Jumat, 04 Agustus 2017

CERITA SEKS BERSAMA IBU TIRI

KENIKMATAN BERMAIN SEKS DI PAGI HARI BERSAMA IBU TIRIKU.

Sejak Ibuku meninggal, Ayahku menikah lagi dengan seorang janda tapi belum memiliki keturunan. wanita tersebut sekarang menjadi ibu tiriku dan kupanggil Tante Lilis. Aku tidak mau memanggil dia Ibu karena umurnya belum terlalu tua. Ayahku seorang pelayar jadi Ayah jarang sekali tinggal dirumah, paling sebulan bisa tiga kali pulang kerumah. Hari-hariku aku tinggal hanya berdua dengan Ibu tiriku dan satu seorang pembantu.

Sejak perkawinanya dengan Tante Lilis (ibu tiriku) hampir memasuki 1 tahun dengan Ayahku, aku mulai melihat tingkah laku Tante Lilis mulai sedikit berubah dan sangat berani dihadapanku. Dirumah Tante Lilis  suka memakai pakaian-pakaian yang terlihat sangat seksi dan membuatku birahi kejantanaku terpancing olehnya. Apalagi bila sudah menjelang malam atau tidur dia semakin berani menggodaku dengan pakaian tidur yang sangat tipis tanpa Bra
.
Singkat cerita akhirnya kami melakukan hubungan terlarang antara aku dengan Ibu tiriku diatas ranjang kamarnya. Entah siapa yang memulai duluan yang aku tahu sekarang aku menjadi pemuas nafsunya saat dia mulai birahi. Sejak kejadian itu kami hampir sering melakukanya hubungan seks dipagi hari karena Tante Lilis paling suka melakukan seks pada saat menjelang pagi, walaupun malamnya kami sudah sama-sama berhubungan.

Tante Lilis paling suka menggodaku dengan pakaian-pakaian tidurnya yang berbahan licin seperti satin karena aku paling cepat bernafsu bila melihat Tante Lilis memakainya,  tak jarang setiap pergi shoping Tante Lilis selalu membeli pakaian tidur dari satin agar aku selalu terangsang melihatnya terus saat dirumah. Bila hari minggu dimana kita selalu menghabiskan waktu diranjang bersamanya.
Yang  tidak bisa aku lupakan bersama Tante Lilis saat kemarin aku beulang tahun yang ke-25, aku diberi kado special berupa kalung Mas dan permainan seks yang sangat berbeda.
 Hari sebelum menjelang ulang tahunku, Tante Lilis menyulap kamarku menjadi kamar penggantin yang sangat romantic semua serba merah muda, mulai dari tempat tidur beralaskan speri satin dan selimut satin berwarna merah muda sampai korden kamarku diganti dengan korden satin dengan warna yang sama.

Dihari ulang tahunku kami menghabiskan waktu dirumah dan kali ini kami melakukan hubungan seks diranjang kamarku yang sudah disiapkan oleh Tante Lilis. Malamnya sehabis aku berhubugan seks dengannya dan langsung tidur, tiba-tiba aku terbangun karena harus buang air kecil. Batang penisku masih terasa lembab bekas cairan vaginanya. Setelah buang air kecil dan membilas penisku, aku kembali ke kamarku. Rupanya Matahari diminggu pagi sudah terlihat menerangi ujung jendela kamarku. Jadi hari minggu hari dimana aku tidak masuk kerja aku kembali ke tempat tidurku lagi. Tampak kulihat tubuh Tante Lilis masih tertidur pulas di tempat tidurku sambil menutupi tubuhnya dengan selimut satin dan tubuh bugilnya yang hanya terbalut daster tidur satin yang tipis.

Kuperhatikan tubuhnya yang seksi itu dan wajah cantikanya sambil aku ambil Hpku untuk memotretnya. Bekas sperma dan noda keringat yang telah menggering dikain satin dasternya dan kain sperai ranjang, membuatku  kembali bersemangat lagi untuk menyetubuhinya lagi. Mengingat semalam aku dibuat tidak berkutik oleh gaya bercintanya, membuatku pagi ini ingin membalasnya.
Aku mengerti permainan dipagi hari permainan yang paling disukai Tante Lilis istilahnya “sex in the morning”. setiap pagi tanpa ada rangsangan apapun, batang penisku langsung bangun dan mengeras dengan sendirinya tanpa perlu dikomando lagi. Setiap lelaki-laki normal pasti mengalaminya hal serupa seperti aku. Tapi itu justru yang membuat Tante Lilis semakin suka melakukan seks di pagi hari.

Perlahan aku kecup kening-nya, dan kemudian mengelus-elus lembut rambut-nya yang hitam. Tante Lilis kemudian melihatku dengan kedua mata yang masih terkantuk-kantuk sambil tersenyum manis, Aku mencoba mengubah posisi tidur Tante Lilis menjadi terlentang dari posisi tidur sebelum-nya yang menyamping, dan berhasil. Aku tarik selimut satin-nya, dan aku lempar ke samping tempat tidurku. Terlihat tubuh bugilnya yang terbalut daster satin yang tampak mengkilap itu, membuatku menelan ludah.

Aku mengambil posisi di sebelah kanan Tante Lilis dan berbaring menyampingi tubuh-nya yang sedang terlentang. Tangan kiriku menopang kepala dan leherku, sementara tangan kananku mengelus-elus rambut-nya. Tante Lilis tampak menikmati setiap sentuhan yang aku berikan kepadanya. Kemudian tangan kananku turun menuju buah dadanya yang masih terhalang kain satin daster tidurnya. tonjolan puting susunya dengan jelas dihadapanku langsung saja aku mainkan dengan jari tanganku. Aku cium bibir manisnya  dengan masih setengah mengantuk tapi Tante Lilis langsung membalas dengan ciuman birahi.

Diatas kain satin dasternya, aku memainkan terus tangan kananku memainkan puting susunya. Kadang-kadang aku cubit lembut, dan kadang-kadang aku elus-elus. Terdengar desahan napasnya Tante Lilis yang berubah menjadi lebih panjang. Melihat Tante Lilis mulai terangsang langsung saja Kudekatkan wajahku keputing susunya yang sebelah kanan dan mulai menjilatnya dan menyedotnya dengan bibirku. 

Tante Lilis semakin terangsang dan semakin mendesah tidak beraturan. ingin rasanya aku tak mau berhenti mengulum secara bergantian puting susunya, apalagi saat aku sedot sedikit keras. Napas Tante Lilis semakin tidak karuan. Suara erangannya pun  keluar dari mulutnya.
“Ahhh… Antonnn..sayangggg….sedot…terussss…”, kalimat terputus-putus itulah yang sering terucap dari mulut Tante Lilis.

Setelah puas bermain di kedua puting susunya, kali ini aku menuju ke tempat favoritku kebagian kain satin-nya yang sangat licin itu. Aku langsung naik ketubuhnya dan penisku langsung aku tempelkan dibagian perut sambil aku gesek-gesekan dipermukaan kain satin dasternya sambil melumat bibirnya. Tante Lilis mengerti apa yang aku mau, melihat aku mengesakan penisku dikain satin dasternya tangan kananya langsung meremas penisku dengan kain satin selimut yang ada disamping tempat tidur.

“Gimana Anton….nikamat sayang…?”, aku tidak bisa menjawabnya setiap pertanyaan Tante Lilis yang aku bisa hanya mendesah kenikmataan saat penisku tergesek kain satin itu.

Hampir 5 menit lamanya penisku terus dikocok dengan selimut satin oleh Tante Lilis hingga cairan bening penisku keluar membasahi selimut itu. Setelah puas  melakuakan permainan foreplay dan melanjutkan permainan yang utama. Aku langsung melanjutkan kebagian terakhir yang paling disuka Tante Lilis menjilat bagian lubang vagina dan pantatnya.

Lidahku pun mulai beraksi kebagian vaginanya yang sudah sedikit lembab, rambut-rambut sekitar vaginanya bersih tanpa sehelain rambut sedikitpun, sehingga memudahkan aku untuk menjilatinya serta memainkan vaginanya dengan lidahku. Saat mulai menyetuh bagian bibir vaginanya tubuh Tante Lilis seperti terkena setrum listrik tegangan tinggi, tubuh mulai tersendak ketika lidahku mulai bermain di daerah clitoris-nya.

“Anghhh … Antonnn… sayang … nikmat bangettt … sayangggg…ahhh”, Tante Lilis semakin mendesah sagat keras sekali. Napasnya semakin memburu kencang. Kadang-kadang dia menjambak rambutku dan menekan kepalaku.

Kedua selangkangan Tante Lilis kubuka lebih lebar lagi, agar bibir vaginanya lebih merekah lagi. Kali ini aku jilati bagian labia minoranya dan berusaha untuk mencari dari G spotnya. Hentakan tubuh Tante Lilis semakin mengencang dan napasnya pun seperti ngos-ngosan. Kali ini vaginanya terasa sedikit becek dan bisa dipastikan vagina Tante Lilis telah mengeluarkan cairan menandakan sebentar lagi dia akan orgasme. Mengetahui bahwa sebentar lagi dia akan orgasme, aku mempercepat tarian lidahku di dalam vaginanya yang semakin basah itu.

“Antonnnn … aku sudah nggak kuuuaattt lagi … sayang….masukan penismu sekarang..antonnn?”, pinta Tante Lilis.

Langsung saja penisku yang sudah sangat tegang itu kumasukan kedalam vaginanya tanpa mengalami hambatan saat memasuki lubang vaginanya, karena sudah becek dan basah oleh cairan vaginanya sekali Kudorong pelan-pelan batang penisku langsung masuk terbenam semua kedalam vaginanya. Begitu semua sudah benar-benar penisku terbenam sampai dasar rahimnya aku mulai bergerak maju-mundurkan pinggulku perlahan-lahan agar memberikan sensasi erotis ke dalam vaginan Tante Lilis.

Ku dorongan keluar masuk dan kadang kuhentikan penisku didalam vaginanya sambil mencium bibirnya yang penuh dengan napsu. Lidah kami saling berlumatan di dalam bibir kami yang telah menyatu. Setelah puas berciuman, aku kembali mendorong maju dan mundur pinggulku agar batang penisku seakan-akan menusuk-nusuk lubang vaginanya.

“Ahhh … Tante….,vaginamu bener-bener nimat banget … bikin Antin jadi ketagihan terus seperti ini?”, kataku yang sudah mulai kenikmatan saat penisku semakin dijepit oleh dinding vaginanya.
“Kamu suka sayang seperti ini … Tante  janji sayang  akan selalu membuat Anton  puas diranjang selama Ayahmu pergi berlayar…”, pinta Tante Lilis dengan nada yang terputus-putus.

Semakin lama hentakan dan hujaman batang penisku semakin aku percepat. Pagi itu kita tidak bercinta dengan gaya yang bermacam-macam. Cukup gaya missionaries. Sejak ayahku berlayar vaginanya ibu tiriku itu tidak pernah kering dan selalu  basah olehku. Aku selalu memberikan sensasi luar biasa dalam bercinta agar sama-sama puas bersama.

Pagi itu kami bercinta hampir setengah jam lamanya dan saat posisi gerakan keluar masuk tanpa henti menghujaman batang penisku kedalam vaginanya, tubuh Tante lilis mengalami reaksi yang sunggu dahsyat. Tanpa ada peringatan apa-apa, tiba-tiba Tante Lilis memelukku sambil berteriak panjang dan tubuhnya mengejang sangat kuat sekali.

“Ahhhhhh … Antonnnnnn … akuuuu mauuuu …orgasme lagi”, kata Tante Lilis sambil memelukku erat-erat dengan tubuhnya yang mulai menegang. Aku biarkan Tante Lilis memelukku dan merasakan orgasme, agar memberikan udara buat Tante Lilis untuk mengatur napasnya kembali.
Setelah beberapa menit kami berpelukan, aku berniat untuk menyelesaikan permainan seks ini, karena aku dapat merasakan cairan spermaku segera aku keluar.

“Tante….Anton…bentar lagi mau keluar….?”, pinta-ku.
“Keluari saja didalam sayanggg….Anghhhh….”.

Gerakanku semakin lama semakin bergoyang dengan sangat cepat dengan irama yang pasti. Aku berusaha menhujamkan batang penisku sedalam-dalamnya agar memberikan sensasi seksual lagi kepada Tante Lilis. Rupanya Tante Lilispun tidak tinggal diam, dia tau betul bagaimana membuatku agar aku bisa dapat merasakan ejakulasi yang sangat nikmat rasanya. Kedua telapak Karen menempel di dadaku dan kedua jari telunjuknya mulai memainkan puting susuku. Daerah yang paling sensitive untukku.

“Ahhh … Tante… terus Tante … aku bentar lagi mau keluar.”, kataku mendesah kenikmatan.
Aku pun mempercepat permainan ini. Aku tau kalo sebentar lagi batang penisku tidak akan sanggup lagi menahan bendungan cairan spermaku yang sejak tadi meronta-ronta ingin segera keluar. Aku hentakan dan menghujamkan batang penisku makin dalam dan membuat Tante Lilis semakin mendesah tak karuan. Vaginanya semakin basah dan gesekan batang penisku di dalam vaginanya seakan-akan mengeluarkan bunyi seperti suara bercak air.

Aku sudah tidak tahan lagi, kali ini benar-benar harus keluar. Tubuhku mengejang hebat. Melihat perubahan tubuhku itu seperti memberikan tanda-tanda aku akan keluar, kedua kaki Tante Lilis menjepit erat pinggulku seperti ingin agar semua batang penisku tertanam penuh ke dalam vaginanya.
“Ahhh … Tanteeee….Lilisssss … aku mau keluaarrrr”, kataku yang sudah kacau.
Batang penisku semakin mengeras sesaat dan kemudian disusul dengan semburan cairan spermaku yang keluar di dalam liang vagina Tante Lilis. Kedua kaki Tante Lilis terus menekan pinggulku, seolah-olah haus dengan semburan hangat cairan spermaku di dalam liang vaginanya. Aku tidak menghitung berapa kali batang penisku memuncratkan semua isi cairan spermaku yang dari tadi sudah dibendung.

“Antonnn sayang…spermaku terasa  hangat  lohhh …”, kata Tante Lilis.
“Enak ngga?”, Tanya Tante Lilis.
“Oh Tante nikmat sekali…. sayanggg …makasih sayang”, jawabku sambil melumat bibirnya dan mengatur nafasku yang masih sedikit ngos-ngosan.

Posisi kami masih berpelukan. Tante Lilis mulai mengendurkan kedua kaki-nya dari pinggulku. Batang penisku yang masih menacap di dalam vaginan Tante Lilis kubiarka perlahan-lahan mulai lemas di dalam. Oh betapa senangnya aku melakukan hubungan terlarang ini bersama ibu tiriku ini.
Perlahan-lahan kucabut batang penisku dari liang vaginanyanya. Kubiarkan cairan spermaku meleleh tumpah keluar membasi tempat tidurku sebagai pertanda kita sama-sama merasa puas dan sayang. Semua noda sperma dan keringat kubiarkan membasahi tempat tidurku. Tante Lilis beranjak dari tempat tidur dan dengan segera ke kamar mandi. Mencuci dan membersihkan tubuh dan vaginanya.

Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi. Tapi badan kami sudah letih sekali. Setelah berpetualang diatas tempat tidurku. Pagi itu kami memutuskan untuk kembali tidur, dan benar saja kami tertidur sampai jam 1 siang. Malam-nya kami mengulangi lagi petualangan cinta dan seks kami yang tidak kalah menariknya, dan begitulah hari-hari berikutnya.


TAMAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar