Kenikmatan tubuh Tante Tyas
Aku
memiliki tetangga baru di depan rumahku, seorang ibu muda yang sebenarnya tidak
cantik tapi sangat menarik. Dia sudah bersuami dan mempunyai 3 anak. Umurnya
kira-kira antara 38-40 tahunan tapi wajah dan bodinya kelihatan lebih muda 10
tahun. Namanya tante Tyas.
Tante
Tyas ini bekerja disebuah bank Swasta, dia baru saja dipindah tugaskan dari
cabang surabaya dan sementara Tante Tyas tinggal sendiri dirumah kontrakanya,
suami dan ketiga anaknya masih tinggal disurabaya dan mereka bertemu hanya
seminggu sekali.
Kisah
ini berawal seringnya aku sering bareng berangkat kerja bersama Tante Tyas dengan mobilku. Sehingga aku pun menjadi
akrab dengannya. Tak terasa Sebulan berlalu hari demi hari berganti bulan kami
semakin lebih akrab seperti keluarga sendiri.
Pada
suatu hari seperti biasa aku main rumah tante Tyas untuk mengembalikan rantang
makanan miliknya. Kuketuk pintu rumahnya beberapa kali dan terdengar suara
Tante Tyas.
“Bentar
tunggu dulu ya, kamu siapa”.
“Andi
Tante”, setelah menunggu sebentar diteras depan rumahnya.
Kemudia
Tante Tyas keluar dan membuka pintu, ternyata dia baru saja selesai mandi dengan
tubuh hanya ditutup oleh piyama satin.
“Astaga
padat juga tubuh Tante Tyas ya,” kataku dalam hati.
“Eh Andi
ayo masuk kedalam”.
Aku
masih tetap terpaku melihat tubuhnya yang indah dan padat berisi yang tidak
tertutup seluruhnya oleh piyama satin tersebut, apalagi tampak jelas puting
susunya menembus kain satin piyamanya itu.
“Andi,
lihat apa’an sih kok dari tadi cuman bengong-bengong aja lihat aku”
“Eh
anu……. ‘te lihat….. itu eh lihat piyama…. eh nggak lihat apa-apa kok ‘te”,
jawabku sampai aku kebingungan.
“Andi
kamu ini ada-ada saja ya udah kamu duduk dulu saja disitu, aku mau kekamar dulu”,
Aku jadi kebingungan, kok tumben ngomong kayak gituan. Dengan polosnya aku
ikuti kata-katanya tadi.
Dari
dalam kamar Tante Tyas memanggilku dan aku segera menuju kamar Tante Tyas dan
sesampai di depan pintu kamarnya ku ketuk pintu itu, dan dari dalam terdengar
jawaban untuk menyuruhku masuk. Ku buka pintu kamarnya dengan hati-hati.
Setelah ku masuk di kamarnya, betapa kagetnya aku melihat tubuh tante Tyas yang
masih menggenakan piyama satin itu dengan posisi tubuh terlentang menantang di
atas ranjang.
“Andi
sini sayang, ini kan yang selama ini kamu bayangkan dari tadi dan kamu inginkan
dariku, ya kan Andi”, Aku tidak menjawabnya karena aku masih belum sadar dari
kebingunganku atas apa yang kulihat di depan mataku sekarang ini.
“Andi
sini, naik ke ranjang puasin tante sayang, nggak perlu malu, ini kan yang kamu inginkan
dariku”, Aku menuruti kata-kata tante Tyas dengan naik ke ranjangnya.
Tiba-tiba
tanganku dipegangnya lalu diarahkan ke buah dadanya dan diletakkannya kedua tanganku
diatas gundukan itu lalu kuremas-remas buah dadanya dan bibirku langsung
melahap menyedot dan mejilati puting susunya yang besar itu menembus kain satin
piyamanya dengan birahi yang sudah memuncak.
“Oouugghh…
oouugghh…. sedot terus Andddiiiii …. oouugghh.. digigit dong!!!”, tante Tyas
rupanya sudah terlelap dalam birahinya juga.
Kedua
matanya merem melek menikmati buah dadanya yang sedang kunikmati. Tiba-tiba
tante Tyas melepaskan bajuku dan menyuruhku untuk terlentang. tante Tyas
langsung melepaskan celanaku dan memlorotkannya dengan nafsu yang sudah sangat
bergelora. Seperti apa yang kuharapkan terjadi juga, begitu batang penisku bebas
keluar mulut Tante Tyas langsung melumat-lumatnya, disedotnya sampai gemetar
tubuhku dibuatnya. Aku bergelinjangan menahan kenikmatan yang pertama kali aku
rasakan dengan Tante Tyas.
“Andi,
cium dong vaginaku sekarang sayang!”, tanpa banyak perkataan lagi langsung
saja kucium vaginanya yang sudah tidak
lagi memakain celana dalam itu.
Dengan
posisi 69 aku terlentang dibawah dan Tante Tyas diatas, lubang vaginanya yang berbulu tipis itu
langsung diarahkan ke mulutku. Begitu lidahku mulai melayang-layang dibibirnya
vaginanya, Tante tyas mulai bergelinjangan, mendesah-desah karena kujilatin
vaginanya sambil Kumain-mainkan ‘kacang’-nya dengan lidahku.
Kadang-kadang
sambil ku jilat lubang vaginanya juga kutusuk dengan lidahku kelubang pantatnya.
Tubuhnya semakin kehilangan kendali saat lidahku sudah tidak bisa membedakan
antara lubang vaginan dan pantat. Vagina tante Tyas semakin kurasakan lembabnya
karena tubuhnya dirangsang dengan hebat.
“Andi
sayangggg, aku sudah tidak kuat lagi sayang, masukin dong penismu sekarang
sayang!”, dengan cepat kurebahkan tubuhku terlentang diatas ranjang dan Tante
Tyas langsung naik keatas tubuhku sambil mengarahkan batang penisku yang sudah
tegang itu.
Bleeesss……
bleeesss….. bleeesss…… dengan mudah batang penisku masuk kedalam dasar
vaginanya dan kusodok-sodok dengan keras keluar masuk vaginanya dan tante Tyas dapat
mengimbanginya dengan goyangan pinggul dan pantatnya. Lima menit berjalan tak
terasa pertempuranku diatas ranjang bersama Tante Tyas sama-sama dapat
merasakan kenikmatan dengan suara desahan dan nafas yang mengisi setiap ruangan
kamarnya.
Tak
lama kemudian tiba-tiba tubuh Tante Tyas bergetar hebat saat dia terus bergerak
naik turun menghajar batang penisku, menadakan dia akan orgasme.
“Andiiiii....onghhhh...nikmat
sekali sayangggg....anghhhhhh....ahhhhh”, suara desahan saat Tante Tyas
orgasme.
Goyangan
Tante Tyas semakin liar saat akan orgasme, membuat aku juga tidak tahan lagi
menahan laju cairan spermaku.
“Tante,
aku juga udah ngak tahan lagi aku mau keluar… uuuhhhh… oooohhh…. uuuuhhh….”
Begitu
Tante Tyas orgasme, akupun akhirnya muncrat juga....crottt....crooottttt...didalam
vaginanya. Penisku merasakan hangat cairan yang membanjir lubang vaginanya.
“Oouugghh…..
ooouuuhhh… yeaahh.. yeaahh… uuhh… aku sangat puas sekali Andi, makasih ya bikin
aku puas sama kamu!”, setelah berisitirahat sebentar aku segara pamit pulang.
Kuambil
bajuku dan kupakaikan meskipun tubuhku penuh keringat yang bercucuran. “Besok
temenin aku lagi, ya Andi!”, desah tante Tyas dengan tubuh lemas dan masih terlentang
diatas ranjangnya dengan pakaian piyama satin yang berantakan penuh dengan
keringat dan noda spermaku. Kucium bibirnya sambil aku berpamitan pulang.
Setelah
kejadian itu, aku dan tante Tyas sering melakukan affair bila ada kesempatan
dan Kami lakukan itu kadang-kadang di rumah tante Tyas, kadang dirumahku.
Pokoknya di mana ada tempat untuk bercinta pasti tidak akan kami lewatkan.
Pernah
pada suatu hari suami dan anak Tante Tyas ada dirumah, tiba-tiba tengah malam
Tante Tyas datang kerumahku, padahal dirumahnya ada suami dan anaknya.
Tok...tok...tok...,
pintu rumahku diketuk saat aku lagi santai didalam kamar dengan hanya memakain
celana pendek saja tanpa baju.
“Siapa....?”.
“Ini
aku Andi Tyas....”, aku segera berlari untuk membuka pintu.
Begitu
aku buka pintu kulihat Tante Tyas berdiri dengan hanya memakai piyama satin tanpa
memakai Bra dan Cd lagi didalamanya.
“Masuk
Tuan putri”, sambutku dengan nada canda.
Begitu
Tante Tyas masuk ke dalam kamarku dan aku segera menguci pintu rumahku aku
peluk tubuhnya sambil mencium bibirnya.
“Kok
lama sih Andi buka pintunya, tante kan udah kedinginan nih pingin kamu
hangatkan sekarang sayang!”, kata tante Tyas dengan manja.
“Tapi
Tante dirumahkan kan ada anak sama suami Tante...?”, aku agak kepikiran kok dia
senekat itu.
“Kamu
tenang saja mereka semua tidur pulas sayang yang penting aku sekarang pingin
sama kamu”, bibirku kemabli dicium oleh Tante Tyas.
Lidahnya
mulai memasukkan kemulutku sehingga lidahku pun saling ber-“silat lidah”.
Sambil kucium lalu kuciumi puting susunya yang terlihat jelas menonjol puting dari
luar kain satin piyamanya yang sudah mengeras. Tante Tyas kubikin merem-melek.
Kudorong
tubuhnya ke ranjang lalu langsung kuciumi naginanya yang sudah lembab.
Kujilat-jilat naik turun dan kugigit “kacang”nya, begitu seterusnya sambil
tanganku meremas-remas payudaranya.
“Ouugghh…
oouugh… oouugghh… terus Andi… tante suka seperti ini….. oouuugghh…..
yeeaahhh….”.
Dan
kubalik arah tubuhku sehingga membentuk angka 69. Tante Tyas melumat-lumat
penisku keluar masuk mulutnya dan memainkan lidahnya di “helm” penisku. Juga
sesekali dia memainkan lidahnya di “telur” ku dari pangkal sampai ujung. Aku
pun semakin terangsang menciumi vaginanya yang semakin membanjir.
Setelah
puas saling berlumatan anatar penis dengan vagina Kami pun rebahan saling
berpelukan, posisiku sekarang diatas tubuh Tante Tyas yang terlentang diatas
ranjang, aku gesekan penisku diatas kain satin piyamanya yang menghalangi
lubang vaginanya dengan cara perlahan kudorong kutarik penisku.
“Anghhh....Tante
nikmat banget kain satin piyamamu”.
“Terus
Andi kalau kamu suka gesek disitu biar kamu puas sayang”. Dua menit lamanya aku
gesekan penisku dihamparan licinya kain satin piyamanya itu hingga cairan
bening dari lobang penisku membasahi piyamanya.
Tak
pikir panjang lagi aku Langsung mengkangkangkan kedua kakinya sehingga vaginanya
terlihat jelas dan sangat tepat juga mudah untuk di-“tusuk” oleh penisku yang
berukuran 15 cm dalam keadaan menegang.
Bleess…
bleesss… begitu masuk semua penisku kedalam vaginanya langsung saja aku gerakan
keluar masuk penisku di dalam vaginanya yang disertai desahan yang menderu deru
tante Tyas.
“Ouggh…
oouuugghh… eemmmmhhh…. uuhhh… yeahh.. uuuhh… yang keras dong sayang…. aahh..
uuhhh.. yeeahh..”. Semakin kurasakan basah di batang penisku, membuatku lebih
bernafsu.
Kami
pun berganti posisi, aku yang dibawah dan tante Tyas di atas menduduki tubuhku.
Goyangan pantat dan pinggulnya kulihat jelas mengocok-ngocok penisku.
Merem-melek tante Tyas sambil mendongakkan kepalanya merasakan kenikmatan yang
tiada taranya. Kudorong-dorong pantatku ke atas untuk menyeimbangkan gerakannya
yang semakin menggila.
“Oh…
oouuhh… Andiiii… Ouugh… enakkk… ouugh… yeaah… terruuusss….. yeeaahh….”.
“Tante
aku mau keluar nih, udah nggak kuat… oogghh… uuuhhhh… mmmhhhh….”
“Tunggu
dulu…dong sayang…….. mmhhh… yeeaahh… tahan dulu Andiii….!”, lirih tante Tyas
menahan kenikmatan yang hampir memuncak.
Goyangan
kami pun semakin menggila, ke kanan-kiri, naik-turun dan tiba-tiba tubuh tante
Tyas bergetar dan bergelinjang hebat, kurasakan cairan yang hangat dari dalam vagina
tante Tyas.
“Oouugghh…..
uuuhh… uuugghh….. yeaaaahh…. mmmhhhh….. ouugghh yeaahhh…. uuuhhh… mmmmmhhh…
aaahhhh…. yeeaahhh… tante sudah keluar Andii, sekarang giliran kamu, cayang!”.
Kulepas
penisku dari dalam vaginanya dan langsung aku gesekan diatas kain satin
piyamanya pas dibagian perut dan Crooott…. crooottt….. crooottt…. Kusemprotkan spermaku
dikain satin piyamanya. Setelah puas Kita berdua pun tergelepar dengan keringat
yang masih bercucuran setelah sedikit bekerja keras untuk mendapatkan satu kenikmatan.
Tubuh kami saling berpelukan dan saling menciumi bibir dengan mesra diatas
ranjang kamarku.
“Andi,
aku sayang kamu aku pingin terus merasakan kenikmatan penismu”, aku hanya
tersenyum mendengarnya.
Setelah
berisitirahat sebentar Tante Tyas langsung pamit pulang dan meninggalkanku
sendiri didalam kamar dengan keadaan bugil.
TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar