Senin, 30 Januari 2023

CERITA SEKS PERSELINGKUHAN

 

Petemuan Dengan Ratna Yang Berujung diatas ranjang


Namaku alex sejak Bermula berkenalan dengan seorang wanita yang bernama Ratna disebuah  kantor dijakarta pusat dan sejak perkenalan itu hampir setiap pagi aku selalu bertemu dengan dirinya dan akhirnya kami menjadi lebih akrab dan saling bertukar nomer HP.

Sejak sama-sama saling bertukar no Hp kami selalu saling chat-chat bedua di aplikasi what app dan selanjutnya kami selalu telepon-telponan mulai berdering dengan segala basa basi.  Suatu ketika aku sudah beberapa hari tidak melihat sosok Ratna dikantor dan aku sempat menunggu di kantor sampai jam masuk kerja tiba  tapi tak kunjug datang. Kuhubungi telepon hp dan aku chat what appnya ternyata tidak aktif dan beberapa hari kemudian akhirnya dia menelponku dan berkata sakit.

Tepatnya dihari Jumat aku kembali bertemu Ratna dikantor tapi kali ini dia menungguku diparkiran, dan tidak memakai seragam kerja. Ranta hanya memakai memakai celana jean’s dan kemeja satin berwarna merah muda. Kali ini dia mengajakku untuk bolos tidak masuk kerja apalagi besok sabtu dan minggu hari libur.

“Mas aku butuh bantuan nih”, katanya.

“Apa yang bisa aku bantu..Rat?”.

“Mas, bisa ngak hari ini kamu ngak masuk kantor dulu dan temenin aku ke puncak, kalau Mas nggak keberatan lho..?”Aku berpikir sejenak.

“Memang kamu ngak kerja hari ini?”, kataku.

“Aku sedang ada masalah nih Mas, ya.. agak pribadi sih, kira-kira bisa nggak Mas.”Aku nggak pikir lagi lalu kujawab,

“Ya.. dech aku temenin..”, dalam hati sih padahal aku sudah ada janji sama customer.

Dengan bebagai alasan aku ada keperluan keluarga aku ijin tidak masuk dan akhirnya customerku dihandel dengan teman satu kantorku dan akhirnya aku jalan menuju puncak Bersama Ratna dengan mobilku kerumah temanya yang ada dipuncak.

Selama diperjalan ke puncak ternayata Ratna bercerita dia sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak dan menggalami masalah dengan suaminya. Ratna mengunggapkan segala permasalahanya denganku dari hubungan sudah jarang dinafkahi oleh suaminya baik material dan batin semenjak  mempunayi orang kedua. Tak terasa  setiba dipuncak aku dikenalkan dengan temannya Ratna yang bernama Nia, mereka bicara berdua di belakang, sementara aku di ruang depan seorang diri, setelah itu mereka kembali lagi dan kita mengobrol bersama-sama. Rupanya hari ini Nia ada janji dengan keluarganya  yang ada dijakarta dan kebetulan Nia memiliki Villa kecil milik orang tuanya dan kamipun diantarakanya ke Villa yang dimaksud.  Sesampai diVilla Nia berkata.

“Maaf ya Ratna dan Mas Alex hari ini aku ngak bisa nemani kalian berdua soalnya aku ada acara dijakarta Bersama keluarga dan kalian bisa tinggal berdua saja divilla ini”. Akhirnya Nia meninggalkan kami berdua diVilla milik orang tuanya.

Divilla aku dan Ratna Kembali melanjutkan obrolan yang tadi sempat tertunda saat perjalan ke puncak, kami  mengobrol disebuah karpet kecil sambil menonton TV, dengan manja Ratna tiduran di pahaku, sambil bercerita tentang masalah suaminya itu dan aku hanya menjadi pendengar yang baik dan memberi solusi permasalahan yang dihadapi sama Ratna. Mendengar cerita Ratna aku menjadi kasiahan mendengarnya dan aku hanya bisa mengasih solusi hanya terbaik saja buat dia.

“Oh ya Mas capek nggak Mas ditidurin pahanya gini..?”, kata Ratna.

“Ah nggak apa-apa kok Ratna”, dalam hati sih pegel juga sih.

Gara-gara mendengar curhatanya dengan suaminya tapi batang penisku menjadi tegang sedikit gara-gara aku mengintip belahan dadanya yang montok dan putih. Satu kancing kemeja yang atas terbuka dan tampak kedua belahan dadanya memaerkan gundukan daging yang sedikit membuat penisku berdiri, di luar dugaan dia tanya lagi.

Tapi kali ini pertanyanya Ratna agak sedikit melenceng dari arah permasalahanya dengan suaminya, apa dia iseng barangkali.

“Burungnya nggak keganggu kan ditidurin sama aku?” dengan kata lembut.

“Keganggu sih nggak, cuman agak sedikit bangun”, eh bukanya marah malah Ratna tersenyum, sambil Ratna langsung memegang batang penisku dari luar celanaku tanpa basa-basi.

“Biarin deh bangun bisa nemeni kita berdua”, waduh bisa jadi hari ini menjadi teman curhat sekalian teman bermain seks ku diVilla ini (dalam hatiku).

“Ya terserah apa katamu Rat?”, jawabku pasrah sambil berharap hal itu bisa bener-benar terjadi.

“Ah yang benar Mas? kalau gitu buka dong biar aku bangunin”, eh ternyata dia malah menantangku.

“Jangan di sini Rat, nanti kalau Mbak yang lihat gimana kita”.

“Tenang Mas, hanya ada kita berdua saja disini, aku sering nginap disini dan tau kondisi disini”, terus aku diam saja sengaja memberi peluang kepada Ratna.

“Ayo dong di buka, katanya burungnya pengen dibangunin” kemudian dalam keadaan duduk dan menyandar di dinding di tambah lagi Ratna posis yang tiduran tengkurap di kakiku, jadi agak repot juga aku buka celana jeansku, cuma aku ploroti sampai batas pahasaja.

Begitu dia lihat batang penisku, langsung di genggamnya sambil berkata

“Ini sih masih tidur, Mas biar aku bangunin sebagai teman kita berdua disini”, Lalu Ratna mulai dikocok dan tangan yang sebelah lagi mengelus bagian kepala, membuatku merasa geli tapi nikmat. Tanpa janggung dan tidak ada malu sedikitipun begitu batang penisku mulai mengeras, dia semakin mendekatkan wajahnya dan mulai menjilat dengan ujung lidahnya di sekitar bagian bawah kepala penisku. Sekali-kali dia gigit-gigit kecil, hal ini membuat aku merem melek, akhirnya kukatakan.

“Udah dong Rat”.

“Lho kenapa Mas?” katanya.

“Ngak suka ya Mas sama Ratna”, dengan nada jemberut dia berkata seperti itu.

“Buka ngak suka tapi kita kan belum”, kemudian bibirku dilumatnya dengan bibirnya.

Ratna segera bangun dan berdiri mulai membuka ikat pinggang, kancing celana dan retsleting celana jeansnya hingga terlepas dari tubuhnya, tampak jelas sekali kulitnya yang putih dari bagian bawah perutnya sampai ke kedua ujung kakiya dan bagian selangkangnya masih terhalang celana dalamnya. Lalu Ratna membuka kaitan Bra dan melepasnya tanpa membuka kemejanya dan sekarang tampak  dengan jelas aku melihat pemandangan yang indah dari luar kemeja satin, dua putting susu yang menonjol menjeplak dikain satin kemejanya dan celana dalamnya yang menutupi bagian selangkanya.

Betapa indah tubuh wanita ini dihadapanku dan di sia-siakan oleh suaminya dan setelah itu Kembali Ratna Kembali duduk berjongkok dan Kembali mengengam batang penisku kemudian dimasukan ke dalam mulutnya. Terasa lidahnya bermain di atas kepala pensiku dan mendesah kecil oh.. nikmatnya.

Aku pun segera merubah posisi dengan posisi sekarang seperti 69. Kubiarkan Ratna mempermainkan batang penisku sementara aku ciumi paha bagian dalamnya yang mulus dan putih, sambil meremas bagian pantatnya yang masih tertutup celana dalam. Pelan pelan kutarik celana dalamnya, sampai terlihat dengan belahan vaginanya tanpa ada bulu-bulu kemaluanya yang dicukur habis. Oh, indah sekali panorama yang ada di depanku, dan aku pun mulai menjilat vaginanya

Pada saat aku mulai menjilatnya bagian lubang vaginanya, terdengar suara merintih yang lirih.

“Oh Masss alexxxx…aku nggak tahan nih.. Massss…angghh”, dan dia tampak bergairah.

Jilatan demi jilat terus aku putar lidahku didalam vaginanya sambil kusedot-sedot bagian klistorinya dengan bibirku. Tampak lender dibagian lubang vaginanya membasahi mulutku, buah dadanya yang masih terhalang kemeja satin aku remas-remas, akhirnya aku bangun dan kubalikkan tubuh terlentang diatas karpet.

Kuperhatikan dari atas sampai bawah tampak sempurna sekali, putih, mulus. Waktu kuperhatikan itu, tangannya terus memegang batang penisku, akhirnya kurenggangkan kedua pahanya dan kuangkat sehingga tampak jelas lubang vagina dan anusnya. Lalu kutarik pelan-pelan batang penisku  dari gengaman tangganya dan mulai aku  merubah posisi. Kupeluk dia sambil aku ciumi bibir, leher, serta telinganya. Hal ini membuat Ratna semakin terangsang sambil berkata lirih.

“Mas masukin saja sekarang aku sudah ngak tahan lagi Mas..!” lalu aku tindih tubuhnya yang terlentang diatas karpet.

Aku buka lebar kedua kakinya dan sehingga pahanya menempel di dadanya. Lalu aku berjongkok dan kupegang batang penisku dan kuarahkan ke lubang vaginanya lalu kutempelkan kepala penisku dengan sedikit aku kasih air liur daru mulutku. Kutekan sedikit demi sedikit, dan dia mulai merintih, tangannya mencekram tanganku dengan kuat, matanya memejam, kepalanya bergoyang kiri dan kanan dan vaginanya yang sudah becek memudahkan perlahan penisku masuk kedalam vaginanya.

BLesss…..Anghhhhh, rintihan Panjang saat pensiku masuk kedalam vaginnya, perlahan aku goyangkan dengan irama keluar masuk dengan pelan, tetapi hanya setengah penisku dulu yang masuk belum semuanya. Kini ia mulai mencoba menggoyangkan pinggangnya dan mencoba menekan agar batang penisku masuk semua kedalam vaginanya dengan mempertahankan dengan posisi seperti itu agar sengaja tidak aku masukan semuanya.

Akhirnya karena tidak tahan Ratna pun memohon, “Mas..Alexxx…jahat…oughhhoh.. masukin dong Mas, nggak usah  ditahan-tahan kayak gitu dong Mas..ohhh”, pintanya.

Akhirnya aku mulai mendorong batang penisku perlahan tapi pasti. Dengan posisi jongkok dan kedua kakinya berada di atas pundakku, aku mulai menciumi dengkulnya, Ratna pun mulai menggoyangkan pinggangnya ke atas dan kebawah, kira-kira hampir 5 menit kemudian dia mulai merenggang dan gerakannya tidak stabil sambil merintih.

“Mas.. oouuuuggggh.. anghhhh”, dadanya dibusungkan, tampak putingnya semakin memonjol keluar menjeplak kain satin kemejanya.

“Ayo Mas.. akhh.. terus.. Mas..tekan yang dalam Massss…anghhh…ouhhhh” aku pun mulai memompa dengan irama lebih cepat, gesekan antara kulit penisku mengenai bagian klitorisnya membuat lama-lama Ratna Orgasme atau klimaks.

Tak terasa ada cairan hangat membasahi batang penisku didalam vaginanya, tubuhnya mengejang-ngejang hebat.

“Masssss….aleeexxx…. Ouggghh.. anghhh…..ahhhhhhh..”,  nafasnya seperti pelari marathon.

Sesaat kemudian Ratna hanya terdiam dan aku pun menghentikan goyanganku. Kutarik pelan-pelan batang penisku dari dalam vaginanya dan setelah aku cabut tampak ada bekas cairan yang meleleh membasahi permukaan vaginanya. Nafasnya tampak ngos-ngosan seperti orang habis lari. Aku pun duduk terdiam dengan kemaluan masih tegang berdiri, Ratna hanya tersenyum melihatku. Kembali aku masukan kedalam vaginanya dengan posisi aku tindih tubuhnya yang terlentang diatas karpet kemudian kedua kakinya mulai menyilang ke tubuhku kemudian Sambil tiduran aku genjot Kembali batang penisku keluar masuk vaginanya.

Kami saling berlumatan sambil sesekali kucium dan kujilati bagian lehernya dan putting susunya yang masih terhalang  kemeja satin.

“Anghhhh….ahhhhh….ohhhh”, desahan mulai tak henti-henti saat aku pompa penisku keluar masuk kevaginanya.

Tak lama aku rasakan cairan spermaku akan segera keluar saat aku terus memompa penisku tanpa henti kedalam vaginanya.

“Rat…..aku mau keluarrr……” sambil mendesah dan terus kupompa penisku.

“Keluari saja didalam….mas  biar lebih enak” belum sempat berhenti berkata-kata.

Crotttt….crooootttt, cairan spermaku mucrat sangat banyak sekali dialam vaginanya dan tubuhku terasa mengejang-ngejang saat bersamaan memuncratkan cairan spermaku didalam vagainanya.

“Ouuuhhhh….anggghhhh….ahhhhhh Ratnaaaa…..oohhh….aku keluarrr…aaahhhh”, tubuhku jatuh lemas diatas tubuhnya yang terlentang.

“Makasih ya Ratna punya kamu sungguh nikmat sekali” kucium bibirnya.

“Iya Mas….sekarang ini punya kamu Mas kamu mau apa-apain pokonya ini punya kamu Mas”.

Kemudia kami  kembali duduk semula tanpa membersihkan sisa-sisa noda sperma yang berceceran dikarpet dan dibagian kemaluan kita masing-masing dan Ratna Kembali tiduran atas kedua pahaku dan rambutnya terurai sambil dia pandangi batang penisku yang masih berdiri. Tangannya memegang sambil berkata.

“Mas ini nikmat sekali, dibandingkan punya suamiku”. Kami Kembali ngobrol sambil mengambil sebatang rokok, lalu menyulutnya, dan kulihat Ratna tetap masih mempermainkan batang penisku.

Hampir 15 menit tak terasa kami ngobrol saling curhat Kembali dan saat bandanku mulai aku rebahkan dari dinding kealas karpet dan disaat melihat aku rebahan terlentang,  ratna langsung mengambil posisi untuk naik di atas badanku kemudian kedua pahanya dikangkangin, batang penisku yang masih tegang itu dipegangnya  lalu digesek-gesekan dulu diujung bibir vaginanya dan dimasukan ke dalam lubang vaginanya, Blesss……dengan mudahnya penisku langsung masuk kedalam vaginanya dan Ratna pun mulai melakukan gerakan naik dan turun, layaknya seperti penunggang kuda. Kedua buah dadanya yang berayun-ayun yang terlihat diluar kemeja satin yang masih dipakainya lalu secara reflek kupegang kedua buah dadanya dan kumainkan kedua putingnya yang terlihat menonjol menjeplak dikain satin kemejanya dan kupilin pilin, membuat Ratna terangsang hebat. Kira-kira hampir 15 menit dengan posisi Ratna terus seperti penunggang kuda yang bergerak tanpa henti memacu kudanya terus  untuk mencapai tanda finish dengan gaya yang sangat liar dan berakhir diujung puncak kenikmatan.

Saat mencapi orgasme, tubuhnya mengejang-ngejang seperti orang tersengat listrik 220 volt dan desahan yang terdengar sangat Panjang menikmati saat-saat orgamse dating menghampiri sekujur tubuhnya dari kaki sampai kepala.

“Anghhhh….uuhhhh…Masssss…..ohhh…nikmatttt….sekaliiii masss…anghh…oughhh”, batang penisku terasa ada yang memijat-mijat saat vaginanya orgasme.

Kemudian tak lama Ratna selesai merasakan orgasme kemudian Ratna Kembali mengoyangkan pensisku dengan Gerakan pelan dan santai sambil aku nikmati dinding vaginanya yang sudah terasa becek oleh cairan orgasmenya dan kurasakan cairan spermaku akan segera keluar. Segera aku balikkan tubuhnya dan kupompa Kembali vaginanya dengan penuh nafsu, Ratna tau aku akan melepaskan spermaku, dia segera berkata.

“Mas keluarin di luar saja, aku ingin lihat”, aku diam tanpa menjawab perkataan nya itu karena aku sudah sangat bernafsu.

“Anghhh….ahhhh….ahhhh ”, desahan dan rintiha saat terus aku pompa penisku keluar masuk vaginanya membuat semakin nikmat.

Akhirnya aku tak dapat lagi menahan lebih lama lagi cairan spermaku untuk segera akan keluar dan saat terasa sudah di ujung penisku dan tak dapat kutahan lagi. Segera kutarik batang penisku dari dalam vaginanya dan kugesek-gesekan dibelahan dadanya yang masih terhalang kain satin kemejanya, dan Pada saat itu Ratnaa  memasukan salah satu jarinya kelubang anusku membuat cairan spermaku muncrat banyak sekali berhamburan di atas buah dada membasahi kain satin kemejanya.

Akupun segera berbaring di sampingnya, beristirahat sebentar untuk mengatur nafas yang sedikit ngos-ngosan, setelah setengah jam beristirahat kami berdua langsung pergi kekamar mandi untuk mandi bersama. Dikamar mandi kami saling menyabuni, sambil kuremas kedua buah dadanya yang basah oleh sabun. Ratna pun Kembali memainkan batang penisku yang Kembali tegang. Karena permainan tangannya dengan sabunnya.

“Ratna tadi kok minta dikeluarin di luar kenapa?” dia hanya bilang senang melihat kemaluan laki laki lagi keluar spermanya membasahi kemeja satinku.

“Wow terntaya kamu juga senang dengan satin Rat”.

“Iya Mas, aku suka dari dulu dengan satin”. Kemudian kami saling berciuman dan berlumatan antara bibir dan lidah.

“Mas ini bangun lagi ya?” kata Ratna.

“Boleh dimasukin lagi nggak?” kataku dan Ratna hanya mengangguk.

“Dari belakang ya Mas!” sambal membalikan badan yang masih penuh sabun dan posisi setengah membungkuk.

Kedua tangannya berpegang di sisi bak kamar mandi dan kedua kakinya direnggangkan sehingga tampak jelas sekali lubang vaginanya, juga lubang anusnya. aku jongkok dibelakangnya sambil mempermainkan lidahku di sekitar vagina dan kedua pantatnya, lamat-lamat kudengar desahan suara diantara gemericik air yang mengalir ke bak mandi. Segera kuambil sabun sebanyak mungkin kugosok di batang penisku, lalu kugenggam batang penisku dan kepala penisku kutempel di permukaan lubang vaginanya.

Blesssss….penisku langsung masuk kedalam vaginanya diiringin desahannya yang merintih kenikmatan dan aku mulai menggerakkan batang penisku bergerak maju mundur, nikmat sekali dan Ratnapun tampak menikmati dengan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kurang lebih 10 menit, Ratna  kembali ke puncak kenikmatan. Lendir hangat kembali membasahi batang penisku.

“Keluar lagi Rat?” ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu pelan-pelan kembali kugerakkan batang penisku maju mundur sambil menunggu Ratna terangsang lagi, kulihat lubang duburnya yang agak mencuat keluar.

Aku perpikir apa pernah dipakai lubang duburnya itu dan sambal terus aku genjot lubang vaginanya dengan penisku aku berkata dengan pelan dikupingnya.

“Rat, apa pernah lubang duburmu dimasukan batang kontol”.

“Sering kok Mas, suamiku kalau minta jatah pasti ujung-ujungnya minta dimasukan kedubur, kok mas tau?” katanya.

“Habis kelihatan kalau lubang duburmu kalua sudah pernah dipakai”, lalu kucoba masukan jari telunjukku ke dalam duburnya.

Setelah aku beri sedikit sabun lubang duburnya dan kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kumasukan kelubang duburnya, terdengar sedikit rintihan kecil.

“Ougghhh..Mas pelan-pelan”, rintihan yang membuat aku semakin nafsu, tiba tiba aku ingin sekali mencoba untuk menikmati lubang duburnya yang kelihatannya nikmat juga.

Ku tempelkan kepala penisku  yang mengeras di permukaan duburnya, kupegang batang penisku  sehingga kepalanya mengeras. Aku mencoba menekan batang penisku, karena licin oleh sabun maka kepala penisku segera melesak masuk ke dalam duburnya, dia pun mengeluh.

“Akhh aduh mass.. oughhhh..ohh!” aku berhenti sesaat penisku sudah masuk kedalam duburnya.

“Mas kok dimasukin di situ?” katanya.

“Sakit ya Rat?”

“Ngak Mas tapi kenapa kamu masukan kesitu apa vaginaku sudah ngak enak Mas”, katanya sedikit protes.

“Ngak kok Ratna justru vaginamu enak kok, tapi aku pingin dari pada yang lain seperti suami kamu yang suka lubang duburmu ini”.

Lalu aku melanjutkan sambil berdiri agak membungkukkan badan, tangan kiriku melingkar di perutnya menahan badannya yang mau maju, dan tangan kananku berusaha memegang vaginanya mencari klitorisnya. Hal ini membuat dia terangsang hebat, dan kutekan terus sampai masuk penuh. Terasa olehku otot anusnya menjepit batang penisku, permainan ini berlangsung hanya lima menit lamanya karena jepitan otot anusnya yang sangat kuat menjepit batang penisku memuat cairan speramku terasa akan segera keluar di dalam duburnya sambil kupeluk tubuhnya dari belakang, kutekan batang penisku sedalam mungkin, Crottt….crottt…crot cairan spermaku keluar didalam duburnya bercampur sisa-sisa kotoran yang ada didalam duburnya. Tubuhku sedikit mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar didalam duburnya, kubiarkan sesaat batang penisku di dalam anusnya sambil tetap memeluk tubuhnya dari belakang, dan tubuh kami masih berlumuran dengan sabun., Kami melepaskan nafas karena kecapaian lalu kami selesaikan dengan saling menyirami tubuh kami, lalu berpakaian dan duduk kembali menunggu hingga teman Ratna datang.

SEKAIN 

Rabu, 25 Januari 2023

CERITA SEKS DENGAN TETANGGA BAG-2

 

Ibu Nana Yang Selalu Membuatku Selalu Ketagihan (Part-2)

Setelah selesai membersihkan Penisku dengan Tissue, Bu Nana lalu mencium bibirku dan berdiri Kembali.

“Aku ke kamar mandi dulu Mas” katanya sambil berjalan ke kamar mandi masih memakai baju tidur satin yang sengaja tidak aku lepas saat kami berhubugan seks diranjang bersamanya.

Aku hanya masih terbaring diatas ranjang sambil mengatur napasku yang baru saja menyelesaikan aktifitasku berhungan seks dengan Bu Nana. Tak lama kemudian aku tertidur sebentar dengan posisi masih telanjang bulat di kamar bu Nana dan aku terbangun Kembali saat terasa ada yang geli di daerah batang penisku. Saat kubuka kedua mataku, ternyata Bu Nana sedang asyik mengulum  batang penisku. Kubelai lembut rambutnya sambil melenguh menahan rasa nikmat. Tak lama setelah beberapa menit mengulum batang penisku dengan mulutnya penisku langsung tegak lurus kembali, Bu Nana langsung segera  mengambil posisi duduk membelakangiku.

Kemudia batang penisku langsung dimasukkan kedalam vaginanya dan Blessss….. suara desahan Panjang terdengar dari suara Bu Nana.

“Anghhhaaaahhhhh…ouuuhhhhh”.

Bu Nana lalu bergerak  naik turun mengocok batang penisku dengan vaginanya. Sekitar hampir 5-6 menit kemudian tubuhnya mulai mengejang-nejang kembali saat Bu Nana mencapi puncak orgasme. Sambil posisi tubuhnya bersujud dan penisku kembali dibasahi oleh lender kenikmatan dari dalam lubang vaginanya. Kemudian kupegang pantat bu Nana agar dia tetap dalam posisi bersujud dan kusoduk lagi penisku kedalam vaginanya dengan posisi doggy style.

Cepak….ceplok….cplak ….cplok… hanya suara itu yang terdengar saat batang penisku terus menyodok vaginanya dari belakang. Tak lama terasa dengan posisi doggy style hampir 4-5 menitan cairan spermaku akan segera muncrat lagi dan akhirnya kurapatkan paha bu Nana lalu kusemporltakan lagi dengan cairan spermaku kedalam vaginanya.

Crott…crottt…crottt…..oooooouuuughhhh….. aaaaaaaaannngggghhhhh….. cairan spermaku muncrat lagi didalam vaginanya dan hanya desahan Panjang  yang terucap saat kulepaskan cairan spermaku didalam vaginanya.

Bu Nana lalu berbalik dan menciumi bibirku. “Makasih sayang, kamu udah puasin aku malem ini sampai tiga kali dan aku puas sekali dan aku mau malem-malem selanjutnya juga kamu bisa dipuasin lagi seperti ini saying”.

“Ya Bu Nana sama-sama, aku juga bisa puas malam ini bisa melakaukan hubungan ini sama ibu”, walaupun usainya sudah tidak muda lagi ternyata permainan diranjang tidak kalah sama yang muda-muda.

“Bu rasanya barang tua masih terasa oke banget… aku suka banget…” kataku sambil bercanda.

Bu Nana hanya mencibir dan menjulurkan lidahnya…. weeek katanya sambil dia bangun dari ranjang menuju kursi di depan meja riasnya. sambil nungging ia membersihkan vaginanya yang basah oleh noda bekas spermaku yang meleleh keluar . Melihat pemandangan itu dari belakang, batang penisku yang masih tegak dan belum lemas sama sekali langsung saja aju bangun dari atas ranjang lalu kudekap tubuh Bu Nana dari belakang sambil ku cium bagian belakang lehernya.  Kemudian batang penisku  kusodok lagi masuk kedalam vaginanya yang baru saja dibersihkan dengan tissue dengan Gerakan sedang.

Ku sodoki terus dengan penisku keluar masuk vaginanya dari belakang sambil memelukanya dan kedua tangganku kemudian meremas-remas kedua buah dadanya yang terhalang kain satin dasternya sambil memainkan kedua putting susunya. Kujilat tanpa henti bagian lehernya.

Hampir sekitar 6 menit aku entot bu Nana dari belakang dengan saling berpandangan kedepan cermin meja riasnya.

“Oughhhhh…Bu…aku sangat nafsu sama ibu kalau pakai baju tidur seperti ini dan vagina punya ibu sangat nikmat sekali jadi ketagihan aku”.

“Iya sayanggg….anghhhhh…..udah dong sayang udah malam cepat keluar kan didalam saja” dan akhirnya aku pun melepaskan cairan spermaku untuk yang kesekian kalinya di dalam vaginanya. emeknya yang hangat dan

Kemudian Bu Nana lemas mungkin karena kecapeaan oleh seranganku yang bertubi-tubi kuhajar dengan penisku ini. kuangkat tubuhnya yang lemas itu dan kurebahkan diatas ranjang lalu kamipun tertidur berpelukan dengan kondisi lelah. Ditambah noda bekas sperma yang biasa langsung dibersihkan oleh Bu Nana dibagian selangkangan tapi ronda ketiga dia tidak sempat membersihkanya dan terasa lengket karena lendir yang belum sempat dibersihkan.

Pagi harinya kami tersentak kaget karena nampak hari sudah terang. Terburu-buru kami menuju kamar mandi dan mandi bareng sambil cekikikan mengingat kejadian tadi malam. Selepas mandi, dengan bertelanjang bulat kami menuju kamar bu Nana dan aku segera mengganti pakaian dengan jas dan celana yang sudah disiapkan Bu Nana untuk acara pesta pernikahan tetanggaku hari ini. Saat kami berpakaian, aku sempat terangsang lagi saat melihat bu Nana berdandan didepan meja rias kamarnya dengan gaun Panjang satin yang berwarna medah muda itu.

Saat aku dekati untuk aku aja melakukan hubungan seks lagi dengan lembut bu Nana menolaknya dan dengan segala uapayaku untuk mengajaknya dia bercinta tapi tetap saja nihil.

“Jangan dulu ya sayang, tar repot… harus mandi dan keramas lagi apalagi acara sudah segera dimulai nanti aja selesai kalau  sudah selesai hajatan,  Kamu boleh apain aja aku…”. Aku tak menjawab hanya mengusap vaginanya dengan lembut dan mencium pipinya saja.

Di tempat acara hajatan, Bu Nana tak mau jauh denganku. Bahkan dibawah meja tangannya selalu mengusap-usap penisku dengan pelan dan lembut. Saat penisku tegang ia hanya tertawa cekikikan sambil pergi meninggalkan aku yang bersungut-sungut susah payah menenangkan adekku yang sudah berdiri.

Sepulang dari acara hajatan pernikahan kami langsung pulang kerumah Bu Nana dan sesampai dirumah pintu pagar dikunci dan kami segera masuk kedalam,  dengan sangat terburu-buru karena kami sudah sama-sama bernafsu. Begitu pintu rumah ditutup kami berdua langsung berpelukan dan bersender dipintu ruang tamu saling berlumatan dan berciuman antara bibir dan lidah. Jas, celana Panjang dan celana dalamku langsung kulepas terjatuh berserakan dilantai kemudian batang pensiku yang sudah sangat tegang itu aku gesek-gesekan digaun Panjang yang berkain satin itu.

“Giamana sayang enak gesek disitu”, Kata Bu Nana.

“Enak banget dari tadi aku sangat bernafsu melihat ibu pakai gaun pesta itu diacara hajatan”.

“Gesek dan keluari sayang digaun satin ini sampai kamu puas”.

Dengan posisi kami berdiri saling berpelukan berseder pintu dan saling bercuiman antara bibir dan lidah sekitar 4 menit cairan spermaku keluar, Crott…crottt membasahi kain satin gaun pesta Bu Nana.

“Ouggggg…..anghhhh…Bu…..Nikmat…..sekali….anghhhhh”, kupeluk tubuh Bu Nana dengan sangat kuat merasakan setiap mucratan spermaku dikain satin gaun pestanya.

Kemudian setelah nafasku yang ngos-ngosan mulai perlahan stabil kutarik Bu Nana masuk kedalam kamarnya dan sesampai dikamar tubuhnya kurebahkan diatas ranjang lalu kubuka lebar kedua pahanya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas dan aku segera naik untuk menindih tubuhnya yang terlentang dan segera aku arahkan batang penisku masuk kedalam vaginanya.

Blesss…dengan mudahnya batang penisku masuk kedalam vaginanya dan kemudian aku gerakan keluar masuk dengan gerakan perlahan tapi sedikit semakin aku pecepat. Desahan kenikmatan yang dirasakan  Bu Nana mulai mengisi seisi ruangan tempat kami melakukan hubungan seks. Kedua kaki Bu Nana mulai menjepit menyilang diatara tubuhku. Suara desahan dan suara gesekan antara penisku dan vaginanya bercampur menjadi satu untuk mendapatkan puncak kenikmatan.

Sekitar 6 sampai 7 menit dengan posisi seperti itu tiba-tiba Bu Nana mendesah sangat kuat sekali dibarengi dengan tubuhnya yang mengejang-ngejang menjepit tubuhku dengan kedua kakinya dan kurasakan batang penisku teras sekali didalam vaginanya ada yang memijat-mijat saat bu nana Orgasme.

“Sayanggggg…..anghhhh….ouhhhhh…..anghhhhhh Nikmattt…..bangettt….tekan dan tahan lebih dalam sayanggggg”. Kudiamkan batang penisku sambil kutekan kedalam vaginanya.

Kulihat nafas Bu Nana seperti pelari marathon bercampur keringat sepert biji jagung. Dan tak lama tenaganya sudah mulai pulih dengan posisi Bu Nana masih dibawah dan aku diatas dengan posisi penisku masih berada didalam vaginanya mulai aku gejot lagi keluar masuk tanpa merubah posisi dan tak selang beberapa menit cairan spermaku keluar yang kedua kalinya membasahi lubang vaginanya hingga meleleh keluar jatuh diatas ranjang.

Sejak kejadian itu aku semakin dekat dan abrab dengan tetanggaku ini yang mempunyai libido dan Hasrat seks yang lumayan tinggi walaupun usianya sudah tidak muda lagi dengan berbagai posisi yang kami lakukan diatas ranjang.

Bu Nana selalu bisa mengimbangi dalam permainan seksku diranjang yang dibilang aku juga seorang maniak seks dan dia selalu mengerti apa keinginaku dari dirinya agar aku bisa selalu bernafsu melihatnya. Dengan cara memakai baju atau gaun-gaun semua dari bahan satin yang mengkilap dan licin. Setiap shoping ke mall selalu membeli koleksi-koleksi baju satin agar aku selalu bernafsu melihatnya bila dirumah. Yang gilanya lagi ranjang kamarnya juga semua terbalut dari sperai satin dan korden satin biar suasan saat kami lakukan hubugan seks jadi lebih nikmat kami rasakan.

SEKIAN.

 

CERTIA SEKS DENGAN TETANGGA

 

Ibu Nana Yang Selalu Membuatku Selalu Ketagihan (Part-1)


Perkenalkan namaku Andre, aku bekerja disebuah Bank Swasta yang ada dikota Yogya dan semenjak aku dipindah tugaskan dikota Malang dan aku mendapat fasilitas tempat tinggal disebuah komplek perumahan yang tidak jauh dari tempat aku bekerja. Kebetulan tempat tinggalku dimalang, aku memiliki sebuah tetangga yang cukup baik sekali dia bernama ibu Nana. Umurnya sekitar kurang lebih 45-46 tahunan. Dia seorang Ibu rumah tangga dengan 1 orang anak yang sudah beranjak dewasa.

Bu Nana memilik wajahnya cantik dan memiliki tubuh yang dibila tidak terlalu gemuk. Diusianya yang sudah dibilang tidak muda lagi tapi masih terlihat anggun sekali dan berjiwa muda, kami akhirnya cepat akrab satu sama lain.

Saat aku berkenalan sama Bu Nana tetanggaku ini, kuperhatikan dia memiliki kulit kuning langsat, Rambutnya sebahu lewat dan bibirnya agak lebar tapi tidak terlalu tebal. Yang paling kusenangi adalah bentuk buah dadanya yang sangat menggoda. Suami Bu Nana seorang karyawan swasta yang bekerja dikalimantan dan anak satu-satunya seorang wanita yang masih kuliah diyogya sedang menempuh semester 4 di salah satu perguruan tinggi di Negeri yang ada dikota Yogya. Alhasil, setiap hari bu Nana tinggal sendirian di rumahnya.

Kami semakin akrab lagi dengan Bu Nana saat ada acara pesta perkawaninan tetanggaku yang ada dikomplek perumahan dan kebetulan Bu Nana ditunjuk sebagai pengurus perabotan rumah tangga seperti gelas dan piring dan aku selalu membantu beliau bila diperlukan. Saat acara untuk persiapan pesta hajatan perkawainan tetanggaku ini aku selalu begadang malam.

Malam sehari sebelum hajatan pesta perkawainan, Bu Nana memanggilku dan meminta tolong untuk mengantar beliau kesebuah supermarket yang ada dikota Malang karena ada barang yang terlupa untuk dibeli. Akhirnya Kusanggupi permintaannya dan ku nyalakan sebuah motor milik Bu Nana. Tak lama bu Nanapun naik dibelakang dan kami segera menuju Kota Malang  menembus gelapnya malam yang lumayan dingin.

“Pelan-pelan aja mas Andre, saya takut!” celetuknya ketika Motor milik Bu Nana kugeber agak kencang.

“Ga papa santai aja kok bu, udah biasa… abis kalau jalanya  pelan ngak enak!” kataku sekenanya. Bu Nana tidak menjawab dan malah dia mengalungkan kedua tangannya ke perutku.

“Mas Andre, Tar kalau ada kenapa-kenapa dijalan kamu tanggung jawab ya…?!?!?” katanya ketus.

Singkat cerita sampailah aku disebuah supermarket yang kami tuju dan setelah mendapatkan apa yang dicari Bu Nana kami segera otw pulang. Saat motor menyala,  kuminta bu Nana naik dan kami meneruskan perjalanan.

“Mas Andre jangan kenceng-kenceng! Nanti kedinginan lho” kata bu Nana

“Hahahahaha…Lho kalau dingin-dingin seperti ini lho Bu”, kataku.

“Enak apanya”.

“Ya ngak usah dikasih tau pasti Bu Nana paham lah dari pada aku”.

“Ih Mas Andre pakai paham segala, emang apa sih dong?”, Bu Nana terus penasaran dan pingin tau jawabanya.

Akhirnya aku menjawab dengan santainya karena dia terus mendesak aku untuk menjawab penasaranya itu.

“Ya kelonan atau tidur bareng lho bu?” jawabku.

“Ya Udah, konsentrasi dulu sama jalan Tar nabrak lagi!”, begitu mendengar jawabanku.

“Oke mami siap”.

“Mami…mami…mami, emangnya aku seorang germo?”,  jawabnya sambil mencubit perutku pelan. “ADUH, sakit lho bu”, dan sepeda motorku sedikit miring.

“Udah ah jangan becanda terus Mas Andre, tar jatoh lagi”.

Sampai di acara hajatan Bu Nana meminta langsung aja untuk pulang kerumah karena kulihat jam sudah larut malam.

“Mas Andre, mendingan kita langsung pulang kerumah aja, besok pagi saja belanjaannya kita anteri.

Sampai dirumah Bu Nana, Bu Nana meminta nomer Hpku dan mengucapkan “Makasih ya Mas Andre, sudah terus ngerepoti nanti kita kontak-kontan lagi di what app”. kata bu Nana setibanya di pagar depan rumahnya, kami pun bertukar no hp masing masing.

Sampe dirumah dan baru saja siap-siap untuk tidur,  tiba-tiba  hpku berbunyi disebelahku dan saat kubuka What app ku ternyata Bu Nana mengirim pesan.

“Mas Andre, maaf ganggu,  malam ini kamu bisa datang ke rumah ga? sekalian bawa baju yang disewa untuk dipakai orang-orang untuk menerima tamu besok”.

Oh Ya tadi sore aku memang ditugaskan ole Bu Nana mengambil baju sewaan buat orang-orang yang bertugas untuk menerima tamu undangan besok.

“Siap Bu saya segera kesana’ jawabku dan langsung membawa tas yang berisi baju dan kain sewaan.

Aku kerumah Bu Nana hanya dengan memakai kaos dan celana pendek saja. Karena malam itu aku sudah siap untuk tidur jadi males untuk lagi mengganti lagi kaos dan celana yang kupakai untuk tidur dan sampai dirumah bu Nana, baru mau aku ketuk pintu pager bu Nana sudah muncul dari dalam rumah.

Buset….ternyata Bu Nana sudah pakai baju tidur diatas lutut, model daster kain satin yang sangat licin dan mengkilap saat terkena cahaya lampu dengan dua tali kecil dipundaknya dan tampak belahan dadanya dan kakinya yang padat berisi serta pahanya yang mulus, tampak jelas sekali kedua putting susunya menonjol menjeplak dikain satin dasternya, dadanya yang sudah tidak memakai Bra itu sempat membuatku aku menelan ludah.

“Hey malah bengong kayak gitu ayo masuk, mana bajunya?” aku kaget setengah mateng saat tangannya menarik tanganku untuk masuk kerumahnya.

Aku pun segera masuk mengikuti Bu Nana, saat kuperhatikan bokongnya tidak ada bayangan celana dalamnya dan membuat aku jadi penasaran malam itu, ternyata dia benar-benar hanya memakai daster itu saja tanpa Bra dan Cd lagi didalamnya. Setelah didalam, aku dipersilahkan duduk dan sedikit basa basi sebentar.

“Lho sih Dewi kemana bu?” kataku menyakan anaknya, padahal aku tau anakanya kuliah diyogya.

“Lah kan kuliah diyogya sih Dewi, emang Mas Andre ngak tau”.

“Oh Iya tapi apa ngak pulang, kan besok tetangga ada acara hajatan pesta perkawinan”.

“Kan yang punya acara bukan kelurga Mas, jadi ngapai dia pulang kesini”, setelah ngobrol sedikit, Bu Nana membawa tas dengan isi baju sewaan itu kedalam kamarnya dan agak lama aku menunggu di ruang tamu.

Selama menunggu Bu Nana, pikiranku jadi terbayang bgaimana rasanya bisa bergumul denganya diatas ranjang kamarnya dengan daster yang dipakainya itu. Apalagi Bu Nana pasti sangat kesepian butuh kehangatan laki-laki sepertiku karena suaminya pulang sebulan hanya dua kali sebulan.

Tak lama sambil menunggu  hampir 10 menit berlalu dan Bu Nana kembali ke ruang tamu .

“Aduh maaf ya Mas Andre, kelamaan.. oh ya kamu mau minum ga? sampe lupaaa”.

“Udah ngak usah repot-repot lho Bu, aku segera mau pulang”.

“Ngak usah buru-buru Mas, kita santai saja disini sambil ngobrol-ngobrol dulu… mau kopi apa kopi susu atau kopi hitamnya” katanya nyerocos…terus.

“Ga usah bu…gapapa !” percuma aku menjawab karena bu Nana langsung berjalan kebelakang.

Tak lama ia kembali sambil membawa secangkir kopi

“Mas Andre maaf, kopi susunya habis, ya ada kopi item”.

“Gapapa kok bu ga usah repot-repot”. Sambil menikmati kopi, kami mengobrol ngalor ngidul sambil kuambil gambarnya Bu Nana pakai baju tidur satin itu dengan hpku.

Semakin malam dan larut malam pembicaraan semakin hangat bahkan mulai mengarah kehal-hal berbau seks tentang dirinya yang selalu kesepian. Batang penisku yang sudah sangat tegang itu  tanpa celana dalam hanya celana pendek yang menutupi penisku, aku sembunyikan agar Bu Nana tidak mengetahui.

“Gimana Kopinya enakkan kalau ngak pakai susu”, katanya kepadaku.

“Enak kok, bu, lagian kopinya juga udah berasa seperti kopi susu kok!” jawabku sambal tersenyum.

“Lho kok bisa gitu, Mas ?” bu Nana kelihatanya bingung dengan jawabanku.

“Lah dari tadi kan udah pake susu lho Bu, sambil minum  kopi lihat susu kan sudah terasa seperti kopi susu hehehehe…”.

“Dasar….kamu ini Mas genit juga ya! berarti kamu dari tadi ngintipin punyaku”,  katanya sambil Kembali menutupi kedua mataku.

“Habis Bu Nana yang duluan memancingku, pakai baju tidur dan ngak pakai Bra lagi, coba kalau buka aku pasti ibu sudah diperkosa”.

“Lah, aku kalau mau tidur pakai baju seperti ini lho Mas”.

Saat menutup kedua mataku dengan tangganya, langsung saja kutangkap tangannya dan ku cium jarinya. Nampak bu Nana agak terkejut menerima perlakuanku, tapi hanya sepersekian detik saja. Ia hanya diam saja ketika aku mulai menciumi dan menjilati jari tangannya. Namun Bu Nana kemudian menarik tangannya.

“Maaffffaaaa Bu, maaaf… Andre terbawa suasana… ” kataku mencari pembenaran.

Bu Nana tak menjawab dan hanya menarik nafas panjang, tak lama ia berjalan ke belakang sambil membawa cangkir kopiku yang sudah habis. Aduh, jadi marah Bu Nana pikirku.  Beberapa saat kemudian ia kembali ke depan dan aku pun bersiap untuk pamitan.

“Mas Andre, maksud kamu apa tadi?”.

“Maaafff bu…maaf… kalo ibu tersinggung… maaf sekali lagi. Aku hanya terbawa suasana. Abis malam-malam gini aku sudah disugguhi dengan pakai tidur seperti itu”.

“Gapapa Mas, aku cuma kaget aja kamu kok berani begitu sama aku. Eh, kamu jangan pasang wajah melas gitu doong…. serius Mas, aku ga marah”.

“Beneran bu, Bu nana gak marah?” tanyaku lagi.

“Enggak Mas, ga marah beneraan…lho” Bu Nana malah mendekati tempat aku duduk dan memegang bahuku.

“Kamu udah buat darahku berdesir, waktu kamu isapin jariku yang barusan”,  bu Nana tidak meneruskan kata-katanya lagi.

Kami sudah saling berciuman sambil berpelukan dan lama-lama kecupannya berubah menjadi lumatan di bibirku. Mendapat serangan seperti itu, kukalungkan kedua tanganku dilehernya dan kubalas lumat bibirnya dengan lembut. Kami sangat menikmati permainan bibir itu, sampai-sampai bu Nana kutidurkan di kursi sofa sambil terus melumat bibirnya dengan lembut.

Perlahan aku turunkan bibirku ke arah dagunya dan semakin turun ke lehernya sambal kucium dan kujilati dengan lidahku. Bu Nana hanya bergelinjang dan mendesah-desah nikmat, membuat aku semakin terangsang. Kuremas-remas kedua buah dadanya sambil kumainkan kedua putting susunya dengan jari-jari tangganku dan membuat Bu Nana makin menggelinjang dan semakin belingsatan saat ku remas dan kumainkan kedua putting susunya dari luar kain satin baju tidurnya.

Tiba-tiba Bu Nana menarik dan mendorongku, “Mas malam ini puaskan aku diranjang udah lama ngak ngerasai seperti ini” katanya Bu Nana.

“Pokonya Malam ini Bu Nanan akan aku bikin puas sampai langit ketuju” tanyaku sedikit menantang.

“Dikamar aja yuk Mas biar lebih nikmat!?” jawabnya.

Akupun hanya mengangguk dan mengikuti bu Nana yang berjalan ke kamarnya. Sesampai dikamar, saat Bu Nana menutup pintu kamar aku langsung memeluknya dan kami melanjutkan acara saling memagut dan melumat bibir antara lidah an bibir.

“Mas, puasin aku malam ini!” katanya padaku.

Tanpa banyak kata-kata lagi Bu Nana langsung melepas baju dan celanaku dan otomatis langsung aku bugil total.

“Terntnyata kamu sudah ngak pakai CD ya Mas?”.

“Ya Bu, soalnya tadi mau tidur, ibu WA saya suruh kesini jadi sudah ngak pakai apa-apa hanya kaos dan celana pendek saja”.

Sambil kita saling berlumatan dan berciuman, Bu Nana aku gerakan untuk segera  naik ke atas ranjang lalu kubaringankan tubuhnya dan Kusambut dengan ciuman antara bibir dan lidah sambil aku remas-remas lembut kedua buah dadanya Sambil berciuman, kulepas ciumanku dari bibirnya untuk turun kebawah menelusuri pipi terus turun kebagian leherya dan berhenti diujung putting susunya yang semakin menonjok menembus kain satin dasternya dan kucoba kujilati putting susunya dan kuremas pelan. Sambil kuhisap putting susunya yang sebelah kiri, kuremas payudara yang sebelah kanan secara bergantian kujilati dan kuhisapi terus dibagian kedua payudaranya.

Bu Nana segera menekan perutnya dan mengesek-gesek batang penisku yang menempel dibagian perutnya dan mulai digoyang-goyangkan. Penisku terasa nikmat sekali saat gesekan-gesekan kain satin dasternya terus mengesek kulit batang penisku dan hisapan diputting susunya semakin kuat kusedot dan kulumat secara bergantian sambil Bu Nana terus mendesah kenikmatan.

Tubuhnya semakin kuat memeluk  tubuhku saat terus aku gesek-gesekan penisku diperutnya hingga cairan bening dari ujung lubang penisku sedikit keluar membasahi daster satin yang dipakai Bu Nana.

Aku sedikit melenguh panjang, “ooooowwwwwwhhh” saat gesekan-gesekan kain satin yang sangat terasa licin terus mengese-gesek kulit penisku.

Kemudian Bu Nana segera mendorong posisi tubuhku yang berada diatas tubuhnya dan otomatis tubuhku terjatuh terlentang diatas ranjang dan batang penisku jelas terlihat menjulang tegak keatas terangguk-angguk. Tanpa banyak komentar, Bu Nana langsung menciumi ujung batang penisku dengan lembut. Sesekali juga ia mengulum biji pelerku. Rasanya aku ingin  terasa mau kencing, apalagi saat batang penisku mulai dimasukan kedalam mulutnya “Onghhhh…” terasa  linu dan terasa aku dibawa ke langit ketujuh.

Kubelai rambutnya sambil sebelah tanganku mengusap punggungnya merasakan halus dan licin nya kain satin dasternya. Mulutnya terus mengulum penisku “Ahh… aahhh…enak bu.. enakh…ah…aaaahhh” itu yang kukatakan saat kepalanya maju mundur mengulum penisku.

Tak tahan melihat bentuk pantatnya yang bulat, segera kutarik pahanya keatas, dan dalam sekejap kami sudah berada dalam posisi 69. kujilati bagian belahan vaginanya dengan penuh nafsu, kutekan sedikit lidahku dibagian  clit-nya sambil terus meremas pantatnya. Bu Nana nampak terbawa dengan permainan ini dan ia mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan terkadang menekannya kebagian mukaku sampai-sampai aku susah bernapas. 5 menit berselang ia melepaskan kulumannya pada batang penisku dan meremas betisku dengan keras sambil mengejang dan mengerang. Bahkan mukaku ditekannya menggunakan vaginanya.

“Oooooohhh….aaaannnnggghhhh….aaaaahhh…. ssshhhhhhh…. aaaaaahhhhh….” Terasa ada  yang mengalir dan membasahi bibir dan mulutku.

Tampak Bu Nana baru saja merasakan orgasme  karena tercium aroma khas cairan lendir wanita di hidungku dan mengalir menuju mulut dan lidahku. Segera kusapu dan kuhisap sambil sesekali menghisap clitnya. Bu Nana menggulinggkan tubuhnya dan tergolek lemas setelah mendapatkan orgasme.

Karena nafsuku sudah tidak bisa aku tahan lagi langsung saja aku buka kedua pahanya melebar dan aku arahkan peniksu kelubang vaginanya yang terlihat sudah sangat becek itu. Kugesek-gesek dulu sedikit permukaan lubang vaginanya dengan kepala penisku agar masuk dengan mudah. Perlahan mulai kumasukkan penisku sambil terus aku gesek-gesekan permukaan lubang vaginanya dengan kepala penisku dan Blesshhh……batang penisku mulai masuk perlahan namun pasti kedalam persengamaan bu Nana sambil diikuti dengan erangan dan lenguhan kenikmatan bu Nana.

“Ouuuuhhhh…..anghhhh….terusssshhhh….Massss…. maaasssukiiinnn yg dalemmmm… ohhhh”

Kugenjot vagina Bu Nana dengan sedikit Gerakan sangat perlahan dengan posisi dua kaki bu Nana berada di bahuku sedangkan aku mengambil posisi berlutut sambil terus bergerak maju mundur menggenjot vaginanya. Bu Nana terus mendesah setiap penisku kelua masuk vaginanya. Tak lama leherku dijepi oleh kedua kaki bu Nana dan ia mengangkat pantatnya keatas sambil melolong Panjang.

“Anghhhhh….ahhh… aaahhh…. aaahhh….” kembali bu Nana merasakan orgasmenya yang kedua kalinya.

Tubuhnya terlihat mengejang-ngejang saat orgasme yang kedua kalinya dirasakanya dan setelah puas merasakan Bu Nana orgasme kemudian Kuturunkan kedua kaki Bu Nana dan kurebahkan tubuhnya tidur dengan posisi menyamping. Ku angkat kaki sebelah kanannya dan kumasukan lagi penisku ke vaginanya dengan posisi menyamping dan menduduki kakinya yang sebelah kiri. Perlahan namun pasti, sambil menggenjot kupegangi kaki kanannya maju mundur, lama kelamaan ku percepat genjotanku sambal memilin-milin putting susunya.

Menerima perlakuanku seperti itu Bu Nana semakin belingsatan dan terus mendesah membuat libidoku semakin memuncak. Ku percepat Gerakan penisku keluar masuk vaginanya dan akhirnya sambil menjilati betis kaki bu Nana dan kurasakan cairan spermaku segera akan muncrat dan akhirnya aku keluarkan cairan spermaku didalam vaginanya.

“Anghhh….ahhhhhh…..ouuugghhhhh….ahhhhh”.

Ccrrrroooottttt….. crroooootttthh… cairan spermaku keluar sangat banyak sekali memenuhi dasar rahimnya Bu Nana.  Tubuhku terasa lemas sekali serasa copot semua persendian badanku.

Akupun melorot dan rebah disamping bu Nana dengan posisi kupeluk tubuhnya sambil kucium pipi dan bibirnya dengan mesra diatas ranjang dengan posisi penisku masih tertancap didalam vaginanya.

“Makasih ya Bu Nana, aku senang bisa berbagai kenikmatan seperti ini.

“Ya Mas, udah lama aku tidak merasakan seperti ini sejak bapaknya kerja dikalimantan”.

Kami berpelukan dan berciuman seperti pengantin baru saja dan setelah istirahat sebentar. Lalu bu Nana berdiri dan mengambil beberapa tissue untuk memebersihan vagiannya yang basah oleh bekas sisa cairan spermaku dan Setelah itu Bu Nana kemudian membersihkan penisku yang mulai lemas dengan sisa tissue bekas membersihkan vaginanya.

(BERSAMBUNG).