kita ngobrol-ngobrol”, tawaran Tante Heni aku terima.

Begitu aku duduk termenung sendirian diruang tamu sambil menunggu Tante Heni ganti baju dikamarnya dan tak lama kemudian Tante heni sudah keluar membawakan secangkir kopi panas dari ruang dapur. Begitu melihat Tante Heni membawakan minum untuku,  kedua mataku tak berkedip sedikitpiun melihat Tante Heni hanya menggenakan baju tidur berupa daster satin berwarna merah muda yang sangat seksi.

Malam itu gairahku langsung naik dengan sekejab melihat Tante Heni berpenampilan seperti itu, biasanya aku hanya melihat penampilan diluar yang sangat sopan dan rapi.

“Buset padat juga tubuhnya Tante Heni,  apalagi puting susunya itu pingin rasanya aku hisap” kataku dalam hati.
“Andre kelamaan ya nunggunya”. Aku masih tetap terpaku melihat tubuhnya yang indah dan padat berisi yang hanya terbalut baju tidur satin yang sangat seksi itu.

“Andre, lihat apa’an sih kok jadi bengong?”.


“Eh anu…….Te... lihat….. susu eh salah...lihat paha….maaf...Tan, Andre hanya terpana melihat Tante berpakaian seperti itu”, jawabku kebingungan dan gugup.

“Maaf...ya Andre Tante kalau dirumah hanya berpakai seperti ini karena Tante suka”.

“Oh....”.

“Kamu ngak suka ya?”.

“Ya suka sih mana ada seorang laki-laki melihat Tante seperti itu tidak suka tapi untungnya hanya ada aku saja disini coba kalau orang lain Tante bisa diperkosa lho”.

“Kalau yang memperkosa Andre Tante pasrah”, Buset mendengar bicaranya seperti itu aku menjadi terangsang untuk segera memeluk tubuhnya.

Akhrinya kita berdua ngobrol berdua saling berdekatan, semakin lama semakin malam obrolan kita semakin mengarah kearah yang berbau seks karena Tante Henilah yang awalnya curhat kalau selama ini dia kesepian butuh kehangatan. Awalnya kita saling berpandangan dan akhirnya kami berdua saling berpelukan dan saling berciuman dengan beradu lidah dan bibir.

Kuremas-remas buah dadanya, ternyata Tante Heni tidak memakai Bra, puting susunya yang terlihat menonjol itu langsung kusedot-sedot secara bergantian sambil kuremas-remas.


“Oh...anghhh....Andre...sedot terus yang kuat disitu”, desahan Tante Heni yang semakin bernafsu.
Kedua tanggan Tante Heni dengan sangat terampil membuka resleting celanaku dan langsung menarik celana pendeku dan celana dalamku hingga bagian bawah tubuhku sudah bugil. Penisku yang sudah tegang itu langsung dikocok-kocoknya.

“Oh....Tante nikmat banget....anghhh”.

Tubuh Tante Heni langsung kubaringkan dikursi sofa sambil kutarik celana dalamnya. Penisku yang sudah tegang itu langsung kugesek-gesekan dibibir vaginanya.

“Andre jangan disini sayang...ayo pindah kedalam kamar saja”, kamipun segera pindah kedalam kamar. Setelah ku masuk di kamarnya, Tante Heni langsung naik keatas ranjang dengan posisi terlentang.

Aku segera naik keatas tubuh Tante Heni dengan membuka bajuku. Kedua tanganku langsung meremas-remas kedua buah dadanya dan kepalaku menciumi dan mejilati puting susunya yang masih terhalang dasternya dengan birahi yang sudah meninggi.

“Oouugghh… oouugghh…. sedot terus Andreeee…. oouugghh.. digigit dong sayang !!!”, Tante Heni rupanya sudah terlelap dalam birahinya juga. Matanya merem melek menikmati puting susunya yang sedang kunikmati.
Kami berganti posisi 69 dengan nafsu yang bergelora, penisku langsung dilumat-lumatnya, disedotnya sampai gemetar tubuhku dibuatnya. Aku bergelinjangan menahan kenikmatan. Vaginanya yang sudah mengeluarkan 3 orang anak itu langsung jilat dan sedot dengan lidahku. Tante Heni bergelinjangan, mendesah-desah karena kujilati lubang vaginanya. Kumain-mainkan ‘kacang’-nya dengan lidahku dan kadang-kadang kutusuk lobang vaginanya. Tubuhnya kita sama-sama semakin kehilangan kendali karena kenikmatan posisi 69.

“Andre.... tante sudah tidak kuat nih, masukin dong penismu sekarang!”, tanpa lama-lama lagi kurebahkan kembali tubuh Tante Heni terlentang dan kuarahkan masuk penisku kedalam lubang vaginanya.

Bleeesss……dengan sekali dorong dengan mudah penisku langsung masuk terbenam kedalam vaginanya, kusodok-sodok dengan keras membuat Tante Heni mengimbanginya dengan goyangan pinggul dan pantatnya. Kedua kakinya menjepit tubuhku yang seakan-akan tidak boleh dilepas penisku yang berada didalam vaginanya. Permainanku hampir 15 menit diatas ranjang dan membuat tubuh Tante Heni mengejang-gejang saat merasakan orgasme. Desahan yang panjang dan gerak tubuhnya yang semakin menjepit tubuhku membuat akupun segera mau keluar.

“Tante, Andre...udah mau keluar… uuuhhhh… oooohhh…. uuuuhhh….”.

“Keluari saja didalam Andreee....anghhhhh”.


“Tahan Andreee… yeaah… ooouuuh… ”, Goyangan pantat memutar Tante Heni semakin liar yang membuat diriku semakin tidak tahan lagi, yang akhirnya… crrooott…. crrooottt….cairan spermaku membanjiri semua isi dalam vaginanya.

“Oouugghh….. ooouuuhhh… yeaahh.. yeaahh… uuhh…, makasih ya  Andre, aku sudah lama tidak merasakan seperti ini lagi semenjak suami Tante berlayar”.



‘Ya, Tan...aku juga malam ini sangat puas dengan Tante”.

 “Besok temenin tante lagi, ya Andre!”, desah Tante Heni dengan tubuh lemas dan masih terbalut dasternya yang penuh noda bekas noda sperma dan keringat sambil kita masih sama-sama berpelukan diatas ranjang.
Malam itu aku begulat hingga dua kali diatas ranjang dengan Tante Heni.

TAMAT



CERITA SEKS


Cerita Sex Anak Kost Belakang

Perkenalakan Namaku Andi dan sekarang aktivitasku sebagai mahasiswa dikota Yogya, aku berasal dari  jakarta, Di jogja aku tinggal disebuah kost dekat dengan kampus dan rata-rata rumah disini memang dijadikan kos-kosan, baik untuk putri maupun putra.


Tempat Kosanku dibagi menjadi dua bagiab depan untuk putra dan dibagian belakang untuk putri,  di belakang ada kos putri sekarang dihuni 6 orang. Yang akan aku ceritakan disini adalah pengalamanku menikmati permainan seks dengan penghuni kos putri yang bernama Maya.

Singkat cerita aku dengan penghuni kos putri yang lainnya memang sudah kenal dan lumayan akrab,  jadi kalau ada yang perlu bantuan tinggal bilang saja. Aku sering sekali main ke kosan putri itu untuk sekedar ngobrol-ngobrol saja diruang tamunya, itupun kalau dikosanku lagi sepi, maklum saja aku sendiri yang angkatan tua yang nyaris gak ada kerjaan, sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya.Saking seringnya aku main ke kosan belakang, ke-6 cewek penghuninya sudah sangat terbiasa dengan kehadiranku disana, dan ada satu orang cewek bernama Maya yang akrab sekali denganku Karena kami sering ngobrol dan curhat bareng.

Maya bukan asli Yogya melainkan dia anak luar jawa yang berasal dari Lombok. Menjelang libur lebaran idul fitri aku sengaja tidak pulang kejakarta karena ingin sekali merasakan susana lebaran dikota yogya. Saat aku tinggal sendiri dikos karena yang lain sudah pulang ke daerahnya masing-masing, aku sempatkan diriku untuk main kebelakang kos putri apa masih ada orang yang tidak pulang selain aku disini. Ternyata disaat aku berjalan mengegelilingi kos putri ada salah satu kamar yang masih ada penghuninya.

Begitu aku cek kekemarnya ternyata Maya yang lagi asyik didepan komputer, saat aku datang kekemarnya Maya hanya memakai daster satin berwarna putih motif bunga-bunga tipis selutut, Kamarnya yang terbuka pintunya, kupikir dia lagi mengerjakan tugas.

“lagi ngapain, May, sorry gangu tanpa ketuk pintu dulu” tanyaku didepan pintu.

“Eh Mas Andi, lagi suntuk nih, lagi nonton film aja”.

“Lho kenapa kamu ngak pulang ke Lombok May besok kan sudah lebaran”, tanyaku kembali.


“Aku lagi ingin merasakan dua hari disini rasanya seperti apa lebaran diyogya, lah kamu sendiri kenapa ngak pulang ke jakarta”.

“Jawabanya sama seperti kamu May pingin merasakan susasan di Yogya”.

Kuperhatikan  Maya sambil duduk dikursi posisi kakinya bersila dan sempat kuperhatikan  pahanya, akupun sempat juga terpana melihat bentuk puting susunya yang menonjol dari luar kain satin dasternya itu. Ternyata Maya tidak memakai Bra, sampai akhirnya dia sadar dan sambil menutup pahanya kembali.

“hayo Lihat apa Andi kamu?”“eh ngga, ga liat apa-apa” jawabku gelagapan

“Jujur saja, pasti nafsu ya lihat aku seperti ini, dasar cowok” dia bilang

“Lho  jangan cowo aja donk yang salah, yang bikin nafsu kan kamunya yang seperti itu” kataku membela diri.

“Dasar cowok”.

“May lagi nonton apa dikomputer tadi?”.

“Nonton film”.

“Film apa ya kok jadi penasaran?”.

“Film semi ada adegan seksnya”.

“Boleh dong aku nonton barang”.

“iihh ga mau ah, nanti malah mas Andi pengen, bisa diperkosa aku”

“Ga bakalan atuh sampe kaya gitu, ya sudah aku balik saja kekamar kalau ngak boleh”, jawabku.

“Iya deh, jangan marah ya,  temani Maya nonton bareng” pintanya.

Pintu kamar Maya kututup dan Kamipun nonton barang,  aku duduk berada disebelah kirinya, dan dia duduk sambil memegang bantal. Kami tak ada bicara saat film itu dimulai. Baru beberapa menit menonton, aku mulai horny melihat adegan seks difilm itu karena baru kali ini aku nonton film semi  sama cewek yang bukan pacarku, kontan saja akupun agak-agak salah tingkah berganti-ganti posisi duduk demi menutupi kontolku yang sudah berdiri tegang. Tak berapa lama sepertinya diapun mulai merasakan hal yang sama, nafasnya mulai tak teratur dan agak berat seperti ada yang ditahan, duduknya pun mulai berganti posisi dan sekarang bersila sambil memeluk bantalnya itu.


Seandainya aku yang jadi bantalnya, Oh....betapa nikmatnya. Akhirnya aku memberanikan diri bertanya“kenapa, May? hayoo”.

“Apaan sih, ga kenapa-napa ko, mas Andi yang kenapa dari tadi gerak-gerak terus?” dia merengut

“Ya, namanya juga nonton film semi yang ada adegan seksnya May, apalagi nontonnya sama kamu dengan pakaian seperti itu lagi” kubilang jujur kepadanya.

“Emangnya kenapa apa salah”.

Aku berkata jujur sama Maya“ya, jadi kepengen lah jadinya”

“Tuh..kan bener yang aku bilang tadi” Dia melanjutkan
“ Mas Andi suka ya begituan ya?”, aku jawab asal.

“Ya sukalah May, soalnya enak sih rasanya”.

“Jangan-jangan kamu juga udah pernah lagi?” langsung blak-balakn.

“iihhh, apaan sih”.

“Udah ngaku ajah, udah pernah kan?kalo udah juga ga papa, kan hanya ada aku dan kamu aja, hehe”.

“Ah...ngak tau ah”, Maya malu tampaknya, kemudian dia mengalihkan dan bertanya

“Mas Andi kalau begituan suka jilatin kaya gitu mas seperti difilm itu ngak” sambil menunjuk adegan cowok lagi jilatin vagina ceweknya.

“Iya, suka, di oral juga suka, kenapa? Pengen ya hehehe”

“Ihhhh orang cuma nanya” jawabnya malu-malu

“kamu emangnya belom pernah di oral kaya gitu ya?”.

“Belum lah,aku sebenernya pernah ML 3 kali, sama cowokku tapi ngak pernah tuh ngejilatin seperti itu, aku aku hanya disuruh isepin kontolnya saja“, akhirnya dia ngaku juga
“ wahh keenakan cowokmu donk, diisep terus kontolnya ma kamu, dah jago dunk, jadi pengen, hehe”


“wuuu sana sama pacarmu sana” katanya

“Aku udah putus sekarang sama pacarku dia selingkuh lagi semenjak kita jauh” jawabku.
“Duh kasian dong”.

“Lah kamu sendiri cowokmu orang mana May”.

“Kok Nasibku sama seperti kamu ya”. Aku langsung bergeser merapatkan diri disamping Maya dan menbisikan ketelinganya.

“May, kalau boleh aku mau jilatin vagina kamu seperti film itu?” aku langsung aja abis udah ga tahan.

Maya haya diam saja, aku cium pipinya diapun menghadapkan mukanya kearahku, aku dekatkan bibirku ke bibirnya dan kamipun berciuman dengan sangat bernafsu. Tangan kiriku mulai meraba buah dadanya, tenyata , Maya tidak memakai Bra, diapun melenguh.
“Mmmh” sambil tetap berciuman.

“May, sebenarnya udah lama aku pingin ngerasain ngentot sama kamu” kataku.

“Aku juga mas, aku kan sering mancing mas Andi seperti ini, tapi mas Andi kayanya ga pernah respon”, dia bilang.

“kenapa pakai  mancing-mancing segala May, kan tinggal ajak aja aku pasti mau”.

“Aku kira Mas udah punya pacar, jadi mana mungkin mau sama aku” katanya manja sambil menggelayutkan tangannya dileherku

“berarti boleh dong vaginanya aku jilat” sambil kuturunkan tanganku ke vaginanya yang masih terbalut celana dalam.

“Belum diijinkan saja tangannya udah beranu pegang naginaku” sambil tersenyum kemudian menciumiku.

Aku langsung melumat bibirnya sambil mengangkat dasternya hingga tanganku dan vaginanya hanya dibatasi celana dalam tipis saja. Maya sudah mulai memasukkan tangannya kedalam celana pendek boxer dan celana dalamku sampai menyentuh kontolku dan kemudian mengelusnya lembut

“mmmhhh May sayang” lalu melepaskan celana dalamnya hingga jatuh kelantai.
“kamu seksi May seperti ini aku sangat suka dengan kain satin dastermu bikin aku ngak kuat melihatnya”, dia tersemnyum mendengarnya.

“Mas Andi kontolnya gede banget, Maya suka banget, sini Maya isep ya?”

“Iya sayang, aku juga ga sabar pingin vagina kamu”.

Akupun berdiri, Maya memelorotkan celana sekaligus celana dalamku sampai kontolku seperti melompat kedepan mukanya saking tegangnya, Maya sedikit kaget saat melihat kontolku yang panjang.

“Mas, besar sekali, pacarku saja tidak sebesar ini”, Saat dia sudah membuka mulutnya ingin melahap kontolku, aku langsung menariknya hingga berdiri

“sebentar sayang, dah ga sabaran pengen isep ya?” Maya mengangguk manyun
“kita 69 saja yuk sayang biar sama-sama nikmat”.

“May vagina kamu bersih sayang”

“Baru kemarin aku cukur mas, abis suka gatel kalo ada bulunya, mas suka ngga?”
“suka banget sayang” sambil kuciumi vaginanya.

Maya naik keatas ranjangnya dengan posisi telentang mengundangku, akupun naik dan memposisikan kontolku berhadapan dengan mukanya lalu mukaku didepan vaginaku.
Aku mulai menjilati vaginanya  dengan lembut tanpa membuka dasternya , Mayapun tanpa ragu memasukkan kontolku ke mulutnya dan mengocoknya perlahan.


“Oughhh, mmmhhh Maya sayang” vagina Maya terasa sangat legit aku menjilati klitorisnya yang kemerahan.

“Anghhhh...ahhhhh”, Maya mendesah.

Sekitar 5 menit kami di posisi ini, kami sudah sama-sama tidak tahan, aku mengubah posisiku berada di atas tubuh telentang Maya dan mengarahkan kontolku ke vaginanya. Vaginanya sudah agak basah setelah oral tadi, aku menggesek-gesekkan kontolku sesaat.

“Ohhhh Mas...., masukin sekarang masku sayang, Maya udah ngak tahan lagi ahhhhh”.
Aku senang mendengarnya memohon minta di entot. Aku menekankan kontolku perlahan, baru kepalanya yang masuk, agak sulit, aku hentakkan sedikit, Maya menggigit bibirnya, dan akhirnya kontolku berhasil memasuki lubang senggamanya, sempit dan seret rasanya membuatku merasakan kenikmatan saat aku awal bercinta dengan pacarku, namun ini terasa lebih mungkin karena lebih menantang. Aku memompa vaginanya perlahan-lahan, Maya mengikuti gerakanku dengan menggerakkan pinggulnya mengarahkan vaginanya. Aku genjot terus sambil kupeluk Maya dan menciumi bibirnya yang merah basah.

