Petemuan Dengan
Ratna Yang Berujung diatas ranjang
Namaku alex sejak Bermula berkenalan dengan seorang wanita yang bernama Ratna disebuah kantor dijakarta pusat dan sejak perkenalan itu hampir setiap pagi aku selalu bertemu dengan dirinya dan akhirnya kami menjadi lebih akrab dan saling bertukar nomer HP.
Sejak sama-sama saling bertukar no Hp kami selalu saling
chat-chat bedua di aplikasi what app dan selanjutnya kami selalu telepon-telponan
mulai berdering dengan segala basa basi.
Suatu ketika aku sudah beberapa hari tidak melihat sosok Ratna dikantor
dan aku sempat menunggu di kantor sampai jam masuk kerja tiba tapi tak kunjug datang. Kuhubungi telepon hp
dan aku chat what appnya ternyata tidak aktif dan beberapa hari kemudian akhirnya
dia menelponku dan berkata sakit.
Tepatnya dihari Jumat aku kembali bertemu Ratna dikantor tapi
kali ini dia menungguku diparkiran, dan tidak memakai seragam kerja. Ranta
hanya memakai memakai celana jean’s dan kemeja satin berwarna merah muda. Kali ini
dia mengajakku untuk bolos tidak masuk kerja apalagi besok sabtu dan minggu
hari libur.
“Mas aku butuh bantuan nih”, katanya.
“Apa yang bisa aku bantu..Rat?”.
“Mas, bisa ngak hari ini kamu ngak masuk kantor dulu dan temenin
aku ke puncak, kalau Mas nggak keberatan lho..?”Aku berpikir sejenak.
“Memang kamu ngak kerja hari ini?”, kataku.
“Aku sedang ada masalah nih Mas, ya.. agak pribadi sih,
kira-kira bisa nggak Mas.”Aku nggak pikir lagi lalu kujawab,
“Ya.. dech aku temenin..”, dalam hati sih padahal aku sudah
ada janji sama customer.
Dengan bebagai alasan aku ada keperluan keluarga aku ijin
tidak masuk dan akhirnya customerku dihandel dengan teman satu kantorku dan
akhirnya aku jalan menuju puncak Bersama Ratna dengan mobilku kerumah temanya yang
ada dipuncak.
Selama diperjalan ke puncak ternayata Ratna bercerita dia
sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak dan menggalami masalah dengan
suaminya. Ratna mengunggapkan segala permasalahanya denganku dari hubungan
sudah jarang dinafkahi oleh suaminya baik material dan batin semenjak mempunayi orang kedua. Tak terasa setiba dipuncak aku dikenalkan dengan temannya
Ratna yang bernama Nia, mereka bicara berdua di belakang, sementara aku di
ruang depan seorang diri, setelah itu mereka kembali lagi dan kita mengobrol
bersama-sama. Rupanya hari ini Nia ada janji dengan keluarganya yang ada dijakarta dan kebetulan Nia memiliki
Villa kecil milik orang tuanya dan kamipun diantarakanya ke Villa yang dimaksud. Sesampai diVilla Nia berkata.
“Maaf ya Ratna dan Mas Alex hari ini aku ngak bisa nemani
kalian berdua soalnya aku ada acara dijakarta Bersama keluarga dan kalian bisa tinggal
berdua saja divilla ini”. Akhirnya Nia meninggalkan kami berdua diVilla milik
orang tuanya.
Divilla aku dan Ratna Kembali melanjutkan obrolan yang tadi
sempat tertunda saat perjalan ke puncak, kami mengobrol disebuah karpet kecil sambil menonton
TV, dengan manja Ratna tiduran di pahaku, sambil bercerita tentang masalah
suaminya itu dan aku hanya menjadi pendengar yang baik dan memberi solusi
permasalahan yang dihadapi sama Ratna. Mendengar cerita Ratna aku menjadi
kasiahan mendengarnya dan aku hanya bisa mengasih solusi hanya terbaik saja
buat dia.
“Oh ya Mas capek nggak Mas ditidurin pahanya gini..?”, kata
Ratna.
“Ah nggak apa-apa kok Ratna”, dalam hati sih pegel juga sih.
Gara-gara mendengar curhatanya dengan suaminya tapi batang
penisku menjadi tegang sedikit gara-gara aku mengintip belahan dadanya yang
montok dan putih. Satu kancing kemeja yang atas terbuka dan tampak kedua
belahan dadanya memaerkan gundukan daging yang sedikit membuat penisku berdiri,
di luar dugaan dia tanya lagi.
Tapi kali ini pertanyanya Ratna agak sedikit melenceng dari
arah permasalahanya dengan suaminya, apa dia iseng barangkali.
“Burungnya nggak keganggu kan ditidurin sama aku?” dengan
kata lembut.
“Keganggu sih nggak, cuman agak sedikit bangun”, eh bukanya
marah malah Ratna tersenyum, sambil Ratna langsung memegang batang penisku dari
luar celanaku tanpa basa-basi.
“Biarin deh bangun bisa nemeni kita berdua”, waduh bisa jadi
hari ini menjadi teman curhat sekalian teman bermain seks ku diVilla ini (dalam
hatiku).
“Ya terserah apa katamu Rat?”, jawabku pasrah sambil
berharap hal itu bisa bener-benar terjadi.
“Ah yang benar Mas? kalau gitu buka dong biar aku bangunin”,
eh ternyata dia malah menantangku.
“Jangan di sini Rat, nanti kalau Mbak yang lihat gimana
kita”.
“Tenang Mas, hanya ada kita berdua saja disini, aku sering
nginap disini dan tau kondisi disini”, terus aku diam saja sengaja memberi
peluang kepada Ratna.
“Ayo dong di buka, katanya burungnya pengen dibangunin”
kemudian dalam keadaan duduk dan menyandar di dinding di tambah lagi Ratna
posis yang tiduran tengkurap di kakiku, jadi agak repot juga aku buka celana jeansku,
cuma aku ploroti sampai batas pahasaja.
Begitu dia lihat batang penisku, langsung di genggamnya
sambil berkata
“Ini sih masih tidur, Mas biar aku bangunin sebagai teman
kita berdua disini”, Lalu Ratna mulai dikocok dan tangan yang sebelah lagi
mengelus bagian kepala, membuatku merasa geli tapi nikmat. Tanpa janggung dan
tidak ada malu sedikitipun begitu batang penisku mulai mengeras, dia semakin
mendekatkan wajahnya dan mulai menjilat dengan ujung lidahnya di sekitar bagian
bawah kepala penisku. Sekali-kali dia gigit-gigit kecil, hal ini membuat aku merem
melek, akhirnya kukatakan.
“Udah dong Rat”.
“Lho kenapa Mas?” katanya.
“Ngak suka ya Mas sama Ratna”, dengan nada jemberut dia
berkata seperti itu.
“Buka ngak suka tapi kita kan belum”, kemudian bibirku
dilumatnya dengan bibirnya.
Ratna segera bangun dan berdiri mulai membuka ikat pinggang,
kancing celana dan retsleting celana jeansnya hingga terlepas dari tubuhnya,
tampak jelas sekali kulitnya yang putih dari bagian bawah perutnya sampai ke
kedua ujung kakiya dan bagian selangkangnya masih terhalang celana dalamnya.
Lalu Ratna membuka kaitan Bra dan melepasnya tanpa membuka kemejanya dan
sekarang tampak dengan jelas aku melihat
pemandangan yang indah dari luar kemeja satin, dua putting susu yang menonjol
menjeplak dikain satin kemejanya dan celana dalamnya yang menutupi bagian
selangkanya.
Betapa indah tubuh wanita ini dihadapanku dan di sia-siakan
oleh suaminya dan setelah itu Kembali Ratna Kembali duduk berjongkok dan
Kembali mengengam batang penisku kemudian dimasukan ke dalam mulutnya. Terasa
lidahnya bermain di atas kepala pensiku dan mendesah kecil oh.. nikmatnya.
Aku pun segera merubah posisi dengan posisi sekarang seperti
69. Kubiarkan Ratna mempermainkan batang penisku sementara aku ciumi paha
bagian dalamnya yang mulus dan putih, sambil meremas bagian pantatnya yang
masih tertutup celana dalam. Pelan pelan kutarik celana dalamnya, sampai
terlihat dengan belahan vaginanya tanpa ada bulu-bulu kemaluanya yang dicukur
habis. Oh, indah sekali panorama yang ada di depanku, dan aku pun mulai
menjilat vaginanya
Pada saat aku mulai menjilatnya bagian lubang vaginanya,
terdengar suara merintih yang lirih.
“Oh Masss alexxxx…aku nggak tahan nih.. Massss…angghh”, dan
dia tampak bergairah.
Jilatan demi jilat terus aku putar lidahku didalam vaginanya
sambil kusedot-sedot bagian klistorinya dengan bibirku. Tampak lender dibagian
lubang vaginanya membasahi mulutku, buah dadanya yang masih terhalang kemeja
satin aku remas-remas, akhirnya aku bangun dan kubalikkan tubuh terlentang
diatas karpet.
Kuperhatikan dari atas sampai bawah tampak sempurna sekali,
putih, mulus. Waktu kuperhatikan itu, tangannya terus memegang batang penisku,
akhirnya kurenggangkan kedua pahanya dan kuangkat sehingga tampak jelas lubang vagina
dan anusnya. Lalu kutarik pelan-pelan batang penisku dari gengaman tangganya dan mulai aku merubah posisi. Kupeluk dia sambil aku ciumi
bibir, leher, serta telinganya. Hal ini membuat Ratna semakin terangsang sambil
berkata lirih.
“Mas masukin saja sekarang aku sudah ngak tahan lagi Mas..!”
lalu aku tindih tubuhnya yang terlentang diatas karpet.
Aku buka lebar kedua kakinya dan sehingga pahanya menempel
di dadanya. Lalu aku berjongkok dan kupegang batang penisku dan kuarahkan ke lubang
vaginanya lalu kutempelkan kepala penisku dengan sedikit aku kasih air liur
daru mulutku. Kutekan sedikit demi sedikit, dan dia mulai merintih, tangannya mencekram
tanganku dengan kuat, matanya memejam, kepalanya bergoyang kiri dan kanan dan
vaginanya yang sudah becek memudahkan perlahan penisku masuk kedalam vaginanya.
BLesss…..Anghhhhh, rintihan Panjang saat pensiku masuk
kedalam vaginnya, perlahan aku goyangkan dengan irama keluar masuk dengan pelan,
tetapi hanya setengah penisku dulu yang masuk belum semuanya. Kini ia mulai
mencoba menggoyangkan pinggangnya dan mencoba menekan agar batang penisku masuk
semua kedalam vaginanya dengan mempertahankan dengan posisi seperti itu agar
sengaja tidak aku masukan semuanya.
Akhirnya karena tidak tahan Ratna pun memohon, “Mas..Alexxx…jahat…oughhhoh..
masukin dong Mas, nggak usah ditahan-tahan
kayak gitu dong Mas..ohhh”, pintanya.
Akhirnya aku mulai mendorong batang penisku perlahan tapi
pasti. Dengan posisi jongkok dan kedua kakinya berada di atas pundakku, aku
mulai menciumi dengkulnya, Ratna pun mulai menggoyangkan pinggangnya ke atas
dan kebawah, kira-kira hampir 5 menit kemudian dia mulai merenggang dan
gerakannya tidak stabil sambil merintih.
“Mas.. oouuuuggggh.. anghhhh”, dadanya dibusungkan, tampak putingnya
semakin memonjol keluar menjeplak kain satin kemejanya.
“Ayo Mas.. akhh.. terus.. Mas..tekan yang dalam Massss…anghhh…ouhhhh”
aku pun mulai memompa dengan irama lebih cepat, gesekan antara kulit penisku mengenai
bagian klitorisnya membuat lama-lama Ratna Orgasme atau klimaks.
Tak terasa ada cairan hangat membasahi batang penisku
didalam vaginanya, tubuhnya mengejang-ngejang hebat.
“Masssss….aleeexxx…. Ouggghh.. anghhh…..ahhhhhhh..”, nafasnya seperti pelari marathon.
Sesaat kemudian Ratna hanya terdiam dan aku pun menghentikan
goyanganku. Kutarik pelan-pelan batang penisku dari dalam vaginanya dan setelah
aku cabut tampak ada bekas cairan yang meleleh membasahi permukaan vaginanya.
Nafasnya tampak ngos-ngosan seperti orang habis lari. Aku pun duduk terdiam dengan
kemaluan masih tegang berdiri, Ratna hanya tersenyum melihatku. Kembali aku
masukan kedalam vaginanya dengan posisi aku tindih tubuhnya yang terlentang
diatas karpet kemudian kedua kakinya mulai menyilang ke tubuhku kemudian Sambil
tiduran aku genjot Kembali batang penisku keluar masuk vaginanya.
Kami saling berlumatan sambil sesekali kucium dan kujilati
bagian lehernya dan putting susunya yang masih terhalang kemeja satin.
“Anghhhh….ahhhhh….ohhhh”, desahan mulai tak henti-henti saat
aku pompa penisku keluar masuk kevaginanya.
Tak lama aku rasakan cairan spermaku akan segera keluar saat
aku terus memompa penisku tanpa henti kedalam vaginanya.
“Rat…..aku mau keluarrr……” sambil mendesah dan terus kupompa
penisku.
“Keluari saja didalam….mas
biar lebih enak” belum sempat berhenti berkata-kata.
Crotttt….crooootttt, cairan spermaku mucrat sangat banyak
sekali dialam vaginanya dan tubuhku terasa mengejang-ngejang saat bersamaan
memuncratkan cairan spermaku didalam vagainanya.
“Ouuuhhhh….anggghhhh….ahhhhhh Ratnaaaa…..oohhh….aku
keluarrr…aaahhhh”, tubuhku jatuh lemas diatas tubuhnya yang terlentang.
“Makasih ya Ratna punya kamu sungguh nikmat sekali” kucium
bibirnya.
“Iya Mas….sekarang ini punya kamu Mas kamu mau apa-apain
pokonya ini punya kamu Mas”.
Kemudia kami kembali duduk
semula tanpa membersihkan sisa-sisa noda sperma yang berceceran dikarpet dan
dibagian kemaluan kita masing-masing dan Ratna Kembali tiduran atas kedua
pahaku dan rambutnya terurai sambil dia pandangi batang penisku yang masih
berdiri. Tangannya memegang sambil berkata.
“Mas ini nikmat sekali, dibandingkan punya suamiku”. Kami Kembali
ngobrol sambil mengambil sebatang rokok, lalu menyulutnya, dan kulihat Ratna tetap
masih mempermainkan batang penisku.
Hampir 15 menit tak terasa kami ngobrol saling curhat
Kembali dan saat bandanku mulai aku rebahkan dari dinding kealas karpet dan
disaat melihat aku rebahan terlentang,
ratna langsung mengambil posisi untuk naik di atas badanku kemudian
kedua pahanya dikangkangin, batang penisku yang masih tegang itu dipegangnya lalu digesek-gesekan dulu diujung bibir
vaginanya dan dimasukan ke dalam lubang vaginanya, Blesss……dengan mudahnya
penisku langsung masuk kedalam vaginanya dan Ratna pun mulai melakukan gerakan
naik dan turun, layaknya seperti penunggang kuda. Kedua buah dadanya yang berayun-ayun
yang terlihat diluar kemeja satin yang masih dipakainya lalu secara reflek
kupegang kedua buah dadanya dan kumainkan kedua putingnya yang terlihat
menonjol menjeplak dikain satin kemejanya dan kupilin pilin, membuat Ratna terangsang
hebat. Kira-kira hampir 15 menit dengan posisi Ratna terus seperti penunggang
kuda yang bergerak tanpa henti memacu kudanya terus untuk mencapai tanda finish dengan gaya yang
sangat liar dan berakhir diujung puncak kenikmatan.
Saat mencapi orgasme, tubuhnya mengejang-ngejang seperti
orang tersengat listrik 220 volt dan desahan yang terdengar sangat Panjang
menikmati saat-saat orgamse dating menghampiri sekujur tubuhnya dari kaki
sampai kepala.
“Anghhhh….uuhhhh…Masssss…..ohhh…nikmatttt….sekaliiii
masss…anghh…oughhh”, batang penisku terasa ada yang memijat-mijat saat vaginanya
orgasme.
Kemudian tak lama Ratna selesai merasakan orgasme kemudian
Ratna Kembali mengoyangkan pensisku dengan Gerakan pelan dan santai sambil aku
nikmati dinding vaginanya yang sudah terasa becek oleh cairan orgasmenya dan kurasakan
cairan spermaku akan segera keluar. Segera aku balikkan tubuhnya dan kupompa Kembali
vaginanya dengan penuh nafsu, Ratna tau aku akan melepaskan spermaku, dia
segera berkata.
“Mas keluarin di luar saja, aku ingin lihat”, aku diam tanpa
menjawab perkataan nya itu karena aku sudah sangat bernafsu.
“Anghhh….ahhhh….ahhhh ”, desahan dan rintiha saat terus aku
pompa penisku keluar masuk vaginanya membuat semakin nikmat.
Akhirnya aku tak dapat lagi menahan lebih lama lagi cairan
spermaku untuk segera akan keluar dan saat terasa sudah di ujung penisku dan tak
dapat kutahan lagi. Segera kutarik batang penisku dari dalam vaginanya dan
kugesek-gesekan dibelahan dadanya yang masih terhalang kain satin kemejanya,
dan Pada saat itu Ratnaa memasukan salah
satu jarinya kelubang anusku membuat cairan spermaku muncrat banyak sekali
berhamburan di atas buah dada membasahi kain satin kemejanya.
Akupun segera berbaring di sampingnya, beristirahat sebentar
untuk mengatur nafas yang sedikit ngos-ngosan, setelah setengah jam
beristirahat kami berdua langsung pergi kekamar mandi untuk mandi bersama. Dikamar
mandi kami saling menyabuni, sambil kuremas kedua buah dadanya yang basah oleh
sabun. Ratna pun Kembali memainkan batang penisku yang Kembali tegang. Karena
permainan tangannya dengan sabunnya.
“Ratna tadi kok minta dikeluarin di luar kenapa?” dia hanya bilang
senang melihat kemaluan laki laki lagi keluar spermanya membasahi kemeja
satinku.
“Wow terntaya kamu juga senang dengan satin Rat”.
“Iya Mas, aku suka dari dulu dengan satin”. Kemudian kami
saling berciuman dan berlumatan antara bibir dan lidah.
“Mas ini bangun lagi ya?” kata Ratna.
“Boleh dimasukin lagi nggak?” kataku dan Ratna hanya mengangguk.
“Dari belakang ya Mas!” sambal membalikan badan yang masih
penuh sabun dan posisi setengah membungkuk.
Kedua tangannya berpegang di sisi bak kamar mandi dan kedua
kakinya direnggangkan sehingga tampak jelas sekali lubang vaginanya, juga
lubang anusnya. aku jongkok dibelakangnya sambil mempermainkan lidahku di sekitar
vagina dan kedua pantatnya, lamat-lamat kudengar desahan suara diantara
gemericik air yang mengalir ke bak mandi. Segera kuambil sabun sebanyak mungkin
kugosok di batang penisku, lalu kugenggam batang penisku dan kepala penisku kutempel
di permukaan lubang vaginanya.
Blesssss….penisku langsung masuk kedalam vaginanya diiringin
desahannya yang merintih kenikmatan dan aku mulai menggerakkan batang penisku
bergerak maju mundur, nikmat sekali dan Ratnapun tampak menikmati dengan
menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kurang lebih 10 menit, Ratna kembali ke puncak kenikmatan. Lendir hangat kembali
membasahi batang penisku.
“Keluar lagi Rat?” ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu pelan-pelan
kembali kugerakkan batang penisku maju mundur sambil menunggu Ratna terangsang
lagi, kulihat lubang duburnya yang agak mencuat keluar.
Aku perpikir apa pernah dipakai lubang duburnya itu dan
sambal terus aku genjot lubang vaginanya dengan penisku aku berkata dengan
pelan dikupingnya.
“Rat, apa pernah lubang duburmu dimasukan batang kontol”.
“Sering kok Mas, suamiku kalau minta jatah pasti
ujung-ujungnya minta dimasukan kedubur, kok mas tau?” katanya.
“Habis kelihatan kalau lubang duburmu kalua sudah pernah
dipakai”, lalu kucoba masukan jari telunjukku ke dalam duburnya.
Setelah aku beri sedikit sabun lubang duburnya dan kucabut
penisku dari lubang vaginanya dan kumasukan kelubang duburnya, terdengar
sedikit rintihan kecil.
“Ougghhh..Mas pelan-pelan”, rintihan yang membuat aku
semakin nafsu, tiba tiba aku ingin sekali mencoba untuk menikmati lubang
duburnya yang kelihatannya nikmat juga.
Ku tempelkan kepala penisku yang mengeras di permukaan duburnya, kupegang
batang penisku sehingga kepalanya mengeras.
Aku mencoba menekan batang penisku, karena licin oleh sabun maka kepala penisku
segera melesak masuk ke dalam duburnya, dia pun mengeluh.
“Akhh aduh mass.. oughhhh..ohh!” aku berhenti sesaat penisku
sudah masuk kedalam duburnya.
“Mas kok dimasukin di situ?” katanya.
“Sakit ya Rat?”
“Ngak Mas tapi kenapa kamu masukan kesitu apa vaginaku sudah
ngak enak Mas”, katanya sedikit protes.
“Ngak kok Ratna justru vaginamu enak kok, tapi aku pingin
dari pada yang lain seperti suami kamu yang suka lubang duburmu ini”.
Lalu aku melanjutkan sambil berdiri agak membungkukkan
badan, tangan kiriku melingkar di perutnya menahan badannya yang mau maju, dan
tangan kananku berusaha memegang vaginanya mencari klitorisnya. Hal ini membuat
dia terangsang hebat, dan kutekan terus sampai masuk penuh. Terasa olehku otot
anusnya menjepit batang penisku, permainan ini berlangsung hanya lima menit lamanya
karena jepitan otot anusnya yang sangat kuat menjepit batang penisku memuat
cairan speramku terasa akan segera keluar di dalam duburnya sambil kupeluk
tubuhnya dari belakang, kutekan batang penisku sedalam mungkin, Crottt….crottt…crot
cairan spermaku keluar didalam duburnya bercampur sisa-sisa kotoran yang ada
didalam duburnya. Tubuhku sedikit mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar
didalam duburnya, kubiarkan sesaat batang penisku di dalam anusnya sambil tetap
memeluk tubuhnya dari belakang, dan tubuh kami masih berlumuran dengan sabun.,
Kami melepaskan nafas karena kecapaian lalu kami selesaikan dengan saling menyirami
tubuh kami, lalu berpakaian dan duduk kembali menunggu hingga teman Ratna
datang.
SEKAIN