KENIKMATAN BERSAMA
BU LILIS PART KE-2
Siang itu aku menunggu datangnya malam terasa lama sekali
rasanya gairahku untuk berhubungan seks dengan Bu Lilis setengah baya itu sudah
tidak bisa kutahan-tahan lagi. Namun akhirnya malam yang kunanti-nanti tiba
juga rasanya. Begitu selesai makan malam dengan Bu Lilis. Kemudian aku langsung
pamit masuk ke dalam kamarku dan menutupkan sambil mengunci pintu kamar. Kuambil
cairan obat kuat yang ada didalam tasku dan kuoleskan Sebagian dibagian kepala
kontolku. Setelah kuoleskan aku ganti pakaianku dengan pakaian piyama satin
yang telah disiapkan oleh Bu Lilis diatas tempat tidurku tanpa memakai celana
dalam lagi. Kemudian setelah siap, kupijat tombol lift dan masuk ke dalamnya.
Lift pun melesat ke lantai tiga. Ternyata benar. Pintu lift itu langsung menghubungkanku ke kamar pribadi Bu Lilis. Setelah pintu Lift terbuka tampak Bu Lilis yang sudah mengenakan baju tidur model daster satin yang sangat licin berwarna putih bermotif bunga mawar, menyambutku dengan senyum manisnya. Dia langsung memegang kedua pergelangan tanganku.
Aku mengangguk sambil tersenyum. Tercium wangi parfum hingga
masuk kedalam rongga hidungku. Kemudian tanganku diraih, agar duduk
berdampingan di atas sofa yang ada didalam kamar. Namun semuanya tidak
kuperhatikan lagi setelah Bu Lilis memegang tanganku sambil berkata.
“Andre malam ini puaskan aku sepuasmu dan mau kamu apain aku
juga silahkan sesukamu”, sambil Bu Lilis berkata itu dia juga merentangkan
kedua kakinya sehingga aku bisa menyaksikan dengan jelas. Bahwa Bu Lilis sudah
tidak memakai calena dalam lagi di balik dasternya yang putih dan licin itu.
Sehingga tampak belahan vaginanya itu jelas terlihat dikedua
mataku dan sepasang putting susu seperti
biji salak menembus toket keluar menjeplak dikain satin dasternya. Bentuk
vagina yang tembem dan bersih dari bulu-bulu kemaluanya yang dicukur habis. Nafsu
birahiku langsung bergejolak. Dan langsung bersila di atas karpet, di antara kedua
kaki Bu Lilis yang putih mulus. Kudekatkan wajahku kebelahan vaginanya yang tembem
yang tampak seperti sedang tersenyum malu – malu itu…!. Tanpa ragu lagi kuciumi
dan kujilati bagian vaginanya dengan lidahku.
“Ounghhhhh….Jilatin terussss…..Andreeee….lebih dalam lagi”, Bu
Lilis mengusap - usap rambutku sambil menekan kepalaku.
Tanpa basa - basi lagi kungangakan bibir vaginanya dengan
kedua tanganku. Sehingga bagian yang berwarna pink itu terbuka lebar. Bagian
itulah yang lalu kujilati dengan lahap. Sementara
jempol kiriku mulai menggesek - gesek itilnya yang tampak menonjol “mancung”.
“Andree….ouuuoooohhhh…Andreee…Andreee….sedot itilnya
andreeee….ounghhhh… ooooohhhhh”, desahan dan rintihan Bu Lilis mulai keras
terdengar mengisi ruang kamarnya.
Bahkan beberapa saat kemudian Bu Lilis seperti tak kuasa
lagi menahan nafsunya. Ia mengusap - usap rambutku sambil berkata terengah,
“Suuu… suuudah Andreeee… ayo kita lanjutkan di atas ranjang biar nikmat…udah dong….Andreeee… aku udah ngak
tahan sayang…”, Kuikuti saja keinginan Bu Lilis.
Kulepas jilatanku dari belahan vaginanya, lalu aku bangkit berdiri
dan mengikuti langkah Bu Lilis yang berjalan menuju ranjang yang beralaskan
sperai kain satin berwarna serba merah muda yang berendra-rendra seperti
ranjang penganti baru.
Mendekati ranjang Bu Lilis langsung naik dan terlentang
tanpa melepas daster satin yang dikenakanya itu. Aku pun dengan cepat
menanggalkan piyamaku. Dan langsung bugil karena sengaja aku tidak mengenakan
celana dalam sebelum naik ke lantai tiga ini.
Kemudian aku merayap ke atas perut Bu Lilis dan menidih
tubuhnya kemudia Bu Lilis langsung meraih batang kontolku yang sudah sangat
tegang itu dan mengesek-gesek kepala kontolku ke bagian bibir vaginanya yang
sudah basah oleh air liurku. Kemudian dia berkata.
“Masukan sekarang Andre….tekan kontolmu sekarang”, kutekan kontolku
sekuat tenaga. Dan membenam sedikit demi sedikit ke dalam liang vagina Bu
Lilis.
Blessssssss…ounghhhhh…anghhhhh….kontolku masuk dengan mulus
kedalam vagina Bu Lilis. Aku benar-benar merasakan nikmatnya ketika kontolku
sudah terbenam seluruhnya ke dalam liang vagina Bu Lilis.
Bu Lies pun mengerang histeris hingga mendesah sangat
Panjang saat menerima kontolku yang Panjang masuk kedalam dasar rahimnya, “Oungghhhh…..andreee…..ooooh…kontolmu
memang gede dan panjang banget. Ini sampai mentok di dasar bagian dasar rahimku
sayang…”.
Aku pun mulai perlahan mengayun kontolku keluar masuk
vaginanya. Dan terasa nikmat sekali bagian vagina Bu lilis yang sudah berumur
itu.
“Ounghhhh….Bu Lilisssss….anghhhhh…nikmat sekali punya Ibu
ini bakal bikin aku ketagihan…aku…..oungghhh…..anghhhh”.
“Anghhhh….ahhhh….ounghhhh….Ya Andre….sayang….Kapan pun kamu
mau ngentoit aku, tinggal kamu naik aja ke lantai tiga ini. Kecuali kalua aku
lagi datang bulan, pasti harus istirahat dulu,” sahut Bu Lilis sambil merangkul
leherku ke dalam pelukannya. Kemudian menciumi bibirku dengan lahapnya. Disusul
dengan bisikan.
“Ayoooo… entotlah aku sepuasmu Andre Sayaaaang …”, Tanpa
banyak bicara lagi, kupercepat gerakan kontolku, bermaju mundur di dalam liang vaginanya
yang terasa licin.
Bu Lilis pun mulai merintih - rintih dan mendesah tanpa
henti, “Aaaaa…aaaaaah…Andreeee…aaaaaah…teruuussss…entoootttt teruuuusssss…tekan
lebih dalame sayang…sedot putting susuku sayang…luar biasa enaknya kontolmu sayang…
aku sudah dua kali menikah…tapi baru sekali ini merasakan nikmatnya dientooootttt…sama
kamu”, Dalam keadaan seperti ini, aku mulai menyadari salah satu kelebihan
perempuan berbokong gede.
Ketika aku mulai gencar mengentot Bu Lilis, biji pelerku
sama sekali tidak menyentuh kain seprai. Hanya terombang - ambing di depan
vagina Bu Lilis saja. Ini karena saking gedenya pantat Bu Lilis, sehingga pada
waktu menelentang, vaginanya berada kurang lebih sejengkal dari kain seprai.
Aku pun berusaha memaksimalkan permainanku diatas ranjang
Bersama Bu Lilis. Tampak Bu Lilis menikati permainanku hingga kedua tanya merem
melek menikmati gesekan kontolku yang tanpa henti keluar masuk vaginanya yang
sudah sangat becek itu. Bahkan pada saat kusedot-sedot puring susunya yang terhalang
kain satin dasternya Bu Lilis merintihan - rintihan kenikmatan dan semakin
menjadi – jadi,
“Andreee…oooo…oooooh…kamu sangat pandai membuatku aku
kenikmatan terus andreee…jangan hentikan Gerakan mu sayang…teruuuussss…jilatin
dan gigit - gigit putting sayang…aaaaaah”.
Aku sengaja ingin memperlihatkan kekuatanku bermain seks
dengan Bu Lilis, apalagi aku juga sudah memakai obat kuat, supaya Bu Lilis
kesan pertama menjadi ketagihan, ingin terus bermain dengan ku. Malam ini Sudah
dua kali Bu Lilis orgasme. Tapi kontolku masih Tangguh belum terlihat
tanda-tanda akan mucrat. Kontoku terus tanpa henti memompa liang vaginanya.
Padahal keringatku mulai membasahi tubuhku. Keringat Bu Lilis juga sama-sama
membasahi daster satin yang masih dikenakanya. AC pendingin kamar tidak bisa
mendinginkan tubuh kita berdua diatas ranjang.
Sampai pada orgasme yang ketiga, Bu Lilis berkelojotan
sambil mengerang, “Aku mau lepas lagi Andreeee…kalau bisa dibarengin nggak?”.
“Mudah - mudahan bisa Bu,” sahutku sambil mempercepat genjotanku.
Sambil menyedot - nyedot putting susunya yang besar seperti biji salak.
Dan Bu Lies mulai berkelojotan dan kemudian mengejang-ngejang
dengan perut agak terangkat ke atas. Pada saat itulah aku pun menancapkan
kontolku lebih dalam lagi menekan kedasar rahimnya hingga mentok. Lalu liang
sanggama Bu Lilis terasa berkedut - kedut kencang saat orgasme yang ketiga, diikuti
dengan gerakan spontan yang seperti spiral… laksana meremas dan memilin kontolku
dan kurasakan laju cairan spermaku segera akan muncrat.
Crooot…cooootttt…crooooootttt…Cairan spemaku terasa mucrat
sangat banyak sekali dan membuat tubuhku mengejang-ngejang kenikmatan saat
cairan spermaku keluar membasahi isi rahimnya.
Akhirnya aku terkapar dan terkulai lemas di atas tubuh Bu Lilis dan Bu
Lilis pun juga terkulai lemas terlentang sambil memeluku. Namun sesaat kemudian
dia mencium bibirku dengan lahapnya, disusul dengan bisikannya di dekat
telingaku sambil menjilat.
“Terima kasih ya Andreee….Kamu telah memberikan sesuatu yang
sangat berarti bagiku. Ini takkan kulupakan sampai kapan pun ngak sisa-sisa aku
menunggumu disini”.
“Ya bu Andre juga bisa seneng kalau lihat ibu puas seperti
ini dan ibu tidak akan kesepian selama Andre kerja Bersama Ibu,” sahutku. Kemudian
kucabut kontolku dari dalam liang vagina Bu Lilis.
Bu Lilis pun duduk, lalu turun dari atas ranjang, “Ayo sayang
kita bersih - bersih dulu kekamar Mandi sekalian aku mau kencing, “ajaknya.
Aku pun mengikuti langkah Bu Lies masuk ke dalam kamar mandi
yang ada didalam kamar. Begitu berada di dalam kamar mandi, Bu Lilis langsung
duduk di atas kloset. Dan aku berdiri membersihkan batang kontolku yang masih
setengah lemas. Kemudian Bu Lilis bangkit dari kloset, sementara aku justru
baru mulai kencing. Kemudian kubasuh kontolku yang masih berlepotan lendir.
Pada saat itulah Bu Lilis memelukku dari belakang. Sambil berbisik.
“Masih kuat kamu Andre kalau diaja main lagi?”
“Kalau sama Ibu pasti Andre masih kuat Bu, pokonya kontol
ini khusus buat Ibu”. Kataku.
“Oooo… begitu ya?”
“Iya Bu”, Bu Lilis menjawab dengan bisikan di dekat
telingaku.
“Kontolmu bikin jadi aku ketagihan Sayang”, Kemudian kami
keluar dari kamar mandi, menuju ranjang kembali. Di situlah Bu Lilis meremas -
remas kontolku dengan lembut sambil berkata.
“Kalau anak muda sih dipegang dan diremas - remas begini
juga pasti bisa tegang lagi. Naaaah…sudah berdiri lagi kan”.
“Iya… mau dilanjutkan Bu?” tanyaku.
“Ayooo…tapi ganti
posisi ya. Sekarang main posisi nungging ya”, kemudian Bu Lilis segera
mengambil posisi menungging di atas ranjang.
Kutepuk-tepuk bokongnya yang gede itu dan sambil kusodok-sodok
kontolku dari belakang dengan posisi doggy. Tak cuma itu saja, pergelutanku
yang kedua malam itu semakin banyak variasi kadang Bu Lilis posisi main di atas kadang aku main di bawah. Dengan obat kuat yang
kupakai efek dari itu semua agar membuat aku dihadapan Bu Lilis seolah ingin
memperlihatkan keperkasaanku, agar Bu Lilis merasa sangat puas terhadapanku.
Menjelang pagi, aku Kembali menyetubuhi Bu Lilis lagi. Kali
ini kembali menggunakan posisi missionary. Aku di atas, Bu Lilis di bawah.
Hari demi hari kulalui dengan penuh gairah. Bukan sekadar
gairah kerja, tapi juga gairah seks. Karena hari - hari yang kulewati selalu
ditemani oleh seks. Bu Lilis pun semakin baik padaku. Transfer demi transfer
mengalir ke buku rekening tabunganku. Kalau dihitung secara kasar, saldo
rekening tabunganku sudah bisa dipakai untuk membeli mobil baru. Tapi untuk apa
beli mobil? Bukankah keenam mobil mahal milik Bu Lilis yang tersimpan di garasi
bisa kupakai kapan dan ke mana saja aku mau.
Sudah seminggu aku mengurus perkebunan yang ada di Malang
milik Bu Lilis dan Ketika baru pulang dari malang dan Ketika aku membuka pintu
lift, ternyata Bu Lilis sedang berdiri di depan pintu lift. Hanya memakai gaun
tidur satin berwarna merah, sambil tersenyum ceria dan merentangkan kedua tangannya.
Aku pun berjalan ke dalam pelukannya.
“Kenapa lama sekali gak pulang - pulang?” tanya Bu Lilis setelah
menciumi sepasang pipiku.
“Iya Bu, Banyak sekali yang harus diurus, terutama untuk
mnengurus lahan – lahan Ibu. Tapi sekarang semua sudah clear.
“Aku sudah kangen sama kamu, sudah seminggu kamu tidak membelaiku
Andre” sahut Bu Lilis yang membiarkanku menyelinapkan masuk kedalam celana
dalamnya.
Kemudian kami berdua masuk ke Lift dan langsung menuju ke kamar
Bu Lilis, tanpa melepas gaun tidur satin
warna merahnya dan naik keatas ranjang kemudian Bu Lilis merebahkan diri,
dengan secepat kilat kubuka baju dan celanaku hingga bugil dan segera langsung naik
keatas ranjang.
Kemudian sebelum aku menidih tubuh Bu Lils kutari celana
dalamnya hingga terlepas dari tubuhnya dan kontolku yang sudah tegang itu Langsung
saja menyelinap masuk kedalam vaginanya tanpa pemanasan lagi.
Blessss….. kontolku langsung saja masuk kedalam vagina Bu
Lilis dan langsung saja ku Gerakan maju mundur.
“Anghhhh…ounggg….genjot terussss…..sayang….udah seminggu
nganggur….genjot terus….anghhhh”.
“Gimana Bu….enak kan….kalau perlu aku akan tidur tinggal di
sini saja supaya kalau lagi kepengen ibu bisa suwaktu-waktu kita main disini.”
“Nggak harus tidur tinggal di sini terus. Kan bisnismu juga
harus diurus Sayang mengurusi usahaku.. Ooooh…Sayaaang… ini nikmat banget
sayang terus Sayaaang…genjot lebi dalam saying”.
Aku rasakan liang vaginanya memang lain dari yang lain.
Rasanya kenyal dan legit, ada gerakan mpot-mpotan pula di dalamnya. Rasanya umur
boleh tidak muda lagi tapi kenikmatan vaginanya membuat aku ketegiahan. Setiap
kali aku berhubungan seks dengan Bu Lilis, selalu saja aku dibuat melayang -
layang kenikmatan dan diiringi bunyi merdu suara gesekan kontolku dengan
vaginanya.
Bentuk buah dadanya yang tidak besar tapi memiliki putting yang
sangat besar seperti biji buah salak semakin aku selalu ketagihan untuk diremas
- remas dan diemut-embut putung susunya.
“Andreeee… aaaaaa… aaaaahhhh…nikmat sekali Andreee…sudah seminggu
kamu nggak masukan punya kamu didalam punyaku sayangggg…..genjot terus andreee…
tapi jangan terlalu lama ya. Kalau bisa barengin kita keluarnya kalua terlalu
lama ngak enak sayang”, Aku mengiyakan apa yang dikatakan Bu Lilis sambil tetap
mengayun kontolku, maju mundur di dalam vaginanya.
Sementara keringat pun mulai membasahi tubuhku, bercampur
aduk dengan keringat Bu Lilis yang membasahi gaun satin yang dipakainya. Saat terus
genjotanku ada sesuat bisakan yang terdengan ditelinagku.
“Sayang….aku udah mau keluar…ayo kaau bisa bareng Sayang…”.
“Iya Bu”, sahutku
sambil memacu kontolku secepat mungkin.
Sementara Bu Lilis sudah berkelojotan dan tubuhnya
mengejang-ngejang dan akhirnya aku pun pura-pura mengejang-ngejang juga Tapi aslinya
aku belum merasakan ada tanda-tanya spemaku akan keluar. Karena biar terlihat
sama-sama orgasme aku berpura - pura sedang keluar juga, sambil membenamkan
kontolku sedalam mungkin, sambil kukejut – kejutkan seolah - olah sedang
ngecrot. Padahal aku belum apa - apa.
Liang vaginna Bu Lilis pun terasa mengejut - ngejut,
sementara liang vaginanya terasa banjir dan becek dengan lendir kewanitaannya.
“Duuuuh… luar biasa nikmatnya sayang kontolmu”, cetus Bu
Lilis sambil mengecup bibirku dengan mesra.
Aku tersenyum. Lalu aku melanjutkan lagi genjotanku yang
sempat terhenti beberapa menit karena kuberikan kesempatan Bu Lilis merasakan
orgasme.
“Ounghhhh….punya Ibu benar-benar enak sekali,” ucapku sambil
mengayun kontolku dalam gerakan perlahan di dalam liang vaginanya yang terasa
becek karena habis orgasme tadi.
“Enak apa? Becek gini dibilang enak”, Bu Lilis mendelik.
“Becek lantaran abis orgasme justru aku suka bu bikin
ketagihan”, sahutku sambil menjilati dan menyedot putting susunya.
“Ounghhhh….kamu memamng benar-benar kuat sayang sudah keluar
masih bisa genjot”, dalam hatiku aku tadi memang pura-pura keluar tapi
kenyataanya masih belum.
Kusedot putting susunya dan kukenyot-kenyot sampai kutarik
dengan gigiku sambil terus kugenjot kontolku terus keluar masuk vaginanya.
“Anghhhhh…sedot yang kuat sayang… aaaaaaaaah Andreeee…enak sayang…
aaaaaah… iya… jilatin terus dan sedot jangan dilepas sayang”.
Aku pun mempercepat genjotanku Seolah mesin pompa yang
sedang bekerja… maju mundur dan maju mundur terus di dalam lubang vagina Bu
Lilis. Terkadang kujilati leher jenjangnya yang sudah basah oleh keringat. di
saat lain kujilati telinganya, kelopak matanya, putting susunya. Bahkan
terkadang kusedot - sedot bila melihat putting susunya yang tegang itu menembus
gaun satin.
Sementara batang kontolku terus - terusan menyundul -
nyundul dasar liang vagina Bu Lilis. Aku memang ingin memperlihatkan
keperkasaanku sampai orgasme dan orgasme lagi, sementara aku masih bertahan diposisi
di atas tubuhnya. Padahal keringat sudah membanjiri tubuhku.
Sampai akhirnya, setelah Bu Lilis orgasme lebih yang kedua
kalinya, aku pun merasakan cairan spemaku akan segera muncrat dan kutancap kontolku
sedalam-dalam mungkin. Sambil ku memuntahkan lendir kenikmatanku.
Crot… croooottttttt… crotcrottttt… croooooootttttt…
crooootttttt…Aku mengejang-ngejang kenikmatan, lalu terkulai lemas di atas tubuh
Bu Lilis.
“Gila…kamu Andre lebih dari sejam kamu ngentot aku…emang
luar biasa…” ucap Bu Lilis sambil memijat hidungku.
“Andreee….ayo kita mandi bareng, laksana pengantin sehabis melakukan
malam pertama”.
Lalu kami mandi bareng. Sambil saling menyabuni. Dalam
keadaan seperti ini, selalu saja nafsuku bangkit lagi. Bu Lilis juga tahu itu.
“Iiiih… kontolmu kok berdiri lagi Andre?!” ucapnya ketika
aku sedang menyabuninya.
“Iya Bu, Pengen dimasukan lagi ke dalam punya Ibu lagi”,
sahutku.
“Sudah kita harus selesaikan kerjaan dulu sayang. Nanti
kalau sudah selesai urus masalah tanah yang harus direhibilitasi itu, kamu akan
kuentot sepanjang malam sampai besok pagi. Sanggup?” Bu Lilis melingkarkan lengannya di leherku. Menatapku
sambil tersenyum danberkata.
“Apa pun yang kamu inginkan, pasti kukabulkan. Karena aku
sudah menjadi milikmu, Pangeran…”, Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di
dalam mobil lagi.
Hingga saat ini aku bekerja dengan Bu Lilis untuk mengurusi
usaha sayur dan buah miliknya dan juga aku sebagai pemuas nafsunya diatas
ranjang demi kemikmatan.
TAMAT.