“Anghhhh….sayang enak banget sayang, vagina kamu sempit banget, kontolku kaya dipijet-pijet”,

“he emh mas, oughhh terus mas, masukin terus mas, biar Maya jepit kontolnya, ahhhhh”, bicaranya terengah-engah

Aku menggenjot terus sampai akhirnya kontolku amblas didalam dasar rahimnya. Aku semakin cepat memompa liang senggamanya.

“Ahhh...ohhhh, mas Andii....ohh...entot aku ohh..enak banget mas Andi, Maya pingin oohhhhh dientot mas terus seperti ini, ayo ooougghhh”, Maya sudah tak karuan omongannya saking menikmatinya.

15 menitan kami bercinta dalam posisi tersebut dan aku memintanya nungging untuk posisi doggy, Maya menurut saja, aku masukkan kontolku kevaginanya lagi dan sekarang sudah agak lancar walaupun masih terasa sempitnya seperti memeras dan menyedot kontolku masuk. Aku memegang pantatnya yang mulus bersih sambil aku pompa tak terlalu cepat, Mayapun memaju mundurkan vaginanya hingga seperti akan menelan kontolku seluruhnya dan sangat nikmat rasanya. Aku mempercepat genjotanku vaginanya, Maya sedikit berteriak kenikmatan

“Auuhh mas....., mmmhh terus mas, enak ahhh…kontol mas…oohhh sayang”.

Nafasku semakin memburu dan bernafsu mendengar ocehannya itu membuat genjotanku menjadi sangat cepat dan saat itu juga tubuh Maya mengejang-gejang, rupanya Maya orgasme. Kedua tangan meremas-remas kain sperai tempat tidurnya. Tak lama lagi cairan spermaku juga akan segera muncrat.

“Mayaaa....., aku mau keluar, dikuelarkan dimana sayang…ah ah oughh”.

“Didalem…saja sayang auuhhh ga papa, biar sama-sama nikmat mmmhhh”, Genjotanku semakin cepat sekali karena spermaku sudah tak tertahankan lagi mau keluar.

Crot....crott...crottttt....anghhhhhhh aku keluar sayanggg......, Aku muntahkan cairan spermaku didalam lubang vaginanya.

Tubuhnya langsung kubalik terlentang diatas ranjang dengan kontol masih tetap tertancap didalam vaginanya, aku memeluk dan menciumnya sekuat tenaga hingga detik-detik kenikmatanku habis.

“kamu hebat sayang, vagina kamu hebat jepitannya”.

“Mas Andi  juga”, kami saling berlumatan diatas ranjang sambil berpelukan.

Setelah berisitirahat sebentar diatas ranjang, Maya langsung bangun pergi kekamar  mandi untuk membersihkan vaginanya. Setelah selesai membersihkan vaginanya, Maya kembali lagi keatas ranjang diaman aku masih diatas ranjang dengan posisi tubuh bugil.

Hari itu kita lakukan hingga dua kali dikamar Maya sampai detik-detik suara takbir diluar bergema, noda seperma dan keringan menjadi satu diatas kain sperai ranjang milik Maya. Setelah puas kita bareng-bareng mandi dan memakai kembali pakaian kami da kita keluar bareng melihat susana malam takbir dikota Yogya, saat itu dia bilang kepadaku

“Makasih ya mas, udah ngasih kepuasan buat aku, enak banget ngentot sama kamu mas”

“sama-sama sayang, besok habis kita shalat Id kita ulangi lagi ya Maya?”

“Siap sayang. Muachh” jawabnya sambil menciumku.

Selesai shalat Id selesai susana Kos-kosan kami benar-benar sepi apalagi pemiliknya menitipkan kos-kosanya kepadaku untuk 2 hari kedepan karena dia pulang kampung. Susana Kos seperti milik kita berdua. Setelah aku mengganti pakaian hanya memekai celana pendek tanpa celana dalam dan kaos, aku segera ke kamar Maya.

Sesampai didepan pintu kamarnya ternyata Maya sudah menyambutku dengan pakaian daster satin berwarna merah mudah tanpa memakai celana dalam dan Bra. Tubuhnya yang berada dihadapnku langsung saja ku peluk sambil kucium bibirnya. Celana pendek dan kaosku langsung kubuka didepan pintu kamarnya. Tubuh bugilku langsung melahap tubuh Maya. Kusenderkan tubuhnya dipintu sambil kupeluk dan meramas-remas buah dadanya sambil kugesek-gesekan kontolku dikain satin dasternya.

“Oh....Maya...kain satin dastermu sungguh nikmat sekali”, mendengar seperti itu Maya langsung mengocok-ngocok kontolku dengan kain satin dasternya.

Singakat cerita hari itu kami lakukan hingga tiga kali, satu kali diluar kamar dan dua kali diranjang kamarnya. Hari yang benar-benar bebas aku melakukan  seks. kesempatan selanjutnya kamipun melakukannya lagi diluar kos dihotel demi memuaskan nafsu kami.

Sekian

CERITA SEKS SELINGKUH


Kenangan seks bersama sepupu Istriku

Cerita ini bermula setahun yang lalu, dimana aku harus jaga rumah, karena anak dan istriku sedang berkunjung ke saudaranya selama lebih dari seminggu.
Sore itu sekitar jam lima sore, teleponku berdering, aku angkat terdengar suara lembut seorang wanita namun dengan background yang lumayan ramai.


“Halo, Rina ada”, suara yang sepertinya aku kenal, namun sungguh aku lupa siapa dia, yang lebih membuat aku bertanya-tanya, dia mencari istriku (Rina).

“Rina sedang ke Jakarta, ada yang bisa saya bantu ?”.

“Lho, ini Anto ya....aku Heni, Tok aku sedang di terminal Bis, boleh aku mampir ke rumah sebentar?”. Belum sempat aku menjawab permintaannya, telepon sudah ditutup, dan aku sendiri masih bertanya-tanya, siapa Heni itu?.

Selang satu jam kemudian, ada sebuah taxi yang berhenti didepan rumah, aku melihat dari arah dalam jendela rumah, seorang wanita muda keluar serta menenteng sebuah tas traveler yang lumayan besar. Dibawah keremangan sinar lampu jalan, aku mulai bisa melihat wajahnya. Ya ampun ternyata dia adalah Mbak Heni, kakak sepupuku. Meskipun dia kupanggil “kakak” tapi dia sepuluh tahun muda dari aku, dia anak budeku, kakak dari ibuku. Tersentak aku dari kekagetanku, manakala dia berusaha membuka pintu pagar, akupun berlari menyambutnya, menenteng tasnya yang ternyata lumayan berat. Kupersilahkan dia untuk istirahat sebentar di ruang tamu, dan kuletakkan traveler bag-nya di kamar depan, yang memang biasanya selalu kosong itu.

Aku bergegas menemui mbak Heni dan mengajaknya ngobrol sebentar.
“Mbak Maya mau kemana?”

“Aku mau ke Bali Tok, tempat kerjaku pindah kesana”

Kenangan Masa lalupun dengan Mbak Maya muncul, tatkala aku menatap wajahnya. Sungguh ia belum berbeda ketika aku ketemu dia tiga tahun yang lalu, ketika aku masih bujangan.

Waktu itu, aku berkunjung kerumahnya, selama seminggu aku tinggal dirumahnya yang besar, yang dihuni Bude, mas Andre dan mbak Heni. Aku sendiri seperti menaruh perhatian khusus kepadanya. Aku tidak tahu ini perasaan sayang atau hanya sekedar suka saja. Waktu itu status mbak Heni seorang janda tidak memiliki anak. Selama aku tinggal disana mbak Heni selalu mengodaku dengan pakaian-pakaian seksi terutama pakaian tidurnya.

Akhirnya akupun jatuh kepermainan terlarangku dengan mbak Heni diatas ranjang kamarnya setiap ada kesempatan. Setiap kali aku menikmati tubuhnya mbak Heni selalu memakai pakaian tidur model daster pendek berkain satin berwarna merah muda. Daster itulah yang selalu kukenang sampai sekarang bila melihat mbak Heni.

Sejak mbak Heni pindah kerja dan sibuk dengan pekerjaanya dan akupun juga sibuk dengan kerjanku dan hampir selama tiga tahun kami berpisah tanpa kabar. Tiga tahun setelah itu, aku menikah dengan teman seprofesi, setelah menikmati masa pacaran yang benar-benar bersih selama dua tahun. Akupun tidak lupa waktu itu untuk mengundang hadir diacara pernikahanku.

Menurut buku tamu kulihat dia hadir, namun sama sekali aku tidak melihatnya wajahnya. Tapi ada sebuah kado yang setelah kubuka tanpa sepengetahuan istriku yang berisikan daster satin berwarna merah muda (pink), dengan sepucuk tulisan mbak Heni bertulisan.

“Dear Anton, semoga kamu bahagia dan ini aku hadiahkan buat kamu agar kamu tidak lupa denganku saat kita sama-sama merindukanya diatas ranjang” dariku Heni.

Tiba-tiba bunyi teko pemanas air, menyadarkanku dari kenangan yang manis tersebut dengan mbak Heni.

“Mbak, aku rebusin air untuk mbak Maya mandi, ayo sekarang mandi dulu, biar seger”. Ia tersenyum mengangguk. Aku berusaha sebaik mungkin untuk melayani dia supaya tinggal nyaman untuk sementara di rumahku.

“Ngomong-ngomong, mbak Heni kok tahu nomer teleponku ?” tanyaku sambil menuang air panas ke bath tub.

“Iya, aku nanya dulu ke tante Palupi (ibuku), soalnya dari sini khan deket ke Airport”.

Rumahku memang deket sekali dengan airport, tempat transit dia untuk menuju ke Bali, karena dari kota asalnya tidak ada flight langsung ke Denpasar.
Sebelum mandi aku ambilkan kado kenangan yang sempat diberikan saat aku nikah yaitu daster satin itu.

“Mbak kalau tidak keberatan aku ingin sekali mbak pakai sehabis mandi”, dia tersenyum saat aku memberikanya daster itu.

Sehabis mandi tampak tubuhnya sudah mengenakan daster yang kuberikan kepadanya. Bentuk puting susunya itu benar-benar membikin aku ingin sekali menyedotnya. Rupanya mbak Heni tidak memakai Bra dan celana dalam lagi didalamnya hanya balutan kain satin dasternya yang menutupi tubuh bugilnya.
Tiba-tiba aku jadi terangsang hebat melihatnya dan kenangan itu mucul kembali dihadapanku dan akupun langsung mengecup bibirnya sambil mengatakan.


“Mbak, aku tidak bisa melupakan kamu, apalagi daster itu masih ada bekas spermaku yang sengaja mbak keringkan disitu”.

“Anton, mbak juga sudah lama aku pingin ketemu kamu tapi Mbak tidak berani karena kamu sudah menikah”. Mbak Heni mengecup bibirku lembut dengan memainkan lidahku.

Tubuhnya langsung kuangkat masuk kedalam kamarku dan kuturunkan dipinggir ranjang, kedua kakinya langsung kubuka lebar, tampak jelas sekali vaginanya tanpa ada bulu kemaluanya. Lidahku mulai menjilat ujung Kelentit-nya, seperti nya Mbak Heni tidak kuasa lagi saat merasakan lidahku bermain disana. Aku langsung menghisapnya penuh nafsu.

”Anghhh...Antonnnn....oohh”, mulutnya mulai meracau.

Kadang aku gigit ringan bibir vaginanya karena gemas. Lidahku bergerak liar menggelitik lobang vaginanya, kuhisap kuusap cairannya yang mulai membasahi vaginanya.

”Terus Antonnnn, teerrrrruuuussssss . . . . . aaaahhhhhhh”, pinggulnya bergetar hebat, mbak Heni sudah pada klimaksnya yang pertama.

“Anton, buka punyamu sekarang“. Akupun mulai melepas risleting levi’sku.
Kuloloskan semua celana dan bajuku dan kontolku langsung tegak untuk siap disantap, rasa berdenyut-denyut di helm kontolku semakin menyiksa, namun aku belum berani melanjutkan lebih jauh.

Aku tak tahan lagi melihat puting susunya yang menembus kain satin dasternya. segera kuhisap putingnya yang masih terhalang kain satin dastenya itu, mbak Heni membusungkan dadanya untuk memudahkanku berbuat semaksimal mungkin.

Secara tidak sengaja ujung kontolku bergesekkan dengan kain satin dasternya, membuatku semakin gila menghisap buah dadanya. Mbak Heni hanya bisa terpejam rapat-rapat merasakan serangan-seranganku.
“Antonnn....masukannnn sekarang punyamu”, sambil memegang kepalaku dengan kedua tangannya meminta.

Entah hatiku terharu mendengarnya, sambil kudekap aku membisikkan sesuatu ditelinyanya.

“Mbak Heni tahu akibatnya kalau ini terjadi”

“Anton, sebenarnya aku ingin yang dulu tidak terhenti, kali ini biarkan ini terjadi. Aku ingin rasa kangenku kamu isi”. Sekali lagi, mbak Heni aku dekap, dengan perasaan yang bercampur baur menjadi satu, antara rasa bersalah, haru dan sayang.

Aku tidak ingin membuat peristiwa ini sebagai bencana terhadap dirinya, namun dilain pihak aku juga tak ingin mengecewakannya. Kucium bibirnya, kali ini tidak saja nafsu yang menyelimuti perasaanku, tetapi juga sayang serta penebusan rasa
bersalahku. Mbak Heni menyambut dengan hangat bibirku, kali ini kurasakan lain lumatan bibirnya. Dibuka perlahan-lahan kakinya, akupun menyambutnya dengan perlahan-lahan mengarahkan kontolku kelubang rahimnya. Sekali tekan dan kudorong perlaha-lahan kontolku mulai masuk semua kedalam vaginanya.
Aku melepaskan dekapanku, kuubah posisi mbak Heni melintang, dengan pinggul dibibir ranjang. Kuangkat tinggi-tinggi kakinya, kujilati sekali lagi vaginanya agar lebih licin untuk kumasuki. Kubuka lebar-lebar bibir vaginnaya dengan jari-jari.
Dengan hati-hati perlahan-lahan ujung kontolku ku masukkan menerobos dasar rahimnya.

”Antonnnn, aaahhhhhh . . .terus, teerrrrrrusss aahhhhh !!”. Aku sudah tidak bisa melihat.

Kulihat mbak Heni tidak sabar untuk segera menelan bulat-bulat kontolku, ia mengayun bokongnya dan blesss, habis sudah panjang kontolku masuk ke dalam vaginanya. Aku sengaja menahannya didalam, dan sedikit berusaha menggoyang-goyangkannya aku juga ingin dia merasakan kontolku mengisi ruang-ruang diliang vaginanya.

Helm kontolku terasa berdenyut-denyut nikmat, merasakan hangat yang sangat rapat menggigit. Kuciumi belakang telinganya, kulumat bibirnya. Kali ini mulai kuayun kontolku perlahan-lahan . . . aku sudah tidak lagi merasakan, ganas kukunya mencengkeram punggungku, kutambah irama ayunanku. Mbak Heni hanya bisa menggelepar-gelepar laksana ikan mencari air.
Kakinya mencekeram pinggangku, seakan tidak mau kontolku meninggalkan vaginanya. Kuayun semakin cepat, rapat-nya lubang vaginannya membuat aku kesetanan menghujamnya berkali-kali, mbak Heni sudah tidak bisa lagi menguasai gerakan tubuhnya.


“Antonnn.....anghhhh....ahhhh....ahhhhhh”, desahanya sangat panjang dan tubuh Mbak Heni mengejang-gejang sangat kuat, kontolku terasa sekali didalam dinding vaginanya seperti disedot-sedot dan dipijat. Rupanya Mbah Heni orgasme. Mulutnya hanya mengeluarkan desisan-desisan tak beraturan.

Akhirnya tak lama selang Mbah Heni orgasme aku juga sudah tak tahan menahan laju cairan spermaku segera keluar. Ingin sekali Kucabut kontolku untuk  menumpahkan diluar dasternya. Tetapi cengkeraman kakinya membuatku kesulitan mencabut kontolku.

”Angh.....ahhhhh mbak, aku mau keluar”, Direngkuhnya leherku, dengan terbata-bata dia membisikkan.

“Antonnnn, keluarkan didalam saja , keluarkan semuanya biar lebih nikmat”. Akupun sudah tak bisa menahan spermaku, kutanamkan dalam-dalam kontolku dan menyembur cairan spermaku.

“Ooohhhhhhh Antonnnn, . . . . ennnnhhhhaaaaak sayangggg”, kupeluk mbak Heni, kali ini kutumpahkan spermaku didalam rahimnya.

Mbak Heni tersenyum mengembang manis, sambil membisikkan sesuatu di telingaku.

“Terimakasih Anton, Sampaikan permintaan maaf untuk istrimu anggap saja ini hanya kenangan buat kita berdua agar kamu tidak lupa sama Mbak”, aku berjanji didalam hati untuk menyampaikannya, walaupun dengan alasan yang lain tentu saja.

SEKIAN