NIKMATNYA TUBUH ADIK IBU KANDUNGKU (MAMA)
Namaku Rully, sekarang aku sedang kuliah disalah satu
universitas di kota yogya dan sudah mencapai semester 6 dan aku tinggal
disebuah komplek perumahan yang ada ditengah kota yogya yang dibelikan oleh
Mamahku. Dan Mamahku ini bekerja disalah satu perusahaan pertamina yang ada
dijakarta dan usianya sudah 41 tahunan. Oh ya sebetulnya, Mamahku ini bukan ibu
kandungku, tetapi dia adik dari ibu kadungku yang asli. Hal ini baru aku
ketahui saat aku mau kuliah di yogya. Sejak dari bayi aku sudah dirawat oleh
adik ibuku ini yang kusebut dengan mama.
Awalnya aku tidak percaya bahwa Mamahku ini adalah adik dari
ibu kandungku yang asli dan Sejak aku mengetahui dia bukan Mamahku, aku hanya menggap
biasa-biasa saja dan tetap saja kupanggil dengan kata Mama. Apalagi aku sudah
diangap sebagai anaknya sendiri dan Mamahku ini sudah terlalu sayang juga
kepadaku. Intinya saat aku diminta saat bayi oleh adik ibuku ini hanya untuk
memancing agar dia bisa hamil saja. Tapi pada kenyataan adik ibuku ini sudah
menikah hampir 6 tahun belum saja memiliki anak dan itupun sudah dicoba
berbagai macam metode untuk kehamilan dan al hasil nihil. Tapi beberapa tahun
lalu adik ibuku yang sekarang kupanggil Mama itu bercerai dengan suaminya,
entah kenapayang terjadi aku tidak tau yang peting saat mamahku bercerai aku
seperti lebih sayang dengan Mamahku dibandingkan Ibu kandungku sendiri, Maklum
saja karena dari bayi aku sudah di asuhnya.
Sejak Mamahku bercerai aku semakin dekat dan sayang kepada
Mama seperti layaknya kita berpacaran dan sejak itu bila Mamahku ada pria yang
ingin dekat kepadanya aku selalu marah. Apalagi saat aku kuliah diyogya Mamahku
sudah jarang berkunjung ke yogya untuk melihatku dan biasanya sebulan bisa dua kali dia datang
tapi kali ini sudah dua bulan dia tidak kunjung datang.
Saat Mamahku datang berkunjung ke yogya, Mamahku terlihat kaget ketika aku marah,
padahal mama baru saja datang dari Jakarta pada hari Jumat sore itu.
“Kamu kenapa sayang kok marah-marah?”, kata Mama.
“Sudah dua bulan ya mama ngak kesini sudah lupa ya sama
Rully”, kemudian kepalaku dielus-elus.
“Rully Mama minta maaf ya mama sibuk sekali dan Mama tetap
sayang sama Rully”.
“Saya kira Mama sudah lupa dan sudah tidak sayang lagi, apa
Mama sudah ada pengganti yang baru jadi lupa sama Rully”, aku protes dan
curiga.
“Uuuustttt….Rully, Mama ngak mungkin cari pria lain lagi
demi kamu sayang”, mendengar itu perasaan marahku pun jadi luluh.
“Benerkan kan Mah”.
“Kamu enggak percaya sama mama ? Mama terlalu sayang padamu,
jadi kamu jangan curiga lagi sama mama sayang”, katanya, sambil menciumi pipiku
dan akhirnya kami berpelukan.
“Pokonya mama janji mulai besok setiap minggu mama
kesini demi kamu sayang”.
Setelah makan malam, lalu kami berdua ngobrol di ruang tamu
sambill melihat acara TV. Saat duduk menghadap kearah TV di lantai sambil
sandaran di sofa yang diduduk disamping mama sambal terus memijatku. Terus terang, aku
paling senang kalau sudah dipijat dan dielus-elus rambutku oleh mama, soalnya
bisa sampai ngantuk. Kami berdua nonton TV.
“Rully ngomong-ngoming kamu sudah punya pacar apa belum ?” tanya mama
tiba2, sambil masih mebelai rambutku.
“Belum kok Ma..masih dalam penjajakan, sahutku”. Kataku.
“Tuh..kan. Kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri
malah mau pacarana” sahut mama dengan nada agak kesal.
“Lah kenapa Ma?”.
“Pokoknya, mama enggak mau lho kalau kamu pacaran, apalagi
masih kuliah nanti pelajaranmu jadi terganggu dan berarti kamu juga sudah
enggak sayang lagi sama mama”.
“Enggak kok Mahhh….aku masih sayang kok sama mama”.
Kemudian saat megelus-elus rambutku aku bangun dan berputar
duduk ku menghadap ke arah Mama dan tetap duduk dilantai diantara kedua paha
mamaku serta Mamapun langsung saja meneruskan memijat-mijat bagian kepalaku dan
uban2 ku.
“Rull.., kamu kan sekarang sudah tambah dewasa, apa enggak pingin
punya pacar atau pingin meluk atau dipeluk seorang perempuan ?” kata mama tiba-tiba
berubah lagi yang tadinya ngak boleh pacaran malah menyuruh pacaran.
“Lho gimana sih Ma tadi ngak boleh pacarana”.
“Maksud Mama dari kamu sekolah SMA sampai sekarang Mama
belum tau kamu pacarana atau kamu sudah jadi laki-laki yang enggak normal
barangkali ya, Sayang?” lanjut Mama.
“Ah, mama ini kok nanyanya yang enggak-ngak sih ?” sambil
kucubit paha mama yang mulus dan putih bersih.
“Habis nya selama ini kan kamu enggak pernah cerita soal
temen wanita kamu”.
“Aku ini mah…masih laki-laki normal Mah. Kalau mama enggak
percaya, boleh deh dibuktiin atau di test ke dokter tambahku sambil kuelus elus
paha mama”.
“Katanya aku enggak boleh acaran dulu”, kataku
“Nah….gitu dong sayang pacarannya nanti nanti saja deh,
kalau kamu sudah lulus. Tapi, kamu kan sudah dewasa, apa enggak kepingin meluk
dan mencium lawan jenis kamu” kata Mama.
“Kadang-kadang sih kepingin
juga sih Ma, apalagi banyak teman-temanku yang sudah punya pasangan masing-masing.”
“Ma….kenapa sih kok nanya-nanya gituan?”.
“Ya enggak apa apa sih, mama cuman pingin tahu saja”,
katanya sambil tetap memijat-pijat kepalaku.
“Kan tiap hari aku sudah dipeluk dan dicium sama mama anggap
saja aku sudah merasakan itu ma” kataku dihadapanya.
Karena aku duduk menghadap mama dan jaraknya sangat dekat,
tanpa kusadari mata ku tertuju kebagian dada mama dan karena Mama ku hanya
memakai baju tidur model daster yang sangat seksi berkain satin warna putih
yang terlihat licin dan mengkilap itu maka belahan dadanya sangat terliaht
jelas dan puting susu nya terlihat dengan jelas menjeplak dikain satin
dasternya.
“Mah..ngapain sih Mama suka pake baju tidur ini ?”.
“Lho.. memangnya kenapa sayang dengan baju tidur mama ini ?
emangnya kamu enggak suka ya kalau Mama pakai baju tidur seperti ini?” tanya mamaku.
“Emangnya Mama enggak malu ? itu kelihatan? sambil kututul
puting tetek mama yang terlihat menonjol keluar dari balik baju tidurnya dengan
ujung jariku”.
“Huuuussst…wong enggak ada orang lain disini hanya kita
berdua saja dirumah ini. Lagipula mama kan enggak keluar rumah. Memangnya kamu
enggak suka ya kalau mama pakai seperti ini” Katanya sambal memandang kedua mataku.
“Ya suka bangeet dong Mah. Apalagi hampir koleksi daster
Mama pasti dari bahan yang licin-licin dan mengkilap”.
“Tapi kamu suka kan”.
“Iya ma….suka benget, boleh ngak aku megang?” sambil tersenyum kami saling
berpandangan.
“Huussss.. wong kamu ini masih kecil pakai pegag-pegang”,
sambil mendorong kepalaku dengan telunjuk tangganya.
“Haloooo…..halooo….mah, aku ini sudah mahasiswa lho..bukan
anakTK lagi, masak sih aku masih kecil ? kalo ngeliat sedikitkan enggak apa apa
kan mah ?.. boleh kan Mah ? rengekku”, Mama tidak segera menjawab dan tetap
saja meneruskan memijat Kembali kepalaku seolah olah enggak terjadi apa-apa.
Setelah kutunggu sebentar dan mama tidak menjawab atau
melarangku, akhirnya kuberanikan untuk menjulurkan tanganku kearah putting
susunya yang menonjol itu yang terhalang kain satin dasternya. Kupegang dan
putar-putar ujung kedua putting susunya dan kemudian kutarik daster yang atas.
“Jangan dimainkan putting dong sayang” kemudian kuhentikan
main diputing susunya dan kulihat jelas buah dadanya yang tersembul keluar.
“Lihatnya sebentar aja lho sayang” dalam hatiku mah Mah..putih
betul sih buah dada.
“Sudah dong sayang, tutup lagi sekarang, Lho Kok malah
bengong, tutup dong sayang?” katanya.
“Bentar dong Mah.. aku belum puas nih Mah, melihat buah dada
mama yang begitu indah ini. Boleh ya Mah pegang dikit ? Tuh kan”.
“Sayang kamu ini sudah sudah dikasih hati maunya jantung”.
Katanya
“Eeeeh Mah…boleh ya aku pegang sebentar aja lho”. Tiba-tiba ketika melihatku hanya bengong aja mengagumi buah
dadanya mama.
Setelah Mama mengizinkan dan dengan penuh keraguan serta
tanpa berani melihat wajah Mama, segera saja kuremas-remas pelan kedua buah
dadanya dengan kedua telapak tanganku sambil kedua jari tangganku memainkan
kedua putting susunya dari luar kain satin dasternya. Ternyata sungguh terasa
kenyal juga punya mama, gumanku dalam hati. Lalu kedua dadanya ku elus-elus dan
kuremas-remas dengan kedua tanganku. Karena asyiknya terus meremasi kedua buah
dadanya, baru aku sadar kalau tangan mama sudah tidak lagi memegang kelapaku lagi
dan setelah kulirik, ternyata mama telah bersandar di sofa.
Dengan kedua matanya tertutup rapat, mungkin sedang
menikmati remasan kedua tangan ku didadanya. Melihat mamaku hanya diam saja dan
memejamkan kedua matanya, lalu timbul keberanianku dan segera kumajukan wajahku
mendekati buah dadan kirinya dan mulai kujilat puting susunya dari luar kain
satin dasternya dengan ujung lidahku. Setelah beberapa kali buah dadanya kuremas
dan dadanya yang satu kujilati, kudengar desahan mama sangat pelan.
“Ounnghhh…..sayanaggggg…...suuuudaaaahh dong” Desahan ini
walaupun hampir tidak terdengar membuat ku semakin berani untuk mejilatan di
puting susunya kuselingi dengan hisapan halus serta remasan di dadanya yang sebelah
kanan.
Tiba-tiba saja terdengar bunyi tombol remote TV yang ada
dikursi sofa jatuh kelantai karena kedua
tangan mama sudah meremas remas rambutku dan kepalaku di tekannya kearah
badannya sehingga kepalaku sudah menempel rapat dibagian buah dadanya dan
nafasku pun sedikit tersengal. Desahan dari mulut mamaku pun semakin keras saat
kusedot-sedot putting susunya.
“Anghhhh….ooougghhh…..ahhhhh....sayanggggg” Desahan yang
keluar dari mulut mamaku ini menjadikan ku semakin bersemangat dan kugeser
kepalaku yang sedang dipegangi mama kearah dadanya yang satunya dan tangan
kananku kuremaskan lembut di dada kiri mama dan tak henti-hentinya desahan mama
terdengar semakin kuat dengan nafas cepat.
“Sayanggggg....aaahhh….sayanggg..aaaaahhh.ooooohh” desah mama
dengan keras dan tubuhnya meliuk liuk seperti ular kepanasan.
Kepalaku semakin didekap nya sangat kuat sehingga wajahku benar-benar
tenggelam kedalam buah dadanya sambil terus kusedot-sedot putting susunya
dengan sangat rakus.
“Anghhhhh….aaahhhhhh” desahan dengan nafasnya yang cepat dan
ter sengal sengal.
“Sayanggggkuu, tooloong bawa mama ke kamar sekarang”, katanya
dengan nafasnya yang masih cepat.
“Ayoooo sayanggg….cepat bawa mama ke kamar kamu sekarang”, katanya
lagi dan tanpa berfikir panjang akhirnya kubopong mama dan kuangkat ke tempat
tidurku dan dengan hati-hati ku tidurkan terlentang di tempat tidurku.
Saat ku lentangkan diatas tempat tidur kedua mata mama masih
tetap merem tapi nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda. Tanpa berlama lama
walaupun aku masih ragu, segera kutarik turun celana dalamnya dan ketika bagian
bawah pantatnya sulit kutarik, mama malah membantunya dengan mengangkat
badannya sedikit sehingga celana dalamnya dengan mudah kupelas dari kedua
kakinya. Lalu sekalian saja kulepas juga kaos dan celana yang melekat di
tubuhku.
Belahan vaginanya terlihat dengan jelas dan dari celah
bibirnya kulihat sudah ber air. Detak jantungku menjadi kian kencang terpacu
melihat bagian-bagian indah milik mamaku. Karena enggak tahan lalu ku
selonjorkan badanku kebelakang sehingga wajahku pun sudah berada tepat diatas
belahan vaginanya. Ketika lidahku mulai memainkan belahan vaginanya cara
kujilat yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul
mama tergelinjang keras sehingga hidungku basah terkena cairan vaginanya.
“Ouuunggghhhh, sayanggggg” Desahab mama tiba-tiba dengan
suara serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. Mama kembali
diam dan aku artikan mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun
kedua tangannya memegangi kepalaku.
Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk
membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul
dari sela-sela bibir vaginanya.
“Anghhhh….anghhhh….ahhhhh….sayangggg”, kudengar desahan mama agak keras.
Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin
membasahi vaginanya. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan mama yang
semakin lama semakin keras, membuatku semakin bersemangat untuk terus menjilat
bibir vaginanya dengan memainkan daging kecil yang tumbuh diatas vaginanya
(klistori) dan kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di
lobang vaginanya. Mungkin karena
keenakan, desahan mama sudah menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun
sudah diremas-remas mama seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya
naik turun sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang
keluar dari lubang vaginanya.
Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak berapa lama
kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh mama semakin cepat dan nafasnya pun
sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh mama mengejang-ngejang disertai desah yang Panjang dan keras.
“Sayangggg…ounggghhh…..aaaaaah….teee..ruuuuusss…sayangggg” sambil
kepalaku ditekannya dalam-dalam kearah lubang vaginanya.
Detik-detik berakhirnya Mamaku orgasme Lalu mama terkapar melepas tangan nya dari
kepalaku dengan nafas ngos-ngosan yang cepat dan aku yakin sekali kalau mama
sudah mencapai orgasmenya. Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran miring
menghadapnya disamping mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih cepat.
“Sayangggg, kamu nakal sekali ya ? kamu bikin mama jadi
keenakan sampe lemes sekali, kamu belajar dari mana bisa seperti ini”, katanya
setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku.
“Pokoknya ada dech Mah..”,kataku.
“Maaa…booo leeeh enggak aaaa kuuuu? tanyaku tapi enggak
berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap-usao dahi mama yang masih
berkerigat.
Mudah-mudahan saja
mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali.
“Jangan ya sayang..”, jawab mama seraya mengecup pipiku dan
jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa.
Mungkin mama melihat perubahan wajahku dan karena merasa
kasihan, lalu katanya.. sayang, boleh deh tapi hanya digesek gesekin saja ya di
luar ?”, Mendengar jawaban itu, membuat hatiku agak lega, yah dari pada enggak boleh
sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe diujung.
“Sini sayang naiklah ketubuh Mama”, lanjut nya sambil meraih
tubuhku untuk naik di atas tubuhnya dan dari rasa sentuhan dikakiku, terasa
mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar. Tanpa berkata
kata-kata lagi lalu kunaiki tubuh mama dengan penisku yang sudah siap tempur
dengan kepalanya yang mengkilap tegang.
Tangan mama sudah memegangi penisku dan mengarahkan batang penisku
ke belahan vaginanya. Lalu, penisku yang sedang dipegangnya di gesek-gesekan
keatas dan kebawah secara perlahan lahan dibelahan vaginanya yang memang sudah
licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati bagian leher mama. Aku
pun harus bersabar sedikit dan menunggu agar nafsu mama naik kembali karena
sentuhan penisku yang digesek-gesekan diujung bibir vaginanya serta jilatan-jilatku
ku dibagian lehernya sesekali kusedot
kedua putting susunya secara bergantian. Sesekali kuperhatikan wajah mama dan
kulihat mama sedang memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan-geekan
penisku dibelahan vaginanya.
Suatu ketika, mama menghentikan Gerakan tangannya dan
melepaskan pegangan tangannya di penisku. Kedua tangan nya lalu memegangi
kepalaku dan melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku
dengan mata sayu. Kemudian tanggan kananya yang kanan mengocok-kocok penisku
dengan kain satin dasternya yang licin itu”.
“Gimana sayang kalau dikocok seperti ini”.
“Enak banget Ma..jadi pinggin ketagihan dikocok-kocok pakai
kain satin seperti ini”
“Ma….Boo.. leh ya maaaah dimasukin ?”, jawabku ditelinganya.
Belum sampai kata-kata yang aku ucapkan itu selesai, terasa Mama
telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan-pelan lebih lebar lagi dan
kulihat Mama tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup matanya. Dengan
tanpa melihat, karena aku sibuk menjilati telinga dan leher mama dan kedua
tangan mama hanya dipelukannya di punggungku, kutekan pantatku sedikit dan mama
lalu menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menempel diujung lubang
vaginanya, sepertinya mama yang memang sudah lebih berpengalaman, sedang berusaha
menempatkan lobang vaginanya agar penisku mudah memasukinya.
Ketika mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya lagi, pelan-pelan
kutekan penisku kelubang vaginaya,
tetapi sepertinya kepala penisku terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin
salah tempat, walau aku tahu lubang vaginanya sudah basah sekali dari tadi.
Tetapi ketika kuperhatikan wajah mama yang lagi merem itu, sepertinya mama agak
menahan rasa sakit sewaktu penisku kutekan ke dalam vaginanya.
“Sayannggg… peel..laaan..pelaaan…sayyyaaang, saaakiiitt,
mama sudah lama enggak pernah lagi dimasukan barang seperti itu semenjak mama
bercerai”, kudengar bisik mama didekat telingaku.
Karena kasihan mendengar suara mama yang kesakitan, segera
saja kuangkat pelan-pelan penisku tetapi tangan mama yang dari tadi ada di
punggungku sepertinya berusaha menahannya.
“Ngak papa sayang terus lanjutkan saja”, terdengar bisik
mama lagi.
Aku nggak menjawab apa-apa, tetapi kemudian terasa tangan
mama sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan
penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan-pelan kelubang vaginanya dan ssssrreeeeeeeet,
terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup rapat dan
langsung saja kuhentikan tusukan penisku kelubang vaginanya, karena terlihat
mama menahan sakit dan terdengar lagi mama merintih.
“Aduuuuhh….sayangggg..”, sambil kedua tangannya menahan punggungku
sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah segera kuhentikan.
Aku jadi kasihan melihat wajah mama selalu terlihat seperti kesakitan. Tetapi beberapa
saat kemudian, “Tekan lagi sayangggg….tapi pelan-pelan ya sambil kedua tangan
mama menekan pantatku.
Pelan-pelan, langsung saja aku mengikuti tekanan tangan
dipantatku menekan pelan-pelan dan tiba-tiba….sssrrrrreeett….bleesss.., terasa
kepala penisku mulai masuk kedalam lubang vaginanya.
“Sayaaanggggggg……Ouughhhh”, teriak mama pelan bersamaan
dengan masuknya kepala penisku.
“Sudah sayanggg….maass..suuuuukk…saaa yang” kemudia sambil
melepas nafas panjang tapi tangan mama malah menahan tekanan pantatku.
Aku diamkan sebentar pergerakan penisku sambil menunggu
reaksi mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa penisku sedang
terhisap kuat di dalam dinding vaginanya dan tanpa kusadari terucap dari mulutku.
“Maaahmaaah….terr….uuusss….Maaah….enaaaaak”. Saking enaknya,
aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah mama lagi, lalu kegerakkan pantatku
naik turun pelan-pelan dan mamapun mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya
seperti berputarputar.
“Syanggg..teerruuus….sayang…enak telan lebih dalam….aduuuhhh…uueenak..sayangg..”,
kudengar kata-kata mama terbatabata dan kubungkam bibir mama dengan mulutku
sambil lidahku kuputar didalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat
diwajah mama Sedang kan kedua tangan mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan
pantatku apabila pantatku lagi naik.
Goyangan dan gerakan aku dan mama semakin cepat dan kudengar
bunyi….crreeettt…creeettt..creeetttt….secara teratur sesuai dengan gerakan naik
turunnya pantatku serta bunyi suara desahan mama yang nggak keluar karena bibirnya
tertutup bibirku. Tiba-tiba saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan
mengatakan berhenti sebenar sayaaaang .
“Kenapa Ma ? sayang toloong cabut punyamu. duluuu, mama mau
mengelap punya mama supaya agak kering sedikit, biar kita sama-sama enak
nantinya, katanya.
Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi vaginanya terasa
sangat becek sekali. Lalu pelan-pelan penisku kucabut keluar dari dalam
vaginanya kuambil beberap tissue yang
ada sebelah tempat tidur kemudian mama membuka kedua
kakinya lebar-lebar dan aku merangkak mendekati vaginanya kemudian kubersihkan dengan tissue.
Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku seperti ditarik Mama
sambil berbisik di telngaku. “Sayanggg….masukiiiin..lagi.punyamu..mama sudah
ngak tahaaaaan..yaaang”, dan tanpa membuangbuang waktu, kuangkat kedua kaki Mama
dan kutaruh diatas pundakku sambil ingin mempraktekkan seperti apa yang kulihat
di blue film yang sering kulihat dan sambil kupegang batang penisku, kuarahkan
ke lubang vaginanya yang bibirnya
terbuka lebar lalu kutusukkan pelan-pelan sedangkan mama dengan menutup kedua matanya
seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat.
Karena vaginanya masih tetap basah dan apalagi baru kubersihkan
dengan tissue kemudian aku sodokan penisku Kembali kedalam lubang vaginanya dan
Blesss… dengan mudah penisku masuk kedalam vaginnaya. Mama mulai meggerakkan
pantatnya naik turun mengikuti gerakan penisku yang keluar masuk kedalam
vaginanya.
“Sayanggg….terus teken yang kuat”, desah mama dan tanpa perintah kedua kalinya,
akupun menggenjot penisku keluar masuk vaginanya dengan gerkana lebih kencang sehingga
terdengar bunyi cplakkk…cplokkk…cplakkk….cplokk, mungkin akibat lubang vagina
mama yang sudah basah sekali tergesek-gesek oleh batang penisku.
Dengan nafasnya yang sudah tersengal sengal-sengal dengan
posisi masih kusodok-sodokkan tanpa henti penisku keluar masuk vagina mama,
satu persatu kakinya ku turunkan dari bahuku dan akupun sudah menempel tubuh
mama serta mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua. Nggak lama
kemudian gerakan pantat mama yang berputar itu semakin cepat dan kedua
tangannya mencengkeram kuat-kuat dipantatku dan tiba-tiba mama melepas ciumanku
serta berkata tersendat sendat.
“Sayanggg…agak keras..mama.. haam.. piirr..anghhh…aayyoo..sayang…cepppaaaat..”,
moment seperti ini nggak kusia-siakan, karena aku sudah juga sudah nggak kuat
menahan desakan cairan spermaku akan keluar.
Aku berusaha mengimbangi permainan ini agar sama-sama aku bisa
merasakan orgasme berdua dan sambil kutekan penisku dalam-dalam sekuat tenaga hingga
mencapai dasar rahimnya dan kurasakan kedua tangan mama cengkeraman di pantatku
makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.
Detik-detik puncak orgasme datang dan tubuh mama mengejang-ngejang seperti orang
tersengat listrik dan nafas seperti pelari marathon dan disaat mamaku mengalami
orgasme batang penisku rasanya seperti
ada yang memijat dan menyedotnya dari dalam vagina.
Kemudian Crottt…crottt…crotttt, cairan spermaku keluar
sangat banyak sekali membasahi dasar rahimnya mama dan tubuhku juga
mengejang-ngejang seperti mama saat marasakan cairan spermaku muncrat didalam
vaginanya. Akhirnya kami berdua jatuh lemas sambil berpelukan diatas tempat
tidur bercampur keringat. Kuperhatikan mama dengan nafas yang masih ter engah-engah
terdiam lemas seperti tanpa tenaga dan kedua tangannya terkulai tapi masih dalam
posisi memelukku, sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh mama dengan penisku
masih menancap semuanya didalam vaginanya.
Karena mama hanya diam saja tapi nafasnya sudah mulai agar
teratur, aku berpikir mama mau istirahat atau langsung tidur, lalu kuangkat
pantatku pelan-pelan untuk mencabut penisku yang masih ada di dalam vaginanya,
ngak tahunya mama dengan kedua tangannya yang mash tetap di punggungku dan
memiringkan badannya sehingga aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya
masih terpejam dia berguman pelan.
“Sayang biarkan punyamu itu didalam sebentar rasanya..enak.ada
yang mengganjel didalam”, sambil mencium bibirku mesra sekali dan kami terus
ketiduran sambil berpelukan.
Entah berapa lama aku sudah tertidur dan akhirnya aku
terbangun karena aku merasakan ada sesuatu yang menghisap hisap -hisap penisku.
Ketika kulihat saat kedua mataku terbuka jam dinding kulihat sudah jam 5 pagi
dan kulihat pula mamaku sudah berada di bagian bawah lagi asyik mengulum dan
mengocok ngocok penisku.
Aku pura-pura masih tidur sambil menikmati kuluman mulut
mama dipenisku. Mama mengulum penisku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa
geli. Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari mama mengusap dan membelai
batang penisku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut
batang penisku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil
mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa. Setelah itu, giliran
pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah mama mengusap-usap pangkal pahaku,
terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang penisku
Tetapi lama-lama tidak tahan juga sehingga mau tak mau pantanku pun mulai
kugerakkan naik turun dan yang membuat mama nengok kearahku dan melepas kuluman
dipenisku tapi tetap masihmemeganginya.
“Sudah bangun saayaaang” katanya dengan suara lembut.
“Teruuus…maaah…enaaaaakk , kataku dan kembali mamaku
mengulum penisku.
Sehingga terlihat penisku keluar masuk mulut mama. Setelah
beberapa lama penisku dikulum dan mengurut batang penisku, tiba tiba saja mama lalu
melepas penisku. Kini, lidah mama sudah naik menyusuri perutku, menjilat-jilat
pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu kananku dengan air
liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku.
Ketika Lidanya mulai masuk kedalam mulutku, kugigit sedikit
dengan gemas dan Tiba-tiba aku merasa batang penisku belum sempat aku komando lagi
sudah langsung mulai masuk kedalam vaginanya yang sudah sangat berlendir itu.
Rupanya saat mulutku asyik menikmati lidah dan bibirnya, mama sudah menyodokkan
vaginanya masuk kedalam penisku yang memang sudah sangat tegang. Perlahan Mama mulai
menekan pantatnya ke bawah dan Blesssss…..batang penisku dengan cepat menerobos
masuk kedalam vaginanya yang sudah berlendir itu. Hangat rasanya saat penisku
masuk kedalam dinding daging vaginanya .
Mama kemudian melakukan gerakan memompa naik turun diatas
tubuhku. Aku merasakan batang penisku seperti diremas-remas pada dinding
vaginanya. Akupun menggelepar kenikmatan merasakan saat penisku terus digenjot
keluar masuk dengan vaginanya. Dengan posisi seperti itu kami terus berlumatan dan
berciuman antara lidah dan bibir sambil terus merlumatan lidah kami didalam
mulutku. Sementara pantatnya mama tetap terus tanpa henti memompa keluar masuk penisku kedalam vaginanya
dan tedengar ceplak…cpelok…cplak…cplok antara gesekan penisku dengan vaginanya
yang sudah sangat becek.
“Aaaauhhhh….enaaaknya maaahhh” Seruku tanpa sadar karena
saking enaknya.
“Enaaak.sayaaaaang” , Tanya mama.
“Teeerruuuuss…maaaaah enaak sekali”, Tiba-tiba saja mama melepaskan lumatan
dimulutku.
Lalu tangan mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta
mulai naik turun memompa dan memutar-mutar pantatnya diatas tubuhku seperti
penarik dangdut bergoyang atas panggung.
Serrrr..serrr.seeeeerr. batang penisku terasa ikut terputar seirama dengan putaran pada pantatnya
yang terus memutar penisku pada dinding vaginanya.
“Anggghhhh…..aaauuuuuhhhh…maaaaah, aku nggak tahaannn nih….”sambil
aku mendesah kenikmatan.
Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan rintihanku, dia
tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya seperti gaya ngebor, tapi
nafasnya pun sudah begitu cepat. Buah dadanya yang masih terhalang oleh daster
satin yang masih dipakainya dan ada dihadapanku juga ikut tergoyanggoyang
seirama dengan gerakkan tubuhnya bergoyang diatas tubuhku, langsung saja kuremas
remas keduanya dengan tanganku. Sekitar beberapa menit aku terombangambing
dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya Ketika mama mulai mengubah
posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh
mama dan nafas mama kuperhatikan sudah begitu cepat.
“Sayangggg…ceeepaaaat…teken lebih dalam lagiiii….sayanggg”, katanya
sambil memeluk punggungku erat erat serta menggerakkan pinggulnya naik turun dengan
cepat sehingga membuat batang penisku terasa sedikit ngilu.
“Ceee.paaaat…..sayangggg”, serunya lagi dengan nada suara yang cukup
keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat-kuat.
Mungkin mama sudah mendekati tanda-tanda akan orgasme,
padahal akupun sudah hampir tidak kuat lagi menahan lajunya cairan spemaku yang
akan keluar.
“Mamaaa….tahan yaaa maaah”, sahutku seraya kugenjot penisku
ke vaginanya sekuat-kuat menekan kedalam untuk beberapa kali.
“Ter..rrruss..saaayang….terruu uus”, katanya lagi dengan gerakan pinggulnya semakin
liar saja.
“Maaah…maaaaaaah…aku gaaaaak…tahaaaaan lagiiiiiii. Teriakku kuat-kuat
dan kutekan batang penisku lebih kuat lagi kedalam vaginanya.
Crotttt….crottt…crottt cairan spermaku akhirnya jebol dan
menyemprot beberapa kali didalam vaginanya dan mungkin setelah menerima
semprotan cairan spermaku yang lumayan banyak membanjiri dasar rahimnya dan
mama pun berteriak.
“Sayangggg…anghhhh….auuughhhh….aahhhhh”, teriaknya sambil
merangkulkan kedua kakinya kuat-kuat dibagian punggungku dan cengkeraman
tangannya pun membuat punggungku terasa sakit.
Tubuh Mama mengejang-ngejang merasakan saat orgasme datang hingga akhirnya
mama diam dan nafasnya mulai Kembali teratur
dan tubuhku jatuh disamping mama. Kami sama-sama kecapaian. Setelah mulai pulih
dengan nafas masing-masing teratur,
sambil memelukku mama berkata serasa berbisik dekat telingaku.
“Enaaak..sayanggg?”.
“Enaaak sekali maaaah”, kataku.
“Oh ya sayang jangan
sampai ada yang tahu soal ini ?, hanya kita berdua saja yang tahu”.
“Iya maaaah”.
“Dan satu lagi..”, kata mama sambil memandangku tajam.
“Apa itu Maaah?”. Kemudian batang penisku dipegangnya dengan
gengaman tangannya.
“Yang mama pegang ini kamu jangan kasihkan orang lain ya ?”,
sambil memanang tajam kedua mataku.
“Ya, maaahhh…pokonya ini buat mama seorang”, kataku.
“Janji saaaayang”.
“Oh ya Maaahhh ini juga ngak boleh ada yang masukan selain
aku”, sahutku sambil kuremas vaginanya kueluskan jariku dibelahan vagina mama
yang masih terasa basah oleh bekas noda cairan spermaku.
Akhir nya kami tertawa berbarengan sambil berpelukan diatas
ranjang dan saat diberada diyogya sampai hari sabtu dan minggu kami habiskan
waktuku diatas ranjang Bersama mamahku dan saat itu mamahku setiap sabtu dan
minggu selalu datang mengujungiku ke yogya, walaupun super sibuk sekalipun dia
pasti datang untuk mendapatkan kepuasan batin diatas ranjang bersamaku sampai
saat ini.
SEKAIN