Rabu, 25 Januari 2023

CERTIA SEKS DENGAN TETANGGA

 

Ibu Nana Yang Selalu Membuatku Selalu Ketagihan (Part-1)


Perkenalkan namaku Andre, aku bekerja disebuah Bank Swasta yang ada dikota Yogya dan semenjak aku dipindah tugaskan dikota Malang dan aku mendapat fasilitas tempat tinggal disebuah komplek perumahan yang tidak jauh dari tempat aku bekerja. Kebetulan tempat tinggalku dimalang, aku memiliki sebuah tetangga yang cukup baik sekali dia bernama ibu Nana. Umurnya sekitar kurang lebih 45-46 tahunan. Dia seorang Ibu rumah tangga dengan 1 orang anak yang sudah beranjak dewasa.

Bu Nana memilik wajahnya cantik dan memiliki tubuh yang dibila tidak terlalu gemuk. Diusianya yang sudah dibilang tidak muda lagi tapi masih terlihat anggun sekali dan berjiwa muda, kami akhirnya cepat akrab satu sama lain.

Saat aku berkenalan sama Bu Nana tetanggaku ini, kuperhatikan dia memiliki kulit kuning langsat, Rambutnya sebahu lewat dan bibirnya agak lebar tapi tidak terlalu tebal. Yang paling kusenangi adalah bentuk buah dadanya yang sangat menggoda. Suami Bu Nana seorang karyawan swasta yang bekerja dikalimantan dan anak satu-satunya seorang wanita yang masih kuliah diyogya sedang menempuh semester 4 di salah satu perguruan tinggi di Negeri yang ada dikota Yogya. Alhasil, setiap hari bu Nana tinggal sendirian di rumahnya.

Kami semakin akrab lagi dengan Bu Nana saat ada acara pesta perkawaninan tetanggaku yang ada dikomplek perumahan dan kebetulan Bu Nana ditunjuk sebagai pengurus perabotan rumah tangga seperti gelas dan piring dan aku selalu membantu beliau bila diperlukan. Saat acara untuk persiapan pesta hajatan perkawainan tetanggaku ini aku selalu begadang malam.

Malam sehari sebelum hajatan pesta perkawainan, Bu Nana memanggilku dan meminta tolong untuk mengantar beliau kesebuah supermarket yang ada dikota Malang karena ada barang yang terlupa untuk dibeli. Akhirnya Kusanggupi permintaannya dan ku nyalakan sebuah motor milik Bu Nana. Tak lama bu Nanapun naik dibelakang dan kami segera menuju Kota Malang  menembus gelapnya malam yang lumayan dingin.

“Pelan-pelan aja mas Andre, saya takut!” celetuknya ketika Motor milik Bu Nana kugeber agak kencang.

“Ga papa santai aja kok bu, udah biasa… abis kalau jalanya  pelan ngak enak!” kataku sekenanya. Bu Nana tidak menjawab dan malah dia mengalungkan kedua tangannya ke perutku.

“Mas Andre, Tar kalau ada kenapa-kenapa dijalan kamu tanggung jawab ya…?!?!?” katanya ketus.

Singkat cerita sampailah aku disebuah supermarket yang kami tuju dan setelah mendapatkan apa yang dicari Bu Nana kami segera otw pulang. Saat motor menyala,  kuminta bu Nana naik dan kami meneruskan perjalanan.

“Mas Andre jangan kenceng-kenceng! Nanti kedinginan lho” kata bu Nana

“Hahahahaha…Lho kalau dingin-dingin seperti ini lho Bu”, kataku.

“Enak apanya”.

“Ya ngak usah dikasih tau pasti Bu Nana paham lah dari pada aku”.

“Ih Mas Andre pakai paham segala, emang apa sih dong?”, Bu Nana terus penasaran dan pingin tau jawabanya.

Akhirnya aku menjawab dengan santainya karena dia terus mendesak aku untuk menjawab penasaranya itu.

“Ya kelonan atau tidur bareng lho bu?” jawabku.

“Ya Udah, konsentrasi dulu sama jalan Tar nabrak lagi!”, begitu mendengar jawabanku.

“Oke mami siap”.

“Mami…mami…mami, emangnya aku seorang germo?”,  jawabnya sambil mencubit perutku pelan. “ADUH, sakit lho bu”, dan sepeda motorku sedikit miring.

“Udah ah jangan becanda terus Mas Andre, tar jatoh lagi”.

Sampai di acara hajatan Bu Nana meminta langsung aja untuk pulang kerumah karena kulihat jam sudah larut malam.

“Mas Andre, mendingan kita langsung pulang kerumah aja, besok pagi saja belanjaannya kita anteri.

Sampai dirumah Bu Nana, Bu Nana meminta nomer Hpku dan mengucapkan “Makasih ya Mas Andre, sudah terus ngerepoti nanti kita kontak-kontan lagi di what app”. kata bu Nana setibanya di pagar depan rumahnya, kami pun bertukar no hp masing masing.

Sampe dirumah dan baru saja siap-siap untuk tidur,  tiba-tiba  hpku berbunyi disebelahku dan saat kubuka What app ku ternyata Bu Nana mengirim pesan.

“Mas Andre, maaf ganggu,  malam ini kamu bisa datang ke rumah ga? sekalian bawa baju yang disewa untuk dipakai orang-orang untuk menerima tamu besok”.

Oh Ya tadi sore aku memang ditugaskan ole Bu Nana mengambil baju sewaan buat orang-orang yang bertugas untuk menerima tamu undangan besok.

“Siap Bu saya segera kesana’ jawabku dan langsung membawa tas yang berisi baju dan kain sewaan.

Aku kerumah Bu Nana hanya dengan memakai kaos dan celana pendek saja. Karena malam itu aku sudah siap untuk tidur jadi males untuk lagi mengganti lagi kaos dan celana yang kupakai untuk tidur dan sampai dirumah bu Nana, baru mau aku ketuk pintu pager bu Nana sudah muncul dari dalam rumah.

Buset….ternyata Bu Nana sudah pakai baju tidur diatas lutut, model daster kain satin yang sangat licin dan mengkilap saat terkena cahaya lampu dengan dua tali kecil dipundaknya dan tampak belahan dadanya dan kakinya yang padat berisi serta pahanya yang mulus, tampak jelas sekali kedua putting susunya menonjol menjeplak dikain satin dasternya, dadanya yang sudah tidak memakai Bra itu sempat membuatku aku menelan ludah.

“Hey malah bengong kayak gitu ayo masuk, mana bajunya?” aku kaget setengah mateng saat tangannya menarik tanganku untuk masuk kerumahnya.

Aku pun segera masuk mengikuti Bu Nana, saat kuperhatikan bokongnya tidak ada bayangan celana dalamnya dan membuat aku jadi penasaran malam itu, ternyata dia benar-benar hanya memakai daster itu saja tanpa Bra dan Cd lagi didalamnya. Setelah didalam, aku dipersilahkan duduk dan sedikit basa basi sebentar.

“Lho sih Dewi kemana bu?” kataku menyakan anaknya, padahal aku tau anakanya kuliah diyogya.

“Lah kan kuliah diyogya sih Dewi, emang Mas Andre ngak tau”.

“Oh Iya tapi apa ngak pulang, kan besok tetangga ada acara hajatan pesta perkawinan”.

“Kan yang punya acara bukan kelurga Mas, jadi ngapai dia pulang kesini”, setelah ngobrol sedikit, Bu Nana membawa tas dengan isi baju sewaan itu kedalam kamarnya dan agak lama aku menunggu di ruang tamu.

Selama menunggu Bu Nana, pikiranku jadi terbayang bgaimana rasanya bisa bergumul denganya diatas ranjang kamarnya dengan daster yang dipakainya itu. Apalagi Bu Nana pasti sangat kesepian butuh kehangatan laki-laki sepertiku karena suaminya pulang sebulan hanya dua kali sebulan.

Tak lama sambil menunggu  hampir 10 menit berlalu dan Bu Nana kembali ke ruang tamu .

“Aduh maaf ya Mas Andre, kelamaan.. oh ya kamu mau minum ga? sampe lupaaa”.

“Udah ngak usah repot-repot lho Bu, aku segera mau pulang”.

“Ngak usah buru-buru Mas, kita santai saja disini sambil ngobrol-ngobrol dulu… mau kopi apa kopi susu atau kopi hitamnya” katanya nyerocos…terus.

“Ga usah bu…gapapa !” percuma aku menjawab karena bu Nana langsung berjalan kebelakang.

Tak lama ia kembali sambil membawa secangkir kopi

“Mas Andre maaf, kopi susunya habis, ya ada kopi item”.

“Gapapa kok bu ga usah repot-repot”. Sambil menikmati kopi, kami mengobrol ngalor ngidul sambil kuambil gambarnya Bu Nana pakai baju tidur satin itu dengan hpku.

Semakin malam dan larut malam pembicaraan semakin hangat bahkan mulai mengarah kehal-hal berbau seks tentang dirinya yang selalu kesepian. Batang penisku yang sudah sangat tegang itu  tanpa celana dalam hanya celana pendek yang menutupi penisku, aku sembunyikan agar Bu Nana tidak mengetahui.

“Gimana Kopinya enakkan kalau ngak pakai susu”, katanya kepadaku.

“Enak kok, bu, lagian kopinya juga udah berasa seperti kopi susu kok!” jawabku sambal tersenyum.

“Lho kok bisa gitu, Mas ?” bu Nana kelihatanya bingung dengan jawabanku.

“Lah dari tadi kan udah pake susu lho Bu, sambil minum  kopi lihat susu kan sudah terasa seperti kopi susu hehehehe…”.

“Dasar….kamu ini Mas genit juga ya! berarti kamu dari tadi ngintipin punyaku”,  katanya sambil Kembali menutupi kedua mataku.

“Habis Bu Nana yang duluan memancingku, pakai baju tidur dan ngak pakai Bra lagi, coba kalau buka aku pasti ibu sudah diperkosa”.

“Lah, aku kalau mau tidur pakai baju seperti ini lho Mas”.

Saat menutup kedua mataku dengan tangganya, langsung saja kutangkap tangannya dan ku cium jarinya. Nampak bu Nana agak terkejut menerima perlakuanku, tapi hanya sepersekian detik saja. Ia hanya diam saja ketika aku mulai menciumi dan menjilati jari tangannya. Namun Bu Nana kemudian menarik tangannya.

“Maaffffaaaa Bu, maaaf… Andre terbawa suasana… ” kataku mencari pembenaran.

Bu Nana tak menjawab dan hanya menarik nafas panjang, tak lama ia berjalan ke belakang sambil membawa cangkir kopiku yang sudah habis. Aduh, jadi marah Bu Nana pikirku.  Beberapa saat kemudian ia kembali ke depan dan aku pun bersiap untuk pamitan.

“Mas Andre, maksud kamu apa tadi?”.

“Maaafff bu…maaf… kalo ibu tersinggung… maaf sekali lagi. Aku hanya terbawa suasana. Abis malam-malam gini aku sudah disugguhi dengan pakai tidur seperti itu”.

“Gapapa Mas, aku cuma kaget aja kamu kok berani begitu sama aku. Eh, kamu jangan pasang wajah melas gitu doong…. serius Mas, aku ga marah”.

“Beneran bu, Bu nana gak marah?” tanyaku lagi.

“Enggak Mas, ga marah beneraan…lho” Bu Nana malah mendekati tempat aku duduk dan memegang bahuku.

“Kamu udah buat darahku berdesir, waktu kamu isapin jariku yang barusan”,  bu Nana tidak meneruskan kata-katanya lagi.

Kami sudah saling berciuman sambil berpelukan dan lama-lama kecupannya berubah menjadi lumatan di bibirku. Mendapat serangan seperti itu, kukalungkan kedua tanganku dilehernya dan kubalas lumat bibirnya dengan lembut. Kami sangat menikmati permainan bibir itu, sampai-sampai bu Nana kutidurkan di kursi sofa sambil terus melumat bibirnya dengan lembut.

Perlahan aku turunkan bibirku ke arah dagunya dan semakin turun ke lehernya sambal kucium dan kujilati dengan lidahku. Bu Nana hanya bergelinjang dan mendesah-desah nikmat, membuat aku semakin terangsang. Kuremas-remas kedua buah dadanya sambil kumainkan kedua putting susunya dengan jari-jari tangganku dan membuat Bu Nana makin menggelinjang dan semakin belingsatan saat ku remas dan kumainkan kedua putting susunya dari luar kain satin baju tidurnya.

Tiba-tiba Bu Nana menarik dan mendorongku, “Mas malam ini puaskan aku diranjang udah lama ngak ngerasai seperti ini” katanya Bu Nana.

“Pokonya Malam ini Bu Nanan akan aku bikin puas sampai langit ketuju” tanyaku sedikit menantang.

“Dikamar aja yuk Mas biar lebih nikmat!?” jawabnya.

Akupun hanya mengangguk dan mengikuti bu Nana yang berjalan ke kamarnya. Sesampai dikamar, saat Bu Nana menutup pintu kamar aku langsung memeluknya dan kami melanjutkan acara saling memagut dan melumat bibir antara lidah an bibir.

“Mas, puasin aku malam ini!” katanya padaku.

Tanpa banyak kata-kata lagi Bu Nana langsung melepas baju dan celanaku dan otomatis langsung aku bugil total.

“Terntnyata kamu sudah ngak pakai CD ya Mas?”.

“Ya Bu, soalnya tadi mau tidur, ibu WA saya suruh kesini jadi sudah ngak pakai apa-apa hanya kaos dan celana pendek saja”.

Sambil kita saling berlumatan dan berciuman, Bu Nana aku gerakan untuk segera  naik ke atas ranjang lalu kubaringankan tubuhnya dan Kusambut dengan ciuman antara bibir dan lidah sambil aku remas-remas lembut kedua buah dadanya Sambil berciuman, kulepas ciumanku dari bibirnya untuk turun kebawah menelusuri pipi terus turun kebagian leherya dan berhenti diujung putting susunya yang semakin menonjok menembus kain satin dasternya dan kucoba kujilati putting susunya dan kuremas pelan. Sambil kuhisap putting susunya yang sebelah kiri, kuremas payudara yang sebelah kanan secara bergantian kujilati dan kuhisapi terus dibagian kedua payudaranya.

Bu Nana segera menekan perutnya dan mengesek-gesek batang penisku yang menempel dibagian perutnya dan mulai digoyang-goyangkan. Penisku terasa nikmat sekali saat gesekan-gesekan kain satin dasternya terus mengesek kulit batang penisku dan hisapan diputting susunya semakin kuat kusedot dan kulumat secara bergantian sambil Bu Nana terus mendesah kenikmatan.

Tubuhnya semakin kuat memeluk  tubuhku saat terus aku gesek-gesekan penisku diperutnya hingga cairan bening dari ujung lubang penisku sedikit keluar membasahi daster satin yang dipakai Bu Nana.

Aku sedikit melenguh panjang, “ooooowwwwwwhhh” saat gesekan-gesekan kain satin yang sangat terasa licin terus mengese-gesek kulit penisku.

Kemudian Bu Nana segera mendorong posisi tubuhku yang berada diatas tubuhnya dan otomatis tubuhku terjatuh terlentang diatas ranjang dan batang penisku jelas terlihat menjulang tegak keatas terangguk-angguk. Tanpa banyak komentar, Bu Nana langsung menciumi ujung batang penisku dengan lembut. Sesekali juga ia mengulum biji pelerku. Rasanya aku ingin  terasa mau kencing, apalagi saat batang penisku mulai dimasukan kedalam mulutnya “Onghhhh…” terasa  linu dan terasa aku dibawa ke langit ketujuh.

Kubelai rambutnya sambil sebelah tanganku mengusap punggungnya merasakan halus dan licin nya kain satin dasternya. Mulutnya terus mengulum penisku “Ahh… aahhh…enak bu.. enakh…ah…aaaahhh” itu yang kukatakan saat kepalanya maju mundur mengulum penisku.

Tak tahan melihat bentuk pantatnya yang bulat, segera kutarik pahanya keatas, dan dalam sekejap kami sudah berada dalam posisi 69. kujilati bagian belahan vaginanya dengan penuh nafsu, kutekan sedikit lidahku dibagian  clit-nya sambil terus meremas pantatnya. Bu Nana nampak terbawa dengan permainan ini dan ia mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan terkadang menekannya kebagian mukaku sampai-sampai aku susah bernapas. 5 menit berselang ia melepaskan kulumannya pada batang penisku dan meremas betisku dengan keras sambil mengejang dan mengerang. Bahkan mukaku ditekannya menggunakan vaginanya.

“Oooooohhh….aaaannnnggghhhh….aaaaahhh…. ssshhhhhhh…. aaaaaahhhhh….” Terasa ada  yang mengalir dan membasahi bibir dan mulutku.

Tampak Bu Nana baru saja merasakan orgasme  karena tercium aroma khas cairan lendir wanita di hidungku dan mengalir menuju mulut dan lidahku. Segera kusapu dan kuhisap sambil sesekali menghisap clitnya. Bu Nana menggulinggkan tubuhnya dan tergolek lemas setelah mendapatkan orgasme.

Karena nafsuku sudah tidak bisa aku tahan lagi langsung saja aku buka kedua pahanya melebar dan aku arahkan peniksu kelubang vaginanya yang terlihat sudah sangat becek itu. Kugesek-gesek dulu sedikit permukaan lubang vaginanya dengan kepala penisku agar masuk dengan mudah. Perlahan mulai kumasukkan penisku sambil terus aku gesek-gesekan permukaan lubang vaginanya dengan kepala penisku dan Blesshhh……batang penisku mulai masuk perlahan namun pasti kedalam persengamaan bu Nana sambil diikuti dengan erangan dan lenguhan kenikmatan bu Nana.

“Ouuuuhhhh…..anghhhh….terusssshhhh….Massss…. maaasssukiiinnn yg dalemmmm… ohhhh”

Kugenjot vagina Bu Nana dengan sedikit Gerakan sangat perlahan dengan posisi dua kaki bu Nana berada di bahuku sedangkan aku mengambil posisi berlutut sambil terus bergerak maju mundur menggenjot vaginanya. Bu Nana terus mendesah setiap penisku kelua masuk vaginanya. Tak lama leherku dijepi oleh kedua kaki bu Nana dan ia mengangkat pantatnya keatas sambil melolong Panjang.

“Anghhhhh….ahhh… aaahhh…. aaahhh….” kembali bu Nana merasakan orgasmenya yang kedua kalinya.

Tubuhnya terlihat mengejang-ngejang saat orgasme yang kedua kalinya dirasakanya dan setelah puas merasakan Bu Nana orgasme kemudian Kuturunkan kedua kaki Bu Nana dan kurebahkan tubuhnya tidur dengan posisi menyamping. Ku angkat kaki sebelah kanannya dan kumasukan lagi penisku ke vaginanya dengan posisi menyamping dan menduduki kakinya yang sebelah kiri. Perlahan namun pasti, sambil menggenjot kupegangi kaki kanannya maju mundur, lama kelamaan ku percepat genjotanku sambal memilin-milin putting susunya.

Menerima perlakuanku seperti itu Bu Nana semakin belingsatan dan terus mendesah membuat libidoku semakin memuncak. Ku percepat Gerakan penisku keluar masuk vaginanya dan akhirnya sambil menjilati betis kaki bu Nana dan kurasakan cairan spermaku segera akan muncrat dan akhirnya aku keluarkan cairan spermaku didalam vaginanya.

“Anghhh….ahhhhhh…..ouuugghhhhh….ahhhhh”.

Ccrrrroooottttt….. crroooootttthh… cairan spermaku keluar sangat banyak sekali memenuhi dasar rahimnya Bu Nana.  Tubuhku terasa lemas sekali serasa copot semua persendian badanku.

Akupun melorot dan rebah disamping bu Nana dengan posisi kupeluk tubuhnya sambil kucium pipi dan bibirnya dengan mesra diatas ranjang dengan posisi penisku masih tertancap didalam vaginanya.

“Makasih ya Bu Nana, aku senang bisa berbagai kenikmatan seperti ini.

“Ya Mas, udah lama aku tidak merasakan seperti ini sejak bapaknya kerja dikalimantan”.

Kami berpelukan dan berciuman seperti pengantin baru saja dan setelah istirahat sebentar. Lalu bu Nana berdiri dan mengambil beberapa tissue untuk memebersihan vagiannya yang basah oleh bekas sisa cairan spermaku dan Setelah itu Bu Nana kemudian membersihkan penisku yang mulai lemas dengan sisa tissue bekas membersihkan vaginanya.

(BERSAMBUNG).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar