Perkenalkan namaku Heni dan usiaku sudah 45 tahun dan aku bekerja disebuah Bank Swasta. Aku sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang sudah mulai dewasa dan suamiku bekerja disebuah kapal tangker milik Pertamina.
Anakku yang pertama bernama Dewi. usianya baru 19 tahun, dan
sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di kota yogya. Sedangkan
anakku yang kedua bernama Andre baru berusia 17 tahun, saat ini kelas 12 dan
sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.
Sedikit gambaran tentang diriku. aku mempunyai tinggi badan
165 cm dan berat badan 50 kg. tubuhku tidak terlalu kecil tapi juga tidak
gemuk, lebih tepat disebut berisi kulitku kuning langsat khas wanita jawa.
Ukuran payudaraku lumayan besar yaitu sekitar 36c, tapi sudah agak kendor dan
mempunyai kedua putting susu yang lumayan besar dan berwarna kecokelatan.
Setiap hari bekerja aku
selalu memakai kemeja berlengan Panjang dengan memakai hijab. Sedangkan di
dalam rumah aku biasa memakai daster-daster yang berkain satin untuk pakaian
sehari-hari kalai pas dirumah.
Rumahku berukuran cukup besar dan terletak di tengah kota. Suasana
rumah setiap hari terasa sangat sepi karena suamiku pulang kerumah bisa sebulan
satu kali dan bisa dua bulan sekali, tergantung rute kapalnya berlayar. Sedangkan
anakku yang pertama tinggal diyogya hanya pulang tiap akhir bulan, Sedangkan anaku
kedua, untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi perguruan tinggi lebih sering
pulang malam karena harus mengikuti kegiatan tutorial serta bimbingan belajar
yang dia ikuti. praktis setiap hari aku lebih sering sendirian di rumah.
Saat ini di rumah hanya ada adik ipar suamiku yang tinggal
sementara dirumahku karena mengikuit tes ujian pegawai dipertamina dan sekalian
dia merangkap menjaga rumahku disaat suamiku pergi berlayar. Ditambah seorang
pembantu yang bernama Siti yang bekerja dari jam 6 pagi sampai 6 petang. Pembantuku
Siti tidak tinggal di rumahku. Setiap
hari dia selalu pulang.
Sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, aku berusaha
untuk setia kepada keluargaku. sebisa mungkin aku membawa diri dalam pergaulan
di lingkungan tempat tinggalku maupun tempat kerjaku. Aku selalu berusaha
sesopan mungkin dalam bertutur, bertindak serta berpakaian. semua itu kulakukan
demi menjaga keharmonisan dan keutuhan keluargaku.
Meskipun begitu tidak jarang aku mendapati tatapan dari mata
laki-laki yang ada sekitarku yang penuh nafsu pada tubuhku. Meskipun saat kerja
aku memakai baju sudah sangat sopan dan tertutup saat di luar rumah tapi
nyatanya tidak mampu menutupi seluruh keindahan lekuk tubuhku, terutama bentuk payudaraku.
Apalagi adik ipar suamiku sering sekali kuperhatikan dia suka menatap lekat
pada tubuhku. terutama saat di rumah karena aku lebih sering memakai pakaian-pakain
daster yang memberi kesempatan lebih besar untuk menikmati tubuhku.
Setiap aku memakai daster yang berkain satin saat
beraktifitas di rumah aku merasa seperti selalu diperhatikan oleh adik ipar
suamiku. Apa dia sangat bernafsu melihat aku memakai daster seperti ini.
Apalagi setiap pagi sebelum berangkat kerja aku masih selalu memakai baju tidur
model daster berkain satin tanpa Bra otomasi kedua putting susuku jelas sekali
terlihat menonjol.
Setiap pagi rutinitasku selalu menyirami dan merawat tanaman
koleksiku yang ada dihalaman belakang dan saat aku menyirami bunga-bunga itu
aku selalu memperhatikan adik iparku
suamiku yang selalu memperhatikanku dari balik kaca jendela dalam kamarnya yang
terletak tepat disamping halaman belakang rumahku.
Hari-hari berikutnya justru aku mencoba dia bikin jadi
penasaran terus tapi semua itu mungkin untuk mencoba saja karena aku belum
menemukan bukti nyata dia berani apa tidak adik ipar suamiku itu menodai aku.
Sampai suatu saat. Pada sabtu siang setelah pulang dari
kantor aku segera tidur karena aku sangat Lelah menyelesaikan tugas-tugas yang numpuk
dikantorku. aku tidur sangat lelap dan cukup lama. aku terbangun ketika
mendengar gemuruh tanda akan hujan. Aku teringat jemuran yang ada di belakang
belum diangkat karena siang tadi pemabntuku sedang ijin pulang lebih awal
karena kurang enak badan.
Aku segera bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju
halaman belakang rumah untuk mengangkat jemuran yang seharusnya sudah kering. Ketika
berjalan melewati kamar adik ipar suamiku aku sempat berhenti dan aku intip
lewat pintu yang sedikit terbuka itu dan ternyata adik iparku sedang melakukan
mastrubasi menggunakan baju tidur satinku yang ada dikeranjang kotoran yang
belum dicuci.
kuperhatikan secara seksama, aku terkejut setengah mati apa
yang kulihat dengan kedua mataku. Adik ipar suamiku mengocok-kocok penisnya
dengan baju tidurku yang berkain satin. tidak hanya itu dia juga menciumi dan
menjilati kain satin dasterku. Aku hanya bisa diam menyaksikan hal itu. aku
tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam pikiran adik ipar suamiku itu saat sedang
masturbasi menggunakan daster milikku itu.
Aku hanya bisa menyaksikan detik demi detik, kocokan demi
kocokan pada penisnya, serta tiap hirupan nafas pada dasterku. aku menyaksikan
semuanya yang terjadi hingga adik ipar suamiku itu sampai dia orgasmenya. Cairan spermanya
menodai dasterku.
Saat menyasikan itu aku tidak jadi mengangkat jemuran dan aku
segera berlari kembali ke kamarku di lantai 2. di dalam kamar aku terus
memikirkan hal yang baru saja kulihat. aku tidak bisa memikirkan apa apa hanya
gambaran pada Budi adik ipar suamiku itu yang sedang masturbasi yang melayang
layang dalam pikiranku. Aku hanya terdiam sejenak sampai ada suara ketukan dari
luar pintu kamarku yang membuat aku kaget.
Aku segera membuka pintu dan terlihat di balik pintu Budi
adik ipar suamiku berdiri tepat di depan pintu kamarku. keringat dingin
meluncur dari kepalaku dan saat dia berdiri didepanku apalagi saat itu aku
hanya memakai baju tidur. Dengan tersenyum Budi mengatakan dia mau izin mau
keluar dulu.
Setelah memastikan Budi pergi aku berjalan menuruni tangga
dan menuju ke belakang tempat keranjang cucian kotor. aku ambil dasterku yang
digunakan untuk masturbasi tadi. Terlihat dikain satin daster itu masih ada
sisa bekas spermanya Budi. Tanpa kusadari aku mengambil daster itu dan mendekatkannya kelubang hidungku, aku mencoba menghirup aroma sperma
segar milik adik ipar suamiku yang baru saja dia tumpahkan dikain satin
dasterku. aroma sperma yang khas itu seakan menggelapkan pikiranku. menghipnotisku
dan Tangan kiriku mulai masuk kedalam dasterku, merayap di balik celana
dalamku. jari jariku mulai menggosok gosok bibir vaginaku yang ternyata sudah
mulai basah.
Aku semakin kuat menghirup aroma sperma itu sambil memainkan
vaginaku. aku terduduk di atas lantai. aku meraih daster yang berlumuran sperma
dan keringat itu dan aku letakkannya di wajahku dan aku rebahkan tubuhku
dilantai. Aku mulai menjilati sedikit demi sedikit lelehan sperma daster itu.
kocokan pada vaginaku semakin cepat, nafasku mulai tersengal sengal. aku
merasakan sesuatu akan meledak dalam tubuhku. Semakin besar rasa itu semakin
kupercepat hingga akhirnya aku orgasme. cairan kewanitaanku membasahi tangan
dan celana dalam yang kupakai.
Aku tidak menduga hanya dengan masturbasi dengan menghirup
dan menjilati sperma bisa membawa orgasme sehebat itu. tanpa kusadari semenjak
saat itu aku mulai ketagihan sperma adik ipar suamiku. Aku memang sangat
kesepian dirumah. Setiap saat aku mengawasi keranjang kotoran yang ada dicucian
kotoku untuk menunggu adik ipar suamiku melakukan masturbasinya.
Seminggu sejak kejadian itu aku selalu masturbasi dengan
sperma Budi adik ipar suamiku. Sensasi sperma milik pria yang bukan suamiku
mebawa sensasi tersendiri bagiku saat masturbasi. bahkan daster bekas
masturbasi itu tidak aku cuci tapi justru aku pakai setiap malam pas aku posisi
didalam kamar saja agar tidak ketahuan. Noda sperma Budi yang melekat dikain
satin dasterku saat kupakai membawa sensasi binal saat menyentuh kulit payudara
dan vaginaku.
Sejak hari itu pula kau tahu kalua Budi ternyata sudah lama
melakukan hal ini. gelagat adik iparku itu seperti tidak terjadi apa-apa saat masturbasi
pada daster miliku. Hampir ku pastikan setiap pakaian dasterku semuanya pernah
dipakai untuk masturbasi. yang menjadi pikiranku, bagaimana mungkin pembantuku
Siti yang hampir tiap hari berada di rumah yang mencuci daster-dasterku tidak
melihat ada bekas sperma, apa dia tidak menyadri akan hal ini.
Setelah hampir sebulan melakukan kebiasaan masturbasi dengan
sperma milik adik iparku, sedikit demi sedikit rasa bersalah muncul dalam
diriku. aku mulai sadar apa yang kulakukan itu salah. Aku berniat untuk
menghentikan semua ini. tapi sejauh aku mencoba itu tidak bisa karena aku
benar-benar kesepian dirumah butuh kehangatan diatas ranjang, nafsuku berhasil
mengalahkan akal sehatku. kembali aku terjebak pada lingkaran setan yang
membawa ku semakin dalam pada dosa.
Jujur aku menikmati semua ini. aku tidak bisa berhenti jika
adik iparku masih menggunakan pakaian dasterku untuk masturbasi. aku sadar jika
aku ingin menghentikan hal ini aku harus mengatasi sumber masalah ini. Semuanya
berasal dari dia, jika adik iparku berhenti melakukannya maka aku yakin secara
otomatis membuatku berhenti menikmati spermanya. tapi aku tidak tega
melaporkannya pada suamiku, aku tidak ingin masalah ini menjadi besar.
Aku harus mencoba menyelesaikannya sendiri dengan jalan satu-satunya
aku harus bicara langsung dengan adik iparku secara langsung.
Sabtu siang karena biasa aku pulang lebih awal. segera aku mengambil
daster-dasterku yang habis dipakai masturbasi oleh adik iparku itu dan berniat hari
itu juga aku akan bicara dengan dia. Aku bawa pakai dasterku ke dalam kamarku
dulu untuk bahan introgasi. kemudian aku ganti pakaian kerjaku dan aku ambil
pakaian dasterku dari dalam lemari dan kuambil daster satin berwarna merah muda
warna kesukaanku tanpa memakai Bra. Setelah itu aku akan segera menemui adik
iparku untuk membahas kenapa dia memakai dasterku untuk memakai bermastrubasi.
Dengan langkah kakiku akan segera menemui adik iparku menuju
kamarnya. kulihat pintu kamarnya terbuka
menandakan bahwa dia berada didalam. Tapi ketika sampai di depan pintu kamarnya,
aku kembali melihat hal yang tidak kuduga. dengan posisi berbaring dan celana
melorot sampai lututnya. kulihat adik iparku Budi sedang menikmati mengocok
penisnya dengan kain satin dasterku yang semalam aku pakai dan batang penisnya
itu yang terlihat Panjang dan kecokelatan. Penis itu jauh lebih besar dari
milik suamiku. aku hanya bisa diam menatap adik iparku suamiku itu.
Budi hanya tersenyum ke arahku. gila, dia sadar aku ada
disini tapi sama sekali tidak berusaha mengehentikan maupun berusaha menutupi batang
penisnya itu. Tatapan kedua matanya terlihat tajam melihat ke arahku dan aku
langsung segera pergi dari kamarnya. aku tidak percaya apa yang dilakukan dengan
adik iparku itu. Apalagi dia benar-benar berani melakukan adegan bermasturbasi
di hadapanku sendiri seakan-akan dia sengaja memamerkan batang penisnya kepadaku.
Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih untuk kuminum agar
aku bisa menenangkan diri. Tapi saat aku
baru mau menelan air putih sampai dileher, tiba tiba aku merasa sepasang kedua
tangan meraba kedua payudaraku dari belakang. Hampir saja gelas berisi air
yang kuminum jatuh ke lantai.
ketika aku menoleh aku terkejut melihat ternyata Budi adil
iparku sudah ada di belakangku tubuhku. Aku berusaha meronta untuk melepaskan
diri dari pelukan Budi. tapi pelukan itu semakin kuat memeluk tubuhku. Remasan kedua
tangannya dikedua payudaraku membuat pikiran ku untuk memberontak semakin tidak
focus lagi.
Tangan adik ipar suamiku itu sangat kekar, remasan-remasan
dikedua buah dadaku semakin kuat sekali. Kedua putting susuku yang menonjol
menjeplak diluar kain satin dasterku ditarik-tarik dengan cara memilin putingku
dengan jari-jari tanganya. aku semakin lemas tubuhku melawan dekapan adik
iparku dari belakang karena putting susuku adalah salah satu bagian tubuhku
yang paling sensitif.
Hembusan nafas dan jilatan lidahnya yang mengenai bagian
belakang leherku semakin menambah rangsangan pada tubuhku. aku mulai larut
dalam alunan nafsunya, Sedikit demi sedikit mulai terbawa hawa nafsu yang
selama ini jarang aku dapat dari suamiku.
“Mbak aku tau kamu kesepian dan butuh seperti ini”, katanya
dan tidak aku jawab perkataanya itu.
Selesai meremas-remas kedua payudaraku salah satu tangan
adik iparku mulai merayap ke bagian bawah perutku. tangannya itu mulai mengesek-gesek bagian
selangkanganku dari luar celana dalamku. Apalagi aku yang hanya memakai daster satin
membuat adik ipaku semakin bernafsu. Adik iparku itu mulai menyelipkan batang
penisnya itu dibelahan pantatku sambil mengesek-gesek penisnya dikain satin
dasterku.
Tangannya yang dari tadi bermain main di luar celana dalamku
mulai menyelinap masuk ke dalam celana dalamku. Jemari tanganya mulai memainkan
bibir vaginaku serta klitorisku. aku hanya bisa menikmati apa yang dilakukan
oleh Budi adik iparku itu. Kedua mataku terpejam menikmati setiap gesekan jari
tanganya pada bibir vaginaku dan batang penisnya kurasakan masih terus
digesek-gesekan di kain satin daster seperti dia saat bermastrubasi dengan
dasterku itu.
Jari-jari itu mulai menusuk-nusuk lubang vaginaku yang sudah
sangat basah akibat rangsangan yang diberikan oleh adik iparku. Saat tangan
kirinya berada di dalam vaginaku, tangan kanannya menarik narik dan menjepit
putting susuku dari luar kain satin dasterku. Aku semakin terbang oleh
kenikmatan yang diberikannya kepadaku, apalagi jari-jari tangannya semakin mengocok-kocok
lubang vaginaku secara kasar. nafasku memburu dan badanku bergetar hebat, aku
hampir mencapai orgasmeku.
“Anghhh….aannghhh….aaahhhhh”, adik iparku mendesah Panjang
dan kurasakan cairan spermanya membasahi kain satin dasterku yang menjepit
dibelahan pantatku yang digesek-gesekan penisnya disitu.
Begitu adik iparku puas tiba tiba dia menghentikan semua
perbuatannya lalu pergi begitu saja seperti tidak terjadi apap-apa meninggalkanku.
Padahal aku sudah mau sampai orgasme dan aku jadi bingung apa yang baru terjadi
dan aku segera membenahi pakaian ku dan segera masuk ke dalam kamarku.
Didalam kamar aku jadi bingung dengan apa yang baru saja
diperbuat oleh adik iparku itu dan aku semakin bingung yang seharusya hari ini
dia aku akan instrogasi malah aku jadi korban pelecehan oleh adik iparku, tapi
di lain sisi aku sangat menikmati apa yang baru saja dilakukan padaku, bahkan
aku sanagt kecewa saat adik iparku menghentikan aksinya di tengah tengah aku
menuju puncak orgasme. Saat itu aku terpaksa melampiasan dengan cara beronani
dengan tanganku diatas ranjang dengan sisa cairan spermanya yang menodai
dasterku dibagian pantatku.
Padahal saat aku beronani diatas ranjang aku berharap adik
iparku akan datang kembali untuk menuntaskan nafsuku dan pintu kamarku sengaja
tidak aku tutup. Sebenarnya aku ingin melaporkan hal ini pada suamiku tapi
entah kenapa aku tidak pernah melakukannya.
Setiap hari aku bertemu dengan adik iparku membuatku merasa
canggung. kejadian hari itu telah merubah cara pandangku padanya. di balik
senyum adik iparku di depanku tersembunyi kilatan nafsu yang besar, terlihat
dari tatapan kedua matanya yang kini sudah terang-terangan memandangiku tanpa
ada rasa bersalah sedikitpun sajak kejadian itu.
Apalagi hal ini diperparah dengan fakta bahwa aku selalu
membayangkan bentuk batang penis yang Panjang itu selalu melayang dalam
pikiranku. nafsuku semakin menjadi jadi saat suamiku jarang dirumah dan jarang
menafkahiku diatas ranjang karena tugas sebagai seorang pelayaran.
Setiap aku kesepian dimalam hari aku mulai mencoba
bermasturbasi sendiri tapi apa yang kudapatkan jauh berbeda dari apa yang terjadi
saat itu dengan adik iparku walau aku belum merasakan sensansi orgasme yang
kursakan. Aku terus mencoba menahan nafsu ku tapi semakin kutahan kurasakan
nafsu semakin meledak ledak. Hingga akhirnya pada malam hari itu, saat itu posisi
malam hari sedang turun hujan sangat deras sekali.
Dirumah benar-benar sendirian anaku yang kedua menginap
dirumah temanya. dari dalam kamarku terlihat lampu kamar adik iparku menyala.
Aku berusaha melangkah ragu menuruni tangga menuju lantai satu. tanpa
kuperintah kaki ku melangkah membawaku menuju kamar adik iparku. sesampainya didepan
kamarnya dan pintu tidak dikunci,
kulihat adik iparku sedang tidur pulas. Dengan posisi telanjang dan aku
perlahan mendekatinya pelan-pelan lalu berjongkok di samping tempat tidurnya.
aku mulai melihat batang penisnya yang masih tertidur pulas dan aku mendekatkinya kulihat kepala penisnya ada sisa-sisa bekas
cairan sperma.
Rupanya adik iparku ini baru saja selesai bermastrubasi
karena ada bekas daster satinku yang ada disampingnya dan aku menghirup bau
sperma yang selama ini di tumpahkan pada kain satin dasterku. aku mengelus-elus
batang penis itu dengan lembut sehingga tidak membangunkan adik iparku. Setelah
kuelus, penis semakin besar. dengan gemetar kulihat mengacung tegak
dihadapanku.
Aku mendekatkan mulutku pada ujung kepala penis itu dan
mulai menjilatinya. sedikit demi sedikit aku mulai mengulum penis itu. aku
memaju mundurkan kepalaku dan menghisap penis itu pelan pelan. Sambil mengulum
penis adik iparku bagian tanganku mengesek-gesek vaginaku yang sudah tidak
memakai celana dalam lagi. aku sangat menikamti hal itu sampai sampai aku tidak
sadar saat tangan adik iparku mulai memegangi bagian kepalaku.
Ternyata Budi adik iparku sudah bangun, dia hanya menatapku
tanpa ekspresi. aku berusaha menjauh tapi tangannya lebih sigap menarikku.
“Sudah Mbak jangan lari dari kenyataan dan aku tau seperti
ini yang mbak inginkan dariku kan”, aku ditarik ke atas tempat tidur dan
dibaringkan diatasnya, sekarang posisi tubuhku terlentang berada dibawah tubuh
adik iparku.
Melihat aku hanya diam dan pasrah tanpa ada perlawanan
karena malam itu birahi dan nafsuku sudah benar-benar tidak bisa aku tahan
lagi, Tanpa aba aba dia lalu mencaplok kedua ujung putting susuku yang mejeplak
dikain satin dasterku, dikulumnya pelan sambil di hisap hisap serta digigit
lebut putingku dengan mulutnya dan dilakukan berulang ulang pada kedua putting
susuku tanpa ada jeda.
Aku sangat menikamati apa yang dilakukan oleh adik iparku
itu, batang penisnya terasa sekali digesek-gesekan dibagian selangkanganku yang
masih terhalang kain satin dasterku. Perlahan-lahan penis itu mulai mengarahkan ke daerah vaginaku. Lubang vaginaku
yang sudah sangat terangsang sampai-sampai cairan kewanitaanku membashi lubang
itu. pelan pelan begitu daster satinku yang bagian bawah diangkat sedikit
keatas batang penis itu mulai mengesek-gesek ujung lubang vaginaku.
Meskipun lubang vaginaku sudah tidak sempit lagi tapi karena
ukuran penis yang besar itu terasa sangat sesak saat mulai masuk kedalam
vaginaku. Gesekan demi gesekan penis adik iparku semakin membuat cairan kewanitaanku
semakin keluar banyak dan memudahkan bergerak keluar masuknya semakin dalam.
Begitu masuk seluruhnya batang penisnya yang Panjang itu
didalam vaginaku, adik iparku mendiamkannya dulu disana dan kurasakan vaginaku
terasa penuh dan sesak sangat besar jauh lebih besar dari milik suamiku.
Tanpa banyak kata-kata lagi adik iparku mulai mengenjot penisnya
keluar masuk kedalam vaginaku. semakin lama genjotan itu semakin cepat dan
liar. sambil menggenjotiku, adik iparku kembali memainkan buah dadaku. Salah
satu buah dadaku dikulum dalam mulutnya dan yang lain dia mainkan bagian
puttingnya dengan jari jari tangannya.
Putting susuku yang bentuk agar besar terasa semakin
bertambah besar saat terangsang sampai seukuran ibu jari orang dewasa. hal ini
semakin memudahkan adik iparku memainkan payudaraku walaupun masih terhalang
kain satin dasterku.
Baru 5 menit lamanya aku terus digenjot tanpa henti oleh
adik iparkun, aku merasakan akan segera orgasme
dan tubuhku menegang seperti dialiri listrik tegangan tinggi. tapi adik iparku belum
terlihat ada tanda-tanda orgasme juga bahkan genjotanya semakin liar dan semakin
kasar.
“Anghhhh….aaahhh….aaahhhh…aaahhh….Buddiiii…..aaanggggghhhh”,
aku mendesah sangat Panjang saat puncak orgasme mulai kurasakan datang.
Tubuhku mengejang-ngejang sangat dahsyat nikmatnya saat
orgasme yang selama ini jarang kudapat dari suamiku, bahkan batang penis adik iparku benar-benar
membuat aku melayang menikamati permainanya diatas ranjang.
Selama hampir 30 menit aku terus menerus digenjot oleh adik
iparku, selama itu aku mendapatkan 2 kali orgasme dari dia dan belum pernah aku
dapatkan dari suamiku. Genjotan adik iparku semakin tidak beraturan dan
tangannya meremas remas buah dadku dengan kasar. nafasnya memburu seperti kuda,
keringatnya menetes membasahi tubuhnya dan membasahi daster satin ku yang masih
aku pakai.
“Mbak….akuuuu…..maauuuu…..keluarrr?, tapi aku hanya diam
tanpa menjawab pertanyaanya lagi karena aku juga akan mesakan orgasme yang
ketiga kalinya.
Desahan demi desahan kenikmatan dan hujan yang turun sangat
deras diluar sana membuat aku benar-benar menikmati permainanya yang sangat
licah dan sangat pengalaman, Kemudian genjotan adik iparku semakin cepat hingga
akhirnya tubuh adik iparku terlihat mengejang-ngejang dan saai tiu juga aku
mesakan pucak orgasmeku yang ketiga. Kurasakan batang penisnya yang berada
didalam vaginaku menyemprotkan sperma putih panas dan kental didalam rahimku.
Sebenarnya aku ingin berusaha memintanya mengeluarkannya di luar tapi karena
juga akan merasakan orgasme yang ketiga kalinya dan membuatku tidak berdaya apa
apa lagi diatas ranjang dibawah tubuhnya.
Semenjak saat itu kehidupanku berubah dan kini aku telah
jatuh dalam dekapan adik iparku. hampir tiap malam atau saat dirumah tidak ada
siapa-siapa aku selalu melakukan perbuatan itu lagi dengan adik iparku. Sudah
beberapa kali aku lakukan dengan adik iparku karena aku sudah kecanduan dengan
batang penis yang Panjang itu, aku tidak bisa melewati sehari pun tanpa di
temani sodokan sodokan batang penisnya pada vaginaku. nafsuku semakin besar
seiring perselingkuhanku dengan adik iparku di rumahku sendiri.
Aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan dengan rapat
rapat hubunganku dengan adik iparku. Suamiku yang pulang sebulan sekali dan sekarang
tidak masalah bagiku karena selalu ada adik iparku yang selalu memuaskanku. Tapi
di depan keluarga adik iparku sangat pandai menyimpan semua perselingkuhanku ini.
Budi, adi ipar suamiku ini menjadi pemiliki baru dari
tubuhku ini. Meskipun dia masih muda tapi pengetahuan seksnya sangat pengalama
sekali. Tidak seperti suamiku yang asal sodok dan minim variasi. selama
berhubungan dengan adik iparku ini aku mendapatkan kenikamtan yang lebih besar
dari yang kudapat selama 20 tahun perkawinanku.
Jika sedang berdua saja dengan adik iparku dirumah kegiatan
kami hanya berhubungan seks dan seks. Dan gilanya lagi pernah suatu pagi saat aku
sudah bersiap-bersiap mau berangkat ke kantor, di ruang makan tiba tiba adik
iparku memelukku dari belakang. Karena pagi itu saat mau kekantor aku memakai
blouse satin berlengan Panjang berwarna putih dan rok Panjang model plisket
satin berwana hitam dan hijab yang kupakai dari bahan satin juga berwarna hitam
seperti warna rok bagian bawah.
Disibakkan rok dan celana dalamku, lalu langsung aku disodok
dari belakang dengan pakaianku masih lengkap dengan hijabku. Adik iparku menyutubuhi
dari bealakang dan aku bersandar pada meja makan. Diramas-remas kedua buah
dadaku saja dibagian hijabku dicium dan dijilatnya dengan lidahnya dan Seperti
biasa cairan spermanya dkeluar di dalam dan karena sudah mepet aku berangkat kekantor
dengan cepat aku bersihkan cairan spermanya yang masih meleleh dari vaginaku
dengan tissue dan tanpa banyak waktu lagi aku segera kekantor kerena sudah
telat.
Aku akui adik iparku tidak bisa melihat aku memakai kain
serba licin seperti satin dan dia pasti bernafsu seperti hewan yang sedang
kelaparan dan selama berhubungan dengan adik iparku kami selalu melakukannya di
kamarku setiap berhubungan intim bahkan jika malam hari saat anaku yang nomer
dua tidak dirumah adik iparku selalu tidur bersama ku layaknya suamiku sendiri.
Jika sedang bosan di kamar aku selalu mengajakku berhubungan
intim di spot spot rumah kami. ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi. Bahkan
adik iparku menyetubuhiku di halaman belakang saat malam hari, karena tembok
belakang rumahku cukup tinggi aku tidak khawatir tetanggaku memergokiku
disetubuhi oleh adik iparku ini. Semua gaya sudah kami lakukan sampai-sampai
lubang anusku juga jadi sasaran batang penisnya. Awalnya aku menolaknya tapi
sekarang lubang itu selalu dipakai juga dan aku hanya bisa menikmatinya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar