Minggu, 05 Februari 2023

CERITA SEKS DENGAN MAMA

 

NIKMATNYA TUBUH ADIK IBU KANDUNGKU (MAMA)

Namaku Rully, sekarang aku sedang kuliah disalah satu universitas di kota yogya dan sudah mencapai semester 6 dan aku tinggal disebuah komplek perumahan yang ada ditengah kota yogya yang dibelikan oleh Mamahku. Dan Mamahku ini bekerja disalah satu perusahaan pertamina yang ada dijakarta dan usianya sudah 41 tahunan. Oh ya sebetulnya, Mamahku ini bukan ibu kandungku, tetapi dia adik dari ibu kadungku yang asli. Hal ini baru aku ketahui saat aku mau kuliah di yogya. Sejak dari bayi aku sudah dirawat oleh adik ibuku ini yang kusebut dengan mama.

Awalnya aku tidak percaya bahwa Mamahku ini adalah adik dari ibu kandungku yang asli dan Sejak aku mengetahui dia bukan Mamahku, aku hanya menggap biasa-biasa saja dan tetap saja kupanggil dengan kata Mama. Apalagi aku sudah diangap sebagai anaknya sendiri dan Mamahku ini sudah terlalu sayang juga kepadaku. Intinya saat aku diminta saat bayi oleh adik ibuku ini hanya untuk memancing agar dia bisa hamil saja. Tapi pada kenyataan adik ibuku ini sudah menikah hampir 6 tahun belum saja memiliki anak dan itupun sudah dicoba berbagai macam metode untuk kehamilan dan al hasil nihil. Tapi beberapa tahun lalu adik ibuku yang sekarang kupanggil Mama itu bercerai dengan suaminya, entah kenapayang terjadi aku tidak tau yang peting saat mamahku bercerai aku seperti lebih sayang dengan Mamahku dibandingkan Ibu kandungku sendiri, Maklum saja karena dari bayi aku sudah di asuhnya.

Sejak Mamahku bercerai aku semakin dekat dan sayang kepada Mama seperti layaknya kita berpacaran dan sejak itu bila Mamahku ada pria yang ingin dekat kepadanya aku selalu marah. Apalagi saat aku kuliah diyogya Mamahku sudah jarang berkunjung ke yogya untuk melihatku dan  biasanya sebulan bisa dua kali dia datang tapi kali ini sudah dua bulan dia tidak kunjung datang.

Saat Mamahku datang berkunjung ke yogya,  Mamahku terlihat kaget ketika aku marah, padahal mama baru saja datang dari Jakarta pada hari Jumat sore itu.

“Kamu kenapa sayang kok marah-marah?”, kata Mama.

“Sudah dua bulan ya mama ngak kesini sudah lupa ya sama Rully”, kemudian kepalaku dielus-elus.

“Rully Mama minta maaf ya mama sibuk sekali dan Mama tetap sayang sama Rully”.

“Saya kira Mama sudah lupa dan sudah tidak sayang lagi, apa Mama sudah ada pengganti yang baru jadi lupa sama Rully”, aku protes dan curiga.

“Uuuustttt….Rully, Mama ngak mungkin cari pria lain lagi demi kamu sayang”, mendengar itu perasaan marahku pun jadi luluh.

“Benerkan kan Mah”.

“Kamu enggak percaya sama mama ? Mama terlalu sayang padamu, jadi kamu jangan curiga lagi sama mama sayang”, katanya, sambil menciumi pipiku dan akhirnya kami berpelukan.

“Pokonya mama janji mulai besok setiap minggu mama kesini  demi kamu sayang”.

Setelah makan malam, lalu kami berdua ngobrol di ruang tamu sambill melihat acara TV. Saat duduk menghadap kearah TV di lantai sambil sandaran di sofa yang diduduk disamping  mama sambal terus memijatku. Terus terang, aku paling senang kalau sudah dipijat dan dielus-elus rambutku oleh mama, soalnya bisa sampai ngantuk. Kami berdua nonton TV.

“Rully ngomong-ngoming  kamu sudah punya pacar apa belum ?” tanya mama tiba2, sambil masih mebelai rambutku.

“Belum kok Ma..masih dalam penjajakan, sahutku”. Kataku.

“Tuh..kan. Kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri malah mau pacarana” sahut mama dengan nada agak kesal.

“Lah kenapa Ma?”.

“Pokoknya, mama enggak mau lho kalau kamu pacaran, apalagi masih kuliah nanti pelajaranmu jadi terganggu dan berarti kamu juga sudah enggak sayang lagi sama mama”.

“Enggak kok Mahhh….aku masih sayang kok sama mama”.

Kemudian saat megelus-elus rambutku aku bangun dan berputar duduk ku menghadap ke arah Mama dan tetap duduk dilantai diantara kedua paha mamaku serta Mamapun langsung saja meneruskan memijat-mijat bagian kepalaku dan uban2 ku.

“Rull.., kamu kan sekarang sudah tambah dewasa, apa enggak pingin punya pacar atau pingin meluk atau dipeluk seorang perempuan ?” kata mama tiba-tiba berubah lagi yang tadinya ngak boleh pacaran malah menyuruh pacaran.

“Lho gimana sih Ma tadi ngak boleh pacarana”.

“Maksud Mama dari kamu sekolah SMA sampai sekarang Mama belum tau kamu pacarana atau kamu sudah jadi laki-laki yang enggak normal barangkali ya, Sayang?” lanjut Mama.

“Ah, mama ini kok nanyanya yang enggak-ngak sih ?” sambil kucubit paha mama yang mulus dan putih bersih.

“Habis nya selama ini kan kamu enggak pernah cerita soal temen wanita kamu”.

“Aku ini mah…masih laki-laki normal Mah. Kalau mama enggak percaya, boleh deh dibuktiin atau di test ke dokter tambahku sambil kuelus elus paha mama”.

“Katanya aku enggak boleh acaran dulu”, kataku

“Nah….gitu dong sayang pacarannya nanti nanti saja deh, kalau kamu sudah lulus. Tapi, kamu kan sudah dewasa, apa enggak kepingin meluk dan mencium lawan jenis kamu” kata Mama.

“Kadang-kadang  sih kepingin juga sih Ma, apalagi banyak teman-temanku yang sudah punya pasangan masing-masing.”

“Ma….kenapa sih kok nanya-nanya  gituan?”.

“Ya enggak apa apa sih, mama cuman pingin tahu saja”, katanya sambil tetap memijat-pijat kepalaku.

“Kan tiap hari aku sudah dipeluk dan dicium sama mama anggap saja aku sudah merasakan itu ma” kataku dihadapanya.

Karena aku duduk menghadap mama dan jaraknya sangat dekat, tanpa kusadari mata ku tertuju kebagian dada mama dan karena Mama ku hanya memakai baju tidur model daster yang sangat seksi berkain satin warna putih yang terlihat licin dan mengkilap itu maka belahan dadanya sangat terliaht jelas dan puting susu nya terlihat dengan jelas menjeplak dikain satin dasternya.

“Mah..ngapain sih Mama suka pake baju tidur ini ?”.

“Lho.. memangnya kenapa sayang dengan baju tidur mama ini ? emangnya kamu enggak suka ya kalau Mama pakai baju tidur seperti ini?” tanya mamaku.

“Emangnya Mama enggak malu ? itu kelihatan? sambil kututul puting tetek mama yang terlihat menonjol keluar dari balik baju tidurnya dengan ujung jariku”.

“Huuuussst…wong enggak ada orang lain disini hanya kita berdua saja dirumah ini. Lagipula mama kan enggak keluar rumah. Memangnya kamu enggak suka ya kalau mama pakai seperti ini” Katanya sambal memandang kedua mataku.

“Ya suka bangeet dong Mah. Apalagi hampir koleksi daster Mama pasti dari bahan yang licin-licin dan mengkilap”.

“Tapi kamu suka kan”.

“Iya ma….suka benget, boleh ngak  aku megang?” sambil tersenyum kami saling berpandangan.

“Huussss.. wong kamu ini masih kecil pakai pegag-pegang”, sambil mendorong kepalaku dengan telunjuk tangganya.

“Haloooo…..halooo….mah, aku ini sudah mahasiswa lho..bukan anakTK lagi, masak sih aku masih kecil ? kalo ngeliat sedikitkan enggak apa apa kan mah ?.. boleh kan Mah ? rengekku”, Mama tidak segera menjawab dan tetap saja meneruskan memijat Kembali kepalaku seolah olah enggak terjadi apa-apa.

Setelah kutunggu sebentar dan mama tidak menjawab atau melarangku, akhirnya kuberanikan untuk menjulurkan tanganku kearah putting susunya yang menonjol itu yang terhalang kain satin dasternya. Kupegang dan putar-putar ujung kedua putting susunya dan kemudian kutarik daster yang atas.

“Jangan dimainkan putting dong sayang” kemudian kuhentikan main diputing susunya dan kulihat jelas buah dadanya yang tersembul keluar.

“Lihatnya sebentar aja lho sayang” dalam hatiku mah Mah..putih betul sih buah dada.

“Sudah dong sayang, tutup lagi sekarang, Lho Kok malah bengong, tutup dong sayang?” katanya.

“Bentar dong Mah.. aku belum puas nih Mah, melihat buah dada mama yang begitu indah ini. Boleh ya Mah pegang dikit ? Tuh kan”.

“Sayang kamu ini sudah sudah dikasih hati maunya jantung”. Katanya

“Eeeeh Mah…boleh ya aku pegang sebentar aja lho”. Tiba-tiba  ketika melihatku hanya bengong aja mengagumi buah dadanya mama.

Setelah Mama mengizinkan dan dengan penuh keraguan serta tanpa berani melihat wajah Mama, segera saja kuremas-remas pelan kedua buah dadanya dengan kedua telapak tanganku sambil kedua jari tangganku memainkan kedua putting susunya dari luar kain satin dasternya. Ternyata sungguh terasa kenyal juga punya mama, gumanku dalam hati. Lalu kedua dadanya ku elus-elus dan kuremas-remas dengan kedua tanganku. Karena asyiknya terus meremasi kedua buah dadanya, baru aku sadar kalau tangan mama sudah tidak lagi memegang kelapaku lagi dan setelah kulirik, ternyata mama telah bersandar di sofa.

Dengan kedua matanya tertutup rapat, mungkin sedang menikmati remasan kedua tangan ku didadanya. Melihat mamaku hanya diam saja dan memejamkan kedua matanya, lalu timbul keberanianku dan segera kumajukan wajahku mendekati buah dadan kirinya dan mulai kujilat puting susunya dari luar kain satin dasternya dengan ujung lidahku. Setelah beberapa kali buah dadanya kuremas dan dadanya yang satu kujilati, kudengar desahan mama sangat pelan.

“Ounnghhh…..sayanaggggg…...suuuudaaaahh dong” Desahan ini walaupun hampir tidak terdengar membuat ku semakin berani untuk mejilatan di puting susunya kuselingi dengan hisapan halus serta remasan di dadanya yang sebelah kanan.

Tiba-tiba saja terdengar bunyi tombol remote TV yang ada dikursi sofa jatuh kelantai  karena kedua tangan mama sudah meremas remas rambutku dan kepalaku di tekannya kearah badannya sehingga kepalaku sudah menempel rapat dibagian buah dadanya dan nafasku pun sedikit tersengal. Desahan dari mulut mamaku pun semakin keras saat kusedot-sedot putting susunya.

“Anghhhh….ooougghhh…..ahhhhh....sayanggggg” Desahan yang keluar dari mulut mamaku ini menjadikan ku semakin bersemangat dan kugeser kepalaku yang sedang dipegangi mama kearah dadanya yang satunya dan tangan kananku kuremaskan lembut di dada kiri mama dan tak henti-hentinya desahan mama terdengar semakin kuat dengan nafas cepat.

“Sayanggggg....aaahhh….sayanggg..aaaaahhh.ooooohh” desah mama dengan keras dan tubuhnya meliuk liuk seperti ular kepanasan.

Kepalaku semakin didekap nya sangat kuat sehingga wajahku benar-benar tenggelam kedalam buah dadanya sambil terus kusedot-sedot putting susunya dengan sangat rakus.

“Anghhhhh….aaahhhhhh” desahan dengan nafasnya yang cepat dan ter sengal sengal.

“Sayanggggkuu, tooloong bawa mama ke kamar sekarang”, katanya dengan nafasnya yang masih cepat.

“Ayoooo sayanggg….cepat bawa mama ke kamar kamu sekarang”, katanya lagi dan tanpa berfikir panjang akhirnya kubopong mama dan kuangkat ke tempat tidurku dan dengan hati-hati ku tidurkan terlentang di tempat tidurku.

Saat ku lentangkan diatas tempat tidur kedua mata mama masih tetap merem tapi nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda. Tanpa berlama lama walaupun aku masih ragu, segera kutarik turun celana dalamnya dan ketika bagian bawah pantatnya sulit kutarik, mama malah membantunya dengan mengangkat badannya sedikit sehingga celana dalamnya dengan mudah kupelas dari kedua kakinya. Lalu sekalian saja kulepas juga kaos dan celana yang melekat di tubuhku.

Belahan vaginanya terlihat dengan jelas dan dari celah bibirnya kulihat sudah ber air. Detak jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik mamaku. Karena enggak tahan lalu ku selonjorkan badanku kebelakang sehingga wajahku pun sudah berada tepat diatas belahan vaginanya. Ketika lidahku mulai memainkan belahan vaginanya cara kujilat yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul mama tergelinjang keras sehingga hidungku basah terkena cairan vaginanya.

“Ouuunggghhhh, sayanggggg” Desahab mama tiba-tiba dengan suara serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. Mama kembali diam dan aku artikan mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun kedua tangannya memegangi kepalaku.

Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir vaginanya.

“Anghhhh….anghhhh….ahhhhh….sayangggg”,  kudengar desahan mama agak keras.

Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin membasahi vaginanya. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan mama yang semakin lama semakin keras, membuatku semakin bersemangat untuk terus menjilat bibir vaginanya dengan memainkan daging kecil yang tumbuh diatas vaginanya (klistori) dan kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang vaginanya.  Mungkin karena keenakan, desahan mama sudah menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun sudah diremas-remas mama seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya naik turun sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang keluar dari lubang vaginanya.

Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak berapa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh mama semakin cepat dan nafasnya pun sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh mama mengejang-ngejang disertai  desah yang Panjang dan keras.

“Sayangggg…ounggghhh…..aaaaaah….teee..ruuuuusss…sayangggg” sambil kepalaku ditekannya dalam-dalam kearah lubang vaginanya.

Detik-detik berakhirnya Mamaku  orgasme  Lalu mama terkapar melepas tangan nya dari kepalaku dengan nafas ngos-ngosan yang cepat dan aku yakin sekali kalau mama sudah mencapai orgasmenya. Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran miring menghadapnya disamping mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih cepat.

“Sayangggg, kamu nakal sekali ya ? kamu bikin mama jadi keenakan sampe lemes sekali, kamu belajar dari mana bisa seperti ini”, katanya setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku.

“Pokoknya ada dech Mah..”,kataku.

“Maaa…booo leeeh enggak aaaa kuuuu? tanyaku tapi enggak berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap-usao dahi mama yang masih berkerigat.

Mudah-mudahan  saja mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali.

“Jangan ya sayang..”, jawab mama seraya mengecup pipiku dan jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa.

Mungkin mama melihat perubahan wajahku dan karena merasa kasihan, lalu katanya.. sayang, boleh deh tapi hanya digesek gesekin saja ya di luar ?”, Mendengar jawaban itu, membuat hatiku agak lega, yah dari pada enggak boleh sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe diujung.

“Sini sayang naiklah ketubuh Mama”, lanjut nya sambil meraih tubuhku untuk naik di atas tubuhnya dan dari rasa sentuhan dikakiku, terasa mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar. Tanpa berkata kata-kata lagi lalu kunaiki tubuh mama dengan penisku yang sudah siap tempur dengan kepalanya yang mengkilap tegang.

Tangan mama sudah memegangi penisku dan mengarahkan batang penisku ke belahan vaginanya. Lalu, penisku yang sedang dipegangnya di gesek-gesekan keatas dan kebawah secara perlahan lahan dibelahan vaginanya yang memang sudah licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati bagian leher mama. Aku pun harus bersabar sedikit dan menunggu agar nafsu mama naik kembali karena sentuhan penisku yang digesek-gesekan diujung bibir vaginanya serta jilatan-jilatku ku dibagian  lehernya sesekali kusedot kedua putting susunya secara bergantian. Sesekali kuperhatikan wajah mama dan kulihat mama sedang memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan-geekan penisku dibelahan vaginanya.

Suatu ketika, mama menghentikan Gerakan tangannya dan melepaskan pegangan tangannya di penisku. Kedua tangan nya lalu memegangi kepalaku dan melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku dengan mata sayu. Kemudian tanggan kananya yang kanan mengocok-kocok penisku dengan kain satin dasternya yang licin itu”.

“Gimana sayang kalau dikocok seperti ini”.

“Enak banget Ma..jadi pinggin ketagihan dikocok-kocok pakai kain satin seperti ini”

“Ma….Boo.. leh ya maaaah dimasukin ?”, jawabku ditelinganya.

Belum sampai kata-kata yang aku ucapkan itu selesai, terasa Mama telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan-pelan lebih lebar lagi dan kulihat Mama tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup matanya. Dengan tanpa melihat, karena aku sibuk menjilati telinga dan leher mama dan kedua tangan mama hanya dipelukannya di punggungku, kutekan pantatku sedikit dan mama lalu menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menempel diujung lubang vaginanya, sepertinya mama yang memang sudah lebih berpengalaman, sedang berusaha menempatkan lobang vaginanya agar penisku mudah memasukinya.

Ketika mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya lagi, pelan-pelan  kutekan penisku kelubang vaginaya, tetapi sepertinya kepala penisku terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin salah tempat, walau aku tahu lubang vaginanya sudah basah sekali dari tadi. Tetapi ketika kuperhatikan wajah mama yang lagi merem itu, sepertinya mama agak menahan rasa sakit sewaktu penisku kutekan ke dalam vaginanya.

“Sayannggg… peel..laaan..pelaaan…sayyyaaang, saaakiiitt, mama sudah lama enggak pernah lagi dimasukan barang seperti itu semenjak mama bercerai”, kudengar bisik mama didekat telingaku.

Karena kasihan mendengar suara mama yang kesakitan, segera saja kuangkat pelan-pelan penisku tetapi tangan mama yang dari tadi ada di punggungku sepertinya berusaha menahannya.

“Ngak papa sayang terus lanjutkan saja”, terdengar bisik mama lagi.

Aku nggak menjawab apa-apa, tetapi kemudian terasa tangan mama sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan-pelan kelubang vaginanya dan ssssrreeeeeeeet, terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup rapat dan langsung saja kuhentikan tusukan penisku kelubang vaginanya, karena terlihat mama menahan sakit dan terdengar lagi mama merintih.

“Aduuuuhh….sayangggg..”,  sambil kedua tangannya menahan punggungku sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah segera kuhentikan.

Aku jadi kasihan melihat wajah mama selalu  terlihat seperti kesakitan. Tetapi beberapa saat kemudian, “Tekan lagi sayangggg….tapi pelan-pelan ya sambil kedua tangan mama menekan pantatku.

Pelan-pelan, langsung saja aku mengikuti tekanan tangan dipantatku menekan pelan-pelan dan tiba-tiba….sssrrrrreeett….bleesss.., terasa kepala penisku mulai masuk kedalam lubang vaginanya.

“Sayaaanggggggg……Ouughhhh”, teriak mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku.

“Sudah sayanggg….maass..suuuuukk…saaa yang” kemudia sambil melepas nafas panjang tapi tangan mama malah menahan tekanan pantatku.

Aku diamkan sebentar pergerakan penisku sambil menunggu reaksi mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa penisku sedang terhisap kuat di dalam dinding vaginanya dan tanpa kusadari terucap dari mulutku.

“Maaahmaaah….terr….uuusss….Maaah….enaaaaak”. Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah mama lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan-pelan dan mamapun mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputarputar.

“Syanggg..teerruuus….sayang…enak telan lebih dalam….aduuuhhh…uueenak..sayangg..”, kudengar kata-kata mama terbatabata dan kubungkam bibir mama dengan mulutku sambil lidahku kuputar didalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah mama Sedang kan kedua tangan mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik.

Goyangan dan gerakan aku dan mama semakin cepat dan kudengar bunyi….crreeettt…creeettt..creeetttt….secara teratur sesuai dengan gerakan naik turunnya pantatku serta bunyi suara desahan mama yang nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku. Tiba-tiba saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan berhenti sebenar sayaaaang .

“Kenapa Ma ? sayang toloong cabut punyamu. duluuu, mama mau mengelap punya mama supaya agak kering sedikit, biar kita sama-sama enak nantinya, katanya.

Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi vaginanya terasa sangat becek sekali. Lalu pelan-pelan penisku kucabut keluar dari dalam vaginanya kuambil  beberap tissue yang ada  sebelah  tempat tidur kemudian mama membuka kedua kakinya lebar-lebar dan aku merangkak mendekati vaginanya  kemudian kubersihkan dengan tissue.

Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku seperti ditarik Mama sambil berbisik di telngaku. “Sayanggg….masukiiiin..lagi.punyamu..mama sudah ngak tahaaaaan..yaaang”, dan tanpa membuangbuang waktu, kuangkat kedua kaki Mama dan kutaruh diatas pundakku sambil ingin mempraktekkan seperti apa yang kulihat di blue film yang sering kulihat dan sambil kupegang batang penisku, kuarahkan ke lubang vaginanya  yang bibirnya terbuka lebar lalu kutusukkan pelan-pelan sedangkan mama dengan menutup kedua matanya seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat.

Karena vaginanya masih tetap basah dan apalagi baru kubersihkan dengan tissue kemudian aku sodokan penisku Kembali kedalam lubang vaginanya dan Blesss… dengan mudah penisku masuk kedalam vaginnaya. Mama mulai meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan penisku yang keluar masuk kedalam vaginanya.

“Sayanggg….terus teken yang kuat”,  desah mama dan tanpa perintah kedua kalinya, akupun menggenjot penisku keluar masuk vaginanya dengan gerkana lebih kencang sehingga terdengar bunyi cplakkk…cplokkk…cplakkk….cplokk, mungkin akibat lubang vagina mama yang sudah basah sekali tergesek-gesek oleh batang penisku.

Dengan nafasnya yang sudah tersengal sengal-sengal dengan posisi masih kusodok-sodokkan tanpa henti penisku keluar masuk vagina mama, satu persatu kakinya ku turunkan dari bahuku dan akupun sudah menempel tubuh mama serta mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua. Nggak lama kemudian gerakan pantat mama yang berputar itu semakin cepat dan kedua tangannya mencengkeram kuat-kuat dipantatku dan tiba-tiba mama melepas ciumanku serta berkata tersendat sendat.

“Sayanggg…agak keras..mama.. haam.. piirr..anghhh…aayyoo..sayang…cepppaaaat..”, moment seperti ini nggak kusia-siakan, karena aku sudah juga sudah nggak kuat menahan desakan cairan spermaku akan keluar.

Aku berusaha mengimbangi permainan ini agar sama-sama aku bisa merasakan orgasme berdua dan sambil kutekan penisku dalam-dalam sekuat tenaga hingga mencapai dasar rahimnya dan kurasakan kedua tangan mama cengkeraman di pantatku makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku. Detik-detik puncak orgasme datang dan tubuh mama mengejang-ngejang seperti orang tersengat listrik dan nafas seperti pelari marathon dan disaat mamaku mengalami  orgasme batang penisku rasanya seperti ada yang memijat dan menyedotnya dari dalam vagina.

Kemudian Crottt…crottt…crotttt, cairan spermaku keluar sangat banyak sekali membasahi dasar rahimnya mama dan tubuhku juga mengejang-ngejang seperti mama saat marasakan cairan spermaku muncrat didalam vaginanya. Akhirnya kami berdua jatuh lemas sambil berpelukan diatas tempat tidur bercampur keringat. Kuperhatikan mama dengan nafas yang masih ter engah-engah terdiam lemas seperti tanpa tenaga dan kedua tangannya terkulai tapi masih dalam posisi memelukku, sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh mama dengan penisku masih menancap semuanya didalam vaginanya.

Karena mama hanya diam saja tapi nafasnya sudah mulai agar teratur, aku berpikir mama mau istirahat atau langsung tidur, lalu kuangkat pantatku pelan-pelan untuk mencabut penisku yang masih ada di dalam vaginanya, ngak tahunya mama dengan kedua tangannya yang mash tetap di punggungku dan memiringkan badannya sehingga aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya masih terpejam dia berguman pelan.

“Sayang biarkan punyamu itu didalam sebentar rasanya..enak.ada yang mengganjel didalam”, sambil mencium bibirku mesra sekali dan kami terus ketiduran sambil berpelukan.

Entah berapa lama aku sudah tertidur dan akhirnya aku terbangun karena aku merasakan ada sesuatu yang menghisap hisap -hisap penisku. Ketika kulihat saat kedua mataku terbuka jam dinding kulihat sudah jam 5 pagi dan kulihat pula mamaku sudah berada di bagian bawah lagi asyik mengulum dan mengocok ngocok penisku.

Aku pura-pura masih tidur sambil menikmati kuluman mulut mama dipenisku. Mama mengulum penisku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli. Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari mama mengusap dan membelai batang penisku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang penisku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa. Setelah itu, giliran pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah mama mengusap-usap pangkal pahaku, terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang penisku Tetapi lama-lama tidak tahan juga sehingga mau tak mau pantanku pun mulai kugerakkan naik turun dan yang membuat mama nengok kearahku dan melepas kuluman dipenisku tapi tetap masihmemeganginya.

“Sudah bangun saayaaang” katanya dengan suara lembut.

“Teruuus…maaah…enaaaaakk , kataku dan kembali mamaku mengulum penisku.

Sehingga terlihat penisku keluar masuk mulut mama. Setelah beberapa lama penisku dikulum dan mengurut batang penisku, tiba tiba saja mama lalu melepas penisku. Kini, lidah mama sudah naik menyusuri perutku, menjilat-jilat pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu kananku dengan air liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku.

Ketika Lidanya mulai masuk kedalam mulutku, kugigit sedikit dengan gemas dan Tiba-tiba aku merasa batang penisku belum sempat aku komando lagi sudah langsung mulai masuk kedalam vaginanya yang sudah sangat berlendir itu. Rupanya saat mulutku asyik menikmati lidah dan bibirnya, mama sudah menyodokkan vaginanya masuk kedalam penisku yang memang sudah sangat tegang. Perlahan Mama mulai menekan pantatnya ke bawah dan Blesssss…..batang penisku dengan cepat menerobos masuk kedalam vaginanya yang sudah berlendir itu. Hangat rasanya saat penisku masuk kedalam dinding daging vaginanya .

Mama kemudian melakukan gerakan memompa naik turun diatas tubuhku. Aku merasakan batang penisku seperti diremas-remas pada dinding vaginanya. Akupun menggelepar kenikmatan merasakan saat penisku terus digenjot keluar masuk dengan vaginanya. Dengan posisi seperti itu kami terus berlumatan dan berciuman antara lidah dan bibir sambil terus merlumatan lidah kami didalam mulutku. Sementara pantatnya mama tetap terus tanpa henti  memompa keluar masuk penisku kedalam vaginanya dan tedengar ceplak…cpelok…cplak…cplok antara gesekan penisku dengan vaginanya yang sudah sangat becek.

“Aaaauhhhh….enaaaknya maaahhh” Seruku tanpa sadar karena saking enaknya.

“Enaaak.sayaaaaang” , Tanya mama.

“Teeerruuuuss…maaaaah enaak sekali”,  Tiba-tiba saja mama melepaskan lumatan dimulutku.

Lalu tangan mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta mulai naik turun memompa dan memutar-mutar pantatnya diatas tubuhku seperti penarik dangdut bergoyang atas panggung.

Serrrr..serrr.seeeeerr. batang penisku terasa  ikut terputar seirama dengan putaran pada pantatnya yang terus memutar penisku pada dinding vaginanya.

“Anggghhhh…..aaauuuuuhhhh…maaaaah, aku nggak tahaannn nih….”sambil aku mendesah kenikmatan.

Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan rintihanku, dia tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya seperti gaya ngebor, tapi nafasnya pun sudah begitu cepat. Buah dadanya yang masih terhalang oleh daster satin yang masih dipakainya dan ada dihadapanku juga ikut tergoyanggoyang seirama dengan gerakkan tubuhnya bergoyang diatas tubuhku, langsung saja kuremas remas keduanya dengan tanganku. Sekitar beberapa menit aku terombangambing dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya Ketika mama mulai mengubah posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh mama dan nafas mama kuperhatikan sudah begitu cepat.

“Sayangggg…ceeepaaaat…teken lebih dalam lagiiii….sayanggg”, katanya sambil memeluk punggungku erat erat serta menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga membuat batang penisku terasa sedikit ngilu.

“Ceee.paaaat…..sayangggg”,  serunya lagi dengan nada suara yang cukup keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat-kuat.

Mungkin mama sudah mendekati tanda-tanda akan orgasme, padahal akupun sudah hampir tidak kuat lagi menahan lajunya cairan spemaku yang akan keluar.

“Mamaaa….tahan yaaa maaah”, sahutku seraya kugenjot penisku ke vaginanya sekuat-kuat menekan kedalam untuk beberapa kali.

“Ter..rrruss..saaayang….terruu uus”,  katanya lagi dengan gerakan pinggulnya semakin liar saja.

“Maaah…maaaaaaah…aku gaaaaak…tahaaaaan lagiiiiiii. Teriakku kuat-kuat dan kutekan batang penisku lebih kuat lagi kedalam vaginanya.

Crotttt….crottt…crottt cairan spermaku akhirnya jebol dan menyemprot beberapa kali didalam vaginanya dan mungkin setelah menerima semprotan cairan spermaku yang lumayan banyak membanjiri dasar rahimnya dan mama pun berteriak.

“Sayangggg…anghhhh….auuughhhh….aahhhhh”, teriaknya sambil merangkulkan kedua kakinya kuat-kuat dibagian punggungku dan cengkeraman tangannya pun membuat punggungku terasa sakit.

Tubuh Mama mengejang-ngejang  merasakan saat orgasme datang hingga akhirnya mama diam dan nafasnya mulai  Kembali teratur dan tubuhku jatuh disamping mama. Kami sama-sama kecapaian. Setelah mulai pulih dengan nafas masing-masing  teratur, sambil memelukku mama berkata serasa berbisik dekat telingaku.

“Enaaak..sayanggg?”.

“Enaaak sekali maaaah”, kataku.

“Oh ya sayang  jangan sampai ada yang tahu soal ini ?, hanya kita berdua saja yang tahu”.

“Iya maaaah”.

“Dan satu lagi..”, kata mama sambil memandangku tajam.

“Apa itu Maaah?”. Kemudian batang penisku dipegangnya dengan gengaman tangannya.

“Yang mama pegang ini kamu jangan kasihkan orang lain ya ?”,  sambil memanang tajam kedua mataku.

“Ya, maaahhh…pokonya ini buat mama seorang”, kataku.

“Janji saaaayang”.

“Oh ya Maaahhh ini juga ngak boleh ada yang masukan selain aku”, sahutku sambil kuremas vaginanya kueluskan jariku dibelahan vagina mama yang masih terasa basah oleh bekas noda cairan spermaku.

Akhir nya kami tertawa berbarengan sambil berpelukan diatas ranjang dan saat diberada diyogya sampai hari sabtu dan minggu kami habiskan waktuku diatas ranjang Bersama mamahku dan saat itu mamahku setiap sabtu dan minggu selalu datang mengujungiku ke yogya, walaupun super sibuk sekalipun dia pasti datang untuk mendapatkan kepuasan batin diatas ranjang bersamaku sampai saat ini.

SEKAIN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar