Minggu, 13 Maret 2022

CERITA SEKS DENGAN KAKAK IPARKU

 

Cerita Sex Bercinta Dengan Kakak Iparku

 

By Penikmat kain satin Last updated Mar 13, 2022

Namaku Indra dan aku sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak cewek sudah duduk dibangku sekolah dasar kelas 3. Beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah apalagi saat aku menginginkan untuk berhubungan seks selalu ditolak halus dengan alasan capek dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan ini.

Bulan-bulan ini dimana semua usaha agak sedikit menurun karena pandemic Covid 19 baik itu usaha besar maupun kecil semua terkena dampaknya termasuk perusahaanku bekerja sehingga tekanan yang aku terima semakin berat. Belum lagi masalah dirumah kebutuhanku akan seks diranjang dengan istriku mulai berkurang  karena istriku sering pulang malam dari kantor dan capek. Terkadang saat aku ingin melakukan seks harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani dikamar mandi, karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah ditempat kerjanya.

Seperti biasa dimana aku baru pulang kerumah seperti biasa menjelang pukul 19:00. Aku sampai dirumah, setelah ku parkir mobilku, aku berjalan masuk dan ternyata istriku baru saja pulang kerja dan biasanya pulang agak malam tapi kali ini pulang sore. Kami berciuman dipipi sebentar lalu aku masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian. Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan selama seharian kerja. Selesai mandi, diluar terdengar suara orang tertawa dan setelah aku keluar aku kakak iparku datang berkunjung.

“Malam mas…?”, sapa Heni padaku.

“Malam juga Hen, tumben kesini…?”, aku balik bertanya.

“Ya nih tadi waktu pulang dari  kantor sekalian aku mampir kesini aja Mas”

Kakak iparku ini sangat seksi akan penampilan dibandingkan adiknya (istriku) saat itu Heni masih menggunakan pakaian kerjanya. Ia tampak begitu cantik dengan Blouse satin berwarna krem.

Saat menemui Mbak Heni kakak iparku aku kembali masuk kekamar dan aku mendekati istriku yang sedang berganti pakaian, setelah selesai mandi. AKu peluk dia dari belakang dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salah satu titik lemahnya, namun bukan gairah yang kudapatkan malah dia menolaknya dan membuatku marah. Maka akupun pergi dan duduk dihalaman rumah sambil merokok dan minum secangkir kopi untuk menghilangkan rasa kecewaku terhadap istriku.

Aku duduk menyendiri sambil menikmati kopi panas yang aku buat sendiri didapur. Menatap kelangit yang gelap, mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku kalau seperti ini terus menerus aku alami dimasa yang akan datang. Aku yang pada dasarnya berusaha menjadi lelaki setia agar rumah tanggaku aman-aman saja dan tidak terjadi permasalahan.

Namun bayangan tidak semulus aku bayangkan seperti kenyataan, semua itu semenjak isitriku naik jabatan dan pendapatan yang lebih besar dari padaku atau mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain. Itulah pikiranku yang selalu menghantuiku selama ini. Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri hingga tak menyadari kalau kehadiran kakak iparku Heni sudah duduk didepanku. Aku terkejut ketika Mbak Heni memanggilku dengan nada cukup keras.

 

“Mas…Indra…Mas Indra Halooo!!!”.

“Eh Mbak Henu, maaf ngak dengar…?!”, kataku terkejut.

“Kenapa sih Mas melamun terus..?”, kata Mbah Heni.

“Iya, Maaf Mbak. Emang ada apa ya Mbak..?”, tanyaku lagi padanya.

“Ngak papap Mas, keliatannya mas Indra ada masalah ya, kok mukanya kusut gitu..?”.

“Biasalah banyak masalah…Mbak dikehidupanku?!”.

“Emang kira-kita  aku bisa bantu ngak masalah Mas…?”, kata Mbah Heni antusias.

Aku sempat terkejut mendengar perkataaanya itu, namun aku segera menjawabnya “Ga usah, kok mbak, oh ya tadi dari kantor kok ngak  langsung pulang kenapa mampir kesini emang ada perlu apa ya Mbak?”, tanyaku balik.

“Ngak ada kok Mas pingin main saja kesini, dirumah ngak ada orang, Mbak takut sendirian, pulangnya entar nunggu suamiku pulang..”, kata Mbak Heni.

Setelah itu aku mengambil secangkir kopi dan menyeruput kopi panas, tapi ketika aku menoleh rok span Mbak Heni tersingkap dan memperlihatkan kehalusan pahanya yang putih, membuatku langsung terangsang. Lalu aku kembali bersandar dan menyalakan kembali rokokku, mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba. Lalu istriku dan anaku keluar dari dalam rumah dan berpamitan padaku untuk keluar sebentar kemall, untuk keperluan belanja bulanan.

“Mas aku pergi belanja dulu”, kata istriku.

“Ya hati-hati dijalan”.

Sementara adiknya (istriku) berbicara pada kakak iparku untuk memintannya menunggu sampai istriku pulang belanja. Selesai itu istriku dan anaku pergi meninggalkan rumah.

Aku berkata pada Mbak Heni.

“Mbak kalau membutuhkanku aku berada didalam”. Lalu aku pergi meninggalkan Mbak Heni  yang masih duduk diluar sambil bermain dengan HPnya.

Aku masuk kedalam diruang tengah sambil duduk disofa menonton TV, kakak iparku pergi kekamar mandi dan selesai dari kamar mandi dia berjalan menuju dapur, kulihat blouse kerjanya yang terlihat sangat licin memperlihatkan keindahan tubuh yang terlihat ramping. Aku tak tahan lagi, maka akupun segera pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarku karena takut terjadi yang tidak-tidak. Penisku sudah begitu tegangnya didalam celana, tak lama aku baru masuk kamar kemudian terdengar suara panggilan kakak iparku.

“Mas..mas Indra…mas..?”.

“Ada apa Mbak Heni?”, tanyaku sambil membuka pintu kamarku.

“Lho kok aku ditinggal sendiri diluar gimana sih Mas..?”.

“Maaf Ya aku lupa kalau ada Mbak disini..?”, jawabku pura-pura lupa.

Kedua mataku tertuju ke tubuh Mbah Heni yang ramping dengan blouse yang licin dan mengkilap sehingga gairahku semakin naik, Bra warna putih yang tercetak jelas dihadapanku sekarang semua itu begitu indah dan menggoda.

Mbak Heni mengajaku keruang kelurga dan menarik tanganku. Kami pun berdua tersenyum manis. Aku berdiri dihadapannya, lalu Mbak Heni berjalan kembali disampingku. Ada kebimbangan didalam hati mengenai semua ini, antara gairah dan akal sehatku. Namun kalau nafsu setan sudah merasuki diriku semuanya akan lupa apa yang kuperbuat dengan kakak iparku ini, maka dengan cepat tangan kakak iparku aku pegang dan dia terkejut.

Kami sudah saling berhadapan dan berdekapan. Mbak Heni tak melawan hanya menatap penuh rasa keterkejutan meliahat aku. Aku peluk tubuhnya dan mencium bibirnya lembut, namun penuh gairah.

Kakak iparku bukanya melawan atau menolak melainkan dia hanya pasrah apa yang aku perbuat, hingga pada akhirnya kakak iparku juga ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku. Tanganku tak berhenti begitu saja, ku raba bagian punggungnya, turun kebawah lalu meremas kuat bongkahan pantat kakak iparku dan membuatku semakin terangsang. Penisku yang sangat tegang menempel keras pada perut kakak iparku, denyutan kuat penisku terasa begitu menepel ditubuhnya.

Tanganku bergerak semakin liar, membuka pengait branya dari belakang dan melepas Branya dari tubuhnya dengan membuka kancing blousenya  bagian atas dan menyusup masuk kedalamnya. Begitu Bra berhasil kulepas, kedua tanganku langsung meremas-remas kedua payudara kakak iparku yang berukuran tidak terlalu besar itu tapi memiliki putting susu yang sangat besar seperti biji buah salak.

Tampak jelas sekali putting susunya menjeplak menonjol diblouse satin yang sengaja tidak kulepas. Kumainkan kedua putting susunya dengan jari-jari tanganku sambil kuremas-remas dan setiap remasan kami saling berciuman antara bibir dan lidah, membuatku semakin bergairah. Kemudian tanpa kusadari kedua  tangan kakak iparku mulai bergerak menuju selangkanganku, membuka celanaku dan celana dalamku telepas dari tubuhku dan meremas-remas lembut penisku yang sudah sangat tegang.

Beberapa saat kemudian, aku teringat bahwa yang kulakukan saat ini dengan kakak iparku adalah kesalahan besar apalagi sampai ketahuan dan seketika itu juga aku melepaskan ciumanku dan juga remasanku pada kedau payudara kakak iparku. Aku berjalan mundur sambil menatap penuh rasa bersalah pada kakak iparku ini  yang sudah ikut terangsang oleh karenaku. Wajahnya memerah, dan nafasnya pun memburu seiring dengan gairah yang memuncak.

“Mbak Heni Maaf..maafin…aku ya Mbak ..maaf..”, kataku gugup.

“Maafin aku ya Mbak, aku tidak bermaskud seperti ini Mbak, maaf…”, kataku semakin kacau dan bingung.

Namun saat itu tiba-tiba Mbak Heni menyentuh bibirku dengan jarinya, dan berkata lembut, “ngak papa kok Mas. Mbak tau kok…masalah kamu sebenarnya”, kata kakak iparku mencoba menenangkanku.

“Emang Mas Indra lagi pengen banget ya…?”, tanya kakak iparku kembali.

“Iya, Mbak apalagi Mbak bikin aku bergairah sekarang ini ditambah aku sudah lama pingin seperti ini”, kataku lagi.

“Emang sih Sari (istriku) jarang kasih kalau Mas lagi pingin?”.

“Ya Mbak habis dia kalau aku ajak selalu menolaknya”, kataku.

“Ya udah Mas kalau Mas pingin Mbak bantuin…?”, kata Mbak Heni pelan sambil menatapku tajam.

Aku terkejut dengan jawabannya ini diluar nalar akal sehatku kenapa dia berkata seperti itu dan aku menatap kedua mata kakak iparku seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.

Mbak Heni mendekatiku, lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik ditelingaku “Ayo jangan dilihat Mas sekarang tubuh ini buat Mas Indra”, kakak iparku menciumku kemudian. Dengan lembut, hingga akhirnya akupun membalas ciumannya.

Tangan kakak iparku membimbing tanganku kearah dadanya, dan menempatkannya pada payudaranya, lalu membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri. Aku lakukan, pertama dengan lembut lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian, aku memeluk tubuhnyadengan erat. Ciumankupun turun pada leher kaka iparku. Desahan lembut keluar dari bibir kakak iparku, sesampai dikedua tonjolan putting susunya yang terhalang kain satin blousenya kusedot-sedot secara bergantian dan suara desahan kakak iparku berubah menjadi erangan penuh gairah.

“Aaannggghh..aahh..Mas….oohh…..sedot terus sayang jangan dilepas”, erang kakak iparku.

Tanpa melepas blouse kerjanya itu, aku menikmati licinya kain satin blousenya yang tebalut ditubuh kakak iparku itu.

Semakin lama semakin kuat kusedot kedua putting susunya, erangan dan gelinjang tubuh kakak iparku  semakin keras dan kuat. Apalagi posisinya sekarang telah duduk diatas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai pinggulnya. Ciuman dan jilatanku pada payudara kakak iparku membuatku mengerang semakin keras, apalagi ketika jariku menggosok belahan vaginanya yang mulai basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam yang telah basah kuyub oleh cairan kewanitanya.

“Aaah..aahh..mass..aahh….aahh…”, erang kakak iparku.

Setelah beberapa saat kakak iparku kembali mengerang panjang dan aku langsung melumat bibirnya mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat pada mulutnya. Tubuh Mbak Heni menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat. Setelah beberapa saat kemudian, kakak iparku mulai tenang.

Mbak Heni melepaskan pelukannya, ia tersenyum manis dan berdiri dan kemudian melepas turun rok dan celana dalamnya sendiri dan ketika belahan vaginanya terlihat dihadapanku yang sudah dicukur habis rambut kemaluanya itu, penisku semakin tegang berdiri dengan kokohnya. Tubuhnya yang ramping hanya terbalut Blouse kerjanya saja mulai mengocok penisku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku. Eranganku mengeras seiring dengan kocokan kakak iparku pada penisku.

Mbak Heni kembali naik keatas tubuhku yang duduk dikursi sofa dan menuntun penisku tepat berdiri tegak dibawah bibir vaginanya. Kemudian Mbak Heni menurunkan tubuhnya secara perlahan-lahan dan penisku mulai membelah bibir vagina dan Blesssss…..penisku perlahan masuk kedalam vaginanya, rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku, sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan kuinginkan. Dengan satu gerakan penisku terbenam dalam liang vagina kakak iparku, pijatan dan denyutan dinding vaginanya sangat nikmat.

“Anggaahh..Masssss…aannggghh….enakk.bangett..aahhh”.

Setelah berdiam diri beradaptasi hinggan semua penisku masuk kedalam vaginanya, Mbah Heni kemudian bergoyang dengan lembut naik turun dan maju mundur sesekali memutar, sementara itu penisku bagaikan dipelintir dan dan dipijat lembut oleh dinding vaginana, membuat hanya tak sampai 5 menit sudah mengerang panjang.

“Angggaahh..aahh….Mbak…Heniiii…aahh…aku..mauu..keluarr..aahh..aahh..”, erangku.

“Angaahh..aahh..keluarrinn..keluariinn..saja Mas didalam biar Mas merasakan kenikmatan..ahhhh”.

Crottt….crottt….crottt….cairan spermaku keluar sangat banyak sekali didalam vaginanya dengan goyangan tanpa dihentikan oleh kakak iparku itu. Dia terus bergerak mengenjot penisku didalam vaginanya hingga akupun mengerang sangat panjang, sambil memeluk tubuh kakak iparku yang duduk diatasku dengan posisi penisku berkedut kuat memuntah cairan sperma berkali-kali dalam liang vaginanya.

Rasa nikmat yang tiada tara itu baru saja ku rasakan tapi kakak iparku tak berhenti malah semakin liar bergoyang menjepit penisku yang baru saja memutahkan sperma didalam vaginanya. Sisa-sisa spermaku keluar lewat celah-celah bibir vaginanya saat terus bergoyang diatas tubuhku dan jatuh meleleh dipahaku. Tak lama kakak iparku terus bergoyang diatas tubuhku tiba-tiba tubuhnya memelukku sangat erat sekali ketubuhku disertai tubunya yang terasa mengejang-ngejang sangat kuat sekali dan terdengar desahan panjang saat kakak iparku orgasme.

“Mas…Indraaaaa….anghhh….aku…..dapat…..Mas…..anghhhhh”, kamipun berciuman panas. Sementara Mbak Heni semakin kuat menekankan vaginanya hingga penisku terbenam seluruhnya hingga masuk kedalam dasar rahimnya. Rasa nikmat itu memang amat sangat luar biasa nkmatnya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata hanya desahan yang bisa dirasakan.

Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda, dan kakak iparku yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata,

“Mas....enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya…hah..hah..”.

“Iya, aku juga Makasih banget sama Mbak, punya Mbak enak banget. Mas puas banget..”.

“Mas Indra nakal juga ya.”, kata kakak iparku yang berdiri, lalu memakai kembali celana dalamnya dan roknya kemudian ia bersimpuh dihadapanku.

Penisku yang masih terlihat tegang itu kembali diremas-remas oleh Mbak Heni, lalu tak kusangka penisku dikocok-kocok pakai kain satin blousenya dengan mejepit penisku dengan kedua payudarahnya dengan posisi Mbak Heni berjongkok dihadapanku.

“Ahh..enak banget Mbak, licin juga kain satin kemeja Mbak bikin mau keluar lagi…?”, kataku.

“Kalau mau kelau lagi yang dikeluari saja Mas.”, kata Mbak Heni yang kemudian terus mengesek-gesekan penisku dengan kedua payudahnya.

“Aaah..aahh..Mbakkkk…mbaakkk..ohh…Mbakkk…aahhh”, Croot….croott..cairan spermaku keluar membasahi blouse kerjanya.

Beberapa kali semprotan yang keluar menodai kain satin blousenya, hingga beberapa tetes spermaku yang keluar disela-sela jepitan payudarahnya yang membasahi kain satin blousenya. Kuambil tissue untuk membersihkan noda sperma yang menempel diBlouse kerjanya. Setelah itu, MbakHeni aku bantu berdiri dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan, mulai dari bloush kerjanya sampai dengan roknya.

Beberapa saat setelah itu, kakak iparku telah selesai berbenah dan kembali duduk dihalaman depan, bersama denganku.

“Mbak ngak kekamar mandi dulu…?”, tanyaku padanya.

“Ngak Mas biar bekas sperma Mas didalam vagina Mbak masih tersisa?”, ucap kakak iparku padaku.

“Dasar kamu Mbak ada-ada saja, makasih ya Mbak bikin aku puas malam ini”, kataku

“Iya Mas sama-sama aku juga makasih banget sama Mas Indra juga lho”, jawabku sambil menundukkan kepala.

“Jangan lupa Mbak kalau main kesini pakai Blouse seperti itu ya?”.

“Ya Mas, nanti kalau main pasti aku pakai lagi biar Mas puas”.

Tepat setelah itu, istriku dan anaku pulang dari mall Dan suasana rumah kembali ramai seperti biasa. Tapi, yang berbeda adalah suasan hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dari kakak iparku ini. Kulihat bekas spermaku yang sempat mengenai blouse kerjanya tampak sedikit terlihat bekas speramku menepel dikain satin blousenya yang sudah mengering.

Makasih kakak iparku yang mau berbagi kenikmatan denganku sampai saat ini demi kepuasan.

 

Rabu, 09 Maret 2022

cerita seks Tante Heni

 

 

CERITA SEKS KENIKMATAN SEKS DENGAN TANTE HENI


Namakau Roni walaupun aku kurang ganteng dan kulit berwarna kecokelatan, setidaknya aku manfaatin kelebihanku tubuh yang berotot dan dengan memiliki batang kontol yang besar dan panjang bawaan sejak dari lahir dan ukuran kontolku ini lebih panjang dari ukuran rata-rata pria normal. Aku mempunyai nafsu yang tinggi bila melihat wanita cantik dan seksi apalagi kalau dia berpakaian satin pasti tidak bisa kutahan nafsuku ini. Entah kenapa kalau aku melihat wanita berpakaian satin pasti senjataku langsung tegang dan pinginya ingin berkhayal sambil beronani.

Didalam hidupku ini ada satu satu wanita yang selalu membuat aku gelisah jika berada di dekatnya. Dia adalah Tante Heni, dia memiliki wajah cantik dan Putih. Biarpun sudah memiliki dua orang anak yang sudah mulai dewasa tapi bentuk tubuhnya masih terlihat bagus, dengan panggul berisi dan pinggang ramping. Bentuk Payudaranya juga indah kenceng serasi dengan bentuk badannya.

Tante Heni ini juga akrab dengan ibuku. Karna mereka berdua itu cocok satu sama lain. Dan satu kebiasaan yang kulihat pada Tante Heni ini, kalau suka main kerumah pasti selalu memakai daster-daster satin dan jarang suka pakai bra karena kedua putting susunya jelas sekali terlihat menonjol. Pernah juga Tante Heni ditegur oleh ibuku kalau main kesini pakai Bra dong Mah itu kelihatan. Tapi tetap saja Tante Heni masih seringnya tidak memakai Bra kalau main ke rumah dan itu sudah kebiasaan Tante Heni seperti itu.

Pernah ku dapati Tante Heni sedang  lagi rebahan ngobrol dengan ibuku. Rupanya dia tidak mengira aku suka curi-curi pandang, aku sudah sempat melihat celah dadanya yang putih padat polos tanpa bra yang kelihatanya bagus bentuknya yang bikin aku terpesona itu bentuk putting susunya pasti terlihat menonjol. Aku kadang meneguk ludah.

Apalagi daster yang sering dipakai Tante Heni selalu yang licin-licin dan mengkilap dan itu yang bikin aku selalu Horny melihatnya. Bila kalau sudah horny aku langsung tancap gas pergi ke kamar dan langsung onani dengan sepotong kain satin sambil membayangkan Tante Heni. Apalagi aktifitas Tante Heni semakin sering main kerumah dan aku sering ngintip sambil curi-curi pemandangan setiap kali mereka ngobrol. Dengan cara aku purapura membaca buku atau Koran untuk melihat pemandangan seksinya Tante Heni yang memakai Daster satin yang mengkilap dan licin itu.

Aku dengar Tante Heni akhir-akhir ini sering kurang puas kalau main dengan suaminya. Karena pernah ku dengar dia berbicara sama ibuku seperti itu. Aku tak tahu kenapa Tante Heni sering mengeluh tentang hubungan dengan suaminya itu padahal mereka sudah memiliki dua orang anak.

Singkat cerita pada saat liburan panjang, satu keluarga Tante Heni akan pergi berlibur ke Thailand tapi Tante Heni tidak bisa ikut kerena kurang enak badan jadi yang berangkat hanya kedua anaknya dan suami Tante Heni saja. Akhirnya berangkatlah keluarga Tante Heni ke Thailand untuk satu minggu lamanya dan Tante Heni hanya yang tinggal sendiri di rumah.

Selama keluarga Tante Heni berlibur ke Thailand aku dipanggil sama ibuku dan menyuruh aku untuk menemani Tante Heni dirumah selama Keluarga berlibur ke Thaland karena kalau malam Tante Heni takut sekali dan merasa kesepian di rumah.

Sehari setelah semua keluarga Tante Heni berangat berlibur ke Thailand, ibuku langsung menyuruhku untuk segera kerumah Tante Heni untuk menemani selama keluarganya berlibur. Malam pertama saat aku bermalam dirumahnya aku menjadi gugup dan bisa tidak tenang kalau berdekatan dengan Tante Heni. Saat pertama kali kedatanganku untuk menemani Tante Heni dirumahnya, tampak wajah Tante Heni terlihat bahagia sekali.

“Ayo masuk Ron?”, Tante Heni langsung menyuruhku masuk.

Kedatanganku malam itu sudah disambut oleh Tante Heni dengan penampilan yang lebih Hot dari hari biasanya dengan pakaian daster yang terlihat agak seksi membalut tubuh rampingnya itu. Kedua mataku selalu focus kearah kedua putting susunya yang terlihat menonjol menjeplak dikain satin dasternya itu. Tapi aku tetap berusaha tenang walaupun aku sudah dibikinya horny olehnya.

Malam pertama aku menginap dirumahnya Tante Heni langsung mengajak aku makan malam bersama diruang meja makan.  aku berusaha menolanya untuk makan karena aku sudah makan sebelum kerumah Tante Heni dirumah tadi tapi Tante Heni tetap memaksa aku untuk makan juga.

Saat kita makan bareng satu meja diruang makan keluarga, sambil menyantap makan malam sekalian ngobrol.

“Ron kamu kok pendiam sekali? Lain dengan adik-adik dan ibumu”, kata Tante Heni sambil kita makan berdua.

Padahal aku bukanlah orang pendiam melainkan orang yang banyak bicara karena sebenarnya aku tak banyak bicara hanya kalau dekat sama Tante Heni saja Karena gugup dengan penampilan selalu membuat aku horny.

“Tante suka kok sama orang pendiam”, sambungnya.

Sehabis makan malam, kami berdua nonton TV sambil ngobrol. Kulihat Tante Heni rebahan sampai secara tak sadar menaikkan kakinya ke sofa, kelihatan celana dalamnya. Bikin aku menjadi horny saja “Oh tuhan aku benar-benar sudah tidak bisa menahan ini” dalam hatiku berbicara,

Malam itu kita ngobrol-ngobrol seputar tentang sekolahku, kegiatanku sehari-hari dan apakah aku sudah punya pacar atau belum. Kelihatannya Tante Heni memang ingin mengajak aku terus ngobrol-ngbrol karena dia takut pergi tidur sendirian ke kamarnya. Melihat aku menguap sambil diajak ngobrol, Tante Heni pergi ke kamar dan kembali membawa aku sepasang baju tidur milik suaminya seperti sepasang baju dan celana pendek seperti model piyama dari bahan satin.

“Ini Ron pakai saja biar tidur mu agak enakan”.

“Tapi aku ngak pernah pakai seperti ini”.

“Udah pakai saja”. Karena Tante Heni memaksa untuk memakainya dan akhirnya kupakai juga sepasang piyama satin itu.

Di rumah aku biasanya memang tidur hanya memakai celana pendek tanpa memakai celana dalam dan karena malam itu aku harus memakai sepasang piyama itu jadi semua celana dan bajuku aku lepas dan memakai piyama itu tanpa memakai celana dalam. Begitu kupakai piyama satin itu batang kontolku tidak mau diajak kompromi. Untungnya malam itu  Tante Heni sudah masuk ke kamarnya jadi bentuk tonjolan batang kontolku itu tidak terlihat.

Malam itu terdengar hujan disertai angin kencang terdengar di luar. Aku yang mulai membaringkan diri di sofa dan menutupi diri dengan selimut ketika suara angin dan hujan gemuruh guntur dan petir sabung menyabung. Angin juga semakin kencang dan hujan makin deras sehingga rumah itu seperti bergoyang. Dan tiba-tiba listrik mati sehingga semua gelap gulita.

Kudengar suara Tante Heni memanggil di pintu kamarnya.

“Roni”

“Ya, Tante?”, Tolong temani Tante mencari senter.

“Dimana Tante?, aku mendekat meraba-raba dalam gelap ke arah dia.

“Mungkin ada di dapur, Tante mau ke sana”. Baru saja dia berkata itu saat tanganku menyentuh tubuhnya yang empuk. Ternyata persis dikedua buah dadanya. Cepat kutarik tanganku dan meminta maaf tapi Tante Heni hanya diam saja.

Kucari-cari senter didapur dari laci ke laci tapi juga tidak ketemu dan kukatakan sama Tante Heni

“Ngak ketemu senternya Tan, kayaknya malam ini kita ngak usah pakai senter saja”.

“Lah gelap gulita dong”.

“lagian kita juga kan mau tidur jadi ngak usah pakai senter”.

“Tante takut tidur kalau gelap seperti ini”.

“Gimana kalau malam ini aku temani Tante supaya tidak takut?”, aku sendiri terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulutku sendiri, mungkin karena sudah aku juga sudah ngantuk banget dan besok harus sekolah.

Tante Heni hanya diam beberapa saat “maksudnya kamu tidur di kamar tidur Tante?”, tanyanya.

“Ya Tante tapi nanti aku tidur dibawah saja pakai karpet dan Tante tidur diatas ranjang”., ternyata Seluruh lantai kamar tante memang ditutupi oleh ornamen karpet tebal.

“Ngak usah Ron kamu tidur di tempat tidur Tante saja sekalian asal?”, dalam hatiku bakan malam ini aku tidak bisa tidur.

“Asal apa Tante?”, aku jadi penasaran.

“Asal kamu jangan bilang sama ibu kamu nanti Tante bisa malu tidur sama kamu Dan juga jangan sekali-kali bilang sama suamiku”.

“Ah ngapai juga bila keibuku sama suami Tante Heni emang gila aku ini?”. Tak kusangka aku bakalan dapat durian runtuh untuk berkesempatan tidur di samping Tante Heni yang selama ini aku idam-idamkan. Siapa tahu aku nanti bisa nyenggol-nyenggol dia sedikit-sedikit menikmati daster satin yang dipakainya.

Kami bedua masuk sambil Meraba-raba seperti orang buta karena gelap gulita disertai hujan turun sangat deras sekali diluar. Cahaya kilat dari luar terlihat dari dalam jendela kamar Tante Heni. Ingin sekali aku merangkul tubuhnya yang ramping itu tetapi aku takut dia marah. Akhirnya kami berdua berbaring berjajar di tempat tidur. Ternyata kamar tidur Tante Heni sangat besar dan empuk dan kurasakan dengan tanganku selimut dan sperainya semua terbuat dari bahan satin juga. Apa memang Tante Heni suka dengan bahan yang licin-licin sama seperti fantasiku.

Aku berusaha tenang dan mulai tidur bersama Tante Heni didalam selimut satin diatas ranjangnya. Aku berusaha menjaga agar tidak terlalu banyak bersentuhan badan. Perasaanku tak karuan. Baru kali ini aku tidur dengan seorang wanita yang bukan keluarga. Apalagi Perempuan ini fantasi idamanku selama ini. Kayaknya malam ini tidak bisa tidur karena petir dan angin diluar terdengar sangat jelas disertai hujan sangat deras. Akhirnya kami berdua kembali melanjutkan ngobrol-ngobrol.

“Ron?”.

“Ya tante”.

“Kamu itu item dari pada adik-adik kamu yang berkulit putih”.

“Lah emang kenapa sih kalau item Tan?”.

“Ya ngak papa Ron, aku seneng lihatnya apalagi kamu punya tubuh berotot?”, bisiknya di sampingku dalam gelap.

Aku tak menjawab lagi karena hanya menahan betapa tegaknya kontolku ini menahan dari tadi, kataku dalam hati. Aku mencoba berusaha berbaring miring membelakangi tubuhnya hingga hampir menyentuh tubuh Tante Heni. Kukira dia sudah tidur, yang jelas aku tak bisa tidur. Bahkan mataku yang tadinya berat mengantuk, sekarang terbuka lebar karena sudah benar-benar horny.

“Ron?”, kudengar berbisik lagi dengan memecah keheningan.

“Ya Tan ada apa?”.

“Kamu pernah bersetubuh dengan wanita?”, Nafasku agak sesak sambil menelan lidah mendengar itu.

“Belum sih Tan paling hanya pegang-pegang saja”, jawabku

“Hmmh…kayaknya malam ini kamu nafsu ya”, mendengar itu aku agak sedikit kaget.

“Ngak kok Tan?”.

“Ya bener itu punya kamu kayanya bediri, Tante bisa rasakan”, astaga ternyata benar batang kontolku yang sudah berdiri itu menyentuh pantatnya.

“Heheh…habis Tante ya bikin Roni jadi begini”, jawabku jujur kepadanya.

“Kamu mau ama Tante?”, dalam gelap kudengar dia menawarin gituan.

Mendengar itu aku hampir-hampir tak percaya dia mengatakan seperti itu dan aku jadi bingung apa mau menerima tawaran itu apalagi aku sudah sangat horny sekali.

“Kok diam setubuhin Tante?”.

Aku tahu inilah kesempatan emas untuk melampiaskan hasrat berahiku yang terpendam selama ini pada perempuan idamanku ini. Rasanya seperti aku dapat peluang emas untuk merasakan tubuhnya malam ini. Perlahan kupeluk tubunya yang ramping dan kucium bagian lehernya dan kulepas celana satin piyamaku. Batang kontolku yang sudah siap tempur aku selipkan dibagian pantatnya dari belakang dengan posisi miring dan mulai aku gesek-gesekan.

“Ternyata punya kamu besar juga ya Ron?”.

Aku tidak menjawabnya karena aku merasakan kenikmatan saat kugesek-gesekan kontolku dibelahan pantatnya sambal menikmati licinya kain satin dasternya.

“Ouhhhh…..ohhh”.

“Kenapa Ron enak”.

“Enak banget Tan, apalagi kain satin daster bikin aku kenikmatan”.

“Kamu suka juga Ya sama satin?”.

“Iya Tan, aku suka banget sama yang licin-licin bikin jadi Horny kalau lihatnya,  apalagi kalau digesek-gesekan seperti ini pinginya mau muncrat”.

“Hahaha…kok kamu sama Tante suka dengan satin ya?”.

“pantesan saja kalau Tante main kerumah kok selalu pakai yang licin-licin bikin jadi Horny lihatnya Tante”.

“Berarti selama ini kamu sering Horny dong sama Tante kalau main kerumah kamu”.

“Hehehe….iya Tan, makanya aku selalu onani kalau habis lihat Tante”.

“Dasar otak ngeres juga kamu”.

Kucium kembali telinganya dan kuremas-remas buah dadanya sambil kumainkan kedua putting susunya dengan jari-jari tangganku. Aku gesek-gesekan kontolku dibagian belahan pantatnya sambil merasakan sensasi licinya kain satin yang mengesek-gesek kepala kontolku sampai terasa mengeluarkan cairan bening yang membasahi kain satin dasternya.

Tak lama kemudian aku menanggalkan celana dalam Tante Heni . Lalu dalam gelap kupeluk tubuhnya dari belakang masih posisi miring. Kukucup mulutnya dari samping. Kuremas buah dadanya dan tak sabaran lagi kedua kakiku masuk ke celah kedua pahanya. Kubuka paha itu, kuselipkan paha kiriku di bawah paha kanannya dan dengan satu tikaman kepala kontolku menerjang tepat akurat ke celah belahan vaginanya yang basah.

Terasa aka susah aku masukan mungkin karena kontolku agak besar tapi kuludahi kepala kontolku sambil mengesek-gesekan diujung bibir lubang vaginanya dan ku tekan sedikit demi sedikti dan Blesss….setengah kontolku mulai masuk kedalam vaginanya.

“Aauhuuhhh Roniiii  pelan-pelan sayang punya kamu besar sekali”, erangan tante.

Aku pelan-pelan agar Tante Heni tidak kesakitan dan akhirnya lama kelamaan batang kontolku mulai lancar keluar masuk kedalam vaginanya sampai terasa becek oleh cairan yang keluar dari lubang vaginanya. Aku terus menyetubuhi Tante Heni perlahan tapi mulai genjotanku sedikit aku naikan. Kurubah posisiku dengan posisi aku diatas tubuh Tante Heni yang terlentang dan Sambil menusuk keluar masuk lubang vaginanya dan  kedua buah dadanya terus kuremas dan kuhisap dan bibirnya kupilin dan kulumat dengan mulutku. Mataku terbeliak saat batang kontolku semakin bergerak maju mundurkan, kutarik sampai tinggal hanya kepala lalu kubenam lagi kedalam mereguk nikmat sorgawi vaginanya.

Kenikmatan yang baru pertama kalinya aku rasakan main dengan wanita idamanku selama ini. “Ohhhhh Ohhhhh….anghhh” desah dan rintihan kenikamatan kita berdua mengisi setiap sudut ruangan yang terhalang oleh suara turunya air hujan yang sangat deras dan suara petir.

Hampir 10 menit lamanya aku terus mengenjot kontolku keluar masuk vaginanya hingga menimbulkan suara gesekan seperti suara becek dan akhirnya Tante Heni Orgasme.

“Roniiii…..terus sayang tekan yang dalam”, kutekan sambil kutahan kontolku kedasar rahimnnya yang paling dalam dan terdengar desahan panjang disertai tubuh dan otot-otonya mengejang-ngejang saat Tante Heni orgasme.

Kurasakan batang kontoku terasa ada yang menarik-narik dan meremas-remas yang berada didalam vaginanya saat Tante Heni orgasme.

Begitu nafasnya mulai teratur aku kembali mengoyangkan gerak keluar masuk kontolku kedalam vaginanya yang semakin becek seperti busa. Tapi tak lama aku terus mengenjotnya posisi masih diatas tubuhnya seperti pelari marathon dan Crot…crott…crottt, cairan spermaku keluar sangat banyak membasahi lubang vaginanya. Tubuhku mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar dan akupun jatuh dipeluakan tubuh Tante Heni. Kita sama-sama penuh keringat dan tenagaku rasanya terkuras saat kusadari bahwa aku sudah benar-benar habis merasakan sisa-sisa orgasme.

Dan tiba-tiba listrik menyala kembali. Tanpa kami sadari rupanya hujan diluar sudah reda. Dalam terang kulihat Tante Heni tersenyum melihatku aku masih menidih tubuhnya dengan posisi kontolku masih tertancap didalam vaginanya.

“Makasih Ya Roni, baru kali ini bisa merasakan kepuasan sama kamu”, dia mencium bibirku dan aka membalasnya,

“Ya, Tante, tapi apa selama ini Tante sudah jarang disentuh sama suami sampai bilang seperti itu”.

“Disentuh tetap disentuh Ron tapi aku belum puas suamiku keburu mucrat”.

“Hahaha….tapi sekarang ada Roni tante bakalan puas dong”.

“Iya sayang pokonya puasi Tante ya”, sambil kita berciuman antara bibir dan lidah.

Lalu aku turuh dari atas tubuhnya dan melepas kontolku yang sudah mulai lemas, kemudian Tante Heni  turun dari ranjang. Tampak dasternya yang licin itu terlihat kusut bercampur keringat dan bekas  spermaku dan Tante Heni pergi ke kamar mandi, tentunya hendak cebok membersihkan spermaku yang berlepotan di dalam selangkangannya.

Keluar dari kamar mandi kulihat dia ke dapur dan akupun gantian masuk ke kamar mandi membersihkan kontolku dan pangkal kontolku berserta rambutnya yang juga berlepotan sperma. Habis itu aku kembali ke ranjang.

Apakah malam ini akan ada babak selanjutnya Tanyaku dalam hati. Atau aku disuruh tidur kembali ke sofa karena lampu sudah nyala.

Tante Heni masuk ke kamar membawa cangkir kopi panas yang diberikan padaku dan kami duduk bersisian di pinggir ranjang. Kuminum kopi panas yang dibuatkan oleh Tante Heni.

“Cruput, Enak sekali kopinya Tante, bisikku dekat telinganya.

“Maksudnya?”.

“Maksudnya kopi buatan tante sama Main sama tante enak sekali”.

“Mau lagi?”, tanyanya menggoda.

“Iya siapa takut”, kataku tak sabar dengan melingkarkan tangan di bahunya.

“Tapi pelan-pelan ya sayang soalnya punya kamu gede banget”.

“Iya Tante, janji”.

Selesai menyeruput tiga kali kopi panas yang dibuat Tante Heni akupun kembali melakukannya permainan lagi diatas ranjang. Awalnya kita saling berpandangan dan pelan-pelan mulai beciuman antara lidah dan bibir, lalu turun ciuman ke bagian lehernya dan turun menelusuri licinya kain satin dasternya sampai kepusar lalu kucium dan kembali naik keatas kebagian tonjolan putting susunya yang terlihat menjeplak keluar dikain satin dasternya, lalu kukulum dan kugigit-gigit bagian putting susunya sambal kujilat dan kusedot seperti anak bayi menyusui tanpa membuka penghalang kain satin dasternya.

“Roniiii….anghhhh….sedot terus sayang sedot yang kuat sayang”, Tante Heni mulai mendesah kenikmatan.

Semaikn dia mendesah keras semakin kuat sedotan dan jilatanku dikedua putting susunya dan jilatanku turun kembali ke bawah seraya tanganku meremas-remas kedua dadanya. Lalu kujilat turun sampai kebagian belahan vaginanya. Kujilat dengan ujung lidahku  sambil kumainkan itilnya dengan ujung lidahku. Tante Heni mengangkat-angkat panggulnya menahan nikmat jilatanku dibagian belahan vaginanya.

“Anghhhh….ougghhhh….Roniiii…..masukan kontolmu sekarang Tante sudah ngak tahan lagi ayo dong sayang jangan dijilat terus ayo dong masukan kontolllmuuuu”.

Aku segera merayap keatas tubuh Tante Heni. Tangannya segera membantu menempatkan batang kontolku tepat di bibir lehan vaginanya. Dan tanpa menunggu lagi aku tekan kontolku masuk dan membenamkannya sampai dua pertiga. Blesss…..begitu masuk kontolku didalam vaginanya Lalu kupompa dengan sangat ganas.

“Roniiiii….Oughhhh….anghhh….ahhhhh”, desahanya mereguk menahan nikmatanya gerakan kontolku keluar masuk vaginanya sambil tanganya merangkul leher dan punggungku dengan mesra.

 

Rangkulan Tante Heni membuat aku semakin bersemangat dan terangsang. Genjotan keluar masuk kontolku kedalam vaginanya sekarang lebih kuat dan desahan Tante Heni juga semakin terdengar sangat kuat. Dan kutancapkan seluruh batangku sampai dasar rahim Tante Heni.

Sentuhan ini menyebabkan Tante Heni menggeliat-geliat memutar panggulnya dengan ganas, meremas dan menghisap kontolku dengan dinding vaginanya. Seperti kontolku diremas-remas dan Reaksi Tante Heni ini menyebabkan tubuhnya mengejang-ngejang sangat kuat sekali seperti cacing kepanasan.

“Roniii….anghhh…anghhhhhhhhhh”, desahan panjang Tante Heni menandakan dia orgasme.

Melihat itu aku tekan dan tekan lebih dalam lagi kontolku kedasar rahimnya dan kudiamkan sebentar disana dan kurasakan ada denyutan yang meremas-remas kontolku saat Tante Heni orgasme.  Setelah nafasnya mulai teratur aku pun kembali mengoyangkan genjotanku keluar masuk kontolku kevaginanya sambil memeluk dan menidih Tante Heni dengan posisi terlentang diatas ranjang. Semakin lama genjotanku semakin kupercepat dan kurasakan aku segera jebol.

“Tanteee….Heniiiii….akuuu…..mauuu….keluarr…..”, Crottt….crottt…crottt, cairan spermaku muncrat tanpa dapat kutahan lagi keluar didalam vaginanya.

Tubuhku lemas diatas tubuhnya sambil bernafas ngos-ngosan sambil membisikan ditelinganya.

“Ohhhh….enak banget punya Tante bikin Roni benar-benar mucrat didalam”.

“Ya Roni sayang punya kamu juga enak banget bikin aku puas malam ini”, katanya sambil kucium bibirnya dan kembali kita saling berlumatan.

Kami berdua langsung tertidur pulas karena kecapeaan diatas ranjang saling berpelukan masuk didalam selimut kain satin.

Akupun terbangun pada pagi hari. Memang kebiasaanku aku sudah bangun pagi-pagi sekali. Karena aku perlu olahraga. Kupandangi tubuh Tante Heni yang tergolek miring disampingku dengan pakaian daster satin yang telihat kusut tanpa Bra dan Cd. Sebelah kakinya menjulur dari dasternya sedikit keatas di selangkangannya membentuk segitiga sehingga aku dapat melihat bagian dalam pahanya yang putih padat sampai ke pangkalnya. sewaktu aku merasa desakan mau buang air kecil. Karena itu pelan-pelan aku turun dari ranjang terus ke kamar mandi.

Dikamar mandi aku basuh mukaku  dan kumur-kumur, sewaktu Tante Heni mengetok pintu kamar mandi. kubukakan pintu dan Tante memberikan handuk bersih dan menyodorkan sikat  gigi baru dan odol.

“ini Ron, mandi saja disini baru nanti kamu tinggal berangkat sekolah”,katanya.

Akupun cepat-cepat mandi. Keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membalut tubuhku, kulihat Tante sudah di dapur menyiapkan sarapan dengan daster satin yang semalam itu.

“Ayo sarapan dulu Ron habis itu kamu berangkat sekolah, Tante juga mau mandi dulu”, katanya meninggalkan aku.

Kulihat di meja makan sudah ada sebuah roti mentega dengan susu panas  cairan kental. Segera kusantap sarapan pagi yang disiapkan Tante Heni dan rasanya sungguh enak sekali di pagi yang dingin.

Tak lama kemudian setelah Tante Heni mandi dan keluar dengan memakai daster dengan bahan satin lagi tapi warna merah muda (pink) dan daster yang semalam dipakai ditaruh diember. Membuat aku jadi horny melihatanya.

Saat membereskan pring dan gelas bekas sarapanku dimeja makan dari belakan kupeluk tubunya dan kucium bagian lehernya dan buah dadanya kuremas-remas.

“Roniiii, udah dong nanti kamu telat sekolahnya sayang”.

“Mumpung masih ada waktu kok Tante habis Tante pakai daster seperti ini bikin Roni Horny”

Karena sudah bernafsu sekali aku angkat tubuh Tante Heni yang ramping itu dengan cara aku gendong pindah ke kamar.

“Ron, kamu kuat sekali”, pujinya kepadaku dengan ototoku yang lumayan besar.

Kubaringkan Tante Heni di ranjang, handuk yang membalut tubuh langsung kulepas. Kemudian Tante Heni melingkarkan kedua tangannya ke leherku dan menarik wajahku mendekati wajahnya lalu mulutnya mencium mulutku dan akupun melumat bibir itu. Dia menjulurkan lidahnya yang aku segera menghisapnya kamipun sama-sama berlumatan.

Lalu kuciumi seluruh wajah dan lehernya. Lalu kuulangi lagi apa yang aku lakukan padanya tadi malam. Meremas-remas buah dadanya, menciumi leher, belakang telinga, menghisap dan menggigit putting sususnya. Sementara itu tangan Tante Heni juga liar merangkul punggung, mengusap tengkuk, dan meremas-remas rambutku.

Lalu sesudah puas menjilat buah dada dan mengulum putting susunya tanpa membuka penghalang dasternya, ciumanku turun ke pusar dan terus ke bawah. Seperti kemarin aku kembali menciumi bagian rambut kemaluanya di sekitar vaginanya yang tebal seperti martabak, menjilat klitoris dan tak lupa bagian dalam kedua pahanya yang putih. Lalu aku mengambil posisi seperti tadi malam untuk menungganginya. Tante Heni menyambut batang kontolku ke lubang vaginanya dengan sangat bergairah. Blessss….kontolku langsung masuk kedalam vaginanya.

Terliahat Tante Heni sudah sangat bergairah sekali merasakan setiap kontolku keluar masuk vaginanya, setiap tusukan kontolku menggesek dinding vaginanya desahanya semakin kian terdengar keras sekali sambil membisikan ke telingaku.

“Ohhh…Ronniii….kamu benar-benar membuat aku jadi lemas karena gesekan kontolmu sayang”.

Tante Heni semakin tersengal-sengal, rangkulannya di punggung dan kepalaku semakin erat. Dan aku tidak lagi melakukan penjajakan. Aku sudah tahu titik kelemahan pertahanannya. Sebab itu aku masuk ke tahap serangan yang lebih hebat. kontolku sudah lebih sering masuk tiga perempat menyentuh dasar liang kenikmatan Tante Heni. Setiap tersentuh Tante Heni menggelinjang. Dia pererat rangkulannya dan dengan nafas tersengal dia kejar mulutku dengan mulutnya dan mulut dan lidah kamipun kembali berlumatan dan kerkucupan.

“Roniiiii, bisiknya. Punyamu panjang sekali bikin Tante ketagihan pingin main sama kamu lagi sayang”.

“Iya Tante sama seperti punya Tante enak sekali, jadi Roni ketagihan jua”, kataku balas memuji dia.

 

Dan pertempuran dipagi itu semakin lama semakin panas berlanjut dari menit kelima hingga ke lima belas menit selanjutnya. Keringat semakin keluar membasahi tubuh kita berdua diatas ranjang, sperai satin tempat tidurnya semakin basah olek keringat kita, Lalu geliat Tante Heni semakin menggila dan ini menyebabkan aku semakin gila juga memompa kontolku menusuk vaginanya. Aku tidak lagi menahan diri seakan-akan cairan spermaku akan segera kelaur.

Kutusuk dan kuhunjamkan kepala kontolku sampai ke pangkalnya berkali-kali dan berulang-ulang ke dasar rahimnya sampai akhirnya Tante tidak sadar menjerit sangat keras.

“Ouuuuoooooohhhhhh….anghhhhh”, Aku terkejut, cepat kututup mulutnya dengan tanganku, takut kedengaran orang yang ada didepan rumah, apalagi kalau kedengaran oleh ibuku di sebelah.

Dan saat itulah kurasakan tubuh Tante Heni mengejang-ngejang sementara mulutnya mengeluarkan suara lolongan yang tertahan oleh tanganku. Dia orgasme hebat sekali pagi itu. Wajah itu juga kelihatan letih sekali saat merasakan orgasme. Aku memperlambat lalu menghentikan genjotanku Tapi batang kontolku masih tertanam didalam vaginanya.

“Enak Tante?”, bisikku.

“Gila kamu Ron, enak sekali bikin ngak bisa kebayang nikmatnya, Tante capek sekali”, katanya membujuk supaya aku melepaskannya.

“Tapi mana aku mau? Aku belum keluar”, sementara batang kontolku yang masih keras perkasa yang masih tertancap dalam di liang vaginanya sudah tidak sabaran hendak melanjutkan pertempuran.

“Tante aku mau keluar diluar didaster satin punya Tante”, kataku meminta dan dia mengangguk mengerti.

Kulepas kontolku yang ada didalam vaginanya dan aku gesek-gesekan kontolku diatas perutnya sambil merasakan licinya daster satin yang dipakai Tante Heni, kedua tangannya kembali merangkulku, mulutnya kembali menerkam mulutku. Kemudian aku tak dapat lagi aku rasakan cairan spermaku akan segera mucrat karena efek licinya gesekan kain satin dasternya itu dengan kontolku dan Crott…crott…crot cairan spermaku mucrat berkali-kali dan membasahi kain satin dasternya. Tubuhku mengejang saat merasakan cairan sperma itu keluar dari dalam kontolku.

Pagi itu aku benar-benar puas dan kembali mandi lagi dan selesai mandi aku pamit untuk sekolah dan Tante Heni kutinggalkan masih terbaring diatas ranjang.

Selama keluarga Tante Heni berlibur seminggu ke Thailand dan kuhabiskan untuk melakukan permainan yang sama diatas ranjang kamarnya setiap malam selama  aku mengginap disana. Kunikmati fantasi kain satin koleksi Tante Heni yang membikin aku bergairah terus bersama Tante Heni.

SEKIAN.

 

Sabtu, 05 Maret 2022

CERITA SEKS TEMAN KANTOR

 

CERITA SEKS TEMAN KANTOR BERJILBAB

Post by Penikmat kain satin On Maret 5, 2022.

Perkenalkan namaku Anton dan aku sudah menikah. Singkat cerita kejadian ini bermula saat aku di panggil untuk interview disalah satu perusahaan garmen. Saat pertama kali dipanggil untuk mengikuti serangkaian test, ada seorang wanita yang ditugaskan untuk memberikan test kemampuan komputer kepadaku, dia memperkenalkan diri, tapi berhubung aku ini orangnya mudah lupa apabila baru sekali ketemu, aku lupa nama dan wajahnya soalnya aku lebih konsen kepada test yang diberikan. Cuma satu yang aku tau, wanita ini berwajah manis dan berjilbab.

Seminggu setelah aku Interview, aku dihubungi oleh pihak perusahaan dan memberitahukan bahwa aku diterima kerja di perusahaan tersebut dan bisa mulai bekerja minggu depan. Hari pertama masuk kerja yang aku cari adalah wanita tempo hari yang memberikan test padaku, tapi aku ga menemukannya, karena meja kerjanya kosong.

Seminggu aku bekerja diperusahaan Garmen itu aku belum juga menemukan wanita yang aku maksud itu dan akhirnya sambil iseng-iseng aku bertanya sama temen kantor yang lain, akhirnya aku tau kalo wanita itu bernama Shanti, dia sedang cuti selama seminggu.

Setelah masa cutinya habis, aku baru dapat melihat wanita yang aku cari tersebut dikantor dan  kebetulan mejaku dengan dia bersebelahan dengan mejaku. Sekedar berkenalan lagi sama Shanti yang aku liat orangnya supel, asik diajak bercanda, wajahnya manis dan ternyata dia seorang janda beranak satu.

Oh ya ada 3 hal yang kusuka dari Shanti adalah bibirnya yg sensual, agak sedikit tebel di bagian bawah, kemudian bentuk buah dadanya yang sedang dan yang terakhir bokongnya yg sangat semok.

Baru sebulan aku kerja diperusahaan garmen itu, aku sudah mulai dekat dan akrab dengan Shanti. Dikantor kami selalu sering becanda dengan Shanti hingga bercanda kearah yang berbau seks. Apalagi dia berstatus janda pasti mendengar tentang seks pasti suka sekali dan aku selalu menanggapinya.

Dua bulan sudah berlalu aku bekerja di perusahaan itu dan kebetulan Shanti bekerja dibagian penagihan. Tiba-tiba Boss menyuruh aku untuk menemani Shanti untuk menagih salah satu pembayaran yang sudah jatuh tempo di bandung, jarak tempat mengantar Shanti untuk menagih pembayaran lumayan jauh dari tempat perusahaan kami,  kira-kita bisa dua jam lebih kalau pakai mobil. Karena aku ini karyawan baru, maka boss menyuruhku pergi untuk menemani Shanti nagih.

Besok paginya kami berdua pergi untuk menagih pembayaran ke bandung, pagi itu Shanti terlihat anggun sekali dengan memakai jilbab satin berwarna merah muda dan kemeja satin lengan panjang warna krem dipaduakan rok panjang hitam, kali ini aku benar-benar dibuat terpesona akan penampilanya dan membuat memanjakan kedua mataku.

Selama perjalanan, kita ngobrol seperti biasa, ketawa kesan kemari, Ada beberapa obrolan kita yang agak menjurus ke arah ranjang, awalnya sih aku yang mancing.

“Shant kenapa sih kamu ngak cari lagi penganti bapak yang baru lagi”.

“Ah lagi males saja Mas”.

“Lah selama ini apa kamu ngak kepingin gituan?”, aku mulai memacingnya.

“Maskudnya gituan gimana sih Mas?”.

“Ah kayak pura-pura ngak tau saja, apalagi kamu sudah pernah merasakaan gituaan tapi berhubung sekarang kamu sudah menjanda apa ngak pingin”, dan tanpa basa basi lagi aku jelaskan secara detail.

“Dasar kamu Mas…ya pasti pingin lah”.

“Apa perlu aku yang turun tangan untuk bisa membantu…hahahaha…BECANDA”.

“Husss… Sembarangan aja Mas ini, nanti ketagihan baru tau rasa”, mendengar itu tiba-tiba detak jantungku berhenti sekejap ketika mendengar ucapan Shanti.

Ternyata anak ini nakal juga dan beraninya berkata seperti ini padahal dia wanita berjilbab tapi kelakuan  tidak sesuai dengan ucapanya, kataku dalam hati.

“Kalau aku ketagihan asal jangan keseringan dong…hahahahaha”. Kami berdua tertawa bersama sambil Shanti mencubit pinggangku. Bisa diajak main-main juga anak ini, batinku lagi.

Sepanjang perjalanan kami ngobrol ga terasa udah sampai di lokasi tempat kami untuk menagih dan setelah selesai menagih kami langsung kembali lagi dan selama perjalanan kembali ke kantor kami banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol ke hal-hal yang berbau seks.

Sesampai dikantor kita kembali ke meja masing-masing dan melakukan aktifitas kerja lagi. Selama dikantor kita kerja sambil mencari waktu untuk saling chatting di what app.

Aku : Gimana Shant gara-gara cerita kita tadi dimobil aku jadi penasaran sama kamu?

Shanti : Salah sendiri kamu yang buka pembicaraan seperti itu kan.

Aku : Tapi kamu juga pingin kan.

Shanti : ​Hahaha, Dasar kamu nafsuan.

Aku : Iya aku sangat nafsu sekali sama kamu apalagi lihat kamu pakai jilbab satin dan kemeja satin yang kamu pakai aku jadi nafsu melihat kamu.

Shanti : Iiih Mas, gara-gara chatting sama kamu kerjaanku ga ada yang beres nih, apalagi ditambah kepalaku jadi sakit, tanggung jawab donk.

Aku : kok aku yang jadi tanggu jawab kalau kepalamu sakit, Aku bisa kok belikan kamu obat didepan, tapi kalau yang bagian bawahmu yang sakit aku bisa mengobatinya kok (Yes akhirnya kamu masuk ke dalam lubang yang kamu nanti rasakan) ucapku dalam hati.

Shanti : Dasar nakal, iya nih Mas bagian bawahku sakit butuh obat, udah lama kok sakitnya.

Aku : Serius nih kamu? mau diobatin kapan? sekarang?

Shanti : Yaelah jangan sekarang juga kalik Mas, kalo dilihat yang lain terus mereka kepingin kan bisa gawat….hahahha.

Aku : Ya udah kalau gitu, kapanpun kamu mau aku siap kok.

Yes…bakalan aku merasakan vagina janda beranak satu ini, batinku. Habis chattingan kami berdua saling bertatap mata dan saling berpandangan.

Hari ini kami berdua sama-sama saling lembur hingga malam karena banyak kerjaan yang menupuk karena tadi sempat tidak bisa kami kerjakan karena gara-gara disuruh boss nagih ke bandung. Kulihat jam sudah menujukan pukul 6 sore kami gunakan untuk istirahat. Di ruangan kantor Susana sepi hanya kita berdua. Dan saat itu akan aku obati vagina Shanti yang selama ini jarang disentuh dengan menggunakan kontolku.

Singkat cerita tanpa berbasa-basi kudekati Shanti langsung saja kulumat bibirnya, dia pun membalas lumatanku, lidah kami saling berpaut. Tangan kiriku mulai meremas-remas kedua buah dadanya secara bergantian. Semetara tangan kananku meremas-remas pantatnya. Sesekali aku melirik kearah luar takut kalau ada satpam yang ngecek. Segera kubuka kancing kemejanya yang atas lalu tampak belahan dadanya yang masih terbungkus BRA.

Tanpa kusia-siakan lagi, kedua tanganku mulai membuka pengait BRA tersebut dan melepaskanya tanpa melepas kemejanya, begitu BRA terlepas tampak tonjolan putting susunya yang terlihat menjeplak diluar kain satin kemejanya lalu kujilat dan kuhisap puting susunya sambil tanganku meraba-raba vaginanya dari bawah roknya yang masih terhalang CDnya. Shanti  mendesah menahan nikmat hisapanku pada puting susunya.

“Anghhh…. Sayang… isep yang kuat dong .. Ouhhhh”.

“Shanti sayang, jangan keras-keras, nanti kedengaran sama satpam lho”.

Shanti mulai sedikit menahan suaranya, tanganya mulai membuka kancing celanaku dan menurunin resletingnya. Lalu kemudian dia jongkok dan menarik celana kerjaku dan juga CDku. Sehingga terpampanglah batang kontolku yg sudah berdiri tegak dihadapannya.

“Sayang ternyata kontolmu besar sekali”.

“Emang punya mantan suamimu ga sebesar seperti punyaku?”.

“Ngak Mas, cuma setengahnya lebih sedikit, ini kontol pasti mentok kalo masuk ke dalam punyaku”.

Dia mulai menegelus-elus kepala kontolku, kemudian dikocok pelan-pelan, dan langsung dikulumnya kontolku, rasanya nyilu bercampur nikmat. Dikocoknya kontolku di mulutnya pelan-pelan, abis itu dimasukkin sampe ke tenggorokannya. Tenyata Shanti memang jago untuk urusan hisap dan menghisap kontol dan Seumur-umur istriku tidak pernah melakukannya seperti ini sampai mengisap sampai ketenggorokan. Hampir saja aku dibuat ngencrot didalam mulutnya. Kemudian kutarik kepalanya biar udahan menghisap kontolku.

“Kenapa Mas? ga enak ya kulumanku?.

“Enak Shant tapi aku pingin kontolku aku gesekan dibelahan dadamu merasakan licinya kain satin kemejamu”. Kemudian Shanti duduk dikursi kerja dan aku naik dipanguanya dan kontolku aku selipkan ditengah-tengan buah dadanya.

Aku gesek-gesek kantolku di tengah buah dadanya sambil kedua tanggannya menekan buah dadanya agar kontolku terjepit saat aku gesek-gesekan disitu. Saat mulai aku gesekan kontolku, Ouughhhh….nikmat banget rasanya licinya kain satin kemejanya membuat tubuhku merinding kenikmatan.

“Shanti ini enak banget sayang, rasanya pingin ngencrot dikemeja mu…Oughhh”. Tak hanya kemeja satin nya yang kubuat untuk mengesek kontolku, jilbab satin yang dipakainya juga jadi sasaran gesekan kontolku disitu.

“Enak Mas gesek disitu”.

“Enak banget Shant, jadi ketagihan untuk mengulangi seperti ini”.

“Oughhhh Shantiii….Oughhhh jadi pingin keluari nih dijilbab mu sayang?”.

“Jangan dong Mas aku mau dikeluarin di dalam punya ku saja sayang, Mau gak?”.

“Mau banget donk sayang”.

“Ayo Mas masukin sekarang aja, Shanti sudah ngak tahan nih”.

Tanpa buang-buang waktu lagi, kusuruh Shanti berbaring diatas meja kantor. Setelah dia baring diatas meja, langsung kusingkapkan rok panjangnya keatas, kemudian lepas celana dalamnya. Rasanya jantung ini mau meledak, antara nafsu yang sudah di ubun-ubun bercampur dengan adrenalin yang meningkat karena takut kalau kita ketahuan sama satpam. Sesekali aku melihat ke arah jendela memantau aktifitas satpam.

Aku sempat berfikir untuk memberikan oral kepada Shanti, ingin rasanya pingin kujilat belahan vaginanya tapi aku takut kelamaan dan takut ada yang lihat, walaupun Cuma hanya ada kita berdua saja dikantor. Jadi sekedar untuk menghilangkan rasa penasaran begitu melepaskan celana dalam berwarna seperti warna jilbabnya berbahan satin itu. Kemudian aku lepas dan kusimpan didalam mejaku dengan maksud aku simpan celana dalamnya. Lumayan untuk kenang-kenagan saja kalau boleh kuminta.

Tampak jelas telihat lubang vaginanya dihadapanku, vagina milik seorang janda beranak satu yang sudah jarang dipakai semenjak Shanti bercerai. Tapi sekarang dengan pasrahnya karena telah termakan oleh nafsu, wanita ini mau memberikan segalanya kepadaku. Sempat terlintas bayangan istriku, tapi dasar namanya manusia yang akal sehatnya telah dikalahkan oleh nafsu, semua itu langsung hilang karena di depanku ada wanita yang sedang mengangkang dan dengan nafas yang memburu supaya segera ingin dipuaskan nafsunya.

Untuk menghilangkan rasa penasaranku tadi karena takut ada yang lihat, aku jongkok sebentar lalu kubuka lebar kedua pahanya, kemudian kucium dan kujilati lubang vaginanya. Aroma khas dari lubang kewanitaan yg sedikit amis, tapi membuat nagih, cuma sedikit berbeda dengan aroma vagina milik istriku. Mungkin belum sempat bersih-bersih.

“Ooouuuhhhhh….sayaaanggg…. mau diapain vaginaku… Jorrookkk belum dibeersihiiiinn…sayang aaauuuwwwww”.

Terdengar pelan rintihan suara Shanti. Saking gemesnya, gak sengaja kugigit bagian klistorinya seperti kacang itu. Saat aku mau berdiri, tangan Shanti menahan kepalaku di antara selangkangannya. Melihat itu, aku lanjutin lagi mengobrak-abrik lubang vaginanya dengan lidahku.

Tampak tubuh Shanti terlihat mengejang diiringi dengan pinggangnya yang terangkat ke atas, sambil menahan desahannya, baru segitunya dia sudah  mendapatkan orgasmenya yang pertama.

“Aaannggghhhh… aku barusan orgasme sayang….aaahhh”.

“Belum mulai kok udah orgasme? sekarang kita masuk ke menu utama saja ya”. Proteseku kedia

Kemudian aku berdiri dan Pelan-pelan kugosok-gosokan ujung kepala kontolku di antara sela-sela tengan lubang vaginanya dengan sedikit aku ludahi, Shanti terlihat sangat menikmati. Dan perlahan kumasukkan ke dalam lubang vaginanya batang kontolku. Begitu kepala kontoku sudah masuk setengah kedalam vaginanya tapi susah untuk memasukkan semuanya ke dalam vaginanya. Masih sangat sempit juga vaginanya, pikirku apa sudah jarang dimasukan kontol jadi vagina Shanti jadi sempit.

“Sayang…Aaaaaarrrhhhhh…gede amaat siiih kontolmuu sayaaaang”.

“Shanti tahan sedikit ya suaranya. Gawat nanti kalo ketahuan”. Dia Mengangguk sambil menutup mulutnya.

Perlahan-lahan kugenjot kontolku pelan-pelan kedalam vaginanya, terlihat Shanti dengan mati-matian menahan suara desahannya. Kedua tanganku tak tinggal diam melihat kedua putting susunya semakin kian keras menonjol menjeplak dikain satin kemejanya, jari tanganku mulai memainkan kedua putingnya itu sambil meremas-remas buah dadanya. Terasa masih sempit bener vaginanya walaupun udah bener-benar becek.

“Anghhh….sayang…genjot terus sayang…nikmat banget kontolmu sayanggg…Ouughhh”.

“Enakan kontolku bekas mantan suaminu atau kotolku sayang?”.

“Ennaakk koontoll mu sayanggg….ooohhh….aaahhh”.

“Shant … pelanin dikitt suaranyaa entar ketahuan sayanng”.

Bahaya juga ni anak, desahannya nagk bisa dikontrol. Kadang sampe kututup mulutnya pake tanganku. Kalau ngentotnya di tempat yang nyaman sih pasti mantep nih, berhubung ini lagi di kantor, jadi mesti sedikit ditahan. Tapi, sensasinya tetep aja luar biasa, ngentot dengan rasa yang campur aduk antara kenikmatan dan ketakutan.

Kontolku mulai bergerak lebih kencang menyodok vaginanya karena sudah benar-baner becak dan hampir lima menit lamanya dengan posisi aku berdiri dan Shanti terbaring diatas meja aku terus kugenjot keluar masuk kontolku hingga Shanti mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuhnya yang berada diatas meja bergerak naik turun dan sedikit mengejang saat merasakan orgesme. Kedua bola matanya hanya terlihat warna putihnya saja.

“Anghhhh….sayangggg….anghhh….anghhhhhh”, sambil tetap kututup mulutnya dengan tanganku saat Shanti orgasme.

Melihat Shanti sudah terkapar lamas diatas meja, aku terus mengenjotnya karena aku juga akan merasakan cairan spermaku akan mucrat.

“Shantiiiii akuuu…mau….keluarrrrr…sayanggggg”.

“Terus sayang keluari di dalam punya Shanti sayanggggg…”.

“Aanhhhhhhh…..aaahhh…Oughhhhhhh”, Crottt….crotttt….crot.

Entah berapa kali cairan spermaku keluar didalam vagina Shanti dengan nafas yang masih terengah-engah dan tubuh yang mengejang-ngejang karena  efek cairan spermaku keluar. Aku memintaku Shanti untuk memeluku. Dengan kontol yang masih menancap di dalam vaginanya, begitu Shanti bangun dan duduk ditepi meja langsung kupeluk tubuhnya yang sudah membuatku sangat puas hari ini.

“Shanti makasih ya hari ini aku benar-benar puas sama kamu”.

“Iya sayang, Shanti juga puas banget hari ini. Sejak Shanti bercerai sudah lama tidak merasakan orgasme sampe dua kali seperti ini.

Sambil kita masih berpelukan sambil berciuman menikmati sisa-sisa kenikmatan, Perlahan kucabut kontolku dari dalam lubang vagina Shanti. Kulihat jam dinding sudah menujukan pukul 7 malam, waktu istirahat cukup dan melanjutkan sisa kerjaan yang tinggal dikit selesai.

Sebelum pergi ke kamar mandi, aku menyempatkan untuk mencium bibirnya dan dengan kedipan kedua mata nakalnya Shanti masuk ke kamar mandi. Cepat-cepat aku periksa di sekitar meja dan lantai tempat kami ngentot tadi kali aja ada yang tercecer bekas sperma.

Sejak kejadian itu di kantor, aku dengan Shanti kalau ada kesempatan pasti kami lakukan disaat pas lembur kerja atau pas pulang kerja kadang dikala jam istirahat buat jam makan kita habiskan untuk habiskan untuk mencari kenikmatan hingga saat ini.

Selesai.

Kamis, 03 Maret 2022

Cerita Dewasa – Maya Staff Kantorku

 

Cerita Dewasa – Maya Staff Kantorku


Posted by Penikmat kain satin on Maret 3, 2022

Perkenalkan Namaku Indra, aku bekerja disebuah Bank Swasta di kota Solo. Karir dimana tempat aku bekerja sangat cemerlang dalam beberapa tahun ini. Aku mempunyai hobby bersepedah dan fotografi. kehidupan sebagai seorang karyawan Bank yang sangat sibuk mengharuskan aku untuk sedikit berolahraga saat libur kerja untuk melonggarkan otot-otot pikiran.

Pada hari minggu saat aku sedang bersepedah sambil mengambil video. Sedang asik-asiknya mengambil video, tiba2 ada yang menegur dari belakang.

“Selamat Pagi Mas indra” sapanya.

“Pagi juga May, kamu sama siapa disini?”.

“Sama suami Mas, sedang olah raga”.

“Oh ya Mana suamimu May?”, saat itu suami Maya datang menghampiriku.

Maya pun memperkenalkan suaminya kepadaku, “hallo pak, senang berkenalan dengan bapak (sambil agak canggung).

“Panggil Indra saja Mas, ga usak pake bapak-bapak segala, soalnya aku belum tua Mas”, Baru aku tau kalau suami Maya umurnya terpaut 10 tahun dari Maya. jadi dengan kata lain umur suaminya juga lebih tua dariku.

Di tengah keadaan yang agak canggung aku mencoba membuka pembicaraan lagi.

“May sering olahraga disini?”.

“Lumayan sering Mas, itung-itung jaga kesehatan sama biar lebih lama pas olahraga malamnya heheehe..”.

Aku sangat kaget dengan jawaban Maya yang cenderung agak polos tanpa rem itu, apalagi ada suaminya di samping Maya. Di kantor maya memang terkenal sebagai wanita yang ramah, supel dan cerewet.

“Wah kamu bisa saja May hhahaha” jawabku.

“Ih bener Mas, aku sengaja ajak yayang aku ini olahraga supaya nanti malem kita siap tempur hehehe”.

“Lah hubungan sama olah raga kenapa?” celetuk ku iseng.

“Ah mas ku ini cepet loyonya Mas, kalau ngak pemanasan dulu” balasnya.

”Huuus kamu tuh, ada-ada aja jawabnya. Ya udah teruskan saja olahraganya”, akupun berpamitan kepada suami serta Maya.

Tidak bisa ku hindarkan. aku memang kadang agak napsu melihat Maya kalau dikantor melihat  lekuk tubuhnya. Badan langsing apalagi memiliki dada yang pas kepalan tangan dewasa dengan pantat yang lumayan berisi. Apalagi saat Maya kalau dikantor sudah memakai kaca mata minusnya terlihat wajah seperti wanita khas timur tengah.

Setengah jam aku mengayuh sepedahku tiba-tiba Wa di Hpku ku berbunyi. ternyata dari Maya dan setelah kubuka Wa nya berisi pesan.

“Haloo Mas, seneng deh tadi bisa liat Mas di taman.

“Ih apa sih kamu, besok kan senin juga kita ketemu lagi di kantor.

“Iya Mas gak papa. Aku seneng aja liat Mas lagi sebelum hari senin.

“Kamu kenapa sih, memang kenapa kalo liat aku sebelum hari senin? (aku iseng bertanya jadi bikin penasaran)

“Maya kangen sama Mas… hehehe.

“Hus kamu ini kenapa sih May, nanti kalau tau suami kamu marah loh… (aku kaget membaca chat Maya itu, pikiranku mulai aneh-aneh).

“Ah tenang Mas, aman kok. Maya lagi sendirian sekarang, lagi mau mandi nih hehehe.

“Ah bohong ga percaya… (jawabku iseng dichat)

“Nih kalau ga percaya… (foto Maya telanjang selfie).

Melihat foto selfinya akupun kaget dan deg-degan melihatnya. aku sempat gak percaya tapi ini beneran adanya dichat ponselku.

“Buset kamu ngirim-ngirim foto gini? Nanti kalau aku terangsang gimana?.

“Ngak papa Mas kalau trangsang sama Maya hehehehe.

“Hahahaha kamu tuh ada-ada aja. gmn caranya coba (aku ngetik sambil menahan desiran yang ada di dadaku dan apalagi dia stafku di kantor).

“Ya tinggal terangsang tinggal kita lakukan saja Mas hehehehe.

“Hah lakukan apa? (sambil makin berfikir yang corok-corok)

“Ya Mas maunya berbuat apa? Maya siap kok hehehe.

“Kamu itu  kenapa sih May kok jadi seperti ini sampai beraninya mau lakukan sama aku segala.

“Terus terang saja Mas, sejak pertama ketemu sama Mas, aku punya rasa sama Mas. tapi masih takut-takut bilangnya.

“May kamu itu sudah berkeluarga kok masih suka sama aku, mendingan jangan dech.

“Terserah Mas, yang penting Maya suka saja sama Mas dan ingin berbagi sama Mas.

“Aku tidak menjawab chatnya ………… (aku terdiam antara malu dan horny melihat chatnya).

Kemudian aku tidak menjawab chatnya lagi tapi tak lama Maya kembali chat aku dan berisi pesan singkat “Mas Indra, sampai bertemu besok dikantor ya sayang dan besok Maya dikantor pakai kemeja satin warna pink dan ngak pakai Bra hanya ditutupi blazer dan bawahan Maya pake rok span pendek dan ga pake CD juga lho bye Mas Indra ganteng”.

Hari senin pagi-pagi  aku sudah sampai ke kantor, aku memang jalan ke kantor selalu lebih pagi. keadaan kantor pagi itu masih sepi, hanya ada satpam dan receptionis. ketika aku mau masuk lift, terdengar suara seorang perempuan yang tidak asing lagi olehku. Ya benar, suara maya.

“Mas Indra..tungguin aku doooong” dengan manjanya.

“Mas tungguin dong, aku mau ikut naik ke atas sama Mas”, sambil ter engah-engah cenderung mendesah.

“Kamu ini kenapa pakai lari-lari gitu, jadi ngos-ngosan kan tuh”.

“Ngak papa Mas enak, eh maksudnya biar sehat.. hehe..”.

“Kamu itu ada-ada aja”. kita pun sampai di lantai tujuan kita, selangkah meninggalkan lift, maya pun bertanya kepadaku.

“Mas mau maya buatin kopi ga? maya juga sekalian nih”.

“Emmm..tumben kamu tuh nawari aku kopi?”.

“Ngak papa kan Maya mau “Service” Mas”, sambil mukanya berubah jadi genit.

“Ih kamu tuh..May kok jadi ganjen gitu, ya udah boleh, tapi jangan pake gula ya. kopi hitam aja”.

“Siap Mas, pake susu maya ga? eh maksudnya pake susu ga pak.. hehehe”.

“Nanti kalau aku pingin kamu tanggung jawab yah”.

“Lah emang aku lagi buat Mas pingin sama aku hehehehe”.

Pembicaraan pun terhenti karena ada OB di sekitar kita, Tapi kata-kata terakhir Maya terus merasuk di dalam pikiranku. Entah apa yang ada didalam pikiranya sekarang ini, aku benar-benar sudah dibuat penasaran olehnya. Aku coba memantau maya dari kejauhan, hari ini dia pake rok span pendek, dengan blazer yang pas ditubuhnya dan memperlihatkan lekuk tubuhnya. Ditambah dengan kaca mata minus  yang terlihat sangat cantik dan seksi.

Akupun membayangkan saat didalam ruanganku sambal menunggu Maya membawakan aku secangkir kopi panas.

“Hayooo Mas ngelamun apa pagi-pagi begini? yang jorok-jorok ya?? (dengan mata genitnya).

“Ah kamu sok tau.. engga aku tuh lagi mikir kamu kok bisa cantik begini ya.. rahasianya apa?”

“Ayo Mas mulai ngerayu aku nih.. aku jadi ngak enak.. hehehe”.

“Lho beneran kok kamu itu cantik banget apalagi pakai kaca mata dan kemeja pink itu. Kamu cantik banget.. beruntung deh pasti suami kamu dapet kamu”.

“Mungkin sih Mas tapi aku yang kayaknya ngak beruntung Mas”. Sontak aku kaget dengan jawabannya.

“loh kenapa May?”.

“Suamiku mandul Mas, kita udah 2 tahun menikah tapi belum di karuniai anak. pas kita cek dokter bener, sperma dia terlalu cair untuk membuahi janin.

“Maaf ya May, aku turut prihatin yah (sambil reflek aku elus pundaknya.)

“Ya Mas”, kasihan juga Maya.

Maya mulai mendekatiku dan duduk dipangkuanku dan Maya pun mulai menarik-narik kerak kemejaku dengan manja.

“Mas Indra mau gak tolongin maya?”, sambal berbisik di telingaku.

“Tolong gimana May?”, dengan posisi Maya duduk dipangkuanku aku agak risih dengan keadaan ini. karena takut terlihat oleh OB atau staf lain.

“Bantui Maya buatkan anak Mas dari sperma Mas dan Maya janji ga bakal cerita siapa-siapa hanya kita bedua saja yang tau”.

“Gila kamu May yang bener aja, nanti kalau suami kamu tau gimana?”.

“Mas tenang aja semua Maya yang atur gimana Mas….tolong ya Mas ganteng?”.

Ini tantangan dan tawar yang menarik, dan memacu adrenalinku. tanpa basa-basi lagi Maya beranjak berdiri dari pangkuanku dan menutup pintu ruanganku serta menguncinya. gorden kaca di ruangankupun dia tutup.  Lalu Maya melepaskan blezernya saja dan membuka kancing kemeja bagian atas, sambil berjalan ke arahku. Tampak jelas kedua putting susunya saat berjalan jelas terlihat menonjol menjeplak diluar kain satin kemejanya dan pelan-pelan Maya mulai berlutuh di hadapanku sambil melepaskan ikat pinggang dan menarik resleting celanaku secara perlahan.

Akupun hanya diam saja melihat pemandangan staf ku yang hanya membuka kancing kemejanya yang bagian atas saja dan tampak belahan dadanya yang membikin aku terus memandangnya. Maya mengambil posisi di kolong meja kerjaku, badannya yang langsing itu pas sekali dengan kolong meja kerjaku.

“Mas nikmati aja. biar maya yang kerja yah”, suaranya lembut sekali.

“Maya jangan disini dong, nanti kalau ada yg masuk gimana?”, aku pun tersadar dari lamunanku sedari.

Ruang kerjaku memang di desain hanya untuk aku saja, lengkap dengan meja kerja dan sofa untuk tamu.

“Mas tanang saja, pintunya udah maya kunci, nanti kalau ada yg ketuk bilang aja kita sedang rapat”. dengan mata genitnya.

Posisi sekarang tinggal celana kolorku yang tinggal ditarik dan begitu ditarik oleh Maya langsung saja batang kontolku keluar dari sarangnya. tanpa dikomando lagi Maya mulai meng-genggam kontolku lalu dikocok-kocok secara perlahan. Sambil Maya mengocok kontolku Maya menatapku dan mulai menyepong kontolku dengan perlahan di mulai dari kepala sampai setengah batangku. aku mulai kelojotan dibuatnya. Enak banget rasanya apalagi kena gigi.

Dia terus megulum kontolku dengan mulutnya seperti menyantap es krim dan berlangsung hampir 3 menitan lamanya  dan aku mulai berbisik kepada Maya saat mengulum kontolku.

“Cuma gini doang nih bolehnya?”, kataku.

“Engga dong Mas, ini kan hidangan pembuka sayang, Mas aku ngak pake CD loh.. Masa Mas lupa kemarin yang aku chat, ayo dong di garap punya ku dong Mas”, Tanpa basa-basi lagi aku angkat Maya ke meja kerja ku lalu rok span aku tarik ke atas. lalu aku buka lebar-lebar kedua pahanya.

Ternyata belahan vaginanya berwarna pink yang sudah di cukur habis rambut kemaluanya, aroma khas vagina sedikit terasa. Mimpi apa nih aku semalam, ngeliat beginian di depan mata.

“Ayo dong Mas jangan dilihat terus ayo dong silahkan masuk”, celetuk maya dengan muka yang sudah horni berat.

Aku mulai menjilati vaginaanya tepat di bagian klitorisnya dan aku sedot-sedot sebentar lalu aku jilati dengan lidahku. Mayapun mengerang dan mendesah kenikmatan akan tetapi dia menahan desahanya  karena takut terdengan dari luar. Dia meng-gigit tangannya untuk menahan desahan yang keluar dari mulutnya dan setelah lumayan membikin Maya mendesah, akupun menyudahi jilatan dan sedotan ke vaginanya.

Aku arahkan batang kontolku kelubang vaginanya yang sudah basah dan aku gesek-gesekan dulu tepat dibelahan bibir vaginanya dan perlahan aku tekan kontolku masuk kedalam vaginanya dan Blessss.

“Anghhh…Masss…., bikin Maya hamil sayang..ouhhhh”.

Clep. clep. Clep,  begitu suara pertama kali kontolku mulai masuk ke dalam vagina Maya.

Maya mulai mengerang kenikmatan dengan kedua mata sayu khas timur tengah. Posisi Maya duduk di meja kerjaku dengan kaki mengangkang serta serta kaca mata minus masih terpasang. hanya kemeja satin dan roknya saja yang tidak kulepas. akupun berdiiri sambil memompa batang kontolku keluar masuk lubang vaginanya.

Posisi ini bertahan sekitar 5 menit dan aku mulai bosan, aku ber-inisiatif meng-gendong maya sambil tetap menancapkan kontolku ke vaginaanya. Jadi lah kita bersetubuh dengan posisi aku berdiri sambil menggendong Maya.

“Mas enak Mas, punya Mas Indra  lebih enak dari punya suamiku, Oughh suamiku baru si sepong aja udah muncrat, terus bening lagi ga ada putih-putihnya”. Maya pun terus meracau sembari curhat tentang kehidupan seksnya di rumah.

“Mas terus Massss… ah…ah..ah.. puasi Maya Mas dan hamilin Maya Mas”, Mendengar hal tersebut aku makin giat memompa kontolku ke vaginanya.

Capek dengan posisi aku mengendongnya, aku menaruh tubuh Maya di lantai dan kusuruh berdiri dan membelakanginku. Kita buat posisi seperti doggy style dengan Maya berpegangan di meja kejaku. aku terus memompa kontolku dari belakang. Batang kontolku kalau masih pagi-pagi gini masih tahan lama. Dengan posisi Doggy hampir 10 menit lamanya aku terus mengenjot kontolku kelubang vaginanya, rasa tak lama lagi cairan spermaku akan muncrat.

“Maya aku mau keluar nih kayaknya”.

“Tahan bentar ya Mas, tp tahan sebentar boleh Mas, biar jadi anak maya aku  mau di keluarin sambil tiduran”.

Aku cabut kontolku dari lubang vaginanya dan aku rebahkan tubuh Maya ke sofa yang ada di ruang kerjaku. wajah cantiknya mulai berkeringat disetai vagina yang sangat becek sedari tadi.

“Mas ganjel bantal dikit ya sayang, biar cepet jadi”. sambil mengerlingkan matanya.

Akupun menuruti apa katanya dan kembali kumasukan batang kontolku kedalam vaginanya dan mulai memompa kembali keluar masuk.

“Mas kontol kame enak banget, bikin Maya sudah ngak kuat nih… terus Mas, genjot yang cepet dan tekan yang dalam”.

Selang tak lama Maya mulai mendesah panjang dan tubuhnya mengejang-ngejang seperti cacing kepanasan dan kedua kakinya mulai menjepit menyilang kebagian tubuhku. Kurasakan kontolku seperti diremas-remas saat dia Orgasme dan tak lama beselang akupun juga merasakan hal yang sama, cairan spermaku akan segera muncrat dan sudah tidak bias kubendung lagi.

“Mayaaaa…..Ouhhhh akuuuu mau keluar”.

“Ayo Mas keluari semua spermaku didalam bikin Maya Hamil….Masss….anghhhhh”.

Crot…crott…crottt, cairan spermaku yang kental semua mucrat didalam vaginaanya…”Aaaaaaaaaah maya….aku…. keluaaaaar..”dengan tubuhku juga ikut mengejang-ngejang saat merasakan cairan spermaku keluar.

Beberapa saat kami terdiam dengan nafas sama-sama ngos-ngosan seperti pelari marathon dan kami hanya saling berpandangan dan tersenyum dengan peluh keringat masing-masing yang membasahi sofa. kamipun mulai berbincang setelah 1-2 menit hanya saling menatap dan ter-engah-engah.

“Maya pagi-pagi gini sudah dapat kenikmatan dari kamu, bikin aku ketagihan jadinya”.

“Ah Mas bisa aja, aku yang makasih lho Mas, pagi-pagi udah di genjot sama Mas yang perkasa dan ganteng lagi. mana tadi pas keluar banyak banget lagi Maya rasakan”.

“Hahaha kamu bisa aja. Nanti kalau suamimu sudah ngak bisa puasi kamu, kamu akan saya puasi dan nanti kamu akan saya genjot sampai kamu sampai lemes deh”.

“Janji lho Mas. Pokonya Maya mau di puasin sama Mas terus sampai Maya Hamil dan Maya janji gak bakal ember”.

Kamipun segera mulai beres-beres untuk segera mulai beraktifitas lagi.

Setelah kejadian pagi itu aku selalu melakukan seks dengan Maya saat dikantor tapi kami datang agak pagi-pagi buta. ya tentunya pasti kami sudah janjian sama maya.

Tak terasa kami melakukan hubungain ini sudah lebih dari 1 bulan berjalan, hampir kami lakukan dikantor setiap pagi. Kadang kalau sama-sama ngak tahan ketika jam makan siang sengaja aku sewa sebuah apartment di dekat kantor khusus untuk kita memadu kasih.

Pernah suatu ketika saat siang kami izin keluar kantor berdua karena aku sudah sangat bernafsu melihat Maya karena waktu itu dikantor aku dibikin bernafsu oleh Maya dengan penampilanya dengan kemeja satin berwarna merah muda dan rok satin seatas lutut longgar dengan warna yang sama seperti kemejanya tidak memakai Bra dan Cd karena Maya sengaja menggodaku saat itu dan al hasil aku auto jadi nafsu dan segera membawa Maya ke Apartemen dekat kantor yang aku sewa.

Sesampai Aparteman tanpa banyak kata-kata lagi aku langsung menerkam Maya diatas ranjang dengan nafsu yang sudah tidak bisa aku tahan lagi.

“Ih Mas Indra nih kenapa sih kok jadi ganas gini sama Maya”.

“Habis kamu bikin aku jadi nafsu”.

“Lho kok bisa Mas”.

“Sejak Pagi dikantor kamu pakai kemeja satin dan rok satin warna kesukanku lagi dan nagak pakai Bra dan Cd bikin aku ngah tahan tadi dikantor”.

“Hahah…emang sengaja Maya pakai ini, aku tau kalau Mas Indra kalau Maya pakai ini pasti nafsu kan”.

“Iya May, kamu itu bikin jadi nafsu terus lihat kamu pakai pakaian satin seperti ini”.

Siang itu aku genjot Maya diatas ranjang Apartemen dengan berbagai gaya dan model kami melakukan permainan diatas ranjang. Kameja dan rok satin yang dipakainya tidak ada yang bisa terhindarkan dari noda spermaku yang melekat disana. Aku selalu gesek-gesekan dikemaja dan roknya demi kenikmatan.

Sore harinya saat setelah puas bermain seks dengan Maya diatas ranjang dan Maya mia bersiap-siap akan turuh ke bawah karena suami sudah menjemputnya didepan kantor.

“May kenapa buru-buru amat sih saying”.

“Iya Mas, suami aku sudah menjemput di bawah, tuh keliatan dari jendela.

Apartemen yang ku sewa ada dilantai atas jadi setiap orang yang menunggu di sekitar kantor dapat terlihat.

“Itu ya yang parkir mobil depan kantor yah?”, kataku.

“Iya  mas, baru sampai sih katanya. tadi baru saja wa aku”.

Melihat Maya yang sedang beres-beres merapikan baju kemeja satin dan rok satin dan mulai memasang Bra dan Cd yang sengaja disimpan ditasnya aku  jadi horny kembali melihat dari belakang.

Awalnya Cuma aku peluk dari belakang mau bantuin mencari Bra dan Cdnya yang disimpan Maya ditas dengan posisi aku masih bugil, tapi kok lama-lama saat kontolku tegesek-gesek rok satin nya langsung kembali tegak berdiri lagi dan sudah tidak bisa terbendung lagi.

Aku pun kembali mengesek-gesekan kontolku pas dibelahan pantatnya sambal kuselipkan kain satin roknya biar terasa agak licin aku gesek-gesekan disitu.

“Mas kamu Horny lagi Ya”.

“Ya sayang habis rok dan kemeja kamu bikin aku Horny lagi sayang”.

“Mas udah dong aku sudah mandi dan suamiku sudah menunggu dibawah”.

Tanpa pikir panjang aku segera naikan rok satin nya keatas , kemejanya yang bagian atasnya belum dikancing serta kaca mata minus yang sudah dipakai langsung saja aku menjilat vagina Maya dari belakang dengan posisi sedikit membungkuk kearah jendela Apartemen.

“Aku janji Kok aku main cepat sayang, ga tau nih tiba-tiba horny banget liat kamu beres-beres merapikan pakaian kemeja dan rok mu itu dan biar saja suamimu menunggu kamu diluar”.

Aku pun dengan cepat memutar badan Maya yang tadinya membelakangiku menjadi di depan dan batang kontolku sekarang aku gesek-geseki dikemeja satin dan rok satin. dengan posisi kami saling berhadapan dan saling merlumatan antara bibir dan lidah Cuma 5 menit keluarlah cairan bening dari lubang kontolku yang memasahi kemeja dan rok satin Maya, dan begitu cairan bening sudah basah agar cepat masuk ke vagina.

Setelah itu aku main model posisi doggy dengan Maya, kedua tanganya berpegangan di kulkas apartment. di sela-sela permainan kita itu tibatiba  hp Maya berdering, ternyata suami maya menelpon.

“Ya udah diangkat saja aku pelan-pelan  deh genjotnya”.

“Iya sebentar aku angkat ya mas, tapi jangan di cabut kontol kamu mu itu”.

“Hallo papa sayang, kamu sudah sampai yah” Maya bicara dengan suaminya lewat ponsel.

Niat jahiil ku pun keluar, aku percepat tempot genjotan kontolku kedalam vaginanya, Mayapun spontan ter engah-ngah dibuatnya. Tiba-tiba Maya berbalik badan dan berbisik.

“Mas..indraaa, ih jahat.. aku lagi tlp niiiiih.. dengan suara pelan”.

“Papa sayang bentar yah aku belum selesai meeting, ini suara akuuuh engga koook.. aku kayaknya mau radang aja deeeeeh iniiiiih.. ouch… ah.. eh iya gmn sayang? sebetar yah.. bentar lagi selesai koooook”, Maya pun mematikan ponselnya.

“Mas kamu nakaaal banget sih iiiih..nanti kalau ketauan gimana?”.

“Hahah nggak bakal sayang diluar kan bising, pasti suara kamu juga ga terlalu jelas. apa lagi signal di gedung ini kamu tau sendirikan.

“Mas yuk mompa terus masku sayaaang”.

Aku main dengan masih posisi Doggy style dan tak terasa aku pun sudah merasakan desiran cairan sperma ku akan keluar dari dalam kontolku.

“Sayangggg aku mau keluar, kita bareng yaaaah”.

“Kok kamu tau sayang?”.

“Aku udah tau gejala-gejala kalau kamu mau keluar masku sayang”.

Mungkin karena seringnya kita berhubungan kita jadi mengetahui satu sama lain kapan waktu kita akan orgamse.

“Masku sayang yum: yuk keluar bareeeeng.. ah ah ah aaaaaaaah”.

Kami pun keluar secara bersama-sama dengan posisi doggy dan setelah sama-sama puas, Maya segera  bergegas ke toilet untuk bersih-besih karena suaminya terus menelpon dari tadi, dengan sigap Maya menarik rok nya serta memintaku untuk menarik resleting belakang. Serta membersihkan kemeja satin yang terkena noda kubersihkan dengan air dan tisu agar tidak terlihat jelas oleh suaminya termasuk roknya.

Maya menyemprotkan parfum supaya tidak tercium bau badanku oleh suaminya. Maya memang sangat ahli untuk urusan seperti ini dan Maya pun melangkah keluar dari Apartemen.

“Mas sayang maaf ya bukanya aku ngak cinta sama Mas Indra, tapi udah di tungguin sama tukang ojek di depan hehehe”.

“Hus ngak boleh begitu, bagaimanapun dia suamimu”.

“Iya mas sayaaang maaf deh..Maya jalan duluan yah sini cium dulu itu kontol punya Maya” karena aku masih bugil kontolku yang sudah loyo itu dicium dan diremas oleh Maya dan tiba-tiba berdiri lagi.

Setelah pertempuran terakhir itu diapartemen itu akupun dalam beberapa hari sibukan dengan urusan  pekerjaanku dan harus terbang ke Jakarta untuk beberapa hari disana. Kami jarang bertemu dan selama dijakarta aku mendapat kabar dari Maya kalau Maya hamil. Dan kami Chat-cahatan lewat Wa.

“Mas aku hamil?”.

“Ha hamil? sama siapa?”, aku becanda.

“Ih kok kamu jahat sih Mas kan sama kamu lah, aku berhubungan badan kalau gak sama suamiku ya sama kamu doaaang.

“Yang beneeerr. dengan emoji ngeledek.

“Demi mas, aku ga bohong sayang.

“Oke aku percaya dech sama kamu, terus rencananya kamu mau bagaimana?”.

“Ya Maya mau jaga anak ini sampai lahir dan aku seneng banget mas. Tapi hari ini aku izin gak masuk Mas, aku agak meringan dan mual.

“Lah suami tau?.

“Tau lah Mas dia seneng banget.. dia ngira therapy yg selama ini di ikutin berhasil dan sukses.

“Ya syukur lah, berarti semua berjalan sebagaimana mestinya sesuai permintaanmu.

Mereka menjadi keluarga yang bahagia karena kehamilan Maya tersebut. Selama Hamil aku juga ikut mengantarnkan control ke dokter dan memberikan perhatian yang berlebih semenjak Maya hamil, ya bagaimanapun juga aku adalah ayah biologis dari anaknya didalam kandunganya itu dan selain mengantantarkanya control aku juga selalu menengok lubang vaginanya dengan kontolku agar bisa lancer saat proses kelahiranya nanti dan aku memang aku selalu horny melihat Maya kalau saat control dia selalu bikin aku terangsang sering memakai daster-daster longgar panjang dari satin.

Sampai suatu hari Maya datang ke ruanganku dengan muka agak sedih.

“Kamu kenapa May?”.

“Mas aku punya kabar sedih?”.

“Kenapa sih sayang pagi-pagi sudah sedih gitu senyum dong”.

“Mas aku mau cerita”. Aku ajak Maya duduk dikursi sofa ruanganku.

“Gini Mas, kemarin suamiku cerita, kalo dia mau di pindah tugas ke Jakarta sama kantornya”.

“Bagus dong.. hehehe.. kamu bisa sama aku terus dong sayang”.

“Maunya sih gitu Mas tapi  aku ya harus ikut sama dia pindah dan aku mau resent dari sini juga”.

“Kamu serius!”, aku sangat kaget dan jengkel mendengarkannya.

“Iya mas sayang, aku juga bingung tiba-tiba suamiku di mutasi begitu saja”.

“Terus kita gimana?”.

“Tenang mas, kan masih ada Wa, nelpon dulu nanti tiap hari aku kirimin fotoku setengah bugilku pakai daster satin buat kamu mas.. hehehe”, Maya ketawa genit.

“oke kalau begitu mumpung kerjaan belum rame yuk ke apartamen  kita main sampe lemes disana”.

“Iya mas sayang.. tapi pelan-pelan yah sayang aku kan lagi mengandung anakmu”.

“Pastin dong sayang”. kami pun bergegas ke apart yang memang sudah ku sewa untuknya.

Kuhabiskan kami bermain seks diapartmen dengan Maya posisi Maya lagi hamil memasuki umur 6 bulan agar nanti saat melahirkan prosesnya bisa lancar.

Sehabis kita berbincang tentang kepergihannya ke Jakarta mengikuti suaminya yang harus tugas. agak lama memang sekitar 3-4 tahun maya harus menetap disana.

“May terus nanti kalau aku kangen bagaimana?”.

“Kan bisa video call mas… sejujurnya aku juga akan kangen banget mas sama kamu. tapi mau gimana lagi”.

“Ya udah lah Maya kan masih dijakarta, aku kan sering ke Jakarta nanti kalau aku dijakarta aku akan hubungi kamu gimana”.

“Ya mas dengan senang hati”, dengan wajah tersenyum.

Hubungan dengan Maya biar jauh tapi masih bisa melakukan hubungan seks kalau aku dapat tugas ke Jakarta dan kadang kita saling Video call sambil bugil ria.

SEKIAN