Selasa, 26 Februari 2019

CERITA SEKS DENGAN IBU MAYA


IBU MAYA PEMUAS NAFSUKU

Perkenalkan namaku Andre aku bekerja disebuah perusahaan swasta yang ada  disurabaya dan aku masih sendiri dan belum keluarga. Dikantor aku menjalin hubungan dengan wanita yang sudah berkeluarga, usianya sudah tidak  muda lagi sekitar hampir 40 tahun.


Namanya Ibu Maya, dia belum memilki anak sedangkan suaminya bekerja seorang pelayar. Ibu Maya adalah atasanku dikantor. Aku berselingkuh dengan Ibu Maya sejak aku pindah disurabaya dan kami menjalin hubungan asmara secara diam-diam sejak kami ditugaskan selama dua minggu dijakarta. Apalagi semenjak Kebutuhan biologis Bu Maya jarang didapat dari suaminya, akulah yang mengganti semua posisi untuk memuaskan bilogis seksnya diranjang.

Aku memanfaatkan Ibu Maya sebagai pemuas nafsu birahiku. Setiap pulang kerja aku menyempatkan ke rumah Ibu Maya untuk melampiaskan nafsuku. Saat aku datang kerumahnya Ibu Maya selalu memakai daster atau baju tidur berbahan satin tanpa memakai Bra dan Cd lagi didalamanya. Dia sengaja memakai daster-daster yang serba licin dan mengkilap agar aku selalu terangsang melihatnya.

Ibu Maya tau kelemahanku untuk bisa membuat aku bernafsu terus denganya setiap hari. Kebetulan dia seorang memiliki koleksi baju-baju tidur serba satin.  Jadi kebetulan kami memiliki kesukaan dan hobi yang sama dengan kelembutan seperti kain satin. Setiap pulang kerja aku langsung datang ke rumah Ibu Maya, kekasih hatiku. Udah seperti rumah sendiri. Aku selalu memakai motor agar  masuk kerumah Ibu Maya tidak terlihat tetangga sekitar.

Setiap aku datang Bu Maya, sudah berdandan cantik dan seksi dengan  daster satin yang seksi. Aku langsung Horny dibuatnya setiap aku datang. Aku duduk disofa, Bu Maya selalu membuatkan kopi panas. Udah seperti suami istri sendiri. Walaupun Ibu Maya sudah berumur tetapi masih memiliki tubuh yang langsing.
“Andre kok jam segini baru datang sih sayang, aku kan udah kangen pengen dipeluk..”, dengan manja Ibu Maya berbicara sambil menatapku.

“Iya sayang tapikan tiap hari Andre kesini buat nemeni sayangku”, dengan nada lemah ucapanku.
Padahal setiap hari aku selalu menyempatkan waktu untuk dia. Masih aja bilang kangen sama aku, Ibu Maya gairah seks nya sangat tinggi. Permainan diranjang sangat pintar sekali seperti film-film porno. Untungnya aku bisa mengimbangi permainan seksnya.

Seperti biasa setelah menghabiskan rokok dan kopi aku bergegas menyusul masuk kamar Ibu Maya. Ibu Maya sudah menunggu di ranjang yang ukuran sangat besar dengan tempat tidur berlapiskan seperai satin berwarna merah muda. Tubuhnya yang seksi terbaring di atas ranjang, aku segera mendekatinya dengan tubuh bugilku. Aku peluk dan kucium bibirnya, terasa nikmat ciumannya. Aku biarkan Ibu Maya bergerak sesuka dia, Dia paling suka mengulum penisku, menjilat selakanganku hingga lubang pantatku.

“ahhhhhhhh…”

Aku sangat Horny saat dia menjilat bagian-bagian yang membuat ku tegang. Setelah menjilat dia kecup ujung penisku dan pantatku. Dia putar-putar lidahnya. Penisku paling suka digengam dikocong dengan tanganya menggunakan selimut satin yang ada diranjang ataupun kain satin dasternya. sampai spermaku kadang dibuat hampir keluar.

Ahhhhhh…ahhhhh… udah sayang nanti keluar sayang..”

“keluarin aja, biar lega.”ucap Ibu Maya.

Kadang sebelum mulai permainanku dengan Bu Maya spermaku sering dikeluarin dengan kocokan gangaman tanganya dengan kain satin hingga mucrat membasahi daster dan tempat tidur. Sisa spermaku selalu dibersihkan dengan lidahnya. Ibu Maya benar-benar menyenangkan pandai membuat aku puas.
“lagi dong, ini baru pemanasan gantian mainin aku “kata Ibu Maya sambil mengelus penisku.

Ibu Maya terbaring diranjang, aku langsung menciumi dadanya. aku mainkan kedua putting dadanya yang menembus kain satin dasternya itu payudaranya, aku jilat ujungnya. Tubuh Ibu Maya menggeliat merasakan kenikmatan Dengan desahan lirih.

Ahhhh..ahhhh…”

Jilatan lidahku membuat Ibu Maya langsung basah, Tampak keluar cairan dari lubang vaginanya. kemudian aku jilat dan sedot lubang vagina dengan lidah dan mulutku sambil Memutar-mutar lidahku di lubang vaginanya. Terus mendesah manja, suara Ibu Maya mendesah panjang.

Anghhhhhh..aahhhhhhhhhh….”.

Semakin basah cairan yang keluar dari dalam vaginanya, aku coba dengan mengesek-gesekan penisku kedalam lubang vaginanya, sedikit demi sedikit penis itu masuk semakin masuk dengan mudah kedalam vagina Ibu Maya, aku berusaha memulai gerakan penisku masuk hingga mentok ke dalam dasar rahimnya. Ibu Maya tampak tak kuasa menahan penisku begitu masuk kebagian paling dasar vaginanya, desah dan desahan sangat keras terdengar didalam kamar. Kedua tangannya memelukku erat, sambil mencium bibirku.
Anghhhhhhh lagi sayang lagi lebih dalam lagi….ahhhhh”.

Aku terus berusaha membuat Ibu Maya puas denganku, kugerakan dengan irama keluar masuk penisku dengan sangat cepat kedalam lubang vaginanya. Membuat Ibu Maya tak kuasa lagi menahan puncak orgasme, dan saat orgasme tubuh Ibu Maya bergetar sangat hebat sekali sambil memeluk tubuhku sangat kuat.
“Sayanggg.....anghhhh....ahhhh...ahhhh”, hanya desahan pajang sambil Ibu Maya hanya bisa menikmati orgasme.

Genjotanku semakin kuperlambat hingga orgasme yang dirasakan Ibu Maya benar-benar puas dirasakanya. Penisku terasa dipijat-pijat saat Ibu Maya mengalami orgasme. Tanpa henti kulanjutkan lagi genjotanku menusuk lubang vaginanya. Semakin lama semakin kupercepat kembali gerakanku dan hampir 5 menit ku genjot lubang vaginanya dengan penisku, sampai akhirnya cairan spermaku sepertinya mau keluar.
“Ibu....Mayaaaaa...Andre....mau keluarrr....anghhhh”.

“Keluariiii saja didalam sayang sekarang”.

“Crrooooottt….croooottt….crottttt, Akhirnya cairan spermaku keluar membasahi dasar rahim Ibu Maya.
Nikmat sekali rasanya sampai aku terbaring lemas dengan posisi penisku masih berada didalam lubang vagina Ibu Maya sampai benar-benar penisku lemas dan terlepas dari dalam vaginanya.


Tak jarang setiap hari kami bercumbu diatas kasur Ibu Maya setiap pulang kerja. Noda sperma dan keringat kami semua menjadi satu padu diatas hamparan kain sperai satin yang berwarna merah mudah itu. Bila kita tidak ketemu sehari rasanya nggak afdol seperti minum kopi tanpa gula. Gairah seks ku tinggi hampir sama seperti Ibu Maya, apalagi bila Ibu Maya memakai pakaian satin langsung gairahku naik.

Dikantor kami satu ruangan dengan Ibu Maya jadi kami selalu saling berpandangan. Ibu Maya selalu bernapilan sangat anggun. Apalagi bila memakai kemeja satin dan rok satin, aku semakin nafsu meliatnya, setiap kali berada  dihadapanku aku hanya mengelus penisku.

Suatu hari susana sore semakin terlihat mendung seperti mau segera turun hujan, terdengar petir menyambar-nyambar. Karyawan satu persatu mulai pulang kerumah masing-masing, hanya kami berdua denga Ibu Maya yang masih berada dikantor untuk menyelesaikan laporan.

Hari itu Ibu Maya memakai kemeja satin merah dan rok satin hitam yang sangat longgar, apalagi suasan diluar mulai turun hujan sangat deras dan kesempatanku untuk bisa melapiaskan nafsuku yang sedari tadi sudah sangat kutahan. Aku menutup pintu kantor dan mengucinya dari dalam takut satpam ada yang masuk kekantor. Terlihat keadaan sudah aman, aku kunci pintunya. Aku udah nggak sabar buat melampiaskan nafsuku sejak tadi pagi. Ibu Maya yang duduk di ruangan, seperti biasa dia terlihat siap melayani gairah seksku. Aku dekati sambil memutar kursinya dan menghadap didepanku.

Penisku yang sudah tegeng itu segera ku buka dari resleting celanaku Suasananya mendukung banget hujan deras dan dingin. Ibu Maya yang siap melayaniku dengan sepenuh hati. Tak sia-sia aku memilihnya untuk jadi kekasih hati dan pemuas gairah seksku. Dia selalu siap kapan dan dimana saja untukku. Aku mulai membuka kancing baju yang paling atas, lalu melepas Branya tanpa melepas kemejanya. Puting susunya yang mulai terlihat menonjol menembus kain satin kemejanya itu langsung kujilat, kelemahan Ibu Maya kalau kujilat dan kusedot puting susunya. Tubuhnya langsung menggeliat manja dengan kenikmatan.

Kulebarkan kedua kakinya menyamping disisi kursi kerjanya sambil kutarik Cdnya hingga terlepas kebawah lantai, penisku yang sudah sangat tegang itu langsung saja kumasukan kedalam lubang vaginanya. 
Bless....begitu penisku masuk kevagina Ibu Maya, langsung saja ku genjot.

Ahhhhh…ahhhhh…..Andre..., Tiba-tiba Ibu Maya mengatakan.

“Ouhhh… Andre sayang jangan keluarin lama-lama nanti ada satpam yang ngelihat kita”, Sambil berkata seperti itu aku terus merasakan genjotan penisku didalam dinding vaginanya.

Udah tenang aja Ibu Maya, pintu kantor sudah saya kuncikita bisa aman disini untuk berlama-lama.
Ibu Maya pasrah dan hanya terpejam matanya. Dia menggangkan pantat dan menggoyangkannnya. Goyangan Ibu Maya mantap banget, mulutku sambil mengemut puting susunya. Cairan terlihat sangat banyak membasahi lubang vaginanya. Gairah seksu semakin memuncak.

Anghhhhhhh…ahhhhh…ahhhhh……Andre....sayanggggg....aku mau”, tubuh Ibu Maya bergetar sangat kuat sekali saat orgasme. Tak lama berselang kurasakan cairan spermaku juga akan segera keluar.

Croooottt…crooootttttt aku keluarkan spermaku didalam rahim Ibu Maya sambil menikmati sensai puncak orgasme yang aku rasakan. kulumat bibir Ibu Maya sambil kita sama-sama bermain lidah dengan penuh gairah seks.

Anghhhhhhhh…nikmat banget Ibu Maya sayang…rasanya nggak mau lepas penisku ini dari dalam vaginamu sayang”.


“Iya Andre...., Ibu pinggin kita setiap hari  bisa menikmati seks ini setiap saat.”.

Ibu Maya menjadi ketagihan untuk melakukan seks denganku setiap kita ada kesempatan baik dirumah maupun dikantor. Itulah kisahku cintaku dengan istri orang yang udah aku jalani hampir sudah setengah tahun.

Kami setiap hari melakukan hubungan seks, dikantor dirumahnya sesekali di hotel. Hanya pada saat haid kami tidak melakukan hubungan seks. Cairan spermaku sudah berapa banyak ditampung didalam rahimnya, untungnya Ibu Maya tidak hamil karena ikut KB. Aku dan Ibu Maya sama-sama menikmati kehidupan yang seperti ini karena saling menguntungkan. Aku sangat puas main denganya sedangkan Ibu Maya selama ditinggal suaminya berlayar dapat mengisi kekosongan untuk mendapat kepuasan selama suaminya tidak dirumah.

Selesai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar