Minggu, 10 September 2023

CERITA SEKS DENGAN ANAK TIRIKU PART-1

CERITA SEKS DENGAN ANAK TIRIKU PART-1


Sejak aku menikah dengan seorang Duda beranak satu dan tinggal bersamaku, setelah aku mengalami kecelakaan kecil  dan divonis oleh seorang dokter rahimku bermasalah dan tidak bisa lagi memiliki seseorang keturunan lagi. Mendengar itu aku menjadi lemas karena aku tidak bisa lagi diberi keturunan anak dari hasil hubunganku dengan suami baruku itu.

Padahal aku kepingin cepat merasakan untuk mendapatkan keturunan dari hasil perkawinanku dengan seorang duda beranak satu, tapi karena takdir sudah berkata lain dengan kondisiku yang seperti ini lambat laun suamiku bakal kecewa karena aku sudah tidak bisa menghasilakan keturunan lagi darinya.

Setahun berjalan dengan kondisiku seperti ini, akhirnya suamiku meminta izin untuk menikah lagi dengan perempuan lain karena diriku sudah tidak bisa lagi memberikan keturunan anak satupun darinya. Mendengar itu betapa hancurnya hatiku berkeping-keping, walaupun berat untuk menerimanya, untungnya anak tiriku satu-satunya mau menirima aku sebagai seorang ibu dengan keterbatasan yang kumiliki ketika ini sebagai seorang wanita.

Ari kupanggil sebagai anak tiriku yang selalu menghiburku dalam kesedihanku saat dirumah, dia sosok pria yang baik dan tampan, selalu menjagaku saat kondisi apapun.  Sejak papahnya atau suamiku menikah lagi dengan wanita lain, papahnya mulai jarang kembali ke rumah. Paling papahnya sekali dalam sebulan datang kerumah untuk menegok kami berdua.

Ari sendiri sudah tidak perduli lagi pada sosok papahnya. Malah bila papahnya datang pulang, kelihatan Ari sudah tidak bersahabat dengannya. Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi terhadap Ari anak tiriku itu. Apalagi sejak papahnya menikah lagi dengan wanita lain, dia semakin lebih dekat terhadapku. Rasanya melebihi seorang  anak terhadap mamahnya.

Kesepianku setiap malam, selalu ditemani oleh sosok Ari dan tak jarang juga aku selalu tidur berdua dengannya diatas ranjang dan berakhir dengan hubungan terlarang.  Entah siapa yang memulai duluan tapi yang jelas kita sudah sama-sama saling suka dan saling membutuhkan kepuasan seks. Ari memang hebat untuk urusan ranjang dibandingkan papahnya, diusianya masih muda permainan seksnya sudah terbilang pengalaman dan sanggup membuat aku orgasme dua kali sekali main dengan Ari (anak tiriku).

Nafsunya sangat tinggi bila melihatku aku memakai baju-baju tidur berbahan satin dan kebetulan juga koleksi baju tidurku semua hampir berbahan licin seperti satin. Sebelum tidur kebiasaanku  selalu memakai baju tidur model daster yang pendek seatas lutut dan longgar tanpa memakai Bra dan celana dalam lagi. Jadi siapapun pria melihatku tidur yang hanya memakai baju tidur seksi pasti dia akan bergairah seperti Ari anak tiriku itu.

Setiap malam Ari selalu bergairah bila tidur bersamaku tak jarang dia selalu mendekap tubuhku dan memeluku. Kubirkan Ari memeluku tubuhku karena aku juga membutuhkan sosok pria yang bisa dapat memuaskan aku diranjang dan melindugi diriku. Setiap mau tidur Ari lebih suka memakai baju tidur seperti piyama-piyama berbahan satin juga.

Sejak papahnya menikah lagi setiap malam aku selalu menjadi teman tidurku diatas ranjang dan rasanya seperti tidur didekap oleh anak semata wayangku. Kubiarkan dia menjamak tubuhku yang terbalut daster satin sebagai belaian kasih sayangku padanya.  Sejak itulah dia sudah tak terhitung lagi dimelepaskan noda-noda sperma dikain satin dasterku dan lubang vaginaku dan menikmati buah dadaku diisap-isap oleh Ari. Aku selalu menikmati hisapan putting susuku dan belaian kelembutan dan kasih sayangnya saat berada diatas ranjang.

Hisapan yang selalu dilakukan pada putting susuku selalu terasa nikmat sekali. Terlebih lagi saat tangannya mengelus-elus belahan vaginaku. Oh nikmat sekali dan tidak bisa aku bayang lagi. Aku membiarkannya apa yang dia suka pada tubuhku ini.

Sedotan mulutnya saat menyedot-yendot putting susuku membuat aku menjadi mendesah kenikmatan setiap Ari menarik keluar putting susuku dari mulutnya.

“Ounghhhhh….Ariii…….sedot yang kuat sayanggggg”, desaha setiap menyedot putting susuku.

Setipa sedotan demi sedotan silih berganti antara putting susuku yang sebelah kanan dan kiri tanpa melepas penghalang daster satin yang menutupi kedua putting susuku, Ari terus dengan rakusnya menghisap kedua putting susuku sambil tanganya terus mengesek-gesek belahan vaginaku. Setiap dia mengisap putting susuku pasti batang penisnya selalu digesek-gesekan dikain satin dasterku yang licin itu. Aku benar-benar dibuat selalu sangat bernafsu.

Aku berpikir apakah Ari sering melakukan dengan wanita lain selain diriku karena pengalaman diatas ranjang sudah tidak diragukan lagi saat berhubungan seks denganku. Kadang aku mencoba untuk menayakan pada dirinya apa dia suka memakai wanita-wanita seperti pelacur. Tapi aku tidak bisa untuk menanyai lebih dalam lagi tentang dirinya karena aku tidak mau menggangu jati dirinya sebagai anak laki-laki. Yang jelas sekarang dia sudah dapat memuaskan aku disaat aku membutuhkan kehangatan dari seorang laki-laki.

Setiap berdua saat aku mau tidur, Ari selalu menikmati kedua buah putting susuku tanpa dikeluarkan dari balik daster satinku yang licin dan mengkilap itu. Ari selalu suka mengisapnya perlahan-lahan dan tangannya selalu juga mengelus-elus belahan vaginaku. Sebuah jari-jarinya mulai membelai bagian klentitku. Aku menikmati apa yang dia lakukan kepadaku. Kali ini, aku yakin Ari benar-benar menikmati dengan sangat bernafsu karena terlihat nafasnya yang memburu.

Aku diam saja sambil menikmati gairah seksku yang mulai meningkat. Kurasakan  jarinya mulai sampai menginjak lubang vaginaku dan mempermainkan jarinya di sana dan mulutnya terus menghisap dan memainkan putting susuku. Ingin rasanya aku mendesah lebih kencang lagi.

“Anghhhh…oungggg….Ariiii….unghhhhh”. aku terus mendesah kecil.

Batang pensinya yang terus digesek-gesekan dikain satin dasterku terlihat mulai basah oleh cairan bening yang keluar dari lubang penisnya. Dengan sebelah kakinya, dia mulai mengangkangkan kedua kakiku. Dan Ari kemudian menaiki tubuhku dengan perlahan batang penisnya yang mulai masuk kedalam vaginaku, aku mulai menikmati berkali-kali tusukan penisnya yang keluar masuk kedalam vaginaku.

Kadang saat kurasakan kenikmatan yang semakin dalam tanpa sadar aku mengangkangkan kedua kakiku lebih lebar agar penisnya menusuk lebih dalam lagi dilubang vaginaku yang sudah becek itu. Aku mengusung pantatku sedikit keatas agar penisnya Ari lebih menekan kedalam. Dan tak lama detik-detik oragsme mulai terasa datang untuk menghampiri tubuhku itu. Aku mulai merapatkan kedua kakiku menyilang ditubuhnya agar dapat kursakan orgasme yang sebentar lagi datang.

“Ariiii…..anghhh….ahhh…..angghhhh….ungghh…..tekan terus sayang…tekan lebih dalam….anghhh”, tubuhku mengejang-ngejang saat kuat sekali seperti orang terkena tengangan listrik 220 volt saat orgasme kurasakan menghapiri seluruh tubuhku.

Melihat aku orgasme rupanya Ari langsung menggenjotku dan mengisapi payudaraku dengan rakusnya. Dan ternyata setelah aku mencapai orgasme kurasakan ada cairan yang menyemprot-semprot didalam vaginanku. Crooot…croot…croooootttt….dan disaat cairan itu keluar tubuhnya yang berada diatas tubuhku ikut juga mengejang-mengejang sama sepertiku.

“Anghhh…..ahhhh….aahhhhh….aku keluar Mamamah sayangku…..”, desaha Ari saat cairan sperma itu keluar memancar di dalam vaginaku.

Tubuhnya mengejang-ngejang itu mulai lemas saat cairan spermaya keluar habis didalam vaginaku. Perlahan Ari menuruni tubuhku dan kami tertidur pulas diatas ranjang dan saling berpelukan hingga esok pagi.

Sejak kejadian itu kita berdua seperti sepasang suami istri tanpa ikatan pernikhan dan sama-sama saling suka diantara kita berdua. Yang paling aku suka saat Kami sama-sama mencuci piring didapur pasti Ari selalu membantuku didapur. Apalagi bila aku hanya memakai daster satin dirumah pasti Ari selalu memeluku dari belakang.

“Ma…aku sayang sekali sama Mama”, sambil memeluk tubuhku dan kedua tanganya sembari membelai-belai dasterku dan membelai payudaraku.

“Iya sayang…Mama juga sayang sekali padamu”, kataku sembari membelai penisnya yang sudah sangat tegang itu.

“Mama cantik dan seksi kalau pakai daster seperti ini,” katanya sembari mengjilati bagian leherku.

“Oh… iya sayang…peluk dan cium mama dong sayang” kataku pula sembari mengelus penisnya dan melepas kancing celana panjangnya.

Begitu celana Panjang jatuh kelantai dan celana dalamnya juga, penisnya langsung digesek-gesekan dibelahan pantatku.

“Mah…aku tidak mau pisah sama Mama sampai kapanmu aku ingin berdua seperti ini Ma”, kurasakan penisnya terus mengesek-gesek dikain satin dasternya dan meremas-remas kedua payudarahku.

“Ya..sayang Mama tidak akan meninggalkan kamu sendiri dan kita akan terus berdua seperti ini sayang”, sembari aku berkata itu Ari menjilati leherku dan membelai payudaraku.

Aku duduk mulai duduk di kursi kamar makan dan Ari berdiri di belakangku. Aku juga mulai menuntunnya supaya berada di hadapanku. Kubimbing untuk naik ke atas tubuhku. Kedua kakinya mengangkangi tubuhku dan bertumpu pada kursi. Pantatnya telah berada di atas kedua pahaku dan aku memeluknya. Kuarahkan mulutnya untuk mengisap putting susuku yang tidak memakai Bra.

Mulutnya mulai menghisap-hisap putting susuku dan penisnya Kembali digesek-gesek-dibagain belahan vaginaku yang masih terhalang kain satin dasterku. hisapan nya dari payudaraku yang satu ke payudaraku yang lain membuatku aku mulai mendesah kenikmatan. Kami Kembali berciuman dan lidahku langsung diisapnya dengan lembut dan sebelah tangannya membelai payudaraku.

Tiba-tiba Ari berdiri dan mengarahkan penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya. Saat penis tersebut berada dalam mulutku dan aku mulai menjilatinya dalam mata terpejam.  Cepat aku menjilati penisnya dan Ari Meremas-remas rambutku dengan lembut. Sampai akhirnya Ari menekan  kuat-kuat penisnya ke dalam mulutku dan meremas rambutku juga.

Pada saat menekan penisnya kemulutku, aku menikmati hangatnya semprotan cairan sperma yang keluar berkali-kali. Kemudian dia duduk setelah puas di duduk ke pangkuanku. Di ciumnya pipiku kiri-kanan dan mengecup keningku. Ari merebahkan kepalanya ke dadaku. AKu tahu di sedang galau hatinya. Kuelus kepalanya dan kubelai belai.

 

BERSAMBUNG KE CERITA KEDUA.


Minggu, 03 September 2023

CERITA SEKS DENGAN TETANGGA RUMAH

 

Kenikmatan Seks dengan Tetangga Kontrakan Sebelah Rumah

Hallo penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita kali ini berjudul Kenikmatan Seks dengan Tetangga Kontrakan Sebelah Rumah seperti apa ceritanya langsung saja kita masuk ke bagian ceritanya

Halo, namaku Andi aku bekerja disebuah perusahaan swasta air mineral di kota Solo dan tinggal di sebuah rumah kontrakan dikomplek perumahan yang sangat sederhana.

Berawal pertama kalinya aku menempati rumah kontrakan baruku itu. Aku belum begitu kenal dengan tetanggaku yang berada disebelah rumah. Selang satu hari aku tinggal disana aku langsung berkenalan sama tetangga sebelah rumah, kami berkenalan dan ternyata istrinya terlihat sangat cantik dan putih walaupun sudah memiliki satu orang anak tapi bentuk tubuhnya masih terlihat langsing.

Oh ya tetanggaku bernama Mas Andre dan istrinya bernama Mbak Dewi. Pada suatu hari aku diundang kerumah Mas Andre untuk merayakan syukuran makan-makan diterimanya Mas Andre disebuah kapal pelayaran yang ada diAmerika. Sebelum berangkat berlayar Mas Andre menitip pesan kepdaku.

“Mas Andi, selama aku berlayar aku titip istri dan anaku ya”.

“Siap Mas Andre”.

“Kalau ada apa-apa dan perlu bantuan, tolong dibantu”.

“Pokonya aku selalu siap kapanpun istri Mas Andre butuh pertolongan kepadaku”.

“Makasih ya Mas, aku jadi ngerepoti Mas Andi”.

“Ngak papa kok Mas Andre, Namanya aja hidup bertetangga pasti harus tolong-menolong”, kataku dalam hati berkata minta tolong untuk urusan ranjang pun aku sudah siap hehehe.

Besok pagi sebelum keberangkatan Mas Andre ke Amerika, aku dan keluarga Mas Andre dan Mbak Dewi semua mengantarkan keberangkatan Mas Andre ke bandara Adi sumarmo. Seminggu semenjak kepergian Mas Andre ke Amerika aku pun menjadi lebih akrab dan dekat lagi dengan Mbak Dewi istri Mas Andre.

Hampir tiap pagi aku selalu membantu mengantarkan anaknya kesekolah bareng aku saat aku juga mau berangkat kerja dan Karena sudah terlalu akrabnya dengan Istri Mas Andre aku selalu diundang makan malam dirumah Mbak Dewi dan dilanjut ngobrol-ngobrol santai sambil nonton TV.

Sebulan kemudian setelah kepergian Mas Andre Ke Amerika, sabtu sore aku mendapat pesan dari Mas Andre melalu pesan singkat What app, bahwa nanti sore istrinya mendapat undangan pernikahan dari kerabat Mas Andre dan meminta tolong aku mengantarkan anak dan istrinya kesebuah acara undangan pesta perkawinan tersebut.

Singkat cerita malam pukul 7 Malam aku berangkat Bersama Mbak Dewi dan anaknya kesebuah acara undangan pernikahan disebuah Hotel dikota solo. Malam itu kulihat tampak cantik sekali Mbak Dewi dengan gaun Panjang berwarna merah dan rambutnya yang berwarna pirang seperti bule yang Panjang itu dibiarkan terurai. Begitu sampai diacara pesta pernikahaan itu aku dengan Mbak Dewi dikira suaminya setiap orang yang melihat kami berdua.

Acara demi acara pesta perkawainanpun selesai dan kulihat jam sudah menujukan pukul 9 malam dan kamipun segera balek untuk pulang dengan mobil milik suami Mbak Dewi itu. Sesampai dirumah Mbak Dewi mobil langsung kuparkir digarasi dan akupun langsung pamit untuk pulang. Tapi sebelum pulang Mbak Dewi lagi-lagi mengundang aku untuk datang kerumahnya untuk ngobrol-ngobrol sambil nonton TV.

“Mas Andi habis ganti baju Mas Andi kerumah ya, aku tunggu”.

“Tapi Mbak jam udah malam ngak enak sama tetangga nanti, besok saja gimana?”,kataku.

“Ngak papa Mas, santai aja kita ngobrol-ngobrol aja kok, lagian Mas besok liburkan kan”.

“Ya udah Mbak kalau gitu, nanti aku kesini lagi”, tawaran itu kuterima.

Lima belas menit kemudian setelah aku ganti baju dengan memakai kaos dan celana pendek, aku langsung kerumah Mbak Dewi melalui pintu samping rumahnya karena takut tetangga ada yang lihat. Begitu pintu belakang kuketuk, tak lama Mbak Dewi langsung membukanya. Begitu pintu dibuka aku hanya diam sejenak melihat kecantikan oleh kemolekan tubuh Mbak Dewi yang sudah berganti dari gaun pesta dengan baju tidur satin yang sangat seksi, model daster dengan dua tali kecil dipundaknya dan bagian bawah sangat pendek dan longgar, tampak kedua pahanya yang putih itu terlihat jelas sekali dikedua mataku.

Aku hanya diam sejanak menyakiskan itu didepan pintu rumahnya, apalagi sorotan kedua mataku tertuju pada dua tonjolan putting susunya yang menjeplak dikain satin dasternya itu.

“Halo….halooo, kok diam aja sih Mas, ayo masuk dong lihat apa sih”, medengar teguran itu aku langsung kaget dan segera masu kerumah Mbak Dewi.

“Maaf, mbak habis lihat mbak pakai pakaian seperti itu terlihat cantik dan seksi”. Kataku.

“Ah, biasa saja Mas, kalau malam aku pakai seperti ini”, dalam hati pantesan saja Mas Andre betah dirumah.

Lagi-lagi sambil ngobrol dan nonton TV acara film romantic diprogram channel AXN Sewaktu nonton kebetulan ada adegan percintaan durasi 2-3 menitan dan kami mengomentari tentang itu. Semakin asyik kami mengobrol prihal film itu akhirnya obrolanku sedikit mengarah tentang  hubungan seks. Kubernikan untuk menayakan dengan Mbak Dewi selama Mas Andre bekerja bekerja diluar negri apa dia tidak kesepian.

“Oh ya Mbak selama Mas Andre di Amrik, mbak dirumah apa ngak kesepian hanya tinggal berdua sama sikecil”. Malam itu posisi kita berdua ngobrol, Mbak Dewi sedang menyusui anaknya.

“Ya…kalau dibilang kesepian yang sepi Mas hanya aku dan sikecil”.

Kemudian aku goda sambil berguaru sedikit dan aku goda juga anaknya dengan memegang payudara Mbak Dewi untuk melepaskan pentilnya dari mulut anaknya seolah-olah aku melarangnya agar tidak terus menyusui karena sudah terlihat anaknya sudah tumbuh dewasa untuk menyusui.

“Ih kenapa sih Mas, lagi nyusu dilepas”, protes Mbak Dewi.

“Udah gede lho mbak masa terus dikasih susu, nanti habis buat bapaknya”, godaku lagi.

Begitu bangun dari pelukan Mamanya, karena sih kecil biasa tidur malam dan belum megantuk, setelah itu dia bermain mainan yang ada didekat rak TV. Setelah anaknya asyik bermain kuberanikan diriku untuk mendekatinya dan memeluknya Mbak Dewi.

“Maaf, Mbak bikin si kecil jadi main ngak jadi netek”. Tampak putting susunya yang habis disedot oleh sikecil terlihat menembus kain satin dasternya yang membasahi kain satin dasternya sisa air susunya yang keluar dari lubang putting itu.

Karena sudah sangat bernafsunya melihat kemolekan Mbak Dewi, tanpa berfikir panjang aku langsung mengecup bibirnya, ternyata Mbak Dewi bukanya menamparku atau menghindar tapi justru membalas ciumanku dengan ciuman yang sangat bernafsu.

Bibir dan lidah kami bedua sudah saling menyedot dan berpautan saling berciuman hingga Mbak Dewi mengerang seperti menikmati kemudian aku mainkan dengan tangan kananku putting susunya yang baru saja disedot sama sih kecil dengan cara kupelintir-pelintir dengan jari-jari tanganku pada tonjolan putting susunya dari luar kain satin dasternya sambil kuremas-remas.

Kemudian setelah puas kami berciuman aku bimbing Mbak Dewi untuk tiduran terlentang diatas karepet dan aku segera untuk beralih posisi di atas tubuhnya. Kamipun berciuman lagi antara bibir dan lidah saling berpautan dan celana pendeku yang dari rumah sudah tidak memakai celana dalam lagi kuturunkan sedikti sambil penisku yang sudah menegang itu aku gesek-gesekkan penisku di bagian belahan vaginanya yang masih terhalang kain satin dasternya.

Geseskan demi gesekan penisku yang menyentuh licinya kain satin dan terus menggesek belahan vaginanya itu membuat Mbak Dewi semakin liar merasakan rangsangan yang aku timbulkan di daerah gesekan vaginanya itu.

Lima menit posisi aku diatas dan Mbak Dewi dibawah dan terus tanpa henti-hentinya aku gesekan penisku dibagian vaginanya rasanya aku sudah tidak dapat menahan penisku lagi yang sudah begitu menegang terus mengesek-gesek kain satin dasternya yang sangat licin itu yang sudah terlihat basah oleh cairan bening yang keluar dari lubang penisku membasahi kain satin itu dan ingin rasanya aku pingin merasakan lubang vaginanya yang sudah jarang dimasukan lagi oleh Mas Andre.

Tiba-tiba suara Hp Mbak Dewi bedering dan ternyata suami Mbak Dewi video call, kemudian karena aku sudah sangat tanggung terasa juga cairan akan sedikit mucrat dari dalam penisku, kutahan Mbak Dewi menahan untuk mengankat Hpnya itu dan kucium bibirnya dan kugesek-gesekan penisku semakun cepat dikain satin dasternya pas masuk dibelahan vaginanya.

“Mbak….unghhh…tahan bentar….mbak…..aku mau mucrat”, Crottt….crottt….crottt cairan spermaku keluar sangat banyak membasahi kain satin daster MbakDewi dibagian vaginanya.

Tubuhku mengejang-ngejang didikit saat cairan spermaku keluar dan kami saling menatap dengan penuh kesal dan sedikit marah karena mengganggu kami yang sedang nikmatnya memadu kasih. Kemudian Mbak Dewi mengankat Hp itu dan mereka berdua saling video call. Aku hanya diam dengan hati kecewa belum merasakan lubang veginanya walaupun sudah merasa puas oleh gesekan penisku dikain satin dastenya yang membuat spermaku keluar.

Kutinggal Mbak Dewi yang lagi video call dengan suaminya keluar duduk dibelakang teras rumahnya sambil membakar sebatang rokok dengan rasa sedikit kecewa. Hampir setengah jam lamanya dua batang rokok habis tak lama Mbak Dewi keluar menyusulku dan duduk didekatku.

“Maaf ya Mas, bikin kamu marah ya?”, katanya.

“Ngak kok”, dalam hatiku dongkol dan kecewa.

Kemudian Mbak Dewi mengerti dan langsung memeluku diatas kursi dan meciumku dan aku langsung membalasnya ciumanya yang lebih liar dari sebelumnya. Sambil berciuman tanganku langsung menurunkan celana dalamnya hingga terlepas kelantai dan segera kuangkat tubuh Mbak Dewi untuk duduk diatas kursi dan kubuka lebar-lebar kedua pahanya.  Tanpa banyak perkataan lagi lidahku segera memainkan belahan bibir vaginanya dengan cara kujilat-jilat. Kemudian jilataku kelepas dari lubang vaginanya dan dengan cepat beralih ke gundukan dua bukit yang menggemaskan itu. Tanpa kubuka lagi dasternya dari tubuhnya langsung kumainkan lidahku di sekitar puting sambil tanganku tetap bermain di lubang vaginanya.

Mbak Dewi tidak dapat menahan seranganku karena rangsangan yang aku berikan membuatnya semakin mengerang kenikmatan dan memeluk tubuhku dengan sangat erat. Kemudian tangan Mbak Dewi mencari batang penisku yang sudah mulai tegang lagi dan begitu berhasil mengeluarkan penisku dari dalam celana pendeku. Dengan lembutnya Mbak Dewi mengelus dan mengocok penisku.

Semakin lama semakin tegang penisku oleh rangsangan yang timbulkan oleh kocokan tangan Mbak Dewi dan ingin rasa penisku segera kumasukan kedalam vaginanya. Kerena kami berdua sudah sama-sama tidak dapat menahan rangsangan lagi. Kami sempat saling bertatapan seolah-olah sudah tidak bisa membendung lagi gairah yang muncul dan ingin secepatnya memasukkan penisku ke lubang vaginanya. Dengan hanya membuka setengah celana pendeku sebatas dengkul aku mulai mengambil alih posisi di atasnya.

Perlahan aku arahkan batang penisku kearah lubang vaginanya dan membuka lebar-lebar kakinya agar memudahkan penisku masuk ke dalam lubang vaginanya. Perlahan tapi pasti batang penisku masuk sedikit demi sedikit sambil kutekan memasuki lubang vagina Mbak Dewi dan desahan kecil dibarengi erangan yang keluar dari mulut Mbak Dewi saat penisku sudah masuk tenggelam didalam vaginanya.

Blessss…..“Oouuugggghh….Masss….Andiii…..ohh Mas…enak banget”.

Sambil memegang panggul dan pantatku Mbak Dewi membantuku memasukkan dan mengeluarkan penisku dari lubang vaginanya. Pada saat penisku menusuk vagina Mbak Dewi menekan pantatku sehingga seluruh penisku masuk semuanya ke dalam lubang kenikmatan tersebut sambil aku putar pantatku.

“Oohh enak Mas.. terus.. Mas terus.. yang cepet ooh.. enak udah lama aku tidak merasakan kenikmatan ini Mas…oungggghhhhh”. Desahan Mbak Dewi semiakin kenikmatan.

Vagina Mbak Dewi memang kuakui sangatlah nikmat sekali Waupun sudah membeluarkan satu orang anak  tapi memiliki daya tarik dan daya rangsangan yang tinggi. Sewaktu aku menarik dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya sensasi yang aku terima begitu dasyat sekali karena dinding vaginanya menyempit ketika penisku masuk dan memijit-mijit batang penisku, ini sensasi benar-benar nikmat tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi.

Begitu nikmatnya vaginanya, selain batang penisku dipijit-pijit oleh dinding vaginanya juga penisku serasa disedot setiap kali penisku di dalam vaginanya. Walaupun ukuran penisku standar tidak besar dan tidak kecil tapi sensasi lubang vagina Mbak Dewi seakan-akan menyempit. Kami berdua saling mengerang kenikmatan dibelakang teras rumahnya, terlebih-lebih aku karena nikmatnya yang tiada tara.

Peluh keringat terus mengucur dan Mbak Dewi masih tahan dengan gempuran genjotan keluar masuk penisku. Kepala Mbak Dewi semakin bergerak ke kiri dan ke kanan sambil terus tidak henti-hentinya mengerang dengan mata tetap tertutup merasakan kenikmatan gesekan batang penisku. Aku ingin berganti posisi di bawah untuk menambah sensasi tapi Mbak Dewi menolaknya karena takut dia tidak mendapatkan orgasme yang sebentar lagi akan datang. Dengan sedikit kecewa aku menuruti kemauannya walaupun aku merasa dengan posisinya di atas kenikmatan yang luar biasa akan kami peroleh. Aku semakin mempercepat gerakanku dengan maju mundur. Semakin cepat gerakkanku semakin aku merasakan ledakan akan keluar dari dalam tubuhku. Aku tidak tahan lagi dengan sensasi yang diberikan oleh lubang vaginanya.

“Mbak gimana enak banget.. ohh.. aku sampe nggak tahan nih.. ohh enak”, kataku sambil sedikit ngos-ngosan.

“Ohh Mas eenaak..bangettt…terus Mas.. terus.. oohh..tekan lehih dalam lagi masss…hmm” aku semakin tidak tahan dengan erangannya Mbak Dewi yang tak henti-henti mendesah dan membuatku semakin bernafsu.

“Ohh Mbak aku mau keluar Mbak..bareng Mbak”.

“Oohh aku juga.. enak.terus yang kenceng Mas.. ohooh.. Mas juga mau keluaarr..ounghhh”

“Aku juga Mbak.. oohh.. aku keluar Mbak”.

Mbah Dewi lebih awal orgasme disusul aku, tubuhnya mengejang-ngejang sangat kuat sekali memeluk tubuhku dan disusul aku dengan muncratnya cairan spermaku yang kedua kalinya di dalam vaginanya sambil aku peluk juga tubuh Mbak Dewi dan kukulum bibirnya dan lidahnya dan kami saling berpagutan berciuman merasakan kenikmatan yang sedang berlangsung.

Semakin kencang spermaku keluar semakin kencang aku mencium dan menyedot bibirnya yang tentu saja membuatnya semakin menyedot pula dan mencengkeram serta memelukku erat karena tidak tahan dengan nikmatnya yang baru saja kita rasakan bersama.

Kami berdua sama-sama lemas dan masih merasakan sisa kenikmatan yang terakhir. Sambil masih terus berciuman dengan batang penisku masih menancap di lubang vagina Mbak Dewi. Denyutan dari dinding kewanitaan Mbak Dewi masih bisa aku rasakan di batang penisku yang begitu nikmatnya.

“Gimana Mbak enak banget ngak punyaku”, sambil masih berpelukan.

“Enak banget Mas, makasih ya Mas Andi udah muasi aku malam ini”.

“Ya mbak sama-sama, punya Mbak bikin aku ketagihan lho hehehe”, candaku.

“Mas bisa aja ah”, sambil mencubit pinggangku.

“Ngak nyesel kan udah aku nodai vagina Mbak dengan penisku”, sambil kucium bibirnya dan pandang kedua matanya dengan posisi kami masih berpelukan.

“Ngak Mas, aku rela kok kamu puasi aku selama Mas Andre tidak dirumah”.

kemudian kami masuk kedalam rumah tanpa membersihkan diri lagi kekamar mandi dan begitu anak Mbak Dewi sudah tertidur pulas kami lanjutkan lagi permainan seks yang sama didalam kamar hingga dua kali permainan seks dengan berbagai gaya.

Semenjak kejadian itu selama Mbak Dewi sendiri dirumah sudah tak terhitung lagi aku melakukan hubungan seks dengan istri Mas Andre yang pernah memesan amanah untuk menjaga istri dan anaknya selama berkerja di Amerika hingga saat ini.

SEKIAN

 

Kamis, 17 Agustus 2023

CERITA SEKS DENGAN ATASANKU

 

Cerita Seks Ngeseks Janda Beranak 3

Hallo penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita yang pastinya sudah ditunggu oleh kalian semua. Cerita kali ini berjudul kisah seks ku dengan seorang janda beranak tiga seperti apa ceritanya langsung saja kita masuk ke bagian ceritanya.

Dimulai saat aku pertama dipindah tugaskan dikantor pusat Jakarta, aku mempunyai atasan seorang wanita yang bernama Bu Heni dan Bu Heni orangnya sangat ramah dan pintar bergaul. Tak terasa baru satu bulan dia menjadi atasanku kami sudah mulai cepat akrab antara bawahan dengan atasan di kantor. Selain atasanku tenyata Bu Heni berstatus seorang janda beranak tiga.

Setiap hari sepulang bekerja aku selalu ditawari pulang bareng Bersama Bu Heni dengan mobil yang dikendarainya dan kebetulan juga kami pulang kerja arah pulangnya sama-sama satu jalur yang sama.

Suatu hari tepatnya hari jumat sore dan besoknya kita libur,  Bu Heni mengajak aku untuk pergi nonton bareng ke bioskop dan sekalian makan malam disebuah restoran. Jam 4 sore setelah pulang kerja kami berdua segera meninggalkan kantor dengan mobil jazz milik Bu Heni untuk  mengantar Bu Heni pulang kerumahnya dulu. Sesampai disebuah komplek perumahan yang cukup sederhana, tampak rumah dengan model minimalis yang terlihat sedikit mewah.

Bu Heni mengajak aku masuk dulu ke dalam rumahnya. Terlihat parabotan-prabotan yang mewah  ada didalam rumahnya tersusun sangat rapi sekali dan juga suasana sepi tanpa ada orang satu pun yang tinggal disana.

“Kok sepi ya Bu, emak anak-anak ngak pada dirumah?”, tanyaku pada Bu Heni.

“Lah emang sepi Andre, soalnya aku disini tinggal sendiri disini dan anak-anak tinggal dibogor, jadi kalau pas libur kerja aku pulang ke Bogor”.

“Ooo…jadi kesepian dong Bu kalau gitu”, godaku ke Bu Heni.

“Ngak sih sekarang kan ada kamu jadi kita bisa ngobrol-ngobrol”, mendengar perkataan itu hati berbicara nobrol-ngobrol diatas ranjang hehehe.

Setelah menunggu Bu Heni mandi dan aku juga mandi dikamar mandi yang ada dibelakang. Malamnya kulihat penampilan Bu Heni terlihat sangat seksi dan anggun dengan kemeja satin berwarna putih dan rok hitam yang sangat longgar dengan pot bagian bawah seatas lutut.

“Astaga Bu, ibu terlihat seksi dan penampilan seperti itu dan terlihat seperti ABG aja”.

“Ah, kamu pakai merayu segala”.

“Bener lho Bu, masak Andre bohong”.

“Ya udah sekarang kita berangkat cari makan”, Mobil Jazz putih milik Bu Heni langsung aku gas menuju ketempat restoran yang sudah dipesan.

Selesai menyantap makan malam disebuah restoran, Bu Heni mengajak aku untuk lanjut nonton keacara midnight show disebuah Bioskop yang ada disebuah Mall dijakarta. kami segera antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu kira-kira 1 jam yang kami habiskan untuk berbicara satu sama lain.

 

 

 

Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks sedikit dan respon beliau sangat antusias sekali. Tepat pukul 19.00, petunjukan film akan segera dimulai dan kami segera masuk ke dalam dan mengarah ke belakang kiri, posisi duduk favorit buat pasangan yang sedang dimabuk cinta.

Pertunjukan belum dimulai aku beranikan diri untuk merangkul Bu Heni sekalian membelai kepalanya dengan membisikkan kata-kata.

“Bu ?”, kataku.

“Apa Andre?”.

“Selama ini apa Ibu tidak kesepian tinggal sendiri dirumah sebagus itu tanpa anak-anak dan pendamping hidup”, sedikit aku buka pembicaraan tentang dirinya.

“Ya kalau kesepian jelas Andre, tapi karena kerjaan kantor yang selalu menumpuk jadi kesepian itu hilang sendiri”.

“Lah kenapa Ibu ngak cari pendamping hidup lagi, apalagi tiga anak-anak ibu pasti butuh sosok ayah”. Kataku.

“Anak-anak sudah tumbuh dewasa dan aku juga sudah mulai menua, mendingan dipikir belakangan saja”.

“Tapi ibu pasti kesepian lho”, sambil kupegang erat gengaman tanganya.

“Kan ada kamu Andre”, sambil kupandang kedua matanya.

Kuberanikan diriku untuk mencium bibirnya dan respon Bu Heni bukan menolak atau menaparku karena sikap kurang ajarku terhadap atasanku ini, sembari aku rangkul tubuhnya.

Film sudah mulai main sedangakan kami berdua saling berciuman antara bibir dan lidah sampai napasnya terasa tersengal-sengal.

“Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.” Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop dan mengajak Bu Heni untuk segera untuk pulang kerumahnya.

Tampak Bu Heni mengikuti apa saja apa perkataanku itu dan langsung kami segera pulang, Sepanjang perjalanan tanganku sambil menyetir mobil dengan satu tangan dengan mahir meremas-remas buah dadanya sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke bagian bawah vagina dengan segera Bu Heni menghalangi tanganku sambil berkata.

“Andre Jangan di sini dong, kamu focus ke depan sambil nyetir”.

Sesampainya dirumahnya mobil langsung kumasukan kedalam garasi dan menguci pagar rumahnya dan Bu Heni langsung segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah. Begitu semuanya terlihat aman, aku segera masuk kedalam rumah dan menguci Kembali pintu rumahnya. Saat berjalan kedalam rumah aku segera memanggilnya.

“Bu….Heniiii….dimana?”.

“Aku dikamar Andre, masuk aja”, Begitu masuk dalam kamarnya terlihat Bu Heni sedang berdiri didepan cermin  meja rias dan sudah mengganti bajunya dengan baju tidur model daster satin berwarna merah muda yang terlihat sangat seksi.

Kupeluk dari belakang tubuhnya sambil kucium bagian lehernya dengan sangat lembut sambil kuremas-remas buah dadanya yang sudah tidak ada penghalangnya lagi. Kuremas sambil kumainkan kedua putting susunya yang terlihat sangat menonjol menjeplak sangat besar sekali seperti biji buah salak.

“Andreee, kamu kok pintar sekali sih bikin aku merangsang, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal seperti kamu”.

Tanpa menjawab perkataanya lagi, langsung saja kujilati bagian lehernya mulai dari belakang hingga ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya aku buka satu persatu yang baju dan celanaku sendiri yang menempel di badanku hingga aku bugil total.

Batang penisku yang sudah menegang itu kuselipkan dibagian belahan pantatnya masuk kedalam terselip dengan kain satin dasternya yang terasa sangat licin itu dengan posisi berdiri, rupanya Bu Heni sudah tidak memakai celana dalam lagi didalamnya karena kurasakan saat kugesek-gesekan penisku disana aku tidak merasakan ada kain penghalang segitiganya, hanya kurasakan kain satin yang licin mengesek-gesekan penisku.

Kucium dan kujilat bagian kuping dan lehernya sambil terus kuremas-remas kedua buah dadanya sambil terus penisku aku gesek-gesekan dibagian pantatnya hingga menembus bagian bibir vaginanya.

“Ounghhhh….”, aku mendesah kenikmatan saat penisku terus merasakan licinya kain satin daster yang dipakai Bu Heni hingga cairan bening yang keluar dari lubang penisku membasahi kain satin dastrernya.

“Gimana enak Andre, kamu suka ya”,  kataku melihat aku sedikit mendesah.

“Ya Bu….bikin ketagihan”.

Kemudian tubuhku didorong berjalan kebelakang mengarah kesebuah ranjang yang sangat besar dan empuk dengan cepat pelukanku dilepasnya dan aku terjatuh terlentang diatas ranjang dengan sangat rakus dijilatinya langsung penisku yang merah itu dengan mulutnya.

“Ounghhh…..Bu…..enak bangeetttt…..”. Ternyata Bu Heni selama ini yang aku kenal sosok yang sangat alim dan pendiam  rupanya sangat lihai sekali untuk urusan ranjang.

Dalam hitungan menit posisi kami sudah berubah 69 saling menjilat antara vagina dan penis. Bagian vagina Bu Heni yang  merekah, tampak bulu-bulu yang ada disekitar vaginanya sudah bersih dicukur habis. 5 Menit, berlalu mendadak terdengar suara desahan Panjang dan diiringi tubuh yang mengejang-ngejang.

“Andeeeee….anghhhh…..ahhhhh, aku mau keluaarr..”, tubuhnya yang berada diatas dan menidih tubuhku sambil tubuhnya mengejang-ngejang dan vaginanya yang terus kujilat dan kusedot bagian klistorinya sudah basah oleh cairan orgasme yang keluar berupa lendir yang memberitahu kalau Bu Heni sudah mencapai orgasme.

Selang 4 Menit Bu Heni orgasme kemudian aku segera menyusul akan segera muncrat cairan spermaku dan dengan cepat kucabut penisku  dari dalam mulutnya, kemudian kudorong tubuhnya yang berada diatasku dan jatuh terlentang diatas ranjang dan dengan cepat aku segera menidih tubuhnya sambil aku gesek-gesekan penisku diatas perutnya sambil kupeluk menidih tubuhnya.

“Bu, aku mau keluar..”.

“Lho kenapa ngak didalam mulutku saja kan biar nikmat”, kata Bu Heni.

Belum sempat kujawab keburu keluar cairan spemaku “Crot.. crot.. crot..” tubuhku kemudian mengejang-ngejang dan aku mendesah kuat saat cairan spermaku keluar membasahi kain satin daster Bu Heni.

Setelah itu kami pun beristirahat masih posisi aku mendidih tubuh Bu Heni yang terlentang diatas ranjang.

“Kenapa ngak dikeluari didalam mulut sih Andre”, sambil dikomplin sama Bu Heni.

“Ngak papa kok Bu, aku pingin keluarnya dikain satin daster Bu Heni biar lebih nikmat”, kataku.

“Kan lebih nikmat didalam mulut”, tanpa kujawab langsung kucium lagi bibirnya.

Aku terbaring lemas disamping Bu Heni dan kuambil beberapa tissue yang ada disamping ranjang dan kubersihkan cairan spermaku yang menodai kain satin dasternya. Kami berdua istirahat sebentar sambil ngobrol-ngobrol diatas ranjang sambil tangan Bu Heni kembali mengocok-kocok peniksu yang tampak terliahat loyo itu. Tidak lama setelahnya penisku menegang lagi tanpa banyak dikomando lagi Bu Heni segara naik keatas tubuhku dan dituntun segera penisku itu ke dalam lubang vaginanya.

Tanpa pemanasan lagi dengan cara menggosokkan penisku ke lubang vaginanya, perlahan penisku mulai masuk sedikit demi sedikit dan akhirnya Blessss semua batang penisku terbenam masuk kedalam vaginanya dibarengi desahan kecil Bu Heni.

“Unghhhhh……”, didiamkan sebentar penisku yang sudah masuk kedalam dasar rahimnya.

Kedua tangganku segera mengenggam kedua buah dadanya yang masih terhalang kain satin dasternya itu, sesekali ujung putting susunya yang terlihat menjeplak itu aku sedot dan aku gigit sambil kuhisap-hisap. Gerakan demi gerakan penisku yang keluar masuk lubang vaginanya mulai kurasakan sangat nikmat sekali dan terasa masih rapat walaupun sudah mengelurkan 3 orang anak.

Bu Heni mulai bergoyang naik turun diatas tubuhku dengan Gerakan pelan hingga Gerakan mulai dipercepat. Cplak-cpok suara gesekan penisku dengan vaginanya becampur cairan lendir menjadi satu. Tenyata memang benar-benar liar juga Bu Heni untuk urusan yang satu ini, Gerakan memutar-mutar, maju mundur membuat penisku seperti baling-baling. Desahan kami berdua untuk mencari pucak kenikmatan semakin terdengar sangat keras bercampur suara gesekan cairan yang keluar dari dalam vaginanya yang menggesek penisku.

Puncaknya ketika Bu Heni memanggil namaku, “Andreeee.. anghhhh…Andreeee aku… mau keluar..”, Akhirnya tubuhnya Kembali mengejang-ngejang diatas tubuhku yang kedua kalinya dan saat bersamaan itu juga saat Bu heni orgasme sembari mengekang pantatku dan menekannya kuat-kuat penisku masuk lebih dalam vaginanya tak berselang lama aku pun juga merasakan hal yang sama seperti Bu Heni rasakan dan tidak bisa kutahan lagi karena cairan spermaku itu agar segera keluar .

“Bu….Heni….anghhh….ahhh…ahhh  akum au keluar Bu” ucapku.

Karena sudah keburu keluar aku terlambat untuk mencabutnya karena posisi Bu Heni berada diatasku jadi aku hanya pasrah mengeluarkan cairan spermaku didalam vaginanya.

“Ounghhhh, Bu.. kamu hebat..sekali  meskipun sudah punya 3 anak tapi bikin cepat aku keluar”, ucapku sembari memujinya.

“Makasih Ya, Andre…malam ini sudah bikin aku 2 kali orgasme dan sudah lama aku tidak merasakan seperti ini”, sambil masih posisi Bu heni diatas tubuhku dan penisku masih menancap didalam vaginanya kami Kembali berciuman.

“Maaf Bu, aku keluari didalam”, kucium lagi bibirnya.

“Ngak papa Andre, ngak usah takut santai aja” dan kemudian Bu Heni Kembali menciumku dan kami saling berlumatan.

Akhirnya malam itu kuhabiskan untuk mengulangi hingga 3 kali Bersama Bu Heni diatas ranjang kamarnya. Noda keringat dan sperma bercampur menjadi satu diatas ranjang demi mencari puncak kenikmatan. Sejak itulah Kami berpacaran antara atasan dan bawahan tapi belum sampai menjuju kejenjang serius karena masih saling menikmati seks bebas bedua dirumah Bu Heni hingga saat ini.

 

CERITA SEKS DENGAN TEMAN KANTOR

Nikmatnya Tubuh seroang Janda Berjilbab beranak satu


Hallo penikmat satin semuanya, hari ini ingin memberikan sebuah cerita yang pastinya sudah ditunggu oleh kalian semua. Cerita kali ini berjudul nikmatnya tubuh seorang janda berjilbab beranak satu seperti apa ceritanya langsung saja kita masuk ke bagian ceritanya biar seru dan selamat menikmati.

Sebut saja Mbak Nana, seperti itulah biasa aku memanggilnya, dia adalah teman sekantorku dan bersebalahan denganku dan dia seorang janda beranak 1 dan belum memiliki pasangan hingga sekarang dan usianya kira-kira 4 tahun lebih tua dariku. Wajahnya sih terlihat biasa saja, tapi walaupun dia janda beranak 1 tapi masih memiliki tubuhnya yang tidak terlalu gemuk dan berkulit putih. Setiap hari bekerja dikantor dia selalu menggunakan kerudung (jilbab) hampir koleksi hijabnya rata-rata berkain satin. kain yang sangat mengkilap dan terlihat anggun, inilah awal ketertarikanku pada sosok dirinya.

Perlu diketahui setiap melihat sosoknya yang berhijab kain satin aku kadang-kadang selalu berfantasi saat melakukan onani dirumah selalu merasakan kehangatan tubuhnya diatas ranjang sedang memakai hijab kain satin.

Apalagi sebagai seorang janda beranak 1 dan sudah lama tidak dijamak oleh seorang laki-laki pasti dia sangat kesepian dan butuh kehangatan belaian seorang dari sosok pria seperti ku saat ini. Setiap hari kuperhatikan dari caranya bicaranya dan tingkah lakunya tampaknya dia tertarik pada diriku. Hal ini kuketahui saat dikantor dari pandangannya padaku dan cara dia memperlakukanku, Terkadang ia memandangiku dan berusaha memegang tanganku bila sedang ngobrol berdua dengannya.

Sebagai seorang lelaki normal aku senang sekali diperlakuan seperti itu, apalagi kalau kita becanda dikantor kami selalu becanda dengan candaan yang sudah diabang wajar dengan menyentuh-nyentuh bagian yang sesitif.  semakin hari aku dan Nana semakin dekat, dari mulai makan siang bareng hingga saat pulang dari kantor selalu pulang bareng, kadang saat mengantarnya pulang saat beboncengan dengan motor, Nana selalu rapat memeluk tubuhku dari belakang, bahkan setelah mau pamit untuk berpisah pulang kerumah tak jarang kami tak segan-segan untuk mencium pipi bahkan bibir.

Suatu hari Mbak Nana tidak masuk kerja karena lagi sakit, kebetulan ada beberapa surat yang harus ditandatanagi saat itu, dengan terpaksa aku harus menemuinya karena bersifat urgent dan penting. Pagi itu jam 7 pagi sebelum berangkat kekantoraku aku menghubungi Nana bahwa aku akan mampir kerumahnya. Singkat cerita aku meluncur menuju rumahnya.

Sesampai depan rumahnya alu langsung masuk dan mengetuk pintu rumahnya beberapa kali, kemudian pintu rumah terbuka dan muncul seorang anak prempuan mengenakan seragam smp, ternyata ia anak mbak Nana.

“Selamat pagi Dik, mama ada?”, kataku sambil tersenyum.

“Ada, om ini om Andre ya?”.

“Iya dik”.

“Silakhan masuk om…”, sapanya sambil mempersilahkan aku masuk.

“Ada om, mama sedang di kamar, sebentar ya aku panggilkan dulu”,  jawabnya,

Kemudian anak itu melangkah menuju kamar mamahnya dan berteriak “maa…., ada tamu tuh dari kantor…ada om Andre”.

Ku lihat pintu kamar terbuka dan muncullah sosok Mbak Nana, terlihat wajahnya tampak berbeda yang biasa memakai hijab dan pakaian tertutup tapi saat itu dia tidak memakai hijab dengan rambutnya yang Panjang disanggul, tampak raut wajahnya sedikit sayu. Pagi itu Mbak Nana hanya mengenakan kimono berkain satin warna pink bermotif bunga-bunga sakura.

“Ma, aku berangkat sekolah dulu ya…” ujar anaknya sambil mencium tangan mamanya

“Ya…, hati-hati sayang di jalan, sekalian  salam dulu sama om Andre”, Kata Mbak Nana terhadap anaknya.

Anak Mbak Nana lalu menghampiriku dan berpamitan sambil mencium tanganku, “Om pamit dulu ya”.

“Ya…Hati-hari dijalan”, ujarku singkat.

Lalu anak Mbak Nana berlalu meninggalkan kami berdua, otakku mulai sedikit kotor membayangkan tubuh Mbak Nana yang terbungkus kimono satin seperti piyama itu dan apalagi kebetulan anaknya pergi kesekolah, jadi aku bisa bermesraan dengan mamanya. namun aku berusaha menahan diri dan berkata

“Gimana Mbak, udah enakan sekarang? maaf ya aku mengganggu bentar, soalnya mau minta tanda tangan dan hari ini harus segera diserahkan”.

“Ya..lumayan deh, tapi masih sedikit pusing, mana berkasnya biar aku tandatangani”, jawab Mbak Nana sambil berjalan kearahku.

Kami duduk berhadapan dikursi sofa kamar tamu, kemudian ia mengambil berkas yang aku sodorkan lalu mulai menandatanganinya. Karena posisi Mbak nana agak menunduk, maka dengan jelas aku dapat melihat belahan dadanya dari sela-sela belahan kimononya yang longgar itu dan ternyata pagi itu Mbak Nana sudah tidak memakai bra lagi didalamnya karena jelas sekali kedua puting buah dadanya tampak menonjol menjeplak dikain satin kimononya.

Aku menatapnya tanpa berkedip melihat bentuk putting susunya seperti tonjolan kecil, ukurannya memang tidak besar tapi bentuknya terlihat masih kencang dan terasa sangat menantang untuk siap dihisap dan diraba.

“Andre…, kamu lagi liatin apa?”, ujar Mbak Nana mengagetkan lamunanku.

“Eh nggak kok, aku sedang memperhatikan tanda tanganmu…kok mbak”, aku sedikit mengelak.

“Lihat tanda tangan atau lihat dadaku?” kata nya sambil kemudian tersenyum kepadaku.

“Hehehe…, lihat itu…kok Mbak, habis pagi-pagi gini sudah disugguhi pemandangan dua buah gunung kembar yang sudah tidak ada bungkusnya, sayang kalau aku lewatkannya…”, candaku sambil mencubit tangganya.

“Dasar laki-laki kalau dikasih lihat dikit jadi penasaran,  nih sudah selesai…tanda tanganya”, ujar Mbak Nana sambil menyodorkan kembali berkas-berkas surat itu kepadaku.

“Ok Mbak, aku langsung ke kantor dulu ya…” kataku pura-pura memancing untuk segera berangkat ke kantor sambil memasukan berkas-berkas surat yang sudah ditandatangani masuk kedalam tas.

“Ngapai buru-buru Andre, kamu kan baru saja datang…, lagian aku mau minta tolong sedikit nih boleh ngak”…jawab Mbak Nana sambil bergerak mendekatiku dan memegang tanganku.

“Bantu apa nih Mbak”.

“Tolong Andre bisa pijitin bentar bagian  badanku yang pegal-pegal…dari kemarin sakit dan tiduran dikamar semua jadi sakit badanku ini. Pijat sebentar aja..ya Andre” pinta Mbak Nana sambil menarik tanganku dan bergerak menuju kamarnya.

Aku hanya diam saja dan menurut apa yang perintahkan Mbak nana.  Sesampai di kamar bukanya aku disuruh mulai memijat tubuhnya tapi melainan dengan posisi berdiri Mbak Nana menarik bagian pinggangku sehingga posisi kami saling berhadap-hadapan dengan jarak yang sangat dekat, wajahnya berada sangat dekat dengan wajahku lalu kemudian Mbak Nana berkata.

“Andre aku kangen banget sama kamu, tiap malam aku selalu membayangimu”, kemudian   bibirnya tiba tiba mencium bibirku.

“Mbak kok sama ya”, tangan Mbak Nana langsung memegang bagian belakang kepalaku dan menariknya seakan menyuruhku untuk terus mengulum bibirnya saat kita sama-sama bercuiman.

Lidahnya dan bibir kami sudah saling bermain-main di mulut membuat nafsuku pagi itu sudah benar-benar naik. Kemudian aku menarik bibirku dan melepas ciumanku, lalu aku berkata

“Katanya mau pijit…kok malah ngajak cipokan?” aku Kembali becanda.

“Habis aku aku kangen banget Andre sama kamu, lagian kita kan jarang-jarang berduaan seperti ini dan aku butuh sosok laki-laki seperti mu”, ujarnya.

Dengan masih posisi berdiri saling berhadapan Kemudian kuremas-remas buah dadanya dari luar kimononya.

“Andre dari pada tadi kamu ngintip sekarang kamu pegang saja sepuasnya kalau kamu suka?…” katanya sambil meremas-remas tanganku yang lagi meremas buah dadanya.

Tangan kananku meremas-remas buah dada kanannya dan mulutku menghisap puting susunya yang menonjol itu, kucium dan kusedot-sedot ya dengan sangat bernafsu, sementara tangan kiriku mulai bergerak meremas-remas bongkahan pantatnya.

“Unghhhhh…..sedot yang kuat Andreee…..aahhhh…”, Mbak Nana sedikit merintih ketika aku menghisap puting susunya.

Kemudian tangan Mbak Nana mulai bergerak mencari-cari retsleting celanaku dan membukanya lalu dengan cepat melepaskan ikat pinggangku hingga  celanaku jatuh kelantai.  Dengan cepat tanpa dikomondao lagi celana dalamku sudah ikut terlepas juga, otomatis batang penisku yang sudah tegang itu langsung menyembul.

Mbak Nana  merubah posisinya menjadi duduk berjongkok dihadapanku, kemudian kepala penisku dijilat dan dihisapnya dengan rakusnya.

“Anghhhhh….ungggg….Mbakk…..enak banget sayang”, aku melenguh kenikmatan.

Sambil berjongkok Mbak Nana terus mengulum dan menghisap-hisap penisku, sambil tangannya meremas-remas pantatku, aku paham sekali sebagai seorang janda dia sangat merindukan penisku ini. Jilatan dan hisapannya membuat nafsuku makin tak terbendung.

Kemudian aku angkat tubuhnya untuk berdiri dan langsung kurebahkan di atas ranjang kamarnya dan kulepas celana dalamnya tanpa melepas kimononya, kini kami bergulat dengan posisi 69, Mbak Nana posisi berada dibawah sedang terus mengulum dan menghisap penisku, sedangkan aku diatas tubuhnya juga terus kujilati bibir vaginanya dan klitoris dengan lidahku sambil kusedot-sedot.

“Anghhhh…aahhhh..anghhhh”, desahan Mba Nana semakin keras ketika kujilati labianya yang sudah amat basah dan berdenyut-denyut, pantatnya bergelinjang kian kemari.

Kusedot semakin kuat bagian klistorinya dan lubang vaginanya dan makin kerasnya desahan Mbak Nana, Tak lama kemudian,

“Aaaahhh….aaghh….oohhhh… Andreeeee…..”, rupanya Mbak Nana sudah mendapatkan orgasme pertamanya dan tubuhnya mengejang-ngejang sangat hebat sekali, kurasakan cairan lendirnya keluar dari lubang vaginanya dan kujilati terus dan terus sehingga tidak ada yang tersisa.

Begitu Mbak Nana mulai terkulai lemas posisi ada dibawahku, aku segera berbalik dengan posisi batang penisku mengarah kelubang vaginanya. Kulihat lubang vaginanya sudah basah oleh sisa cairan lendir yang baru saja orgasme. Kugesek-gesekan perlahan kepala peniksu dibibir ujung vaginanya kemudian Mbak Nana sedikit menggelinjang-gelinjang seolah tak sabar untuk merasakan batang penisku masuk ke lubang vaginhanya.

“Ayo dong Andreee….tunggu apa lagi…masukan sekarang jangan digesek-gesek aja”.

Perlahan kugesek-gesekan dan kumasukan penisku kelubang vaginanya, Blesssss….karena sudah sangat basah sekali lubang vaginanya tanpa ada hambatan batang penisku langsung menerobos masuk hingga kedasar rahimnya yang paling dalam.

“Anghhhh….unggggg….Andree…..anghhhh”, begitu penisku masuk.

Perlahan mulai aku gerakankan dengan sedikit kupompa keluar masuk batang penisku dilubang  vaginanya dan desahan Mbak Nana mulai merintih-rintih merasakan kenikmatan yang sekian lama tidak pernah dirasakannya selama dia menjanda, pantatnya bergoyang-goyang bergerak mengikuti irama permainan dan tusukan keluar masuk penisku ke dalam vaginanya.

Beberapa saat kami bercinta dalam posisi missionari ini, vaginanya masih terasa seret juga walaupun dia sudah memiliki satu anak, namun jepitan lubang vaginanya masih terasa kuat mencengkram batang penisku yang berukuran sedang, tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil seperti rata-rata ukuran kemaluan orang indonesia. bahkan vaginanya  terasa dapat memijit-mijit batang penisku,  sehingga penisku serasa diperas oleh didinding vaginanya.

Kemudian aku merubah posisi bercinta ini menjadi doggy style, kumasukkan penisku ke vaginanya dari arah belakang sambil meremas-remas pantatnya. Dalam posisi ini aku merasakan kenikmatan yang lebih dahsyat, mungkin dikarenakan dalam posisi ini vagina ratna lebih menjepit batang penisku dibanding posisi missionary. Mbak Nana terus menggerakan pingulnya kedepan dan kebelakang, buah dadanya bergantung dan sesekali aku meremas dengan tanganku dari luar kimononya.

“Ooouugghhh….aaahhhh…terus….Andreee….aku sudah mau keluar….lagi”, desahan dan rintihan Mbak Nana semakin menjadi membuat aku semakin bernafsu dan mempercepat irama kocokanku…keluar masuk penisku ke vaginanya.

”Cplak celok…plok…plok…” suara selangkanganku yang beradu dengan pantatnya seiring gerakan pompaanku yang terus bergerak maju mundur.

“Anghhh….aaaahhh…enak sekali Mbak, punyamu bikin ketagihan”,  aku mulai meracau merasakan sesuatu yang terasa ada menjalar seolah akan meledak di ujung kepala penisku.

Kemudian dengan cepat  kurubah lagi posisiku, kubalikan lagi tubuhnya terlentang dibawah dan aku diatas dengan posisi missionary, kedua kakinya mulai menyilang diatas tubuhku seakan-akan tidak boleh terlepas penisku didalam vaginanya, dalam posisi ini vaginanya terasa sangat rapet sekali, tanganku meremas-remas kedua buah dadanya yang masih terhalang kain satin kimononya, bibirku mengulum bibirnya dan menyedot-nyedot lidahnya…, tusukanku semakin kupercepat dan rasanya ujung kepala penisku kutekan hingga mentok di dasar rahimnya,

Desahan Mbak Nana semakin tidak henti-hentinya terus mendesah kenikmatan merasakan gesekan batang penisku yang bergerak keluar masuk lubang vaginanya.

“Anghhh….ahhhh…aaahhhh….aahhh….Andreee….sayang….aku sedikit lagi mau keluar…lagiiii”, Mbak Nana semaikin kuat menyilankan kedua kakinya menjepit tubuhku serta menggoyang pantat dan pinggulnya berlawanan dengan gerakan tusukan batang penisku didalam vaginanya. Dan beberapa saat kemudian aku juga merasa cairan spermaku sudah akan segera keluar dan sudah tidak dapat ku tahan lagi menahan lahar yang akan kusemburkan kedalam vaginanya.

Crottt…crottt…crottt, cairan spermaku keluar sangat banyak sekali didalam vaginanya dan seluruh tubuhku teras mengejang-ngejang saat cairan spermaku keluar dari lubang penisku.

“Ounggghhhh…oooohhhh…anghhh….aku keluar Mbak…anghhh….aahhhhh…”, batang penisku ditancapkan lebih dalam lagi oleh Mbak Nana dengan kedua kakinya yang menyilang ditubuhku.

Saat aku orgasme Mbak Nana pun merintih merasakan kenikmatan yang kedua kalinya merasakan orgasme. Tumpahan lahar cairan spermaku membanjiri didasar rahimnya hingga meleleh keluar jatuh diatas kain sperai ranjangnya.

“Andreee…anghhhh…nikmat sekali rasanya….Andre..”, Akupun segera memeluknya erat-erat dan tak merubah posisiku untuk beberapa saat.

Batang penisku masih tertancap didalam vaginanya dan berkedutan melepas sisa-sisa cairan spermaku dari dalam penisku, setelah beberapa saat akupun melepaskan pelukanku dan berbaring disisinya.

“Makasih ya…Andre….aku benar-benar puas hari ini, udah lama aku tidak merasakan permainan seperti ini”, bisik Mbak Nana perlahan ditelingaku.

Kemudian ia memelukku dari samping dan kepalanya bersandar di dadaku…, kamipun terdiam sesaat…seolah terhanyut oleh lamunan kami masing-masing. Jujur saat ini aku sangat puas bisa melakukan hubungan seks dengan Mbak Nana janda beranak satu ini. Dan sejak itulah kami jadian menjadi sepasang kekasih demi mencari kepuasan diatas ranjang.

TAMAT


Minggu, 06 Agustus 2023

KENIKAMATAN DENGAN TANTE LINDA

 

KENIKMATAN DAN KEPUASAN DENGAN TANTE LINDA SAAT OM TUGAS DILUAR KOTA

By, penikmat satin, 7 Agutus 2023


Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku pertualangan seks dengan Tante Linda diatas ranjang kamarnya saat suaminya sedang dinas keluar pulau untuk beberapa minggu lamanya. Pagi itu aku sudah ada janji untuk menjaga rumah tante Linda saat suaminya bertugas diluar pulau.

Tante Linda mempunyai dua orang anak perempuan yang sudah duduk dibangku SMP dan SMA. Diusianya sudah tidak muda lagi tapi tubuh Tante Linda masih terlihat langsing karena dia sangat rajin berolah raga. Sejak pindah dari jakarta, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Linda, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.

Setiap aku berada di rumah tante Linda aku merasa seperti berada di sebuah surga kenikmatan. Karena disana ada seorang tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju seksi dan transparan kalau di rumah.

Hari Senin pagi karena aku sudah janji pada Tante Linda, pagi itu aku langsung OTW kerumah Tante Linda dengan  motorku. Setelah sampai di rumahnya aku Langsung memarkir motor digarasi teras rumah. Sepertinya kedua anak tante Linda masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Linda juga belum siap untuk berangkat kerja juga.

“Selamat pagi semuanya” aku ucapkan sapaan saat bertemu mereka bertiga lagi sarapan pagi.

“Pagi, Mas Hendrik”. Semua menyapaku.

“Lho Drik kok tumben pagi-pagi sudah datang?” Tante Linda menyapaku.

“Iya nih Tante takut terlambat saja kan Tante sudah janji datangnya kalau bisa agak pagi”, kujawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.

“Drik, tolong antar anak-anaku ke sekolah dulu ya, soalnya  Tante belum mandi. Kunci mobil ada dimeja TV”.

“SIAP Tante” jawabku singkat.

Pagi itu Tante Linda terlihat sangat seksi sekali dengan masih memakai baju tidur model daster dari bahan satin yang terlihat sangat licin yang membuat aku jadi bergairah melihatnya.

Selesai mengantar kedua anak Tante Linda. Kupacu mobil Kembali kerumah Tante Linda. Setelah aku parkir mobilnya dan aku langsung masuk menuju meja makan, lalu menyantap sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh Tante Linda. Saat lagi menyantap sarapan pagi saat Tante Linda masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras dan saat hening tak lama ada suara desahan kecil dari dalam kamar mandi. Karena  aku mulai curiga dan aku hentikan sarapanku dan langsung menuju pintu kamar mandi.

Saat kulihat dari lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci, Di depanku ternyata tampak jelas pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Linda tanpa ada sehelai benang yang menutupi. Ternyata tante Linda sedang masturbasi dengan tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus buah dadanya bergantian kiri dan kanan.

Terdengar suara desahan lirih, “anghhhh…ohh…aghhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke dalam vaginanya. Rupanya tante Linda butuh sosok laki-laki untuk memenuhi kebutuhan biologinya diranjang saat suaminya pergi tugas keluar kota. Saat Tante Linda sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air lagi ke tubuhnya dan begitu selesai mandi aku cepat-cepat langsung pergi ke ruang keluarga dan pura-pura menyalakan televisi.

Aku hilangkan pikiran-pikiran kotorku yang ada di otakku, tapi tidak bisa juga karena bayangan kemolekan tubuh Tante Linda yang membuatku aku tidak bisa menghilangkanya dari pikiranku ini. Karena sudah bergairah sekali saat nonton TV, tangan kanan ku aku masukan kedalam celanaku untuk sekedar menyalurkan gairahku dengan cara aku kocok-kocok batang kontolku yang sudah sangat tegang itu.

Tiba-tiba Tante Linda meneggurku “Lho Drik, kamu lagi ngapai pakai tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo pagi-pagi sudah ngebayangin siapa?”.  Tiba-tiba suara itu mengagetkan aku.

“Kamu ini Drik-drik,  pagi-pagi sudah begitu. Mikir siapa sih, kalau memang pingin nanti malam saja, kan enak ada lawannya”,  Celetuk tante Linda sambil berjalam dari kamar mandi masuk kedalam kamar.

Aku agak kaget mendengar Tante Linda ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar clotehnya saja. Setelah tante Linda berangkat kerja mengendarai mobil, dirumah aku tinggal sendirian di rumahnya yang sudah sangat sepi. Karena tadi aku belum sempat mentutaskan gairahku dengan cara aku kocok batang kontolku lalu aku pergi masuk kedalam kamar Tante Linda dan kucari baju tidur yang tadi dipakainya. Ternyata baju itu sudah ada di atas ranjang kamarnya yang lupa belum ditaruh tempat centelan baju yang ada dibalik pintu. 

Melihat itu aku langsung membuka celanaku dan langsung naik keatas ranjang milik Tante Linda dan langsung aku kocok-kocok batang kontolku dengan daster satin yang licin itu sambil membayangkan tubuh Tante Linda yang sedang bercinta denganku. Setelah cairan spemaku keluar sedikit membasahi kain satin daster Tante Linda, aku langsung tertidur.

Saat lagi pulas tertidur tiba-tiba aku terbangun dan langsung terkejut, karena tante Linda sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang batang kontolku yang masih terbuka karena saat lagi onani aku lupa memakai celanaku karena langsug tertidur pulas.

“Waduh, maaf-maaf tante. Hendrik sudah berani masuk kekamar Tante”, sambil pelan-pelan Tante Linda  melepaskan pegangannya dari batang kontolku yang sudah menegang lagi.

“Ngak papa Drik, pasti tadi pagi kamu membayangkan Tantekan pas aku pakai baju tidur ini kan”. Sambil mengambil baju tidur nya yang masih menutupi bagian batang kontolku.

“Iya Tante, sekali lagi maaf Tante aku sudah berani lancang dan sudah menodai baju tidur Tante”.

“Ngak papa kok drik, santai saja, tante paham kok gairah anak muda seperti mu”.

“Lho kok Tante jam segini sudah pulang?”, tanyaku.

“Tante tadi minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.

“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan posisi kamu sudah tidak memakai celana dan hanya ditutupi baju tidur punyaku. Tante penasaran dan pingin pegang punya kamu. Dan ternyata punya kamu lumayan besar juga”.

“Sekali lagi maaf ya Tante sudah berani-beraninya aku melakukan onani pakai baju tidur Tante”.

“Sudahlah Drik, gak pa pa kok, lagian kalau kamu mau, kamu bisa puasi tante sekarang, soalnya sudah beberapa hari semenjak ayahnya anak-anak keluar kota Tante pingin sekali dimasukan barang seperti punya kamu sekarang”. Kedua mata Tante Linda terus memanadangku.

“Ya, Tante Hendrik paham makanya tadi pagi saat aku lagi sarapan ada suara desahan dari kamar mandi terus aku intip aja ternyata Tante lagi masturbasi di kamar mandi”, kataku dengan sejujurnya.

“Lho, jadi kamu..tadi kamu intip aku”.

“Iya, Tante tadi Hendrik ngintip tante karena ada suara desahan dari dalam kamar mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?”.

Kemudian Tante Linda hanya diam saja, Lalu tante bangun dari sampingku dan mengambil baju tidur yang menutupi batang kontolku yang sudah menegang lagi. Didepan meja rias Tante Linda melepas blaser dan mengurai rambutnya sambil melepas baju kemeja kerjanya, sehingga sekarang terpampang tubuh tante Linda sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang batang kontolku. Kemudian Bra dan Celana dalam berwarna hitam juga ikut dilepas dari tubuhnya, lalu tante Linda memakai baju tidur satin yang tadi aku pakai buat onani dan setelah itu dia berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah melihatnya.

“Aku tahu ini yang kamu inginkan kan dari Tante kan Drik..?” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua buah dadanya yang jelas sekali terlihat kedua putting susunya tampak menonjol menjeplak kain satin dasternya.

“Emm.., nggak kok tante. Maafin Hendrik ya….yang sudah berani lancang terhadap Tante.” Aku semakin salah tingkah tapi inilah fantasi yang aku inginkan dari Tante Linda.

“Sekarang puasi Tante Hendrik, kamu mau apai Tante terserah kamu yang penting kamu puas dan juga harus buat Tante puas diatas ranjang”.

Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku. Langsung aku kecup kedua putting susunya yang menjeplak diluar daster satin secara bergantian kiri dan kanan dengan rakusnya aku menyedot kedua putting susu itu.

Tampak terlihat jelas sekali ada bekas noda spermaku yang telah menggering didaster baju tidur satin yang dipakai Tante Linda dan membuat aku semakin menjadi bernafsu.

“Anghhh, Hendriikkkk…..nakal juga kamu ya..anghhhh…..sedot yang kuat diputing susuku”,  tante Linda mendesah kenikmatan.

Melihat tante Linda semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Linda. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante Linda meremas dan mengocok-kocok batang kontolku.

“Unghhhh, Hendrik sepertinya lebih besar dari punyanya suamiku” tante mengagumi batang kontolku yang sudah sangat tegang itu.

Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku.

Melihat Batang kontolku yang sudah Tegan menjulang keatas, Tante Linda masih terkesima dengan ukurannya.

“Emangnya punya suami gak segini Tan?,  ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama kontolku”, rasanya aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.

“Iya deh”,  Lalu tante Linda mulai menjilat ujung lubang kontolku.

Ada sensasi antara enak dan nikmat ketika lidahnya mulai menyentuh lubang kontolku dan apalagi saat melahap batang kontolku dengan mulutnya dengan cara dimasukan dan digerakan naik turun dari ujung sampai pangkal, nikmatnya benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi.

“Ahh..ahhhhh,  enak tante… terusin Tanteee….sedot yang kuat”,  aku mulai meracau kenikmatan.

Tante Linda benar-benar sangat berpengalaman untuk urusan ranjang, walaupun diusianya sudah tidak muda lagi tapi gayanya bercinta seperti adegan film-film porno yang sering aku lihat. Lalu aku tarik kepala tante Linda sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi.

Tiba-tiba, tante Linda merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas belahan vaginanya tanpa ada rambut kemaluanya yang sudah dicukur habis.

“Ayo Drik, sedot dan jilat sekarang”, Sambil tangan tante Linda mengusap - usap vaginanya.

Tanpa banyak perkataan lagi aku langsung mulai mengecup dan menjilat belahan vaginanya yang ada dihadapanku.

“Ounghhhh..ughhh. ohh”, desahan  tante Linda mulai melenguh pelan ketika aku sentuh bagian klitorisnya dengan ujung lidahku.

“Hendrikkkk……unghhhhh...enak…terus Drikkk…...jangan dilepas….unghhh….sedot dan gigit..shh”, suara desahan tante Linda mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang bagian dinding vaginanya. Semakain kacau suara desahan Tante Linda tepat berada diatas bagian mulutku yang disumpal dengan vaginanya.

“Ahh..anghhhh…..unghhh….hendriikkkkk…aku mau keluar” Gerakan gesekan vaginanya yang berada diatas Mutuku dengan lidah terus aku goyangkan didalam vaginanya membuat tante Linda mengerang dengan keras saat mau merasakan orgamse.

“Ahh..anghhh….ahhhh….ahhhhhh….unggggg”, tubuhnya mengejang-ngejang saat orgasme sudah mulai dipuncak kenikmatan, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante Linda sudah mencapai puncak orgasme.

“Ohhhh….kamu pintar juga Drik untuk urusan diranjang seperti ini. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.

“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya Drik habis Tante lagi pingin sekali”, tante Linda baru sadar kalau kontollu masih berdiri tegak dan belum puas terpuaskan.

Dipegangnya langsung batang kontolku sambil bibirnya mengecup bagian  dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok batang kontolku dengan kain satin dasternyanya dan Setelah lebih kurang 5 menit tante berhenti mengocok.

“Hendrik, kok kamu belum keluar juga udah 5 menit aku kocok kontolmu dengan kain satin dasterku tapi ngak keluar-keluar ”,  tante Linda heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari dalam batang kontolku.

Aku hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaanya dan kemudian Tante Linda bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Linda, lalu aku turun dari tempat tidur dan aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot lagi.

Begitu kujilat dan kumainkan lagi didalam vaginanya, Tante Linda Kembali menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah dan melebarkan kedua pahanya. Aku segera berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung kepala kontolku ke belahan vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan.

“Cepetan masukan dong Drik, jangan dimainkan terus, tante sudah gak tahan nih”, tante Linda memohon aku agar segera memasuka kontolku kedalam vaginanya.

Dengan pelan aku dorong kepala kontolku ke arah dalam belahan vaginaanya, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh batang kontoku sudah tertancap di dalam vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat nikmat ini.

“Ayo dong sayang….dimasukan lebih dalam lagi jangan berhenti disitu”, Rupanya Tante Linda penasaran.

Kudorong Kembali batang kontolku masuk kedalam dan Blessss…akhirnya masuk semua batang kontolku didalam vagina Tante Linda.

“Ounghhhh….Hendrikkkk…..nikmat banget..sayang….ungghhhh ternyata kamu pintar juga” sambil berbicara kulihat kedua mata Tante Linda terpejam.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong keluar masuk batang kontolku kedalam vagina Tante Linda.

“Ahh..anggghhhh…unghhhh….anghhhh….ahhhhh”, kami berdua mendesah dan melenguh kenikmatan.

Perlahan kugerakan keluar masuk kontolku kevaginanya dan semakin ku Gerakan semakin kencang dan Tante Linda mulai menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Linda terasa masih kencang juga walaupun sudah memiliki dua orang anak, apalagi saat aku menarik batang kontolku terasa bibir vaginanya ikut tertarik.

“Plok.. plok.. plokk”,  suara benturan pahaku dengan paha tante Linda semakin menambah rangsangan.

Tak terasa hampir Sepuluh menit lebih kami melakukan dengan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante Linda kembali mengerang sangat keras.

“Hendrikkk……anghhhh…..Ahh..akuuuu…..mau…..nyampai lagi”,  Pinggulnya dirapatkan kebagian kedua pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua putting susunya yang semakin kian menojol mejeplak dikain satin dasternya dengan batang kontolku masih menancap dan dijepit oleh dinding Vagina yang berkedut dengan keras.

Dengan posisi memangku tubuh tante Linda kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas yang mau keluar dari dalam kontolku.

“Tante, aku mau keluar….anghhhhh…..ahhhhhhh”.

“Keluari saja di dalam aja Drik nikmat, soalnya tante juga mau lagi nih…..anghhhh….tahan….drik….drikkk….kita bareng-bereng” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun diatas pangkuanku dipinggir tempat tidur.

Kurasakan dinding vaginanya mulai mengurut-urut kontolku dengan sangat kuat dan kami sama-sama saling berciuman dengan sangat rakusnya dan berpelukan sangat rekat sekali seperti ada lem yang menepel, kemudian sebelum peratahanku jebol ternyata Tante Linda lebih dulu yang orgasme disusul aku.

“Angghhhh…..hendrikkk…..anghhh….ounghhhh….anghhhhh”, tubuh Tante Linda Kembali mengejang-ngejang diatas pangkuanku.

Crottt….crottt…..crotttt…kemudian cairan spermaku juga ikut mucrat didalam vaginanya setelah tante Linda orgasme, karena ada denyutan yang meremas-remas kontolku yang berada didalam dinding vaginanya.

“Tante…..aku….ahhh…ounghhhh….anghhh….ahhhhh”, tubuhku juga ikut mengejang-ngejag saat cairan spermaku keluar sangat banyak didalam vagina Tante Linda

Aku terus semprotkan cairan spermaku didalam ke vaginanya. setelah semprotan cairan spermaku habis tante Linda dan aku bergulingan diatas kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“Hendrik, ternyata kamu hebat dan sangat berpengalaman juga untuk urusan ranjang”, puji tante Linda.

“Tante juga lebih pengalaman, vagina tante masih rapet sekali, pingin rasanya mengulangi dan mengulagi lagi”, aku balas memujinya.

“Hendrik, kamu mau kan nemani tante selama om tidak dirumah”, pinta tante Linda.

“Dengan senang hati jelas mau sekali tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam”.

“Tenang saja Hendrik, kamu mau keluarkan beberapa kali didalam vaginaku aku bakanlan tidak akan hamil karena tante ikut KB” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Hari itu sebelum anak-anak Tante Linda pulang dari sekolah kami lakukan dua kali diatas ranjang.

SEKIAN

Minggu, 14 Mei 2023

CERITA SEKS DENGAN KAKAK IPARKU DENGAN BAJU TIDUR SATIN

 

Nikmatnya Kakak Iparku Dengan baju tidur Satin


Namaku Andre, singkat cerita semenjak aku dipindah tugaskan ke Malang, aku tinggal sementara dirumah kakak iparku sampai aku mendapat rumah kontrakan. Seminggu setelah aku tinggal Bersama dengan Kakak iparku, kuperhatikan tingkah laku kakak iparku mulai agak berbeda sekali, dia sering memperlakukan aku seperti seorang suaminya dari menyiapkan makan sampai kebutuhan ku untuk kekantor.

Sejak suami kakak iparku mendapatkan tugas proyek dikalimantan, proyek yang sangat besar dan butuh beberapa tahun untuk diselesaikan. Baru dua hari ditinggal suaminya dikalimantan, tingkah laku kakak iparku semakin lama semakin berani dihadapanku, Setiap malam saat makan malam dan nonton TV bareng Bersama kakak iparku, aku selalu disugguhkan dengan pemandangan oleh kakak iparku dengan pakaian-pakaian seksi yang membuat aku tergoda dengan penampilanya itu.

Setiap malam aku selalu disuguhkan dengan penampilan kakak iparku dengan pakaian-pakain daster seksi dari bahan satin yang sangat licin dan mengkilap tanpa memakai Bra lagi, karena setiap kakak iparku memakainya, tampak kedua putting susunya jelas sekali terlihat menjeplak. Hal itu yang membuat lama-lama akal sehatku mulai hilang dan mulai adi kecilku selalu terbangun.

Oh tuhan lama-lama imanku tidak kuat lagi, apalagi setiap malam aku selalu menemani dia ngobrol berdua sambil menonton acara TV.  Kadang aku selalu selalu curi curi kesempatan untuk melihat tubuhnya yang seksi itu.

Seminggu berlalu semenjak kakak iparku ditinggal sendiri dirumah, malam minggunya akhirnya kami keluar untuk mencari makan malam sekalian jalan-jalan ke Mall menemani dia belanja. Selama dia belanja ke Mall aku selalu mengikuti kakak iparku dari belakang. Sampai akhirnya kakak iparku masuk disalah satu toko yang ada diMall, menjual pakaian tidur dan pakaian dalam. Awalnya aku tidak ikut masuk karena malu tapi kakak iparku menariku untuk ikut masuk.

“Kenapa Malu Andre?”, kata kakak iparku.

“Habis pakai dalam untuk wanita mbak”.

“Udah ngak papa santai aja”, kemudian aku mengikuti Kembali kakak iparku dari belakang.

Sambil terus aku terus menggikuti kakak iparku dari belakang, kuperhatiakan kakak iparku mengambil dua potong baju tidur daster bahan satin warna merah muda dan warna merah.

“Kok mbak suka ya kalau pakai baju tidur seperti itu”, kataku saat kakak iparku mengambil baju tidur itu.

“Ya Andre, habisnya enak dan adem kalau pakai bahannya satin, tapi kamu suka kan kalau aku pakai seperti ini”, kakak iparku mulai memancing-mancing aku.

Awalnya aku diam saja dan tidak menjawab perkataan kakak iparku itu dan kakak iparku berkata lagi “Iya kan Andre”.

“Iya Mbak, bikin jadi nafsu kalau lihat mbak pakai daster seperti itu”.

“Hahaha, dasar anak muda sekarang pasti nakal kalau lihat wanita pakai daster seperti ini”.

“La iya lah mbak, ngak usah anak muda, pria mana kalau disugguhkan dengan pakaian daster seperti itu pasti tergoda lah”.

Sepulang dari Mall sesampai dirumah saat aku lagi asyik nonton film diruang tengah, kakak iparku datang ikut menyusul nonton film bersamaku. Tampak saat keluar dari kamar kakak iparku sudah berganti pakaian tidur, pakaian daster satin berwarna merah muda yang dibeli tadi di Mall.

“Gimana Andre seksi kan”, kata kakak iparku saat mau duduk disebelahku.

“Iya Mbak seksi dan cantik kalau mbak pakai daster seperti itu”, kataku memuji dirinya.

“Kamu suka kan lihat aku pakai ini”.

“Iya, mbak tapi”.

“Tapi apa Andre?”.

“Ngak enak mbak kalau ada yang lihat, kalau mbak pakai daster seperti itu”.

“Kan hanya ada kita berdua saja disini”.

Seperti laki laki normal batang kontolku dengan sendirinya langsung terbangun didalam celana kolorku  yang sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu kakak iparku melihatnya dia langsung duduk didekatku dan meremas-remas kontolku langsung tanpa bas abasi lagi.

“Jangan Mbak”, kataku.

“Kenapa Andre, malam ini kamu miliku seutuhnya, puasi aku malam ini Andre aku kesepian”.  Entah siapa yang memulai duluan yang tau kita sudah saling berlumatan antara lidah dan bibir.

Aku dan kakak iparku terus saling berlomba-lomba belumatan antara lidah dan bibir sambil kuremas-remas kedua buah dadanya sambil kumainkan kedua putting susunya. Kakak iparku tidak mau kalah juga batang kontolku dikocok-kocok dan dengan cepat celana kolorku sudah terlepas dari tubuhku dan jatuh kelantai.

“Andre kita pindah kekamar aja”, kakak iparku membisikan ditelingaku.

Kemudian aku angkat tubuhnya berjalan menuju arah kamar kakak iparku, sesampai didalam kamar kubaringkan tubuh kakak iparku terlentang diatas ranjang. Kemudian aku segera naik keatas tubuhnya dan menidih tubuhnya yang terlentang itu. Kulumat bibirnya sambil kugesek-gesek kontolku dibagaian belahan vaginanya yang masih terhalang kain satin dasternya.

“Ounghhhh….”, aku mendesah kenikmatan saat batang kontolku tergesek-gesek dikain satin dasternya yang licin itu.

“Giaman Andre, enak gesek disitu”.

“Ounghhhh….ya embak enak banget”.

Setelah puas aku berlumatan antara bibir dan lidah, Bibirku mulai turun kebawah dan berhenti dikedua putting susunya, kulumat dan kusedot-sedot secara bergantian putting susunya hingga kakak iparku mendesah kecil.

“Aunghhh….Andreeee….sedot terus sayang jangan dilepas”.

Tak terasa cairan bening yang keluar dari lubang kepala kontolku karena efek gesekan kain satin yang sangat licin itu membasahi kain satin dasternya itu. Kemudian puas dengan permainan dikedua putting susunya, bibirku mulai bergerak turun menuju arah selangkannya dan kubuka lebar kedua kakinya sambil kutarik celana dalamnya hingga terlepas dari tubuhnya. Kemudian kujilat-jilat dengan lidahku belahan vaginanya yang sudah terlihat basah itu.

“Ounghhh…ahhhhh…Andreeeee…..jilat dan sedot itilnya sayangggg”, kujilat dan kusedot bagian klistorinya (Itil).

“Andreee….anghhhh….aahhhhhh…..akuuuu…mauuuu…..”, belum sempat kakak iparku mau orgasme kemudian kulepas bibirku dari lubang vaginanya.

“Iiiihhhh…..sayanggg….kok malah dilepas sih aku udah mau dapat, kamu jahat Andre”, dia protes saat mau orgasme.

Kemudian tanpa dikomando lagi kumasukan kontolku kedalam lubang vaginanya dan Blesss….kontolku dengan mudah masuk kedalam vaginanya yang sudah becek itu. Kugenjot keluar masuk kontolku kedalam vaginanya.

“Anghhhh…pelan-pelan dong Andre”.

Sambil kugenjot kontolku keluar masuk vaginanya tanpa henti sambil berlumatan antara bibir dan lidah hampir 10 menit lamanya, tak lama kemudian tubuh kakak iparku mengejang-ngejang. Kedua kakinya menyilang menjepit tubuhku saat dia mulai merasakan orgasme.

“Andreee…..sayangg….anghhhh….ahhhh……aku mau keluar Andreeee….ahhhhh”, kutekan kontolku lebih dalam lagi kedalam vaginanya saat orgesme.

Kurasakan batang kontolku terasa diremas-remas didalam vaginanya saat kakak iparku orgasme dan kudiamkan sejenak kontolku berada didalam vaginanya, agar kakak iparku puas merasakan orgasme yang baru saja dirasakan. Setelah mulai nafasnya teratur Kembali kugenjot kontolku keluar masuk kedalam lubang vaginanya dan tak lama kemudian cairan spermaku segera akan keluar.

“Mbak….akuuuu…mauuuu….keluaaarrr…..ahhhhhhh”.

“Keluari didalam saja Andreee…biar lebih nikmat”. Kemudian segera kucabut kontolku dari dalam vaginanya dan kugesek-gesek diatas perutnya.

Crott…crottt…crottt, cairan spermaku keluar sangat banyak membasahi kain satin daster kakak iparku yang masih dipakainya.

‘Lho kok dikeluari diluar Andre”.

“Takut mbak nanti hamil, jadinya aku keluari diluar saja mbak”.

“Ngak papap kok Andre, kamu keluari didalam, kalau aku hamil aku dan suamiku pasti senang aku punya keturunan kok”.  

Malam itu kami berdua langsung teridur sangat pulas dan saling berpelukan diatas ranjang.

Pagi hari disaat aku terbangun karena terasa kebelet mau kencing. Kulihat kakak iparku sudah tidak ada lagi disampingku dan disaat aku berlarian mau kekamar mandi hanya memakai kaos tanpa celana kulihat ternyata kakak iparku sudah berada didapur menyiapkan sarapan pagi.

“Selamat pagi Mbak”.

“Pagi juga cintaku….ih itu kok ngak pakai celana”.

“Maaf mbak keburu mau kencing sudah ngak tahan”.

Selesai kencing begitu keluar dari kamar mandi kulihat kakak iparku sedang menyiapkan sarapan didapur, daster satin yang semalam dipakai saat kita berhubungan badan itu masih dipakainya, tampak jelas sekali noda spermaku yang sudah menggering menepel dikain satin dasternya. Melihat itu spontan kontolku langsung berdiri dengan tegak.

Perlahan aku berjalan dari kamar mandi mendekati kakak iparku yang sedang menyiapakan sarapan. Kupeluk tubuhnya dari belakang. Pagi itu aku sudah tidak memakai celana secara otomatis kontolku langsung kugesek-gesekan dari belakang kain satin dasternya yang licin itu.

“Ihhh….Andre bikin kaget aja, sana mandi dulu biar segar”. Sambil kujilat bagian lehernya.

“Bentar dong Mbak pagi-pagi udah bikin aku terangsang lihat Mbak seperti ini”, saat itu kuselipkan kontolku kebagian pantatnya sambil ku gesek-gesekan.

“Lagi masak apa mbak?”

“Lagi bikin Mie buat sarapan kita, udah dong Andre sayang”. jawab kakak iparku, sambil terus aku cium dan jilat bagian lehernya sambil kupeluk tubuhnya dari belakang dan kontolku terus aku gesek-gesekan dibagian pantatnya merasakan licinya kain satin dasternya.

“Udah ngak tahan nih Mbak”, Kakak iparku dia tau apa yang aku mau dan dia membiarkan aku melakukan apa yang aku inginkan darinya.

Tampaknya dia membiarkan aku untuk melepaskan cairan spermaku ditubuhnya dan hampir 5 menit dengan posisi bediri didapur aku memeluk tubuhnya dari belakang dan kugesek-gesekan terus kontolku yang mulai terselip dibelahan pantatnya dan kurasakan cairan spermaku  hampir akan segera keluar karena efek gesekan kain satin daster kakak iparku yang sangat licin.

Crottt…..crottt…crottttt….”Mbak….onghhh….ahhhh….enakkk….bangett…..mbak….”, kepeluk tubuhnya sangat kuat saat aku orgasme.

Cairan spemaku keluar sangat kental sekali membasahi kain satin daster kakak iparku dan bagian pantatnya dan sisinya jatuh kelantai.

“Gimana enak ngak, sudah mandi sana dulu, habis itu kita sarapan”, ujar kakak iparku seolah tak terjadi apa apa.

“Enak banget mbak, makasih mbak bikin ketagihan saja”. Kutinggalkan kakak iparku didapur tanpa membersihkan sisa noda spermaku yang menempel dikain satin dasternya dan dilantai.

Pagi itu aku begegas kekamar mandi untuk mandi  dan setelah mandi kami berdua sarapan berdua diruang makan seperti sepasang kekasih yang baru dilanda asmara. Selesai sarapan kami lanjutkan lagi untuk melakukan hubungan seks dikamar.

Sejak kejadian itu aku tidak boleh mencari rumah kontrakan olek kakak iparku dan dia menyuruh aku tetap tinggal Bersama di rumahnya selama suami kakak iparku dikalimantan. Hari-hariku penuh dengan kenikmatan Bersama kakak iparku melakukan hubungan seks dengan berbagai fantasi diranjang yang jelas kain satin selalu menjadi fantasi utamaku untuk melakukan hubungan seks dengan kakak iparku dan sebaliknya kakak iparku memang suka dengan kain-kain satin yang licin seperti ini.

Sekian.