Kenikmatan
Tubuh Tante Heni
Di
depan rumahku ada seorang ibu muda yang sebenarnya tidak cantik tapi memiliki
tubuh yang langsing. Dia sudah bersuami dan mempunyai 3 anak. Suaminya seorang
pelaut jadi jarang berada dirumah.sebut saja namanya Tante Heni yang usainaya
40-42 tahun tapi wajah dan bodinya masih seperti wanita muda.
Tante Heni
bekerja disebuh bank swasta dibagian Cs, setiap hari kami selalu bareng
bersamaan berangkat kerja dengan mobilku karena kebetulan jarak antara kantorku
dengan tempatnya bekerja tidak terlalu jauh. Jadi kita selalu bareng, Sehingga
aku pun menjadi akrab dengannya.
Sabtu
sore sepulang aku dari kantor, didalam mobilku ternyata ada barang milik Tante
Heni tertinggal berupa kartu ATM. Malamnya setelah aku selesai mandi Atm milik
Tante Heni kuantarkan kerumah. Kuketuk pintu rumahnya beberapa kali sampai
menunggu di depan rumahnya hampir lima menit lamanaya. Kulihat rumahnya sepi, biasanya
ketiga anaknya terdengar bermain tapi mobilnya tante Heni ada di garasi,
gumamku dalam hati.
Keketuk
kembali yang kedua kalinya Tak lama kemudian pintu dibuka oleh Tante Heni.
Ternyata Tante Heni baru saja selesai mandi karena rambutnya masih basah dan
masih terlilit handuk ditubuhnya.
“Maaf
Tante menggangu ini saya mau kembalikan kartu Atm jatuh didalam mobil Andre”.
“Oh,
makasih ya Andre, masuk dulu Andre”.
“Ngak
usah Tan, Andre langsung pulang”.
“Ngapai
pulang disini dulu kita ngobrol-ngobrol”, tawaran Tante Heni aku terima.
Begitu
aku duduk termenung sendirian diruang tamu sambil menunggu Tante Heni ganti
baju dikamarnya dan tak lama kemudian Tante heni sudah keluar membawakan
secangkir kopi panas dari ruang dapur. Begitu melihat Tante Heni membawakan
minum untuku, kedua mataku tak berkedip
sedikitpiun melihat Tante Heni hanya menggenakan baju tidur berupa daster satin
berwarna merah muda yang sangat seksi.
Malam
itu gairahku langsung naik dengan sekejab melihat Tante Heni berpenampilan
seperti itu, biasanya aku hanya melihat penampilan diluar yang sangat sopan dan
rapi.
“Buset
padat juga tubuhnya Tante Heni, apalagi
puting susunya itu pingin rasanya aku hisap” kataku dalam hati.
“Andre
kelamaan ya nunggunya”. Aku masih tetap terpaku melihat tubuhnya yang indah dan
padat berisi yang hanya terbalut baju tidur satin yang sangat seksi itu.
“Andre,
lihat apa’an sih kok jadi bengong?”.
“Eh
anu…….Te... lihat….. susu eh salah...lihat paha….maaf...Tan, Andre hanya
terpana melihat Tante berpakaian seperti itu”, jawabku kebingungan dan gugup.
“Maaf...ya
Andre Tante kalau dirumah hanya berpakai seperti ini karena Tante suka”.
“Oh....”.
“Kamu
ngak suka ya?”.
“Ya
suka sih mana ada seorang laki-laki melihat Tante seperti itu tidak suka tapi
untungnya hanya ada aku saja disini coba kalau orang lain Tante bisa diperkosa
lho”.
“Kalau
yang memperkosa Andre Tante pasrah”, Buset mendengar bicaranya seperti itu aku
menjadi terangsang untuk segera memeluk tubuhnya.
Akhrinya
kita berdua ngobrol berdua saling berdekatan, semakin lama semakin malam
obrolan kita semakin mengarah kearah yang berbau seks karena Tante Henilah yang
awalnya curhat kalau selama ini dia kesepian butuh kehangatan. Awalnya kita
saling berpandangan dan akhirnya kami berdua saling berpelukan dan saling
berciuman dengan beradu lidah dan bibir.
Kuremas-remas
buah dadanya, ternyata Tante Heni tidak memakai Bra, puting susunya yang
terlihat menonjol itu langsung kusedot-sedot secara bergantian sambil
kuremas-remas.
“Oh...anghhh....Andre...sedot
terus yang kuat disitu”, desahan Tante Heni yang semakin bernafsu.
Kedua
tanggan Tante Heni dengan sangat terampil membuka resleting celanaku dan
langsung menarik celana pendeku dan celana dalamku hingga bagian bawah tubuhku
sudah bugil. Penisku yang sudah tegang itu langsung dikocok-kocoknya.
“Oh....Tante
nikmat banget....anghhh”.
Tubuh
Tante Heni langsung kubaringkan dikursi sofa sambil kutarik celana dalamnya.
Penisku yang sudah tegang itu langsung kugesek-gesekan dibibir vaginanya.
“Andre
jangan disini sayang...ayo pindah kedalam kamar saja”, kamipun segera pindah
kedalam kamar. Setelah ku masuk di kamarnya, Tante Heni langsung naik keatas ranjang
dengan posisi terlentang.
Aku segera
naik keatas tubuh Tante Heni dengan membuka bajuku. Kedua tanganku langsung meremas-remas
kedua buah dadanya dan kepalaku menciumi dan mejilati puting susunya yang masih
terhalang dasternya dengan birahi yang sudah meninggi.
“Oouugghh…
oouugghh…. sedot terus Andreeee…. oouugghh.. digigit dong sayang !!!”, Tante Heni
rupanya sudah terlelap dalam birahinya juga. Matanya merem melek menikmati puting
susunya yang sedang kunikmati.
Kami
berganti posisi 69 dengan nafsu yang bergelora, penisku langsung dilumat-lumatnya,
disedotnya sampai gemetar tubuhku dibuatnya. Aku bergelinjangan menahan
kenikmatan. Vaginanya yang sudah mengeluarkan 3 orang anak itu langsung jilat
dan sedot dengan lidahku. Tante Heni bergelinjangan, mendesah-desah karena
kujilati lubang vaginanya. Kumain-mainkan ‘kacang’-nya dengan lidahku dan
kadang-kadang kutusuk lobang vaginanya. Tubuhnya kita sama-sama semakin
kehilangan kendali karena kenikmatan posisi 69.
“Andre....
tante sudah tidak kuat nih, masukin dong penismu sekarang!”, tanpa lama-lama
lagi kurebahkan kembali tubuh Tante Heni terlentang dan kuarahkan masuk penisku
kedalam lubang vaginanya.
Bleeesss……dengan
sekali dorong dengan mudah penisku langsung masuk terbenam kedalam vaginanya, kusodok-sodok
dengan keras membuat Tante Heni mengimbanginya dengan goyangan pinggul dan
pantatnya. Kedua kakinya menjepit tubuhku yang seakan-akan tidak boleh dilepas
penisku yang berada didalam vaginanya. Permainanku hampir 15 menit diatas
ranjang dan membuat tubuh Tante Heni mengejang-gejang saat merasakan orgasme. Desahan
yang panjang dan gerak tubuhnya yang semakin menjepit tubuhku membuat akupun
segera mau keluar.
“Tante,
Andre...udah mau keluar… uuuhhhh… oooohhh…. uuuuhhh….”.
“Keluari
saja didalam Andreee....anghhhhh”.
“Tahan
Andreee… yeaah… ooouuuh… ”, Goyangan pantat memutar Tante Heni semakin liar
yang membuat diriku semakin tidak tahan lagi, yang akhirnya… crrooott….
crrooottt….cairan spermaku membanjiri semua isi dalam vaginanya.
“Oouugghh…..
ooouuuhhh… yeaahh.. yeaahh… uuhh…, makasih ya Andre, aku sudah lama tidak merasakan seperti
ini lagi semenjak suami Tante berlayar”.
‘Ya,
Tan...aku juga malam ini sangat puas dengan Tante”.
“Besok temenin tante lagi, ya Andre!”, desah Tante
Heni dengan tubuh lemas dan masih terbalut dasternya yang penuh noda bekas noda
sperma dan keringat sambil kita masih sama-sama berpelukan diatas ranjang.
Malam
itu aku begulat hingga dua kali diatas ranjang dengan Tante Heni.
TAMAT