IBU
MAYA PEMUAS NAFSUKU
Perkenalkan
namaku Andre aku bekerja disebuah perusahaan swasta yang ada disurabaya dan aku masih sendiri dan belum
keluarga. Dikantor aku menjalin hubungan dengan wanita yang sudah berkeluarga, usianya
sudah tidak muda lagi sekitar hampir 40
tahun.
Namanya
Ibu Maya, dia belum memilki anak sedangkan suaminya bekerja seorang pelayar. Ibu
Maya adalah atasanku dikantor. Aku berselingkuh dengan Ibu Maya sejak aku
pindah disurabaya dan kami menjalin hubungan asmara secara diam-diam sejak kami
ditugaskan selama dua minggu dijakarta. Apalagi semenjak Kebutuhan biologis Bu
Maya jarang didapat dari suaminya, akulah yang mengganti semua posisi untuk
memuaskan bilogis seksnya diranjang.
Aku
memanfaatkan Ibu Maya sebagai pemuas nafsu birahiku. Setiap pulang kerja aku
menyempatkan ke rumah Ibu Maya untuk melampiaskan nafsuku. Saat aku datang
kerumahnya Ibu Maya selalu memakai daster atau baju tidur berbahan satin tanpa
memakai Bra dan Cd lagi didalamanya. Dia sengaja memakai daster-daster yang
serba licin dan mengkilap agar aku selalu terangsang melihatnya.
Ibu
Maya tau kelemahanku untuk bisa membuat aku bernafsu terus denganya setiap hari.
Kebetulan dia seorang memiliki koleksi baju-baju tidur serba satin. Jadi kebetulan kami memiliki kesukaan dan hobi
yang sama dengan kelembutan seperti kain satin. Setiap pulang kerja aku langsung
datang ke rumah Ibu Maya, kekasih hatiku. Udah seperti rumah sendiri. Aku
selalu memakai motor agar masuk kerumah
Ibu Maya tidak terlihat tetangga sekitar.
Setiap
aku datang Bu Maya, sudah berdandan cantik dan seksi dengan daster satin yang seksi. Aku langsung Horny
dibuatnya setiap aku datang. Aku duduk disofa, Bu Maya selalu membuatkan kopi
panas. Udah seperti suami istri sendiri. Walaupun Ibu Maya sudah berumur tetapi
masih memiliki tubuh yang langsing.
“Andre
kok jam segini baru datang sih sayang, aku kan udah kangen pengen dipeluk..”,
dengan manja Ibu Maya berbicara sambil menatapku.
“Iya
sayang tapikan tiap hari Andre kesini buat nemeni sayangku”, dengan nada lemah
ucapanku.
Padahal
setiap hari aku selalu menyempatkan waktu untuk dia. Masih aja bilang kangen
sama aku, Ibu Maya gairah seks nya sangat tinggi. Permainan diranjang sangat
pintar sekali seperti film-film porno. Untungnya aku bisa mengimbangi permainan
seksnya.
Seperti
biasa setelah menghabiskan rokok dan kopi aku bergegas menyusul masuk kamar Ibu
Maya. Ibu Maya sudah menunggu di ranjang yang ukuran sangat besar dengan tempat
tidur berlapiskan seperai satin berwarna merah muda. Tubuhnya yang seksi
terbaring di atas ranjang, aku segera mendekatinya dengan tubuh bugilku. Aku peluk
dan kucium bibirnya, terasa nikmat ciumannya. Aku biarkan Ibu Maya bergerak
sesuka dia, Dia paling suka mengulum penisku, menjilat selakanganku hingga
lubang pantatku.
“ahhhhhhhh…”
Aku
sangat Horny saat dia menjilat bagian-bagian yang membuat ku tegang. Setelah
menjilat dia kecup ujung penisku dan pantatku. Dia putar-putar lidahnya. Penisku
paling suka digengam dikocong dengan tanganya menggunakan selimut satin yang
ada diranjang ataupun kain satin dasternya. sampai spermaku kadang dibuat
hampir keluar.
“Ahhhhhh…ahhhhh… udah
sayang nanti keluar sayang..”
“keluarin
aja, biar lega.”ucap Ibu Maya.
Kadang
sebelum mulai permainanku dengan Bu Maya spermaku sering dikeluarin dengan
kocokan gangaman tanganya dengan kain satin hingga mucrat membasahi daster dan
tempat tidur. Sisa spermaku selalu dibersihkan dengan lidahnya. Ibu Maya
benar-benar menyenangkan pandai membuat aku puas.
“lagi
dong, ini baru pemanasan gantian mainin aku “kata Ibu Maya sambil mengelus
penisku.
Ibu
Maya terbaring diranjang, aku langsung menciumi dadanya. aku mainkan kedua putting
dadanya yang menembus kain satin dasternya itu payudaranya, aku jilat ujungnya.
Tubuh Ibu Maya
menggeliat merasakan kenikmatan Dengan desahan lirih.
“Ahhhh..ahhhh…”
Jilatan lidahku membuat Ibu Maya langsung basah, Tampak keluar
cairan dari lubang
vaginanya.
kemudian aku jilat dan sedot lubang vagina dengan lidah dan mulutku sambil Memutar-mutar lidahku
di lubang vaginanya.
Terus mendesah manja, suara Ibu Maya mendesah panjang.
“Anghhhhhh..aahhhhhhhhhh….”.
Semakin basah cairan yang keluar dari dalam vaginanya, aku coba
dengan mengesek-gesekan penisku kedalam lubang vaginanya, sedikit demi sedikit
penis itu masuk semakin masuk dengan mudah kedalam vagina Ibu Maya, aku berusaha
memulai gerakan penisku masuk
hingga mentok ke dalam dasar rahimnya. Ibu Maya tampak
tak kuasa menahan penisku begitu masuk kebagian paling dasar vaginanya, desah dan
desahan sangat
keras terdengar didalam kamar.
Kedua tangannya
memelukku erat, sambil mencium bibirku.
“Anghhhhhhh lagi sayang
lagi lebih dalam lagi….ahhhhh”.
Aku
terus berusaha membuat Ibu Maya
puas denganku, kugerakan dengan irama keluar masuk penisku dengan sangat
cepat kedalam lubang vaginanya. Membuat
Ibu Maya
tak kuasa lagi menahan puncak
orgasme,
dan saat orgasme tubuh Ibu Maya bergetar sangat hebat sekali sambil memeluk
tubuhku sangat kuat.
“Sayanggg.....anghhhh....ahhhh...ahhhh”, hanya desahan
pajang sambil Ibu Maya hanya bisa menikmati orgasme.
Genjotanku semakin kuperlambat hingga orgasme yang
dirasakan Ibu Maya benar-benar puas dirasakanya. Penisku terasa dipijat-pijat
saat Ibu Maya mengalami orgasme. Tanpa henti kulanjutkan lagi genjotanku
menusuk lubang vaginanya. Semakin lama semakin kupercepat kembali gerakanku dan
hampir 5 menit ku genjot lubang vaginanya dengan penisku, sampai akhirnya
cairan spermaku
sepertinya mau keluar.
“Ibu....Mayaaaaa...Andre....mau keluarrr....anghhhh”.
“Keluariiii saja didalam sayang sekarang”.
“Crrooooottt….croooottt….crottttt”, Akhirnya cairan
spermaku
keluar membasahi dasar rahim Ibu Maya.
Nikmat
sekali rasanya sampai aku
terbaring lemas dengan posisi penisku masih berada didalam lubang vagina
Ibu Maya sampai benar-benar penisku lemas dan terlepas dari dalam vaginanya.
Tak jarang setiap hari kami bercumbu
diatas kasur Ibu Maya setiap pulang kerja. Noda
sperma dan keringat kami semua menjadi satu padu diatas hamparan kain sperai
satin yang berwarna merah mudah itu. Bila kita tidak ketemu sehari rasanya nggak
afdol seperti minum kopi tanpa gula. Gairah seks ku tinggi hampir
sama seperti Ibu Maya, apalagi bila Ibu Maya memakai pakaian satin langsung
gairahku naik.
Dikantor kami satu ruangan dengan Ibu Maya jadi kami selalu
saling berpandangan.
Ibu Maya selalu bernapilan sangat anggun. Apalagi
bila memakai kemeja satin dan rok satin, aku semakin nafsu meliatnya,
setiap kali berada dihadapanku aku hanya mengelus penisku.
Suatu hari
susana sore semakin
terlihat mendung seperti mau segera turun hujan,
terdengar petir
menyambar-nyambar. Karyawan satu persatu mulai pulang kerumah masing-masing,
hanya kami berdua denga Ibu Maya yang masih berada dikantor untuk menyelesaikan
laporan.
Hari itu Ibu Maya memakai kemeja satin merah dan rok
satin hitam yang sangat longgar, apalagi suasan diluar mulai turun hujan sangat
deras dan kesempatanku untuk
bisa melapiaskan nafsuku yang sedari tadi sudah sangat kutahan. Aku menutup pintu
kantor dan mengucinya dari dalam takut satpam ada yang masuk kekantor. Terlihat keadaan
sudah aman, aku kunci pintunya. Aku udah nggak sabar buat melampiaskan nafsuku
sejak tadi pagi. Ibu Maya yang duduk di ruangan, seperti biasa dia terlihat siap
melayani gairah seksku. Aku
dekati sambil memutar kursinya dan menghadap didepanku.
Penisku yang sudah tegeng itu segera ku buka dari
resleting celanaku Suasananya
mendukung banget hujan deras dan dingin. Ibu Maya yang siap melayaniku dengan sepenuh hati. Tak
sia-sia aku memilihnya untuk jadi kekasih hati dan pemuas gairah seksku. Dia
selalu siap kapan dan dimana saja untukku. Aku mulai membuka kancing baju yang
paling atas, lalu melepas Branya tanpa melepas kemejanya. Puting susunya yang
mulai terlihat menonjol menembus kain satin kemejanya itu langsung kujilat, kelemahan Ibu Maya kalau kujilat
dan kusedot puting susunya.
Tubuhnya langsung menggeliat
manja dengan kenikmatan.
Kulebarkan kedua kakinya menyamping disisi kursi kerjanya
sambil kutarik Cdnya hingga terlepas kebawah lantai, penisku yang sudah sangat
tegang itu langsung saja kumasukan kedalam lubang vaginanya.
Bless....begitu
penisku masuk kevagina Ibu Maya, langsung saja ku genjot.
“Ahhhhh…ahhhhh…..Andre...”, Tiba-tiba Ibu Maya
mengatakan.
“Ouhhh…
Andre sayang jangan
keluarin lama-lama nanti ada satpam yang ngelihat kita”, Sambil berkata seperti
itu aku terus
merasakan genjotan penisku didalam dinding vaginanya.
“Udah tenang aja Ibu Maya,
pintu kantor sudah saya kunci…kita bisa
aman disini untuk berlama-lama”.
Ibu Maya
pasrah dan hanya terpejam matanya. Dia menggangkan pantat dan
menggoyangkannnya. Goyangan Ibu Maya
mantap banget, mulutku sambil mengemut puting susunya. Cairan
terlihat sangat banyak
membasahi lubang vaginanya.
Gairah seksu
semakin memuncak.
“Anghhhhhhh…ahhhhh…ahhhhh……Andre....sayanggggg....aku
mau”, tubuh Ibu Maya bergetar sangat kuat sekali saat orgasme. Tak lama
berselang kurasakan cairan spermaku juga akan segera keluar.
Croooottt…crooootttttt
aku keluarkan spermaku didalam rahim Ibu Maya sambil menikmati sensai
puncak orgasme yang aku rasakan.
kulumat
bibir Ibu Maya sambil kita sama-sama bermain lidah dengan penuh gairah seks.
“Anghhhhhhhh…nikmat banget Ibu Maya
sayang…rasanya
nggak mau lepas penisku ini dari dalam vaginamu sayang”.
“Iya Andre...., Ibu pinggin kita setiap hari bisa menikmati seks ini setiap saat.”.
Ibu Maya menjadi ketagihan untuk melakukan seks denganku
setiap kita ada kesempatan baik dirumah maupun dikantor. Itulah kisahku cintaku dengan
istri
orang yang udah aku jalani hampir sudah setengah tahun.
Kami setiap
hari melakukan hubungan seks, dikantor dirumahnya sesekali di hotel. Hanya pada
saat haid kami tidak melakukan hubungan seks. Cairan spermaku sudah berapa
banyak ditampung didalam rahimnya, untungnya Ibu Maya tidak hamil karena ikut
KB. Aku
dan Ibu Maya sama-sama menikmati
kehidupan yang seperti ini karena saling menguntungkan. Aku sangat
puas main denganya sedangkan Ibu Maya selama ditinggal suaminya berlayar dapat
mengisi kekosongan untuk mendapat kepuasan selama suaminya tidak dirumah.
Selesai.