KENIKMATA
BERMAIN SEKS SAAT LIBURAN DIRUMAH TANTE DEWI
Minggu
pagi yang ceriah setelah aku selesai mandi dengan hanya memakai handuk saja aku
pun langsung pergi ke dapur, untuk membikin secangkir kopi. Begitu sampai di
dapur aku lihat Tante Dewi masih memakai baju tidur satin berwarna kuning yang
terlihat seksi itu, dengan posisi sedang menungging mencuci piring. Terlihat tubuhnya
yang masih langsing walaupun Tante Dewi sudah memiliki dua orang anak, tapi tubuhnya
benar-benar masih seperti ABG apalagi bentuk pantatnya yang sangat besar
membuat aku terpana melihatnya. Namun lagi asyik memandangnya tiba-tiba Tante
menegurku.
"Ngeliatin
apa kamu Tom,..?" tanya Tante Dewi kepadaku.
"Eh..,
ngak Tante ngak lihat apa-apa" dengan sedikit kaget dan malu.
"Ah…yang
benar kok dari tadi lihat Tante…hayo".
"Habis
Tante pagi ini terlihat cantik dan seksi dengan pakain itu".
"Kamu
suka ya…pasti pikiranmu ngeres lihat Tante".
Dengan
terus aku memandangi dari atas ke bawah tubuhnya yang hanya terbalut baju tidur
satin yang tampak jelas terlihat tanpa memakai sehelai Bh dan Cd lagi alias
telanjang bulat. Penisku benar-benar sudah sangat tegang sekali. Perlahan
kuberanikan kupeluk tubuhnya dari belakang yang sedang mencuci piring.
"Tom…apa-apa
an kamu aku ini Tantemu….", dengan sedikit marah tapi Susana cepat aku
ambil alih.
"Tan…bagaimana
Tomy bisa tahan kalau setiap hari dirumah Tante seperti ini", kurayu
dengan rayuan mautku demi mendapatkan tubuhnya yang seksi itu.
"Apa…Tante
tidak menginginkan seperti ini sejak Om pergi berlayar".
"Tapi….Tom"
belum sempat menjawab aku lumat mulut bibirnya dengan mulutku sambil kuremas
kedua buah dadanya dengan tanganku.
Kedua
putting susunya yang menonjol menjeplak kain satin baju tidurnya itu ku mainkan
dengan kedua jarik, kuplintir sambil kutarik-tarik.
"Oh…Tom…kamu
nakal….tapi…jangan disini kalau mau nanti anak-anak bangun dan melihat kita"
sambil mendesah kenikmatan. Awalnya aku ingin pindah kekamar tapi birahiku sudah
sangat bergejolak.
"Oh…Tante
disini aja Tomy sudah ngak tahan…" kedua tanganku terus meremas-remaskan dikedua
buah dadanya.
Tak
kuasa lagi menahan biarahiku kulepaskan handukku hingga aku sudah telanjang
total, penisku yang sudah tegang langsung aku selipkan dibelahan pantantya yang
besar itu walaupun terhalang kain satin baju tidurnya. Kucium dan kulumat bibirnya
sambil tak henti-henti aku terus meremas-remas buah dadanya Sambil aku
gesek-gesekan penisku dibelahan pantatnya itu aku dapat merasaka kenikmatan
batang penisku menyentuh licinya kain satin baju tidurnya.
"Oh….Tanteeee….nikmat
sekali….." mendengar aku mendesah kenikmatan Tante Dewi lalu menarik
tangan kiriku dan memasukkannya dari bawah dasternya dan mengarahkan jari
tanganku kebelahan vaginanya yang sudah sedikit basah.
Jari
tanganku langsung kumainkan disepanjang vaginanya dan menjelajahi hampir tiap
helai rambutnya yang lebat. Vaginanya kian membasah, mengalir cairan kental
dari dalam vaginanya. Jari semakin tangguh bermain di tengah beceknya kemaluan Tante
Dewi.
Penisku
terus tanpa berhenti aku gesek-gesekan dibelahan pantatnya hingga cairan bening
membasahi kain satin baju tidurnya tapi nafsuku sudah benar-benar tidak bisa
terkontrol lagi. Tapi aku tetap tidak mau cepat-cepat segera memasukan penisku
ke dalam vaginanaya agar Tante Dewi merengek-rengek meminta aku segera
memassukanya.
Vaginanya
sudah sangat basah dan jariku yang ada didalam vagina terasa licin sekali oleh
lendirnya.
"Tan….Kamu
suka,..?"
"Ah..,
Tom…masukin sekarang penisku donk.. aah.., masukin aja.. aku sudah nggak tahan
nih..!"
jawabnya sambil tak henti-hentinya mendesah.
"Apa
yang dimasukin, Tan..? dengan sedikit menggoda agar Tante Dewi gemes.
"Maksudnya
Jarinya..ya Te…?" tanyaku lagi.
"Ih…kami
pura-pura ngak tahu….."tanpa menjawab lagi sambil mendesah batang penisku
langsung dipegangnya dan diarahkan kelubang vaginanya.
Begitu
sekali dorong Bless….batang penisku langsung masuk ke dalam vaginanya. Desahan
Tante Dewi semakin kian mengeras.
"Aaaghh..,
Tom..!", entah kesakitan atau saking enaknya.
"Apa
sakit, Teee..?" "Engga kok, Tom. nikmat banget. Bener kok Tom.
Terusin dong, Tom.. terusin..sayang!" jawab Tante Dewi sambil memeganga dinding
dapur. Aku mulai menggerakkan batang penisku keluar masuk lubang vaginanya.
Aaahh.. benar-benar enak banget rasanya. Kedua kakinya mengangkang terbuka dia
benar-benar membuatku terangsang.
"Terus,
Tom...terus.. anghhh..! Yang dalem.. sayang…yang gitu.. terus.. aahh.., iya..
ya.." ujarnya sambil membuka selangkangannya lebih lebar dan menggelepar
keasyikan. Melihat tingkahnya yang begitu, membuatku semakin bersemangat
bermain dengannya.
"Enak,
Tom..?" "Enak banget, Tan.. aahh. Kamu suka khan..?" Dewi hanya
mengangguk keenakan. Posisi Tante Dewi masih terus berdiri sambil menungging
memegang meja dapur. Posisiku masih berada dibelakang tubuhnya.
"Pegang
susuku dong, Tom..!" pinta Tante Dewi memelas. Tanpa berpikir panjang aku
meladeninya, tangan kiriku memegang satu dadanya, memilin-milin putingnya yang
masih terhalang baju tidurnya dan yang kanan memainkan kelentit tempat pipisnya
keluar. Tante Dewi terus mendesah keasyikan, "Yang dalem.. terus.. aduh..
enak banget sayang.! Jangan berhenti ya, Yank..?"
"Aku
nggak tahan lagi Tan…..keluarin yah..? habis Tante seksi banget sih.."
"Cium
aku dong, Yank. Terus keluarinnya saja di dalem aja." Aku pun mencium dan
menggigit lidah dan bibirnya yang manis.
"Bener
boleh di dalem nih..Te….?"
"Iya
Yank…,cuman jangan lepasin tanganmu yang ada divaginaku, ya..? Abis enak
banget..Tante mau orgasme!". Terdengar kocokan antara penisku pada lubang vagina
yang sudah sangat basah.
"Tommyyy…..
entoti terus vaginan Tante, ohh…Yank....!, belum sempat aku keluar tiba-tiba
tubuh Tante Dewi gemetar sangat kuat seperti orang kesetrum.
Begitu
Tante Dewi Orgasme tak lama selang beberapa menit cairan spermaku keluar sangat
banyak membasahi liang rahimnya.
"Oh….Anghhh…Tannn….Oh….Croott..
crooott..!" air maniku pun membanjiri semua yang ada didalam rahimnya
sepertinya ingin terbang menikmati orgasme.
"Jangan
dicabut dulu Yank, terus jangan lepas tanganmu, ya..?" pintanya lagi
sambil memegang tanganku yang memainkan klitorisnya, "Abis enak banget, mainin
terus dong..!" Aku tak berhenti memainkannya sampai Tante Dewi benar-benar
puas. Kami saling berpelukan sambil menikmati sisa-sisa yang masih ada sambil
mengatur nafas kita masing-masing.
Lalu
kucabut batang penisku ku yang mulai menyusut diiringin lelehan sisa-sisa
cairan sperma yang jatuh kelantai dapur. Setelah melepas kenikmatan, kami berdua kemabali
merapikan pakaian masing-masing. Selama liburan dirumah Tante Dewi selama
seminggu lamanya kami terus melakukan hubungan seks hampir setiap hari.
Bila
tak sempat melakukan dirumah Tante Dewi mengajaku pergi kerumah satunya yang
berada tidak jauh dari rumahnya. kami melakukannya disana dengan berbagai gaya
hingga liburku habis Hubungan kami berdua pun terus berlanjut walau tidak
setiap hari melakukanya.
TAMAT