Rabu, 16 Agustus 2017

CERITA SEKS TANTE DEWI

KENIKMATA BERMAIN SEKS SAAT LIBURAN DIRUMAH TANTE DEWI

Minggu pagi yang ceriah setelah aku selesai mandi dengan hanya memakai handuk saja aku pun langsung pergi ke dapur, untuk membikin secangkir kopi. Begitu sampai di dapur aku lihat Tante Dewi masih memakai baju tidur satin berwarna kuning yang terlihat seksi itu, dengan posisi sedang menungging mencuci piring. Terlihat tubuhnya yang masih langsing walaupun Tante Dewi sudah memiliki dua orang anak, tapi tubuhnya benar-benar masih seperti ABG apalagi bentuk pantatnya yang sangat besar membuat aku terpana melihatnya. Namun lagi asyik memandangnya tiba-tiba Tante menegurku.

"Ngeliatin apa kamu Tom,..?" tanya Tante Dewi kepadaku.

"Eh.., ngak Tante ngak lihat apa-apa" dengan sedikit kaget dan malu.

"Ah…yang benar kok dari tadi lihat Tante…hayo".

"Habis Tante pagi ini terlihat cantik dan seksi dengan pakain itu".

"Kamu suka ya…pasti pikiranmu ngeres lihat Tante".

Dengan terus aku memandangi dari atas ke bawah tubuhnya yang hanya terbalut baju tidur satin yang tampak jelas terlihat tanpa memakai sehelai Bh dan Cd lagi alias telanjang bulat. Penisku benar-benar sudah sangat tegang sekali. Perlahan kuberanikan kupeluk tubuhnya dari belakang yang sedang mencuci piring.

"Tom…apa-apa an kamu aku ini Tantemu….", dengan sedikit marah tapi Susana cepat aku ambil alih.

"Tan…bagaimana Tomy bisa tahan kalau setiap hari dirumah Tante seperti ini", kurayu dengan rayuan mautku demi mendapatkan tubuhnya yang seksi itu.

"Apa…Tante tidak menginginkan seperti ini sejak Om pergi berlayar".

"Tapi….Tom" belum sempat menjawab aku lumat mulut bibirnya dengan mulutku sambil kuremas kedua buah dadanya dengan tanganku.

Kedua putting susunya yang menonjol menjeplak kain satin baju tidurnya itu ku mainkan dengan kedua jarik, kuplintir sambil kutarik-tarik.

"Oh…Tom…kamu nakal….tapi…jangan disini kalau mau nanti anak-anak bangun dan melihat kita" sambil mendesah kenikmatan. Awalnya aku ingin pindah kekamar tapi birahiku sudah sangat bergejolak.

"Oh…Tante disini aja Tomy sudah ngak tahan…" kedua tanganku terus meremas-remaskan dikedua buah dadanya.

Tak kuasa lagi menahan biarahiku kulepaskan handukku hingga aku sudah telanjang total, penisku yang sudah tegang langsung aku selipkan dibelahan pantantya yang besar itu walaupun terhalang kain satin baju tidurnya. Kucium dan kulumat bibirnya sambil tak henti-henti aku terus meremas-remas buah dadanya Sambil aku gesek-gesekan penisku dibelahan pantatnya itu aku dapat merasaka kenikmatan batang penisku menyentuh licinya kain satin baju tidurnya.

"Oh….Tanteeee….nikmat sekali….." mendengar aku mendesah kenikmatan Tante Dewi lalu menarik tangan kiriku dan memasukkannya dari bawah dasternya dan mengarahkan jari tanganku kebelahan vaginanya yang sudah sedikit basah.

Jari tanganku langsung kumainkan disepanjang vaginanya dan menjelajahi hampir tiap helai rambutnya yang lebat. Vaginanya kian membasah, mengalir cairan kental dari dalam vaginanya. Jari semakin tangguh bermain di tengah beceknya kemaluan Tante Dewi.

Penisku terus tanpa berhenti aku gesek-gesekan dibelahan pantatnya hingga cairan bening membasahi kain satin baju tidurnya tapi nafsuku sudah benar-benar tidak bisa terkontrol lagi. Tapi aku tetap tidak mau cepat-cepat segera memasukan penisku ke dalam vaginanaya agar Tante Dewi merengek-rengek meminta aku segera memassukanya.

Vaginanya sudah sangat basah dan jariku yang ada didalam vagina terasa licin sekali oleh lendirnya.
"Tan….Kamu suka,..?"

"Ah.., Tom…masukin sekarang penisku donk.. aah.., masukin aja.. aku sudah nggak tahan nih..!" 

jawabnya sambil tak henti-hentinya mendesah.

"Apa yang dimasukin, Tan..? dengan sedikit menggoda agar Tante Dewi gemes.

"Maksudnya  Jarinya..ya Te…?" tanyaku lagi.

"Ih…kami pura-pura ngak tahu….."tanpa menjawab lagi sambil mendesah batang penisku langsung dipegangnya dan diarahkan kelubang vaginanya.

Begitu sekali dorong Bless….batang penisku langsung masuk ke dalam vaginanya. Desahan Tante Dewi semakin kian mengeras.

"Aaaghh.., Tom..!", entah kesakitan atau saking enaknya.

"Apa sakit, Teee..?" "Engga kok, Tom. nikmat banget. Bener kok Tom. Terusin dong, Tom.. terusin..sayang!" jawab Tante Dewi sambil memeganga dinding dapur. Aku mulai menggerakkan batang penisku keluar masuk lubang vaginanya. Aaahh.. benar-benar enak banget rasanya. Kedua kakinya mengangkang terbuka dia benar-benar membuatku terangsang.

"Terus, Tom...terus.. anghhh..! Yang dalem.. sayang…yang gitu.. terus.. aahh.., iya.. ya.." ujarnya sambil membuka selangkangannya lebih lebar dan menggelepar keasyikan. Melihat tingkahnya yang begitu, membuatku semakin bersemangat bermain dengannya.

"Enak, Tom..?" "Enak banget, Tan.. aahh. Kamu suka khan..?" Dewi hanya mengangguk keenakan. Posisi Tante Dewi masih terus berdiri sambil menungging memegang meja dapur. Posisiku masih berada dibelakang tubuhnya.


"Pegang susuku dong, Tom..!" pinta Tante Dewi memelas. Tanpa berpikir panjang aku meladeninya, tangan kiriku memegang satu dadanya, memilin-milin putingnya yang masih terhalang baju tidurnya dan yang kanan memainkan kelentit tempat pipisnya keluar. Tante Dewi terus mendesah keasyikan, "Yang dalem.. terus.. aduh.. enak banget sayang.! Jangan berhenti ya, Yank..?"

"Aku nggak tahan lagi Tan…..keluarin yah..? habis Tante seksi banget sih.."

"Cium aku dong, Yank. Terus keluarinnya saja  di dalem aja." Aku pun mencium dan menggigit lidah dan bibirnya yang manis.

"Bener boleh di dalem nih..Te….?"

"Iya Yank…,cuman jangan lepasin tanganmu yang ada divaginaku, ya..? Abis enak banget..Tante mau orgasme!". Terdengar kocokan antara penisku pada lubang vagina yang sudah sangat basah.

"Tommyyy….. entoti terus vaginan Tante, ohh…Yank....!, belum sempat aku keluar tiba-tiba tubuh Tante Dewi gemetar sangat kuat seperti orang kesetrum.

Begitu Tante Dewi Orgasme tak lama selang beberapa menit cairan spermaku keluar sangat banyak membasahi liang rahimnya.

"Oh….Anghhh…Tannn….Oh….Croott.. crooott..!" air maniku pun membanjiri semua yang ada didalam rahimnya sepertinya ingin terbang menikmati orgasme.

"Jangan dicabut dulu Yank, terus jangan lepas tanganmu, ya..?" pintanya lagi sambil memegang tanganku yang memainkan klitorisnya, "Abis enak banget, mainin terus dong..!" Aku tak berhenti memainkannya sampai Tante Dewi benar-benar puas. Kami saling berpelukan sambil menikmati sisa-sisa yang masih ada sambil mengatur nafas kita masing-masing.

Lalu kucabut batang penisku ku yang mulai menyusut diiringin lelehan sisa-sisa cairan sperma yang jatuh kelantai dapur.  Setelah melepas kenikmatan, kami berdua kemabali merapikan pakaian masing-masing. Selama liburan dirumah Tante Dewi selama seminggu lamanya kami terus melakukan hubungan seks hampir setiap hari.

Bila tak sempat melakukan dirumah Tante Dewi mengajaku pergi kerumah satunya yang berada tidak jauh dari rumahnya. kami melakukannya disana dengan berbagai gaya hingga liburku habis Hubungan kami berdua pun terus berlanjut walau tidak setiap hari melakukanya.


TAMAT

Selasa, 15 Agustus 2017

CERITA SEKS DENGAN TANTEKU

Tante Kugauli Saat Omku Pergi

Sejak pertama aku kuliah dikota malang, kedua orang tuaku menitipkan aku dirumah saudara dari Mamaku. Namanya tante Lilis. Tante Lilis sudah berkeluarga tapi belum diberikan keturunan.  Walaupun perkawinan dengan Omku yang sudah berjalan 5 tahun lebih hingga saat ini belum ada tanda-tanda memiliki keturunan. Jadi ketika aku tinggal disana selama kuliah, Omku sangat senang sekali karena dapat menemani Tanteku bila ditinggal pergi keluar kota.  Kebetulan orang tuaku menitipkan aku disini karena alasan untuk menemani Tanteku bila Omku pergi.



Selama disana Omku hampir sering keluar kota untuk urusan proyek pembangunan jalan dan biasanya hampir satu minggu lamanya meninggalkan Tanteku sendiri dirumah.

Hari senin pagi saat Omku akan pergi ke Medan dia sempat memanggilku dan berpesan

“Anton, tolong jaga rumah dan tantemu ya, karena Om mau pergi ke Medan untuk urusan proyek selama seminggu atau lebih”, kata om-ku.

“Siap, Om. Pokonya beres”.

Paginya sebelum aku berangkat kuliah aku mengantarkan omku kebandara dan langsung kuliah. Dirumah sekarang hanya ada aku dan Tanteku. Sorenya aku nonton TV bersama tante Lilis. Waktu itu sehabis mandi tante Lilis hanya memakai daster satin berwarna krem yang  terlihat agak tipis. Belahan dada dan putting susunya itu membuat kedua mataku tak bisa berkedip sedikitpun.

“Tan…tiap hari ditinggal om apa ngak kesepian?”, aku sedikit berani untuk mulai bicara dengannya.

“Ya sepi sih tapikan sekarang ada kamu makaya aku nonton TV bareng kamu disini”
Aku perhatikan terus tubuh tanteku yang sexy itu dan pikiranku semakin lama semakin mulai kotor, begitu juga batang penisku yang ada didalam celana yang sudah mulai bangun dari tadi. Aku langsung membayangkan kalau aku lagi bersetubuh dengan tante Lilis disini. Saat lagi ngelamun tiba-tiba tante Lilis menegurku.

“Hayo…, lagi mikirin apa Anton, sampai bengong kayak gitu. Lagi lihat TV kok matamu lihat tante terus”, aku sedikit malu mendengar tante berkata seperti itu.

“Habis tante terlihat cantik banget dan sexy seperti itu”, hehe…aku hanya tersenyum melihat tante.

“Ah bisa aja Anton, tante kalau dirumahkan cara berpakain seperti ini.”

“Tapi kali ini ada yang beda kok, Tante memang cantik”, sambil kami nonton TV.

“Eh, sudah malam Ton besok apa ngak kuliah, sana tidur dikamar besok kamu bangun kesiangan”, baru dapat melihat pemandangan seperti itu aku sudah disuruh tidur.
“Aku belum ngantuk Tan, kalau tante sudah ngantuk Tante istirahat saja duluan”.

Akhirnya kami sama-sama masih menonton TV sambil ngobrol-ngobrol, tapi berhubung acara TV tidak ada yang bagus aku sedikit berani menawarkan tante nonton film porno.

“Tan…kalau boleh dari pada nonton TV acaranya ngak bagus kita nonton film gimana?”.
“Film apa Ton?”.

“Hehehe Film porno tadi Anton nyewa didekat kampus”.

“Ih kamu dasar otak porno”.

“Ya sekali-sekali nonton yang begituan dari pada nonton TV yang acaranya gitu-gitu saja”.
“Ya udah sana ambil kasetmu”.

Begitu kaset aku putar diDVD player aku dan tanteku mulai sama-sama nonton bareng hingga larut malam. Adegan demi adegan film yang kami tonton semakin mulai panas, kuberanikan diriku untuk membisikan tante yang lagi asyik memperhatikan adegan seks di TV.


“Gimana tan…suka seperti itu kalau sama Om”, aku menggodanya sedikit.

“Ah…kamu ton, biasa saja kale…”, sambil tanganya aku genggam.

“Tante apa ngak kepingin saat ini seperti itu?”, dia hanya terdiam saja sambil terus menatap adegan seks yang semakin lebih panas lagi di TV.

“Sebernarnya pingin ton…tapi om kamu sayangnya ngak ada”.

“Kalau aku yang menggantikan posisi om gimana tan?”, tante tidak mersponku tapi sekarang tangganya yang aku genggam dengan tangganku, ku alihkan ketonjolan penisku.

Rupanya kudiamkan sebentar tanggan tante Lilis mulai sedikit meremas-remas penisku sambil kita terus menonton film itu. Perlahan tangganku mulai meremas-remas buah dadanya dan sambil memainkan putting susunya yang terlihat semakin menegang menembus kain satin dasternya.

“Oh…antonnn…remas teruss….”, desahn kecil dari suara tante mulai terdengar kecil dan tangganya mulai semakin keras meremas penisku.

Akhirnya kami sama-sama saling berlumatan dan tanganku semakin kian aktif meremas buah dadanya dan tangan tanteku sudah berhasil menggeluarkan penisku dari dalam celana. Begitu film adegan permainan seks yag pertama habis tante mengajaku untuk pindah kekamar dan TV kami matikan dan langsung pindah kekamar.

Sesampai didalam kamar tante Lilis, tante lilis langsung mengunci pintu dan menyalakan AC. Aku langsung membuka celana dan bajuku hingga bugil total dan naik keatas renjang yang berukuran sangat besar.

Tante Lilis lalu naik keatas ranjang sambil melepaskan celana dalam dan naik keatas tubuhku yang sudah telanjang total. Aku bisa melihat jelas bentuk dada tanteku yang menyembul semakin menonjol karena kain satin dasternya yang sangat tipis dan licin itu.

Aku tahu tanteku pasti juga sudah mulai terangsang dilihat dari bahasa tubuhnya. Pelan-pelan  tanganku mulai kuselipkan penisku dibelahan vaginanya sambil kugesekkan ujung penisku disitu.

“Oh…Enakk Anton, ayo terus,”, Kuremas dada tante yang masih memakai daster.

Tanpa pikir panjang mulutku langsung menghisap 2 putting susunya yang masih terhalang dasternya sambil Kuremas-remas buah dadanya dengan kedua tanganku.

“Ouhh, nikmat sekali antonnnn, teruskan..sedot yang dalam” desah tanteku semakin keras.
Kuremas-remas terus dada tante sambil penisku terus digesek-gesekan dibelahan vaginanya yang menidih penisku.

“Ayo antonnn lakukan sesukamu dengan dadaku.. Hisap antonn….Hisap terus susu tante..”.
Kunaikan wajahku ke dada tante dan sambil kuhisap susu kirinya. Dada yang kanannya kuremas terus.. Kugigit halus puting susunya.

“Ayo antonnn…., masukin penismu ke vagina tante sekarang sayang….” pinta tanteku dengan sangat memohon.

Penisku yang sudah sangat tegang itu langsung aku arahkan kebibir vaginanya dan Kubuka paha tante lebar-lebar hingga terlihat lubang vaginanya yang semakin basah. Lalu kupegang penisku dan kugesekkan kepala penisku di mulut vaginanya.

“Oh, antooonnn… ayo masukan penismu sekarang….vagina ini sekarang milikmu sayanggg….Lakukan sepuasmu......” Tante Lilis sambil merancau dan mendesah.

Perlahan kudorong penisku masuk ke dalam vagina yang sudah sangat basah itu.  Dengan sekali dorong tanpa ada kendala penisku langsung masuk terbenam didalam liang vaginanya.
“Oughh.. sayanggggg masukin lebih dalam lagi sampai dasar rahimku.... Ayo antonnn..”

Kutekan lagi penisku lebih dalam lagi lalu kutarik lagi penisku dengan gerakan naik turun sambil kugoyangkan penisku memutar didalam vaginanya.

“Anghh, antoonnn....penisku nikmat banget” desahan tanteku semakin kian menguat.
Kupercepat gerakan penisku dengan gerakan Tarikk dorong….Tarik..dorong…hingga mengeluarkan gesekan bercak antara cairan vagina Tante Lilis dengan penisku yang mulai membasahi rongga rahimnya.

“Oughh.. Shh..antonnn.. Oughh shh..” desah tanteku karena efek kenikmat yang kuberikan. Kugenjot terus vagina tante yang semakin becek itu.

“Ouugghh antonnnn…. ayo genjot vagina tante.. Lagi..anghhhhh”


Semakin Kupercepat gerakan maju mundur pantatku hingga buah dadanya tante Lilis bergoyang turun naik seiring dengan genjotanku.  kuremas-remas dan sekali-kali kupelintir putingnya susunya yang masih terhalang dasternya itu. penisku yang berada dalam vagina kutarik sampai hampir keluar Lalu Kumasukan lagi kedepan sekuat tenaga.

Tanteku Lilis juga mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur sehingga terasa sekali denyut dinding vaginanya.

“Antonnn, tante mau klimaks.. Ougghh antonnnn tante nggak tahan lagi..”

Kupercepat genjotanku dan kupompa terus tanpa henti penisku kedalam vaginanya dan akhirnya Tante Lilis memeluk tubuhku dengan sangat erat sekali dan begetar saat kuat saat tubuhnya orgasme.

“Antonnnn…..anghhh….oh…akhhhhh”, Tante Lilis mendesah sambil memejamkan kedua matanya saat menikmatai orgasme yang menyelimuti tubuhnya.

Tiba-tiba selang beberapa menit spermaku ikut keluar didalam vagina Tante Lilis.

Croott ccrroott ccrroott..crettttt……kusemprotkan spermaku didalam vagina tanpa aku memberi tahu Tante Lilis. Akhirnya kami sama-sama lemas. penisku yang masih berada dalam vagina tante Lilis Seperti dijepit nikmat sekali sampai-sampai spermaku langsung keluar.

“Maaf Tante spermaku keluar didalam”.

“Ngak apa-apa sayang..”, sambil tersenyum melihatku.

Lalu kami berdua berciuman dan berlumatan memainkan lidah. kucabut penisku dan terlihat cairan spermaku mengalir keluar dari lubang vaginanya.  aku langsung menjilat cairan yang membasahi vagina tante Lilis sampai bersih sambil kugigit halus bibir vaginanya.

“Auhghh, kamu kok nakal banget sih….sayang”

“Habis vagina tante nikmat sekali”, Kami lalu tertawa.

Tidak terasa kami main hampir 2 jam lamanya. Malam itu kami langsung tertidur tanpa membersihkan tubuh kami saat selesai mencapai kepuasaan bersama. Bau cairan kenikmatan dan noda sperma kami seperti memenuhi tempat tidur tanteku, terutama daster satin milik Tante Lilis yang penuh dengan noda bekas spermaku dan keringat. kami tidur sambil sama-sama berpelukan.

Hampir malam itu kami hampir tidak tidur hingga pagi hari karena kami terus saling mengelus-elus bagian tubuh kami terutama penisku aku gesekan didasternya yang berbahan licin itu.
Kami lanjutkan lagi permainan itu kembali saat menjelang pagi dan paginya aku bolos tidak kuliah karena kuhabiskan untuk memuaskan tubuh Tanteku hingga siang hari. kuhitung hingga tiga kali aku melakukan permainan diatas ranjangnya.


SEKIAN

Jumat, 04 Agustus 2017

CERITA SEKS BERSAMA IBU TIRI

KENIKMATAN BERMAIN SEKS DI PAGI HARI BERSAMA IBU TIRIKU.

Sejak Ibuku meninggal, Ayahku menikah lagi dengan seorang janda tapi belum memiliki keturunan. wanita tersebut sekarang menjadi ibu tiriku dan kupanggil Tante Lilis. Aku tidak mau memanggil dia Ibu karena umurnya belum terlalu tua. Ayahku seorang pelayar jadi Ayah jarang sekali tinggal dirumah, paling sebulan bisa tiga kali pulang kerumah. Hari-hariku aku tinggal hanya berdua dengan Ibu tiriku dan satu seorang pembantu.

Sejak perkawinanya dengan Tante Lilis (ibu tiriku) hampir memasuki 1 tahun dengan Ayahku, aku mulai melihat tingkah laku Tante Lilis mulai sedikit berubah dan sangat berani dihadapanku. Dirumah Tante Lilis  suka memakai pakaian-pakaian yang terlihat sangat seksi dan membuatku birahi kejantanaku terpancing olehnya. Apalagi bila sudah menjelang malam atau tidur dia semakin berani menggodaku dengan pakaian tidur yang sangat tipis tanpa Bra
.
Singkat cerita akhirnya kami melakukan hubungan terlarang antara aku dengan Ibu tiriku diatas ranjang kamarnya. Entah siapa yang memulai duluan yang aku tahu sekarang aku menjadi pemuas nafsunya saat dia mulai birahi. Sejak kejadian itu kami hampir sering melakukanya hubungan seks dipagi hari karena Tante Lilis paling suka melakukan seks pada saat menjelang pagi, walaupun malamnya kami sudah sama-sama berhubungan.

Tante Lilis paling suka menggodaku dengan pakaian-pakaian tidurnya yang berbahan licin seperti satin karena aku paling cepat bernafsu bila melihat Tante Lilis memakainya,  tak jarang setiap pergi shoping Tante Lilis selalu membeli pakaian tidur dari satin agar aku selalu terangsang melihatnya terus saat dirumah. Bila hari minggu dimana kita selalu menghabiskan waktu diranjang bersamanya.
Yang  tidak bisa aku lupakan bersama Tante Lilis saat kemarin aku beulang tahun yang ke-25, aku diberi kado special berupa kalung Mas dan permainan seks yang sangat berbeda.
 Hari sebelum menjelang ulang tahunku, Tante Lilis menyulap kamarku menjadi kamar penggantin yang sangat romantic semua serba merah muda, mulai dari tempat tidur beralaskan speri satin dan selimut satin berwarna merah muda sampai korden kamarku diganti dengan korden satin dengan warna yang sama.

Dihari ulang tahunku kami menghabiskan waktu dirumah dan kali ini kami melakukan hubungan seks diranjang kamarku yang sudah disiapkan oleh Tante Lilis. Malamnya sehabis aku berhubugan seks dengannya dan langsung tidur, tiba-tiba aku terbangun karena harus buang air kecil. Batang penisku masih terasa lembab bekas cairan vaginanya. Setelah buang air kecil dan membilas penisku, aku kembali ke kamarku. Rupanya Matahari diminggu pagi sudah terlihat menerangi ujung jendela kamarku. Jadi hari minggu hari dimana aku tidak masuk kerja aku kembali ke tempat tidurku lagi. Tampak kulihat tubuh Tante Lilis masih tertidur pulas di tempat tidurku sambil menutupi tubuhnya dengan selimut satin dan tubuh bugilnya yang hanya terbalut daster tidur satin yang tipis.

Kuperhatikan tubuhnya yang seksi itu dan wajah cantikanya sambil aku ambil Hpku untuk memotretnya. Bekas sperma dan noda keringat yang telah menggering dikain satin dasternya dan kain sperai ranjang, membuatku  kembali bersemangat lagi untuk menyetubuhinya lagi. Mengingat semalam aku dibuat tidak berkutik oleh gaya bercintanya, membuatku pagi ini ingin membalasnya.
Aku mengerti permainan dipagi hari permainan yang paling disukai Tante Lilis istilahnya “sex in the morning”. setiap pagi tanpa ada rangsangan apapun, batang penisku langsung bangun dan mengeras dengan sendirinya tanpa perlu dikomando lagi. Setiap lelaki-laki normal pasti mengalaminya hal serupa seperti aku. Tapi itu justru yang membuat Tante Lilis semakin suka melakukan seks di pagi hari.

Perlahan aku kecup kening-nya, dan kemudian mengelus-elus lembut rambut-nya yang hitam. Tante Lilis kemudian melihatku dengan kedua mata yang masih terkantuk-kantuk sambil tersenyum manis, Aku mencoba mengubah posisi tidur Tante Lilis menjadi terlentang dari posisi tidur sebelum-nya yang menyamping, dan berhasil. Aku tarik selimut satin-nya, dan aku lempar ke samping tempat tidurku. Terlihat tubuh bugilnya yang terbalut daster satin yang tampak mengkilap itu, membuatku menelan ludah.

Aku mengambil posisi di sebelah kanan Tante Lilis dan berbaring menyampingi tubuh-nya yang sedang terlentang. Tangan kiriku menopang kepala dan leherku, sementara tangan kananku mengelus-elus rambut-nya. Tante Lilis tampak menikmati setiap sentuhan yang aku berikan kepadanya. Kemudian tangan kananku turun menuju buah dadanya yang masih terhalang kain satin daster tidurnya. tonjolan puting susunya dengan jelas dihadapanku langsung saja aku mainkan dengan jari tanganku. Aku cium bibir manisnya  dengan masih setengah mengantuk tapi Tante Lilis langsung membalas dengan ciuman birahi.

Diatas kain satin dasternya, aku memainkan terus tangan kananku memainkan puting susunya. Kadang-kadang aku cubit lembut, dan kadang-kadang aku elus-elus. Terdengar desahan napasnya Tante Lilis yang berubah menjadi lebih panjang. Melihat Tante Lilis mulai terangsang langsung saja Kudekatkan wajahku keputing susunya yang sebelah kanan dan mulai menjilatnya dan menyedotnya dengan bibirku. 

Tante Lilis semakin terangsang dan semakin mendesah tidak beraturan. ingin rasanya aku tak mau berhenti mengulum secara bergantian puting susunya, apalagi saat aku sedot sedikit keras. Napas Tante Lilis semakin tidak karuan. Suara erangannya pun  keluar dari mulutnya.
“Ahhh… Antonnn..sayangggg….sedot…terussss…”, kalimat terputus-putus itulah yang sering terucap dari mulut Tante Lilis.

Setelah puas bermain di kedua puting susunya, kali ini aku menuju ke tempat favoritku kebagian kain satin-nya yang sangat licin itu. Aku langsung naik ketubuhnya dan penisku langsung aku tempelkan dibagian perut sambil aku gesek-gesekan dipermukaan kain satin dasternya sambil melumat bibirnya. Tante Lilis mengerti apa yang aku mau, melihat aku mengesakan penisku dikain satin dasternya tangan kananya langsung meremas penisku dengan kain satin selimut yang ada disamping tempat tidur.

“Gimana Anton….nikamat sayang…?”, aku tidak bisa menjawabnya setiap pertanyaan Tante Lilis yang aku bisa hanya mendesah kenikmataan saat penisku tergesek kain satin itu.

Hampir 5 menit lamanya penisku terus dikocok dengan selimut satin oleh Tante Lilis hingga cairan bening penisku keluar membasahi selimut itu. Setelah puas  melakuakan permainan foreplay dan melanjutkan permainan yang utama. Aku langsung melanjutkan kebagian terakhir yang paling disuka Tante Lilis menjilat bagian lubang vagina dan pantatnya.

Lidahku pun mulai beraksi kebagian vaginanya yang sudah sedikit lembab, rambut-rambut sekitar vaginanya bersih tanpa sehelain rambut sedikitpun, sehingga memudahkan aku untuk menjilatinya serta memainkan vaginanya dengan lidahku. Saat mulai menyetuh bagian bibir vaginanya tubuh Tante Lilis seperti terkena setrum listrik tegangan tinggi, tubuh mulai tersendak ketika lidahku mulai bermain di daerah clitoris-nya.

“Anghhh … Antonnn… sayang … nikmat bangettt … sayangggg…ahhh”, Tante Lilis semakin mendesah sagat keras sekali. Napasnya semakin memburu kencang. Kadang-kadang dia menjambak rambutku dan menekan kepalaku.

Kedua selangkangan Tante Lilis kubuka lebih lebar lagi, agar bibir vaginanya lebih merekah lagi. Kali ini aku jilati bagian labia minoranya dan berusaha untuk mencari dari G spotnya. Hentakan tubuh Tante Lilis semakin mengencang dan napasnya pun seperti ngos-ngosan. Kali ini vaginanya terasa sedikit becek dan bisa dipastikan vagina Tante Lilis telah mengeluarkan cairan menandakan sebentar lagi dia akan orgasme. Mengetahui bahwa sebentar lagi dia akan orgasme, aku mempercepat tarian lidahku di dalam vaginanya yang semakin basah itu.

“Antonnnn … aku sudah nggak kuuuaattt lagi … sayang….masukan penismu sekarang..antonnn?”, pinta Tante Lilis.

Langsung saja penisku yang sudah sangat tegang itu kumasukan kedalam vaginanya tanpa mengalami hambatan saat memasuki lubang vaginanya, karena sudah becek dan basah oleh cairan vaginanya sekali Kudorong pelan-pelan batang penisku langsung masuk terbenam semua kedalam vaginanya. Begitu semua sudah benar-benar penisku terbenam sampai dasar rahimnya aku mulai bergerak maju-mundurkan pinggulku perlahan-lahan agar memberikan sensasi erotis ke dalam vaginan Tante Lilis.

Ku dorongan keluar masuk dan kadang kuhentikan penisku didalam vaginanya sambil mencium bibirnya yang penuh dengan napsu. Lidah kami saling berlumatan di dalam bibir kami yang telah menyatu. Setelah puas berciuman, aku kembali mendorong maju dan mundur pinggulku agar batang penisku seakan-akan menusuk-nusuk lubang vaginanya.

“Ahhh … Tante….,vaginamu bener-bener nimat banget … bikin Antin jadi ketagihan terus seperti ini?”, kataku yang sudah mulai kenikmatan saat penisku semakin dijepit oleh dinding vaginanya.
“Kamu suka sayang seperti ini … Tante  janji sayang  akan selalu membuat Anton  puas diranjang selama Ayahmu pergi berlayar…”, pinta Tante Lilis dengan nada yang terputus-putus.

Semakin lama hentakan dan hujaman batang penisku semakin aku percepat. Pagi itu kita tidak bercinta dengan gaya yang bermacam-macam. Cukup gaya missionaries. Sejak ayahku berlayar vaginanya ibu tiriku itu tidak pernah kering dan selalu  basah olehku. Aku selalu memberikan sensasi luar biasa dalam bercinta agar sama-sama puas bersama.

Pagi itu kami bercinta hampir setengah jam lamanya dan saat posisi gerakan keluar masuk tanpa henti menghujaman batang penisku kedalam vaginanya, tubuh Tante lilis mengalami reaksi yang sunggu dahsyat. Tanpa ada peringatan apa-apa, tiba-tiba Tante Lilis memelukku sambil berteriak panjang dan tubuhnya mengejang sangat kuat sekali.

“Ahhhhhh … Antonnnnnn … akuuuu mauuuu …orgasme lagi”, kata Tante Lilis sambil memelukku erat-erat dengan tubuhnya yang mulai menegang. Aku biarkan Tante Lilis memelukku dan merasakan orgasme, agar memberikan udara buat Tante Lilis untuk mengatur napasnya kembali.
Setelah beberapa menit kami berpelukan, aku berniat untuk menyelesaikan permainan seks ini, karena aku dapat merasakan cairan spermaku segera aku keluar.

“Tante….Anton…bentar lagi mau keluar….?”, pinta-ku.
“Keluari saja didalam sayanggg….Anghhhh….”.

Gerakanku semakin lama semakin bergoyang dengan sangat cepat dengan irama yang pasti. Aku berusaha menhujamkan batang penisku sedalam-dalamnya agar memberikan sensasi seksual lagi kepada Tante Lilis. Rupanya Tante Lilispun tidak tinggal diam, dia tau betul bagaimana membuatku agar aku bisa dapat merasakan ejakulasi yang sangat nikmat rasanya. Kedua telapak Karen menempel di dadaku dan kedua jari telunjuknya mulai memainkan puting susuku. Daerah yang paling sensitive untukku.

“Ahhh … Tante… terus Tante … aku bentar lagi mau keluar.”, kataku mendesah kenikmatan.
Aku pun mempercepat permainan ini. Aku tau kalo sebentar lagi batang penisku tidak akan sanggup lagi menahan bendungan cairan spermaku yang sejak tadi meronta-ronta ingin segera keluar. Aku hentakan dan menghujamkan batang penisku makin dalam dan membuat Tante Lilis semakin mendesah tak karuan. Vaginanya semakin basah dan gesekan batang penisku di dalam vaginanya seakan-akan mengeluarkan bunyi seperti suara bercak air.

Aku sudah tidak tahan lagi, kali ini benar-benar harus keluar. Tubuhku mengejang hebat. Melihat perubahan tubuhku itu seperti memberikan tanda-tanda aku akan keluar, kedua kaki Tante Lilis menjepit erat pinggulku seperti ingin agar semua batang penisku tertanam penuh ke dalam vaginanya.
“Ahhh … Tanteeee….Lilisssss … aku mau keluaarrrr”, kataku yang sudah kacau.
Batang penisku semakin mengeras sesaat dan kemudian disusul dengan semburan cairan spermaku yang keluar di dalam liang vagina Tante Lilis. Kedua kaki Tante Lilis terus menekan pinggulku, seolah-olah haus dengan semburan hangat cairan spermaku di dalam liang vaginanya. Aku tidak menghitung berapa kali batang penisku memuncratkan semua isi cairan spermaku yang dari tadi sudah dibendung.

“Antonnn sayang…spermaku terasa  hangat  lohhh …”, kata Tante Lilis.
“Enak ngga?”, Tanya Tante Lilis.
“Oh Tante nikmat sekali…. sayanggg …makasih sayang”, jawabku sambil melumat bibirnya dan mengatur nafasku yang masih sedikit ngos-ngosan.

Posisi kami masih berpelukan. Tante Lilis mulai mengendurkan kedua kaki-nya dari pinggulku. Batang penisku yang masih menacap di dalam vaginan Tante Lilis kubiarka perlahan-lahan mulai lemas di dalam. Oh betapa senangnya aku melakukan hubungan terlarang ini bersama ibu tiriku ini.
Perlahan-lahan kucabut batang penisku dari liang vaginanyanya. Kubiarkan cairan spermaku meleleh tumpah keluar membasi tempat tidurku sebagai pertanda kita sama-sama merasa puas dan sayang. Semua noda sperma dan keringat kubiarkan membasahi tempat tidurku. Tante Lilis beranjak dari tempat tidur dan dengan segera ke kamar mandi. Mencuci dan membersihkan tubuh dan vaginanya.

Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi. Tapi badan kami sudah letih sekali. Setelah berpetualang diatas tempat tidurku. Pagi itu kami memutuskan untuk kembali tidur, dan benar saja kami tertidur sampai jam 1 siang. Malam-nya kami mengulangi lagi petualangan cinta dan seks kami yang tidak kalah menariknya, dan begitulah hari-hari berikutnya.


TAMAT.

Rabu, 02 Agustus 2017

CERITA SEKS TANTE LILIS


Kenikmatan tubuh Tante Lilis  saat Om Ku Tidak Dirumah

Penampilan tanteku ini masih dibilang cantik dan memiliki tubuh yang tidak terlalu gemuk, walaupun sudah memiliki dua orang anak. kejadian itu terjadi saat aku kuliah dikota Yogya. Waktu itu sekitar pukul 1 siang saat aku pulang dari kampus, sesampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju Lalu kurebahkan tubuhku diatas ranjang. Saat tubuhku akan kurebahkan diranjang tiba-tiba HPku berbunyi, ternyata dari tanteku menelponku.

“Haloo Tan, ada apa?”
“Nanti sore kamu datang kerumah ya!” ucap tanteku.
“Siap tante” Jawabku.

Singakat cerita sore hari tepat pukul 5 sore aku langsung bergegas pergi ke rumah tante. Sesampainya di sana, kulihat rumahnya terlihat sangat sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali terdengar suara anak-anaknya bermain), lalu pencet bel pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam.

“Masuk aja Andre pintunya tidak dikunci” teriak tanteku. Lalu aku masuk menuju ke ruang TV. Sambil aku bertanya.

“Tante dimana sih kok ngak kelihatan?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Tunggu dulu Andre tante lagi di kamar mandi” sahut tanteku.

Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung duduk menghidupkan DVD yang ada di bawah TV, saat aku putar DVD ternyata isinya film porno dan langsung aja aku tonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku dari belakang saat aku lagi  asyik menonton film porno.

“Astaga Andre kamu nonton apa?”, spontan TV langsung aku matikan.
“Maaf tante tadi Andre setel film yang ada di player DVD ternyata isinya film porno”.
“Kamu sering nonton film seperti itu”, tante menayaiku.
“Sering Tan kalau dikost-kostan”.
“Habis nonton kamu biasanya onani ya?”, dia langsung menembaku dengan pertanyaan yang aku dibuat tidak bisa berkutik.
“Iiiii…yaaa tan….?”.
“Kenapa malu santai aja sama tante wajar anak muda seperti kamu nonton film begituan yang penting jangan jajan diluar aja”.


Melihat Tanteku hanya memakai daster satin berwarna merah muda yang sangat seksi itu dan tampak jelas tante tidak memakai Bra karena terlihat dua putting susunya tercetak jelas menjeplak dikain satin dasternya. Kebiasan tanteku kalau lagi di rumah suka memakai pakaian-pakaia serba seksi.

“Oh ya Andree maaf kelaman nunggu?”.
“Ngak apa-apa Tan, oh ya Tan ngomong-ngomong ada apa ya aku diundang kesini!”, sambil menahan birahi yang mulai naik melihat Tante Lilis seperti itu.
“Untuk beberapa hari kamu nggak usah tidur di kost-kosan yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, Om dan anak-anak pergi berlibur ke bali selama empat hari?” tanya tanteku sedikit merayu.

“Lho kenapa Tante tidak ikut sekalian berlibur?”.
“Soalnya kerjaan dikantor ngak bisa di tinggal Andre”.
“Oh begitu ya Tan, kalau gitu Andre siap menemani Tante”, Buset, tumben amat tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya seperti ini, pikirku.
“Oh ya Tan terus Andre tidur dimana?” tanyaku lagi.
“Dikamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol berdua sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh seperti yang kamu nonton tadi!” ujar tanteku memancing birahiku.


Dalam hati bakalan seru nih bisa tidur sekamar sambil nonton film bokep dan satu tempat tidur lagi, pikirkan kotorku.

“Siap Tante!” sahutku dengan nada senang bercampur nafsu.
Singkat cerita, menjelang malam sebelum tidur aku ganti pakaian dengan celana pendek dan kaos dalam saja karena kebiasaan kalau tidur aku suka memakai kaos dan celana pendek. Saat baru mau ganti celana pendek saat lagi telanjang, tiba-tiba pintu kamar dibuka sama Tante tanpa mengetuk terlebih dahulu. Spontan saja aku kaget dalam keadaan setengah bugil dan penisku lagi tegang karena membayangan Tante Lilis, Waduh bahaya nich.

“Maaf Andre Tante tidak sengaja” tanya tanteku sambil tersenyum melihat penisku.
“Ngak apa-apa Tan, Andre lupa kunci,” jawabku sedikit gugup.

Lalu cepat-cepat aku memakai celana pendek tanpa celana dalam, sambil kuperhatikan Tante langsung berjalan dengan santainya naik keatas tempat tidur  masih dengan pakaian daster satin yang dipakaian tadi. Lalu aku bertanya kembali dengan Tanteku.


“Tan tumben aku diundang untuk menginap disini ngak seperti biasanya?”, sambil aku duduk disamping tempat tidur.
“Enggak ada apa-apa Andre Tante ingin curhat saja tentang Om mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Om kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Sambil aku mulai membaringkan tubuh disamping Tante Lilis dengan menyenderkan tubuhku ditembok dan Tante mulai menceritakan masalah Omku.
“Gini Andre sebenernya Tante ngak boleh cerita masalah pribadi keluarga Tante, tapi kalau ngak diceritakan Tante simpan sendiri Tante ngak kuat”.
“Ya silahkan cerita saja sama Andre siapa tau Andre bisa bantu”.
“Sejak setahun ini Tante sudah tidak bahagia lagi bersama Om-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga karena Om-mu itu orangnya juga setia dan tanggung jawab kepada keluarga tapi yang bikin Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku menceritakan panjang lebar kepadaku.

Dalam hatiku aku sudah tahu tetang masalah Om ku sejak dia mengalami penyakit jantung dia bakalan tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan hasrat seks Tante Lilis, jadi tante Lilis mungkin berharap akulah yang sanggup menggantikan kebutuhan seksnya diatas ranjang untuk menggantikan kekurangan dari Om ku itu. Aku berpikir Tante Lilis  ingin sekali merasakan kepuasan seks dengan laki-laki normal seperti aku.


“Maksud Tante?” tanyaku lagi dengan pura-pura tidak mengerti.
“Ya ampun, Andreee kamu itu masih nggak ngerti-ngerti juga, maksud Tante, Om-mu itu kalu diajak begituan suka cepet loyo, Ngertikan ngak?” dengan nada sedikit kesal.
Lalu aku sengaja mengalihkan perhatian kepada Tante Lilis dengan menayakan tawaran film baru yang tadi ditawarkan itu.
“Oh ya Tan mana difilm baru yang tante tawarkan tadi”.
“Dasar laki-laki otak bokep tuh kamu tinggal putar saja diDVD playernya”, begitu kuputar DVDnya langsung menyala. Aku sempat menonton sebentar dengan Tante Lilis, saat film mulai beradegan seks, Tante Lilis berkomentar. 
“Sekarang ngerti kan Andre yang Tante maksud?”.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Ooo…Ngertikan apa ngak yang Tante maksud”, dengan nada sedikit kesal.
“Tante pingin ngak seperti itu?”, aku sedikit memancing agar Tante penasaran.
“Pingin sekali Andre….”, belum sempat melanjutkan pertanyaan, aku mulai merapatkan tubuhnya yang posisinya terlentang disampingku.

Saat aku mulai mendekat tiba-tiba tangan Tante Lilis langsung meremas dan meraba-raba penisku yang sudah tegang dari tadi diluar celanaku.

“Andre punya kamu besar juga ya” ujar tanteku yang terlihat sudah menahan birahinya.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang penisku yang sudah tegang itu. Sambil mengocok batang penisku dengan tangan kirinya, tangan kanan tante Lilis meremas-remas buah dadanya sambil mendesah kecil.

Kubiarkan Tante Lilis terus mengocok penisku hingga penisku perlahan mulai diarahkan kemulutnya dan dengan sekejab batang penisku sudah dilumat dengan bibirnya yang penuh dengan nafsu.


“Oh…anghh…nikmat sekali… Tante… terus Tan…!” ujarku sambil kurasakan nikmatnya penisku dilumat dan sedotan oleh mulutnya.

Setelah merasakan puas dilumat penisku oleh Tante Lilis lalu kurebahkan tubuhnya terlentang di atas ranjang, lalu aku naik keatas tubuhnya dan sasaranku sekarang kebagian belahan kedua buah dadanya yang masih terhalang dasternya. Penisku lalu aku gesekan dibagian tengah-tengah buah dadanya dan kedua tangan Tante Lilis spontan langsung menjepit batang pensiku dengan buah dadanya agar gesekan dan kocokan penisku terasa nikmat.

Semakin lama semakin nikmat sekali aku gesekan dikedua jepitan buah dadanya apalagi kain satin dasternya menyentuh penisku terasa sangat licin sekali saat aku gesekan maju mundur dibelahan buah dadanya hingga mengeluarkan cairan bening membasahi kain satin dasternya. lalu Tante Lilis meminta aku menjilat lubang vaginanya yang sudah mulai basah dan tanpa dikomando lagi aku langsung turun kebawah dan langsung menjilat liang vaginanya yang sudah tidak lagi memakai celana dalam.

Saat ujung lidahku mulai menyentuh bibir vaginanya dan perlahan mulai masuk Tante Lilis mulai menggerang kenikmatan.

“Aaah… ohh… Andreeee…enak… terus … terus jilat…Andreee lebih dalam lagiiii!” erang tanteku semakin kian mengeras.
Mendengar Tante Lilis menggerang dan mendesah itu, nafsuku semakin kian bertambah dengan nafsu yang semakin menggebu-gebu jilatan lidahku ke lubang vaginanya semakin kutingkatkan lagi hingga kelubang pantatnya membuat Tante Lilis mengalami orgasme yang sangat dahsyat, sampai-sampai mukaku ditekan dan dijepit dengan kedua pahanya hingga mulutku berlumuran oleh cairan kewanitaannya.

“Oh Andreee… Tante sayang kamu… kamu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah…ohhh,” puji tante Lilis sambil mengerang merasakan kenikmatan.

Posisi tubuh tante Lilis masih terlentang diatas ranjang. aku kembali lagi naik keatas tubuhnya dan sekarang mulutku mulai memainkan dikedua puting dadanya yang terlihat semakin menonjol menembus kain satin dasternya dan penisku yang masih tegang itu lalu kuletakkan di atas perutnya sambil aku gesek-gesek dikain satin dasternya lagi.

Perlahan aku mulai melumat putting susunya secara bergantian sambil terus kugesekan penisku itu diatas perutnya itu sambil ingin kurasakan licinya kain satin daster tanteku itu. Perlahan lumatanku semakin lama semaki kuat menyedot putting susunya hingga Tante Lilis kembali menggerang kenikmatan dan setelah puas melumat putting susunya aku turun menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting susunya dan terus turun ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir vaginanya kembali.

Saat aku mulai menjilat kembali lubang vaginanya, Tante Lilis memintaku untuk segera memasukan batang penisku kedalam lubang vaginanya itu dan dia ingin sekali merasakan penisku.

Keinginan Tante Lilis segera aku kabulkan karena aku juga sudah tidak tahan lagi meraskan lubang vaginanya yang sudah beranak dua itu, akhirnya tante Lilis segera membimbing untuk memasukkan batang penisku ke liang vaginanya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang penisku dan saat kutekan dengan sedikit kudorong kedalam vaginanya desahan Tante Lilis mulai terdengar kembali, sedikit demi sedikit penisku mulai meancap masuk ke dalam vaginanya itu.

“Anghhhh… terus Andreee… masukan lebih dalam lagi  terus Andreee… Anghhh…!” desahan tante  Lilis menggerang saat penisku benar-benar sudah masuk semuanya dengan mudahnya kedalam dasar vaginanya.

Akhirnya batang penisku mulai kugenjot keluar masuk vaginanya dengan perlahan tapi pasti hingga Tante Lilis mendesah kenikmatan sambil irama permainanku semakin kupecepat.
Dengan gerakan semakin kupercepat Tante Lilis terus semakin mendesah kenikmatan. “Ah… uh… terus Andreee… enak sekali… penismu gede sekali… sayanggg… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Andre…” erang tante Lilis semakin kenikmatan.

Lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tante Lilis, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang penisku mulai berdenyut-denyut didalam dinding vaginanya.

“Andre…Tante…mau…?”, belum sempat bicara tiba-tiba tubuh Tante Lilis mengejang sangat kuat dan mendesah sangat keras sekali tapi aku juga merasakan penisku akan segera memuntahkan cairan sperma.

“Tannte… Andreee…mauuu… keluarrr… Tannn…!”
“Masukan didalam aja…Andre… Tante… lagi orgasme….aaarrgghh…!”

Akhirnya Tante Lilis orgasme kembali yang kedua kalinya dan disertai cairan spermaku juga keluar sebanyak lima kali menyemprot liang rahimnya. Aaahh… rasanya begitu nikmat sekali.
Kudiamkan beberapa menit penisku didalam vagina Tante Lilis untuk sama-sama merasakan sisa-sisa kenikmatan yang masih tersisa sambil mengatur nafas kita masing-masing diatas ranjang. Begitu sedikit mulai pulih staminaku penisku lalu kucabut perlahan dari lubang vaginanya hingga sisa cairan spermaku yang berada didalam vaginanya ikut keluar meleleh membasahi ranjang Tante Lilis. Tante Lilis lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di atas ranjang kamar melepas lelah. Setelah tante Lilis selesai membersihkan diri, Tante kembali ke kamar dan segera naik keranjang dan kami kembali berpelukan sambil berciuman, lalu Tante mengatakan selama  omku pergi berlibur diBali berasama anak-anak selama 4 hari, aku sementara tinggal di rumah tanteku dan menghabiskan waktu bersama Tante Lilis diatas ranjang kamarnya.


Noda sperma dan keringat semua bercampur menjadi satu diatas ranjang kamarnya hampir selama 4hari kita habiskan untuk waktu mencari kepuasan dan kenikmatan bersama. saat mereka kembali kerumah aku lakukan dengan Tante Lilis dikamar kostku atau dihotel hingga saat ini.


TAMAT.