Kamis, 17 Agustus 2023

CERITA SEKS DENGAN ATASANKU

 

Cerita Seks Ngeseks Janda Beranak 3

Hallo penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita yang pastinya sudah ditunggu oleh kalian semua. Cerita kali ini berjudul kisah seks ku dengan seorang janda beranak tiga seperti apa ceritanya langsung saja kita masuk ke bagian ceritanya.

Dimulai saat aku pertama dipindah tugaskan dikantor pusat Jakarta, aku mempunyai atasan seorang wanita yang bernama Bu Heni dan Bu Heni orangnya sangat ramah dan pintar bergaul. Tak terasa baru satu bulan dia menjadi atasanku kami sudah mulai cepat akrab antara bawahan dengan atasan di kantor. Selain atasanku tenyata Bu Heni berstatus seorang janda beranak tiga.

Setiap hari sepulang bekerja aku selalu ditawari pulang bareng Bersama Bu Heni dengan mobil yang dikendarainya dan kebetulan juga kami pulang kerja arah pulangnya sama-sama satu jalur yang sama.

Suatu hari tepatnya hari jumat sore dan besoknya kita libur,  Bu Heni mengajak aku untuk pergi nonton bareng ke bioskop dan sekalian makan malam disebuah restoran. Jam 4 sore setelah pulang kerja kami berdua segera meninggalkan kantor dengan mobil jazz milik Bu Heni untuk  mengantar Bu Heni pulang kerumahnya dulu. Sesampai disebuah komplek perumahan yang cukup sederhana, tampak rumah dengan model minimalis yang terlihat sedikit mewah.

Bu Heni mengajak aku masuk dulu ke dalam rumahnya. Terlihat parabotan-prabotan yang mewah  ada didalam rumahnya tersusun sangat rapi sekali dan juga suasana sepi tanpa ada orang satu pun yang tinggal disana.

“Kok sepi ya Bu, emak anak-anak ngak pada dirumah?”, tanyaku pada Bu Heni.

“Lah emang sepi Andre, soalnya aku disini tinggal sendiri disini dan anak-anak tinggal dibogor, jadi kalau pas libur kerja aku pulang ke Bogor”.

“Ooo…jadi kesepian dong Bu kalau gitu”, godaku ke Bu Heni.

“Ngak sih sekarang kan ada kamu jadi kita bisa ngobrol-ngobrol”, mendengar perkataan itu hati berbicara nobrol-ngobrol diatas ranjang hehehe.

Setelah menunggu Bu Heni mandi dan aku juga mandi dikamar mandi yang ada dibelakang. Malamnya kulihat penampilan Bu Heni terlihat sangat seksi dan anggun dengan kemeja satin berwarna putih dan rok hitam yang sangat longgar dengan pot bagian bawah seatas lutut.

“Astaga Bu, ibu terlihat seksi dan penampilan seperti itu dan terlihat seperti ABG aja”.

“Ah, kamu pakai merayu segala”.

“Bener lho Bu, masak Andre bohong”.

“Ya udah sekarang kita berangkat cari makan”, Mobil Jazz putih milik Bu Heni langsung aku gas menuju ketempat restoran yang sudah dipesan.

Selesai menyantap makan malam disebuah restoran, Bu Heni mengajak aku untuk lanjut nonton keacara midnight show disebuah Bioskop yang ada disebuah Mall dijakarta. kami segera antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu kira-kira 1 jam yang kami habiskan untuk berbicara satu sama lain.

 

 

 

Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks sedikit dan respon beliau sangat antusias sekali. Tepat pukul 19.00, petunjukan film akan segera dimulai dan kami segera masuk ke dalam dan mengarah ke belakang kiri, posisi duduk favorit buat pasangan yang sedang dimabuk cinta.

Pertunjukan belum dimulai aku beranikan diri untuk merangkul Bu Heni sekalian membelai kepalanya dengan membisikkan kata-kata.

“Bu ?”, kataku.

“Apa Andre?”.

“Selama ini apa Ibu tidak kesepian tinggal sendiri dirumah sebagus itu tanpa anak-anak dan pendamping hidup”, sedikit aku buka pembicaraan tentang dirinya.

“Ya kalau kesepian jelas Andre, tapi karena kerjaan kantor yang selalu menumpuk jadi kesepian itu hilang sendiri”.

“Lah kenapa Ibu ngak cari pendamping hidup lagi, apalagi tiga anak-anak ibu pasti butuh sosok ayah”. Kataku.

“Anak-anak sudah tumbuh dewasa dan aku juga sudah mulai menua, mendingan dipikir belakangan saja”.

“Tapi ibu pasti kesepian lho”, sambil kupegang erat gengaman tanganya.

“Kan ada kamu Andre”, sambil kupandang kedua matanya.

Kuberanikan diriku untuk mencium bibirnya dan respon Bu Heni bukan menolak atau menaparku karena sikap kurang ajarku terhadap atasanku ini, sembari aku rangkul tubuhnya.

Film sudah mulai main sedangakan kami berdua saling berciuman antara bibir dan lidah sampai napasnya terasa tersengal-sengal.

“Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.” Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop dan mengajak Bu Heni untuk segera untuk pulang kerumahnya.

Tampak Bu Heni mengikuti apa saja apa perkataanku itu dan langsung kami segera pulang, Sepanjang perjalanan tanganku sambil menyetir mobil dengan satu tangan dengan mahir meremas-remas buah dadanya sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke bagian bawah vagina dengan segera Bu Heni menghalangi tanganku sambil berkata.

“Andre Jangan di sini dong, kamu focus ke depan sambil nyetir”.

Sesampainya dirumahnya mobil langsung kumasukan kedalam garasi dan menguci pagar rumahnya dan Bu Heni langsung segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Begitu semuanya terlihat aman, aku segera masuk kedalam rumah dan menguci Kembali pintu rumahnya. Saat berjalan kedalam rumah aku segera memanggilnya.

“Bu….Heniiii….dimana?”.

“Aku dikamar Andre, masuk aja”, Begitu masuk dalam kamarnya terlihat Bu Heni sedang berdiri didepan cermin  meja rias dan sudah mengganti bajunya dengan baju tidur model daster satin berwarna merah muda yang terlihat sangat seksi.

Kupeluk dari belakang tubuhnya sambil kucium bagian lehernya dengan sangat lembut sambil kuremas-remas buah dadanya yang sudah tidak ada penghalangnya lagi. Kuremas sambil kumainkan kedua putting susunya yang terlihat sangat menonjol menjeplak sangat besar sekali seperti biji buah salak.

“Andreee, kamu kok pintar sekali sih bikin aku merangsang, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal seperti kamu”.

Tanpa menjawab perkataanya lagi, langsung saja kujilati bagian lehernya mulai dari belakang hingga ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya aku buka satu persatu yang baju dan celanaku sendiri yang menempel di badanku hingga aku bugil total.

Batang penisku yang sudah menegang itu kuselipkan dibagian belahan pantatnya masuk kedalam terselip dengan kain satin dasternya yang terasa sangat licin itu dengan posisi berdiri, rupanya Bu Heni sudah tidak memakai celana dalam lagi didalamnya karena kurasakan saat kugesek-gesekan penisku disana aku tidak merasakan ada kain penghalang segitiganya, hanya kurasakan kain satin yang licin mengesek-gesekan penisku.

Kucium dan kujilat bagian kuping dan lehernya sambil terus kuremas-remas kedua buah dadanya sambil terus penisku aku gesek-gesekan dibagian pantatnya hingga menembus bagian bibir vaginanya.

“Ounghhhh….”, aku mendesah kenikmatan saat penisku terus merasakan licinya kain satin daster yang dipakai Bu Heni hingga cairan bening yang keluar dari lubang penisku membasahi kain satin dastrernya.

“Gimana enak Andre, kamu suka ya”,  kataku melihat aku sedikit mendesah.

“Ya Bu….bikin ketagihan”.

Kemudian tubuhku didorong berjalan kebelakang mengarah kesebuah ranjang yang sangat besar dan empuk dengan cepat pelukanku dilepasnya dan aku terjatuh terlentang diatas ranjang dengan sangat rakus dijilatinya langsung penisku yang merah itu dengan mulutnya.

“Ounghhh…..Bu…..enak bangeetttt…..”. Ternyata Bu Heni selama ini yang aku kenal sosok yang sangat alim dan pendiam  rupanya sangat lihai sekali untuk urusan ranjang.

Dalam hitungan menit posisi kami sudah berubah 69 saling menjilat antara vagina dan penis. Bagian vagina Bu Heni yang  merekah, tampak bulu-bulu yang ada disekitar vaginanya sudah bersih dicukur habis. 5 Menit, berlalu mendadak terdengar suara desahan Panjang dan diiringi tubuh yang mengejang-ngejang.

“Andeeeee….anghhhh…..ahhhhh, aku mau keluaarr..”, tubuhnya yang berada diatas dan menidih tubuhku sambil tubuhnya mengejang-ngejang dan vaginanya yang terus kujilat dan kusedot bagian klistorinya sudah basah oleh cairan orgasme yang keluar berupa lendir yang memberitahu kalau Bu Heni sudah mencapai orgasme.

Selang 4 Menit Bu Heni orgasme kemudian aku segera menyusul akan segera muncrat cairan spermaku dan dengan cepat kucabut penisku  dari dalam mulutnya, kemudian kudorong tubuhnya yang berada diatasku dan jatuh terlentang diatas ranjang dan dengan cepat aku segera menidih tubuhnya sambil aku gesek-gesekan penisku diatas perutnya sambil kupeluk menidih tubuhnya.

“Bu, aku mau keluar..”.

“Lho kenapa ngak didalam mulutku saja kan biar nikmat”, kata Bu Heni.

Belum sempat kujawab keburu keluar cairan spemaku “Crot.. crot.. crot..” tubuhku kemudian mengejang-ngejang dan aku mendesah kuat saat cairan spermaku keluar membasahi kain satin daster Bu Heni.

Setelah itu kami pun beristirahat masih posisi aku mendidih tubuh Bu Heni yang terlentang diatas ranjang.

“Kenapa ngak dikeluari didalam mulut sih Andre”, sambil dikomplin sama Bu Heni.

“Ngak papa kok Bu, aku pingin keluarnya dikain satin daster Bu Heni biar lebih nikmat”, kataku.

“Kan lebih nikmat didalam mulut”, tanpa kujawab langsung kucium lagi bibirnya.

Aku terbaring lemas disamping Bu Heni dan kuambil beberapa tissue yang ada disamping ranjang dan kubersihkan cairan spermaku yang menodai kain satin dasternya. Kami berdua istirahat sebentar sambil ngobrol-ngobrol diatas ranjang sambil tangan Bu Heni kembali mengocok-kocok peniksu yang tampak terliahat loyo itu. Tidak lama setelahnya penisku menegang lagi tanpa banyak dikomando lagi Bu Heni segara naik keatas tubuhku dan dituntun segera penisku itu ke dalam lubang vaginanya.

Tanpa pemanasan lagi dengan cara menggosokkan penisku ke lubang vaginanya, perlahan penisku mulai masuk sedikit demi sedikit dan akhirnya Blessss semua batang penisku terbenam masuk kedalam vaginanya dibarengi desahan kecil Bu Heni.

“Unghhhhh……”, didiamkan sebentar penisku yang sudah masuk kedalam dasar rahimnya.

Kedua tangganku segera mengenggam kedua buah dadanya yang masih terhalang kain satin dasternya itu, sesekali ujung putting susunya yang terlihat menjeplak itu aku sedot dan aku gigit sambil kuhisap-hisap. Gerakan demi gerakan penisku yang keluar masuk lubang vaginanya mulai kurasakan sangat nikmat sekali dan terasa masih rapat walaupun sudah mengelurkan 3 orang anak.

Bu Heni mulai bergoyang naik turun diatas tubuhku dengan Gerakan pelan hingga Gerakan mulai dipercepat. Cplak-cpok suara gesekan penisku dengan vaginanya becampur cairan lendir menjadi satu. Tenyata memang benar-benar liar juga Bu Heni untuk urusan yang satu ini, Gerakan memutar-mutar, maju mundur membuat penisku seperti baling-baling. Desahan kami berdua untuk mencari pucak kenikmatan semakin terdengar sangat keras bercampur suara gesekan cairan yang keluar dari dalam vaginanya yang menggesek penisku.

Puncaknya ketika Bu Heni memanggil namaku, “Andreeee.. anghhhh…Andreeee aku… mau keluar..”, Akhirnya tubuhnya Kembali mengejang-ngejang diatas tubuhku yang kedua kalinya dan saat bersamaan itu juga saat Bu heni orgasme sembari mengekang pantatku dan menekannya kuat-kuat penisku masuk lebih dalam vaginanya tak berselang lama aku pun juga merasakan hal yang sama seperti Bu Heni rasakan dan tidak bisa kutahan lagi karena cairan spermaku itu agar segera keluar .

“Bu….Heni….anghhh….ahhh…ahhh  akum au keluar Bu” ucapku.

Karena sudah keburu keluar aku terlambat untuk mencabutnya karena posisi Bu Heni berada diatasku jadi aku hanya pasrah mengeluarkan cairan spermaku didalam vaginanya.

“Ounghhhh, Bu.. kamu hebat..sekali  meskipun sudah punya 3 anak tapi bikin cepat aku keluar”, ucapku sembari memujinya.

“Makasih Ya, Andre…malam ini sudah bikin aku 2 kali orgasme dan sudah lama aku tidak merasakan seperti ini”, sambil masih posisi Bu heni diatas tubuhku dan penisku masih menancap didalam vaginanya kami Kembali berciuman.

“Maaf Bu, aku keluari didalam”, kucium lagi bibirnya.

“Ngak papa Andre, ngak usah takut santai aja” dan kemudian Bu Heni Kembali menciumku dan kami saling berlumatan.

Akhirnya malam itu kuhabiskan untuk mengulangi hingga 3 kali Bersama Bu Heni diatas ranjang kamarnya. Noda keringat dan sperma bercampur menjadi satu diatas ranjang demi mencari puncak kenikmatan. Sejak itulah Kami berpacaran antara atasan dan bawahan tapi belum sampai menjuju kejenjang serius karena masih saling menikmati seks bebas bedua dirumah Bu Heni hingga saat ini.

 

CERITA SEKS DENGAN TEMAN KANTOR

Nikmatnya Tubuh seroang Janda Berjilbab beranak satu


Hallo penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita yang pastinya sudah ditunggu oleh kalian semua. Cerita kali ini berjudul nikmatnya tubuh seorang janda berjilbab beranak satu seperti apa ceritanya langsung saja kita masuk ke bagian ceritanya biar seru dan selamat menikmati.

Sebut saja Mbak Nana, seperti itulah biasa aku memanggilnya, dia adalah teman sekantorku dan bersebalahan denganku dan dia seorang janda beranak 1 dan belum memiliki pasangan hingga sekarang dan usianya kira-kira 4 tahun lebih tua dariku. Wajahnya sih terlihat biasa saja, tapi walaupun dia janda beranak 1 tapi masih memiliki tubuhnya yang tidak terlalu gemuk dan berkulit putih. Setiap hari bekerja dikantor dia selalu menggunakan kerudung (jilbab) hampir koleksi hijabnya rata-rata berkain satin. kain yang sangat mengkilap dan terlihat anggun, inilah awal ketertarikanku pada sosok dirinya.

Perlu diketahui setiap melihat sosoknya yang berhijab kain satin aku kadang-kadang selalu berfantasi saat melakukan onani dirumah selalu merasakan kehangatan tubuhnya diatas ranjang sedang memakai hijab kain satin.

Apalagi sebagai seorang janda beranak 1 dan sudah lama tidak dijamak oleh seorang laki-laki pasti dia sangat kesepian dan butuh kehangatan belaian seorang dari sosok pria seperti ku saat ini. Setiap hari kuperhatikan dari caranya bicaranya dan tingkah lakunya tampaknya dia tertarik pada diriku. Hal ini kuketahui saat dikantor dari pandangannya padaku dan cara dia memperlakukanku, Terkadang ia memandangiku dan berusaha memegang tanganku bila sedang ngobrol berdua dengannya.

Sebagai seorang lelaki normal aku senang sekali diperlakuan seperti itu, apalagi kalau kita becanda dikantor kami selalu becanda dengan candaan yang sudah diabang wajar dengan menyentuh-nyentuh bagian yang sesitif.  semakin hari aku dan Nana semakin dekat, dari mulai makan siang bareng hingga saat pulang dari kantor selalu pulang bareng, kadang saat mengantarnya pulang saat beboncengan dengan motor, Nana selalu rapat memeluk tubuhku dari belakang, bahkan setelah mau pamit untuk berpisah pulang kerumah tak jarang kami tak segan-segan untuk mencium pipi bahkan bibir.

Suatu hari Mbak Nana tidak masuk kerja karena lagi sakit, kebetulan ada beberapa surat yang harus ditandatanagi saat itu, dengan terpaksa aku harus menemuinya karena bersifat urgent dan penting. Pagi itu jam 7 pagi sebelum berangkat kekantoraku aku menghubungi Nana bahwa aku akan mampir kerumahnya. Singkat cerita aku meluncur menuju rumahnya.

Sesampai depan rumahnya alu langsung masuk dan mengetuk pintu rumahnya beberapa kali, kemudian pintu rumah terbuka dan muncul seorang anak prempuan mengenakan seragam smp, ternyata ia anak mbak Nana.

“Selamat pagi Dik, mama ada?”, kataku sambil tersenyum.

“Ada, om ini om Andre ya?”.

“Iya dik”.

“Silakhan masuk om…”, sapanya sambil mempersilahkan aku masuk.

“Ada om, mama sedang di kamar, sebentar ya aku panggilkan dulu”,  jawabnya,

Kemudian anak itu melangkah menuju kamar mamahnya dan berteriak “maa…., ada tamu tuh dari kantor…ada om Andre”.

Ku lihat pintu kamar terbuka dan muncullah sosok Mbak Nana, terlihat wajahnya tampak berbeda yang biasa memakai hijab dan pakaian tertutup tapi saat itu dia tidak memakai hijab dengan rambutnya yang Panjang disanggul, tampak raut wajahnya sedikit sayu. Pagi itu Mbak Nana hanya mengenakan kimono berkain satin warna pink bermotif bunga-bunga sakura.

“Ma, aku berangkat sekolah dulu ya…” ujar anaknya sambil mencium tangan mamanya

“Ya…, hati-hati sayang di jalan, sekalian  salam dulu sama om Andre”, Kata Mbak Nana terhadap anaknya.

Anak Mbak Nana lalu menghampiriku dan berpamitan sambil mencium tanganku, “Om pamit dulu ya”.

“Ya…Hati-hari dijalan”, ujarku singkat.

Lalu anak Mbak Nana berlalu meninggalkan kami berdua, otakku mulai sedikit kotor membayangkan tubuh Mbak Nana yang terbungkus kimono satin seperti piyama itu dan apalagi kebetulan anaknya pergi kesekolah, jadi aku bisa bermesraan dengan mamanya. namun aku berusaha menahan diri dan berkata

“Gimana Mbak, udah enakan sekarang? maaf ya aku mengganggu bentar, soalnya mau minta tanda tangan dan hari ini harus segera diserahkan”.

“Ya..lumayan deh, tapi masih sedikit pusing, mana berkasnya biar aku tandatangani”, jawab Mbak Nana sambil berjalan kearahku.

Kami duduk berhadapan dikursi sofa kamar tamu, kemudian ia mengambil berkas yang aku sodorkan lalu mulai menandatanganinya. Karena posisi Mbak nana agak menunduk, maka dengan jelas aku dapat melihat belahan dadanya dari sela-sela belahan kimononya yang longgar itu dan ternyata pagi itu Mbak Nana sudah tidak memakai bra lagi didalamnya karena jelas sekali kedua puting buah dadanya tampak menonjol menjeplak dikain satin kimononya.

Aku menatapnya tanpa berkedip melihat bentuk putting susunya seperti tonjolan kecil, ukurannya memang tidak besar tapi bentuknya terlihat masih kencang dan terasa sangat menantang untuk siap dihisap dan diraba.

“Andre…, kamu lagi liatin apa?”, ujar Mbak Nana mengagetkan lamunanku.

“Eh nggak kok, aku sedang memperhatikan tanda tanganmu…kok mbak”, aku sedikit mengelak.

“Lihat tanda tangan atau lihat dadaku?” kata nya sambil kemudian tersenyum kepadaku.

“Hehehe…, lihat itu…kok Mbak, habis pagi-pagi gini sudah disugguhi pemandangan dua buah gunung kembar yang sudah tidak ada bungkusnya, sayang kalau aku lewatkannya…”, candaku sambil mencubit tangganya.

“Dasar laki-laki kalau dikasih lihat dikit jadi penasaran,  nih sudah selesai…tanda tanganya”, ujar Mbak Nana sambil menyodorkan kembali berkas-berkas surat itu kepadaku.

“Ok Mbak, aku langsung ke kantor dulu ya…” kataku pura-pura memancing untuk segera berangkat ke kantor sambil memasukan berkas-berkas surat yang sudah ditandatangani masuk kedalam tas.

“Ngapai buru-buru Andre, kamu kan baru saja datang…, lagian aku mau minta tolong sedikit nih boleh ngak”…jawab Mbak Nana sambil bergerak mendekatiku dan memegang tanganku.

“Bantu apa nih Mbak”.

“Tolong Andre bisa pijitin bentar bagian  badanku yang pegal-pegal…dari kemarin sakit dan tiduran dikamar semua jadi sakit badanku ini. Pijat sebentar aja..ya Andre” pinta Mbak Nana sambil menarik tanganku dan bergerak menuju kamarnya.

Aku hanya diam saja dan menurut apa yang perintahkan Mbak nana.  Sesampai di kamar bukanya aku disuruh mulai memijat tubuhnya tapi melainan dengan posisi berdiri Mbak Nana menarik bagian pinggangku sehingga posisi kami saling berhadap-hadapan dengan jarak yang sangat dekat, wajahnya berada sangat dekat dengan wajahku lalu kemudian Mbak Nana berkata.

“Andre aku kangen banget sama kamu, tiap malam aku selalu membayangimu”, kemudian   bibirnya tiba tiba mencium bibirku.

“Mbak kok sama ya”, tangan Mbak Nana langsung memegang bagian belakang kepalaku dan menariknya seakan menyuruhku untuk terus mengulum bibirnya saat kita sama-sama bercuiman.

Lidahnya dan bibir kami sudah saling bermain-main di mulut membuat nafsuku pagi itu sudah benar-benar naik. Kemudian aku menarik bibirku dan melepas ciumanku, lalu aku berkata

“Katanya mau pijit…kok malah ngajak cipokan?” aku Kembali becanda.

“Habis aku aku kangen banget Andre sama kamu, lagian kita kan jarang-jarang berduaan seperti ini dan aku butuh sosok laki-laki seperti mu”, ujarnya.

Dengan masih posisi berdiri saling berhadapan Kemudian kuremas-remas buah dadanya dari luar kimononya.

“Andre dari pada tadi kamu ngintip sekarang kamu pegang saja sepuasnya kalau kamu suka?…” katanya sambil meremas-remas tanganku yang lagi meremas buah dadanya.

Tangan kananku meremas-remas buah dada kanannya dan mulutku menghisap puting susunya yang menonjol itu, kucium dan kusedot-sedot ya dengan sangat bernafsu, sementara tangan kiriku mulai bergerak meremas-remas bongkahan pantatnya.

“Unghhhhh…..sedot yang kuat Andreee…..aahhhh…”, Mbak Nana sedikit merintih ketika aku menghisap puting susunya.

Kemudian tangan Mbak Nana mulai bergerak mencari-cari retsleting celanaku dan membukanya lalu dengan cepat melepaskan ikat pinggangku hingga  celanaku jatuh kelantai.  Dengan cepat tanpa dikomondao lagi celana dalamku sudah ikut terlepas juga, otomatis batang penisku yang sudah tegang itu langsung menyembul.

Mbak Nana  merubah posisinya menjadi duduk berjongkok dihadapanku, kemudian kepala penisku dijilat dan dihisapnya dengan rakusnya.

“Anghhhhh….ungggg….Mbakk…..enak banget sayang”, aku melenguh kenikmatan.

Sambil berjongkok Mbak Nana terus mengulum dan menghisap-hisap penisku, sambil tangannya meremas-remas pantatku, aku paham sekali sebagai seorang janda dia sangat merindukan penisku ini. Jilatan dan hisapannya membuat nafsuku makin tak terbendung.

Kemudian aku angkat tubuhnya untuk berdiri dan langsung kurebahkan di atas ranjang kamarnya dan kulepas celana dalamnya tanpa melepas kimononya, kini kami bergulat dengan posisi 69, Mbak Nana posisi berada dibawah sedang terus mengulum dan menghisap penisku, sedangkan aku diatas tubuhnya juga terus kujilati bibir vaginanya dan klitoris dengan lidahku sambil kusedot-sedot.

“Anghhhh…aahhhh..anghhhh”, desahan Mba Nana semakin keras ketika kujilati labianya yang sudah amat basah dan berdenyut-denyut, pantatnya bergelinjang kian kemari.

Kusedot semakin kuat bagian klistorinya dan lubang vaginanya dan makin kerasnya desahan Mbak Nana, Tak lama kemudian,

“Aaaahhh….aaghh….oohhhh… Andreeeee…..”, rupanya Mbak Nana sudah mendapatkan orgasme pertamanya dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat sekali, kurasakan cairan lendirnya keluar dari lubang vaginanya dan kujilati terus dan terus sehingga tidak ada yang tersisa.

Begitu Mbak Nana mulai terkulai lemas posisi ada dibawahku, aku segera berbalik dengan posisi batang penisku mengarah kelubang vaginanya. Kulihat lubang vaginanya sudah basah oleh sisa cairan lendir yang baru saja orgasme. Kugesek-gesekan perlahan kepala peniksu dibibir ujung vaginanya kemudian Mbak Nana sedikit menggelinjang-gelinjang seolah tak sabar untuk merasakan batang penisku masuk ke lubang vaginhanya.

“Ayo dong Andreee….tunggu apa lagi…masukan sekarang jangan digesek-gesek aja”.

Perlahan kugesek-gesekan dan kumasukan penisku kelubang vaginanya, Blesssss….karena sudah sangat basah sekali lubang vaginanya tanpa ada hambatan batang penisku langsung menerobos masuk hingga kedasar rahimnya yang paling dalam.

“Anghhhh….unggggg….Andree…..anghhhh”, begitu penisku masuk.

Perlahan mulai aku gerakankan dengan sedikit kupompa keluar masuk batang penisku dilubang  vaginanya dan desahan Mbak Nana mulai merintih-rintih merasakan kenikmatan yang sekian lama tidak pernah dirasakannya selama dia menjanda, pantatnya bergoyang-goyang bergerak mengikuti irama permainan dan tusukan keluar masuk penisku ke dalam vaginanya.

Beberapa saat kami bercinta dalam posisi missionari ini, vaginanya masih terasa seret juga walaupun dia sudah memiliki satu anak, namun jepitan lubang vaginanya masih terasa kuat mencengkram batang penisku yang berukuran sedang, tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil seperti rata-rata ukuran kemaluan orang indonesia. bahkan vaginanya  terasa dapat memijit-mijit batang penisku,  sehingga penisku serasa diperas oleh didinding vaginanya.

Kemudian aku merubah posisi bercinta ini menjadi doggy style, kumasukkan penisku ke vaginanya dari arah belakang sambil meremas-remas pantatnya. Dalam posisi ini aku merasakan kenikmatan yang lebih dahsyat, mungkin dikarenakan dalam posisi ini vagina ratna lebih menjepit batang penisku dibanding posisi missionary. Mbak Nana terus menggerakan pingulnya kedepan dan kebelakang, buah dadanya bergantung dan sesekali aku meremas dengan tanganku dari luar kimononya.

“Ooouugghhh….aaahhhh…terus….Andreee….aku sudah mau keluar….lagi”, desahan dan rintihan Mbak Nana semakin menjadi membuat aku semakin bernafsu dan mempercepat irama kocokanku…keluar masuk penisku ke vaginanya.

”Cplak celok…plok…plok…” suara selangkanganku yang beradu dengan pantatnya seiring gerakan pompaanku yang terus bergerak maju mundur.

“Anghhh….aaaahhh…enak sekali Mbak, punyamu bikin ketagihan”,  aku mulai meracau merasakan sesuatu yang terasa ada menjalar seolah akan meledak di ujung kepala penisku.

Kemudian dengan cepat  kurubah lagi posisiku, kubalikan lagi tubuhnya terlentang dibawah dan aku diatas dengan posisi missionary, kedua kakinya mulai menyilang diatas tubuhku seakan-akan tidak boleh terlepas penisku didalam vaginanya, dalam posisi ini vaginanya terasa sangat rapet sekali, tanganku meremas-remas kedua buah dadanya yang masih terhalang kain satin kimononya, bibirku mengulum bibirnya dan menyedot-nyedot lidahnya…, tusukanku semakin kupercepat dan rasanya ujung kepala penisku kutekan hingga mentok di dasar rahimnya,

Desahan Mbak Nana semakin tidak henti-hentinya terus mendesah kenikmatan merasakan gesekan batang penisku yang bergerak keluar masuk lubang vaginanya.

“Anghhh….ahhhh…aaahhhh….aahhh….Andreee….sayang….aku sedikit lagi mau keluar…lagiiii”, Mbak Nana semaikin kuat menyilankan kedua kakinya menjepit tubuhku serta menggoyang pantat dan pinggulnya berlawanan dengan gerakan tusukan batang penisku didalam vaginanya. Dan beberapa saat kemudian aku juga merasa cairan spermaku sudah akan segera keluar dan sudah tidak dapat ku tahan lagi menahan lahar yang akan kusemburkan kedalam vaginanya.

Crottt…crottt…crottt, cairan spermaku keluar sangat banyak sekali didalam vaginanya dan seluruh tubuhku teras mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar dari lubang penisku.

“Ounggghhhh…oooohhhh…anghhh….aku keluar Mbak…anghhh….aahhhhh…”, batang penisku ditancapkan lebih dalam lagi oleh Mbak Nana dengan kedua kakinya yang menyilang ditubuhku.

Saat aku orgasme Mbak Nana pun merintih merasakan kenikmatan yang kedua kalinya merasakan orgasme. Tumpahan lahar cairan spermaku membanjiri didasar rahimnya hingga meleleh keluar jatuh diatas kain sperai ranjangnya.

“Andreee…anghhhh…nikmat sekali rasanya….Andre..”, Akupun segera memeluknya erat-erat dan tak merubah posisiku untuk beberapa saat.

Batang penisku masih tertancap didalam vaginanya dan berkedutan melepas sisa-sisa cairan spermaku dari dalam penisku, setelah beberapa saat akupun melepaskan pelukanku dan berbaring disisinya.

“Makasih ya…Andre….aku benar-benar puas hari ini, udah lama aku tidak merasakan permainan seperti ini”, bisik Mbak Nana perlahan ditelingaku.

Kemudian ia memelukku dari samping dan kepalanya bersandar di dadaku…, kamipun terdiam sesaat…seolah terhanyut oleh lamunan kami masing-masing. Jujur saat ini aku sangat puas bisa melakukan hubungan seks dengan Mbak Nana janda beranak satu ini. Dan sejak itulah kami jadian menjadi sepasang kekasih demi mencari kepuasan diatas ranjang.

TAMAT


Minggu, 06 Agustus 2023

KENIKAMATAN DENGAN TANTE LINDA

 

KENIKMATAN DAN KEPUASAN DENGAN TANTE LINDA SAAT OM TUGAS DILUAR KOTA

By, penikmat satin, 7 Agutus 2023


Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku pertualangan seks dengan Tante Linda diatas ranjang kamarnya saat suaminya sedang dinas keluar pulau untuk beberapa minggu lamanya. Pagi itu aku sudah ada janji untuk menjaga rumah tante Linda saat suaminya bertugas diluar pulau.

Tante Linda mempunyai dua orang anak perempuan yang sudah duduk dibangku SMP dan SMA. Diusianya sudah tidak muda lagi tapi tubuh Tante Linda masih terlihat langsing karena dia sangat rajin berolah raga. Sejak pindah dari jakarta, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Linda, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.

Setiap aku berada di rumah tante Linda aku merasa seperti berada di sebuah surga kenikmatan. Karena disana ada seorang tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju seksi dan transparan kalau di rumah.

Hari Senin pagi karena aku sudah janji pada Tante Linda, pagi itu aku langsung OTW kerumah Tante Linda dengan  motorku. Setelah sampai di rumahnya aku Langsung memarkir motor digarasi teras rumah. Sepertinya kedua anak tante Linda masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Linda juga belum siap untuk berangkat kerja juga.

“Selamat pagi semuanya” aku ucapkan sapaan saat bertemu mereka bertiga lagi sarapan pagi.

“Pagi, Mas Hendrik”. Semua menyapaku.

“Lho Drik kok tumben pagi-pagi sudah datang?” Tante Linda menyapaku.

“Iya nih Tante takut terlambat saja kan Tante sudah janji datangnya kalau bisa agak pagi”, kujawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.

“Drik, tolong antar anak-anaku ke sekolah dulu ya, soalnya  Tante belum mandi. Kunci mobil ada dimeja TV”.

“SIAP Tante” jawabku singkat.

Pagi itu Tante Linda terlihat sangat seksi sekali dengan masih memakai baju tidur model daster dari bahan satin yang terlihat sangat licin yang membuat aku jadi bergairah melihatnya.

Selesai mengantar kedua anak Tante Linda. Kupacu mobil Kembali kerumah Tante Linda. Setelah aku parkir mobilnya dan aku langsung masuk menuju meja makan, lalu menyantap sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh Tante Linda. Saat lagi menyantap sarapan pagi saat Tante Linda masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras dan saat hening tak lama ada suara desahan kecil dari dalam kamar mandi. Karena  aku mulai curiga dan aku hentikan sarapanku dan langsung menuju pintu kamar mandi.

Saat kulihat dari lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci, Di depanku ternyata tampak jelas pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Linda tanpa ada sehelai benang yang menutupi. Ternyata tante Linda sedang masturbasi dengan tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus buah dadanya bergantian kiri dan kanan.

Terdengar suara desahan lirih, “anghhhh…ohh…aghhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke dalam vaginanya. Rupanya tante Linda butuh sosok laki-laki untuk memenuhi kebutuhan biologinya diranjang saat suaminya pergi tugas keluar kota. Saat Tante Linda sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air lagi ke tubuhnya dan begitu selesai mandi aku cepat-cepat langsung pergi ke ruang keluarga dan pura-pura menyalakan televisi.

Aku hilangkan pikiran-pikiran kotorku yang ada di otakku, tapi tidak bisa juga karena bayangan kemolekan tubuh Tante Linda yang membuatku aku tidak bisa menghilangkanya dari pikiranku ini. Karena sudah bergairah sekali saat nonton TV, tangan kanan ku aku masukan kedalam celanaku untuk sekedar menyalurkan gairahku dengan cara aku kocok-kocok batang kontolku yang sudah sangat tegang itu.

Tiba-tiba Tante Linda meneggurku “Lho Drik, kamu lagi ngapai pakai tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo pagi-pagi sudah ngebayangin siapa?”.  Tiba-tiba suara itu mengagetkan aku.

“Kamu ini Drik-drik,  pagi-pagi sudah begitu. Mikir siapa sih, kalau memang pingin nanti malam saja, kan enak ada lawannya”,  Celetuk tante Linda sambil berjalam dari kamar mandi masuk kedalam kamar.

Aku agak kaget mendengar Tante Linda ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar clotehnya saja. Setelah tante Linda berangkat kerja mengendarai mobil, dirumah aku tinggal sendirian di rumahnya yang sudah sangat sepi. Karena tadi aku belum sempat mentutaskan gairahku dengan cara aku kocok batang kontolku lalu aku pergi masuk kedalam kamar Tante Linda dan kucari baju tidur yang tadi dipakainya. Ternyata baju itu sudah ada di atas ranjang kamarnya yang lupa belum ditaruh tempat centelan baju yang ada dibalik pintu. 

Melihat itu aku langsung membuka celanaku dan langsung naik keatas ranjang milik Tante Linda dan langsung aku kocok-kocok batang kontolku dengan daster satin yang licin itu sambil membayangkan tubuh Tante Linda yang sedang bercinta denganku. Setelah cairan spemaku keluar sedikit membasahi kain satin daster Tante Linda, aku langsung tertidur.

Saat lagi pulas tertidur tiba-tiba aku terbangun dan langsung terkejut, karena tante Linda sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang batang kontolku yang masih terbuka karena saat lagi onani aku lupa memakai celanaku karena langsug tertidur pulas.

“Waduh, maaf-maaf tante. Hendrik sudah berani masuk kekamar Tante”, sambil pelan-pelan Tante Linda  melepaskan pegangannya dari batang kontolku yang sudah menegang lagi.

“Ngak papa Drik, pasti tadi pagi kamu membayangkan Tantekan pas aku pakai baju tidur ini kan”. Sambil mengambil baju tidur nya yang masih menutupi bagian batang kontolku.

“Iya Tante, sekali lagi maaf Tante aku sudah berani lancang dan sudah menodai baju tidur Tante”.

“Ngak papa kok drik, santai saja, tante paham kok gairah anak muda seperti mu”.

“Lho kok Tante jam segini sudah pulang?”, tanyaku.

“Tante tadi minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.

“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan posisi kamu sudah tidak memakai celana dan hanya ditutupi baju tidur punyaku. Tante penasaran dan pingin pegang punya kamu. Dan ternyata punya kamu lumayan besar juga”.

“Sekali lagi maaf ya Tante sudah berani-beraninya aku melakukan onani pakai baju tidur Tante”.

“Sudahlah Drik, gak pa pa kok, lagian kalau kamu mau, kamu bisa puasi tante sekarang, soalnya sudah beberapa hari semenjak ayahnya anak-anak keluar kota Tante pingin sekali dimasukan barang seperti punya kamu sekarang”. Kedua mata Tante Linda terus memanadangku.

“Ya, Tante Hendrik paham makanya tadi pagi saat aku lagi sarapan ada suara desahan dari kamar mandi terus aku intip aja ternyata Tante lagi masturbasi di kamar mandi”, kataku dengan sejujurnya.

“Lho, jadi kamu..tadi kamu intip aku”.

“Iya, Tante tadi Hendrik ngintip tante karena ada suara desahan dari dalam kamar mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?”.

Kemudian Tante Linda hanya diam saja, Lalu tante bangun dari sampingku dan mengambil baju tidur yang menutupi batang kontolku yang sudah menegang lagi. Didepan meja rias Tante Linda melepas blaser dan mengurai rambutnya sambil melepas baju kemeja kerjanya, sehingga sekarang terpampang tubuh tante Linda sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang batang kontolku. Kemudian Bra dan Celana dalam berwarna hitam juga ikut dilepas dari tubuhnya, lalu tante Linda memakai baju tidur satin yang tadi aku pakai buat onani dan setelah itu dia berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah melihatnya.

“Aku tahu ini yang kamu inginkan kan dari Tante kan Drik..?” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua buah dadanya yang jelas sekali terlihat kedua putting susunya tampak menonjol menjeplak kain satin dasternya.

“Emm.., nggak kok tante. Maafin Hendrik ya….yang sudah berani lancang terhadap Tante.” Aku semakin salah tingkah tapi inilah fantasi yang aku inginkan dari Tante Linda.

“Sekarang puasi Tante Hendrik, kamu mau apai Tante terserah kamu yang penting kamu puas dan juga harus buat Tante puas diatas ranjang”.

Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku. Langsung aku kecup kedua putting susunya yang menjeplak diluar daster satin secara bergantian kiri dan kanan dengan rakusnya aku menyedot kedua putting susu itu.

Tampak terlihat jelas sekali ada bekas noda spermaku yang telah menggering didaster baju tidur satin yang dipakai Tante Linda dan membuat aku semakin menjadi bernafsu.

“Anghhh, Hendriikkkk…..nakal juga kamu ya..anghhhh…..sedot yang kuat diputing susuku”,  tante Linda mendesah kenikmatan.

Melihat tante Linda semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Linda. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante Linda meremas dan mengocok-kocok batang kontolku.

“Unghhhh, Hendrik sepertinya lebih besar dari punyanya suamiku” tante mengagumi batang kontolku yang sudah sangat tegang itu.

Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku.

Melihat Batang kontolku yang sudah Tegan menjulang keatas, Tante Linda masih terkesima dengan ukurannya.

“Emangnya punya suami gak segini Tan?,  ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama kontolku”, rasanya aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.

“Iya deh”,  Lalu tante Linda mulai menjilat ujung lubang kontolku.

Ada sensasi antara enak dan nikmat ketika lidahnya mulai menyentuh lubang kontolku dan apalagi saat melahap batang kontolku dengan mulutnya dengan cara dimasukan dan digerakan naik turun dari ujung sampai pangkal, nikmatnya benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi.

“Ahh..ahhhhh,  enak tante… terusin Tanteee….sedot yang kuat”,  aku mulai meracau kenikmatan.

Tante Linda benar-benar sangat berpengalaman untuk urusan ranjang, walaupun diusianya sudah tidak muda lagi tapi gayanya bercinta seperti adegan film-film porno yang sering aku lihat. Lalu aku tarik kepala tante Linda sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi.

Tiba-tiba, tante Linda merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas belahan vaginanya tanpa ada rambut kemaluanya yang sudah dicukur habis.

“Ayo Drik, sedot dan jilat sekarang”, Sambil tangan tante Linda mengusap - usap vaginanya.

Tanpa banyak perkataan lagi aku langsung mulai mengecup dan menjilat belahan vaginanya yang ada dihadapanku.

“Ounghhhh..ughhh. ohh”, desahan  tante Linda mulai melenguh pelan ketika aku sentuh bagian klitorisnya dengan ujung lidahku.

“Hendrikkkk……unghhhhh...enak…terus Drikkk…...jangan dilepas….unghhh….sedot dan gigit..shh”, suara desahan tante Linda mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang bagian dinding vaginanya. Semakain kacau suara desahan Tante Linda tepat berada diatas bagian mulutku yang disumpal dengan vaginanya.

“Ahh..anghhhh…..unghhh….hendriikkkkk…aku mau keluar” Gerakan gesekan vaginanya yang berada diatas Mutuku dengan lidah terus aku goyangkan didalam vaginanya membuat tante Linda mengerang dengan keras saat mau merasakan orgamse.

“Ahh..anghhh….ahhhh….ahhhhhh….unggggg”, tubuhnya mengejang-ngejang saat orgasme sudah mulai dipuncak kenikmatan, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante Linda sudah mencapai puncak orgasme.

“Ohhhh….kamu pintar juga Drik untuk urusan diranjang seperti ini. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.

“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya Drik habis Tante lagi pingin sekali”, tante Linda baru sadar kalau kontollu masih berdiri tegak dan belum puas terpuaskan.

Dipegangnya langsung batang kontolku sambil bibirnya mengecup bagian  dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok batang kontolku dengan kain satin dasternyanya dan Setelah lebih kurang 5 menit tante berhenti mengocok.

“Hendrik, kok kamu belum keluar juga udah 5 menit aku kocok kontolmu dengan kain satin dasterku tapi ngak keluar-keluar ”,  tante Linda heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari dalam batang kontolku.

Aku hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaanya dan kemudian Tante Linda bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Linda, lalu aku turun dari tempat tidur dan aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot lagi.

Begitu kujilat dan kumainkan lagi didalam vaginanya, Tante Linda Kembali menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah dan melebarkan kedua pahanya. Aku segera berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung kepala kontolku ke belahan vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan.

“Cepetan masukan dong Drik, jangan dimainkan terus, tante sudah gak tahan nih”, tante Linda memohon aku agar segera memasuka kontolku kedalam vaginanya.

Dengan pelan aku dorong kepala kontolku ke arah dalam belahan vaginaanya, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh batang kontoku sudah tertancap di dalam vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat nikmat ini.

“Ayo dong sayang….dimasukan lebih dalam lagi jangan berhenti disitu”, Rupanya Tante Linda penasaran.

Kudorong Kembali batang kontolku masuk kedalam dan Blessss…akhirnya masuk semua batang kontolku didalam vagina Tante Linda.

“Ounghhhh….Hendrikkkk…..nikmat banget..sayang….ungghhhh ternyata kamu pintar juga” sambil berbicara kulihat kedua mata Tante Linda terpejam.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong keluar masuk batang kontolku kedalam vagina Tante Linda.

“Ahh..anggghhhh…unghhhh….anghhhh….ahhhhh”, kami berdua mendesah dan melenguh kenikmatan.

Perlahan kugerakan keluar masuk kontolku kevaginanya dan semakin ku Gerakan semakin kencang dan Tante Linda mulai menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Linda terasa masih kencang juga walaupun sudah memiliki dua orang anak, apalagi saat aku menarik batang kontolku terasa bibir vaginanya ikut tertarik.

“Plok.. plok.. plokk”,  suara benturan pahaku dengan paha tante Linda semakin menambah rangsangan.

Tak terasa hampir Sepuluh menit lebih kami melakukan dengan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante Linda kembali mengerang sangat keras.

“Hendrikkk……anghhhh…..Ahh..akuuuu…..mau…..nyampai lagi”,  Pinggulnya dirapatkan kebagian kedua pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua putting susunya yang semakin kian menojol mejeplak dikain satin dasternya dengan batang kontolku masih menancap dan dijepit oleh dinding Vagina yang berkedut dengan keras.

Dengan posisi memangku tubuh tante Linda kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas yang mau keluar dari dalam kontolku.

“Tante, aku mau keluar….anghhhhh…..ahhhhhhh”.

“Keluari saja di dalam aja Drik nikmat, soalnya tante juga mau lagi nih…..anghhhh….tahan….drik….drikkk….kita bareng-bereng” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun diatas pangkuanku dipinggir tempat tidur.

Kurasakan dinding vaginanya mulai mengurut-urut kontolku dengan sangat kuat dan kami sama-sama saling berciuman dengan sangat rakusnya dan berpelukan sangat rekat sekali seperti ada lem yang menepel, kemudian sebelum peratahanku jebol ternyata Tante Linda lebih dulu yang orgasme disusul aku.

“Angghhhh…..hendrikkk…..anghhh….ounghhhh….anghhhhh”, tubuh Tante Linda Kembali mengejang-ngejang diatas pangkuanku.

Crottt….crottt…..crotttt…kemudian cairan spermaku juga ikut mucrat didalam vaginanya setelah tante Linda orgasme, karena ada denyutan yang meremas-remas kontolku yang berada didalam dinding vaginanya.

“Tante…..aku….ahhh…ounghhhh….anghhh….ahhhhh”, tubuhku juga ikut mengejang-ngejag saat cairan spermaku keluar sangat banyak didalam vagina Tante Linda

Aku terus semprotkan cairan spermaku didalam ke vaginanya. setelah semprotan cairan spermaku habis tante Linda dan aku bergulingan diatas kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“Hendrik, ternyata kamu hebat dan sangat berpengalaman juga untuk urusan ranjang”, puji tante Linda.

“Tante juga lebih pengalaman, vagina tante masih rapet sekali, pingin rasanya mengulangi dan mengulagi lagi”, aku balas memujinya.

“Hendrik, kamu mau kan nemani tante selama om tidak dirumah”, pinta tante Linda.

“Dengan senang hati jelas mau sekali tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam”.

“Tenang saja Hendrik, kamu mau keluarkan beberapa kali didalam vaginaku aku bakanlan tidak akan hamil karena tante ikut KB” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Hari itu sebelum anak-anak Tante Linda pulang dari sekolah kami lakukan dua kali diatas ranjang.

SEKIAN