Jumat, 28 April 2023

CERITA SEKS DENGAN BU LILIS PART KE-2

 

KENIKMATAN BERSAMA BU LILIS PART KE-2

Siang itu aku menunggu datangnya malam terasa lama sekali rasanya gairahku untuk berhubungan seks dengan Bu Lilis setengah baya itu sudah tidak bisa kutahan-tahan lagi. Namun akhirnya malam yang kunanti-nanti tiba juga rasanya. Begitu selesai makan malam dengan Bu Lilis. Kemudian aku langsung pamit masuk ke dalam kamarku dan menutupkan sambil mengunci pintu kamar. Kuambil cairan obat kuat yang ada didalam tasku dan kuoleskan Sebagian dibagian kepala kontolku. Setelah kuoleskan aku ganti pakaianku dengan pakaian piyama satin yang telah disiapkan oleh Bu Lilis diatas tempat tidurku tanpa memakai celana dalam lagi. Kemudian setelah siap, kupijat tombol lift dan masuk ke dalamnya.

Lift pun melesat ke lantai tiga. Ternyata benar. Pintu lift itu langsung menghubungkanku ke kamar pribadi Bu Lilis. Setelah pintu Lift terbuka tampak Bu Lilis yang sudah mengenakan baju tidur model daster satin yang sangat licin berwarna putih bermotif bunga mawar, menyambutku dengan senyum manisnya. Dia langsung memegang kedua pergelangan tanganku.

Aku mengangguk sambil tersenyum. Tercium wangi parfum hingga masuk kedalam rongga hidungku. Kemudian tanganku diraih, agar duduk berdampingan di atas sofa yang ada didalam kamar. Namun semuanya tidak kuperhatikan lagi setelah Bu Lilis memegang tanganku sambil berkata.

“Andre malam ini puaskan aku sepuasmu dan mau kamu apain aku juga silahkan sesukamu”, sambil Bu Lilis berkata itu dia juga merentangkan kedua kakinya sehingga aku bisa menyaksikan dengan jelas. Bahwa Bu Lilis sudah tidak memakai calena dalam lagi di balik dasternya yang putih dan licin itu.

Sehingga tampak belahan vaginanya itu jelas terlihat dikedua mataku dan sepasang putting susu  seperti biji salak menembus toket keluar menjeplak dikain satin dasternya. Bentuk vagina yang tembem dan bersih dari bulu-bulu kemaluanya yang dicukur habis. Nafsu birahiku langsung bergejolak. Dan langsung bersila di atas karpet, di antara kedua kaki Bu Lilis yang putih mulus. Kudekatkan wajahku kebelahan vaginanya yang tembem yang tampak seperti sedang tersenyum malu – malu itu…!. Tanpa ragu lagi kuciumi dan kujilati bagian vaginanya dengan lidahku.

“Ounghhhhh….Jilatin terussss…..Andreeee….lebih dalam lagi”, Bu Lilis mengusap - usap rambutku sambil menekan kepalaku.

Tanpa basa - basi lagi kungangakan bibir vaginanya dengan kedua tanganku. Sehingga bagian yang berwarna pink itu terbuka lebar. Bagian itulah yang lalu kujilati dengan lahap.  Sementara jempol kiriku mulai menggesek - gesek itilnya yang tampak menonjol “mancung”.

“Andree….ouuuoooohhhh…Andreee…Andreee….sedot itilnya andreeee….ounghhhh… ooooohhhhh”, desahan dan rintihan Bu Lilis mulai keras terdengar mengisi ruang kamarnya.

Bahkan beberapa saat kemudian Bu Lilis seperti tak kuasa lagi menahan nafsunya. Ia mengusap - usap rambutku sambil berkata terengah, “Suuu… suuudah Andreeee… ayo kita lanjutkan di atas ranjang  biar nikmat…udah dong….Andreeee… aku udah ngak tahan sayang…”, Kuikuti saja keinginan Bu Lilis.

Kulepas jilatanku dari belahan vaginanya, lalu aku bangkit berdiri dan mengikuti langkah Bu Lilis yang berjalan menuju ranjang yang beralaskan sperai kain satin berwarna serba merah muda yang berendra-rendra seperti ranjang penganti baru.

Mendekati ranjang Bu Lilis langsung naik dan terlentang tanpa melepas daster satin yang dikenakanya itu. Aku pun dengan cepat menanggalkan piyamaku. Dan langsung bugil karena sengaja aku tidak mengenakan celana dalam sebelum naik ke lantai tiga ini.

Kemudian aku merayap ke atas perut Bu Lilis dan menidih tubuhnya kemudia Bu Lilis langsung meraih batang kontolku yang sudah sangat tegang itu dan mengesek-gesek kepala kontolku ke bagian bibir vaginanya yang sudah basah oleh air liurku. Kemudian dia berkata.

“Masukan sekarang Andre….tekan kontolmu sekarang”, kutekan kontolku sekuat tenaga. Dan membenam sedikit demi sedikit ke dalam liang vagina Bu Lilis.

Blessssssss…ounghhhhh…anghhhhh….kontolku masuk dengan mulus kedalam vagina Bu Lilis. Aku benar-benar merasakan nikmatnya ketika kontolku sudah terbenam seluruhnya ke dalam liang vagina Bu Lilis.

Bu Lies pun mengerang histeris hingga mendesah sangat Panjang saat menerima kontolku yang Panjang masuk kedalam dasar rahimnya, “Oungghhhh…..andreee…..ooooh…kontolmu memang gede dan panjang banget. Ini sampai mentok di dasar bagian dasar rahimku sayang…”.

Aku pun mulai perlahan mengayun kontolku keluar masuk vaginanya. Dan terasa nikmat sekali bagian vagina Bu lilis yang sudah berumur itu.

“Ounghhhh….Bu Lilisssss….anghhhhh…nikmat sekali punya Ibu ini bakal bikin aku ketagihan…aku…..oungghhh…..anghhhh”.

“Anghhhh….ahhhh….ounghhhh….Ya Andre….sayang….Kapan pun kamu mau ngentoit aku, tinggal kamu naik aja ke lantai tiga ini. Kecuali kalua aku lagi datang bulan, pasti harus istirahat dulu,” sahut Bu Lilis sambil merangkul leherku ke dalam pelukannya. Kemudian menciumi bibirku dengan lahapnya. Disusul dengan bisikan.

“Ayoooo… entotlah aku sepuasmu Andre Sayaaaang …”, Tanpa banyak bicara lagi, kupercepat gerakan kontolku, bermaju mundur di dalam liang vaginanya yang terasa licin.

Bu Lilis pun mulai merintih - rintih dan mendesah tanpa henti, “Aaaaa…aaaaaah…Andreeee…aaaaaah…teruuussss…entoootttt teruuuusssss…tekan lebih dalame sayang…sedot putting susuku sayang…luar biasa enaknya kontolmu sayang… aku sudah dua kali menikah…tapi baru sekali ini merasakan nikmatnya dientooootttt…sama kamu”, Dalam keadaan seperti ini, aku mulai menyadari salah satu kelebihan perempuan berbokong gede.

Ketika aku mulai gencar mengentot Bu Lilis, biji pelerku sama sekali tidak menyentuh kain seprai. Hanya terombang - ambing di depan vagina Bu Lilis saja. Ini karena saking gedenya pantat Bu Lilis, sehingga pada waktu menelentang, vaginanya berada kurang lebih sejengkal dari kain seprai.

Aku pun berusaha memaksimalkan permainanku diatas ranjang Bersama Bu Lilis. Tampak Bu Lilis menikati permainanku hingga kedua tanya merem melek menikmati gesekan kontolku yang tanpa henti keluar masuk vaginanya yang sudah sangat becek itu. Bahkan pada saat kusedot-sedot puring susunya yang terhalang kain satin dasternya Bu Lilis merintihan - rintihan kenikmatan dan semakin menjadi – jadi,

“Andreee…oooo…oooooh…kamu sangat pandai membuatku aku kenikmatan terus andreee…jangan hentikan Gerakan mu sayang…teruuuussss…jilatin dan gigit - gigit putting sayang…aaaaaah”.

Aku sengaja ingin memperlihatkan kekuatanku bermain seks dengan Bu Lilis, apalagi aku juga sudah memakai obat kuat, supaya Bu Lilis kesan pertama menjadi ketagihan, ingin terus bermain dengan ku. Malam ini Sudah dua kali Bu Lilis orgasme. Tapi kontolku masih Tangguh belum terlihat tanda-tanda akan mucrat. Kontoku terus tanpa henti memompa liang vaginanya. Padahal keringatku mulai membasahi tubuhku. Keringat Bu Lilis juga sama-sama membasahi daster satin yang masih dikenakanya. AC pendingin kamar tidak bisa mendinginkan tubuh kita berdua diatas ranjang.

Sampai pada orgasme yang ketiga, Bu Lilis berkelojotan sambil mengerang, “Aku mau lepas lagi Andreeee…kalau  bisa dibarengin nggak?”.

“Mudah - mudahan bisa Bu,” sahutku sambil mempercepat genjotanku. Sambil menyedot - nyedot putting susunya yang besar seperti biji salak.

Dan Bu Lies mulai berkelojotan dan kemudian mengejang-ngejang dengan perut agak terangkat ke atas. Pada saat itulah aku pun menancapkan kontolku lebih dalam lagi menekan kedasar rahimnya hingga mentok. Lalu liang sanggama Bu Lilis terasa berkedut - kedut kencang saat orgasme yang ketiga, diikuti dengan gerakan spontan yang seperti spiral… laksana meremas dan memilin kontolku dan kurasakan laju cairan spermaku segera akan muncrat.

Crooot…cooootttt…crooooootttt…Cairan spemaku terasa mucrat sangat banyak sekali dan membuat tubuhku mengejang-ngejang kenikmatan saat cairan spermaku keluar membasahi isi rahimnya.

Akhirnya aku terkapar dan  terkulai lemas di atas tubuh Bu Lilis dan Bu Lilis pun juga terkulai lemas terlentang sambil memeluku. Namun sesaat kemudian dia mencium bibirku dengan lahapnya, disusul dengan bisikannya di dekat telingaku sambil menjilat.

“Terima kasih ya Andreee….Kamu telah memberikan sesuatu yang sangat berarti bagiku. Ini takkan kulupakan sampai kapan pun ngak sisa-sisa aku menunggumu disini”.

“Ya bu Andre juga bisa seneng kalau lihat ibu puas seperti ini dan ibu tidak akan kesepian selama Andre kerja Bersama Ibu,” sahutku. Kemudian kucabut kontolku dari dalam liang vagina Bu Lilis.

Bu Lilis pun duduk, lalu turun dari atas ranjang, “Ayo sayang kita bersih - bersih dulu kekamar Mandi sekalian aku mau kencing, “ajaknya.

Aku pun mengikuti langkah Bu Lies masuk ke dalam kamar mandi yang ada didalam kamar. Begitu berada di dalam kamar mandi, Bu Lilis langsung duduk di atas kloset. Dan aku berdiri membersihkan batang kontolku yang masih setengah lemas. Kemudian Bu Lilis bangkit dari kloset, sementara aku justru baru mulai kencing. Kemudian kubasuh kontolku yang masih berlepotan lendir. Pada saat itulah Bu Lilis memelukku dari belakang. Sambil berbisik.

“Masih kuat kamu Andre kalau diaja main lagi?”

“Kalau sama Ibu pasti Andre masih kuat Bu, pokonya kontol ini khusus buat Ibu”. Kataku.

“Oooo… begitu ya?”

“Iya Bu”, Bu Lilis menjawab dengan bisikan di dekat telingaku.

“Kontolmu bikin jadi aku ketagihan Sayang”, Kemudian kami keluar dari kamar mandi, menuju ranjang kembali. Di situlah Bu Lilis meremas - remas kontolku dengan lembut sambil berkata.

“Kalau anak muda sih dipegang dan diremas - remas begini juga pasti bisa tegang lagi. Naaaah…sudah berdiri lagi kan”.

“Iya… mau dilanjutkan Bu?” tanyaku.

“Ayooo…tapi  ganti posisi ya. Sekarang main posisi nungging ya”, kemudian Bu Lilis segera mengambil posisi menungging di atas ranjang.

Kutepuk-tepuk bokongnya yang gede itu dan sambil kusodok-sodok kontolku dari belakang dengan posisi doggy. Tak cuma itu saja, pergelutanku yang kedua malam itu semakin banyak variasi kadang  Bu Lilis posisi main di atas kadang  aku main di bawah. Dengan obat kuat yang kupakai efek dari itu semua agar membuat aku dihadapan Bu Lilis seolah ingin memperlihatkan keperkasaanku, agar Bu Lilis merasa sangat puas terhadapanku.

Menjelang pagi, aku Kembali menyetubuhi Bu Lilis lagi. Kali ini kembali menggunakan posisi missionary. Aku di atas, Bu Lilis di bawah.

Hari demi hari kulalui dengan penuh gairah. Bukan sekadar gairah kerja, tapi juga gairah seks. Karena hari - hari yang kulewati selalu ditemani oleh seks. Bu Lilis pun semakin baik padaku. Transfer demi transfer mengalir ke buku rekening tabunganku. Kalau dihitung secara kasar, saldo rekening tabunganku sudah bisa dipakai untuk membeli mobil baru. Tapi untuk apa beli mobil? Bukankah keenam mobil mahal milik Bu Lilis yang tersimpan di garasi bisa kupakai kapan dan ke mana saja aku mau.

Sudah seminggu aku mengurus perkebunan yang ada di Malang milik Bu Lilis dan Ketika baru pulang dari malang dan Ketika aku membuka pintu lift, ternyata Bu Lilis sedang berdiri di depan pintu lift. Hanya memakai gaun tidur satin berwarna merah, sambil tersenyum ceria dan merentangkan kedua tangannya. Aku pun berjalan ke dalam pelukannya.

“Kenapa lama sekali gak pulang - pulang?” tanya Bu Lilis setelah menciumi sepasang pipiku.

“Iya Bu, Banyak sekali yang harus diurus, terutama untuk mnengurus lahan – lahan Ibu. Tapi sekarang semua  sudah clear.

“Aku sudah kangen sama kamu, sudah seminggu kamu tidak membelaiku Andre” sahut Bu Lilis yang membiarkanku menyelinapkan masuk kedalam celana dalamnya.

Kemudian kami berdua masuk ke Lift dan langsung menuju ke kamar Bu Lilis,  tanpa melepas gaun tidur satin warna merahnya dan naik keatas ranjang kemudian Bu Lilis merebahkan diri, dengan secepat kilat kubuka baju dan celanaku hingga bugil dan segera langsung naik keatas ranjang.

Kemudian sebelum aku menidih tubuh Bu Lils kutari celana dalamnya hingga terlepas dari tubuhnya dan kontolku yang sudah tegang itu Langsung saja menyelinap masuk kedalam vaginanya tanpa pemanasan lagi.

Blessss….. kontolku langsung saja masuk kedalam vagina Bu Lilis dan langsung saja ku Gerakan maju mundur.

“Anghhhh…ounggg….genjot terussss…..sayang….udah seminggu nganggur….genjot terus….anghhhh”.

“Gimana Bu….enak kan….kalau perlu aku akan tidur tinggal di sini saja supaya kalau lagi kepengen ibu bisa suwaktu-waktu kita main disini.”

“Nggak harus tidur tinggal di sini terus. Kan bisnismu juga harus diurus Sayang mengurusi usahaku.. Ooooh…Sayaaang… ini nikmat banget sayang terus Sayaaang…genjot lebi dalam saying”.

Aku rasakan liang vaginanya memang lain dari yang lain. Rasanya kenyal dan legit, ada gerakan mpot-mpotan pula di dalamnya. Rasanya umur boleh tidak muda lagi tapi kenikmatan vaginanya membuat aku ketegiahan. Setiap kali aku berhubungan seks dengan Bu Lilis, selalu saja aku dibuat melayang - layang kenikmatan dan diiringi bunyi merdu suara gesekan kontolku dengan vaginanya.

Bentuk buah dadanya yang tidak besar tapi memiliki putting yang sangat besar seperti biji buah salak semakin aku selalu ketagihan untuk diremas - remas dan diemut-embut putung susunya.

“Andreeee… aaaaaa… aaaaahhhh…nikmat sekali Andreee…sudah seminggu kamu nggak masukan punya kamu didalam punyaku sayangggg…..genjot terus andreee… tapi jangan terlalu lama ya. Kalau bisa barengin kita keluarnya kalua terlalu lama ngak enak sayang”, Aku mengiyakan apa yang dikatakan Bu Lilis sambil tetap mengayun kontolku, maju mundur di dalam vaginanya.

Sementara keringat pun mulai membasahi tubuhku, bercampur aduk dengan keringat Bu Lilis yang membasahi gaun satin yang dipakainya. Saat terus genjotanku ada sesuat bisakan yang terdengan ditelinagku.

“Sayang….aku udah mau keluar…ayo kaau bisa bareng Sayang…”.

“Iya Bu”,  sahutku sambil memacu kontolku secepat mungkin.

Sementara Bu Lilis sudah berkelojotan dan tubuhnya mengejang-ngejang dan akhirnya aku pun pura-pura mengejang-ngejang juga Tapi aslinya aku belum merasakan ada tanda-tanya spemaku akan keluar. Karena biar terlihat sama-sama orgasme aku berpura - pura sedang keluar juga, sambil membenamkan kontolku sedalam mungkin, sambil kukejut – kejutkan seolah - olah sedang ngecrot. Padahal aku belum apa - apa.

Liang vaginna Bu Lilis pun terasa mengejut - ngejut, sementara liang vaginanya terasa banjir dan becek dengan lendir kewanitaannya.

“Duuuuh… luar biasa nikmatnya sayang kontolmu”, cetus Bu Lilis sambil mengecup bibirku dengan mesra.

Aku tersenyum. Lalu aku melanjutkan lagi genjotanku yang sempat terhenti beberapa menit karena kuberikan kesempatan Bu Lilis merasakan orgasme.

“Ounghhhh….punya Ibu benar-benar enak sekali,” ucapku sambil mengayun kontolku dalam gerakan perlahan di dalam liang vaginanya yang terasa becek karena habis orgasme tadi.

“Enak apa? Becek gini dibilang enak”, Bu Lilis mendelik.

“Becek lantaran abis orgasme justru aku suka bu bikin ketagihan”, sahutku sambil menjilati dan menyedot putting susunya.

“Ounghhhh….kamu memamng benar-benar kuat sayang sudah keluar masih bisa genjot”, dalam hatiku aku tadi memang pura-pura keluar tapi kenyataanya masih belum.

Kusedot putting susunya dan kukenyot-kenyot sampai kutarik dengan gigiku sambil terus kugenjot kontolku terus keluar masuk vaginanya.

“Anghhhhh…sedot yang kuat sayang… aaaaaaaaah Andreeee…enak sayang… aaaaaah… iya… jilatin terus dan sedot jangan dilepas sayang”.

Aku pun mempercepat genjotanku Seolah mesin pompa yang sedang bekerja… maju mundur dan maju mundur terus di dalam lubang vagina Bu Lilis. Terkadang kujilati leher jenjangnya yang sudah basah oleh keringat. di saat lain kujilati telinganya, kelopak matanya, putting susunya. Bahkan terkadang kusedot - sedot bila melihat putting susunya yang tegang itu menembus gaun satin.

Sementara batang kontolku terus - terusan menyundul - nyundul dasar liang vagina Bu Lilis. Aku memang ingin memperlihatkan keperkasaanku sampai orgasme dan orgasme lagi, sementara aku masih bertahan diposisi di atas tubuhnya. Padahal keringat sudah membanjiri tubuhku.

Sampai akhirnya, setelah Bu Lilis orgasme lebih yang kedua kalinya, aku pun merasakan cairan spemaku akan segera muncrat dan kutancap kontolku sedalam-dalam mungkin. Sambil ku memuntahkan lendir kenikmatanku.

Crot… croooottttttt… crotcrottttt… croooooootttttt… crooootttttt…Aku mengejang-ngejang kenikmatan, lalu terkulai lemas di atas tubuh Bu Lilis.

“Gila…kamu Andre lebih dari sejam kamu ngentot aku…emang luar biasa…” ucap Bu Lilis sambil memijat hidungku.

“Andreee….ayo kita mandi bareng, laksana pengantin sehabis melakukan malam pertama”.

Lalu kami mandi bareng. Sambil saling menyabuni. Dalam keadaan seperti ini, selalu saja nafsuku bangkit lagi. Bu Lilis juga tahu itu.

“Iiiih… kontolmu kok berdiri lagi Andre?!” ucapnya ketika aku sedang menyabuninya.

“Iya Bu, Pengen dimasukan lagi ke dalam punya Ibu lagi”, sahutku.

“Sudah kita harus selesaikan kerjaan dulu sayang. Nanti kalau sudah selesai urus masalah tanah yang harus direhibilitasi itu, kamu akan kuentot sepanjang malam sampai besok pagi. Sanggup?” Bu Lilis  melingkarkan lengannya di leherku. Menatapku sambil tersenyum danberkata.

“Apa pun yang kamu inginkan, pasti kukabulkan. Karena aku sudah menjadi milikmu, Pangeran…”, Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di dalam mobil lagi.

Hingga saat ini aku bekerja dengan Bu Lilis untuk mengurusi usaha sayur dan buah miliknya dan juga aku sebagai pemuas nafsunya diatas ranjang demi kemikmatan.

TAMAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar