Cerita Seks Dengan Mamah Tiriku Karena Papahku selingkuh
Kejadian itu terjadi pada Jam 10 malam, karena aku tidak bisa tidur ketika aku kedapur melewati kamar mamah tiriku itu aku mendengar sayup-sayup suara mama tiriku sedang menangis, lalu kudekati pintu kamarnya yang sedikit terbuka dan kulihat mama tiriku itu sedang menangis di tepi ranjang dan dengan spontan kudekati mama tiriku.
“Kenapa Mah menangis? Tanyaku”, mamah tiruku tetap diam tidak
menjawab pertanyaanku.
“Ayo dong mah … ngomong sama Budi kenapa? Mungkin siapa tau
Budi bisa bantu”, kemudian mamah tiriku melihat ke arahku dan berkata.
“Bud, mama sudah gak berguna lagi, mama udah gak bisa bikin
papamu betah di rumah lagi, papamu ternyata punya wanita lagi di luar sana”, sahut mama tiriku itu sambil memeluk ku dan
tangisannya makin keras,
Aku biarkan mamaku
menangis di dadaku sambil ku usap-usap
rambutnya.
“Mama jangan punya pikiran seperti itu menuduh Papa punya wanita
lagi, kalau menurut Budi Mamah itu masih cantik dan seksi, mana mungkin papa tertarik
dengan wanita diluar sana”. Aku berusaha meneghiburnya.
“Tapi Mama tau Bud, dia punya wanita lagi diluar, mungkin
mama sudah tidak seksi lagi dimata papahmu”.
“Ah itu hanya perasaan mamah, Budi aja ngelihat Mama masih keliatan seger dan seksi, kayaknya kalau ada cowok
normal liat mama pasti greget alias horny, apalagi liat mama pake daster satin sapendek gini dan ngak pakai dalaman lagi”,
kataku.
“Huss, kamu ini Ngaco ya Bud”, sambil mencubit pinggangku.
“Nah gitu dong ma, jangan nangis lagi, kan tambah cantik”, kataku.
Mama tiruku itu langsung melepaskan pelukannya dan bersandar
di sandaran ranjang, kali ini aku tidak bisa memungkiri kalau mama tiriku ini bener-bener
seksi dan cantik dengan pakai daster satin yang pendek itu, tampak jelas kedua pahanya yang
putih mulus, belahan dadanya tanpa memakai Bra terlihat kedua putting susunya
yang menonjol itu membuat kedua mataku tidak bisa henti-hentinya memandangnya,
tanpa sadar gairah kelaki-lakiaku mulai bangkit tapi aku berusaha untuk menahan
gejolak itu.
“Ma, udah gak usah di pikirin lagi, biarin saja papa kalau
memang punya wanita diluar sana mendingan mama nikmati saja hidup ini, kalau
mama kesepian kan ada Budi disini yang selalu setia menemani mama”, kataku.
“Iya sih Bud, ngapai juga dipikir-pikir buat apa di pikirin
bikin stress aja, sampe pernah juga mama punya pikiran buat cari cowok lagi buat
bales dendam Papah kamu, sekalian buat nyalurin kebutuhan bilogis mama yang
selama ini jarang diberi oleh papahmu, tapi mama ngak bisa. Mama takut
keterusan dan ketagihan nanti”.
“Ngapai juga Mama balas dendam, Budi percaya mama pasti
gampang banget kalau cari cowok lagi yang lebih muda, siapa sih yang ngak mau
sama mama yang secantik dan seksi ini”, kataku.
“Apa bener mama masih cantik dan seksi Bud?”
“Bener Mah.. mama tuh masih seksi, apalagi kalau cowok
ngeliatnya kaya sekarang ini, pake daster satin seperti itu pasti akan
bergairah melihat mama”, aku sengaja berkata seperti itu karena aku sendiri
sudah bergairah melihat mama tiruku seperti itu.
“Ah kamu bisa saja Bud, entar jangan-jangan kamu lihat mama
seperti ini kamu yang bergairah”
“Hhhh, mama tau aja abis Budi lihat mama pakai daster satin
seperti itu, kaya pemain film panas yang budi sering lihat”, kataku dengan
santainya.
“Huus kamu itu ngaco Bud”.
“Bener Mah…Mama itu seksi banget, apalagi kalo pake baju satin
seperti ini, cowok mana yang ngak mau, pasti semua cowok pengen ML sama mama”
kataku.
“Jangan-jangan kamu sendiri yang pingih ML sama Mama??? ”,
katanya sambil memandang aku.
“Kalau iya kenapa Ma, habis lihat mama pakai pakaian daster
seperti ini Budi jadi Horny”.
“Berati selama dirumah kalau mama pakai daster seperti ini
pasti kamu Horny ya?”.
“Iya sih Ma, tapi Budi tahan saja karena takut saja”.
“Kenapa ngak ngomong dari dulu karena kamu benar-benar suka
sama mama, mama juga bosen sama papah kamu yang selalu menelantari aku seperti
ini”.
Kemudian tanpa banyak kata lagi karena aku sudah benar-benar horny melihat
mama seperti itu kudorong Mama tidur terlentang diatas ranjang kemudian kubuka
celana dan bajuku sendiri hingga aku langsung dalam hitungan detik bugil. Aku
naik keatas tubuhnya dan kuremas-remas buah dadanya sambil kucium bibirnya
dengan posisi seperti itu penisku yang sudah tegang itu tepat sekali mendarat dibagian
vaginanya. Ternyata mama tidak memakai celana dalam juga saat pas penisku menempel
dibelahan vaginanya. Saat kugesek-gesekan kepala penisku dibibir vaginanya mama,
mama menatapku kemudian membalas ciumanku dengan ganas dan menekankan vaginanya
saat penisku terus ku gesek-gesekan disitu.
“Budiii….sayangggg….mama ngak tahan sayang……masukin punya
kamu kedalam punya mama sekarang, mama sudah ngak tahan”, kemudian kuarahkan penisku
tepat masuk kedalam liang vaginanya dan Bless…..dengan mudahnya penisku
langsung amblas kedalam vaginanya.
“Anggghhhh…ouuuggghhhhh…Budiiiii…pelan-pelan, sayang…oughhh…enak
sayang…ahhh”, desahan Panjang saat penisku masuk menerobos vaginanya.
“Mama suka?”, kataku.
“Suka banget sayanggg…oughhhh…enak…nikmat…banget punya kamu sayang”.
“enak mana sama punya papah ma”.
“enak punya kamu sayang…oughhhh”, perlahan genjot keluar
masuk penisku kedalam vaginanya.
“Anghhhh….mah…vagina mama enak banget masih terasa sempit, kok
bodoh amat sih papa ngebiarin vagina senikmat kaya gini…ahhh…mah…enak mah”,
katauku sambil ngomel-ngomel merasakan kenikmatan vagina mama.
“Ahhh…ahhh…sayangggg…kamu suka kan sama vagina mama”, sambil
merasakan kenikmatan mama terus membalas ocehanku.
“Ounghhh….Suka banget mah, ah…ah…ngak yangka mama sebinal
ini kalau di atas ranjang”.
“Kalau gitu…mama…angghhh…udah gak perlu cari cowok lain lagi
untuk bales dendam…sama papah kamu itu….mama…akan kasih tubuh mama sama kamu aja
sayang…buat pengganti papahmu” sahut mama yang terus mendesah kenikmatan
merasakan keluar masuk penisku kedalam vaginanya.
“Iya mahhhh….anghhhhh…budi….siap…bersedia menjadi penganti
papa mulai sekarang”.
“Aghhhh…Budiiii…mama juga akan siap menjadi pengganti
papahmu mulai dari sekarang…terus budiii…genjot lebih dalem lagi…anggghhhh…mama
mau keluar…sayangggg”.
Kugenjot dan kutekan lebih dalam lagi penisku kedalam
vaginanya dengan genjotan yang lebih cepat membuat vaginanya mama semakin becek. Kami
saling terus berlumatan antara bibir dan lidah menjadi satu untuk mencapai
kenikmatan dan tak lama kemudian tubuh mama mengejang-ngejang seperti terkena
tegangan 220 volt saat orgasme.
“Budiiii…..sayangggg…oouunnggggg….anghhhh….ounggghhhh”, tak
lama mama orgasme disusul akupu juga merasakan cairan spermaku akan muncrat.
“Mahhhh……aku juga mau keluarrr….mah…anghhhh….ahhhhh….ahhhh”.
Crottt…crottt…crettt cairan spermaku keluar sangat banyak menyemprot
bagian Rahim mama tiriku ini. Tubuhku juga ikut mengejang-ngejang saat cairan
spermaku keluar dari dalam batang penisku.
Aku dan mama tiriku terkulai lemas diatas ranjang. Kami masih
saling berpelukan dengan posisi batang penisku masih tertancap didalam
vaginanya.
“Terima kasih mah, Budi sayang mama”, sambil kucium dan
kulumat bibirnya.
“Ya sayang, mama juga terima kasih sama kamu, sudah puasi
mama diranjang”, Kamipun kembali berciuman di atas ranjang dengan tubuh yang
sudah bermandikan keringat dan noda sperma menjadi satu diatas ranjang.
Malam itu kami tertidur pulas sampai pagi tanpa lagi saling
membersihkan lagi bekas keringat dan noda sperma yang melekat ditubuh kita
berdua.
Sinar mentari pagi masuk melalui jendela kamarku, pagi itu
kulihat aku terbangun dengan tubuh yang masih telanjang, kulihat mama tiriku
sudah tidak ada disampingku dan aku tidak habis pikir bahwa semalam aku sudah
menyetubuhi mama tiriku.
Entah bagaimana perasaan mama tiriku yang sekarang dan aku
bergegas memakai pakaianku kembali dan keluar mencari mama, kulihat mama sudah ada
di dapur masih memakai gaun tidur satin yang semalam dipakai saat kami
melakukan hubungan seks sehingga tampak jelas bekas-bekas spermaku yang sudah mengering
didaster satin yang dipakai mama tiriku. Tentu saja pemandangan seperti itu
dipagi yang segar ini memembuat libidoku gairaku kembali naik. Kuhampiri mama tiriku
yang sedang memasak di dapur dan kupeluk mama dari belakang.
“Pagi mama sayangku”.
“Pagi juga sayangku”, Mama sedikit terkejut dengan
kehadiranku yg tiba tiba memeluknya dari belakang, namun kembali mama tersenyum
padaku dan memegang erat pelukan tanganku dari arah belakang.
Kami kemudian terdiam sejenak, mungkin ada perasaan sedikit
aneh bagi kami berdua, bukan perasaan sebagai ibu dan anak, namun perasaan
sebagai kekasih yang baru saja menikah.
“Mama sayang…Budi benar-benar puas bisa ngentoti mama” sahutku.
“Hushhh…kamu itu kok ngomongnya jorok sih”sahut mama.
“Tapi semalam mama suka kan?” Godaku.
“Ihhh…kamu ini jail banget Bud sama mamah, udah dong sayang”,
sambil kucium bagian lehernya dan kuremas-remas buah dadanya dari belakang.
Mama membalikkan tubuhnya, sehingga tubuh kami berdua saling
berhadapan dan berpandangan, kulihat kedua matanya tak berkedip sedikit pun memandang
mataku.
“Sayang…berjanjilah sama mama, jangan pernah tinggalin mama
sendiri, saat ini cuma kamu yang mama perdulikan”sahut mama.
“Iya mama, Budi janji, Budi akan membuat mama
bahagia”sahutku.
Aku mendekatkan bibirku lalu kujulurkan lidahku menuju ke
bibirnya dan kemudian kami kembali berciuman, lidah mama langsung keluar menuju
ke dalam mulutku, dan di dalam mulutku lidah kami saling bertautan dan saling mejilat.
Kali ini mama sedikit mendorongku ke tembok dapur, ciuman mama turun menuju
leherku, dia menjilat dan mencupang seluruh leherku, setelah itu tangan mama
bergerak membuka celanaku dan batang penisku yang sedari tadi sudah tegang tertahan
di dalam celana kali ini keluar dengan tegak menantang.
Kemudian kita Kembali saling berlumatan antara bibir dan
lidah dengan posisi berdiri bersandar ditembok dapur, batang penisku yang
tegang itu diselipkan oleh mama dibagian belahan vaginanya dengan cara digesek-gesekan.
Mataku terpejam saat menikmati gesekan penisku dengan kain satin dasternya yang
terselip ditengah bagian vaginanya.
“Ounggg….ma….enak banget kain satin dastermu terasa licin sekali
mah…”, desahan saat aku merasakan kenikmatan.
“Enak sayang gesek disitu”.
“Enak banget terasa licin”, dengan posisi seperti itu 5 menit
kemudian mama terus mengesek-gesek penisku dibagian belahan vaginanya membuat
keluar cairan bening keluar membuat kain satin dasternya yang terselip basah.
Kemudian Tiba tiba mama berlutut di hadapanku sehingga muka
mama kini tepat berhadan dengan penisku.
“Ohhh…penismu besar sekali sayang, lebih besar dari punya
papamu, pantes aja mama kemaren bisa langsung benar-benar puas dan menjadi ketagihan”
Tangan mama sedikit mengocok penisku dengan kain satin dasternya yang sedikit
dinaikan ke arah penisku.
“Aunggghhh…mah…enak mah…ahhh…gila kain satin mama licin
sekali”racauku menahan licinya kain satin dasternya.
“Kamu ingin yg lebih nikmat lagj sayang, ayo katakan kalau
kamu pengen yg lebih dari ini sayang”sahut mama.
“Iya mah…Budi pengen yang lebih nikmat lagi” sahutku.
Akhirnya tanpa menunggu lebih lama mama langsung mengulum
penisku, dan terlihat penisku yg besar benar sesak masuk kedalam mulut mama yg
kecil. Mama masih terus memaksa masuk penisnya kedalam mulutnya, akhirnya
penisku masuk hampir 3/4nya dan sepertinya itu sudah usaha maksimal yg mama
lakukan. penisku yang berada di dalam mulutnya langsung dijamu oleh tarian-tarian
lidahnya yg menjilat jilat bagian penisku membuatku semakin kegelian, nikmat
dan ngilu rasanya saat mengenai lidah dan giginya.
“Anggghhhhh…mah…..gila…ternyata mama binal juga ya kalau
lagi kaya begini” pujiku.
Akupun melepas penisku dari dalam mulutnya dan kuangkat
tubuhnya dan duduk bersender dimeja dapur dekat kompor, kurenggangkan kedua
kakinya, aku terpesona dengan belahan vaginanya yang sudah tidak ada sedikitpun bulu-bulu kemaluan yang
sudah dicukur habis. Aku langsung menjilat bagian bibir vaginanya dengan lidahku,
mama langsung kelojotan menerima jilatanku pada bibir vaginanya. Raut wajah
mama yg semakin nafsu ketika aku oral vaginanya.
“Ounghhh…..Budiiii…sayang…ahhh…geli…sayang….enak banget….aahh”
desah mama.
Aku semakin liar menjilat vaginanya, kali ini kupaksakan
masuk lidahku lebih ke dalam, rasa asin dari vagina mama hanya menambah gairah
dan nafsuku pada mama, kujilat, dan kuhisap itil mama, membuat mama semakin
menggeliat hebat.
“Budi….sayangggg…ahhhhh…auhhhh…ahhhhh…mama ga kuat sayang…ahhhh…ahhh…nikmatttttt…bangeetttt”,
teriak mama dan bersamaan dengan itu kulihat tubuhnya mengejang-ngejang tanda
mama sudah mencapai orgasmenya.
Cairan vagina yang keluar dari dalam semakin basah di
mulutku. Nafas mama tersenggal senggal.
“Gimana Mama sayang, enak banget kan dijilat
vaginanya”sahutku.
Mama hanya sedikit mangangguk, kemudian dengan sisa tenaga yang
ada mama bangun dan duduk berjongkok dengan posisi aku masih berdiri, sehingga
penisku kembali sudah ada di hadapan mama. Mama kembali menyepong penisku
sejenak.
Setelah penisku basah dengan oleh air liurnya, kembali aku Kembali mengangat tubuh
mama duduk dimeja dapur dekat kompor lagi dan meregangkan kedua kaki mama,
kuarahkan penisku ke vagina mama, namun kali ini tidak langsung aku masukkan,
aku hanya menggesekkan kepala penisku di bagian bibir vaginanya. Dan sepertinya
hal seperti ini kembali membuat nafsu mama Kembali naik.
“Ounggghhh…Budiii….sayangggg…ahhh…ayo dong dimasukkan sekarang
penismu”, rengek mama.
Aku sengaja masih tidak memasukkan penisku dulu agar mama
menjadi penasaran.
“Gimana Mah, mau
penis Budi ngentot mama sekarang?”, sedikt Bahasa kasar yang aku lontarkan ke
mama.
“Iya sayang…entot mama sekarang…mama udah ngak tahan…ayo
dong sayang masukan sekarang…mama butuh penismu”, pinta mama tiriku yang sudah
benar-benar ngak tahan.
Blessss…bantang penisku langsung masuk kedalam vaginanya, “Sayangggg….ounghhhhh”
ketika penisku amblas kedalam vagina mama.
Aku mulai menggenjot mama, kugenkot keluar dan kumasukkan
kembali penisku dengan Gerakan berulang
ulang bahkan aku lama-lama menghujamkan dengan keras penisku ke dalam vaginanya.
“Ahhhh…ahhh…sayanggg..ahhh..enak sayang…terus…ahhh…entot
terus mamamu yang haus akan kenikmatan sayang…ahhhhhhh…ahhhh”desah mama semakin
keras terdengar.
Setelah beberapa saat, aku dan mama berganti posisi. Kami segera
pindah keruang tamu dan segera aku duduk di kursi sofa, sementara mama
mengangkang kan kedua kakinya dan naik diantar dua pahaku dan kemudian
memasukkan penisku kembali ke vaginanya, kedua tangan mama memegang pundakku,
ohhh sungguh posisi seperti ini yg membuat aku semakin birahi dengan mama.
“Ahhh…mahhh…gila…enak banget mah…ahhh…ahhh…mama…ahhhhh”.
“Ahhh…Budiiii…sayanggg…mama juga enak banget dan sangat nikmat
sayang…ahhh…mama sudah ngak kuat sayang…ahhh…ahhhh”.
“Sabar mah…sebentar lagi mah…Budi juga mau keluar…nih mah…ah…ahhh…kita
keluar sama-sama aja biar lebih nikmat…ahh” desahku.
“Ahhh…auhhh…iya sayang…mama juga mau keluar lagi
nih…ahhh…ah…ahhh…Budiii…auhhhh” desah mama kembali orgasme dan di saat yg
bersamaan.
“Aggghhh…mahhh Budi juga mau keluarrr…ahhhhhhhhh” teriaku.
Crooottt…crooott….creeeeettt…”spermaku langsung mucrat dan
menyemprot dengan deras di rahim mama.
Mama terkulai lemas di pelukanku. Tubuhnya sudah basah
dengan keringat membasahi kain satin daster yang masih dipakainya.
“Aghh…mahhh…luar biasa mah…mama bener bener nafsuin…kalau
kaya gini Budi juga ngak rela kalau sampai mama dimiliki laki laki lain, Budi pengen
memiliki tubuh mama seutuhnya”sahutku.
“Iya sayang tubuh mama ini sekarang sudah menjadi milikmu,
kamu sekarang pemilik sah tubuh mama, mama tidak akan menyerahkan tubuh mama ke
siapapun”sahut mama.
Akhirnya kami berdua pun kembali berciuman mesra. Dan untuk seterusnya
kami seperti sepasang kekasih yang berbulan madu berdua dirumah setiap ada
waktu kami habiskan untuk saling mencari kepuasan.
SEKIAN