Minggu, 14 September 2025

Cerita Seks Dengan Ibu Sherly

 

Awal aku mengenalnya dengan Ibu Sherly pada saat aku mendapat undang dari perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya.

Sebagai seorang marketing, perusahaan mengutusku aku untuk datang. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Sherly yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan. Wajahnya cantik, berkaca mata dan memiliki kulitnya putih, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang yang tidak terlalu besar. Bagian pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya terlihat sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang.

Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara. Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Sherly membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal-hal yang agak pribadi.

Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Sherly sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya sudah tidak muda lagi hampir 40 tahun tapi masih terlihat awet muda, Ibu Sherly memegang jabatan sebagai seorang direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

“Pak Andre sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra.

“Saya umur 28 tahun, Bu!” balasku.

“Sudah berkeluarga”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai PD sendiri.

“Belum, Bu!”

Tanpa kutanya, Ibu Sherly menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya.

“Ibu masih terlihat cantik, masih terlihat muda, saya rasa mata lelaki-laki akan berlomba mendapatkan Ibu Sherly”, aku sedikit memujinya.

“Memang, ada benarnya juga yang Bapak Andre ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Sherly bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya.

“Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan.

“Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku.

“Terima kasih atas kunjungannya, Pak Andre.”

Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan kain satin, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi untuk bisa kesempatan mendekatinya.

“Oh ya, Bu Sherly, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Sherly saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang umpan.

“Terima kasih”, jawabnya singkat.

“Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Andre, untuk tawaran ini.”

“Saya tunggu, Bu.. permisi”

Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Sherly dengan sejuta pikiran dalam benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah.. kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya.

Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Sherly dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab.

Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya dia keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu pas malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Avanzaku.

Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop. Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop.

Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya. Dia terkejut, sebentar memandangku. Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget. Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya.

Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan. Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku. Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku.

“Ibu Sherly, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya.

“Ya Pal Andre, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.

Dan saat tanganku menyusup ke dalam blous satin nya, erangannya semakin jelas terdengar. Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol.

Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih. Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya.

Kuhisap pelan putingnya yang masih terlihat besar dan Panjang, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku. Ibu Sherly semakin meracau. Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat. Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, penisku sudah menegang maksimal.

Tanganku yang satunya sudah bergerak ke bagian pahanya dan masuk kedalam roknya, sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan. Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya. Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat.

Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairahnya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam lubang vaginanya yang terasa agak basah. Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan.

“Anghhhhh..Andreeee.. aku sudah nggak tahan.. Terus Andreee.. ounghhh..” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak.

Tangannya menekan bagian kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya mengenjang-gejang, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam.

“Anghhhhh..oungghhh..anghhh….Andreee... aku ke..lu..ar..anghhhh” Kurasakan jariku hangat dan basah.

Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya batang penisku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Ibu Sherly sangat pengertian. Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari penisku dan aku segera membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku. Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat.

“Oh.. besar sekali punya mu Andre”.

Batang penisku yang sudah sedikit kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang penisku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Ibu Sherly menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairahku makin terbakar. Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung penisku, sementara kepala penisku semakin basah oleh pelumas yang keluar.

“Ounghhhh….Bu…Sherrlllyyyy…..aku sudah nggak tahan..mauuuu….keluarrr”,

“Tahan sebentar, Andre..”, Ibu Sherly melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit.

Kulihat mulutnya sampai sesak oleh batang penisku. Ibu Sherly semakin kuat mengocok batang penisku ke dalam mulutnya. Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan cairan spermaku.

“Ibuuu….Sherrllyyy….aakuuuu….mauuuu….keluar..Anghhhh….aaahhhh” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang penisku, tapi Ibu Sherly justru memasukkan batang penisku makin dalam ke dalam mulutnya, aku sudah tidak bisa lagi menahan laju cairan spermaku yang akan keluar.

Crott….crottt…crotttt, kulepaskan cairan spermaku kedalam mulut Bu Sherly dengan sangat banyak mengisi rongga mulutnya.

Ibu Sherly dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan semua sisa cairan yang tertinggal di kepala lubang penisku dengan lidahnya. Aku menarik nafas panjang mengatur detak jantungku yang tadi sangat cepat. Aku tidak nyangka cairan spermaku ditelan habis-habis olehnya.

Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah selesai, kami sudah rapi kembali. Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10.00 malam. Aku langsung segera mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama.

Sampai di komplek perumahan yang cukup mewah segera memasukan mobilku didalam garasinya dan malam itu Ibu Sherly sengaja menyuruh aku jangan pulang dulu karena malam yang semewah itu dia tinggal sendiri hanya ada beberapa satpam komplek perumahan yang menjaga area komplek.

“Ibu tinggal sendirian dirumah semewah ini”, kataku.

“Iya Andre, hanya ada 2 pembantu aja yang tinggal disini tapi kalau sore dia minta pulang karena rumahnya tidak jauh dari sini”.

“Kesepian terus dong Bu kalam udah malam”.

“Iya Andre, semenjak suamiku meninggal aku hanya tinggal sendiri, pingin tenag aja”.

“Tapi kan butuh ketenanga juga lho Bu, pasti ibu pasti butuh yang kayak tadi kita lakukan didalam bioskop”, pancingku.

“Dasar laki-laki bisa aja, oh ya kamu mau minum apa?” tawanya.

“Ngak usah repot-repot Bu tadi kan udah minum juga”.

“Aku buatkan kopi ya”, kemudian Bu Sherly berjalan kebelakang sedangkan aku duduk dikursi sofa kamar tamunya.

Hampir 15 meniatan aku menunggu malam itu Bu Sherly ternyata sudah mengganti pakaianya dengan baju tidur model daster satin berwarna merah muda tanpa bra dan celana dalam lagi. Kedua mataku tak henti-hentinya memandang tubuhnya yang membawa secagkir kopi panas.

“Kamu lihat apa sih Andre kayak orang kesurupan aja”, sambil menaruh secangkir kopi panas dimeja.

“Wo…wow…Bu memang seksi dengan pakaian seperti itu bikin yang ada didalam calana bangun nih”

“Ya kalau aku dirumah memang seperti ini Andre, emang ada yang salah”.

“Salah sing ngak Bu, tapi kan ada aku disini nanti kalau ibu tak perkosa gimana” pacingku sambil bercanda.

“Kalau aku yang memperkosa kamu aku kasih Andre”, begitu Bu Sherly duduk disebelahku dan belum sempat aku minum kopiku aku langsung terkam tubuhnya dan kami sudah saling sama-sama berlumatan anatara bibir dan lidah.

 “Ounggg….Andree….malam ini puaskan aku, kita pindah kekamar aja” kemudian aku mengangkat tubuhnya menuju kamar pribadinya yang sangat luas dan mewah.

Kulihat sebuat ranjang yang besar dan sangat mewah beralaskan kain sperai berkain satin model pinggiranya seperti rendra-rendra dan bermotif gambar mawar dan kubaringakan tubuh Bu Sherly disana. Kedua tangannya langsung membuka kancing bajuku dan celanaku sampai aku dalam hitungan detik sudah telanjang total, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Ibu Sherly yang tadinya sedikit kalem bisa berubah ganas begini.

Tapi pikiranku mulai tidak berpikir lagi dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap bagian  dadaku. Bagaian seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu. Bu Sherly sangat licahnya bergulat diatas ranjang dia seperti pemain film-film bokep yang sering aku lihat. Aku pun tak mau kalah dengan sigapanya, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap.

Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat. Dan Bu Sherly  memandangi bagian batang penisku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar. Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan menidihnya diatas ranjang.

Kutidih tubuhnya, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke bagian tubuhnya, kujilati bagian kain satin dasternya yang masih melekat ditubuhnya. Kuhisap tonjolan  puting yang menjeplak diluar kain satin dasternya, kujilat dan sesekali kugigit dengan mesra sambil kuhisap-hisap. Sementara tanganku yang lain meremas-remas bagian pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal.

Pergulatan kami semakin panas, kami saling menghisap puting dada. Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku. Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan. Dengan posisi 69 aku merasakan kehangatan dibagian kepala penisku dihisap-hisap dan menari-nari didalam mulutnya sedangkan lidahku tidak mau kalah kujilati bagian lubang vaginanya semakin dalam masuk dengan lidahku yang telah basah, kuhisap bagian  klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian. Segera aku membalikkan tubuhku. Kembali kutindih tubuh Bu Sherly tanpa membuka dasternya dan kami kembali saling melumat bibir, sementara batang penisku yang sudah basah oleh cairna liurnya kuarahkan ke celah pahanya, Tubuh kami sudah bersimbah peluh.

Akhirnya tak sabar tangan Bu Sherly segera mengarahkan batang penisku kelubang vaginanya, setelah sampai di pintu bibir vaginanya, kutekan masuk penisku dan Bu Sherly segera membuka kedua pahanya lebar-lebar dan batang penisku langsung melesak masuk ke dalam vaginanya yang sudah sangat becek itu.

Bless…..Kepala penisku sudah berada di dalam vaginanya. terasa hangat dan seperti digigit. Kutahan penisku didalam vaginanya dulu, aku menikmati remasan bagian dinding vaginanya. Perlahan semakin kutekan pantatku, penisku semakin masuk semuanya lebih dalam. Bibirnya dan jilatnya Bu Sherly terus berada di lenganku saat aku mulai genjot naik turunkan pantatku dengan gerakan teratur mengerakan kaluar masuk penisku didalam vaginanya.

Remasan dan jepitan bagian liang vaginanya diseluruh batang penisku terasa sangat nikmat sekali aku rasakan. Apalagi saat kubalikan tubuhnya menghadap ke samping. Penisku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku. Batang penisku amblas sampai mentok di mulut rahimnya. Puas dari samping, tanpa mencabut penisku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang.

Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara pensiku keluar masuk semakin cepat. Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah. Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari dalam penisku, segera kucabut takut aku keburu muncrat.

“Cplok..” terdengar suara saat batang penisku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang vaginanya yang mencengkram penisku.

“Aunggghh, kenapa Andree.. dilepas aku bentar lagi mau dapat nih”, protes Bu Sherly.

Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bu Sherly meraih batang penisku dan memasukkannya ke dalam lubang vaginanya sambil berjongkok diatas tubuhku.

Bu Sherly dengan buasnya dan ganasnya bergerak naik turunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan kenikmat yang kuterima dari gerakan tubuhnya yang menghajar penisku dengan vaginanya, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin agar aku tidak buru-buru keluar.

Hampir 30 menit sudah berlalu kami berada diatas ranjang, kulihat Bu Sherly semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan ada semburan hangat yang memgasahi batang penisku saat tubuhnya mengejang-ngejang saat orgasme.

“Anghhh….anghhhh….Oungggg….Andreee…..Unghhhh..enak…bangett….sayang.” tubuhnya lalu jatuh dipelukanku dan posisi tengkurap di atas tubuhku, kurasakan dinding vaginanya berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang masih berada didalam vaginanya.

Kurasakan buah dadanya menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya yang sedikit ngos-ngosan. Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan cairan spermaku tidak jadi keluar, aku segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan.

Aku terus menggerakkan tubuhku. Perlahan gairahnya kembali bangkit, terlebih saat batang penisku  mengorek-ngorek lubang vaginanya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh. Kini pinggul Bu Sherly mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku. Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila.

15 menit sudah aku bertahan dengan gaya konvensional. Perlahan aku mulai merasakan cairanku spermaku segera akan keluar. Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bu Sherly pada putingku dan pitingan kakinya di bagian pinggangku.

“Ibu Sherrllyyyy…..aku mauuuu…keluarrrr……”.

“Teruss…..sayangg….keluar…..didalam saja”.

Crott…cerott…crottt….“ Anggghhh….aahhh….aahhhhh”, tubuhku mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar didalam vaginanya. Dan akhirnya kamu terkulai lemas sama-sama merasakan kepuasan diatas ranjang

Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu ternyata gairah Bu Sherly sangat tinggi kalau pas diatas ranjang, selama ini dia bersikap diam dan tertutup, karena mungkin menjaga privasi dan tidak mau sembarangan orang tau apalagi dia seorang direktur sekalian pemilik perusahaan.

Apalagi begitu dia tahu bahwa batang penisku dapat dua kali lipat mendapatkan orgasme dibandingan alm suaminya itu, Bu Sherly tambah lengket saja denganku. Memang yang kehidupanku derastis berubah  semenjak aku dekat dengan Bu Sherly tapi aku tidak mengejar kekayaan miliknya yang aku kejar hanyalah kenikmatan yang diberikan terhadaku yang didasari karena Cinta.

Sabtu, 13 September 2025

Bercinta dengan Mantan pacarku

 

Pengalamanku tahun ini hari ulang tahunku yang ke-40, ku rayakan Bersama anaku satu-satunya yang baru berusia 6 tahun tanpa suamiku. Karena kami sudah bercerai setahun yang lalu. Tapi disaat acara ulang tahunku itu, tiba-tiba suara aplikasi whatapp ku berdering dan begitu aku buka pesan itu ternyata pengirimnya Andre mantan pacarku dulu.

Jantungku langsung berdetak ketika membaca: Andre, salah satu mantap pacarku dulu yang pernah menjalin asmara denganku sebelum aku menikah dengan suamiku yang sekarang dan akhirnya kami bercerai. Aku sanang sekali dia mengucapkan ulang tahunku karena ternyata dia masih ingat hari ini ulang tahunku. Andre memang termasuk laki-laku yang romantis, dia selalu memperhatikan hal-hal kecil yang dapat membuat hatiku senang.

Usianya lebih muda dibandingkan aku yang jaraknya sekitar 5 tahun sampai sekarang dia masih belum berkeluarga alias single tapi pengalaman seksnya diatas ranjang dia lumayan pintar karena selama kami berpacaran aku selalu dibuatnya ketagihan merasakan kenikmatan yang diberikan kepadaku sampai-sampai sudah tak terhitung lagi berapa kali aku sudah melakukan Bersama Andre.

Hari itu yang lebih membuat aku girang luar biasa, ternyata Andre sekarang berada di Yogya. Dia bilang melalui pesan whatapp nya, dia sengaja datang ke yogya untuk merayakan ulang tahunku karena dia tahu aku sudah bercerai dengan sumiku.

"Aku selalu kangen sama kamu Maya," tulisnya dalam pesan itu.

"Aku juga, Andre" balasku sambil aku kasih gambar ciuman.

"Kamu kangen apanya May?"

"Kangen semuanya termasuk punya kamu itu".

"Yang mana May?”

"Pokonya yang itu yang selalu kamu buat aku ketagihan Andre"

"Dasar janda pinginya dibelai".

"Alah…kamu juga ngak usah munafik Andre pasti kamu kesini buat itu kan"

"Heheh…Jepitan punya mu bikin ngak bisa lupa sampai sekarang May? "

Aku selalu berdesir-desir  bila aku chat-chatan denga Andre. Bukan apa-apa karena obrolan seperti itu selalu mengingatkan aku pada petulangan-petualangan kita selama pacarana dulu yang pernah kami lakukan. Andre termasuk pandai bermain cinta, itu sebabnya hubungan kami termasuk tidak saling bermusuhan walaupun aku meninggalkan cintanya dan menikah dengan pria lain dan akhirnya bercerai juga.

Singkat cerita aku menyiapkan kedatangnya dirumahku, kutitipkan anakku dirumah sodaraku agar tidak tahu akan kedatangannya karena aku tidak mau buru-buru anakku tahu ada pria yang datang kerumah. Aku ganti pakaianku dengan kemeja satin kebetulan kemeja itu kesukaan Andre masih kusimpan dilemariku.

Kemeja satin itu sering aku pakai kalau kita saling ketemu karena Andre sangat suka kalau aku pakai kemeja itu dan Ande pasti jadi sayang dan bernafsu. Menunggu kedatanganya di dalam kamar. Aku video call via whatapp.

"Haloo sayang masih di jalan," sambil kupamarkan kemeja satin itu dihadapanya.

"Iya Macet nih, wow Maya ternyata kamu masih menyimpanya kemeja itu"

"Iya dong sayang biar kamu ngaceng lihatnya..."

"Aku gak sabaran nih, pingin cepat sampai dan pingin langsung ML sama kamu."

"Pingin digesekan disini ngak" sambil kuarahkan dikemaja satin yang kupakai,

"Uuuuh, jadi makin ngak kuat sayang tau?! Awassss yaaa!"

Tak lama suara mobilnya terdengar dari luar rumahku dan kusuruh mobilnya masuk kegarasi dan menutupnya lagi  dan kusuruh dia berjalan kekamarku sambil tetap video call. Tak lama Andre mulai berjalan masuk kedalam rumah. Pintu kamar sengaja tidak kututup supaya dia datang langsung masuk.

Aku rebahan di atas ranjang menunggu kedatangan Andre. Dengan hanya memakai kemeja satin tanpa Bra dan tanpa celana dalam aku sudah tidak sabar lagi ingin cepat-cepat dipeluk dan diraba-raba tubuhku dan ingin sekali merasakan vaginaku yang sudah menggangur hampir setahun dimasukan batang penisnya.

Tak lama Andre muncul dan aku sedikit terkejut dan senang sekali. Tanpa beranjak dari ranjang, kukembangkan kedua tanganku untuk menyambut Andre dengan pelukan. Kemudian andre menutup pintu kamar dan menguncinya, lalu dia langsung membuka celana panjang berikut celana dalamnya. Aku hanya tersenyum melihat batang penisnya yang sudah mengacung tegak keatas.  Perlahan dia berjalan santai dan langsung menerkamku di atas ranjang. Kami langsung bergumul, berciuman bibir dengan panas bergelora. Kedua tangannya meremas-remas apapun pada tubuhku termasuk kemeja satinku yang selalu diraba dan cium oleh bibirnya.

"Unghhh….Andreee….sudah….ngak….sabarr….ya…lihat seperti ini", kataku.

"Aku sudah gak tahan lagi May, kita langsung ngentot yaaa... Ngobrolnya nanti aja ya sayang?"

Nafasnya sudah tidak beratura, aku hafal betul bagaimana kalau Andre sudah mulai birahi. Tentu saja aku hanya diam dan membiarkan dia menerkamku diatas ranjang, apalagi aku juga sudah amat sangat bergairah sedari tadi.

Kubuka kedua pahaku agar belahan vaginaku dapat dimasukan oleh batang penisnya yang sudah tegang itu. Andre terus mengisap dan melumat kedua putting susuku secara bergantian dari luar  kemaja satinku. Kuraba dan kupegang batang penisnya dan kuarahkan pada lubang  vaginaku. Kurasakan kepalanya yang besar menyeruak pada mulut vaginaku yang sudah basah.

Penisnya mulai masuk kedalam vaginaku sedikit demi sedikit dan Blesss…..penisnya langsung masuk Unghhhhh…..Nikmat sekali. Kurasakan sangat nikmatnya saat menerobos batang penisnya masuk dan mengesek pada lubang vaginaku sambil aku pejamkan kedua mataku. Sleseeeeeppp..... blesss....!

"Oooouunggghhhh...., enak banget, Andreee…sayaaang...," rintihku.

"Aku kangen sama kontol kamuuu....udah lama sudah tidak merasakan seperti ini"

"Aku juga kangen banget sama kamu , Sayaaang.... Aku kangen ngentot sama kamuuu...udah lama tidak merasakan seperti ini sama kamu lagi"

"Sekarang entot aku...sepuasnya sayangg, entot aku, Sayaaang....sekarang ini jadi milikmu lagi"

Andre semakin bernafsu, gerakannya jadi semakin brutal dan agak kasar. Justru itu yang aku suka dari dirinya. Batang penisnya yang luar biasa keras terasa memenuhi lubang vaginaku, menyentak-nyentak hingga ke ujung lorong bagian rahimku sampai aku sudah tidak bisa menahan rasa nikmat ini hanya desahan kenikmatan yang bisa aku rasakan dari dalam mulutku.

"Aaaanghhh...Saaayyy...annghhhhh..., teken yang dalam sayang....aaahhh...uuuuggghhh...".

Dia menekan-nekan batang penisnya, semakin keras, semakin cepat dan bertenaga. Aku semakin lepas kontrol, jeritanku semakin menjadi-jadi akibat dilanda kenikmat yang luar biasa yang diberikan oleh batang penisnya.

"Aaaarrgghh....,Andreee….....Kontolmu enak banget, Sayaaang... Entot memekku, Sayaaang..., yah..., yaaahh, gituuuuuhh..., aaarggghhhh....,. yang keras, yang kerassss...., ooohhhh, kontol kamu enak baget, Sayaaang!"

Andre sudah paham tentang sifatku kalau sedang bergejolak diatas ranjang selalu "heboh". Semakin nikmat persetubuhan yang kurasakan, rintihan dan eranganku pasti akan semakin keras dan jorok. Dulu aku malu dengan perilaku seks-ku yang satu itu dihadapanya, karena takut dinilai perempuan murahan yang maniak seks, tapi lama-kelamaan aku justru menikmatinya dan Andre justru menyukai erotisme seperti itu.

Andre semakin kuat menggecak-gecak batang penisnya didalam vaginaku, seiring dengan semakin kuatnya rintihan dan eranganku. Kurasakan klimaksku sudah sangat dekat. Kuangkat-angkat pinggulku setiap kali Andre menggecak, sehingga batang penisnya yang besar dan keras itu menghunjam-hunjam semakin dalam. Nikmat luar biasa.

Kami terus bersetubuh, berganti-ganti posisi. Terakhir, ketika orgasmeku telah semakin dekat, Andre membalikkan tubuhku hingga membelakanginya. Aku segera mengerti. Lekas-lekas aku menungging di atas ranjang dengan kedua tangan berpegangan pada sandaran ranjang. Lalu kembali Andre menggenjotku dari belakang. Aku berusaha mengimbangi dengan menggerak-gerakkan pinggul. Setiap dia menekan, kudorong pantatku ke belakang, demikian pula sebaliknya. Kudengar nafas Andre kian memburu, diselingi suara lenguhannya setiap kali dia menggecak batang penisnya kuat-kuat.

Akhirnya aku mendesah Panjang terlebih lebih dahulu saat pucak orgasme kurasakan datang "Ooooooooorrggghhhhh......!!! Annnndddreeeee…..aku keluaaaarrr....sayangggggg!!!!"

Andre semakin bersemangat, ditekan dan Tarik penisnya semakin kuat dan cepat kelubang vaginaku yang sudah becek. Tubuhku mengejang-ngejang semakin hebat. Sementara vaginaku berkedut-kedut saat aku mencapai klimaks, kugoyang-goyangkan pinggulku maju-mundur dengan cepat dan kuat untuk mengimbangi gerakannya. Aku tahu pasti, sebentar lagi dia pun akan sampai puncak kenikmatannya.

"Oh, ah, uuughhh…Mayaaaa…..Memek mu enak baget , Sayang...., aku hampir keluar, aku hampir keluar, sayaangggg...., enak sekali, enak sekali sayanggg...,oooouuunnngghhh.., aaannggghhh..., uuuuggghhh.... aaaaaaaarrrgghhhhh........!!!"

Kurasan Andre menyemprotkan spermanya banyak sekali didalam vaginaku. Dia terus kugoyang- goyang pinggulku agar dia lebih merasa nikmat. Dia melenguh-lenguh sambil meremasi buah dadaku yang bergelantung yang terhalang kemeja satin, sementara air maninya menyemprot-nyemprot hingga beberapa kali di dalam vaginaku.

Setelah itu  Andre menghempaskan nafasnya yang berat. Dipeluknya tubuhku. Kami lalu bercium-ciuman sambil berangkulan diatas ranjang dengan posisi dia memeluk tubuhku dari belakang. Batang penisnya masih berada didalam vaginaku.

"May, gimana kabar kamu selama ini, Sayang?" tanya Andre sambil membelai- belai keningku yang berkeringat. Bayangkan, setelah bersetubuh demikian panas, dia baru sempat menanyakan kabarku.

"Baik," jawabku sambil tersenyum

"Kamu sih, Andre sekarang sombong, mentang-mentang kita sudah ngak ada hubungan lagi kamu sudah tidak mau kabari aku lagi"

"Ya maaf soalnya kamu kan udah berkeluarga jadi mendingan aku jaga jarak"

"Kamu masih sayang maya kan"

"Aku selalu sayang dan kangen sama kamu, tau?!"

"Aku juga, soalnya kamu yang paling hebat!" "Hebat apanya?" Aku tersenyum, kugerakan batang penisnya yang masih ada didalam vaginaku.

Andre tersenyum dan penisnya yang baru saja mengeluarkan cairan kental itu otomatis mulai bergerak membesar kembali.

"Tuh kan, baru dibilang paling hebat, dia langsung bangun lagi!" aku menggoda sambil mengelus-elus batang penis yang mengeras dari dalam vaginaku.

Dicabutnya batang penisnya dari dalam vaginaku dan tubuhku Kembali diputar terlentang diatas ranjang kemudian Andre naik keatas tubuhnya dan penisnya yang terlihat sedikit ada bekas sisa-sisa cairan vaginaku mulai digesek- gesekkan dibagian perutku sambil mersakan licinya kain satin kemejaku dan aku paham dan mengerti apa yang diinginkanya dariku dan kubiarkan Andre memperlakukan aku seperti itu. Tubuhku dipeluknya lebih erat, lalu kami berciuman bibir. Hangat, tandas, dan lama. Gesekan penisnya diatas perutku merasakan licinnya kemeja satinku membuat lama-lama dia semakin mendesah kenikmatan.

"Enak….Andre….digesek disitu" dia tidak menjawabnya sampai akhirnya cairan spermanya yang kedua keluar membasahi kain satin kemejaku.

Malam itu berapa lama kami didalam kamar yang jelas kami habiskan untuk melakukan bersetubuh diatas ranjang sampai ketiga kali, yang jelas akhirnya kami mencapai orgasme dalam waktu bersamaan. Setelah itu kembali beristirahat. Buang air, mencuci tubuh di kamar mandi sampai, ngobrol-ngobrol, lalu bercumbu lagi.

Sejak kejadian itu dan aku sudah setahun bercerai bersama suamiku aku Kembali kepelukanya sampai saat ini tanpa ada ikatan pernikahan. Setiap bertemu aku habiskan Bersama Andre selalu menikmati permainan seks diatas ranjang dan ranjang hingga saat ini.

Kamis, 11 September 2025

Perselinkuhanku Dengan Adik Iparku

 


Perkenalkan namaku Heni dan usiaku sudah 45 tahun dan aku bekerja disebuah Bank Swasta. Aku sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang sudah mulai dewasa dan suamiku bekerja disebuah kapal tangker milik Pertamina.

Anakku yang pertama bernama Dewi. usianya baru 19 tahun, dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di kota yogya. Sedangkan anakku yang kedua bernama Andre baru berusia 17 tahun, saat ini kelas 12 dan sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.

Sedikit gambaran tentang diriku. aku mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat badan 50 kg. tubuhku tidak terlalu kecil tapi juga tidak gemuk, lebih tepat disebut berisi kulitku kuning langsat khas wanita jawa. Ukuran payudaraku lumayan besar yaitu sekitar 36c, tapi sudah agak kendor dan mempunyai kedua putting susu yang lumayan besar dan berwarna kecokelatan.

Setiap hari bekerja  aku selalu memakai kemeja berlengan Panjang dengan memakai hijab. Sedangkan di dalam rumah aku biasa memakai daster-daster yang berkain satin untuk pakaian sehari-hari kalai pas dirumah.

Rumahku berukuran cukup besar dan terletak di tengah kota. Suasana rumah setiap hari terasa sangat sepi karena suamiku pulang kerumah bisa sebulan satu kali dan bisa dua bulan sekali, tergantung rute kapalnya berlayar. Sedangkan anakku yang pertama tinggal diyogya hanya pulang tiap akhir bulan, Sedangkan anaku kedua, untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi perguruan tinggi lebih sering pulang malam karena harus mengikuti kegiatan tutorial serta bimbingan belajar yang dia ikuti. praktis setiap hari aku lebih sering sendirian di rumah.

Saat ini di rumah hanya ada adik ipar suamiku yang tinggal sementara dirumahku karena mengikuit tes ujian pegawai dipertamina dan sekalian dia merangkap menjaga rumahku disaat suamiku pergi berlayar. Ditambah seorang pembantu yang bernama Siti yang bekerja dari jam 6 pagi sampai 6 petang. Pembantuku Siti  tidak tinggal di rumahku. Setiap hari dia selalu pulang.

Sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, aku berusaha untuk setia kepada keluargaku. sebisa mungkin aku membawa diri dalam pergaulan di lingkungan tempat tinggalku maupun tempat kerjaku. Aku selalu berusaha sesopan mungkin dalam bertutur, bertindak serta berpakaian. semua itu kulakukan demi menjaga keharmonisan dan keutuhan keluargaku.

Meskipun begitu tidak jarang aku mendapati tatapan dari mata laki-laki yang ada sekitarku yang penuh nafsu pada tubuhku. Meskipun saat kerja aku memakai baju sudah sangat sopan dan tertutup saat di luar rumah tapi nyatanya tidak mampu menutupi seluruh keindahan lekuk tubuhku, terutama bentuk payudaraku. Apalagi adik ipar suamiku sering sekali kuperhatikan dia suka menatap lekat pada tubuhku. terutama saat di rumah karena aku lebih sering memakai pakaian-pakain daster yang memberi kesempatan lebih besar untuk menikmati tubuhku.

Setiap aku memakai daster yang berkain satin saat beraktifitas di rumah aku merasa seperti selalu diperhatikan oleh adik ipar suamiku. Apa dia sangat bernafsu melihat aku memakai daster seperti ini. Apalagi setiap pagi sebelum berangkat kerja aku masih selalu memakai baju tidur model daster berkain satin tanpa Bra otomasi kedua putting susuku jelas sekali terlihat menonjol.

Setiap pagi rutinitasku selalu menyirami dan merawat tanaman koleksiku yang ada dihalaman belakang dan saat aku menyirami bunga-bunga itu aku selalu memperhatikan  adik iparku suamiku yang selalu memperhatikanku dari balik kaca jendela dalam kamarnya yang terletak tepat disamping halaman belakang rumahku.

Hari-hari berikutnya justru aku mencoba dia bikin jadi penasaran terus tapi semua itu mungkin untuk mencoba saja karena aku belum menemukan bukti nyata dia berani apa tidak adik ipar suamiku itu menodai aku.

Sampai suatu saat. Pada sabtu siang setelah pulang dari kantor aku segera tidur karena aku sangat  Lelah menyelesaikan tugas-tugas yang numpuk dikantorku. aku tidur sangat lelap dan cukup lama. aku terbangun ketika mendengar gemuruh tanda akan hujan. Aku teringat jemuran yang ada di belakang belum diangkat karena siang tadi pemabntuku sedang ijin pulang lebih awal karena kurang enak badan.

Aku segera bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju halaman belakang rumah untuk mengangkat jemuran yang seharusnya sudah kering. Ketika berjalan melewati kamar adik ipar suamiku aku sempat berhenti dan aku intip lewat pintu yang sedikit terbuka itu dan ternyata adik iparku sedang melakukan mastrubasi menggunakan baju tidur satinku yang ada dikeranjang kotoran yang belum dicuci.

kuperhatikan secara seksama, aku terkejut setengah mati apa yang kulihat dengan kedua mataku. Adik ipar suamiku mengocok-kocok penisnya dengan baju tidurku yang berkain satin. tidak hanya itu dia juga menciumi dan menjilati kain satin dasterku. Aku hanya bisa diam menyaksikan hal itu. aku tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam pikiran adik ipar suamiku itu saat sedang masturbasi menggunakan daster milikku itu.

Aku hanya bisa menyaksikan detik demi detik, kocokan demi kocokan pada penisnya, serta tiap hirupan nafas pada dasterku. aku menyaksikan semuanya yang terjadi hingga adik ipar suamiku itu  sampai dia orgasmenya. Cairan spermanya menodai dasterku.

Saat menyasikan itu aku tidak jadi mengangkat jemuran dan aku segera berlari kembali ke kamarku di lantai 2. di dalam kamar aku terus memikirkan hal yang baru saja kulihat. aku tidak bisa memikirkan apa apa hanya gambaran pada Budi adik ipar suamiku itu yang sedang masturbasi yang melayang layang dalam pikiranku. Aku hanya terdiam sejenak sampai ada suara ketukan dari luar pintu kamarku yang membuat aku kaget.

Aku segera membuka pintu dan terlihat di balik pintu Budi adik ipar suamiku berdiri tepat di depan pintu kamarku. keringat dingin meluncur dari kepalaku dan saat dia berdiri didepanku apalagi saat itu aku hanya memakai baju tidur. Dengan tersenyum Budi mengatakan dia mau izin mau keluar dulu.

Setelah memastikan Budi pergi aku berjalan menuruni tangga dan menuju ke belakang tempat keranjang cucian kotor. aku ambil dasterku yang digunakan untuk masturbasi tadi. Terlihat dikain satin daster itu masih ada sisa bekas spermanya Budi. Tanpa kusadari aku mengambil daster itu  dan mendekatkannya kelubang  hidungku, aku mencoba menghirup aroma sperma segar milik adik ipar suamiku yang baru saja dia tumpahkan dikain satin dasterku. aroma sperma yang khas itu seakan menggelapkan pikiranku. menghipnotisku dan Tangan kiriku mulai masuk kedalam dasterku, merayap di balik celana dalamku. jari jariku mulai menggosok gosok bibir vaginaku yang ternyata sudah mulai basah.

Aku semakin kuat menghirup aroma sperma itu sambil memainkan vaginaku. aku terduduk di atas lantai. aku meraih daster yang berlumuran sperma dan keringat itu dan aku letakkannya di wajahku dan aku rebahkan tubuhku dilantai. Aku mulai menjilati sedikit demi sedikit lelehan sperma daster itu. kocokan pada vaginaku semakin cepat, nafasku mulai tersengal sengal. aku merasakan sesuatu akan meledak dalam tubuhku. Semakin besar rasa itu semakin kupercepat hingga akhirnya aku orgasme. cairan kewanitaanku membasahi tangan dan celana dalam yang kupakai.

Aku tidak menduga hanya dengan masturbasi dengan menghirup dan menjilati sperma bisa membawa orgasme sehebat itu. tanpa kusadari semenjak saat itu aku mulai ketagihan sperma adik ipar suamiku. Aku memang sangat kesepian dirumah. Setiap saat aku mengawasi keranjang kotoran yang ada dicucian kotoku untuk menunggu adik ipar suamiku melakukan masturbasinya.

Seminggu sejak kejadian itu aku selalu masturbasi dengan sperma Budi adik ipar suamiku. Sensasi sperma milik pria yang bukan suamiku mebawa sensasi tersendiri bagiku saat masturbasi. bahkan daster bekas masturbasi itu tidak aku cuci tapi justru aku pakai setiap malam pas aku posisi didalam kamar saja agar tidak ketahuan. Noda sperma Budi yang melekat dikain satin dasterku saat kupakai membawa sensasi binal saat menyentuh kulit payudara dan vaginaku.

Sejak hari itu pula kau tahu kalua Budi ternyata sudah lama melakukan hal ini. gelagat adik iparku itu seperti tidak terjadi apa-apa saat masturbasi pada daster miliku. Hampir ku pastikan setiap pakaian dasterku semuanya pernah dipakai untuk masturbasi. yang menjadi pikiranku, bagaimana mungkin pembantuku Siti yang hampir tiap hari berada di rumah yang mencuci daster-dasterku tidak melihat ada bekas sperma, apa dia tidak menyadri akan hal ini.

Setelah hampir sebulan melakukan kebiasaan masturbasi dengan sperma milik adik iparku, sedikit demi sedikit rasa bersalah muncul dalam diriku. aku mulai sadar apa yang kulakukan itu salah. Aku berniat untuk menghentikan semua ini. tapi sejauh aku mencoba itu tidak bisa karena aku benar-benar kesepian dirumah butuh kehangatan diatas ranjang, nafsuku berhasil mengalahkan akal sehatku. kembali aku terjebak pada lingkaran setan yang membawa ku semakin dalam pada dosa.

Jujur aku menikmati semua ini. aku tidak bisa berhenti jika adik iparku masih menggunakan pakaian dasterku untuk masturbasi. aku sadar jika aku ingin menghentikan hal ini aku harus mengatasi sumber masalah ini. Semuanya berasal dari dia, jika adik iparku berhenti melakukannya maka aku yakin secara otomatis membuatku berhenti menikmati spermanya. tapi aku tidak tega melaporkannya pada suamiku, aku tidak ingin masalah ini menjadi besar.

Aku harus mencoba menyelesaikannya sendiri dengan jalan satu-satunya aku harus bicara langsung dengan adik iparku secara langsung.

Sabtu siang karena biasa aku pulang lebih awal. segera aku mengambil daster-dasterku yang habis dipakai masturbasi oleh adik iparku itu dan berniat hari itu juga aku akan bicara dengan dia. Aku bawa pakai dasterku ke dalam kamarku dulu untuk bahan introgasi. kemudian aku ganti pakaian kerjaku dan aku ambil pakaian dasterku dari dalam lemari dan kuambil daster satin berwarna merah muda warna kesukaanku tanpa memakai Bra. Setelah itu aku akan segera menemui adik iparku untuk membahas kenapa dia memakai dasterku untuk memakai bermastrubasi.

Dengan langkah kakiku akan segera menemui adik iparku menuju kamarnya. kulihat pintu kamarnya  terbuka menandakan bahwa dia berada didalam. Tapi ketika sampai di depan pintu kamarnya, aku kembali melihat hal yang tidak kuduga. dengan posisi berbaring dan celana melorot sampai lututnya. kulihat adik iparku Budi sedang menikmati mengocok penisnya dengan kain satin dasterku yang semalam aku pakai dan batang penisnya itu yang terlihat Panjang dan kecokelatan. Penis itu jauh lebih besar dari milik suamiku. aku hanya bisa diam menatap adik iparku suamiku itu.

Budi hanya tersenyum ke arahku. gila, dia sadar aku ada disini tapi sama sekali tidak berusaha mengehentikan maupun berusaha menutupi batang penisnya itu. Tatapan kedua matanya terlihat tajam melihat ke arahku dan aku langsung segera pergi dari kamarnya. aku tidak percaya apa yang dilakukan dengan adik iparku itu. Apalagi dia benar-benar berani melakukan adegan bermasturbasi di hadapanku sendiri seakan-akan dia sengaja memamerkan batang penisnya kepadaku. Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih untuk kuminum agar aku bisa  menenangkan diri. Tapi saat aku baru mau menelan air putih sampai dileher, tiba tiba aku merasa sepasang kedua tangan meraba kedua payudaraku dari belakang. Hampir saja gelas berisi air yang  kuminum jatuh ke lantai.

ketika aku menoleh aku terkejut melihat ternyata Budi adil iparku sudah ada di belakangku tubuhku. Aku berusaha meronta untuk melepaskan diri dari pelukan Budi. tapi pelukan itu semakin kuat memeluk tubuhku. Remasan kedua tangannya dikedua payudaraku membuat pikiran ku untuk memberontak semakin tidak focus lagi.

Tangan adik ipar suamiku itu sangat kekar, remasan-remasan dikedua buah dadaku semakin kuat sekali. Kedua putting susuku yang menonjol menjeplak diluar kain satin dasterku ditarik-tarik dengan cara memilin putingku dengan jari-jari tanganya. aku semakin lemas tubuhku melawan dekapan adik iparku dari belakang karena putting susuku adalah salah satu bagian tubuhku yang paling sensitif.

Hembusan nafas dan jilatan lidahnya yang mengenai bagian belakang leherku semakin menambah rangsangan pada tubuhku. aku mulai larut dalam alunan nafsunya, Sedikit demi sedikit mulai terbawa hawa nafsu yang selama ini jarang aku dapat dari suamiku.

“Mbak aku tau kamu kesepian dan butuh seperti ini”, katanya dan tidak aku jawab perkataanya itu.

Selesai meremas-remas kedua payudaraku salah satu tangan adik iparku mulai merayap ke bagian  bawah perutku. tangannya  itu mulai mengesek-gesek bagian selangkanganku dari luar celana dalamku. Apalagi aku yang hanya memakai daster satin membuat adik ipaku semakin bernafsu. Adik iparku itu mulai menyelipkan batang penisnya itu dibelahan pantatku sambil mengesek-gesek penisnya dikain satin dasterku.

Tangannya yang dari tadi bermain main di luar celana dalamku mulai menyelinap masuk ke dalam celana dalamku. Jemari tanganya mulai memainkan bibir vaginaku serta klitorisku. aku hanya bisa menikmati apa yang dilakukan oleh Budi adik iparku itu. Kedua mataku terpejam menikmati setiap gesekan jari tanganya pada bibir vaginaku dan batang penisnya kurasakan masih terus digesek-gesekan di kain satin daster seperti dia saat bermastrubasi dengan dasterku itu.

Jari-jari itu mulai menusuk-nusuk lubang vaginaku yang sudah sangat basah akibat rangsangan yang diberikan oleh adik iparku. Saat tangan kirinya berada di dalam vaginaku, tangan kanannya menarik narik dan menjepit putting susuku dari luar kain satin dasterku. Aku semakin terbang oleh kenikmatan yang diberikannya kepadaku,  apalagi jari-jari tangannya semakin mengocok-kocok lubang vaginaku secara kasar. nafasku memburu dan badanku bergetar hebat, aku hampir mencapai orgasmeku.

“Anghhh….aannghhh….aaahhhhh”, adik iparku mendesah Panjang dan kurasakan cairan spermanya membasahi kain satin dasterku yang menjepit dibelahan pantatku yang digesek-gesekan penisnya disitu.

Begitu adik iparku puas tiba tiba dia menghentikan semua perbuatannya lalu pergi begitu saja seperti tidak terjadi apap-apa meninggalkanku. Padahal aku sudah mau sampai orgasme dan aku jadi bingung apa yang baru terjadi dan aku segera membenahi pakaian ku dan segera masuk ke dalam kamarku.

Didalam kamar aku jadi bingung dengan apa yang baru saja diperbuat oleh adik iparku itu dan aku semakin bingung yang seharusya hari ini dia aku akan instrogasi malah aku jadi korban pelecehan oleh adik iparku, tapi di lain sisi aku sangat menikmati apa yang baru saja dilakukan padaku, bahkan aku sanagt kecewa saat adik iparku menghentikan aksinya di tengah tengah aku menuju puncak orgasme. Saat itu aku terpaksa melampiasan dengan cara beronani dengan tanganku diatas ranjang dengan sisa cairan spermanya yang menodai dasterku dibagian pantatku.

Padahal saat aku beronani diatas ranjang aku berharap adik iparku akan datang kembali untuk menuntaskan nafsuku dan pintu kamarku sengaja tidak aku tutup. Sebenarnya aku ingin melaporkan hal ini pada suamiku tapi entah kenapa aku tidak pernah melakukannya.

Setiap hari aku bertemu dengan adik iparku membuatku merasa canggung. kejadian hari itu telah merubah cara pandangku padanya. di balik senyum adik iparku di depanku tersembunyi kilatan nafsu yang besar, terlihat dari tatapan kedua matanya yang kini sudah terang-terangan memandangiku tanpa ada rasa bersalah sedikitpun sajak kejadian itu.

Apalagi hal ini diperparah dengan fakta bahwa aku selalu membayangkan bentuk batang penis yang Panjang itu selalu melayang dalam pikiranku. nafsuku semakin menjadi jadi saat suamiku jarang dirumah dan jarang menafkahiku diatas ranjang karena tugas sebagai seorang pelayaran.

Setiap aku kesepian dimalam hari aku mulai mencoba bermasturbasi sendiri tapi apa yang kudapatkan jauh berbeda dari apa yang terjadi saat itu dengan adik iparku walau aku belum merasakan sensansi orgasme yang kursakan. Aku terus mencoba menahan nafsu ku tapi semakin kutahan kurasakan nafsu semakin meledak ledak. Hingga akhirnya pada malam hari itu, saat itu posisi malam hari sedang turun hujan sangat deras sekali.

Dirumah benar-benar sendirian anaku yang kedua menginap dirumah temanya. dari dalam kamarku terlihat lampu kamar adik iparku menyala. Aku berusaha melangkah ragu menuruni tangga menuju lantai satu. tanpa kuperintah kaki ku melangkah membawaku menuju kamar adik iparku. sesampainya didepan  kamarnya dan pintu tidak dikunci, kulihat adik iparku sedang tidur pulas. Dengan posisi telanjang dan aku perlahan mendekatinya pelan-pelan lalu berjongkok di samping tempat tidurnya. aku mulai melihat batang penisnya yang masih tertidur pulas dan aku mendekatkinya  kulihat kepala penisnya ada sisa-sisa bekas cairan sperma.

Rupanya adik iparku ini baru saja selesai bermastrubasi karena ada bekas daster satinku yang ada disampingnya dan aku menghirup bau sperma yang selama ini di tumpahkan pada kain satin dasterku. aku mengelus-elus batang penis itu dengan lembut sehingga tidak membangunkan adik iparku. Setelah kuelus, penis semakin besar. dengan gemetar kulihat mengacung tegak dihadapanku.

Aku mendekatkan mulutku pada ujung kepala penis itu dan mulai menjilatinya. sedikit demi sedikit aku mulai mengulum penis itu. aku memaju mundurkan kepalaku dan menghisap penis itu pelan pelan. Sambil mengulum penis adik iparku bagian tanganku mengesek-gesek vaginaku yang sudah tidak memakai celana dalam lagi. aku sangat menikamti hal itu sampai sampai aku tidak sadar saat tangan adik iparku mulai memegangi bagian kepalaku.

Ternyata Budi adik iparku sudah bangun, dia hanya menatapku tanpa ekspresi. aku berusaha menjauh tapi tangannya lebih sigap menarikku.

“Sudah Mbak jangan lari dari kenyataan dan aku tau seperti ini yang mbak inginkan dariku kan”, aku ditarik ke atas tempat tidur dan dibaringkan diatasnya, sekarang posisi tubuhku terlentang berada dibawah tubuh adik iparku.

Melihat aku hanya diam dan pasrah tanpa ada perlawanan karena malam itu birahi dan nafsuku sudah benar-benar tidak bisa aku tahan lagi, Tanpa aba aba dia lalu mencaplok kedua ujung putting susuku yang mejeplak dikain satin dasterku, dikulumnya pelan sambil di hisap hisap serta digigit lebut putingku dengan mulutnya dan dilakukan berulang ulang pada kedua putting susuku tanpa ada jeda.

Aku sangat menikamati apa yang dilakukan oleh adik iparku itu, batang penisnya terasa sekali digesek-gesekan dibagian selangkanganku yang masih terhalang kain satin dasterku. Perlahan-lahan penis itu mulai  mengarahkan ke daerah vaginaku. Lubang vaginaku yang sudah sangat terangsang sampai-sampai cairan kewanitaanku membashi lubang itu. pelan pelan begitu daster satinku yang bagian bawah diangkat sedikit keatas batang penis itu mulai mengesek-gesek ujung lubang vaginaku.

Meskipun lubang vaginaku sudah tidak sempit lagi tapi karena ukuran penis yang besar itu terasa sangat sesak saat mulai masuk kedalam vaginaku. Gesekan demi gesekan penis adik iparku semakin membuat cairan kewanitaanku semakin keluar banyak dan memudahkan bergerak keluar masuknya semakin dalam.

Begitu masuk seluruhnya batang penisnya yang Panjang itu didalam vaginaku, adik iparku mendiamkannya dulu disana dan kurasakan vaginaku terasa penuh dan sesak sangat besar jauh lebih besar dari milik suamiku.

Tanpa banyak kata-kata lagi adik iparku mulai mengenjot penisnya keluar masuk kedalam vaginaku. semakin lama genjotan itu semakin cepat dan liar. sambil menggenjotiku, adik iparku kembali memainkan buah dadaku. Salah satu buah dadaku dikulum dalam mulutnya dan yang lain dia mainkan bagian puttingnya dengan jari jari tangannya.

Putting susuku yang bentuk agar besar terasa semakin bertambah besar saat terangsang sampai seukuran ibu jari orang dewasa. hal ini semakin memudahkan adik iparku memainkan payudaraku walaupun masih terhalang kain satin dasterku.

Baru 5 menit lamanya aku terus digenjot tanpa henti oleh adik iparkun,  aku merasakan akan segera orgasme dan tubuhku menegang seperti dialiri listrik tegangan tinggi. tapi adik iparku belum terlihat ada tanda-tanda orgasme juga bahkan genjotanya semakin liar dan semakin kasar.

“Anghhhh….aaahhh….aaahhhh…aaahhh….Buddiiii…..aaanggggghhhh”, aku mendesah sangat Panjang saat puncak orgasme mulai kurasakan datang.

Tubuhku mengejang-ngejang sangat dahsyat nikmatnya saat orgasme yang selama ini jarang kudapat dari suamiku,  bahkan batang penis adik iparku benar-benar membuat aku melayang menikamati permainanya diatas ranjang.

Selama hampir 30 menit aku terus menerus digenjot oleh adik iparku, selama itu aku mendapatkan 2 kali orgasme dari dia dan belum pernah aku dapatkan dari suamiku. Genjotan adik iparku semakin tidak beraturan dan tangannya meremas remas buah dadku dengan kasar. nafasnya memburu seperti kuda, keringatnya menetes membasahi tubuhnya dan membasahi daster satin ku yang masih aku pakai.

“Mbak….akuuuu…..maauuuu…..keluarrr?, tapi aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaanya lagi karena aku juga akan mesakan orgasme yang ketiga kalinya.

Desahan demi desahan kenikmatan dan hujan yang turun sangat deras diluar sana membuat aku benar-benar menikmati permainanya yang sangat licah dan sangat pengalaman, Kemudian genjotan adik iparku semakin cepat hingga akhirnya tubuh adik iparku terlihat mengejang-ngejang dan saai tiu juga aku mesakan pucak orgasmeku yang ketiga. Kurasakan batang penisnya yang berada didalam vaginaku menyemprotkan sperma putih panas dan kental didalam rahimku. Sebenarnya aku ingin berusaha memintanya mengeluarkannya di luar tapi karena juga akan merasakan orgasme yang ketiga kalinya dan membuatku tidak berdaya apa apa lagi diatas ranjang dibawah tubuhnya.

Semenjak saat itu kehidupanku berubah dan kini aku telah jatuh dalam dekapan adik iparku. hampir tiap malam atau saat dirumah tidak ada siapa-siapa aku selalu melakukan perbuatan itu lagi dengan adik iparku. Sudah beberapa kali aku lakukan dengan adik iparku karena aku sudah kecanduan dengan batang penis yang Panjang itu, aku tidak bisa melewati sehari pun tanpa di temani sodokan sodokan batang penisnya pada vaginaku. nafsuku semakin besar seiring perselingkuhanku dengan adik iparku di rumahku sendiri.

Aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan dengan rapat rapat hubunganku dengan adik iparku. Suamiku yang pulang sebulan sekali dan sekarang tidak masalah bagiku karena selalu ada adik iparku yang selalu memuaskanku. Tapi di depan keluarga adik iparku sangat pandai menyimpan semua perselingkuhanku ini.

Budi, adi ipar suamiku ini menjadi pemiliki baru dari tubuhku ini. Meskipun dia masih muda tapi pengetahuan seksnya sangat pengalama sekali. Tidak seperti suamiku yang asal sodok dan minim variasi. selama berhubungan dengan adik iparku ini aku mendapatkan kenikamtan yang lebih besar dari yang kudapat selama 20 tahun perkawinanku.

Jika sedang berdua saja dengan adik iparku dirumah kegiatan kami hanya berhubungan seks dan seks. Dan gilanya lagi pernah suatu pagi saat aku sudah bersiap-bersiap mau berangkat ke kantor, di ruang makan tiba tiba adik iparku memelukku dari belakang. Karena pagi itu saat mau kekantor aku memakai blouse satin berlengan Panjang berwarna putih dan rok Panjang model plisket satin berwana hitam dan hijab yang kupakai dari bahan satin juga berwarna hitam seperti warna rok bagian bawah.

Disibakkan rok dan celana dalamku, lalu langsung aku disodok dari belakang dengan pakaianku masih lengkap dengan hijabku. Adik iparku menyutubuhi dari bealakang dan aku bersandar pada meja makan. Diramas-remas kedua buah dadaku saja dibagian hijabku dicium dan dijilatnya dengan lidahnya dan Seperti biasa cairan spermanya dkeluar di dalam dan karena sudah mepet aku berangkat kekantor dengan cepat aku bersihkan cairan spermanya yang masih meleleh dari vaginaku dengan tissue dan tanpa banyak waktu lagi aku segera kekantor kerena sudah telat.

Aku akui adik iparku tidak bisa melihat aku memakai kain serba licin seperti satin dan dia pasti bernafsu seperti hewan yang sedang kelaparan dan selama berhubungan dengan adik iparku kami selalu melakukannya di kamarku setiap berhubungan intim bahkan jika malam hari saat anaku yang nomer dua tidak dirumah adik iparku selalu tidur bersama ku layaknya suamiku sendiri.

Jika sedang bosan di kamar aku selalu mengajakku berhubungan intim di spot spot rumah kami. ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi. Bahkan adik iparku menyetubuhiku di halaman belakang saat malam hari, karena tembok belakang rumahku cukup tinggi aku tidak khawatir tetanggaku memergokiku disetubuhi oleh adik iparku ini. Semua gaya sudah kami lakukan sampai-sampai lubang anusku juga jadi sasaran batang penisnya. Awalnya aku menolaknya tapi sekarang lubang itu selalu dipakai juga dan aku hanya bisa menikmatinya.