Minggu, 14 September 2025

Cerita Seks Dengan Ibu Sherly

 

Awal aku mengenalnya dengan Ibu Sherly pada saat aku mendapat undang dari perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya.

Sebagai seorang marketing, perusahaan mengutusku aku untuk datang. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Sherly yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan. Wajahnya cantik, berkaca mata dan memiliki kulitnya putih, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang yang tidak terlalu besar. Bagian pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya terlihat sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang.

Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara. Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Sherly membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal-hal yang agak pribadi.

Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Sherly sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya sudah tidak muda lagi hampir 40 tahun tapi masih terlihat awet muda, Ibu Sherly memegang jabatan sebagai seorang direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

“Pak Andre sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra.

“Saya umur 28 tahun, Bu!” balasku.

“Sudah berkeluarga”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai PD sendiri.

“Belum, Bu!”

Tanpa kutanya, Ibu Sherly menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya.

“Ibu masih terlihat cantik, masih terlihat muda, saya rasa mata lelaki-laki akan berlomba mendapatkan Ibu Sherly”, aku sedikit memujinya.

“Memang, ada benarnya juga yang Bapak Andre ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Sherly bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya.

“Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan.

“Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku.

“Terima kasih atas kunjungannya, Pak Andre.”

Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan kain satin, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi untuk bisa kesempatan mendekatinya.

“Oh ya, Bu Sherly, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Sherly saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang umpan.

“Terima kasih”, jawabnya singkat.

“Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Andre, untuk tawaran ini.”

“Saya tunggu, Bu.. permisi”

Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Sherly dengan sejuta pikiran dalam benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah.. kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya.

Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Sherly dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab.

Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya dia keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu pas malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Avanzaku.

Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop. Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop.

Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya. Dia terkejut, sebentar memandangku. Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget. Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya.

Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan. Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku. Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku.

“Ibu Sherly, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya.

“Ya Pal Andre, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.

Dan saat tanganku menyusup ke dalam blous satin nya, erangannya semakin jelas terdengar. Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol.

Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih. Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya.

Kuhisap pelan putingnya yang masih terlihat besar dan Panjang, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku. Ibu Sherly semakin meracau. Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat. Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, penisku sudah menegang maksimal.

Tanganku yang satunya sudah bergerak ke bagian pahanya dan masuk kedalam roknya, sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan. Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya. Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat.

Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairahnya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam lubang vaginanya yang terasa agak basah. Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan.

“Anghhhhh..Andreeee.. aku sudah nggak tahan.. Terus Andreee.. ounghhh..” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak.

Tangannya menekan bagian kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya mengenjang-gejang, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam.

“Anghhhhh..oungghhh..anghhh….Andreee... aku ke..lu..ar..anghhhh” Kurasakan jariku hangat dan basah.

Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya batang penisku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Ibu Sherly sangat pengertian. Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari penisku dan aku segera membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku. Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat.

“Oh.. besar sekali punya mu Andre”.

Batang penisku yang sudah sedikit kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang penisku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Ibu Sherly menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairahku makin terbakar. Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung penisku, sementara kepala penisku semakin basah oleh pelumas yang keluar.

“Ounghhhh….Bu…Sherrlllyyyy…..aku sudah nggak tahan..mauuuu….keluarrr”,

“Tahan sebentar, Andre..”, Ibu Sherly melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit.

Kulihat mulutnya sampai sesak oleh batang penisku. Ibu Sherly semakin kuat mengocok batang penisku ke dalam mulutnya. Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan cairan spermaku.

“Ibuuu….Sherrllyyy….aakuuuu….mauuuu….keluar..Anghhhh….aaahhhh” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang penisku, tapi Ibu Sherly justru memasukkan batang penisku makin dalam ke dalam mulutnya, aku sudah tidak bisa lagi menahan laju cairan spermaku yang akan keluar.

Crott….crottt…crotttt, kulepaskan cairan spermaku kedalam mulut Bu Sherly dengan sangat banyak mengisi rongga mulutnya.

Ibu Sherly dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan semua sisa cairan yang tertinggal di kepala lubang penisku dengan lidahnya. Aku menarik nafas panjang mengatur detak jantungku yang tadi sangat cepat. Aku tidak nyangka cairan spermaku ditelan habis-habis olehnya.

Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah selesai, kami sudah rapi kembali. Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10.00 malam. Aku langsung segera mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama.

Sampai di komplek perumahan yang cukup mewah segera memasukan mobilku didalam garasinya dan malam itu Ibu Sherly sengaja menyuruh aku jangan pulang dulu karena malam yang semewah itu dia tinggal sendiri hanya ada beberapa satpam komplek perumahan yang menjaga area komplek.

“Ibu tinggal sendirian dirumah semewah ini”, kataku.

“Iya Andre, hanya ada 2 pembantu aja yang tinggal disini tapi kalau sore dia minta pulang karena rumahnya tidak jauh dari sini”.

“Kesepian terus dong Bu kalam udah malam”.

“Iya Andre, semenjak suamiku meninggal aku hanya tinggal sendiri, pingin tenag aja”.

“Tapi kan butuh ketenanga juga lho Bu, pasti ibu pasti butuh yang kayak tadi kita lakukan didalam bioskop”, pancingku.

“Dasar laki-laki bisa aja, oh ya kamu mau minum apa?” tawanya.

“Ngak usah repot-repot Bu tadi kan udah minum juga”.

“Aku buatkan kopi ya”, kemudian Bu Sherly berjalan kebelakang sedangkan aku duduk dikursi sofa kamar tamunya.

Hampir 15 meniatan aku menunggu malam itu Bu Sherly ternyata sudah mengganti pakaianya dengan baju tidur model daster satin berwarna merah muda tanpa bra dan celana dalam lagi. Kedua mataku tak henti-hentinya memandang tubuhnya yang membawa secagkir kopi panas.

“Kamu lihat apa sih Andre kayak orang kesurupan aja”, sambil menaruh secangkir kopi panas dimeja.

“Wo…wow…Bu memang seksi dengan pakaian seperti itu bikin yang ada didalam calana bangun nih”

“Ya kalau aku dirumah memang seperti ini Andre, emang ada yang salah”.

“Salah sing ngak Bu, tapi kan ada aku disini nanti kalau ibu tak perkosa gimana” pacingku sambil bercanda.

“Kalau aku yang memperkosa kamu aku kasih Andre”, begitu Bu Sherly duduk disebelahku dan belum sempat aku minum kopiku aku langsung terkam tubuhnya dan kami sudah saling sama-sama berlumatan anatara bibir dan lidah.

 “Ounggg….Andree….malam ini puaskan aku, kita pindah kekamar aja” kemudian aku mengangkat tubuhnya menuju kamar pribadinya yang sangat luas dan mewah.

Kulihat sebuat ranjang yang besar dan sangat mewah beralaskan kain sperai berkain satin model pinggiranya seperti rendra-rendra dan bermotif gambar mawar dan kubaringakan tubuh Bu Sherly disana. Kedua tangannya langsung membuka kancing bajuku dan celanaku sampai aku dalam hitungan detik sudah telanjang total, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Ibu Sherly yang tadinya sedikit kalem bisa berubah ganas begini.

Tapi pikiranku mulai tidak berpikir lagi dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap bagian  dadaku. Bagaian seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu. Bu Sherly sangat licahnya bergulat diatas ranjang dia seperti pemain film-film bokep yang sering aku lihat. Aku pun tak mau kalah dengan sigapanya, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap.

Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat. Dan Bu Sherly  memandangi bagian batang penisku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar. Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan menidihnya diatas ranjang.

Kutidih tubuhnya, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke bagian tubuhnya, kujilati bagian kain satin dasternya yang masih melekat ditubuhnya. Kuhisap tonjolan  puting yang menjeplak diluar kain satin dasternya, kujilat dan sesekali kugigit dengan mesra sambil kuhisap-hisap. Sementara tanganku yang lain meremas-remas bagian pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal.

Pergulatan kami semakin panas, kami saling menghisap puting dada. Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku. Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan. Dengan posisi 69 aku merasakan kehangatan dibagian kepala penisku dihisap-hisap dan menari-nari didalam mulutnya sedangkan lidahku tidak mau kalah kujilati bagian lubang vaginanya semakin dalam masuk dengan lidahku yang telah basah, kuhisap bagian  klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian. Segera aku membalikkan tubuhku. Kembali kutindih tubuh Bu Sherly tanpa membuka dasternya dan kami kembali saling melumat bibir, sementara batang penisku yang sudah basah oleh cairna liurnya kuarahkan ke celah pahanya, Tubuh kami sudah bersimbah peluh.

Akhirnya tak sabar tangan Bu Sherly segera mengarahkan batang penisku kelubang vaginanya, setelah sampai di pintu bibir vaginanya, kutekan masuk penisku dan Bu Sherly segera membuka kedua pahanya lebar-lebar dan batang penisku langsung melesak masuk ke dalam vaginanya yang sudah sangat becek itu.

Bless…..Kepala penisku sudah berada di dalam vaginanya. terasa hangat dan seperti digigit. Kutahan penisku didalam vaginanya dulu, aku menikmati remasan bagian dinding vaginanya. Perlahan semakin kutekan pantatku, penisku semakin masuk semuanya lebih dalam. Bibirnya dan jilatnya Bu Sherly terus berada di lenganku saat aku mulai genjot naik turunkan pantatku dengan gerakan teratur mengerakan kaluar masuk penisku didalam vaginanya.

Remasan dan jepitan bagian liang vaginanya diseluruh batang penisku terasa sangat nikmat sekali aku rasakan. Apalagi saat kubalikan tubuhnya menghadap ke samping. Penisku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku. Batang penisku amblas sampai mentok di mulut rahimnya. Puas dari samping, tanpa mencabut penisku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang.

Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara pensiku keluar masuk semakin cepat. Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah. Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari dalam penisku, segera kucabut takut aku keburu muncrat.

“Cplok..” terdengar suara saat batang penisku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang vaginanya yang mencengkram penisku.

“Aunggghh, kenapa Andree.. dilepas aku bentar lagi mau dapat nih”, protes Bu Sherly.

Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bu Sherly meraih batang penisku dan memasukkannya ke dalam lubang vaginanya sambil berjongkok diatas tubuhku.

Bu Sherly dengan buasnya dan ganasnya bergerak naik turunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan kenikmat yang kuterima dari gerakan tubuhnya yang menghajar penisku dengan vaginanya, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin agar aku tidak buru-buru keluar.

Hampir 30 menit sudah berlalu kami berada diatas ranjang, kulihat Bu Sherly semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan ada semburan hangat yang memgasahi batang penisku saat tubuhnya mengejang-ngejang saat orgasme.

“Anghhh….anghhhh….Oungggg….Andreee…..Unghhhh..enak…bangett….sayang.” tubuhnya lalu jatuh dipelukanku dan posisi tengkurap di atas tubuhku, kurasakan dinding vaginanya berdenyut-denyut menjepit batang penisku yang masih berada didalam vaginanya.

Kurasakan buah dadanya menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya yang sedikit ngos-ngosan. Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan cairan spermaku tidak jadi keluar, aku segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan.

Aku terus menggerakkan tubuhku. Perlahan gairahnya kembali bangkit, terlebih saat batang penisku  mengorek-ngorek lubang vaginanya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh. Kini pinggul Bu Sherly mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku. Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila.

15 menit sudah aku bertahan dengan gaya konvensional. Perlahan aku mulai merasakan cairanku spermaku segera akan keluar. Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bu Sherly pada putingku dan pitingan kakinya di bagian pinggangku.

“Ibu Sherrllyyyy…..aku mauuuu…keluarrrr……”.

“Teruss…..sayangg….keluar…..didalam saja”.

Crott…cerott…crottt….“ Anggghhh….aahhh….aahhhhh”, tubuhku mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar didalam vaginanya. Dan akhirnya kamu terkulai lemas sama-sama merasakan kepuasan diatas ranjang

Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu ternyata gairah Bu Sherly sangat tinggi kalau pas diatas ranjang, selama ini dia bersikap diam dan tertutup, karena mungkin menjaga privasi dan tidak mau sembarangan orang tau apalagi dia seorang direktur sekalian pemilik perusahaan.

Apalagi begitu dia tahu bahwa batang penisku dapat dua kali lipat mendapatkan orgasme dibandingan alm suaminya itu, Bu Sherly tambah lengket saja denganku. Memang yang kehidupanku derastis berubah  semenjak aku dekat dengan Bu Sherly tapi aku tidak mengejar kekayaan miliknya yang aku kejar hanyalah kenikmatan yang diberikan terhadaku yang didasari karena Cinta.

Sabtu, 13 September 2025

Bercinta dengan Mantan pacarku

 

Pengalamanku tahun ini hari ulang tahunku yang ke-40, ku rayakan Bersama anaku satu-satunya yang baru berusia 6 tahun tanpa suamiku. Karena kami sudah bercerai setahun yang lalu. Tapi disaat acara ulang tahunku itu, tiba-tiba suara aplikasi whatapp ku berdering dan begitu aku buka pesan itu ternyata pengirimnya Andre mantan pacarku dulu.

Jantungku langsung berdetak ketika membaca: Andre, salah satu mantap pacarku dulu yang pernah menjalin asmara denganku sebelum aku menikah dengan suamiku yang sekarang dan akhirnya kami bercerai. Aku sanang sekali dia mengucapkan ulang tahunku karena ternyata dia masih ingat hari ini ulang tahunku. Andre memang termasuk laki-laku yang romantis, dia selalu memperhatikan hal-hal kecil yang dapat membuat hatiku senang.

Usianya lebih muda dibandingkan aku yang jaraknya sekitar 5 tahun sampai sekarang dia masih belum berkeluarga alias single tapi pengalaman seksnya diatas ranjang dia lumayan pintar karena selama kami berpacaran aku selalu dibuatnya ketagihan merasakan kenikmatan yang diberikan kepadaku sampai-sampai sudah tak terhitung lagi berapa kali aku sudah melakukan Bersama Andre.

Hari itu yang lebih membuat aku girang luar biasa, ternyata Andre sekarang berada di Yogya. Dia bilang melalui pesan whatapp nya, dia sengaja datang ke yogya untuk merayakan ulang tahunku karena dia tahu aku sudah bercerai dengan sumiku.

"Aku selalu kangen sama kamu Maya," tulisnya dalam pesan itu.

"Aku juga, Andre" balasku sambil aku kasih gambar ciuman.

"Kamu kangen apanya May?"

"Kangen semuanya termasuk punya kamu itu".

"Yang mana May?”

"Pokonya yang itu yang selalu kamu buat aku ketagihan Andre"

"Dasar janda pinginya dibelai".

"Alah…kamu juga ngak usah munafik Andre pasti kamu kesini buat itu kan"

"Heheh…Jepitan punya mu bikin ngak bisa lupa sampai sekarang May? "

Aku selalu berdesir-desir  bila aku chat-chatan denga Andre. Bukan apa-apa karena obrolan seperti itu selalu mengingatkan aku pada petulangan-petualangan kita selama pacarana dulu yang pernah kami lakukan. Andre termasuk pandai bermain cinta, itu sebabnya hubungan kami termasuk tidak saling bermusuhan walaupun aku meninggalkan cintanya dan menikah dengan pria lain dan akhirnya bercerai juga.

Singkat cerita aku menyiapkan kedatangnya dirumahku, kutitipkan anakku dirumah sodaraku agar tidak tahu akan kedatangannya karena aku tidak mau buru-buru anakku tahu ada pria yang datang kerumah. Aku ganti pakaianku dengan kemeja satin kebetulan kemeja itu kesukaan Andre masih kusimpan dilemariku.

Kemeja satin itu sering aku pakai kalau kita saling ketemu karena Andre sangat suka kalau aku pakai kemeja itu dan Ande pasti jadi sayang dan bernafsu. Menunggu kedatanganya di dalam kamar. Aku video call via whatapp.

"Haloo sayang masih di jalan," sambil kupamarkan kemeja satin itu dihadapanya.

"Iya Macet nih, wow Maya ternyata kamu masih menyimpanya kemeja itu"

"Iya dong sayang biar kamu ngaceng lihatnya..."

"Aku gak sabaran nih, pingin cepat sampai dan pingin langsung ML sama kamu."

"Pingin digesekan disini ngak" sambil kuarahkan dikemaja satin yang kupakai,

"Uuuuh, jadi makin ngak kuat sayang tau?! Awassss yaaa!"

Tak lama suara mobilnya terdengar dari luar rumahku dan kusuruh mobilnya masuk kegarasi dan menutupnya lagi  dan kusuruh dia berjalan kekamarku sambil tetap video call. Tak lama Andre mulai berjalan masuk kedalam rumah. Pintu kamar sengaja tidak kututup supaya dia datang langsung masuk.

Aku rebahan di atas ranjang menunggu kedatangan Andre. Dengan hanya memakai kemeja satin tanpa Bra dan tanpa celana dalam aku sudah tidak sabar lagi ingin cepat-cepat dipeluk dan diraba-raba tubuhku dan ingin sekali merasakan vaginaku yang sudah menggangur hampir setahun dimasukan batang penisnya.

Tak lama Andre muncul dan aku sedikit terkejut dan senang sekali. Tanpa beranjak dari ranjang, kukembangkan kedua tanganku untuk menyambut Andre dengan pelukan. Kemudian andre menutup pintu kamar dan menguncinya, lalu dia langsung membuka celana panjang berikut celana dalamnya. Aku hanya tersenyum melihat batang penisnya yang sudah mengacung tegak keatas.  Perlahan dia berjalan santai dan langsung menerkamku di atas ranjang. Kami langsung bergumul, berciuman bibir dengan panas bergelora. Kedua tangannya meremas-remas apapun pada tubuhku termasuk kemeja satinku yang selalu diraba dan cium oleh bibirnya.

"Unghhh….Andreee….sudah….ngak….sabarr….ya…lihat seperti ini", kataku.

"Aku sudah gak tahan lagi May, kita langsung ngentot yaaa... Ngobrolnya nanti aja ya sayang?"

Nafasnya sudah tidak beratura, aku hafal betul bagaimana kalau Andre sudah mulai birahi. Tentu saja aku hanya diam dan membiarkan dia menerkamku diatas ranjang, apalagi aku juga sudah amat sangat bergairah sedari tadi.

Kubuka kedua pahaku agar belahan vaginaku dapat dimasukan oleh batang penisnya yang sudah tegang itu. Andre terus mengisap dan melumat kedua putting susuku secara bergantian dari luar  kemaja satinku. Kuraba dan kupegang batang penisnya dan kuarahkan pada lubang  vaginaku. Kurasakan kepalanya yang besar menyeruak pada mulut vaginaku yang sudah basah.

Penisnya mulai masuk kedalam vaginaku sedikit demi sedikit dan Blesss…..penisnya langsung masuk Unghhhhh…..Nikmat sekali. Kurasakan sangat nikmatnya saat menerobos batang penisnya masuk dan mengesek pada lubang vaginaku sambil aku pejamkan kedua mataku. Sleseeeeeppp..... blesss....!

"Oooouunggghhhh...., enak banget, Andreee…sayaaang...," rintihku.

"Aku kangen sama kontol kamuuu....udah lama sudah tidak merasakan seperti ini"

"Aku juga kangen banget sama kamu , Sayaaang.... Aku kangen ngentot sama kamuuu...udah lama tidak merasakan seperti ini sama kamu lagi"

"Sekarang entot aku...sepuasnya sayangg, entot aku, Sayaaang....sekarang ini jadi milikmu lagi"

Andre semakin bernafsu, gerakannya jadi semakin brutal dan agak kasar. Justru itu yang aku suka dari dirinya. Batang penisnya yang luar biasa keras terasa memenuhi lubang vaginaku, menyentak-nyentak hingga ke ujung lorong bagian rahimku sampai aku sudah tidak bisa menahan rasa nikmat ini hanya desahan kenikmatan yang bisa aku rasakan dari dalam mulutku.

"Aaaanghhh...Saaayyy...annghhhhh..., teken yang dalam sayang....aaahhh...uuuuggghhh...".

Dia menekan-nekan batang penisnya, semakin keras, semakin cepat dan bertenaga. Aku semakin lepas kontrol, jeritanku semakin menjadi-jadi akibat dilanda kenikmat yang luar biasa yang diberikan oleh batang penisnya.

"Aaaarrgghh....,Andreee….....Kontolmu enak banget, Sayaaang... Entot memekku, Sayaaang..., yah..., yaaahh, gituuuuuhh..., aaarggghhhh....,. yang keras, yang kerassss...., ooohhhh, kontol kamu enak baget, Sayaaang!"

Andre sudah paham tentang sifatku kalau sedang bergejolak diatas ranjang selalu "heboh". Semakin nikmat persetubuhan yang kurasakan, rintihan dan eranganku pasti akan semakin keras dan jorok. Dulu aku malu dengan perilaku seks-ku yang satu itu dihadapanya, karena takut dinilai perempuan murahan yang maniak seks, tapi lama-kelamaan aku justru menikmatinya dan Andre justru menyukai erotisme seperti itu.

Andre semakin kuat menggecak-gecak batang penisnya didalam vaginaku, seiring dengan semakin kuatnya rintihan dan eranganku. Kurasakan klimaksku sudah sangat dekat. Kuangkat-angkat pinggulku setiap kali Andre menggecak, sehingga batang penisnya yang besar dan keras itu menghunjam-hunjam semakin dalam. Nikmat luar biasa.

Kami terus bersetubuh, berganti-ganti posisi. Terakhir, ketika orgasmeku telah semakin dekat, Andre membalikkan tubuhku hingga membelakanginya. Aku segera mengerti. Lekas-lekas aku menungging di atas ranjang dengan kedua tangan berpegangan pada sandaran ranjang. Lalu kembali Andre menggenjotku dari belakang. Aku berusaha mengimbangi dengan menggerak-gerakkan pinggul. Setiap dia menekan, kudorong pantatku ke belakang, demikian pula sebaliknya. Kudengar nafas Andre kian memburu, diselingi suara lenguhannya setiap kali dia menggecak batang penisnya kuat-kuat.

Akhirnya aku mendesah Panjang terlebih lebih dahulu saat pucak orgasme kurasakan datang "Ooooooooorrggghhhhh......!!! Annnndddreeeee…..aku keluaaaarrr....sayangggggg!!!!"

Andre semakin bersemangat, ditekan dan Tarik penisnya semakin kuat dan cepat kelubang vaginaku yang sudah becek. Tubuhku mengejang-ngejang semakin hebat. Sementara vaginaku berkedut-kedut saat aku mencapai klimaks, kugoyang-goyangkan pinggulku maju-mundur dengan cepat dan kuat untuk mengimbangi gerakannya. Aku tahu pasti, sebentar lagi dia pun akan sampai puncak kenikmatannya.

"Oh, ah, uuughhh…Mayaaaa…..Memek mu enak baget , Sayang...., aku hampir keluar, aku hampir keluar, sayaangggg...., enak sekali, enak sekali sayanggg...,oooouuunnngghhh.., aaannggghhh..., uuuuggghhh.... aaaaaaaarrrgghhhhh........!!!"

Kurasan Andre menyemprotkan spermanya banyak sekali didalam vaginaku. Dia terus kugoyang- goyang pinggulku agar dia lebih merasa nikmat. Dia melenguh-lenguh sambil meremasi buah dadaku yang bergelantung yang terhalang kemeja satin, sementara air maninya menyemprot-nyemprot hingga beberapa kali di dalam vaginaku.

Setelah itu  Andre menghempaskan nafasnya yang berat. Dipeluknya tubuhku. Kami lalu bercium-ciuman sambil berangkulan diatas ranjang dengan posisi dia memeluk tubuhku dari belakang. Batang penisnya masih berada didalam vaginaku.

"May, gimana kabar kamu selama ini, Sayang?" tanya Andre sambil membelai- belai keningku yang berkeringat. Bayangkan, setelah bersetubuh demikian panas, dia baru sempat menanyakan kabarku.

"Baik," jawabku sambil tersenyum

"Kamu sih, Andre sekarang sombong, mentang-mentang kita sudah ngak ada hubungan lagi kamu sudah tidak mau kabari aku lagi"

"Ya maaf soalnya kamu kan udah berkeluarga jadi mendingan aku jaga jarak"

"Kamu masih sayang maya kan"

"Aku selalu sayang dan kangen sama kamu, tau?!"

"Aku juga, soalnya kamu yang paling hebat!" "Hebat apanya?" Aku tersenyum, kugerakan batang penisnya yang masih ada didalam vaginaku.

Andre tersenyum dan penisnya yang baru saja mengeluarkan cairan kental itu otomatis mulai bergerak membesar kembali.

"Tuh kan, baru dibilang paling hebat, dia langsung bangun lagi!" aku menggoda sambil mengelus-elus batang penis yang mengeras dari dalam vaginaku.

Dicabutnya batang penisnya dari dalam vaginaku dan tubuhku Kembali diputar terlentang diatas ranjang kemudian Andre naik keatas tubuhnya dan penisnya yang terlihat sedikit ada bekas sisa-sisa cairan vaginaku mulai digesek- gesekkan dibagian perutku sambil mersakan licinya kain satin kemejaku dan aku paham dan mengerti apa yang diinginkanya dariku dan kubiarkan Andre memperlakukan aku seperti itu. Tubuhku dipeluknya lebih erat, lalu kami berciuman bibir. Hangat, tandas, dan lama. Gesekan penisnya diatas perutku merasakan licinnya kemeja satinku membuat lama-lama dia semakin mendesah kenikmatan.

"Enak….Andre….digesek disitu" dia tidak menjawabnya sampai akhirnya cairan spermanya yang kedua keluar membasahi kain satin kemejaku.

Malam itu berapa lama kami didalam kamar yang jelas kami habiskan untuk melakukan bersetubuh diatas ranjang sampai ketiga kali, yang jelas akhirnya kami mencapai orgasme dalam waktu bersamaan. Setelah itu kembali beristirahat. Buang air, mencuci tubuh di kamar mandi sampai, ngobrol-ngobrol, lalu bercumbu lagi.

Sejak kejadian itu dan aku sudah setahun bercerai bersama suamiku aku Kembali kepelukanya sampai saat ini tanpa ada ikatan pernikahan. Setiap bertemu aku habiskan Bersama Andre selalu menikmati permainan seks diatas ranjang dan ranjang hingga saat ini.

Kamis, 11 September 2025

Perselinkuhanku Dengan Adik Iparku

 


Perkenalkan namaku Heni dan usiaku sudah 45 tahun dan aku bekerja disebuah Bank Swasta. Aku sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang sudah mulai dewasa dan suamiku bekerja disebuah kapal tangker milik Pertamina.

Anakku yang pertama bernama Dewi. usianya baru 19 tahun, dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di kota yogya. Sedangkan anakku yang kedua bernama Andre baru berusia 17 tahun, saat ini kelas 12 dan sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.

Sedikit gambaran tentang diriku. aku mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat badan 50 kg. tubuhku tidak terlalu kecil tapi juga tidak gemuk, lebih tepat disebut berisi kulitku kuning langsat khas wanita jawa. Ukuran payudaraku lumayan besar yaitu sekitar 36c, tapi sudah agak kendor dan mempunyai kedua putting susu yang lumayan besar dan berwarna kecokelatan.

Setiap hari bekerja  aku selalu memakai kemeja berlengan Panjang dengan memakai hijab. Sedangkan di dalam rumah aku biasa memakai daster-daster yang berkain satin untuk pakaian sehari-hari kalai pas dirumah.

Rumahku berukuran cukup besar dan terletak di tengah kota. Suasana rumah setiap hari terasa sangat sepi karena suamiku pulang kerumah bisa sebulan satu kali dan bisa dua bulan sekali, tergantung rute kapalnya berlayar. Sedangkan anakku yang pertama tinggal diyogya hanya pulang tiap akhir bulan, Sedangkan anaku kedua, untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi perguruan tinggi lebih sering pulang malam karena harus mengikuti kegiatan tutorial serta bimbingan belajar yang dia ikuti. praktis setiap hari aku lebih sering sendirian di rumah.

Saat ini di rumah hanya ada adik ipar suamiku yang tinggal sementara dirumahku karena mengikuit tes ujian pegawai dipertamina dan sekalian dia merangkap menjaga rumahku disaat suamiku pergi berlayar. Ditambah seorang pembantu yang bernama Siti yang bekerja dari jam 6 pagi sampai 6 petang. Pembantuku Siti  tidak tinggal di rumahku. Setiap hari dia selalu pulang.

Sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, aku berusaha untuk setia kepada keluargaku. sebisa mungkin aku membawa diri dalam pergaulan di lingkungan tempat tinggalku maupun tempat kerjaku. Aku selalu berusaha sesopan mungkin dalam bertutur, bertindak serta berpakaian. semua itu kulakukan demi menjaga keharmonisan dan keutuhan keluargaku.

Meskipun begitu tidak jarang aku mendapati tatapan dari mata laki-laki yang ada sekitarku yang penuh nafsu pada tubuhku. Meskipun saat kerja aku memakai baju sudah sangat sopan dan tertutup saat di luar rumah tapi nyatanya tidak mampu menutupi seluruh keindahan lekuk tubuhku, terutama bentuk payudaraku. Apalagi adik ipar suamiku sering sekali kuperhatikan dia suka menatap lekat pada tubuhku. terutama saat di rumah karena aku lebih sering memakai pakaian-pakain daster yang memberi kesempatan lebih besar untuk menikmati tubuhku.

Setiap aku memakai daster yang berkain satin saat beraktifitas di rumah aku merasa seperti selalu diperhatikan oleh adik ipar suamiku. Apa dia sangat bernafsu melihat aku memakai daster seperti ini. Apalagi setiap pagi sebelum berangkat kerja aku masih selalu memakai baju tidur model daster berkain satin tanpa Bra otomasi kedua putting susuku jelas sekali terlihat menonjol.

Setiap pagi rutinitasku selalu menyirami dan merawat tanaman koleksiku yang ada dihalaman belakang dan saat aku menyirami bunga-bunga itu aku selalu memperhatikan  adik iparku suamiku yang selalu memperhatikanku dari balik kaca jendela dalam kamarnya yang terletak tepat disamping halaman belakang rumahku.

Hari-hari berikutnya justru aku mencoba dia bikin jadi penasaran terus tapi semua itu mungkin untuk mencoba saja karena aku belum menemukan bukti nyata dia berani apa tidak adik ipar suamiku itu menodai aku.

Sampai suatu saat. Pada sabtu siang setelah pulang dari kantor aku segera tidur karena aku sangat  Lelah menyelesaikan tugas-tugas yang numpuk dikantorku. aku tidur sangat lelap dan cukup lama. aku terbangun ketika mendengar gemuruh tanda akan hujan. Aku teringat jemuran yang ada di belakang belum diangkat karena siang tadi pemabntuku sedang ijin pulang lebih awal karena kurang enak badan.

Aku segera bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju halaman belakang rumah untuk mengangkat jemuran yang seharusnya sudah kering. Ketika berjalan melewati kamar adik ipar suamiku aku sempat berhenti dan aku intip lewat pintu yang sedikit terbuka itu dan ternyata adik iparku sedang melakukan mastrubasi menggunakan baju tidur satinku yang ada dikeranjang kotoran yang belum dicuci.

kuperhatikan secara seksama, aku terkejut setengah mati apa yang kulihat dengan kedua mataku. Adik ipar suamiku mengocok-kocok penisnya dengan baju tidurku yang berkain satin. tidak hanya itu dia juga menciumi dan menjilati kain satin dasterku. Aku hanya bisa diam menyaksikan hal itu. aku tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam pikiran adik ipar suamiku itu saat sedang masturbasi menggunakan daster milikku itu.

Aku hanya bisa menyaksikan detik demi detik, kocokan demi kocokan pada penisnya, serta tiap hirupan nafas pada dasterku. aku menyaksikan semuanya yang terjadi hingga adik ipar suamiku itu  sampai dia orgasmenya. Cairan spermanya menodai dasterku.

Saat menyasikan itu aku tidak jadi mengangkat jemuran dan aku segera berlari kembali ke kamarku di lantai 2. di dalam kamar aku terus memikirkan hal yang baru saja kulihat. aku tidak bisa memikirkan apa apa hanya gambaran pada Budi adik ipar suamiku itu yang sedang masturbasi yang melayang layang dalam pikiranku. Aku hanya terdiam sejenak sampai ada suara ketukan dari luar pintu kamarku yang membuat aku kaget.

Aku segera membuka pintu dan terlihat di balik pintu Budi adik ipar suamiku berdiri tepat di depan pintu kamarku. keringat dingin meluncur dari kepalaku dan saat dia berdiri didepanku apalagi saat itu aku hanya memakai baju tidur. Dengan tersenyum Budi mengatakan dia mau izin mau keluar dulu.

Setelah memastikan Budi pergi aku berjalan menuruni tangga dan menuju ke belakang tempat keranjang cucian kotor. aku ambil dasterku yang digunakan untuk masturbasi tadi. Terlihat dikain satin daster itu masih ada sisa bekas spermanya Budi. Tanpa kusadari aku mengambil daster itu  dan mendekatkannya kelubang  hidungku, aku mencoba menghirup aroma sperma segar milik adik ipar suamiku yang baru saja dia tumpahkan dikain satin dasterku. aroma sperma yang khas itu seakan menggelapkan pikiranku. menghipnotisku dan Tangan kiriku mulai masuk kedalam dasterku, merayap di balik celana dalamku. jari jariku mulai menggosok gosok bibir vaginaku yang ternyata sudah mulai basah.

Aku semakin kuat menghirup aroma sperma itu sambil memainkan vaginaku. aku terduduk di atas lantai. aku meraih daster yang berlumuran sperma dan keringat itu dan aku letakkannya di wajahku dan aku rebahkan tubuhku dilantai. Aku mulai menjilati sedikit demi sedikit lelehan sperma daster itu. kocokan pada vaginaku semakin cepat, nafasku mulai tersengal sengal. aku merasakan sesuatu akan meledak dalam tubuhku. Semakin besar rasa itu semakin kupercepat hingga akhirnya aku orgasme. cairan kewanitaanku membasahi tangan dan celana dalam yang kupakai.

Aku tidak menduga hanya dengan masturbasi dengan menghirup dan menjilati sperma bisa membawa orgasme sehebat itu. tanpa kusadari semenjak saat itu aku mulai ketagihan sperma adik ipar suamiku. Aku memang sangat kesepian dirumah. Setiap saat aku mengawasi keranjang kotoran yang ada dicucian kotoku untuk menunggu adik ipar suamiku melakukan masturbasinya.

Seminggu sejak kejadian itu aku selalu masturbasi dengan sperma Budi adik ipar suamiku. Sensasi sperma milik pria yang bukan suamiku mebawa sensasi tersendiri bagiku saat masturbasi. bahkan daster bekas masturbasi itu tidak aku cuci tapi justru aku pakai setiap malam pas aku posisi didalam kamar saja agar tidak ketahuan. Noda sperma Budi yang melekat dikain satin dasterku saat kupakai membawa sensasi binal saat menyentuh kulit payudara dan vaginaku.

Sejak hari itu pula kau tahu kalua Budi ternyata sudah lama melakukan hal ini. gelagat adik iparku itu seperti tidak terjadi apa-apa saat masturbasi pada daster miliku. Hampir ku pastikan setiap pakaian dasterku semuanya pernah dipakai untuk masturbasi. yang menjadi pikiranku, bagaimana mungkin pembantuku Siti yang hampir tiap hari berada di rumah yang mencuci daster-dasterku tidak melihat ada bekas sperma, apa dia tidak menyadri akan hal ini.

Setelah hampir sebulan melakukan kebiasaan masturbasi dengan sperma milik adik iparku, sedikit demi sedikit rasa bersalah muncul dalam diriku. aku mulai sadar apa yang kulakukan itu salah. Aku berniat untuk menghentikan semua ini. tapi sejauh aku mencoba itu tidak bisa karena aku benar-benar kesepian dirumah butuh kehangatan diatas ranjang, nafsuku berhasil mengalahkan akal sehatku. kembali aku terjebak pada lingkaran setan yang membawa ku semakin dalam pada dosa.

Jujur aku menikmati semua ini. aku tidak bisa berhenti jika adik iparku masih menggunakan pakaian dasterku untuk masturbasi. aku sadar jika aku ingin menghentikan hal ini aku harus mengatasi sumber masalah ini. Semuanya berasal dari dia, jika adik iparku berhenti melakukannya maka aku yakin secara otomatis membuatku berhenti menikmati spermanya. tapi aku tidak tega melaporkannya pada suamiku, aku tidak ingin masalah ini menjadi besar.

Aku harus mencoba menyelesaikannya sendiri dengan jalan satu-satunya aku harus bicara langsung dengan adik iparku secara langsung.

Sabtu siang karena biasa aku pulang lebih awal. segera aku mengambil daster-dasterku yang habis dipakai masturbasi oleh adik iparku itu dan berniat hari itu juga aku akan bicara dengan dia. Aku bawa pakai dasterku ke dalam kamarku dulu untuk bahan introgasi. kemudian aku ganti pakaian kerjaku dan aku ambil pakaian dasterku dari dalam lemari dan kuambil daster satin berwarna merah muda warna kesukaanku tanpa memakai Bra. Setelah itu aku akan segera menemui adik iparku untuk membahas kenapa dia memakai dasterku untuk memakai bermastrubasi.

Dengan langkah kakiku akan segera menemui adik iparku menuju kamarnya. kulihat pintu kamarnya  terbuka menandakan bahwa dia berada didalam. Tapi ketika sampai di depan pintu kamarnya, aku kembali melihat hal yang tidak kuduga. dengan posisi berbaring dan celana melorot sampai lututnya. kulihat adik iparku Budi sedang menikmati mengocok penisnya dengan kain satin dasterku yang semalam aku pakai dan batang penisnya itu yang terlihat Panjang dan kecokelatan. Penis itu jauh lebih besar dari milik suamiku. aku hanya bisa diam menatap adik iparku suamiku itu.

Budi hanya tersenyum ke arahku. gila, dia sadar aku ada disini tapi sama sekali tidak berusaha mengehentikan maupun berusaha menutupi batang penisnya itu. Tatapan kedua matanya terlihat tajam melihat ke arahku dan aku langsung segera pergi dari kamarnya. aku tidak percaya apa yang dilakukan dengan adik iparku itu. Apalagi dia benar-benar berani melakukan adegan bermasturbasi di hadapanku sendiri seakan-akan dia sengaja memamerkan batang penisnya kepadaku. Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih untuk kuminum agar aku bisa  menenangkan diri. Tapi saat aku baru mau menelan air putih sampai dileher, tiba tiba aku merasa sepasang kedua tangan meraba kedua payudaraku dari belakang. Hampir saja gelas berisi air yang  kuminum jatuh ke lantai.

ketika aku menoleh aku terkejut melihat ternyata Budi adil iparku sudah ada di belakangku tubuhku. Aku berusaha meronta untuk melepaskan diri dari pelukan Budi. tapi pelukan itu semakin kuat memeluk tubuhku. Remasan kedua tangannya dikedua payudaraku membuat pikiran ku untuk memberontak semakin tidak focus lagi.

Tangan adik ipar suamiku itu sangat kekar, remasan-remasan dikedua buah dadaku semakin kuat sekali. Kedua putting susuku yang menonjol menjeplak diluar kain satin dasterku ditarik-tarik dengan cara memilin putingku dengan jari-jari tanganya. aku semakin lemas tubuhku melawan dekapan adik iparku dari belakang karena putting susuku adalah salah satu bagian tubuhku yang paling sensitif.

Hembusan nafas dan jilatan lidahnya yang mengenai bagian belakang leherku semakin menambah rangsangan pada tubuhku. aku mulai larut dalam alunan nafsunya, Sedikit demi sedikit mulai terbawa hawa nafsu yang selama ini jarang aku dapat dari suamiku.

“Mbak aku tau kamu kesepian dan butuh seperti ini”, katanya dan tidak aku jawab perkataanya itu.

Selesai meremas-remas kedua payudaraku salah satu tangan adik iparku mulai merayap ke bagian  bawah perutku. tangannya  itu mulai mengesek-gesek bagian selangkanganku dari luar celana dalamku. Apalagi aku yang hanya memakai daster satin membuat adik ipaku semakin bernafsu. Adik iparku itu mulai menyelipkan batang penisnya itu dibelahan pantatku sambil mengesek-gesek penisnya dikain satin dasterku.

Tangannya yang dari tadi bermain main di luar celana dalamku mulai menyelinap masuk ke dalam celana dalamku. Jemari tanganya mulai memainkan bibir vaginaku serta klitorisku. aku hanya bisa menikmati apa yang dilakukan oleh Budi adik iparku itu. Kedua mataku terpejam menikmati setiap gesekan jari tanganya pada bibir vaginaku dan batang penisnya kurasakan masih terus digesek-gesekan di kain satin daster seperti dia saat bermastrubasi dengan dasterku itu.

Jari-jari itu mulai menusuk-nusuk lubang vaginaku yang sudah sangat basah akibat rangsangan yang diberikan oleh adik iparku. Saat tangan kirinya berada di dalam vaginaku, tangan kanannya menarik narik dan menjepit putting susuku dari luar kain satin dasterku. Aku semakin terbang oleh kenikmatan yang diberikannya kepadaku,  apalagi jari-jari tangannya semakin mengocok-kocok lubang vaginaku secara kasar. nafasku memburu dan badanku bergetar hebat, aku hampir mencapai orgasmeku.

“Anghhh….aannghhh….aaahhhhh”, adik iparku mendesah Panjang dan kurasakan cairan spermanya membasahi kain satin dasterku yang menjepit dibelahan pantatku yang digesek-gesekan penisnya disitu.

Begitu adik iparku puas tiba tiba dia menghentikan semua perbuatannya lalu pergi begitu saja seperti tidak terjadi apap-apa meninggalkanku. Padahal aku sudah mau sampai orgasme dan aku jadi bingung apa yang baru terjadi dan aku segera membenahi pakaian ku dan segera masuk ke dalam kamarku.

Didalam kamar aku jadi bingung dengan apa yang baru saja diperbuat oleh adik iparku itu dan aku semakin bingung yang seharusya hari ini dia aku akan instrogasi malah aku jadi korban pelecehan oleh adik iparku, tapi di lain sisi aku sangat menikmati apa yang baru saja dilakukan padaku, bahkan aku sanagt kecewa saat adik iparku menghentikan aksinya di tengah tengah aku menuju puncak orgasme. Saat itu aku terpaksa melampiasan dengan cara beronani dengan tanganku diatas ranjang dengan sisa cairan spermanya yang menodai dasterku dibagian pantatku.

Padahal saat aku beronani diatas ranjang aku berharap adik iparku akan datang kembali untuk menuntaskan nafsuku dan pintu kamarku sengaja tidak aku tutup. Sebenarnya aku ingin melaporkan hal ini pada suamiku tapi entah kenapa aku tidak pernah melakukannya.

Setiap hari aku bertemu dengan adik iparku membuatku merasa canggung. kejadian hari itu telah merubah cara pandangku padanya. di balik senyum adik iparku di depanku tersembunyi kilatan nafsu yang besar, terlihat dari tatapan kedua matanya yang kini sudah terang-terangan memandangiku tanpa ada rasa bersalah sedikitpun sajak kejadian itu.

Apalagi hal ini diperparah dengan fakta bahwa aku selalu membayangkan bentuk batang penis yang Panjang itu selalu melayang dalam pikiranku. nafsuku semakin menjadi jadi saat suamiku jarang dirumah dan jarang menafkahiku diatas ranjang karena tugas sebagai seorang pelayaran.

Setiap aku kesepian dimalam hari aku mulai mencoba bermasturbasi sendiri tapi apa yang kudapatkan jauh berbeda dari apa yang terjadi saat itu dengan adik iparku walau aku belum merasakan sensansi orgasme yang kursakan. Aku terus mencoba menahan nafsu ku tapi semakin kutahan kurasakan nafsu semakin meledak ledak. Hingga akhirnya pada malam hari itu, saat itu posisi malam hari sedang turun hujan sangat deras sekali.

Dirumah benar-benar sendirian anaku yang kedua menginap dirumah temanya. dari dalam kamarku terlihat lampu kamar adik iparku menyala. Aku berusaha melangkah ragu menuruni tangga menuju lantai satu. tanpa kuperintah kaki ku melangkah membawaku menuju kamar adik iparku. sesampainya didepan  kamarnya dan pintu tidak dikunci, kulihat adik iparku sedang tidur pulas. Dengan posisi telanjang dan aku perlahan mendekatinya pelan-pelan lalu berjongkok di samping tempat tidurnya. aku mulai melihat batang penisnya yang masih tertidur pulas dan aku mendekatkinya  kulihat kepala penisnya ada sisa-sisa bekas cairan sperma.

Rupanya adik iparku ini baru saja selesai bermastrubasi karena ada bekas daster satinku yang ada disampingnya dan aku menghirup bau sperma yang selama ini di tumpahkan pada kain satin dasterku. aku mengelus-elus batang penis itu dengan lembut sehingga tidak membangunkan adik iparku. Setelah kuelus, penis semakin besar. dengan gemetar kulihat mengacung tegak dihadapanku.

Aku mendekatkan mulutku pada ujung kepala penis itu dan mulai menjilatinya. sedikit demi sedikit aku mulai mengulum penis itu. aku memaju mundurkan kepalaku dan menghisap penis itu pelan pelan. Sambil mengulum penis adik iparku bagian tanganku mengesek-gesek vaginaku yang sudah tidak memakai celana dalam lagi. aku sangat menikamti hal itu sampai sampai aku tidak sadar saat tangan adik iparku mulai memegangi bagian kepalaku.

Ternyata Budi adik iparku sudah bangun, dia hanya menatapku tanpa ekspresi. aku berusaha menjauh tapi tangannya lebih sigap menarikku.

“Sudah Mbak jangan lari dari kenyataan dan aku tau seperti ini yang mbak inginkan dariku kan”, aku ditarik ke atas tempat tidur dan dibaringkan diatasnya, sekarang posisi tubuhku terlentang berada dibawah tubuh adik iparku.

Melihat aku hanya diam dan pasrah tanpa ada perlawanan karena malam itu birahi dan nafsuku sudah benar-benar tidak bisa aku tahan lagi, Tanpa aba aba dia lalu mencaplok kedua ujung putting susuku yang mejeplak dikain satin dasterku, dikulumnya pelan sambil di hisap hisap serta digigit lebut putingku dengan mulutnya dan dilakukan berulang ulang pada kedua putting susuku tanpa ada jeda.

Aku sangat menikamati apa yang dilakukan oleh adik iparku itu, batang penisnya terasa sekali digesek-gesekan dibagian selangkanganku yang masih terhalang kain satin dasterku. Perlahan-lahan penis itu mulai  mengarahkan ke daerah vaginaku. Lubang vaginaku yang sudah sangat terangsang sampai-sampai cairan kewanitaanku membashi lubang itu. pelan pelan begitu daster satinku yang bagian bawah diangkat sedikit keatas batang penis itu mulai mengesek-gesek ujung lubang vaginaku.

Meskipun lubang vaginaku sudah tidak sempit lagi tapi karena ukuran penis yang besar itu terasa sangat sesak saat mulai masuk kedalam vaginaku. Gesekan demi gesekan penis adik iparku semakin membuat cairan kewanitaanku semakin keluar banyak dan memudahkan bergerak keluar masuknya semakin dalam.

Begitu masuk seluruhnya batang penisnya yang Panjang itu didalam vaginaku, adik iparku mendiamkannya dulu disana dan kurasakan vaginaku terasa penuh dan sesak sangat besar jauh lebih besar dari milik suamiku.

Tanpa banyak kata-kata lagi adik iparku mulai mengenjot penisnya keluar masuk kedalam vaginaku. semakin lama genjotan itu semakin cepat dan liar. sambil menggenjotiku, adik iparku kembali memainkan buah dadaku. Salah satu buah dadaku dikulum dalam mulutnya dan yang lain dia mainkan bagian puttingnya dengan jari jari tangannya.

Putting susuku yang bentuk agar besar terasa semakin bertambah besar saat terangsang sampai seukuran ibu jari orang dewasa. hal ini semakin memudahkan adik iparku memainkan payudaraku walaupun masih terhalang kain satin dasterku.

Baru 5 menit lamanya aku terus digenjot tanpa henti oleh adik iparkun,  aku merasakan akan segera orgasme dan tubuhku menegang seperti dialiri listrik tegangan tinggi. tapi adik iparku belum terlihat ada tanda-tanda orgasme juga bahkan genjotanya semakin liar dan semakin kasar.

“Anghhhh….aaahhh….aaahhhh…aaahhh….Buddiiii…..aaanggggghhhh”, aku mendesah sangat Panjang saat puncak orgasme mulai kurasakan datang.

Tubuhku mengejang-ngejang sangat dahsyat nikmatnya saat orgasme yang selama ini jarang kudapat dari suamiku,  bahkan batang penis adik iparku benar-benar membuat aku melayang menikamati permainanya diatas ranjang.

Selama hampir 30 menit aku terus menerus digenjot oleh adik iparku, selama itu aku mendapatkan 2 kali orgasme dari dia dan belum pernah aku dapatkan dari suamiku. Genjotan adik iparku semakin tidak beraturan dan tangannya meremas remas buah dadku dengan kasar. nafasnya memburu seperti kuda, keringatnya menetes membasahi tubuhnya dan membasahi daster satin ku yang masih aku pakai.

“Mbak….akuuuu…..maauuuu…..keluarrr?, tapi aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaanya lagi karena aku juga akan mesakan orgasme yang ketiga kalinya.

Desahan demi desahan kenikmatan dan hujan yang turun sangat deras diluar sana membuat aku benar-benar menikmati permainanya yang sangat licah dan sangat pengalaman, Kemudian genjotan adik iparku semakin cepat hingga akhirnya tubuh adik iparku terlihat mengejang-ngejang dan saai tiu juga aku mesakan pucak orgasmeku yang ketiga. Kurasakan batang penisnya yang berada didalam vaginaku menyemprotkan sperma putih panas dan kental didalam rahimku. Sebenarnya aku ingin berusaha memintanya mengeluarkannya di luar tapi karena juga akan merasakan orgasme yang ketiga kalinya dan membuatku tidak berdaya apa apa lagi diatas ranjang dibawah tubuhnya.

Semenjak saat itu kehidupanku berubah dan kini aku telah jatuh dalam dekapan adik iparku. hampir tiap malam atau saat dirumah tidak ada siapa-siapa aku selalu melakukan perbuatan itu lagi dengan adik iparku. Sudah beberapa kali aku lakukan dengan adik iparku karena aku sudah kecanduan dengan batang penis yang Panjang itu, aku tidak bisa melewati sehari pun tanpa di temani sodokan sodokan batang penisnya pada vaginaku. nafsuku semakin besar seiring perselingkuhanku dengan adik iparku di rumahku sendiri.

Aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan dengan rapat rapat hubunganku dengan adik iparku. Suamiku yang pulang sebulan sekali dan sekarang tidak masalah bagiku karena selalu ada adik iparku yang selalu memuaskanku. Tapi di depan keluarga adik iparku sangat pandai menyimpan semua perselingkuhanku ini.

Budi, adi ipar suamiku ini menjadi pemiliki baru dari tubuhku ini. Meskipun dia masih muda tapi pengetahuan seksnya sangat pengalama sekali. Tidak seperti suamiku yang asal sodok dan minim variasi. selama berhubungan dengan adik iparku ini aku mendapatkan kenikamtan yang lebih besar dari yang kudapat selama 20 tahun perkawinanku.

Jika sedang berdua saja dengan adik iparku dirumah kegiatan kami hanya berhubungan seks dan seks. Dan gilanya lagi pernah suatu pagi saat aku sudah bersiap-bersiap mau berangkat ke kantor, di ruang makan tiba tiba adik iparku memelukku dari belakang. Karena pagi itu saat mau kekantor aku memakai blouse satin berlengan Panjang berwarna putih dan rok Panjang model plisket satin berwana hitam dan hijab yang kupakai dari bahan satin juga berwarna hitam seperti warna rok bagian bawah.

Disibakkan rok dan celana dalamku, lalu langsung aku disodok dari belakang dengan pakaianku masih lengkap dengan hijabku. Adik iparku menyutubuhi dari bealakang dan aku bersandar pada meja makan. Diramas-remas kedua buah dadaku saja dibagian hijabku dicium dan dijilatnya dengan lidahnya dan Seperti biasa cairan spermanya dkeluar di dalam dan karena sudah mepet aku berangkat kekantor dengan cepat aku bersihkan cairan spermanya yang masih meleleh dari vaginaku dengan tissue dan tanpa banyak waktu lagi aku segera kekantor kerena sudah telat.

Aku akui adik iparku tidak bisa melihat aku memakai kain serba licin seperti satin dan dia pasti bernafsu seperti hewan yang sedang kelaparan dan selama berhubungan dengan adik iparku kami selalu melakukannya di kamarku setiap berhubungan intim bahkan jika malam hari saat anaku yang nomer dua tidak dirumah adik iparku selalu tidur bersama ku layaknya suamiku sendiri.

Jika sedang bosan di kamar aku selalu mengajakku berhubungan intim di spot spot rumah kami. ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi. Bahkan adik iparku menyetubuhiku di halaman belakang saat malam hari, karena tembok belakang rumahku cukup tinggi aku tidak khawatir tetanggaku memergokiku disetubuhi oleh adik iparku ini. Semua gaya sudah kami lakukan sampai-sampai lubang anusku juga jadi sasaran batang penisnya. Awalnya aku menolaknya tapi sekarang lubang itu selalu dipakai juga dan aku hanya bisa menikmatinya.

Kamis, 28 Agustus 2025

CERITA SEKS KENIKMATAN ANTARA ATASAN DENGAN BAWAHAN

 


BAGIAN 2

Pagi-pagi saat aku membuka kedua mataku, posisiku kami masih sama. Ibu Maya masih menepel di bagian dadaku dan masih terlihat tertidur sangat pulas sekali didalam bad cover. Aku pelan-pelan bergeser untuk mengambil HP di meja sebelah tempat tidur. Aku lihat jam sudah menujukan pukul 06:10. Kutaruh Kembali HPku diatas meja dan kupeluk Kembali tubuh Ibu Maya erat-erat. Rasanya aku masih pengen tidak mau lepas dari tubuhnya yang seksi itu.

Ibu Maya terlihat sudah terbangun “Jam berapa Mas Andre?” tanyanya, suaranya masih ngantuk.

“Enam lewat sepuluh,” jawabku sambal mencium bagian keningnya.

Ibu Maya Cuma tersenyum, trus kepalanya masih tetap dibagian dadaku. “Ayo bangun Bu dan Ibu mandi dulu biar nggak telat nanti saat acara presmian pembukaan kantor cabang disemarang”, ajakku.

Terlihat Ibu Maya tidak ada respon sama sekali “Ibu, ayo dong, ntar Ibu telat lho,” ulangku lagi.

“Males, Mas…Andre” jawab Ibu Maya pelan.

“Loh, males kenapa? Capek apa gimana?” tanyaku sambil elus-elus kepalanya. Dia cuma diam.

“Kenapa, Bu?” tanyaku lagi.

“Jadi pingin lagi Mas…”. Dengan nada pelan.

“Ya udah bu, nanti kan bisa kita lakukan lagi disini dan sekarang mendingan Ibu buruan mandi aja soalnya jam sudah mepet” ajakku sambil buka selimut Bad cover kemudian ku tarik tangannya masuk ke kamar mandi.

Didalam kamar mandi, aku dan Bu Maya sama-sama melumurin tubuh memakai sabun cair. Ibu Maya juga balik lumurin tubuhku dengan mengosok-gosok sampe berbusa. Bathtub udah terisi air hangat tiga per empat. Aku langsung masuk kedalam Bathtub, sementara Ibu Maya masih membilas sabun pake air shower. Habis itu, dia nyusul masuk kedalam bathtub, posisi tubuhnya menempel ke tubuhku dari belakang. Aku peluk Ibu Maya, tanganku mulai iseng-iseng saja memainkan di pangkal paha sama dadanya.

Tiba-tiba Ibu Maya berdiri dan membalik tubuhnya, kedua lututnya ditekuk. Trus bagian  pantatnya mulai turun menyenggol-nyenggol batang penisku sampe Kembali tegang. Kayaknya Ibu Maya sudah berani ambil inisiatif terhadapaku. Mungkin gara-gara semalem dia ngerasa ketagihan sama sensasinya yang sudah lama tidak dia rasakan dengan suaminya.

Kubiarkan Ibu Maya terus bergoyang diatas pangkuanku kemudian Bu Maya dengan sendirinya langsung memasukan batang penisku ke dalam lubang vaginanya. Saat Bu Maya menurunkan bagian pantatnya dan langsung masuk batang penisku melesat kedalam vaginanya sampe mentok, Ibu Maya mendesah pelan “Unghhhhhh”, dan diam sejenak menahan batang penisku didalam jepitan vaginanya.

Aku lihat dia sangat menikmatin momen seperti itu dan aku cuma hanya diam saja dan membiarkan Ibu Maya menikmati  apa yang dirasakan didalam tubuhnya sendiri. Tangannya mulai menuntun tanganku ke bagian buah dadanya, minta diremas-remas dadanya dan bagian putingnya yang udah terlihat mengancung keras. Aku remas perlahan buah dadanya dan menarik-narik kedua putting susunya. Ibu Maya mulai gelinjangan dibarengi suara desahannya pelan.

“Unghhhh….Mas…” katanya lirih, matanya memelas.

Aku maikan kedua putingnya, kutarik pelan sambil kupilin-pilin dengan kedua jari tanganku, tubuhnya mulai mengejang saat Ibu Maya bergerak semakin liar naik turun mengocok-kocok batang penisku dengan jepitan lubang vaginanya. Aku coba mengikuti gerakan Bu Maya yang terus naik turun diatas pangkuanku agar bisa  kelar bareng. Ibu Maya semakin kain kenceng bergerak, kedua tangannya sambil menyakar bagian lenganku.

Begitu mencapai Orgasme Ibu Maya langsung kelojotan hebat dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat, otot-otot dinding vaginanya terasa berdenyut dan meremas batang penisku  yang ada didalam. Apalagi batang penisku  sudah mulai akan mengeluarkan cairan sperma. Saat Bu maya melenguh Panjang disertai tubuhnya mengejang-ngejang dan kedua tangannya mengecengkeram bagian lenganku. Aku pun juga merasakan hal yang sama seperti Ibu Maya.

“Anghhhh…..aahhhh…aaahhhh….Ibuuuuu…..Mayaaa……”, Crottt….crottt….crottt….cairan spermaku keluar membasahi bagian dalam ruang rahimnya.

Tubuh Bu Maya jatuh ke tubuhku. Aku peluk tubuhnya dan aku kecup bagian bibirnya dan dibales dengan ciuman mesra sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan. Beberapa saat kemudian setelah sama-sama puas dan kami beruda bangun dan keluar dari bathtub.

“Mas Andre, aku ganti baju dulu, ya,”.

“Hmm,” jawabku pendek sambil aku pegang kepalanya, trus kucium bibirnya.

Ibu Maya mengerikan tubuhnya terus keluar kamar mandi dengan handuk. Pas aku keluar, Ibu Maya  lagi nyari sesuatu didalam kopernya. Aku ambil koperku dan kubuka,  lalu keluarin bra sama celana dalamnya yang semalem sengaja aku sembunyikan biar dia bingung.

“Lagi nyari ini kan Bu?” kataku, nunjukin Bra dan celana dalamnya,

“Loh, kok ada di situ kamu orangnya jahil juga?”

“Buat sementara, ini aku sita dulu Bu”, kataku jail juga.

“Jangan dong Mas!”.

“Aku pingin Ibu gak usah pake daleman. Aku pengen lihat Ibu seksi pake baju doang,” godaku.

“Huu, maunya ya udah terserah Mas!” katanya.

Pagi ini Ibu Maya memakai blouse satin berwarna krem lengan panjang, dipaduin sama rok satin model lipat-lipat berwarna hitam seatas lutut. Blazer hitamnya masih digantung. Karena Blouse-nya berkain satin jadi kedua putingnya samar-samar kelihatan gara-gara tidak memakai  bra. Ternyata anggun juga kulihat bu Maya dengan blouse satin dipadukan roknya juga berkain satin.

Bu Maya berdiri di depan kaca. “Kenapa, Mas? Ada yang aneh?” tanyanya, sambil kulihat Bu Maya didepan kaca.

“Kok bisa ibu pakai blouse dan roknya semua serba satin, jadi terlihat seksi banget Bu apalagi tanpa Bra dan Celana dalam”, jawabku.

“Habis Bra dan celana dalamku kamu sita jadi aku ngak pake apa-apa lagi,  untung ada Blazer yang nutupi kedua putting susuku”.

Aku deketin tubuh Bu Maya, tanganku iseng nyentuh kedua putingnya yang nyembul dari balik bajunya yang licin itu.

“Bisa-bisa nggak jadi presmian kantor lho, Mas,” katanya, tapi kalimatnya kepotong soalnya aku udah nyosor cium bagian bibirnya.

Tangan ku memegang kepalanya, terus turun ke bagian bawah, menyibak roknya sampe ke atas pantat. Aku remes pantatnya yang tidak memakai celana dalam, sambil kulumat lidahnya dengan mulutnya.

“Bu aku jadi nafsu sekali lihat Ibu pakai blouse dan rok satin seperti ini”, Aku peluk tubuhnya dari belakang.

Tangan kiri Bu Maya menjepit di leherku. Aku remes buah dadanya sambil memainkan  putingnya dari luar blousenya, sementara batang pensiku yang sudah tegang lagi aku selipkan dibagian pantatnya terselip dikain satin roknya dan jari tengahku yang kanan sudah masuk kedalam vaginanya.

Dengan posisi berdiri batang penisku terus aku gesek-gesekan dikain satin roknya yang terslip masuk kebagian belahan pantantnya. Aku kocok-kocok lubang vaginanya dengan jari tengah tangan kananku dan aku remes dadanya dengan tangan kiriku. Ibu Maya hanya bisa memegang bagian kepalaku. lidahku dan lidahnya masih terus belumatan.

Setelah beberapa saat aku terus gesekan penisku yang terselip dikain satin roknya dibagian pantantnya tak terasa cairan spermaku akan segera keluar lagi.

Aku jilati bagian lehenya. Aroma parfum bikin aku makin nafsu. Aku jilatin telinganya, lalu beralih ke bibirnya, ngelumatin pelan. Setelah beberapa menit, aku hentikan ciumanku saat cairan spermaku keluar.

“Anghhh….aahhh….aahhh…..Bu….Mayaaaa…..anghhhh”, Crot…crot…crott, cairan spermaku keluar membasahi rok satin yang yeng terselip dibagian pantanya.

“iiihhhh…Mas….Andre…kok dikeluari disana nanti terlihat membekas lho”, protesnya.

“Habis nafsu banget lihat ibu pakai satin”, kuambil beberapa tissue untuk membersihkan cairan spermaku yang melekat dikan satin rok Bu Maya.

“Dasar anak muda sekarang…Uhhh”.

“Bu  nanti lanjutin lagi sepulang acara ibu selesai ya…” kataku sambil tersenyum.

Ibu Maya melihatku sambil ngatur napas. “Kamu sengaja ya, Mas? Bikin aku horny gini? Ntar kalo acara selesai harus kamu lanjutkan lagi lho?” katanya manja banget.

“Iya dong Ibuku sayang”, sambil kucium bibirnya dan Bu Maya segera membetulakan bajunya.

Pagi itu aku segera mengantar Ibu Maya menuju acara presmian kantor cabang, selama perjalanan Ibu Maya terus memegang lengan kiriku. Kepalanya di sandarin di lenganku dengan manja. Pas sampe dikantor dan Ibu Maya langsung masuk, aku langsung berangkat kerja dan tidak ikut acara presmian kantor baru disemarang karena fokusku mencari pangsa pasar didaerah semarang sesuai printah atasan.

Hampir lima jam aku berada dikota semarang menemui pelanggan-pelangganku dan akhirnya HP-ku berdering kulihat Bu Maya menelponku. Langsung aku angkat.

“Selamat sore cintaku? Udah selesai acara?”, dengan nada sedikit romantis

“Udah, Cintaku. Baru aja kelar. Sekarang aku tunggu didepan ya”, jawab dengan romantis juga.

Kurang dari 15 menitan, aku udah nyampe didepan kantor. Begitu mobil masuk dari kejauh, kulihat Ibu Maya sudah berdiri didepan kantor, pake blazer sama rok satin hitam model lipat-lipat yang tadi pagi aku sudah nodai dengan cairan spermaku. Rambutnya yang tergerai ketiup angin bikin dia kelihatan makin anggun dan nafsu lihatnya.

Begitu Ibu Maya masuk mobil “Hai, cintaku….” Sapaku dengan lembut.

Ibu Maya senyum manis, lalu masuk mobil. Aku tarik kepalanya pelan dan nyium keningnya. Ibu Maya segera melepas blazernya, dan pemandangan aura birahi mulai tercium. Tampak diujung kedua buah dada tonjolan putting susunya benar-benar menejeplak dikain satin blousenya seperti ingin kulumat.

“Ada apa, cintaku kok lihat seperti itu? kayaknya ada sesuatu ya?” tanya Ibu Maya.

“Ibu benar-benar membikin aku nafsu lihat blouse tanpa Bra, pasti tadi banyak yang lihat”.

“Lah untungnya ketutup blazer kalau ngak pasti terlihat jelas, habis pakai sita-sita segala”. Aku cuma senyum sambil ngeliatin Ibu Maya.

“Tapi seksi lho Bu…”, kemudian aku pegang kepalanya terus kucium bibirnya.

Ibu Mya mencoba nolak “Eh, Mas, jangan…dong nanti dilihat orang lho”, katanya sambil ngeliatin kanan kiri.

“Tadi dari luar Ibu bisa lihat aku ngak di dalam mobil?” tanyaku.

“Iya ngak kelihatan”.

“Kaca mobil Ibu kan pake kaca film agak hitam jadi ngak bakal kelihatan dari luar,” kataku, lalu langsung nyiumin bibirnya lagi.

Awalnya Ibu Maya nolak, tapi lama-lama dia ikutin permainanku. Tangan kananku mulai membuka  kancing bajunya. Aku buka dua kancing bagian atasnya, terus mulai meremasin buah dadanya sambil kumainkan putingnya pake jariku. Setelah beberapa lama, tanganku mulai nyusurin bagian pahanya sampe ke pangkalnya. Ibu Maya melebarkan kedua pahanya.

Aku rebahin sandaran kursi mobil. Jari-jariku dengan gampang nyusurin pangkal pahanya sampe masuk ke lubang vaginanya. Aku rasain bagian vaginanya sudah mulai basah. Aku gerakin jari tengahku kedalam, Ibu Maya meliahatku dengan mata penuh nafsu, tubuhnya mulai gelinjang. Tangan kiriku terus meremasin buah dadanya. Jari tengahku makin cepet bergerak keluar-masuk kelubang vaginanya. Mulutnya kebuka, seperti orang kehabisan napas, tangan Ibu Maya mulai memegangi tangan kananku yang terus bergerak cepet didalam vaginanya.

Tangan kiriku remas buah dadanya agak kenceng, terus aku tekan, sementara jari tengahku menusuk dalam-dalam ke lubang vaginanya. “Anghhh…aahhh….aahhh…unggghhhh” suara desahan Ibu Maya keluar, tubuhnya mulai mengejang.

Kedua tangannya cengkeram bagian  tangan kananku dengan sangat kuat. Vaginanya mulai becek. Matanya sayu terus ngeliatinku. Ibu Maya terlihat sudah mulai orgasme. Kemudian Bu Maya memeluk tubuhku dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat “Anghhh…anghhh…anghhh….Andreee….sayangggg…aanghhhh”.

Setelah terlihat puas dan nafasnya yang sudah Kembali normal ku cium bibirnya dan Bu Maya Kembali membetulakn blouse dan roknya yang tersingkap gara-gara ulahku.

“Gimana enakan Bu sekarang puas kan dan hutang tadi pagi sudah dibayar lunas” sambil kucium bibirnya dan mobil perlahan berjalan lagi setelah aku hentikan sejenak diparkiran.

“Andre…andre kamu memang bisa bikin orang penasaran aja, pasti kamu sering ngelakui seperti ini kan sama cewek-cewek diluar”. Aku tidak menjawab dan hanya tersenyum aja.

Sebelum Kembali ke hotel, kami mampir makan disebuah restoran dan sesampai dikamar hotel,  Ibu Maya melepas Blazernya dan langsung  rebahan di atas ranjang dan bersandar di ujung ranjang. Aku segera rebahan dibagian sampingnya aku rangkul sampe kepalanya bersandar di bagian pundakku. Aku nyalain TV, cari tontonan yang bisa bikin rileks.

“Ibu Maya, capek ya?” tanyaku sambil nonton TV.

“Capek kenapa, Mas Andre?” jawabnya sambil ngambil remote yang ada ditanganku.

“Sejak tadi malam sampai sekarang udah berapa kali Ibu orgasme…” kataku sambil nyiumin kepalanya.

“Capek sih ngak Mas, aku benar-benar puas bisa beberapa kali merasakan orgasme sama Mas Andre”, jawab Ibu Maya sambil senyum.

“Ibu tadi ngak pakai Bra dan celana dalam apa ngak enak” kataku sambil nyentuh putingnya yang menonjol di balik blouse satinnya.

“Yan…gak enak Lah, apalagi tadi ada acara kecuali kalau mau tidur aku sering tidak pakai” balasnya.

“Maaf ya kalo aku bikin Ibu tidak nyaman,” kataku sambil elus-elus kepalanya.

“Tapi Mas Andre suka kan lihat aku seperti ini” jawabnya sambil ganti channel TV.

“Suka banget Bu bikin nafsu aja, apalagi pakai bahan yang licin-licin seperti ini”. Dengar jawaban itu, aku segera masukin tanganku ke balik bajunya dari bawah, meremas-remas buah dadanya.

Sambil nonton TV, aku raba dan kuremas pelan buah dadanya, Sesekali aku sentuh putingnya. Ibu Maya terlihatan menikmatin apa yang aku lakukan. Tak lama, tangannya mulai nyusup ke dalam celanaku menyari-nyari batang penisku yang sudah tegang. Kemudian tanganya mengenggam dan mengocok-kocok penisku. Gak lama, Bu Maya segera bangun dan melepasin semua celanaku hingga celana dan celana dalamku terlepas dari tubuhku. Terus Bu Maya berdiri pas diatas tubuhku, roknya tidak dilepas tapi hanya diangkat sedikit keatas, lalu dia jongkok Kembali dan menepelkan belahan vaginanya ke batang penisku sampe terjepit.

Ibu Maya mengoyangin pinggulnya pelan-pelan, membikin batang penisku yang di terjepit ditengah-tengah bibir vaginanya muali bergesekan. Kedua tangannya menuntun kedua tanganku ke bagian buah dadanya yang masih terhalang Blouse satin nya. Aku remas-remas pelan sambil kumainkan kedua putting yang menonjol menjepelak diluar kain satin blousenya. Ibu Maya mendesah pelan, kedua tanganya terus memegangi kedua tanganku yang lagi meremasin buah dadanya.

Aku merasakan vaginanya mulai basah mengesek batang penisku. Tangan kananya mulai mencari batang penisku dan mengarahkan batang penisku masuk ke dalam vaginanya. Tidak lama batang penisku yang sudah sangat keras itu langsung  masuk kedalam vaginanya “Bless….”, Ibu Maya langsung mengoyangkan pinggulnya dengan cara bergerak maju-mundur dan kadang diputar-putar, kayak pingin merasakan batang penisku mengesek-gesek dinding vaginanya.

Mungkin karena udah sejak semalam aku masukan dengan batang penisku sampai pagi, vaginanya terasa agak longgar dibandingkan saat  pertama kalinya. Ibu Maya kayaknya belum puas. Akhirnya aku inisiatif ganti posisi. Aku bangkit dengan posisi Ibu Maya miring di ujung ranjang, seperti jongkok dengan kaki rapat. Vaginanya yang basah kelihatan rapet di antara pangkal pahanya. Aku arahin penisku ke situ mencari lubangnya.

Blesss….Langsung aku masukin dan lubangnya terasa lebih sempit, ngejepit batang penisku. Aku gerakin pinggul maju-mundur, penisku keluar-masuk dilubang  vaginanya. Ibu Maya dapat merasakan kenikmatan. Sambil meremas-remas dadanya, aku gerakin pantatku makin cepet. Ibu Maya mendesah panjang. Tangannya memgangi tanganku yang terus remas-remas buah dadanya. Napasnya mulai tersengal-sengal, tubuhnya mulai mengejang-ngejang. Desahannya bikin aku makin bernafsu.

“Anghhh….aahhh….aahhhh….Mas….aandreee…kuuuu…saaayaaangggg….anghhh”, Pas Ibu Maya mau orgasme, aku sodok batang penisku sedalam-dalam sambil aku remas buah dadanya lebih keras.

Tubuh Ibu Maya mengejang-ngejang sambil tangannya mencengkeram tanganku sangat kuat. Vaginanya teras sekali meremas-remas batang penisku yang aku tahan didalam. Tak lama juga batang penisku selang Bu Maya orgasme cairan spermaku tidak bisa aku tahan lagi dan aku semprotin juga didalam vaginanya.

 

Crottt….crott….crott…aku terus sodok penisku sampai kedalam rahimnya, tubuhku mengejang-ngejang kenikmatan saat cairan spermaku keluar memenuhi bagian ruang rahimnya sampai cairan itu terus menyemprotkan habis didalam vaginanya. Setelah puas merasakan kenikmatan orgasme, begitu batang penisku mau aku cabut dari dalam vaginanya, Ibu Maya menahan pantatku, kayak dia ngak mau melepaskan penisku dari dalam vaginanya. Aku geser posisi Ibu Maya ke depan agar penisku tetep berada di dalam.

Aku rebahin tubuhku miring di belakang tubuhnya. Dengan posisi Ibu Maya miring ke kiri, kaki terlipat, memunggungiku. Aku raba buah dadanya dan kuremas-remas pelan dengan batang penisku masih di dalam vaginanya.

“Unghhh…Bu..nikmati banget punya ibu benar-benar ketagihan Andre sekarang”, kucium bagian punggungnya sambil mencium kain satin Blousenya yang licin itu.

“Iya Andeee…aku juga benar-benar puas sama kamu pingin rasanya punya kamu yang ada didalam vaginaku tidak mau lepas”. Lama-lama, kami ketiduran karena kecapeaan.

Menjelang pagi batang penisku sudah terlepas dari dalam vaginanya dan kulihat bekas sisa – sisa cairan spermaku banyak menodai kain sperai ranjang hotel yang berwarna putih. Pagi itu kami masih melakukan lagi permainan yang sama diatas ranjang sampai kita check out dan Kembali kejakarta.

Sebelum Kembali kejakarta aku sempatkan mampir menghabiskan waktu keJogja sebelum Kembali beraktifitas ke jakarta. Sepanjang jalan Ibu Maya manja kepalanya bersandar dibagian tanganku. Sesampai dikota yogya kami langsung check in lagi dihotel dibelakang Malioboro. Selama diyogya aku dan Bu Maya pingin menikmatin malam di Jogja sampai aku habiskan dua malam.

Sepanjang malam sampe siang di Jogja didalam kamar Hotel aku habiskan untuk melakukan permainan seks hingga sudah tak terhitung lagi aku lakukan dengan Bu Maya. Setiap dihotel dia sangat memanjakan aku agar selalu bergairah dengan baju-baju tidur berbahan satin yang dibeli DiMall dekat malioboro dan Bu Maya kayaknya juga menikmatin. Setiap baju tidurnya berbahan satin yang selalu di pakenya, bikin aku gak bisa berhenti bernafsu.

Setelah sampai dijakarta dan Kembali kerumah masing-masih aku benar-benar capek dan Lelah sekali menghasbiskan cairan spermaku keluar dilubang vaginanya. “Terima kasih udah bikin aku merasa puas sayang dan bahagia bersamamu dan jarang aku rasakan selama ini. Semarang dan yogya  bakal jadi saksi kita habiskan berdua diatas ranjang. Selamat istirahat, sayang…” chat dari Ibu Maya diwhat app ku yang membikin aku senyum bahagia sebelum tidur dan melihat dilampirkan sebuah foto Bu Maya memakai baju tidur satin yang sangat seksi.

Sekian.

Rabu, 27 Agustus 2025

CERITA SEKS KENIKMATAN ANTARA ATASAN DENGAN BAWAHAN

 

KENIKMATAN ANTARA ATASAN DENGAN BAWAHAN

BAGIAN 1

Namaku Andre dan aku sebagai seorang marketing disebuah perusahaan otomatif suku cadang dijakarta, hari ini aku ditugaskan untuk jadwal berangkat ke semarang. Singkat cerita, sebelum berangkat kesemarang aku diajak bareng Bersama Ibu Maya manager marketingku. Awalnya sih aku agak tidak bebas saja pergi kesemarang bersamanya karena dia atasanku langsung dan kebetukan kantor cabang yang ada kota semarang membuka cabang baru,  jadi Bu Maya datang kesemarang dalam rangka acara pembukaan kantor baru.

Besok pagi dari Jakarta kesamarang aku dan Bu Maya segera berangkat menggunakan mobil miliknya dan selama perjalanan aku jadi lebih semakin dekat sama Bu Maya. Selama dijalan kami banyak membicarakan tentang masalah pribadi masing-masing dari masalah keluarga hingga masalah ranjang. justru kami tidak pernah membicara tentang masalah pekerjaan satu pun dari obrolanku dengan Bu Maya selama perjalan.

Bu Maya justru banyak curhat denganku tentang masalah keluarganya yang kurang harmonis pada akhir-akhir ini. Suaminya yang jarang pulang karena sibuk dengan pekerjaanya yang dipindah tugaskan ke singapura dan pulang seminggu sekali, ditambah kedua anak-anak Bu Maya yang sudah cukup dewasa dan semuanya  menempuh kuliah di negara Australia, hidup terasa sepi dan sendiri.

Obrolan curhatanya selama perjalanan ke Semarang lumayan cukup lama, sekitar menepuh waktu tujuh jam lamanya. Semua isi curhatanya diceritakan kepadaku sampai-sampai urusan diranjang pun diceritakanya juga. Awalnya sih aku hanya mengomentari beberapa ceritanya saja tapi yang paling mengebu-gebu saat Bu Maya menceritakan urusan ranjang, tampaknya dia sangat membutuhkan kepuasan seks diranjang saat ini.

Sesampai dikota semarang ternyata aku dan Bu Maya lupa memesan Hotel untuk menginap selama disemarang.

“Mas Andre sudah pesan Hotel”, kata Bu Maya.

“Belum Bu, soalnya tadi kita keasikan ngobrol jadinya aku belum pesan hotel dan Ibu sendiri gimana?”.

“Iya Ibu juga belum pesan juga Mas Andre”.

“Ap akita cari hotel aja dekat-dekat kota saja”.

“Ya saya ikut aja Bu”.

Kemudian Bu Maya menyuruh mengarahkan mobilnya ke salah satu Hotel yang ada ditengah kota semarang  dan sesampai diHotel  Bu Maya langsung memesan kebagian respsionis  yang ternyata  hari itu semua kamar sudah terisi penuh dan hanya tersisa 1 kamar yang harganya sangat mahal. 

“Gimana Mas Andre kamar tinggal sisa satu”.

“Apa saya cari Hotel ditempat lain saja Bu”.

“Udah kita pesan satu kamar ini saja hitung-hitung kamar 2 bisa jadi satu kan hemat juga”.

“Tapi Bu, harganya mahal dan saya ngak enak satu kamar berdua sama Ibu”.

“Udah Mas Andre, santai saja sama Ibu”, dengan nada datar aku hanya bisa ikut dan nurut saja sama atasan.

Begitu kamar sudah dipesan dan kami berdua segera langsung Chek In dan ternyata Kamar hotelnya berbentuk sangat besar dan mewah dengan satu kamar tidur yang cukup besar, posisinya menghadap kearah pemandangan kota Semarang yang sangat bagus kalau malam hari. Aku telihat kagum melihat pemandagan dari dalam kamar. Malam harinya setelah kami sama-sama mandi Bu Maya mengajak aku makan malam di sebuah restoran dengan pemandangannya juga bagus sekali saat kita sama-sama makan berdua.

Bu Maya memilih meja di lantai dua biar bisa menikmatin pemandangan kota. Sambil menyantap makan malam diiringi suara alunan music instrument jazz kami berdua bener-benar seperti terbawa ke Susana romantis tidak ada lagi kata atasan dan bawahan lagi yang ada hanyalah menikmati santapan malam dengan cahaya lampu sinar kota Semarang yang gemerlap.

“Giama Mas Andre, bagus, kan?” katak Bu Maya sambil nunjuk ke arah lampu-lampu berkelap-kelip.

“Ya Bu, rasanya kita seperti sepasang kekasih yang baru memadu cinta”, kuberanikan aku untuk membuka perkataan seperti itu.

Kami berdua ngobrol panjang, bercanda, dan suasananya makin santai. Aku nggak bosen-bosen ngeliat wajah manisnya Bu Maya, apalagi senyumnya dan tawa renyahnya. Wajah yang sudah berumur tidak terlihat sama sekali tampak diwajahnya, Rasanya ada perasaan yang tumbuh di hati, makin kuat tiap menit. Jam 10 malam tak terasa Bu Maya mengajak untuk balek ke Hotel.

“Ayo Mas udah malam, kita harus istirahat biar fresh buat acara besok.” Aku hanya diam dan nurut aja apa yang dikata Bu Maya.

Sesampai di kamar hotel, Bu Maya masuk kamar mandi buat ganti baju dan cuci muka, sementara aku duduk di sofa sambil menonton TV. Lima menit kemudian saat Bu Maya keluar dari kamar mandi, aku kaget  melihat By Maya sudah memakai baju tidur model daster yang sangat seksi dan  longgar berkain satin yang sangat licin dan pendek. Pahanya yang mulus bikin aku nggak bisa berkedip. Apalagi saat dia jalan ke meja di samping tempat tidur, tampak Bu Maya tidak memakai Bra lagi didalamnya karena jelas sekali kedua putting susunya menonjol menjeplak diluar kain satin daster yang dipakainya.

Kemudian Bu Maya mengambil sesuatu dari dalam kopernya, terus bawa camilan ke arahku. “Ini, Mas, tadi lupa bawa camilan buat nemenin nonton TV,” katanya sambil membungkuk naruh camilan di meja depanku.

Dasternya yang longgar tersingkap, dan aku lihat bentuk buah dadanya nggak besar, tapi kencang memiliki bentuk putting susu yang cukup Panjang seperti buah biji salak. Aku nggak bisa nahan diri, jantungku langsung berdebar kencang.

“Kok diem aja, Mas?” tanyanya, bikin aku tersadar.

“Eh, iya, makasih Bu Maya”, kataku tergagap. Kayaknya dia sadar aku lagi ngeliatin apa, buru-buru dia pegang ujung dasternya dan balik ke tempat tidur.

“Mas, aku tidur dulu, ya,” katanya sambil selonjoran.

“Iya, Bu”, malam itu pikiranku sudah nggak arah film lagi. Aku hanya memikirkan bentuk putting susunya yang menjeplak dikain satin dasternya dan ingin sekali kuremas dan kusedot-sedot.

Malam semakin larut suhu AC ruang kamar Hotel semakin dingin dan perasaan dan nafsuku semakin naik dan tidak bisa aku tahan. Hampir satu jam, aku hanya duduk di sofa, nafsu dan birahiku semakin kian bergejolak apalagi cerita Bu Maya yang kesepian dan butuh kehangantan diranjang semakin membikin pikiranku semakin kacau.

Tiba-tiba, suara lirih Bu Maya bikin aku kaget, “Mas Andre, udah tidur belum?” Aku jawab,

“Belum Bu.” Dia lanjut.

“Mas Andre pasti capek nyetir seharian, kalau nggak bisa tidur nyenyak di sofa. Tidur di sini aja, Mas”. Menderag itu aku kaget  nggak percaya.

“Aduh gimana Ya Bu, ngak enak tidur seranjang dengan Ibu”. Kataku sambil sedikit gugup.

“Udah sini aja ngak usah khawatir”.

“Bener nggak apa-apa, Bu”

“Nggak apa-apa, sini Mas, tidur dikursi nagk enak kok bikin badan Mas capek”.

Perlahan aku pindah ke tempat tidur kemudian posisi  selonjoran di sampingnya. Bu Maya lalu memejamkan kedua mata dan aku cuma diam dan hanya bisa mikirkan berani apa nggak ya aku peluk tubuhnya kerena nafsuku benar-benar sudah ngak bisa aku tahan lagi? Akhirnya, aku coba belai dan usap rambutnya dengan pelan-pelan. Kulihat Bu Maya tidak ada reaksi kemudian aku lanjut cium pundaknya, telinganya, lalu bagian lehernya.

Kulihat Bu Maya mulai begerak dan tidak ada tanda-tanda penolakan. Tangan kiriku perlahan bergerak ke bagian dadanya, kurasakan dibalik daster satinnya, buah dadaya yang sudah tidak memakai Bra. Bu Maya Cuma bergelinjang dan tidak ada kata-kata yang terucap dari dalam mulutnya.

Aku semakin berani dan nekat kemudian tanganku menelusuri licinya kain satin dasternya menyentuh bagian  perutnya lalu Kembali naik pelan ke arah dadanya. Aku sengaja nggak langsung meremas-remas buah dadanya dan hanya sekedar menyentuh di antara belahan dadanya. Bu Maya mulai mendesah pelan, tubuhnya perlahan bergelinjangan. Akhirnya tanganku merusaha menyentuh bagian putingnya yang menjeplak diluar kain satin dasternya.

Bu Maya langsung kaget, tubuhnya melonjak. “Unghhh Jangan, Mas…” bisiknya lirih, tapi tangannya tidak sama sekali melepas tanganku yang lagi menyentuh putting susunya.

Aku sudah tidak lagi mempedulikan apa yang dikatakan Bu Maya karena nafsuku sudah benar-benar tinggi, tangganku mulai meremas-remas pelan dadanya sambil kumain-mainkan putting susunya. Bu Maya mendesah semakin kencang dan tubuhnya bergelinjangan seperti cacing kepanasan. Kemudian kuputar tubuhnya terlentang dan putting susunya yang menonjol menjeplak dikain satin dasternya seperti bentuk biji salak langsung kucium dan kulumat putingnya, sambil tangan kiriku remas-remas buah dadanya.

Bu Maya semakin mendesah lebih kencang dan tubuhnya sedikit mengejang. Takut suaranya kedengeran, aku segera melepas lumatanku diujung putting susunya dan segera turun ke bagian perutnya menelusuri licinya kain satin dasternya yang masih melekat ditubuhnya, cium bibir dan lidahku perlaha-lahan terus turun kebagian selangkanganya, lalu langsung saja kutarik celana dalamnya yang sudah terlihat basah.

Begitu celana dalamnya terlepas kemudian bibr dan lidahku segera menyentuh bagian kemaluannya. Saat kujilat pelan dengan ujung lidahku Bu Maya terpekik dan bergelinjangan. Tubunya seperti mengejang hebat, napasnya memburu, dan aku tahu dia udah nggak tahan.

Aku berhenti mencium bagian vaginanya dan Kembali duduk di antara kakinya, kulihat Bu Maya hanya memandangi kedua mataku dan kubalas dengan ciuman dibagian keningnya dan belaian dibagian rambutnya. Kemudian Bu Maya bangun. Pemandangan di depanku bikin aku nggak tahan lagi melihat tonjolan putting susunya yang menjeplak dikain satin dasternya.

“Mas…Andre” bisiknya pelan, kayak minta sesuatu.

Kemudian aku segera melepas semua bajuku dan celanaku hingga tubuhku bugil total lalu aku segera naik keatas tubuh Bu Maya yang terlentang dan kupeluk erat tubuhnya sambil cium bagian lehernya. Saat kuciun dan kulumat bagian bibirnya dengan bibirku Bu Maya langsung membalasnya sangat nafsunya. Malam ini bakal jadi malam yang Panjang aku denga Bu Maya.

Ciumanku dibagian bibirnya mulai turun kebagian buah dadanya dan pelan-pelan nyentuh bagian  putingnya dan dengan lembut aku sedot-sedot putting susunya dengan cara kujilat dengan bibirku sambil kuremas-remas buah dadanya. Batang penisku yang sudah tegang itu aku gesek-gesekan pas dibagian luar bibir vaginanya yang terhalang kain satin dasternya.

“Unghhhh….”, nikmat sekali saat batang penisku menyentuh kain satin dasternya pas dibagian belahan vaginanya terasa licin dan membuat cairan bening dari dalam ujung lobang penisku keluar membasahi kain satin dasternya.

“Mas…Andere…..Unghhhh” suara Bu Maya lirih, kayak memohon gitu.

Tangan kiriku kemudian turun ke bagian perutnya dan terus turun pelan-pelan ke bawah, sampe ke area vaginanya. Bulu-bulu halusnya terasa lembut di jari-jari tanganku.  Lalu ku sentuh bagian ujung  intimnya yang udah basah banget. Tiba-tiba tangan Bu Maya memegang tangan kiriku membantu memasukan jari tanganku kedalam vaginanya dan pelan-pelan aku pake ujung jari. Sementara jari tengahku masuk kedalam lubang vaginanya.

“Anghhhh….anghhhh…aaahhh” Bu Maya mendesah keras.

Tubuhnya bergerak-gerak tidak karuan diatas ranjang seperti dia menahan ada sesuatu. Pelan-pelan aku masukin jari tengahku ke dalam vaginanya semakin dalam. Bu Maya seperti mengeluh panjang, tangannya megang tanganku seperti dia meminta dimasukin lebih dalam. Setelah puas menghisap dan melumat putting susunya dan vaginanya, aku segera menarik kedua kaki agar tubuhnya begeser ke bagian ujung ranjang hingga pantatnya tepat diposisi pinggir. Kubuka lebar kedua kakinya, terus aku segera jongkok dan mulai jilatin lagi bagian vaginanya yang udah becek dengan lidahku.

Bu Maya langsung kelojotan, badannya yang terlentang dipinggir ranjang sedikit mengejang-nejang saat lidahku mengenai bagian klitorisnya. “Anghhh….aahhhh….Mas….Andreee…..”, Desannya kayak minta sesuatu yang lebih.

Tapi aku tidak mau buru-buru untuk segera memasukan penisku kedalam vaginanya  agar Bu Maya semakin penasaran denganku. Aku tempelin kepala penisku dibibir vaginanya yang udah becek itu dan ku gesek-gesek pelan, biar klitorisnya tergesek-gesek.

“Unghhh…Mas…Andree…aku… udah nggak tahan…jangan digesek terus Mas….Anghhh….masukan sekarang” bisiknya memohon, matanya sayu penuh birahi, sambil gigit bibir bawah. Tangannya mencoba tarik bagian batang penisku agar masuk.

“Inilah moment yang aku tunggu-tunggu untuk bisa menikmati tubuh Bu Maya”, batinku.

Tangan Bu maya langsung memegang batang peniskku dan mengarakan kelubang  vaginanya. Sambil terus aku gesek-gesekan dan Pelan-pelan mulai masuk kedalam vaginanya yang sudah sangat basah. Aku tekan sampe masuk semua.

Blesss…..batang penisku langsung terbenam masuk hingga kedasar rahimnya dengan suara desahan pelan saat batang penisku masuk sampai dalam. Aku tahan sebentar begitu mentok sampai dasar rahimnya kemudian perlahan aku Tarik dan aku masuki lagi berulang-ulang dengan Gerakan pelan.

“Anghhh….Anghhhh….Ahhhhhh”, Bu Maya mulai gelagapan, kepalanya geleng-geleng, kayak menanahan kenikmat yang lama sudah tidak lagi dirasakan dengan suminya.

Tangan kanannya menyengkram bagian bedcover ranjang, tangan kirinya remas buah dadanya sendiri. Sambil aku genjot keluar masuk penisku keluar masuk vaginanya, aku coba membungkukan tubuhku agar bisa mencapai putingnya yang terlihat semakin menonjol menjeplak diluar kain satin dasternya. Aku hisap dan aku mainkan dengan lidahku. Tubuh Bu Maya semakin liar bergerak kekiri dan kenan menikmati setiap sodokan batang penisku yang keluar masuk kedalam vaginanya.

Begitu aku hisap dengan kuat putting susunya tangan kanannya segera menyengkram rambutku dan menarik kepalaku supaya aku agar tidak berhenti menghisap putting sususnya. Bu Maya seperti terlihat sudah tidak dapat lagi manahan rasa nikmat dari gesekan batang penisku yang terus tanpa henti-hentinya aku genjot keluar masuk bercampur ngilu.

Aku percepat Gerakan bagian  pinggulku, sambil aku hisap putingnya lebih dalam lagi dengan mulutku. Bu Maya mendesah semakin keras dan keras, tubuhnya  mulai mengejang-negajng lagi tanda-tanda Bu Maya akan segera orgasme. Melihat itu aku segera menambah lagi Gerakan keluar masuk penisku kelubang vaginanya yang sudah semakin becek. Kedua kaki Bu Maya segera menjepit bagian pinggulku dan tak lama Bu Maya mengejang sangat hebatnya ditubuhnya merasakan orgasme yang sudah lama tidak dirasakan lagi.

“Masss….Andre…..Anghhh….anghhhh…aahhhh…..Mas…..aaaahhhhhh”, batang penisku benar-benar sudah sangat keras banget berada didalam vaginanya.

Aku benamkan dalam-dalam penisku saat Bu Maya orgasme dan otot vaginanya terasa berkedut-kedut seperti penisku diremas-remas. Tak lama berselang setelah beberapa menit Bu Maya orgasme, cairan spermaku juga akan segera keluar dan sudah tidak bisa aku tahan lagi. Aku muncaratkan didalam vaginanya yang baru saja dia orgasme dan Crottt…crottt…crottt…”Anghhh…..ahhhhh…aahhh…aahhhh…Unghhhh”, cairan kental yang keluar dari dalam penisku memenuhi lubang vagina Bu Maya.

Bu Maya mengeluh Panjang saat oragsme kedua kakinya menegang, tangannya nyengkram bagian kepalaku erat, kayak nahan sesuatu yang luar biasa dia rasakan dari dalam tubuhnya. Cairan hangatku banjirin bagian rahimnya. Otot vaginanya masih kedut-kedut, ngeremas bagian penisku  yang masih terus nyemprotkan sisa-sisa cairan spermaku yang baru saja aku keluarkan didalam vaginanya.

Dengan nafas kami berdua sama-sama ngos-ngosan dan keringat bercampur menjadi satu karena hawa dingin AC dikamar hotel tidak bisa membedung keringat yang keluar dari tubuhku kami masing-masing untuk mencapai titik puncak kenikmatan. Aku biarin batang penisku tetap berada di dalam vaginanya sampai tubuh kami sama-sama lemas diatas ranjang. Cairan hangat mulai meleleh keluar dari dalam vagina Bu Maya bercampuran cairan spermaku. Kemudian aku pegang bagian kepala Bu Maya lalu aku kecup bibirnya dan kulumat dengan penuh kasih sayang.

Bu Maya masih memejamkan kedua mata dengan napasnya yang sudah mulai stabil. Aku mulai bangun dan pelan-pelan menarik batang penisku dari dalam vaginanya. Tubuh Bu Maya mengejang sebentar pas aku lepas penisku.

Kedua mata Bu Maya pelan-pelan terbuka. “Mas…Andre sayang” panggilnya lirih dengan kata sayang.

“Ya Bu Maya”, Aku duduk di sampingnya, usap kepalanya pelan.

“Makasih ya Mas Andre, udah bikin aku benar-benar puas malam ini, sudah lama aku tidak merasakan seperti ini”,  Bu Maya menatapku dengan ekspresi terlihat sangat puas.

“Sama-sama Bu Maya, kalau ibu membutuhkan seperti ini, Andre selalu siap disamping ibu”, Aku balas dengan senyum lembut.

Habis itu kami cuma saling diam dan saling berpandangan untuk beberapa saat. Terus aku bangun untuk mengambil beberpa tisu buat membersihikan cairan yang meleleh dari lubang vaginanya. Belum sempet balik, Bu Maya sudah memeluku dari belakang. Buah dadanya yang hangat menempel di punggungku. Aku balik, peluk dia erat. Dia peluk aku balik, kepalanya nyandar di pundakku. Aku kecup kepalanya mesra.

(BERSAMBUNG)