Jumat, 28 April 2023

CERITA SEKS DENGAN BU LILIS PART KE-2

 

KENIKMATAN BERSAMA BU LILIS PART KE-2

Siang itu aku menunggu datangnya malam terasa lama sekali rasanya gairahku untuk berhubungan seks dengan Bu Lilis setengah baya itu sudah tidak bisa kutahan-tahan lagi. Namun akhirnya malam yang kunanti-nanti tiba juga rasanya. Begitu selesai makan malam dengan Bu Lilis. Kemudian aku langsung pamit masuk ke dalam kamarku dan menutupkan sambil mengunci pintu kamar. Kuambil cairan obat kuat yang ada didalam tasku dan kuoleskan Sebagian dibagian kepala kontolku. Setelah kuoleskan aku ganti pakaianku dengan pakaian piyama satin yang telah disiapkan oleh Bu Lilis diatas tempat tidurku tanpa memakai celana dalam lagi. Kemudian setelah siap, kupijat tombol lift dan masuk ke dalamnya.

Lift pun melesat ke lantai tiga. Ternyata benar. Pintu lift itu langsung menghubungkanku ke kamar pribadi Bu Lilis. Setelah pintu Lift terbuka tampak Bu Lilis yang sudah mengenakan baju tidur model daster satin yang sangat licin berwarna putih bermotif bunga mawar, menyambutku dengan senyum manisnya. Dia langsung memegang kedua pergelangan tanganku.

Aku mengangguk sambil tersenyum. Tercium wangi parfum hingga masuk kedalam rongga hidungku. Kemudian tanganku diraih, agar duduk berdampingan di atas sofa yang ada didalam kamar. Namun semuanya tidak kuperhatikan lagi setelah Bu Lilis memegang tanganku sambil berkata.

“Andre malam ini puaskan aku sepuasmu dan mau kamu apain aku juga silahkan sesukamu”, sambil Bu Lilis berkata itu dia juga merentangkan kedua kakinya sehingga aku bisa menyaksikan dengan jelas. Bahwa Bu Lilis sudah tidak memakai calena dalam lagi di balik dasternya yang putih dan licin itu.

Sehingga tampak belahan vaginanya itu jelas terlihat dikedua mataku dan sepasang putting susu  seperti biji salak menembus toket keluar menjeplak dikain satin dasternya. Bentuk vagina yang tembem dan bersih dari bulu-bulu kemaluanya yang dicukur habis. Nafsu birahiku langsung bergejolak. Dan langsung bersila di atas karpet, di antara kedua kaki Bu Lilis yang putih mulus. Kudekatkan wajahku kebelahan vaginanya yang tembem yang tampak seperti sedang tersenyum malu – malu itu…!. Tanpa ragu lagi kuciumi dan kujilati bagian vaginanya dengan lidahku.

“Ounghhhhh….Jilatin terussss…..Andreeee….lebih dalam lagi”, Bu Lilis mengusap - usap rambutku sambil menekan kepalaku.

Tanpa basa - basi lagi kungangakan bibir vaginanya dengan kedua tanganku. Sehingga bagian yang berwarna pink itu terbuka lebar. Bagian itulah yang lalu kujilati dengan lahap.  Sementara jempol kiriku mulai menggesek - gesek itilnya yang tampak menonjol “mancung”.

“Andree….ouuuoooohhhh…Andreee…Andreee….sedot itilnya andreeee….ounghhhh… ooooohhhhh”, desahan dan rintihan Bu Lilis mulai keras terdengar mengisi ruang kamarnya.

Bahkan beberapa saat kemudian Bu Lilis seperti tak kuasa lagi menahan nafsunya. Ia mengusap - usap rambutku sambil berkata terengah, “Suuu… suuudah Andreeee… ayo kita lanjutkan di atas ranjang  biar nikmat…udah dong….Andreeee… aku udah ngak tahan sayang…”, Kuikuti saja keinginan Bu Lilis.

Kulepas jilatanku dari belahan vaginanya, lalu aku bangkit berdiri dan mengikuti langkah Bu Lilis yang berjalan menuju ranjang yang beralaskan sperai kain satin berwarna serba merah muda yang berendra-rendra seperti ranjang penganti baru.

Mendekati ranjang Bu Lilis langsung naik dan terlentang tanpa melepas daster satin yang dikenakanya itu. Aku pun dengan cepat menanggalkan piyamaku. Dan langsung bugil karena sengaja aku tidak mengenakan celana dalam sebelum naik ke lantai tiga ini.

Kemudian aku merayap ke atas perut Bu Lilis dan menidih tubuhnya kemudia Bu Lilis langsung meraih batang kontolku yang sudah sangat tegang itu dan mengesek-gesek kepala kontolku ke bagian bibir vaginanya yang sudah basah oleh air liurku. Kemudian dia berkata.

“Masukan sekarang Andre….tekan kontolmu sekarang”, kutekan kontolku sekuat tenaga. Dan membenam sedikit demi sedikit ke dalam liang vagina Bu Lilis.

Blessssssss…ounghhhhh…anghhhhh….kontolku masuk dengan mulus kedalam vagina Bu Lilis. Aku benar-benar merasakan nikmatnya ketika kontolku sudah terbenam seluruhnya ke dalam liang vagina Bu Lilis.

Bu Lies pun mengerang histeris hingga mendesah sangat Panjang saat menerima kontolku yang Panjang masuk kedalam dasar rahimnya, “Oungghhhh…..andreee…..ooooh…kontolmu memang gede dan panjang banget. Ini sampai mentok di dasar bagian dasar rahimku sayang…”.

Aku pun mulai perlahan mengayun kontolku keluar masuk vaginanya. Dan terasa nikmat sekali bagian vagina Bu lilis yang sudah berumur itu.

“Ounghhhh….Bu Lilisssss….anghhhhh…nikmat sekali punya Ibu ini bakal bikin aku ketagihan…aku…..oungghhh…..anghhhh”.

“Anghhhh….ahhhh….ounghhhh….Ya Andre….sayang….Kapan pun kamu mau ngentoit aku, tinggal kamu naik aja ke lantai tiga ini. Kecuali kalua aku lagi datang bulan, pasti harus istirahat dulu,” sahut Bu Lilis sambil merangkul leherku ke dalam pelukannya. Kemudian menciumi bibirku dengan lahapnya. Disusul dengan bisikan.

“Ayoooo… entotlah aku sepuasmu Andre Sayaaaang …”, Tanpa banyak bicara lagi, kupercepat gerakan kontolku, bermaju mundur di dalam liang vaginanya yang terasa licin.

Bu Lilis pun mulai merintih - rintih dan mendesah tanpa henti, “Aaaaa…aaaaaah…Andreeee…aaaaaah…teruuussss…entoootttt teruuuusssss…tekan lebih dalame sayang…sedot putting susuku sayang…luar biasa enaknya kontolmu sayang… aku sudah dua kali menikah…tapi baru sekali ini merasakan nikmatnya dientooootttt…sama kamu”, Dalam keadaan seperti ini, aku mulai menyadari salah satu kelebihan perempuan berbokong gede.

Ketika aku mulai gencar mengentot Bu Lilis, biji pelerku sama sekali tidak menyentuh kain seprai. Hanya terombang - ambing di depan vagina Bu Lilis saja. Ini karena saking gedenya pantat Bu Lilis, sehingga pada waktu menelentang, vaginanya berada kurang lebih sejengkal dari kain seprai.

Aku pun berusaha memaksimalkan permainanku diatas ranjang Bersama Bu Lilis. Tampak Bu Lilis menikati permainanku hingga kedua tanya merem melek menikmati gesekan kontolku yang tanpa henti keluar masuk vaginanya yang sudah sangat becek itu. Bahkan pada saat kusedot-sedot puring susunya yang terhalang kain satin dasternya Bu Lilis merintihan - rintihan kenikmatan dan semakin menjadi – jadi,

“Andreee…oooo…oooooh…kamu sangat pandai membuatku aku kenikmatan terus andreee…jangan hentikan Gerakan mu sayang…teruuuussss…jilatin dan gigit - gigit putting sayang…aaaaaah”.

Aku sengaja ingin memperlihatkan kekuatanku bermain seks dengan Bu Lilis, apalagi aku juga sudah memakai obat kuat, supaya Bu Lilis kesan pertama menjadi ketagihan, ingin terus bermain dengan ku. Malam ini Sudah dua kali Bu Lilis orgasme. Tapi kontolku masih Tangguh belum terlihat tanda-tanda akan mucrat. Kontoku terus tanpa henti memompa liang vaginanya. Padahal keringatku mulai membasahi tubuhku. Keringat Bu Lilis juga sama-sama membasahi daster satin yang masih dikenakanya. AC pendingin kamar tidak bisa mendinginkan tubuh kita berdua diatas ranjang.

Sampai pada orgasme yang ketiga, Bu Lilis berkelojotan sambil mengerang, “Aku mau lepas lagi Andreeee…kalau  bisa dibarengin nggak?”.

“Mudah - mudahan bisa Bu,” sahutku sambil mempercepat genjotanku. Sambil menyedot - nyedot putting susunya yang besar seperti biji salak.

Dan Bu Lies mulai berkelojotan dan kemudian mengejang-ngejang dengan perut agak terangkat ke atas. Pada saat itulah aku pun menancapkan kontolku lebih dalam lagi menekan kedasar rahimnya hingga mentok. Lalu liang sanggama Bu Lilis terasa berkedut - kedut kencang saat orgasme yang ketiga, diikuti dengan gerakan spontan yang seperti spiral… laksana meremas dan memilin kontolku dan kurasakan laju cairan spermaku segera akan muncrat.

Crooot…cooootttt…crooooootttt…Cairan spemaku terasa mucrat sangat banyak sekali dan membuat tubuhku mengejang-ngejang kenikmatan saat cairan spermaku keluar membasahi isi rahimnya.

Akhirnya aku terkapar dan  terkulai lemas di atas tubuh Bu Lilis dan Bu Lilis pun juga terkulai lemas terlentang sambil memeluku. Namun sesaat kemudian dia mencium bibirku dengan lahapnya, disusul dengan bisikannya di dekat telingaku sambil menjilat.

“Terima kasih ya Andreee….Kamu telah memberikan sesuatu yang sangat berarti bagiku. Ini takkan kulupakan sampai kapan pun ngak sisa-sisa aku menunggumu disini”.

“Ya bu Andre juga bisa seneng kalau lihat ibu puas seperti ini dan ibu tidak akan kesepian selama Andre kerja Bersama Ibu,” sahutku. Kemudian kucabut kontolku dari dalam liang vagina Bu Lilis.

Bu Lilis pun duduk, lalu turun dari atas ranjang, “Ayo sayang kita bersih - bersih dulu kekamar Mandi sekalian aku mau kencing, “ajaknya.

Aku pun mengikuti langkah Bu Lies masuk ke dalam kamar mandi yang ada didalam kamar. Begitu berada di dalam kamar mandi, Bu Lilis langsung duduk di atas kloset. Dan aku berdiri membersihkan batang kontolku yang masih setengah lemas. Kemudian Bu Lilis bangkit dari kloset, sementara aku justru baru mulai kencing. Kemudian kubasuh kontolku yang masih berlepotan lendir. Pada saat itulah Bu Lilis memelukku dari belakang. Sambil berbisik.

“Masih kuat kamu Andre kalau diaja main lagi?”

“Kalau sama Ibu pasti Andre masih kuat Bu, pokonya kontol ini khusus buat Ibu”. Kataku.

“Oooo… begitu ya?”

“Iya Bu”, Bu Lilis menjawab dengan bisikan di dekat telingaku.

“Kontolmu bikin jadi aku ketagihan Sayang”, Kemudian kami keluar dari kamar mandi, menuju ranjang kembali. Di situlah Bu Lilis meremas - remas kontolku dengan lembut sambil berkata.

“Kalau anak muda sih dipegang dan diremas - remas begini juga pasti bisa tegang lagi. Naaaah…sudah berdiri lagi kan”.

“Iya… mau dilanjutkan Bu?” tanyaku.

“Ayooo…tapi  ganti posisi ya. Sekarang main posisi nungging ya”, kemudian Bu Lilis segera mengambil posisi menungging di atas ranjang.

Kutepuk-tepuk bokongnya yang gede itu dan sambil kusodok-sodok kontolku dari belakang dengan posisi doggy. Tak cuma itu saja, pergelutanku yang kedua malam itu semakin banyak variasi kadang  Bu Lilis posisi main di atas kadang  aku main di bawah. Dengan obat kuat yang kupakai efek dari itu semua agar membuat aku dihadapan Bu Lilis seolah ingin memperlihatkan keperkasaanku, agar Bu Lilis merasa sangat puas terhadapanku.

Menjelang pagi, aku Kembali menyetubuhi Bu Lilis lagi. Kali ini kembali menggunakan posisi missionary. Aku di atas, Bu Lilis di bawah.

Hari demi hari kulalui dengan penuh gairah. Bukan sekadar gairah kerja, tapi juga gairah seks. Karena hari - hari yang kulewati selalu ditemani oleh seks. Bu Lilis pun semakin baik padaku. Transfer demi transfer mengalir ke buku rekening tabunganku. Kalau dihitung secara kasar, saldo rekening tabunganku sudah bisa dipakai untuk membeli mobil baru. Tapi untuk apa beli mobil? Bukankah keenam mobil mahal milik Bu Lilis yang tersimpan di garasi bisa kupakai kapan dan ke mana saja aku mau.

Sudah seminggu aku mengurus perkebunan yang ada di Malang milik Bu Lilis dan Ketika baru pulang dari malang dan Ketika aku membuka pintu lift, ternyata Bu Lilis sedang berdiri di depan pintu lift. Hanya memakai gaun tidur satin berwarna merah, sambil tersenyum ceria dan merentangkan kedua tangannya. Aku pun berjalan ke dalam pelukannya.

“Kenapa lama sekali gak pulang - pulang?” tanya Bu Lilis setelah menciumi sepasang pipiku.

“Iya Bu, Banyak sekali yang harus diurus, terutama untuk mnengurus lahan – lahan Ibu. Tapi sekarang semua  sudah clear.

“Aku sudah kangen sama kamu, sudah seminggu kamu tidak membelaiku Andre” sahut Bu Lilis yang membiarkanku menyelinapkan masuk kedalam celana dalamnya.

Kemudian kami berdua masuk ke Lift dan langsung menuju ke kamar Bu Lilis,  tanpa melepas gaun tidur satin warna merahnya dan naik keatas ranjang kemudian Bu Lilis merebahkan diri, dengan secepat kilat kubuka baju dan celanaku hingga bugil dan segera langsung naik keatas ranjang.

Kemudian sebelum aku menidih tubuh Bu Lils kutari celana dalamnya hingga terlepas dari tubuhnya dan kontolku yang sudah tegang itu Langsung saja menyelinap masuk kedalam vaginanya tanpa pemanasan lagi.

Blessss….. kontolku langsung saja masuk kedalam vagina Bu Lilis dan langsung saja ku Gerakan maju mundur.

“Anghhhh…ounggg….genjot terussss…..sayang….udah seminggu nganggur….genjot terus….anghhhh”.

“Gimana Bu….enak kan….kalau perlu aku akan tidur tinggal di sini saja supaya kalau lagi kepengen ibu bisa suwaktu-waktu kita main disini.”

“Nggak harus tidur tinggal di sini terus. Kan bisnismu juga harus diurus Sayang mengurusi usahaku.. Ooooh…Sayaaang… ini nikmat banget sayang terus Sayaaang…genjot lebi dalam saying”.

Aku rasakan liang vaginanya memang lain dari yang lain. Rasanya kenyal dan legit, ada gerakan mpot-mpotan pula di dalamnya. Rasanya umur boleh tidak muda lagi tapi kenikmatan vaginanya membuat aku ketegiahan. Setiap kali aku berhubungan seks dengan Bu Lilis, selalu saja aku dibuat melayang - layang kenikmatan dan diiringi bunyi merdu suara gesekan kontolku dengan vaginanya.

Bentuk buah dadanya yang tidak besar tapi memiliki putting yang sangat besar seperti biji buah salak semakin aku selalu ketagihan untuk diremas - remas dan diemut-embut putung susunya.

“Andreeee… aaaaaa… aaaaahhhh…nikmat sekali Andreee…sudah seminggu kamu nggak masukan punya kamu didalam punyaku sayangggg…..genjot terus andreee… tapi jangan terlalu lama ya. Kalau bisa barengin kita keluarnya kalua terlalu lama ngak enak sayang”, Aku mengiyakan apa yang dikatakan Bu Lilis sambil tetap mengayun kontolku, maju mundur di dalam vaginanya.

Sementara keringat pun mulai membasahi tubuhku, bercampur aduk dengan keringat Bu Lilis yang membasahi gaun satin yang dipakainya. Saat terus genjotanku ada sesuat bisakan yang terdengan ditelinagku.

“Sayang….aku udah mau keluar…ayo kaau bisa bareng Sayang…”.

“Iya Bu”,  sahutku sambil memacu kontolku secepat mungkin.

Sementara Bu Lilis sudah berkelojotan dan tubuhnya mengejang-ngejang dan akhirnya aku pun pura-pura mengejang-ngejang juga Tapi aslinya aku belum merasakan ada tanda-tanya spemaku akan keluar. Karena biar terlihat sama-sama orgasme aku berpura - pura sedang keluar juga, sambil membenamkan kontolku sedalam mungkin, sambil kukejut – kejutkan seolah - olah sedang ngecrot. Padahal aku belum apa - apa.

Liang vaginna Bu Lilis pun terasa mengejut - ngejut, sementara liang vaginanya terasa banjir dan becek dengan lendir kewanitaannya.

“Duuuuh… luar biasa nikmatnya sayang kontolmu”, cetus Bu Lilis sambil mengecup bibirku dengan mesra.

Aku tersenyum. Lalu aku melanjutkan lagi genjotanku yang sempat terhenti beberapa menit karena kuberikan kesempatan Bu Lilis merasakan orgasme.

“Ounghhhh….punya Ibu benar-benar enak sekali,” ucapku sambil mengayun kontolku dalam gerakan perlahan di dalam liang vaginanya yang terasa becek karena habis orgasme tadi.

“Enak apa? Becek gini dibilang enak”, Bu Lilis mendelik.

“Becek lantaran abis orgasme justru aku suka bu bikin ketagihan”, sahutku sambil menjilati dan menyedot putting susunya.

“Ounghhhh….kamu memamng benar-benar kuat sayang sudah keluar masih bisa genjot”, dalam hatiku aku tadi memang pura-pura keluar tapi kenyataanya masih belum.

Kusedot putting susunya dan kukenyot-kenyot sampai kutarik dengan gigiku sambil terus kugenjot kontolku terus keluar masuk vaginanya.

“Anghhhhh…sedot yang kuat sayang… aaaaaaaaah Andreeee…enak sayang… aaaaaah… iya… jilatin terus dan sedot jangan dilepas sayang”.

Aku pun mempercepat genjotanku Seolah mesin pompa yang sedang bekerja… maju mundur dan maju mundur terus di dalam lubang vagina Bu Lilis. Terkadang kujilati leher jenjangnya yang sudah basah oleh keringat. di saat lain kujilati telinganya, kelopak matanya, putting susunya. Bahkan terkadang kusedot - sedot bila melihat putting susunya yang tegang itu menembus gaun satin.

Sementara batang kontolku terus - terusan menyundul - nyundul dasar liang vagina Bu Lilis. Aku memang ingin memperlihatkan keperkasaanku sampai orgasme dan orgasme lagi, sementara aku masih bertahan diposisi di atas tubuhnya. Padahal keringat sudah membanjiri tubuhku.

Sampai akhirnya, setelah Bu Lilis orgasme lebih yang kedua kalinya, aku pun merasakan cairan spemaku akan segera muncrat dan kutancap kontolku sedalam-dalam mungkin. Sambil ku memuntahkan lendir kenikmatanku.

Crot… croooottttttt… crotcrottttt… croooooootttttt… crooootttttt…Aku mengejang-ngejang kenikmatan, lalu terkulai lemas di atas tubuh Bu Lilis.

“Gila…kamu Andre lebih dari sejam kamu ngentot aku…emang luar biasa…” ucap Bu Lilis sambil memijat hidungku.

“Andreee….ayo kita mandi bareng, laksana pengantin sehabis melakukan malam pertama”.

Lalu kami mandi bareng. Sambil saling menyabuni. Dalam keadaan seperti ini, selalu saja nafsuku bangkit lagi. Bu Lilis juga tahu itu.

“Iiiih… kontolmu kok berdiri lagi Andre?!” ucapnya ketika aku sedang menyabuninya.

“Iya Bu, Pengen dimasukan lagi ke dalam punya Ibu lagi”, sahutku.

“Sudah kita harus selesaikan kerjaan dulu sayang. Nanti kalau sudah selesai urus masalah tanah yang harus direhibilitasi itu, kamu akan kuentot sepanjang malam sampai besok pagi. Sanggup?” Bu Lilis  melingkarkan lengannya di leherku. Menatapku sambil tersenyum danberkata.

“Apa pun yang kamu inginkan, pasti kukabulkan. Karena aku sudah menjadi milikmu, Pangeran…”, Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di dalam mobil lagi.

Hingga saat ini aku bekerja dengan Bu Lilis untuk mengurusi usaha sayur dan buah miliknya dan juga aku sebagai pemuas nafsunya diatas ranjang demi kemikmatan.

TAMAT.

Kamis, 27 April 2023

CARITA SEKS DENGAN BU LILIS PART KE-1

 

KENIKMATAN BERSAMA IBU LILIS PART KE-1

Setelah lulus kuliah sebagai sarjana pertanian dan aku sudah ada tawaran kerja Bersama dengan Ibu Lilis yang ada dikota bandung. Singkat cerita setelah selesai acara wisuda besok pagi aku sudah dijemput oleh kakak iparku untuk segera ke bandung untuk mempertemukan aku dengan Bu Lilis.

Pagi itu aku dan kakak iparku langsung berangkat ke bandung, soalnya dari kemarin Bu Lilis terus menanyakan aku. Diperjalanan kebandung kakak iparku menceritakan kalau Bu lilis memiliki tanah yang luas dan ditanami produk buah dan sayur.

“Tanah Bu Lilis itu luas?”, kataku.

“Bukan luas lagi. Dipunya tanah dibandung sampai jawa timur juga ada. Almarhum suaminya kan tuan tanah.”, kata kakak iparku.

“Oo… jadi ternyata Bu Lilis itu seorang janda?”

“Iya, Tapi nasibnya sangat baik. Menikah dengan duda tajir melintir yang sangat mencintainya, meski usianya sudah tua. Setelah suaminya meninggal, tanahnya yang di sana - sini itu jadi milik Bu Lilis”.

“Oo….lah terus Bu Lilis sama Mas itu siapanya?”.

“Bu Lilis itu kakak sulungku. Makanya mendengar cerita yang pernah kusampaikan padanya kalau aku punya teman diyogya sangat pintar sebagai seorang sarjana pertania dia tertarik untuk dipekerjakaan kamu untuk mengelola buah dan sayuran”.

Sesampainya dibandung kulihat rumah calon bossku itu, bukan sekadar besar dan megah, tapi modelnya pun sudah mengikuti perkembangan zaman now. Model minimalis yang tampak sangat kokoh. Dijaga oleh beberapa orang satpam pula.

Pada saat itu kebetulan pintu garasi sedang terbuka, sehingga aku bisa melihat beberapa mobil mahal tersimpan di dalam garasi itu. Bukan hanya satu mobil. Kakak iparku langsung membawaku ke dalam rumah yang luar biasa megahnya itu. Lalu memintaku untuk duduk menunggu di ruang tamu dengan furniture serba kekinian ini.

Tak lama kemudian, kakak iparku muncul, bersama seorang wanita yang usianya kira - kira sebaya dengan ibuku. wajahnya berparas cantik, berkulit putih bersih pula dengan rambut dicat warna kecoklatan (brunette). Dengan penampilan seperti itu dia tidak terlihat seperti wanita setengah baya. Begitu melihatku dia menatapku dengan sorot tajam, seperti sedang menilai diriku. Tapi aku bersikap biasa - biasa saja. Aku berdiri sambil mengangguk sopan.

“Ini Bu Lilis yang sering kuceritakan itu”, Dengan agak gugup aku berkata,

“Iya… perkenankan aku memperkenalkan diri…nama…”, Belum selesai aku bicara, calon bossku itu memotong,

“Namamu Andre kan?”

“Ya… betul Bu,” sahutku sambil menjabat tangan wanita yang tampak anggun itu.

“Jadi gimana wisudanya kemarin? Dapat nilainya IP berapa?” tanya wanita bernama Bu Lilis itu sambil duduk di sofa.

“Alhamdulillah, Aku lulus dengan cumlaude Bu,” sahutku.

“Syukurlah. Aku memang butuh insinyur pertanian yang cerdas. Bukan sekadar asal lulus,” ucap Bu Lilis.

“Iya Bu.”, Lalu Bu Lilis menjelaskan tentang arah agro bisnisnya secara panjang lebar. Dia bukan sekadar tuan tanah biasa, tapi juga bergerak di bidang agro bisnis. Dia menampung sayur - sayuran dan buah - buahan untuk dikirim ke Jakarta.

Tapi tugas utamaku adalah mengelola lahan yang tidak produktif, agar jadi lahan yang menghasilkan.

“Besok pagi kita survey lahan - lahan yang tidak produktif itu. Sekarang sudah hampir malam. Oh ya… kamar paling depan itu bisa dijadikan kamarmu Andre,” kata Bu Lilis.

“Siap Bu”, Malam itu kakak iparku langsung berpamitan untuk Kembali ke yogya.

“Terima kasih sudah nganterin Andre ke sini Bud”.

“Sama - sama Mbak,” sahut kakak iparku lalu mereka bedua bersalaman dengan Bu Lilis.

“Hati -hati dijalan”, ucap Bu Lilis. Kemudian kakak iparku melambaikan tangannya ke arahku sambil berkata.

“Kalau lagi libur, jangan lupa main ke Jogja ya Andre.”

“Siap Mas”.

Setelah kakak iparku pergi aku masih duduk di ruang tamu sambil menunggu Bu Lilis yang masih berdiri di teras depan. Tak lama kemudian Bu Lilis masuk lagi ke ruang tamu sambil berkata,

“Ini kamar yang bisa dijadikan kamarmu. Coba ikut sini”, Spontan aku berdiri sambil menjinjing tas ranselku, mengikuti Bu Lilis yang sudah membuka pintu yang paling depan.

Ternyata kamar yang disediakan untukku besar sekali. Ada ruang kerja yang dibatasi oleh partisi kaca blur, ada kamar mandi tersendiri pula. Yang membuatku agak heran, ada pintu lift segala. Untuk apa lift menuju kamar ini? Sebelum aku bertanya dan Bu Lilis menjelaskan.

“Nah inilah kamarmu Andre. Ada ruang kerjanya yang dilengkapi oleh komputer dan jaringan internet. Karena kita harus memantau kegiatan di lapangan, baik yang diada disini sama yang ada dijatim dan juga kegiatan di Jakarta.”

“Iya Bu.”

“Ohya, itu ada pintu lift, langsung menuju kamarku di lantai tiga. Jadi kalau aku mau turun atau naik bila sedang malas pakai tangga, aku pakai lift itu. Nanti kalau kegiatanmu sudah banyak, kalau sekali-sekali ada sesuatu yang emergency, kamu boleh pakai lift itu dan langsung menuju kamarku. Kamu juga jangan kaget kalau tiba- tiba aku muncul di kamar ini.

“Siap Bu.”

“Masalah tugas - tugas dan gajimu, nanti aja kita bahas sambil makan malam ya.”

“Siap Bu.”

“Sekarang mandilah dulu. Peralatan mandi tersedia lengkap di kamar mandi itu. Nanti kalau sudah mandi, kutunggu di ruang makan ya Andre”

“Iya Bu. Memang tubuhku gerah bekas keringat di perjalanan menuju ke sini tadi. Jadi perlu mandi dulu.

“Oh Ya Selesai mandi ditunggu di ruang makan ya Andre.”

“Siap Bu.”

Bu Lies keluar dari kamar yang sudah menjadi kamarku ini. Aku pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi dan mengganti pakaianku dengan pakaian bersih, aku pun keluar dari kamar. Agak celingukan, karena banyak lorong, sehingga aku tidak tahu harus ke mana untuk menuju ruang makan. Untung ada pembantu menghampiriku. Langsung kutanya,

“Ruang makan di sebelah mana Mbak?”

“Oh… ke sebelah sana Den,” sahutnya sambikl menunjuk ke arah lorong yang di paling kanan.

Aku pun melangkah ke lorong yang ditunjukkan itu. Sampai mentok di ruang makan yang besar ruangannya, serba modern pula furniture dan peralatannya.

Rupanya Bu Lilis sengaja ingin ditemani makan malam di ruang makan yang super mewah itu. Pada saat makan itu pula Bu Lilis membahas tugas - tugasku dan juga besarnya gaji yang akan kuterima. Nominal gaji yang akan kuterima sangat mengejutkan. Karena menurutku besar sekali. Tapi dengan tenang Bu Lilis berkata,

“Pokoknya nanti jangan terlalu hitungan dengan tenaga dan pikiran. Karena aku pun tak menghitung-hitung gaji dan penghasilan tambahan untukmu nanti Andre”.

“Siap Bu.”

“Pokoknya kalau prestasi kerjamu bagus, aku akan mengangkatmu sebagai tangan kananku.”

“Siap Bu.”

“Jangan terlalu kaku lah. Gak usah manggil boss padaku, jangan pula bilang siap - siap. Karena kita bukan militer atau polisi”, katanya..

“Siap… eh… iya Bu.”

“Nah sekarang kamu istirahatlah dulu saja Karena besok pagi kita akan jalan-jalan melihat kebun tanaman sayur dan buahnya”

“Iya Bu. Terima kasih,” sahutku sambil berdiri.

“Selamat malam Bu Lilis”.

“Malam,” sahut Bu LiLis

Keesokan paginya, ketika matahari baru saja terbit dari upuk timur kulihat Bu Lilis sudah menungguku di luar kamarku. Sengaja aku mengenakan sweater, karena udara di sekitar rumah Bu Lilis terasa sangat dingin karena berada dipuncak. Yang membuatku heran, pagi itu Bu Lilis masih memakai baju tidur model daster satin berwarna merah muda lengkap dengan piyamanya yang Panjang dengan bahan satin juga menutupi seluruh tubuhnya.

“Kalau disini  kamu harus pakai sweater begitu soalnya udra di puncak dingin hawanya”.

“Ibu ngak pakai sweater juga Cuma pakai pakaian seperti itu dan selimut kecil itu?”, kataku kepadanya.

“Kalau aku sudah terbiasa dengan udara disini, selimutnya bisa dipakai buat duduk - duduk diarea perkebunan dipuncak bukit nanti.”

“Kita mau jalan kaki apa pakai mobil Bu?”.

“Iya pakai mobil dong”, kata Bu Lilis sambil menunjuk mobil yang mau dipakai yang kebun sayur dan buah.

Kuambil mobil yang sudah disiapi Bu Lilis dan kami berdua langsung berjalan menelusuri jalan menuju kebun sayur dan buah milik Bu Lilis dan ternyata kebun yang mau ditunjukan Bu Lilis itu tidak jauh dari rumahnya.

“Oh, ternyata tidak jauh juga ya Bu kebunnya” sahutku sambil menyetir mobil.

“Emang tidak jauh Andre”.

Sesampai dikebun, kubuka pintu gerbang untuk masuk kearea lahan perkebunan itu yang masih terlihat sepi dari pekerja karena hari masih pagi itu. Sesampainya digubuk kecil mobil kuparkir dan aku langsung mengikuti Bu Lilis yang sudah melangkah berjalan kearea perkebunan.

“Ayo jalan Andre sekalian olahraga biar yang gendut”, kata Bu Lilis yang berjalan di depanku.

“Iya Bu”, kataku mengikuti Langkah Bu Lilis.

Lewat jalan setapak kami mulai menuju perkebunan milik Bu Lilis yang tampak luas sekali dikelilingi bukit-bukit tanaman Teh hijau. Tapi dengan senang hati aku mengikuti langkah Bu Lilis dari belakangnya. Setelah tiba di lereng bukit itu, jalan yang harus kami tempuh makin lama makin sedikit menanjak. Tapi Bu Lilis tidak kelihatan capek mungkin karena sudah terbiasa. Bahkan pada suatu saat ia melemparkan selimutnya padaku sambil berkata.

“Tolong pegangin selimutnya ya Andre”. Kayaknya udara sedang tidak terlalu dingin pagi itu dan Kutangkap selimut itu.

Kulipat dan lalu kugantungkan di bahuku, seperti sedang memakai selendang. Tapi ketika perhatianku tertuju ke arah Bu Lilis sambil berjalan mengikuti dari belakang tubuhnya yang memakai piyama satin itu membuat pemandangan yang luar biasa. Karena terkadang kuperhatikan bentuk bokong yang lengak lengok itu bikin aku jadi membayagkan gimana rasana kalau aku gesekan punyaku disana.

“Andre,  kamu kenal sama adiknya Budi yang benama Ratna?”.

“Pernah Bu soalnya Budi pernah certita sama aku juga”.

“Kasian juga ya dia, soalnya dia pernah dijodohkan dengan seorang cowok, tapi ternyata cowok itu seorang gay?”

“waduh kalau itu Budi ngak  pernah menceritakan soal itu”.

“Kasian adikku yang cewek itu, status seorang janda begitu mau dijodohkan malah dapat gay”.

“Begitu ya Bu?”, jawabku mendengar ceritanya.

“Kalau kamu normalkan Andre?”

“Maksud Ibu normal apanya?” kataku.

“Suka sama cewek, bukan sama sejenis seperti Gay?”

“Amit…amit Bu… aku yang jelas normal seratus persen lho Bu”.

“Ayo jawab yang jujur. Kalau melihat pantat ibu dari belakang gini, kamu nafsu gak?”, mau jawab aku takut salah soalnya dia owner yang punya kebun buah dan sayur.

“Maaf Bu…ibu sangat seksi…apalagi lihat ibu pakai piyama seperti itu terlihat seksi dan tentu saja bila ada pria melihat langsung pasti akan tergiur Bu”.

“Kamu sudah punya pacar nggak?”

“Nggak punya Bu”.

“Masa cowok seganteng kamu gak punya pacar? Jangan - jangan kamu jangan-jangan  gay juga ya?”

“Astaga Bu Amit – amit lho, aku normal Bu. Dulu sih punya pacar karena dia selingkuh jadi aku mendingan focus untuk menyelesaikan kuliah, baru kemudian mikirin soal cewek”.

“Masa sih? Yang bener, soalnya diyogya itu aku sering dengan mahasiswa disana suka kumpul kebo atau tidur bareng sama cewek”.

“Emang bener Bu, tapi aku mendingan focus ke kuliah dulu biar cepat selesai”.

“Terus tadi aku tanya kenapa kamu bisa tergiur melihat pantatku… padahal aku kan sudah tua Sedangkan kamu masih muda?”.

“Aduh gimana ya Bu…kalau  boleh jujur gak?”, kataku sedikit ragu-ragu untuk mengutarakan.

“Iya. Harus jujur dong kalau mau bicara dan harus tegas”.

“Sebenarnya aku ini pengagum wanita-wanita setengah baya atau keibu-ibuan seperti Ibu”.

“Pasti dari tadi pasti kamu menghayalkan melihat aku dari belakang kan dan terus… sekarang pasti punya kamu lihat aku pasti berdiri?” tanya Bu Lilis sambil menghentikan langkahnya.

“Aaaaanuuu…Maaf iya Bu…dari pertama aku lihat ibu pakai piyama atau baju tidur satin itu aku bergairah melihat ibu…Maaf Bu aku sudah terlalu lancang”.

“Coba sekarang lihat…apa benar punya kamu berdiri”, Meski ragu - ragu, kulaksanakan juga perintah Bu Lilis itu dengan tegas.

Kuturunkan celana panjang traningku, lalu kupelorotkan turun setengah berikut celana dalamku, sehingga kontol yang bediri dengan tegak tersembul seperti sedang menunjuk ke arah Bu Lilis.

“Woooow! Ternyata Kontolmu gede dan sepanjang jugaYa Andre kaya ukuran Bule?! “seru Bu Lilis sambil memegang kontolku yang memang sudah tegak berdiri.

Aku tak menyangka semuanya ini akan terjadi begini cepatnya. Tapi aku tetap menggunakan akal sehatku. Kalau bossku menginginkannya, tiada alasan bagiku untuk menolaknya. Lagi pula Bu Lilis seorang janda pasti dia mengingkan laki-laki seperti ku dan memang ku akui aku melihat dari dikedua mataku waluapun usia tidak muda lagi dia masih terlihat seksi habis.

Selimut yang ada dileherku langsung diambil oleh Bu Lilis dan dihamparkan di atas rerumputan liar di antara pepohonan yang mirip seperti hutan yang terawat rapi. Kemudian kami saling berciuman dan kubuka piyamanya dan kuhemparkan juga diatas selimut dengan posisi masih berdiri begitu piyamanya terlepas dari tubuh Bu Lilis tampak kedua putting susunya telihat jelas dari luar daster dan lansgung kulumat-lumat sambail kusedot.

“Oungghhhh….Andre….ternyata kamu sangat pengalama juga….oughhhh”, desahan saat kusedot putting susunya.

Tanpa banyak waktu lagi karena takut ada yang lihat Bu Lilis mendorong tubuhku terlentang diatas alas selimut kemudian Bu Lilis langsung naik keatas tubuhku Lalu berjongkok sambil megeser  celana dalamnya ke samping tanpa dilepas. Dengan posisi tubuhnya membelakangiku, sehingga kurang jelas seperti apa bentuk vaginanya. Yang jelas sambil berjongkok Bu Lilis berhasil membenamkan batang kontolku masuk  ke dalam liang vaginanya.

Bless…..Lalu bokongnya yang  gede itu langsung bergerak naik turun dengan gesitnya Bu Lilis bergoyang, sehingga kontolku terasa digesek-gesekan oleh dinding vaginanya yang empuk dan hangat.

“Ounghhhh…..Andreee…..nikmat….banget….sudah lama…aku ngak main seperti ini….Andre……”, desahan Bu Lilis yang terus mengocok-gocok kontolku dengan vaginanya.

“Genjot trus Bu….sampai ibu puas…” sahutku sambil aku memejamkan kedua mataku.

Sepuluh menit kemudian tampak Bu Lilis tubuhnya mengejang-ngejang diatas tubuhku sambil mendesah Panjang dan kurasakan kontolku terasa ada denyutan yang menyedot-nyedot batang kontolku.

“Anghhhh….ounghhhh…..aahhhh….Andreee……enak…bangetttt…..punyamu….belum bikin aku langsung benar-benar kenikmatannn….ounghhhh”. kudiamkan sebentar sampai banar-benar Bu Lilis menikmati sisa-sisa orgasme yang baru dirasakan.

Setelah puas kubaringkan tubuh Bu Lilis terlentang dan aku langsung naik keatas tubuhnya tanpa melepas daster dan celana dalamnya. Kugeser celana dalamnya kesamping dan kumasukan Kembali batang kontolku dan Blessss….dengan mudahnya kontolku masuk kedalam vaginanya. Kugenjot keluar masuk kontolku sambil kulumat bibirnya dan putting susunya.

“Anghhh….ounggghhhhh….terusss…..Andreee……keluarkan spermaku didalam saja biar kamu nikmat dan bisa merasakan benar-benar nikamatnya seperti aku tadi”. Tak ada lima menit kemudian kurasakan cairan spermaku kan segera muncrat.

“Bu…..akuuuu…..mauuuu….keluar……”, Crot….crottt…..crottt….cairan spermaku keluar sangat banyak membasahi vaginanya dan tubuhku ikut mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar.

Tubuhku lemas terkapar diatas tubuh Bu Lilis dan kontolku masih tertancap didalam vaginanya hingga kurasakan cairan sisa-sisa spermaku keluar meleleh membasahi selimut dan piyama satin yang tehamparan diatas rumput tempat kami mengadu kenikmatan.

“Andre, kalau kurang puas, nanti lanjutkan di rumah aja ya”.

“Iii… iya Bu”, kucambut kontoku sambil kugesek-gesek dibagian atas perut Bu lilis hingga sisa spermaku tampak menempel diatas gesekan kain satin dasternya.

“Udaaahhh…dong jangan digesek disitu kalau belum puas dirumah aja Andree”.

“Iya Bu jadi ketagihan lagi Bu….habis punya ibu enak banget”.

Sebenarnya saat aku melakukan hubungan seks dengan Bu Lilis ada yang kutakutkan pada posisi itu.  Aku takut ada karyawan Bu Lilis yang lewat lalu memergoki kami sedang beginian. Untungnya Bu Lilis tak kuat lama – lama untuk melakukan hubungan seks denganku. Hanya belasan menit dia mengayun bokongnya. Lalu menggelepar dan ambruk.

“Baru kali ini aku main sama kamu belum apa-apa sudah keluar Andre”, katanya

“Iya Bu”.

“Nanti lanjutin di rumah ya,” ucap Bu Lilis sambil  membetulkan celana dalamnya yang terseret ke samping. Kemudian duduk di atas selimut yang dihamparkan itu.

Aku pun segera membetulkan letak celana dalam dan celana Traningku, lalu duduk di samping Bu Lilis. Kemudian kami membicarakan masalah lahan di bukit dan sekitarnya itu. Memang tampak seperti hutan yang tidak terurus. Dan Bu Lilis memasrahkan padaku untuk mengelola bukit itu menjadi lahan yang produktif. Jangan sekadar ditumbuhi oleh pohon kayu murahan dan rumput liar belaka. Aku menyanggupinya. Untuk mengubah bukit dan lahan di sekitar lerengnya, tanpa mengganggu eko system agar tidak terjadi erosi.

Setelah membahas masalah pendayagunaan lahan tidak produktif itu, kami pun pulang lagi. Di jalan menuju pulang, masih sempat Bu Lilis berkata,

“Nanti setelah makan malam, kuncikan dulu pintu kamarmu. Kemudian naik lift ke lantai tiga ya.”

“Iya Bu.”

“Kamu akan menjadi orang kesayanganku Andre. Kamu sudah siap kusayangi sebagai kekasih tercintaku?”

“Siap Bu.”

“Apakah aku cukup memenuhi syarat untuk dijadikan kekasihmu?”

“Sangat memenuhi syarat. Ibu bukan hanya cantik tapi juga seksi. Kebetulan aku memang pengagum wanita setengah baya pula. Jadi… heheheee… kalau Ibu berkenan, dijadikan suami Ibu pun aku mau.”

“Gak usah jauh - jauh dulu mikirnya. Biar bagaimana aku juga tau diri. Usia kita terlalu jauh bedanya. Yang penting kamu bisa selalu memuasi hasrat birahiku, sudah cukup bagiku”

“Jadi kita menjalin hubungan rahasia duluaaja Bu?”

“Iya. Kata orang hubungan gelap justru lebih nikmat daripada hubungan suami – istri”.

“Iya Bu”.

“Ingat ya… nanti setelah makan malam masuk ke dalam kamarmu. Tutup dan kunci pintu kamarmu. Kemudian pakai lift naik ke lantai tiga, itu langsung ke dalam kamarku.”

“Iya Bu.”

Beberapa saat kemudian kami tiba di rumah. Bu Lilis masuk lewat pintu belakang, sementara aku masuk lewat pintu depan, kemudian masuk ke dalam kamarku. Memang pagi itu agak letih juga sehabis jalan kaki naik dan turun dari bukit itu dan bermain seks dengan Bosku. Tapi aku menyempatkan diri untuk duduk di belakang meja kerjaku, menyalakan computer dan meneliti line perusahaan Bu Lilis. Tentu saja dengan password yang sudah diberikan oleh Bu Lilis, sehingga aku bisa membuka situs punya perusahaan Bu Lilis.

Dari lalu lintas keuangannya aku mulai bisa menilai betapa besarnya omzet agro bisnis punya Bu Lilis itu. Kelak harus aku yang memeriksa dan mengatur semuanya ini. Dengan kata lain, usaha Bu Lilis itu bukan main - main. Meski beliau tinggal di pedesaan begini, omzet harian perusahaannya sudah milyaran. Bukan hitungan juta lagi.

Tiba - tiba terdengar bunyi ketukan di pintu kamarku. Lalu aku membuka pintu itu. Seorang pembantu membungkuk sopan sambil berkata.

“Ibu sudah menunggu di ruang makan, untuk makan siang Den.”

“Oh iya. Terima kasih,” sahutku sambil menutupkan pintu dan melangkah menuju ruang makan.

Di ruang makan Bu Lilis sudah menungguku. Senyumnya tampak ceria ketika aku sudah menghampirinya di ruang makan yang segalanya serba mewah itu. Kemudian aku duduk berhadapan dengan Bu Lilis, terbatas oleh meja makan.

“Kepada semua pembantu di sini, aku sudah bilang bahwa Andre itu tangan kananku. Orang kepercayaanku. Makanya mereka pasti takut - takut kalau sudah berhadapan denganmu.”

“Iya Bu. Aku memang sudah siap untuk menjadi tangan kanan Ibu,” sahutku.

“Nggak sia - sia aku menunggu kedatanganmu selama berbulan - bulan. Karena ternyata kamu adalah orang yang kuinginkan dalam segala hal, termasuk dalam masalah pribadiku.”

“Iya Bu. Terima kasih atas kepercayaan Ibu padaku. Semoga aku bisa menjaga kepercayaan Ibu sampai kapan pun.”

“Ohya… kamu harus bisa merencanakan gebrakan baru dalam agro bisnis kita Andre. Jangan sekadar mengandalkan yang sudah berjalan saja.”

“Iya Bu. Maaf… apakah Ibu punya izin impor buah - buahan?”

“Oh… belum punya Bon. Kamju bisa mengurus izinnya kan? Memang bagus tuh. Masayarakat perkotaan kan lebih suka makan buah impor. Boleh direncanakan dan dilaksanakan soal impor itu Andre, Senang aku mendengar idemu itu.”

“Iya Bu. Kita bisa sebar buah - buahan impor itu ke setiap kota besar di Indonesia.”

“Iya, iya iyaaa… kamu sudah mengobarkan semangat baru di hatiku Andre.”

Kemudian kami makan siang bersama. Sambil makan pun aku mengungkapkan beberapa rencana bisnis yang semuanya disetujui oleh Bu Lilis. Namun aku tak bisa mengungkapkan jenis bisnisnya secara mendetail, karena termasuk rahasia perusahaan. Yang jelas, semuanya bisnis legal. Bukan bisnis abu - abu, apalagi bisnis hitam.

(BERSAMBAUNG KE PART KE-2)

Senin, 24 April 2023

CERTIA SEKS BERSAMA KAKAK IPARKU DISAAT DITINGGAL BERLIBUR KEDUA ORANG TUAKU

 

NIKMATNYA BEMAIN SEKS DENGAN KAKAK IPARKU

Suatu hari Papa dan Mama terbang berlibur ke eropa selama dua minggu untuk acara liburan. Karena dirumah aku tinggal berdua dengan kakak iparku yang suaminya bekerja di Kalimantan akhirnya  kakak iparku berkata kepadaku.

“Andre…selama papa dan mamahku pergi berlibur ke eropa nanti malam tidur di kamarku aja ya.”

“Lah emang kenapa?”.

“Habis aku takut dan rumah sepi dan kamu jangan tinggali mbak sendiri dirumah”.

“Iya Mbak,” sahutku yang selalu menurut kepada kakak iparku itu.

Mbak Heni selama tinggal Bersama dirumah orang tuaku, dia juga selalu berbaik hati padaku. Apalagi sudah sangat dekat sekali dengan kakak iparku.  Setelah mandi,  sorenya aku diajak makan Bersama oleh Mbak Heni (kakak iparku) ke sebuah Mall. Singkat cerita setelah pulang dari Mall, malamya dirumah kita berdua saling ngobrol-ngobrol apa saja.

Malam itu Mbak heni (kakak iparku itu)  menanyakan sesuatu yang tidak biasa ditanyakannya seperti biasanya.

“Andre…kamu itu sebenarnya udah punya pacar belum?” tanyanya.

“Belum mbak,” sahutku.

“Lah kenapa?”.

“Dulu sih sudah punya tapi dia berselingkuh dengan pria lain”.

 “Kamu itu wajah ganteng tubuh atletis cari cewek yang lain kan pasti banyak yang mau”.

“Lagi males aja mbak mendingan sekarang gak pacaran dulu. Nanti kalau udah selesai kuliah dan kerja, langsung nyari calon istri aja. Jangan cuma pacaran adanya paling isinya meseum mululu.”

“Pastinya yang mesum kamunya kali”.

“Semua dimana-mana kalau sudah berduan antara wanita dan pria pasti isinya kesitu lho, kayak mbak ngak pernah Namanya pacaran”.

“Iya sih, Andre”, Mbak Heni mengangguk - angguk sambil tersenyum.

Tak terasa saat ngobrol-ngobrol berdua kulihat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, seperti biasa waktu untuk berangakt tidur, sebelum tidur aku gentian pakaian dulu dan biasanya aku suka memakai celana color pendek tanpa celana dalam dan baju kaos. Lalu masuk ke dalam kamar Mbak Heni.

Begitu aku masuk kekamar Mbak Heni kulihat Mbak Heni sedang asyik dengan HPnya. Mungkin dia lagi WA dengan suaminya yang dikalimantan. Yang jelas saat dia membaca WA dia sering tersenyum sendiri sambil memandang layar HP. Tanpa banyak bicara lagi aku pun langsung naik ke atas tempat tidurnya.

Tak lama kemudian Mbak Heni pun kulihat dia mematikan HPnya, lalu men-charge-nya disamping tempat tidur. Kemudia dia berjalan kesebuah lemari menggambil sebuah baju tidur dan mengganti bajunya didalam kamar mandi. Keluar dari kamar mandi tampak sosok tubuhnya kakak iparku terlihat sangat  seksi yang dengan baju tidurnya model dasternya bahan satin yang berwarna pink polos yang sangat licin dan mengkilap. Setelah mematikan lampu terang dan menyalakan lampu tidur berwarna kuning, dia langsung naik juga ke atas tempat tidurnya.

“Mbak kalau pakai baju tidur seperti itu terlihat seksi”, kataku yang sudah berada disampingku.

“Kamu suka ya Andre kalau aku pakai baju tidur kayak gini”.

“Suka sekali Mbak, bikin jadi horrny aku lihatnya”

“Hahaha…emang kamu udah pernah ngerasain begituan sama cewek?” tanyanya.

“Haa? Belum sih embak paling hanya sekedar cium dan peluk aja”. Kataku.

“Masa sih, entar jangan-janagan dulu kamu sama paca kamu pernah begituan?!”

“Sumpah, belum mbak dan belum pernah begituan. Emangnya kenapa sih pakai tanya-tanya?”

“Tapi kalau bagian bawahnya pasti udah pernah kan?”

“Belum juga ya Mbak. Paling hanya remas-remas dadanya aja”.

“Padahal kamu ini ganteng lho kalau menurut mbak. Masa sama pacar kamu gak pernah begituan, kalau aku jadi kamu pasti aku sudah memanfaatkan kegantenganmu ini buat begituan?”.

“Berarti kalau mbak jadi aku pasti udah habisan para cewek-cewek yang dekat denganku”.

“Iya lah Andre…ganteng-ganteng masih pengecut” kemudian Mbak Heni memeluk pinggangku sambil bertanya setengah berbisik ketelingaku.

“Kamu mau nyobain masukan punya kamu kedalam punya wanita?”

“Haaa…mbak ini ada-ada saja menayakan hal seperti itu ? terus sama siapa?” tanyaku sambil memadang kedua matanya.

“Sama aku lah. Emangnya sama orang lain? Hahaha…”, dia tersenyum melihatku.

“Tapi mbak kakak iparku, masa aku main sama kakak iparku sendiri”. Protesku.

“Nggak apa – apa Andre, kalau sama kamu Mbak rela kok kamu main sama mbak. Asal kita berdua bisa nyimpen rahasia ini dan Jangan sampai Mama dan saudara -saudara kita tau apalagi suamiku”.

“Mbak pasti pengen ya?”.

“Iya Andre mbak udah pengen banget begituan habisan ditinggan suami kerja dikalimantan sudah jarang disentuh”.

Kemudian tanpa menjawab lagi perkataan yang keluar dari mulutnya, aku langsung menyambar bibirnya dengan bibirku dan Mbak heni membalasnya dengan sangat rakusnya melahap bibir dan lidahku.

Ternyata didalam daster satin yang dipakai Mbak Heni sudah tidak lagi memakai Bra dan celana dalam. Tanpa ragu-ragu lagi kuremas-remas kedua buah dadanya kemudia Mbak Heni malah menyodorkan buah dadanya ke aku sambil berkata,

“Remas Andre sepuasku sekalian sedot putting susuku”. Kujilat dan kulumat kedua putting susunya bergantian sambil kusedot - sedot seperti bayi yang sedang menetek mamahnya.

Tanpa membuka penghalag kain satin dasternya yang menutupi putting susunya. Kusedot – sedot tanpa hentinya seperti bayi. Dan Mbak Heni kemudian menarik tanganku dan menyelinapkannya masuk kebagian selangkannya. Kurasakan jari-jari tanggaku langsung menyentuh bagian bibir vaginanya yang sudah bersih dari rambut kemaluanya yang dicukur habis.

Kukeluarkan cara-cara bercinta seperti adegan-adegan film bokep yang sering aku tonton. Jadi aku tahu mana yang harus kulakukan ketika keadaan sudah menjadi seperti ini. Bahwa ketika aku masih asyik menyedot - nyedot dan menjilati puting susunya, tanganku yang berada dibelahan vaginanya pun mulai asyik mencolek - colek dan mengesek-gesek celah vaginanya yang tidak berambut itu.

Ketika jemariku mulai kuselinapkan ke dalam celah vaginanya, Mbak Weni mulai mendesah kenikmatan, Nafasku pun semakin meningkat.

“Anghhhh….ahhhhh…..Andreeee….enak banget….Andre”, desahan kakak iparku sambil mengelus rambutku.

“Enak kan Mbak” sambil terus Kembali menyedot putting susunya.

“Andre….mbak sudah ngak tahan masukan sekarang aja punyamu ke dalam punya mbak…anghhhh”, Tanpa canggung lagi Mbak Heni langsung merenggangkan kedua pahanya, sambil mengelus – elus bibir vaginanya dengan posisi terlentang diatas tempat tidur.

“Ayo…Andre, lepasin kaos dan celanamu…”, mendengar kakak iparku sudah tidak sabar lagi untuk segera ditiduri langsung saja kulepaskan kaos oblong dan celana pendeku, sehingga dalam hitungan detik tubuhku langsung telanjang.

“Andre, punya kamu besar juga ya, sudah ganteng barang besar lagi” dia kaget melihat penisku yang sudah kokohnya tegak lurus kedepan.

“Sama punya suami Mbak gedean mana”.

“Jelas gede bunya kamu Andreeee”.

“Ayo Andre….masukan sekarang kedalam punyaku, Sudah sebulan mbak tidak merasakan penis laki-laki kedalam punya ku apalagi punya kamu yang Panjang dan gede gini…pasti bakal nikmat rasanya”.

tanpa banyak biacara lagi langsung kutindih tubuh kakak iparku dan kuarahkan batang penisku pas ke bagian belahan vaginanya.

Perlahan kugesek-gesek kepala penisku, karena mbak Heni sudah tidak sabar langsung saja penisku dipegangnya dengan tangan kananya dan memasukan kedalam vaginanya yang sudah becek. Blesss…..penisku perlahan mulai masuk kedalam vaginanya, kurasakan nikmat sekali saat penisku yang Panjang ini masuk menerobok dinding vagina kakak iparku. ketika penisku mulai kugerakan maju mundur di dalamnya. Ada rasa geli - geli nikmat sekali ketika penisku bergesekan dengan dinding liang vaginanya hangat dan licin.

Mbak Heni semakin kian mendesah kenimatan saat merasakan penisku terus mengejot keluar masuk vaginanya. Tubuhnya mendekap pinggangku erat – erat sambil berbisik,

“Anghhhh…unghhhh…Andreee Kontolmu Enak sekali… ayo entot terus…tekan lebih dalam lagi…ounghhhh”.

Mbak Heni tampak benar-benar menikmati permainan seksku dan dia terus berdesah - desah dan merintih - rintih kenikmatan.

“Andree….sayanggg… aku jadi semakin sayang padamu Andreee… entot terus Andree… entoooot teruuussss…oooooh… bikin aku pergi kelangit ketujuh Andreeee”, Mbak Heni terus mengocek dan mendesah tanpa henti-hentinya.

Inilah pertama kalinya aku merasakan kenikmatnya berhungan seks dengan wanita. Apalagi dia kakak iparku sendiri. Biasanya aku sekedar onani tapi kali ini aku benar-benar asli merasakan permainan yang sesungguhnya. Tapi pengalaman pertama ini membuatku aku tidak bisa mengontrol permainan ini karena aku masih buru-buru. Sehingga hanya belasan menit aku mengayun penisku, lalu aku seperti merasakan sesuatu yang membuatku tidak bisa menahan laju cairan spermaku yang akan segera muncrat.

“Mbak…ka…kayaknya aku ma… mau keluar nih gimana,”ucapku sambil ngos-ngosan.

“Udah keluari saja didalam biar kamu merasakan kenimatan…” sahut Mbak Heni dengan sorot kecewa.

Maka kurasakan semua itu. Sesuatu yang paling nikmat di dunia ini. Bahwa moncong kepala penisku mengeluarkan cairan kental di dalam vagina kakak iparku. Crot… croooot… crooooooot… crooooot… croooooooootttt… croooott!, tubuhku mengejang-ngejang di atas tubuh Mbak Heni yang terlentang, lalu aku terkapar dan terkulai lemah setelah merasakan cairan spermaku benar-benar habis keluar.

Mbak Heni menciumi bibirku. Lalu bertanya, “Gimana enak gak Andre?”

“Enak banget. Tapi cuma bisa sebentar ya Mbak.”

“Ngak papa tapi Jangan dicabut dulu biarkan punya kamu didalam saja. Mungkin sebentar lagi juga pasti tegang kembali.”

“Iya Mbak. Aku kok jadi semakin sayang sama Mbak.”

“Sama. Aku juga makin sayang sama kamu Andre Tapi ingat… kamu harus bisa merahasiakan semuanya ini ya. Jangan sampai suamiku tau. Apalagi Papa dan Mama”.

“Iya Mbak. Tapi… barusan aku ngecrot di dalam, apa gak bakal bikin Mbak hamil?”

“Tenang Andre, Kalau aku hamil kan bilang aja yang hamili suamiku. Kamu mau berapa puluh kali keluar di dalam punyaku, bakalan aman dan nikmat”.

“Ogitu ya mbak. Keliatannya Mbak sudah pengalaman juga untuk urusan seperti ini”.

“Yang penting ini rahasia kita berdua”.

“Iya sayang, pokonya aku selalu memuaskan mbak disini.”

“Andre…kok dari tadi rasanya punya kamu belum loyo-loyo”,  kata kakak iparku sambil menggerak - gerakkan bokongnya sedemikian rupa, sehingga penisku terasa seperti sedang disedot - sedot dan digesek - gesek oleh liang vaginanya.

“Geraki pelan - pelan aja Andre biar nikmat?”

“Iya sayang… jadi enak lagi Mbak… uuugggh… uuuuggghhh…”

“Ayo entot terus… sekarang sih pasti kamu bisa lama genjot aku”.

Bahkan kali ini benar seperti actor bokep yang sangat berpengalaman diatas ranjang.  Tampaknya aku bisa bertahan lama di atas tubuhnya. Keringatku pun sampai bercucuran, karena lebih dari lima belas menit berjalan aku terus mengayun pensiku keluar masuk vagina kakak iparku, tidak ada rasanya gejala - gejala cairan spermaku akan keluar lagi. Hingga kubuat kakak iparku orgasme dua kali diatas ranjang.

Malam itu kuhabiskan untuk berhubungan seks bukan cuma sekali saja aku melakukannya, bahkan sampai  dua kali diatas ranjang kamar kakak iparku. Dipagi harinya kami Kembali lagi melakukan hubungan seks. Dengan binalnya kakak iparku yang selalu membuat manja penisku sampai tegang Kembali dengan sekali sentuhan. Saat itu aku memilih untuk bermain di atas tubuhnya.

Selama papa dan Mama dieropa setiap malam aku selalu ngecroti vagina kakak iparku, kami selalu  tertidur diatas ranjang ternoda sambil berpelukan, dalam keadaan aku telanjang bulat sedangkan kakak iparku tetap selalu  memakain daster satin buat fantasi dengan kain satin.

Selama kedua orang tuaku berlibur setiap menjelang pagi kakak iparku selalu memeanjakan membangunkan penisku dengan cara mengocok-kocok penisku dengan kain satin daster yang dipakainya. Ketika aku bangun dari tidurku begitu membuka mata, ternyata kakak iparku suka sekali mengurut - urut bagian penisku. Kemudian begitu melihat aku terbangun pasti kakak iparku selalu berada diatasku dengan posisi membelakangiku mengocok-kocok penisku dengan lubang vaginanya dan kadang juga dia suka sekali posisi menungging  dalam doggy style.

Apa yang dilakukan setiap bangun pagi aku hanya menurut saja yang peting kakak iparku puas. Setiap pagi pasti keringatku dibuatnya selalu bercucuran, karena permainan ku dibilang cukup lama kalau main disetiap pagi hari.

END

Minggu, 02 April 2023

CERITA SEKS DENGAN KAKAK IPARKU

                                       Cerita Seks Perselingkuhan Dengan Kakak iparku


Cerita Perselingkuhan Dengan kakak iparku saat dirumah lagi kesepian. Oh ya perkenalkan nama Anto aku sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak dan aku mempuyai kakak ipar yang bernama Mbak Heni. Dan dia sudah memiliki 2 anak yang sudah dewasa. Kedua anak Mbak Heni semua bekerja diluar kota.

Kakak iparku ini, walau usianya sudah 45 keatas tapi masih memiliki tubuh yang langsing dan tidak ada lemak sedikitpun ditubuhnya. Tapi tak pernah kusangka-sangka kalau akhirnya peristiwa ini yang seharusnya tidak terjadi pada diriku terhadap kakak iparku sendiri dan berakhir diatas ranjang yang tinggal sendiri dirumah semenjak kedua anaknya bekerja diluar kota dan suaminya juga bekerja diluar kota juga.

Kejadian itu terjadi pada hari sabtu siang, sepulang dari tempat kerja, aku mampir kerumah kakak iparku yang bermaksud untuk sekedar menitipkan pesanan dari istriku (adiknya). Singkat cerita pas sampai dirumah kakak iparku ini. Kuketuk pintunya dan tak lama pintu itu terbuka. Ternyata kakak iparku baru saja bangun dari tidur siangnya.

“Maaf, mbak ganggu ya?” tanyaku ramah kepada kakak iparku.

Saat itu kakak iparku itu hanya memakai baju tidur satin model daster yang sangat membuat aku terpesona melihat kemolekan tubuhnya yang seksi itu. Apalagi siang itu kakak iparku tidak memakai bra karena terlihat jelas sekali kedua putting susunya menonjol. 

“Ngak papa Anto, tumben mampir kerumah?”, kata kakak iparku.

“Ya, mbak ini ada titipkan dari adikmu”, kataku.

“Ayo masuk dulu, to”.

“Aku langsung aja ya Mbak”, karena melihat dia penampilan seperti itu aku langsung aja pamit takut terjadi apa-apa.

“Udah masuk dulu aja, pakai mau langsung pulang aja sombong amat”.

“Ya, mbak”, akhirnya aku  menerima tawaran dari kakak iparku dan masuk kerumahnya.

“Baru pulang kerja ya?”.

“Iya mbak”, Kuikuti dia masuk.

Kamipun tak lama asyik duduk ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Hingga akhirnya kakak iparku menawariku secangkir kopi panas.

“Oh iya, Anton jadi keasyikan ngobrol jadi lupa bikinkan kopi kesukaanmu. Sebentar ya tak bikinkan kopi ya…?”

“Ngak usah repot-repot mbak?”. Kataku

“Oh ya Anton, kopi susu kesukaan mu habis kalau kopi hitam mau ngak”, kakak iparku tau kalau aku suka dengan kopi susu.

“Terserah mbak aja yang penting kopi, kalau ngak ada susu tingga diperas aja”, kataku sambil bercanda kepadanya.

“Susu mbak udah pahit To..udah ngak enak udah tua” sambil berteriak dari dapur.

“Hahahah….tua umurnya mbak tapi wajah sama wajahnya masih muda lho”, kataku menjawab sambil becanda.

Sambil menunggu kakak iparku di ruang tamu sambil buka-buka ponselku, tiba-tiba kakak iparku memanggilku dari dapur.

“Anton….., bisa minta tolong?”, dia berteriak memanggil namaku.

“Ya….mbak ada apa?”, Spontan aku segera beranjak dari kursi sofa itu dan langsung menghampirinya.

Ternyata kompor gasnya habis dan kakak iparku memintaku untuk menggantikan tabung gas yang  kosong dengan yang isi. Pas saat memasang tabung gas didapur, tak sengaja saat kakak iparku sedang membungkukan tubuhnya untuk memberikan aku dengan tabung gas yang baru. Tampak jelas sekali kedua buah dadanya terlihat bergelantungan karena daster satin yang dipakai kakak iparku agak longgar dan aku spontan langsung terpana melihatnya.

Tak kusangka kakak iparku ini masih memiliki buah dada seindah itu di usianya yang tak muda lagi. Pemandangan indah itu membuat batang Kontolku langsung mulai tegak membesar dari balik celana yang kukenakan. Aku begitu terangsang melihat keindahan buah dada kakak iparku itu. Apalagi daster satin yang dipakainya tidak bisa menutupi kemolekan tubuhnya yang seksi itu.

Aku pura-pura saja focus untuk memasang tabung gas dan kakak iparku juga membantu aku untuk memasang tabung karena karet tabung gas agak sedikit rusak, saat itu kakak iparku tau kalua melihat perubahan ukuran batang kontolku dari bentuk luar celanaku. Dengan posisi pas dihadapanku posisi berjongkok, kakak iparku tetap saja tidak merubah posisinya. Sepertinya dia tau tahu aku terangsang dengan kemolekan tubuhnya dan buah dadanya itu tapi dia tampak cuek saja dan pura-pura tak tahu.

Akhirnya setelah memperbaikan karet tabung gas itu dan juga aku berusaha mengendalikan sedikit malu sekaligus mengendalikan batang Kontolku supaya tak semakin membesar ukurannya, selesai juga aku pasang tabung gas itu.

“Tenyata kamu hebat juga untuk otak atik karet tabung gas” pujinya di sampingku.

“Ah, udah bisa mbak kalau ganti tabung gas… cuma masalah pasti dikaretnya kok” sahutku.

Saat aku bangun untuk berdiri, kakak iparku mendektiku sambil membisikan ditelingaku. “Itu punya kamu berdiri ya Anton” katanya sambil menatapku nakal dan tersenyum genit.

Mendengar itu aku jadi malu dan menunduk dan jantungku berdebar-debar. Apalagi kulihat dia semakin mendekatkan dirinya ke tubuhku.

“Maaf ya mbak gara-gara mbak pakai daster seperti itu aku jadi terangsang melihat mbak, apalagi ngak pakai Bra”, kataku sambil diam.

“Hahaha….dimana laki-laki itu sama saja kalau udah lihat cewek pakai daster pasti begitu”.

“Namanya saja aku kan laki-laki normal Mbak”, tanpa sengaja bibirku menempel begitu dekat ke wajah kakak iparku.

Entah siapa yang memulai duluan , kita udah sama-sama saling berciuman dan berpelukan didapur tanpa ada penolakan seidikitpun. Hilang sudah akal sehatku dengan kakak iparku ini karena terbawa dengan hawa nafsu. setelah bibirku bersentuhan dengan bibirnyanya itu dan saling berlumatan antara bibir dan lidah. Kemudian kakak iparku meraih tangan kananku untuk meremasi budah dadanya yang sebelah kanan, sedangkan tangan kiriku diarahkan ke pantatnya.

Kedua tangankupun langsung bergerak secara otomatis. Keduanya bergerak nakal meremas buah dadanya dan pantatnya. Kakak iparku tampak melenguh-lenguh merasakan nakalnya tanganku yang terus meremasi buah dadanya dan jari-jariku tanganku bergerak menyusuri belahan pantatnya yang terhalang dengan kain satin dasternya yang licinya itu.

Kakak iparku juga  tidak mau diam dengan lincahnya tangganya langsung meraih dan meremas batang kontolku dari luar celanaku dan membuat juniorku itu semakin membesar ukurannya. Satu tangannya meremas-remas pantatku. Ketika nafsu kami semakin memuncak, dituntunnya aku berjalan masuk kedalam kamarnya. Sesampai didalam kamar baju dan celanaku langsung kubuka dengan cepat dengan hitungan detik aku sudah benar-benar telanjang total.

Saat kubaringka kakak iparku terlentang diatas ranjang, Kupandangi dengan sepenuh nafsu tubuhnya yang masih terbalut kain satin dastenya itu terlihat masih benar-benar menggairahkan.  Diusia sudah tidak muda lagi tapi bentuk bodinya tak kalah dengan bodi para perempuan yang lebih muda. Tanda-tanda ketuaan memang tak bisa ditutupi, tapi secara garis besar, dia masih sangat menggiurkan bagi para lelaki mana saja yang menatapnya.

Tak ada tanda-tanda buah dadanya kendor atau melorot seperti payudara para wanita seusianya yang sudah memiliki dua anak yang sudah dewasa tapi yang membikin aku suka bentuk putting susunya seperti bentuk biji salak. Perutnya rata, nyaris tak ada lemaknya. Kemudian aku Tarik celana dalamnya dan kubuang kebawah lantai dan aku segara naik keatas ranjang dan mendidih tubuh kakak iparku yang terlentang.

Kami Kembali berciuman dan berlumatan diatas ranjang dan tak lama kami sudah berubah menjadi posisi 69. Kakak iparku ternyata sangat licah sekali dalam urusan ranjang dibandingkan istriku atau adiknya. Dia tampak bersemangat mengulum batang kontolku sambil mengocoknya. Sesekali kakak ipraku ikut menjilat dan meremasi kantung kedua buah kontolku.

Rasanya sangat nikmat kulumannya. Bahkan kuluman istriku tidak sedahsyat kulumannya. Tampaknya kakak iparku ini benar-benar sudah lama tidak disentuh oleh suaminya, hingga kulumannya tampak begitu ganas. Di bawah sana, lidah dan jari-jariku tak kalah aktifnya dengan tangan kakak iparku. Lidahku bergerak naik-turun sambil menjilati bibir vaginanya. Tangan kiriku asyik meremasi pantatnya, sedangkan jari-jari tangan kananku asyik menusuki lubang vaginanya.

Kami terus saling merangsang dengan posisi 69 dan sambil terus mendesah kenikmatan. Kami saling mencium, menjilat, meremas, dan menggigit dengan dengan liarnya diatas ranjang. Sampai akhirnya kami sendiripun merasa tidak tahan. Tanpa ada aba-aba sebelumnya, serentak kami berubah posisi kakak iparku di bawah sedangkan aku bergerak menindih di atas tubuhnya yang terlentang. Sambil tersenyum nakal, kakak iparku membuka kedua selangkangannya lebar-lebar. Memamerkan bibir vaginanya yang menggairahkhan itu. Membuat aku sangat bernafsu.

Tak sabar segera kutuntun batang Kontolku ke lubang vaginanya yang sudah terlihat basah. Kugesek-gesekkan sejenak kepala Kontolku di bibir vaginanya, sebelum akhirnya kudorong pelan-pelan masuk.

Blessss….., sedikit demi sedikit batang Kontolku mulai masuk perlahan kedalam lubang vagina kakak iparku dan menimbulkan sensasi kenikmatan yang susah digambarkan rasanya. Kakak iparku sendiri terlihat terpejam menikmati sodokan batang kontolku yang masuk kedalam vaginanya yang hangat dan keras ini. Kurasakan vaginanya terasa seret dan sempit mungkin efek jarang disentuh oleh suaminya. Tampaknya kakak iparku sedikit kesakitan saat batang kontolku mulai masuk. Namun dengan rangsangan terus menerus dariku aku berikan ketubuhnya, akhirnya lubang vaginanya terasa semakin basah seiring meluapnya cairan pelumasnya dari dalam vaginanya, akibat rangsangan lidah dan tanganku di bagian buah dadanya.

Batang Kontolku terus melaju masuk hingga sampai kebagian dasar rahimnya. Lalu aku mulai perlahan begerak naik turun keluar masuk kontolku kedalam vaginanya bergerak dalam posisi push-up di atasnya. Sementara pantatku bergerak maju-mundur mengebor lubang vaginanya. Semakin lama gerak pantatku semakin kupercepat. Membuat desahan dan  jeritan erotis kakak iparku semakin keras terdengar.

Melihat kakak iparku mendesah tanpa henti membuatku aku semakin bersemangat dalam menikmati lubang vaginanya itu. Keringat mulai mengalir deras membasahi tubuh kami. Daster yang dipakai kakak iparku mulai basah oleh keringatnya karena pada hari itu udara siang sangat terasa panas. Tampak kakak iparku terus mendesah kenikmatan merasakan gesekan kontolku yang terus bergerak keluar masuk kedalam vaginanya.

Kedua kakinya mulai menyilangkan dibagian tubuhku agak semakin kuat mencengkram dan aku sendiri tak mau kalah. Sambil terus memompa Kontolku dalam-dalam kedalam vaginanya yang sudah semakin becek dan terus saling berlumatan dan berciuman antara bibir dan lidah. Sesekali aku sedot-sedot kedua putting susunya secara bergantian. Membuat pantat dan pinggul kakak iparku tampak bergoyang-goyang liar mengikuti gerak sodokan Kontolku yang terus bergerak keluar masuk itu. Aku nyaris dibuatnya begitu kenikmatan oleh Gerakan pinggulnya yang bergerak mengikuti gerak kontolku menusuk vaginana.

Tak terasa sekitar 10 menit lamanya kemudian kakak iparku mulai merasakan orgasme. Tubuhnya semakin erat memeluk tubuhku yang basah kuyup oleh keringat kami berdua. Tubuhnya mengejang-ngejang saat orgasme.

“Antonnnnn…..anghhhh….ahhh….tekan yang dalam….Antoonnnnn”, Kubiarkan dia merasakan saat orgasme merasakn didalam tubuhnya.

Begitu puas merasakan orgasme dan kubiarkan kakak iparku beristirahat sebentar setelah merasakan orgasmenya itu. Kemudian aku segera kembali melanjutkan petulanganku ditubuhnya itu. Kucoba Kembali membangkitkan gairahnya lagi dengan meremasi buah dadanya dan  titik erotisnya. Tak lama kami kembali berciuman dengan liarnya sambil saling meremas dan meraba. Tak butuh lama untuk membangkitkan gairahnya. Ciuman kami yang liar berhasil membuatnya panas kembali. Ketika aku hendak menggaulinya lagi dengan posisi serupa. Kakak iparku memintaku untuk bercinta lagi di posisi lain. Aku tersenyum mendengar permintaannya itu.

Kakak iparku kemudian naik ke atas pangkuanku membelakangiku. Dipegangnya batang Kontolku yang masih perkasa ini ke arah lubang vaginanya yang masih becek itu, lalu…Bless….kontolku langsung masuk kedalam vaginanya.

Pada posisi yang kedua ini, rasa nikmat yang kami rasakan terasa luar biasa. Batang kontolku begitu menikmati pijatan otot-otot dinding vaginanya. Tampak kepala kakak iparku bergoyang-goyang liar merasakan pompaan Kontolku didalam vaginanya. Kepala kontolku dapat memberikan kenikmatan tak terhingga kedalam tubuh kakak iparku.

Tubuh kakak iparku bergerak turun-naik dan  keluar-masuk, memompa dan terus memompa batang kontolku kedalam vaginanya, tubuhnya terus bergoyang dan digoyangkan diatas tubuhku. Semakin lama semakin liar dan cepat goyanganya seperti penari dangut. Sambil memompa, tak henti-hentinya kuremasi kedua buah dadanya yang masih terhalang daster satin yang masih melekat ditubuhnya dari belakang. Dan tak lama kemudian hampir sekitar 5 menit kakak iparku terus bergoyang seperti penari dangdut yang semakin liar itu meliak meliuk diatas tubuhku tampaknya dia orgasme lagi untuk yang kedua kalinya. Dan setelah kakak iparku orgasme kemudian terasa cairan spermaku akan segera keluar. Kemudian kutarik Kontolku keluar dari jepitan lubang vaginanya semenit sebelum aku muncrat.

Lalu kubaringkan kakak iparku terlentang lagi diatas ranjang dan kutindih tubuhnya sambil kugesek-gesek kontolku diatas perutnya sambil gesek-gesekan kepala kontolku diatas kain satin dasternya yang licin itu dan Crott…crottt…crot kusemburkan cairan spermaku berkali-kali diatas perutnya membasahi kain satin dasternya.

Cairan spermaku yang kental dan banyak itu membasahi kain satin daster yang dipakai kakak iparku. Kemudia batang kontolku dikocok-kocok oleh tangannya, seolah-olah dia tak puas dengan seluruh sperma yang kutumpah membasahi dasternya yang melekat ditubuhnya itu.

Puas bercinta diatas ranjang itu, kami sama terkapar sambil berpelukan sambil bercanda sesekali berciuman dan saling meremas. 15 menit setalelah sama-sama ngobrol diatas ranjang, aku segera mandi dikamar mandi yang ada didalam untuk membersihkan tubuhku dari sisa-sisa pergumulan dengan kakak iparku  tadi, agar tidak ketahuan dengan istriku saat pulang kerumah.

Selesai mandi kami Kembali ke kamar tamu sambil ngobrol-ngobrol lagi sambil menikmati kopi panas yang baru dibikinkan oleh kakak iparku dengan cemilan ringan. Tak lama begitu aku hendak pamit, kakak iparku buru-buru mencekal tangganku seperti tidak mau terpisahkan. Sambil menatapku, kakak iparku berpesan.

“Anton besok kalau ada waktu pulang dari kerja lebih sering-sering mampir ke rumahnya”, Aku hanya tersenyum saja mendengar permintaannya itu.

Begitu aku mau keluar dari pintu tangganku ditariknya dan kakak iparku mencium bibirku dengan sepenuh perasaan. Dia juga sempat meremas-remas kotntolku dari balik celana.

“Kenapa Mbak belum puas ya”.

“Ya Anton, aku kesepian butuh kaya gini”.

“Udah besok aku kesini lagi jangan lupa pakai daster yang kayak gini lagi”, sebelum dia melepasku di teras rumahnya.

Dalam perjalanan ke rumah, aku berkali-kali menghembuskan nafas panjang. Aku tak pernah menyangka akhirnya aku berselingkuh juga dengan kakak iparku ini.

Walaupun aku sangat menyesal telah mengkhianati istriku, aku tak bisa membohongi diriku sendiri kalau perselingkuhan itu ternyata nikmat juga. Sangat nikmat Ibarat rumput tetangga lebih hijau dari rumpur sendiri.

SEKIAN