Rabu, 09 Oktober 2019

CERITA SEKS TANTE TYAS


Kenikmatan tubuh Tante Tyas

Aku memiliki tetangga baru di depan rumahku, seorang ibu muda yang sebenarnya tidak cantik tapi sangat menarik. Dia sudah bersuami dan mempunyai 3 anak. Umurnya kira-kira antara 38-40 tahunan tapi wajah dan bodinya kelihatan lebih muda 10 tahun. Namanya tante Tyas.


Tante Tyas ini bekerja disebuah bank Swasta, dia baru saja dipindah tugaskan dari cabang surabaya dan sementara Tante Tyas tinggal sendiri dirumah kontrakanya, suami dan ketiga anaknya masih tinggal disurabaya dan mereka bertemu hanya seminggu sekali.

Kisah ini berawal seringnya aku sering bareng berangkat kerja bersama Tante Tyas  dengan mobilku. Sehingga aku pun menjadi akrab dengannya. Tak terasa Sebulan berlalu hari demi hari berganti bulan kami semakin lebih akrab seperti keluarga sendiri.

Pada suatu hari seperti biasa aku main rumah tante Tyas untuk mengembalikan rantang makanan miliknya. Kuketuk pintu rumahnya beberapa kali dan terdengar suara Tante Tyas.

“Bentar tunggu dulu ya, kamu siapa”.

“Andi Tante”, setelah menunggu sebentar diteras depan rumahnya.

Kemudia Tante Tyas keluar dan membuka pintu, ternyata dia baru saja selesai mandi dengan tubuh hanya ditutup oleh piyama satin.

“Astaga padat juga tubuh Tante Tyas ya,” kataku dalam hati.

“Eh Andi ayo masuk kedalam”.

Aku masih tetap terpaku melihat tubuhnya yang indah dan padat berisi yang tidak tertutup seluruhnya oleh piyama satin tersebut, apalagi tampak jelas puting susunya menembus kain satin piyamanya itu.

“Andi, lihat apa’an sih kok dari tadi cuman bengong-bengong aja lihat aku”
“Eh anu……. ‘te lihat….. itu eh lihat piyama…. eh nggak lihat apa-apa kok ‘te”, jawabku sampai aku kebingungan.

“Andi kamu ini ada-ada saja ya udah kamu duduk dulu saja disitu, aku mau kekamar dulu”, Aku jadi kebingungan, kok tumben ngomong kayak gituan. Dengan polosnya aku ikuti kata-katanya tadi.

Dari dalam kamar Tante Tyas memanggilku dan aku segera menuju kamar Tante Tyas dan sesampai di depan pintu kamarnya ku ketuk pintu itu, dan dari dalam terdengar jawaban untuk menyuruhku masuk. Ku buka pintu kamarnya dengan hati-hati. Setelah ku masuk di kamarnya, betapa kagetnya aku melihat tubuh tante Tyas yang masih menggenakan piyama satin itu dengan posisi tubuh terlentang menantang di atas ranjang.

“Andi sini sayang, ini kan yang selama ini kamu bayangkan dari tadi dan kamu inginkan dariku, ya kan Andi”, Aku tidak menjawabnya karena aku masih belum sadar dari kebingunganku atas apa yang kulihat di depan mataku sekarang ini.

“Andi sini, naik ke ranjang puasin tante sayang, nggak perlu malu, ini kan yang kamu inginkan dariku”, Aku menuruti kata-kata tante Tyas dengan naik ke ranjangnya.

Tiba-tiba tanganku dipegangnya lalu diarahkan ke buah dadanya dan diletakkannya kedua tanganku diatas gundukan itu lalu kuremas-remas buah dadanya dan bibirku langsung melahap menyedot dan mejilati puting susunya yang besar itu menembus kain satin piyamanya dengan birahi yang sudah memuncak.

“Oouugghh… oouugghh…. sedot terus Andddiiiii …. oouugghh.. digigit dong!!!”, tante Tyas rupanya sudah terlelap dalam birahinya juga.

Kedua matanya merem melek menikmati buah dadanya yang sedang kunikmati. Tiba-tiba tante Tyas melepaskan bajuku dan menyuruhku untuk terlentang. tante Tyas langsung melepaskan celanaku dan memlorotkannya dengan nafsu yang sudah sangat bergelora. Seperti apa yang kuharapkan terjadi juga, begitu batang penisku bebas keluar mulut Tante Tyas langsung melumat-lumatnya, disedotnya sampai gemetar tubuhku dibuatnya. Aku bergelinjangan menahan kenikmatan yang pertama kali aku rasakan dengan Tante Tyas.

“Andi, cium dong vaginaku sekarang sayang!”, tanpa banyak perkataan lagi langsung saja  kucium vaginanya yang sudah tidak lagi memakain celana dalam itu.

Dengan posisi 69 aku terlentang dibawah dan Tante Tyas diatas,  lubang vaginanya yang berbulu tipis itu langsung diarahkan ke mulutku. Begitu lidahku mulai melayang-layang dibibirnya vaginanya, Tante tyas mulai bergelinjangan, mendesah-desah karena kujilatin vaginanya sambil Kumain-mainkan ‘kacang’-nya dengan lidahku.

Kadang-kadang sambil ku jilat lubang vaginanya juga kutusuk dengan lidahku kelubang pantatnya. Tubuhnya semakin kehilangan kendali saat lidahku sudah tidak bisa membedakan antara lubang vaginan dan pantat. Vagina tante Tyas semakin kurasakan lembabnya karena tubuhnya dirangsang dengan hebat.

“Andi sayangggg, aku sudah tidak kuat lagi sayang, masukin dong penismu sekarang sayang!”, dengan cepat kurebahkan tubuhku terlentang diatas ranjang dan Tante Tyas langsung naik keatas tubuhku sambil mengarahkan batang penisku yang sudah tegang itu.

Bleeesss…… bleeesss….. bleeesss…… dengan mudah batang penisku masuk kedalam dasar vaginanya dan kusodok-sodok dengan keras keluar masuk vaginanya dan tante Tyas dapat mengimbanginya dengan goyangan pinggul dan pantatnya. Lima menit berjalan tak terasa pertempuranku diatas ranjang bersama Tante Tyas sama-sama dapat merasakan kenikmatan dengan suara desahan dan nafas yang mengisi setiap ruangan kamarnya.

Tak lama kemudian tiba-tiba tubuh Tante Tyas bergetar hebat saat dia terus bergerak naik turun menghajar batang penisku, menadakan dia akan orgasme.
“Andiiiii....onghhhh...nikmat sekali sayangggg....anghhhhhh....ahhhhh”, suara desahan saat Tante Tyas orgasme.


Goyangan Tante Tyas semakin liar saat akan orgasme, membuat aku juga tidak tahan lagi menahan laju cairan spermaku.

“Tante, aku juga udah ngak tahan lagi aku mau keluar… uuuhhhh… oooohhh…. uuuuhhh….”

Begitu Tante Tyas orgasme, akupun akhirnya muncrat juga....crottt....crooottttt...didalam vaginanya. Penisku merasakan hangat cairan yang membanjir lubang vaginanya.

“Oouugghh….. ooouuuhhh… yeaahh.. yeaahh… uuhh… aku sangat puas sekali Andi, makasih ya bikin aku puas sama kamu!”, setelah berisitirahat sebentar aku segara pamit pulang.

Kuambil bajuku dan kupakaikan meskipun tubuhku penuh keringat yang bercucuran. “Besok temenin aku lagi, ya Andi!”, desah tante Tyas dengan tubuh lemas dan masih terlentang diatas ranjangnya dengan pakaian piyama satin yang berantakan penuh dengan keringat dan noda spermaku. Kucium bibirnya sambil aku berpamitan pulang.

Setelah kejadian itu, aku dan tante Tyas sering melakukan affair bila ada kesempatan dan Kami lakukan itu kadang-kadang di rumah tante Tyas, kadang dirumahku. Pokoknya di mana ada tempat untuk bercinta pasti tidak akan kami lewatkan.

Pernah pada suatu hari suami dan anak Tante Tyas ada dirumah, tiba-tiba tengah malam Tante Tyas datang kerumahku, padahal dirumahnya ada suami dan anaknya.

Tok...tok...tok..., pintu rumahku diketuk saat aku lagi santai didalam kamar dengan hanya memakain celana pendek saja tanpa baju.

“Siapa....?”.

“Ini aku Andi Tyas....”, aku segera berlari untuk membuka pintu.
Begitu aku buka pintu kulihat Tante Tyas berdiri dengan hanya memakai piyama satin tanpa memakai Bra dan Cd lagi didalamanya.

“Masuk Tuan putri”, sambutku dengan nada canda.

Begitu Tante Tyas masuk ke dalam kamarku dan aku segera menguci pintu rumahku aku peluk tubuhnya sambil mencium bibirnya.

“Kok lama sih Andi buka pintunya, tante kan udah kedinginan nih pingin kamu hangatkan sekarang sayang!”, kata tante Tyas dengan manja.

“Tapi Tante dirumahkan kan ada anak sama suami Tante...?”, aku agak kepikiran kok dia senekat itu.

“Kamu tenang saja mereka semua tidur pulas sayang yang penting aku sekarang pingin sama kamu”, bibirku kemabli dicium oleh Tante Tyas.

Lidahnya mulai memasukkan kemulutku sehingga lidahku pun saling ber-“silat lidah”. Sambil kucium lalu kuciumi puting susunya yang terlihat jelas menonjol puting dari luar kain satin piyamanya yang sudah mengeras. Tante Tyas kubikin merem-melek.

Kudorong tubuhnya ke ranjang lalu langsung kuciumi naginanya yang sudah lembab. Kujilat-jilat naik turun dan kugigit “kacang”nya, begitu seterusnya sambil tanganku meremas-remas payudaranya.

“Ouugghh… oouugh… oouugghh… terus Andi… tante suka seperti ini….. oouuugghh….. yeeaahhh….”.

Dan kubalik arah tubuhku sehingga membentuk angka 69. Tante Tyas melumat-lumat penisku keluar masuk mulutnya dan memainkan lidahnya di “helm” penisku. Juga sesekali dia memainkan lidahnya di “telur” ku dari pangkal sampai ujung. Aku pun semakin terangsang menciumi vaginanya yang semakin membanjir.

Setelah puas saling berlumatan anatar penis dengan vagina Kami pun rebahan saling berpelukan, posisiku sekarang diatas tubuh Tante Tyas yang terlentang diatas ranjang, aku gesekan penisku diatas kain satin piyamanya yang menghalangi lubang vaginanya dengan cara perlahan kudorong kutarik penisku.

“Anghhh....Tante nikmat banget kain satin piyamamu”.

“Terus Andi kalau kamu suka gesek disitu biar kamu puas sayang”. Dua menit lamanya aku gesekan penisku dihamparan licinya kain satin piyamanya itu hingga cairan bening dari lobang penisku membasahi piyamanya.

Tak pikir panjang lagi aku Langsung mengkangkangkan kedua kakinya sehingga vaginanya terlihat jelas dan sangat tepat juga mudah untuk di-“tusuk” oleh penisku yang berukuran 15 cm dalam keadaan menegang.

Bleess… bleesss… begitu masuk semua penisku kedalam vaginanya langsung saja aku gerakan keluar masuk penisku di dalam vaginanya yang disertai desahan yang menderu deru tante Tyas.

“Ouggh… oouuugghh… eemmmmhhh…. uuhhh… yeahh.. uuuhh… yang keras dong sayang…. aahh.. uuhhh.. yeeahh..”. Semakin kurasakan basah di batang penisku, membuatku lebih bernafsu.

Kami pun berganti posisi, aku yang dibawah dan tante Tyas di atas menduduki tubuhku. Goyangan pantat dan pinggulnya kulihat jelas mengocok-ngocok penisku. Merem-melek tante Tyas sambil mendongakkan kepalanya merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Kudorong-dorong pantatku ke atas untuk menyeimbangkan gerakannya yang semakin menggila.

“Oh… oouuhh… Andiiii… Ouugh… enakkk… ouugh… yeaah… terruuusss….. yeeaahh….”.

“Tante aku mau keluar nih, udah nggak kuat… oogghh… uuuhhhh… mmmhhhh….”
“Tunggu dulu…dong sayang…….. mmhhh… yeeaahh… tahan dulu Andiii….!”, lirih tante Tyas menahan kenikmatan yang hampir memuncak.


Goyangan kami pun semakin menggila, ke kanan-kiri, naik-turun dan tiba-tiba tubuh tante Tyas bergetar dan bergelinjang hebat, kurasakan cairan yang hangat dari dalam vagina tante Tyas.

“Oouugghh….. uuuhh… uuugghh….. yeaaaahh…. mmmhhhh….. ouugghh yeaahhh…. uuuhhh… mmmmmhhh… aaahhhh…. yeeaahhh… tante sudah keluar Andii, sekarang giliran kamu, cayang!”.

Kulepas penisku dari dalam vaginanya dan langsung aku gesekan diatas kain satin piyamanya pas dibagian perut dan Crooott…. crooottt….. crooottt…. Kusemprotkan spermaku dikain satin piyamanya. Setelah puas Kita berdua pun tergelepar dengan keringat yang masih bercucuran setelah sedikit bekerja keras untuk mendapatkan satu kenikmatan. Tubuh kami saling berpelukan dan saling menciumi bibir dengan mesra diatas ranjang kamarku.

“Andi, aku sayang kamu aku pingin terus merasakan kenikmatan penismu”, aku hanya tersenyum mendengarnya.

Setelah berisitirahat sebentar Tante Tyas langsung pamit pulang dan meninggalkanku sendiri didalam kamar dengan keadaan bugil.

TAMAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar